• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA DENGAN TURNOVER INTENTION PADA GURU SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA DENGAN TURNOVER INTENTION PADA GURU SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA DENGAN TURNOVER INTENTION PADA

GURU SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Amanda Putri Yuliardi 1000440

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

ANTAR REKAN KERJA DENGAN

TURNOVER INTENTION

PADA GURU

SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG

Oleh

Amanda Putri Yuliardi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

© Amanda Putri Yuliardi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

ii

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Interpersonal antar Rekan Kerja dengan Turnover Intention pada Guru SMP Swasta di Bandung. Skripsi Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara beban kerja dan turnover

intention, (2) hubungan antara komunikasi interpersonal dengan turnover intention, dan

(3) hubungan beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional yang dianalisis menggunakan teknik korelasi Rank

Spearman. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling karena memperhatikan karakteristik tertentu dari responden. Responden pada

penelitian ini adalah 202 guru SMP swasta di kota Bandung yang memiliki status sebagai guru non PNS atau honorer, berada pada usia 20-40 tahun, dan bekerja kurang dari 5 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan instrumen alat ukur pada guru-guru di SMP swasta di kota Bandung. Instrumen tersebut terdiri dari instrumen beban kerja yang dimodifikasi berdasarkan format perhitungan beban kerja guru, komunikasi interpersonal yang diadaptasi dari Fitriandini (2013) berdasarkan teori Devito (1995), dan

turnover intention yang diadaptasi dari Desniah (2013) berdasarkan teori Mobley (1977; Mobley, et al., 1978; & Miller & Katerberg, 1979). Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang negatif dan sangat lemah antara beban kerja dengan turnover

intention, (2) terdapat hubungan yang negatif dan lemah antara komunikasi interpersonal

dengan turnover intention, dan (3) terdapat hubungan yang lemah antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention pada guru. Saran yang diajukan adalah (1) guru lebih dapat bekerja sesuai kemampuannya dan (2) lebih dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya.

(6)

iii

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Amanda Putri Yuliardi (1000440). Correlation of Work Load and Interpersonal

Communication between Team Work with Turnover Intention at Private Junior High School Teacher in Bandung. This thesis belong to Departement of Psychology Faculty of Education Indonesia University of Education, Bandung 2015.

Abstract: The purpose of this research are to find out (1) the correlation of work load

and turnover intention, (2) the correlation of interpersonal communication and turnover intention, (3) the correlation between work load and interpersonal communication and turnover intention at private junior high school teacher in Bandung. This research using quantitative approach in corelational design with Rank Spearman technique. Sampling process used purposive sampling approach, based on specific respondent characteristics. The respondent are 202 private junior high school teachers in Bandung, their status are nongovernmental teachers, 20-40 years old, with less than 5 years length of working. The instruments on these research are work load instrument that modify according to teacher work load form , interpersonal communication instrument that adapted from Fitriandini

(2013) according to Devito theory (1995), and turnover intention instrument that adapted

from Desniah (2013) according to Mobley theory (1977; Mobley, et al., 1978; & Miller & Katerberg, 1979). The results of this research are (1) there is negative and

very weak correlation between work load and turnover intention, (2) there is negative and weak correlation between interpersonal communication and turnover intention, (3) there is weak correlation between work load and interpersonal communication with teachers turnover intention. The suggest for the teachers are (1) teachers work according to their capabilities and (2) increase their interpersonal communication.

(7)

vii Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

B. Pertanyaan Penelitian... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Beban Kerja... 6

2. Komunikasi Interpersonal... 10

3. Turnover Intention... 18

B. Kerangka Berpikir... 28

C. Hipotesis Penelitian... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 31

B. Populasi dan Sampel... 31

C. Variabel Penelitian... 32

D. Definisi Operasional... 32

E. Teknik Pengumpulan Data... 33

F. Instrumen Penelitian... 34

G. Analisis Data... 49

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 52

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Temuan Penelitian... 54

B. Pembahasan Penelitian... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 103

B. Saran... 104

DAFTAR PUSTAKA... 105

(8)

viii Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.5 Keseimbangan Persediaan dengan Kebutuhan Guru... 36

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja... 36

Tabel 3.7 Nilai Pernyataan Instrumen Komunikasi Interpersonal... 37

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Turnover Intention... 38

Tabel 3.9 Nilai Pernyataan Instrumen Turnover Intention... 38

Tabel 3.10 Kategorisasi Nilai KMO MSA... 39

Tabel 3.11 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Komunikasi Interpersonal... 41

Tabel 3.12 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Turnover Intention... 43

Tabel 3.13 Kategori Reliabilitas... 44

Tabel 3.14 Uji Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal... 45

Tabel 3.15 Uji Reliabilitas Turnover Intention... 45

Tabel 3.16 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 1 (< 20 orang).... 46

Tabel 3.17 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 2 (21-30 orang)... 46

Tabel 3.18 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 3 (> 31 orang).... 46

Tabel 3.19 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 1 (< 20 orang)... 47

Tabel 3.20 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 2 (21-30 orang)... 47

Tabel 3.21 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 3 (> 31 orang)... 47

Tabel 3.22 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 1 (< 20 orang)... 48

Tabel 3.23 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 2 (21-30 orang)... 48

Tabel 3.24 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 3 (> 31 orang)... 48

Tabel 3.25 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov... 49

Tabel 3.26 Uji Linearitas Turnover Intention dengan Beban Kerja... 49

Tabel 3.27 Uji Linearitas Turnover Intention dengan Komunikasi Interpersonal... 50

Tabel 3.28 Uji Homogenitas Turnover Intention berdasarkan Beban Kerja... 50

Tabel 3.29 Uji Homogenitas Turnover Intention berdasarkan Komunikasi Interpersonal... 51

Tabel 3.30 Uji Homogenitas 3 Variabel... 51

(9)

ix Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.1 Statistik Deskripsi Beban Kerja... 55 Tabel 4.2 Kategori Beban Kerja berdasarkan kelompok 1 (< 20 orang)... 55 Tabel 4.3 Kategori Beban Kerja berdasarkan kelompok 2 (21-30

orang)... 56 Tabel 4.4 Kategori Beban Kerja berdasarkan kelompok 3 (> 31 orang)... 57 Tabel 4.5 Statistik Deskripsi Komunikasi Interpersonal... 58 Tabel 4.6 Kategori Komunikasi Interpersonal berdasarkan kelompok 1 (< 20

orang)... 59 Tabel 4.7 Kategori Komunikasi Interpersonal berdasarkan kelompok 2 (21-30

orang)... 60 Tabel 4.8 Kategori Komunikasi Interpersonal berdasarkan kelompok 3 (> 31

orang)... 61 Tabel 4.9 Statistik Deskripsi Turnover Intention... 62 Tabel 4.10 Kategori Turnover Intention berdasarkan kelompok 1 (< 20

orang)... 62 Tabel 4.11 Kategori Turnover Intention berdasarkan kelompok 2 (21-30

orang)... 63 Tabel 4.12 Kategori Turnover Intention berdasarkan kelompok 3 (> 31

orang)... 64 Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Beban Kerja berdasarkan Jenis Kelamin... 66 Tabel 4.14 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Usia... 67 Tabel 4.15 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Suku... 68 Tabel 4.16 Hasil Uji Mann-Whitney Beban Kerja berdasarkan Status

Pernikahan... 69 Tabel 4.17 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Jumlah

Tanggungan... 70 Tabel 4.18 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Pendidikan... 71 Tabel 4.19 Hasil Uji Kruskal-Wallis Beban Kerja berdasarkan Masa Kerja... 72 Tabel 4.20 Hasil Uji Mann-Whitney Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Jenis Kelamin... 74 Tabel 4.21 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Usia... 75 Tabel 4.22 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Suku... 76 Tabel 4.23 Hasil Uji Mann-Whitney Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Status Pernikahan... 77 Tabel 4.24 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Jumlah Tanggungan... 78 Tabel 4.25 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Pendidikan... 79 Tabel 4.26 Hasil Uji Kruskal-Wallis Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Masa Kerja... 80 Tabel 4.27 Hasil Uji Mann-Whitney Turnover Intention berdasarkan Jenis

(10)

x Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pernikahan... 85 Tabel 4.31 Hasil Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan Jumlah

Tanggungan... 86 Tabel 4.32 Hasil Uji Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan

Pendidikan... 87 Tabel 4.33 Hasil Uji Kruskal-Wallis Turnover Intention berdasarkan Masa

Kerja... 88 Tabel 4.34 Uji Korelasi dengan Korelasi Rank Spearman berdasarkan

Kelompok 1 (< 20 orang)... 89 Tabel 4.35 Uji Korelasi dengan Korelasi Rank Spearman berdasarkan

Kelompok 2 (21-30 orang)... 89 Tabel 4.36 Uji Korelasi dengan Korelasi Rank Spearman berdasarkan

(11)

xi Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Beban Kerja dan Komunikasi

(12)

xii Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Tingkat Beban Kerja berdasarkan Jumlah Guru < 20 orang... 56

Grafik 4.2 Tingkat Beban Kerja berdasarkan Jumlah Guru 21-30 orang.... 57

Grafik 4.3 Tingkat Beban Kerja berdasarkan Jumlah Guru > 31 orang... 58

Grafik 4.4 Tingkat Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Guru < 20 orang... 59

Grafik 4.5 Tingkat Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Guru 21-30 orang... 60

Grafik 4.6 Tingkat Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Guru > 30 orang... 61

Grafik 4.7 Tingkat Turnover Intention berdasarkan Jumlah Guru < 20 orang... 63

Grafik 4.8 Tingkat Turnover Intention berdasarkan Jumlah Guru 21-30 orang... 64

Grafik 4.9 Tingkat Turnover Intention berdasarkan Jumlah Guru > 31 orang... 65

Grafik 4.10 Perbedaan Beban Kerja Laki-laki dan Perempuan... 66

Grafik 4.11 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Usia... 67

Grafik 4.12 Perbedaan Beban kerja berdasarkan Suku... 69

Grafik 4.13 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Status Menikah... 70

Grafik 4.14 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Tanggungan... 71

Grafik 4.15 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Pendidikan Terakhir... 72

Grafik 4.16 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Masa Kerja... 73

Grafik 4.17 Perbedaan Komunikasi Interpersonal Laki-laki dan Perempuan... 74

Grafik 4.18 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Usia... 76

Grafik 4.19 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Suku... 77

Grafik 4.20 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Status Menikah... 78

Grafik 4.21 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Jumlah Tanggungan... 79

Grafik 4.22 Perbedaan Beban Kerja berdasarkan Pendidikan Terakhir... 80

Grafik 4.23 Perbedaan Komunikasi Interpersonal berdasarkan Masa Kerja 81 Grafik 4.24 Perbedaan Turnover Intention Laki-laki dan Perempuan... 82

Grafik 4.25 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Usia... 83

Grafik 4.26 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Suku... 84

(13)

xiii Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Grafik 4.28 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Jumlah

Tanggungan... 86 Grafik 4.29 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Pendidikan

Terakhir... 87 Grafik 4.30 Perbedaan Turnover Intention berdasarkan Masa Kerja... 88

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Beban Kerja, Komunikasi Interpersonal, dan Turnover Intention

Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Narasumber 1,2, dan 3 Lampiran 3 Skor Total Beban Kerja

Lampiran 4 Skor Total Komunikasi Interpersonal Lampiran 5 Skor Total Turnover Intention Lampiran 6 Karakteristik Responden

Lampiran 7 Analisis Faktor Konfirmatori Komunikasi Interpersonal Lampiran 8 Analisis Faktor Turnover Intention

Lampiran 9 Uji Normalitas, Linearitas, Homogenitas, dan Korelasi Rank Spearman

Lampiran 10 Uji Reliabilitas Komunikasi Interpersonal dan Turnover Intention

Lampiran 11 Uji Beda Beban Kerja berdasarkan Karakteristik Lampiran 12 Uji Beda Komunikasi Interpersonal berdasarkan

Karakteristik

(14)

1 Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak swasta perlu mendapatkan perlakuan dan perhatian yang sama dengan lembaga pendidikan negeri dalam segala hal, termasuk juga dalam tenaga pendidikannya. Hal ini dikarenakan mereka tidak hanya melihat siswa-siswa secara umum, melainkan melihat keunikan dari setiap siswa tersebut karena biasanya dalam satu sekolah swasta 1 kelas hanya terdiri dari 20-30 siswa sehingga guru-guru dapat lebih memfokuskan memberi perhatian pada setiap siswanya (Azka, 2011). Keadaan seperti ini merupakan suatu tanggung jawab yang besar bagi guru-guru di sekolah swasta.

Setiap guru mempunyai peranan yang sangat penting di setiap sekolah tempat mereka mengajar, termasuk juga pada sekolah menengah pertama (SMP). SMP merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui setara dengan SD atau MI (Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Pasal 1 ayat 16). Sebagai satuan pendidikan yang merupakan lanjutan dari sekolah dasar, maka diperlukan tenaga-tenaga pendidik yang memiliki kompetensi-kompetensi sesuai dengan kriteria anak-anak yang menduduki jenjang pendidikan ini.

(15)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yang membanggakan. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara visi misi guru dengan lembaga pendidikannya maka akan menimbulkan ketidaknyamanan yang dapat berdampak pada perilaku pengunduran diri (turnover).

Turnover yang terjadi di lembaga pendidikan swasta dapat disebabkan oleh

beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga narasumber, alasan guru-guru di sekolah swasta berhenti bekerja adalah karena ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS), mengikuti pasangannya yang pindah keluar kota, merasa beban kerjanya terlalu berat karena mengajar di dua tempat, merasa kelelahan karena pada 1 hari mengajar lebih dari 2 kelas, dan ada juga yang merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolahnya (Y. R. Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani, komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober, 2014).

Tingginya tingkat turnover pada suatu lembaga dapat membuat lembaga tersebut merasa frustrasi karena harus mengeluarkan usaha dan biaya yang tidak sedikit untuk merekrut kembali calon-calon karyawan yang berkompeten. Turnover yang terjadi pada guru juga perlu untuk diselidiki lebih lanjut karena hal

ini dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi lembaga tempat mereka mengajar, peserta didik, dan lingkungan sekitarnya. Richardson, Alexander, & Castleberry (2008) mengemukakan bahwa tingkat turnover guru dapat mencapai angka 65 % di suatu sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Battle & Looney (2014, hlm. 374), sebanyak 6 guru menyatakan bahwa mereka tidak yakin akan meneruskan pekerjaannya untuk tetap mengajar karena adanya ketidaksesuaian dengan upah yang diberikan dan merasa stres ketika mengajar. Hal serupa juga diungkapkan dalam penelitian Curtis (2012). 32 orang guru dipilih secara acak dari kelompok guru yang memiliki niat untuk keluar kerja dan menyatakan bahwa alasan mereka untuk pindah kerja adalah karena kesalahan pribadi, rendahnya gaji, ketidakjelasan peraturan tentang perilaku siswa, dan yang menjadi faktor utamanya adalah kurangnya dukungan administrasi sekolah (Curtis, 2012, hlm. 787).

(16)

3

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Yustiana, A. V. Wahyudi, & M. Despiani, komunikasi pribadi, 14 & 15 Oktober, 2014).

Berdasarkan keputusan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005, Pasal 1 ayat 1, tugas utama seorang guru tidak hanya mengajar, melainkan mereka juga perlu untuk membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Tugas utama inilah yang kemudian menjadi beban kerja seorang guru. Beban kerja pada guru dilihat dari seberapa lama waktu mengajarnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 35, ayat 2, beban kerja guru adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu. Sementara, berdasarkan keputusan yang ditetapkan dalam Departemen Pendidikan Nasional (2008, hlm. 3), baik guru PNS maupun non-PNS, harus memenuhi jam kerja yang sama besarnya dengan beban kerja pegawai lainnya, yaitu 37,5 jam kerja per minggu.

Selain beban kerja, masalah lain yang perlu diperhatikan dan dapat menjadi salah satu faktor seorang guru berhenti bekerja adalah komunikasi. Seperti yang dijelaskan oleh Robbins (1996, hlm. 182), bagi sebagian besar pekerja, bekerja juga dapat menjadi tempat untuk menjalin interaksi dengan orang lain sehingga tidak mengherankan apabila seorang karyawan memiliki rekan kerja yang mendukung dan ramah, maka akan meningkatkan kepuasan kerja mereka. Begitupun sebaliknya. Hubungan dengan teman sekerja ini dapat terlihat dengan adanya komunikasi dan kerjasama antar pekerja. Komunikasi yang terjadi antar pekerja disebut sebagai komunikasi interpersonal.

Komunikasi yang berlangsung antar rekan kerja merupakan aktivitas yang penting karena kedudukan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya memiliki keterkaitan. Komunikasi ini juga dapat menjadi perekat untuk menjaga stabilitas hubungan antar karyawan untuk mencapai kualitas hubungan yang harmonis (Aw, 2011, hlm. 92).

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

(17)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah :

1. Apakah terdapat hubungan antara beban kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung?

2. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan antara beban kerja dan komunikasi

interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai :

1. Hubungan antara beban kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung

2. Hubungan antara komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung

3. Hubungan antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention pada guru SMP swasta di kota Bandung

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(18)

5

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah swasta agar lebih memperhatikan mengenai beban kerja yang harus dikerjakan oleh guru non PNS atau honorer, komunikasi interpersonal yang terjalin antar rekan kerja, dan untuk mengurangi turnover intention pada guru SMP swasta non PNS atau honorer di kota

Bandung.

3. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dengan tema yang serupa.

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Bab I mencakup pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian hubungan beban kerja dan komunikasi interpersonal antar rekan kerja dengan turnover intention pada guru swasta, identifikasi masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II mencakup kajian pustaka, konsep-konsep, dan kerangka pemikiran tentang beban kerja, komunikasi interpersonal, dan turnover intention pada guru swasta.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III menyajikan metode penelitian yang berisi penjabaran secara rinci mengenai desain penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, instrumen penelitian, dan analisis data.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan yang terdiri dari variabel yang diteliti, mendeskripsikan hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil pengujian.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

(19)

31 Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain ini bertujuan untuk mencari tahu mengenai nilai-nilai dari dua variabel atau lebih dan menguji atau menentukanhubungan antara variabel-variabel tersebut yang berada di dalam suatu lingkungan tertentu (Silalahi, 2012, hlm. 181). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention.

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah semua guru non PNS yang mengajar di SMP swasta di kota Bandung. Hal ini dikarenakan dalam lembaga pendidikan swasta, guru non PNS atau honorer ini biasanya memiliki beban pekerjaan yang tinggi dan jumlah imbalan yang diterimanya tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga dapat membuat keinginan berhenti bekerjanya juga lebih tinggi (Fadillawati, 2013).

Dalam penelitian ini, tidak ada informasi yang pasti mengenai jumlah guru SMP swasta yang non PNS di kota Bandung sehingga teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 202 guru yang mengajar di SMP swasta kota Bandung. Dasar pengambilan sampel ini adalah karena untuk menguji validitas, peneliti menggunakan validitas konstruk dengan analisis faktor. Menurut Gorsuch (Ihsan, 2013) untuk melakukan analisis faktor sekurang-kurangnya sampel yang digunakan adalah 200 orang.

(20)

32

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1. Usia guru berada pada rentang 20-40 tahun.

Hal ini dikarenakan pada usia ini seseorang berada dalam masa produktif sehingga masih aktif untuk mencoba-coba pekerjaan lain dan mencari kelompok sosial yang sesuai dengan dirinya (Jahja, 2011).

2. Memiliki masa kerja < 5 tahun

Berdasarkan tinjauan Blazer (2006) terhadap penelitian-penelitian terdahulu, sebanyak 20% guru meninggalkan profesinya setelah 3 tahun bekerja dan sekitar 30% guru keluar dari tempat mengajarnya setelah 5 tahun bekerja.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Ketiga variabel tersebut adalah sebagai berikut.

1. Variabel Bebas 1 : Beban Kerja

2. Variabel Bebas 2 : Komunikasi Interpersonal 3. Variabel Terikat : Turnover Intention

D. Definisi Operasional

1. Definisi Operasional Beban Kerja

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia, 2004), beban kerja adalah banyaknya tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini, beban kerja adalah banyaknya tugas yang dikerjakan oleh seorang guru yang dapat dilihat dari jumlah jam kerjanya. Penentuan beban kerja ini berdasarkan jumlah jam kerja yang seorang guru per minggunya, dengan keterangan beban kerja seorang guru minimal 24 jam per minggu dan maksimal 40 jam per minggu.

(21)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

berperan sebagai penerima pesan dan disertai umpan balik dengan segera. Dalam penelitian ini, komunikasi interpersonal adalah kemampuan guru untuk dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada rekan kerjanya secara terbuka dengan memerhatikan perasaan rekan kerjanya, menciptakan suasana yang mendukung, bersikap positif, dan menempatkan dirinya setara dengan rekan kerjanya tersebut. Ada lima kualitas umum yang menjadi pertimbangan dalam keefektifan komunikasi interpersonal, yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), dukungan (supportiveness), positiveness, dan kesetaraan (equality).

3. Definisi Operasional Turnover Intention

Mobley (1979) mengemukakan bahwa turnover intention adalah intensi seseorang untuk tetap bertahan atau keluar dari pekerjaannya berhubungan secara konsisten dan kuat dengan perilaku turnover tersebut. Dalam penelitian ini, turnover intention adalah kecenderungan guru untuk keluar atau berhenti dari pekerjaannya secara sukarela. Aspek-aspek dalam turnover intention ini ada tiga, yaitu berpikir untuk keluar atau mengundurkan diri

(thinking to quiting), intensi untuk mencari alternatif pekerjaan (intention to search), dan intensi untuk keluar atau mengundurkan diri (intention to

quiting).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan angket dan skala penelitian. Angket penelitian berisi informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melihat beban kerja seorang guru. Sementara, skala penelitian berisi pernyataan-pernyataan mengenai komunikasi interpersonal antar rekan kerja dan turnover intention. Skala yang digunakan adalah skala dengan rentang jawaban 1-4.

(22)

34

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sekolah untuk menetapkan waktu pengambilan angket dan skala yang telah terisi. Setelah semua angket dan skala penelitian dapat diambil, peneliti memeriksanya kembali dan menanyakan beberapa hal jika terdapat hal-hal yang masih kurang jelas.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga instrumen penelitian, yaitu satu instrumen penelitian untuk mengukur beban kerja berupa rumus penghitungan beban kerja berdasarkan PERMENDIKNAS Nomor 39 Tahun 2009 (Jalaludin, 2009) dan dua instrumen penelitian untuk mengukur komunikasi interpersonal antar rekan kerja dan turnover intention berupa skala.

1. Deskripsi Instrumen Pengukuran a) Instrumen Pengukuran Beban Kerja

Untuk mengukur beban kerja guru, dapat dilihat dari jumlah jam kerja dan jumlah kebutuhan guru di sekolah. Setelah didapatnya jumlah beban kerja dan kebutuhan guru secara ideal, langkah selanjutnya melakukan analisis antara jumlah kebutuhan guru secara ideal dan jumlah ketersediaan guru di sekolah. Format penghitungan beban kerja guru diadaptasi dan dimodifikasi dari format penghitungan beban kerja guru dalam Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan (Jalaludin, 2009). Berikut adalah format penghitungan beban kerja guru tersebut.

Tabel 3.1 Bobot Jam Kerja Tugas Utama

Tugas Utama

(diisi dengan : mengajar sebagai guru mata pelajaran ...)

Jumlah Kelas Bobot Jam Kerja per per Minggu VII VIII IX

Tabel 3.2 Bobot Jam Kerja Tugas Tambahan

(23)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Jumlah Penghitungan Beban Kerja

Responden Tugas

Sementara, untuk melihat perbedaan antara jumlah kebutuhan guru dengan jumlah ketersediaan guru digunakan format yang diadaptasi dari keputusan yang terdapat dalam Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 (2004). Berikut adalah format penghitungan kebutuhan guru dan daftar keseimbangan persediaan-kebutuhan guru tersebut.

Tabel 3.4 Jumlah Penghitungan Kebutuhan Guru

No. Komponen

pelajaran/ minggu x rombongan belajar kelas IX)

(24)

36

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Guru Jumlah minimal jam kerja (24 jam/minggu)

Tabel 3.5 Keseimbangan Persediaan dengan Kebutuhan Guru

No. Asal

b) Instrumen Pengukuran Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja Untuk mengukur variabel komunikasi interpersonal antar rekan kerja, instrumen yang digunakan berdasarkan teori Devito (1995) dan dibuat oleh Fitriandini (2013) yang kemudian diadaptasi oleh peneliti. Instrumen komunikasi interpersonal ini terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Item-item dalam instrumen ini terdiri dari dua jenis, yaitu item favorable dan unfavorable. Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen komunikasi interpersonal

tersebut.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja

No. Dimensi Indikator Item Pernyataan Jumlah

Item

Favorable Unfavorable

1. Keterbukaan (openness)

Kesediaan untuk membuka diri kepada orang lain

1, 5 8, 12 4

Menerima masukan dari lawan bicara

15, 19 23 3

Bereaksi secara baik dan jujur terhadap stimulus yang datang

27, 31, 33 41 4

Mampu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara

2, 6, 9 13 4

(25)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Memberikan respon yang

spontan (bebas dari tipuan, tidak mempunyai motif tersembunyi, jujur dan lurus)

3, 50, 52 7 4

No. Dimensi Indikator Item Pernyataan Jumlah

Item positif kepada lawan bicara

17, 21, 25, setara dengan lawan bicara

26, 30, 36 44 4

Adapun nilai untuk masing-masing pilihan jawaban dalam instrumen adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7 Nilai Pernyataan Instrumen Komunikasi Interpersonal

Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

(26)

38

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Untuk mengukur variabel turnover intention, instrumen yang digunakan berdasarkan withdrawal cognition dari teori Mobley (Mobley, 1977; Mobley, et al., 1978; & Miller & Katerberg, 1979) dan dibuat oleh Desniah (2013) yang kemudian diadaptasi oleh peneliti. Instrumen turnover intention ini terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Item-item dalam instrumen ini terdiri dari dua jenis, yaitu item favorable dan unfavorable. Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen turnover intention tersebut.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Turnover Intention

No. Dimensi Indikator

Adapun nilai untuk masing-masing pilihan jawaban dalam instrumen adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9 Nilai Pernyataan Instrumen Turnover Intention

2. Uji Validitas dan Reliabilitas a) Uji Validitas

Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan (Favorable)

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

(27)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Uji validitas dalam penelitian dilakukan pada dua instrumen pengukuran, yaitu instrumen komunikasi interpersonal dan turnover intention. Untuk menguji valid atau tidaknya instrumen komunikasi interpersonal dan turnover intention adalah dengan menggunakan uji validitas konstruk. Pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriandini (2013) dan Desniah (2013), item-item yang terdapat dalam kedua instrumen telah diuji validitasnya dengan menggunakan uji validitas isi, yaitu melalui pendapat dari para ahli (expert judgement). Karena pada penelitian sebelumnya baru dilakukan uji validitas

isi, maka peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor untuk melihat apakah dimensi dan item yang ada sudah mewakili suatu variabel.

Dalam penelitian ini, analisis faktor yang digunakan adalah analisis faktor konfirmatori untuk memastikan apakah alat ukur yang dibangun sudah dapat atau tidak dapat mewakili suatu variabel yang akan diukur. Dalam analisis faktor konfirmatori, suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila faktor yang terbentuk sesuai dengan faktor yang telah dijelaskan sebelumnya dalam teori (Widhiarso, 2009).

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis faktor konfirmatori adalah sebagai berikut.

1) Memilih variabel yang layak

Pemilihan variabel yang layak dapat dilihat pada nilai KMO (Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Bartlet’s test of

sphericity, dan matriks anti-image. Dalam analisis KMO MSA dan Barlets

Test, akan diputuskan apakah variabel-variabel yang akan dianalisis faktor secara keseluruhan layak dianalisis atau tidak. Adapun hipotesis yang digunakan KMO MSA untuk menentukan variabel tersebut layak untuk dianalisis faktor atau tidak adalah sebagai berikut.

a. H0: Sampel (variabel) belum layak untuk dianalisis faktor

b. H1: Sampel (variabel) layak untuk dianalisis faktor

Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

(28)

40

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan kategori kelayakan suatu variabel maka digunakan kriteria sebagai berikut (Gebotys dalam Ihsan, 2013, hlm. 100).

Tabel 3.10 Kategorisasi Nilai KMO MSA Nilai KMO Derajat varian umum

0,90 – 1,00 Bagus sekali

0,80 – 0,89 Bagus

0,70 – 0,79 Cukup sekali Nilai KMO Derajat varian umum

0,60 – 0,69 Cukup

0,50 – 0,59 Jelek

0,00 – 0,49 Jangan difaktor

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah item tersebut dapat dilanjutkan untuk dianalisis dapat dilihat dari nilai Anti Image Correlation-nya. Item yang memiliki korelasi Anti Image > 0,5 dapat dilanjutkan untuk dianalisis. Sementara, item yang memiliki korelasi Anti Image < 0,5 tidak dapat dilanjutkan untuk dianalisis dan perlu dilakukan uji KMO MSA ulang.

2) Menentukan jumlah faktor

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat jumlah faktor. Gorsuch (Ihsan, 2013, hlm. 93) mengatakan bahwa penentuan jumlah faktor yang dianggap sering menampilkan hasil yang memuaskan adalah dengan menggunakan scree test. Kaiser (Ihsan, 2013) mengatakan bahwa faktor yang diambil adalah faktor yang memiliki kriteria eigenvalue > 1,00.

Selain itu, dengan melihat tabel total variance explained juga dapat terlihat jumlah faktor yang dapat mewakili suatu variabel. Guilford (Ihsan, 2013, hlm. 107) mengatakan bahwa suatu alat ukur dapat dianggap valid apabila memiliki tingkat varian lebih besar dari 60%.

(29)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Besarnya kontribusi faktor yang terbentuk dalam suatu variabel dapat terlihat pada tabel communalities.

4) Melihat penyusun suatu faktor (component matirx)

Faktor-faktor mana saja yang dapat menjadi penyusun suatu dimensi dapat terlihat pada nilai komponen faktornya. Jika nilai komponen faktor tersebut > 0,5 berarti faktor tersebut merupakan anggota dari dimensi yang terbentuk. Jika nilai komponen faktor < 0,5 maka item tersebut bukan merupakan anggota faktor.

Berikut adalah penjelasan dari uji validitas yang telah dilakukan pada kedua instrumen.

a. Instrumen Komunikasi Interpersonal

Sebelumnya, item ini telah diuji validitas oleh Fitriandini (2013) dengan menggunakan uji validitas isi, yaitu melalui pendapat dari para ahli (expert judgement). Sebelum melakukan uji validitas, instrumen ini terdiri dari 70 item dengan 35 item favorable dan 35 item unfavorable. Setelah melakukan uji validitas, item dalam instrumen ini menjadi 55 item, dengan 38 item favorable dan 17 item unfavorable. 55 item ini yang kemudian menjadi item pengukuran dalam penelitian ini.

Karena pada penelitian sebelumnya baru dilakukan uji validitas isi, maka peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor untuk melihat apakah dimensi dan item yang ada sudah mewakili suatu variabel. Sebelum melihat valid atau tidaknya suatu item, perlu dilihat terlebih dahulu nilai Keiser Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy atau KMO MSA dan Bartlett’s Test untuk variabel komunikasi interpersonal.

Tabel 3.11 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Komunikasi Interpersonal Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. ,807

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 4512,941

df 1485

(30)

42

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 3.11 di atas, diketahui bahwa nilai KMO MSA instrumen komunikasi interpersonal adalah sebesar 0.807. Hal ini berarti, faktor-faktor yang ada pada instrumen ini tergolong kategori bagus sehingga dapat dilanjutkan untuk dianalisis. Selain itu, nilai signifikansi dalam Bartlett’s Test of Sphericity juga menunjukkan angka 0,000 (p < 0,05) sehingga variabel layak untuk dianalisis faktor.

Setelah melihat pada nilai KMO MSA dan Bartlett’s Test yang menunjukkan bahwa seluruh faktor layak dianalisis, maka sebaiknya melihat pada item-item itu sendiri apakah sudah layak untuk dianalisis atau tidak pada Anti-Image Matrices pada kolom Anti-Image Correlation. Namun, karena pada penelitian ini tidak akan dilakukan pengambilan data kembali oleh peneliti maka item-item yang nilai korelasi anti-image-nya < 0,5 tidak dihapus. Jika terdapat item-item yang memiliki nilai korelasi anti-image-nya < 0,5 maka pada penelitian selanjutnya yang akan menggunakan instrumen ini, item-item tersebut perlu dibuang.

Selanjutnya, jumlah faktor yang terbentuk dalam variabel komunikasi interpersonal dapat terlihat pada tabel total variance explained. Secara teori, komunikasi interpersonal terdiri dari 5 dimensi, yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Berdasarkan hasil analisis faktor, diketahui bahwa dari 55 item yang ada dapat membentuk 16 faktor. Hal ini, dapat dilihat pada nilai persentase kumulatifnya sebesar 65,497% dengan total eigenvalue sebesar 1,047 yang berada pada faktor ke-16 (nilai total variance explained terlampir). Nilai persentase kumulatif ini menjelaskan bahwa dengan terbentuknya 16 faktor dapat menjelaskan suatu variabel sebesar 65,497%.

(31)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

adanya kesesuaian antara faktor yang dijelaskan dalam teori dengan faktor yang terbentuk.

b. Instrumen Turnover Intention

Sebelumnya, item dalam instrumen turnover intention ini telah diuji validitas oleh Desniah (2013) dengan menggunakan uji validitas isi, yaitu melalui pendapat dari para ahli (expert judgement) dan mengkorelasikan skor setiap item dengan skor item total. Korelasi ini menggunakan teknik korelasi product-moment pearson dengan bantuan software SPSS versi 12.0. Item dalam instrumen ini terdiri dari 5 item, baik sebelum maupun setelah melakukan uji validitas. Hal ini berarti, semua item yang terdapat dalam instrumen ini layak untuk digunakan.

Karena pada penelitian sebelumnya baru dilakukan uji validitas isi, maka peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor untuk melihat apakah dimensi dan item yang ada sudah mewakili suatu variabel. Sebelum melihat valid atau tidaknya suatu item, perlu dilihat terlebih dahulu nilai Keiser Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy atau KMO MSA dan Bartlett’s Test untuk variabel komunikasi interpersonal. Berikut adalah nilai KMO dan Bartlet’s Test untuk variabel turnover intention.

Tabel 3.12 Nilai KMO dan Bartlett’s Test Instrumen Turnover Intention

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. ,781

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 374,791

df 10

Sig. ,000

(32)

44

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Setelah melihat pada nilai KMO MSA dan Bartlett’s Test yang menunjukkan bahwa seluruh faktor layak dianalisis, maka sebaiknya melihat pada item-item itu sendiri apakah sudah layak untuk dianalisis atau tidak pada Anti-Image Matrices pada kolom Anti-Image Correlation. Berdasarkan hasil dari analisis faktor yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak ada item yang memiliki nilai korelasi anti-image < 0,5 sehingga pada penelitian selanjutnya, item-item yang ada dalam instrumen ini tidak perlu dibuang.

Selanjutnya, jumlah faktor yang terbentuk dalam variabel komunikasi interpersonal dapat terlihat pada tabel total variance explained. Secara teori, turnover intention terdiri dari 3 dimensi, yaitu berpikir untuk keluar (thinking to quit), intensi mencari alternatif pekerjaan (intention to search), dan intensi untuk keluar (intention to quit). Berdasarkan hasil analisis faktor, diketahui bahwa dari 5 item yang ada dapat membentuk 1 faktor, dengan nilai kumulatif persentase-nya sebesar 57,452% dan total eigenvalue sebesar 2,873 yang berada pada faktor ke-1 (nilai total

variance explained terlampir). Hal ini, menjelaskan bahwa pereduksian 5

item dari 3 faktor menjadi 1 faktor dapat menjelaskan 57,452% varian dari variabel turnover intention.

Jika melihat pada scree plot, sebenarnya dari 5 item tersebut dapat membentuk 3 faktor sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan. Hal ini dikarenakan perbedaan jarak antara faktor-faktornya masih terlihat cukup besar sehingga apabila masih bisa dilakukan pembentukan jumlah faktor sesuai dengan teori. Namun, tetap yang paling akurat adalah dari 5 item terbentuk 1 faktor. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen turnover intention ini tidak valid secara konstruk karena tidak adanya kesesuaian antara faktor yang dijelaskan dalam teori dengan faktor yang terbentuk.

b) Uji Reliabilitas

(33)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sebagainya (Arikunto, 1996). Adapun kriteria reliabilitas dikategorikan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003, hlm. 139), yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.13 Kategori Reliabilitas Derajat Reliabilitas Interpretasi

0,90 ≤ α≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 ≤ α≤ 0,90 Tinggi 0,40 ≤ α≤ 0,70 Sedang 0,20 ≤ α ≤ 0,40 Rendah

α ≤ 0,20 Sangat rendah

Dalam penelitian ini, ada dua instrumen yang diuji reliabilitasnya, yaitu instrumen komunikasi interpersonal dan instrumen turnover intention. a. Instrumen komunikasi interpersonal

Berdasarkan tabel 3.14 di bawah ini, untuk instrumen komunikasi interpersonal setelah dihitung menggunakan software SPSS 20.0, koefisien Alpha-nya adalah sebesar 0,910 yang berarti reliabel instrumen komunikasi interpersonal ini tergolong kategori sangat tinggi sehingga instrumen ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data.

Tabel 3.14

Uji Reliabilitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Koefisien Alpha

Cronbach

Jumlah Item

,910 55

b. Instrumen turnover intention

Berdasarkan tabel 3.15 di bawah ini, untuk instrumen turnover intention setelah dihitung menggunakan software SPSS 20.0, koefisien Alpha-nya adalah sebesar 0,793 yang berarti reliabel instrumen turnover intention ini tergolong kategori tinggi sehingga instrumen ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data.

Tabel 3.15

(34)

46

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Koefisien Alpha

Cronbach

Jumlah Item

,793 5

3. Kategori Skala

Kategori skala dilakukan untuk mengelompokkan sebuah kelompok pengambil tes atau skala ke dalam beberapa level (Ihsan, 2013). Dalam penelitian ini, setiap kelompok variabel dibagi ke dalam lima kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah untuk variabel beban kerja dan turnover intention; dan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang untuk variabel komunikasi interpersonal. Pembagian kategori yang terdiri dari 5 kategori ini dilakukan agar tingkatan setiap variabel pada guru SMP swasta di Bandung dapat terlihat secara jelas dan merata. Adapun rumus kategori tersebut berdasarkan setiap variabel adalah sebagai berikut.

1. Kategori Variabel Beban Kerja

Pembagian kategori variabel beban kerja ini terbagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan jumlah guru di setiap sekolahnya, yaitu kelompok 1 dengan jumlah guru < 20 orang, kelompok 2 dengan jumlah guru antara 21-30 orang, dan kelompok 3 dengan jumlah guru > 31 orang. Dalam tiga kelompok tersebut, masing-masing kelompoknya terbagi lagi ke dalam 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah rumus pembagian kategori tersebut.

Tabel 3.16 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 1 (< 20 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 33 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 25 < X < 33 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 18 < X < 25 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 11 < X < 18 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 11 Keterangan:

X = Skor Subjek

(35)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.17 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 2 (21-30 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 41 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 32 < X < 41 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 24 < X < 32 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 15 < X < 24 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 15

Tabel 3.18 Rumus Kategori Variabel Beban Kerja Kelompok 3 (> 31 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 47 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 37 < X < 47 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 27 < X < 37

Kategori Rumus Kategori Rumus

Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 17 < X < 27 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 17

2. Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal

Pembagian kategori variabel komunikasi interpersonal ini terbagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan jumlah guru di setiap sekolahnya, yaitu kelompok 1 dengan jumlah guru < 20 orang, kelompok 2 dengan jumlah guru antara 21-30 orang, dan kelompok 3 dengan jumlah guru > 31 orang. Dalam tiga kelompok tersebut, masing-masing kelompoknya terbagi lagi ke dalam 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah rumus pembagian kategori tersebut. Berikut adalah rumus pembagian kategori dalam variabel komunikasi interpersonal.

Tabel 3.19 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 1 (< 20 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Baik X > µ + 1,5σ X > 184 Baik µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 173 < X < 184 Cukup µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 162 < X < 173 Kurang µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 150 < X < 162 Sangat Kurang X < µ - 1σ X < 150

(36)

48

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Kelompok 2 (21-30 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Baik X > µ + 1,5σ X > 192 Baik µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 178 < X < 192 Cukup µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 165 < X < 178 Kurang µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 151 < X < 165 Sangat Kurang X < µ - 1σ X < 151

Tabel 3.21 Rumus Kategori Variabel Komunikasi Interpersonal Kelompok 3 (> 31 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Baik X > µ + 1,5σ X > 184 Baik µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 173 < X < 184 Cukup µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 163 < X < 173 Kurang µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 153 < X < 163 Sangat Kurang X < µ - 1σ X < 153 3. Pembagian Kategori Variabel Turnover Intention

Pembagian kategori variabel turnover intention ini terbagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan jumlah guru di setiap sekolahnya, yaitu kelompok 1 dengan jumlah guru < 20 orang, kelompok 2 dengan jumlah guru antara 21-30 orang, dan kelompok 3 dengan jumlah guru > 31 orang. Dalam tiga kelompok tersebut, masing-masing kelompoknya terbagi lagi ke dalam 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut adalah rumus pembagian kategori tersebut. Berikut adalah rumus pembagian kategori dalam variabel turnover intention.

Tabel 3.22 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 1 (< 20 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 15 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 12 < X < 15 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 10 < X < 12 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 7 < X < 10 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 7

Tabel 3.23 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 2 (21-30 orang)

(37)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 15 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 12 < X < 15 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 9 < X < 12 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 6 < X < 9 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 6

Tabel 3.24 Rumus Kategori Variabel Turnover Intention Kelompok 3 (> 31 orang)

Kategori Rumus Kategori Rumus

Sangat Tinggi X > µ + 1,5σ X > 14 Tinggi µ + 0,5σ < X < µ + 1,5σ 12 < X < 14 Sedang µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 9 < X < 12 Rendah µ - 1,5σ < X < µ - 0,5σ 7 < X < 9 Sangat Rendah X < µ - 1σ X < 7

G. Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan telah terkumpul, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data. Berikut adalah analisis data dalam penelitian ini.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0 dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dapat dikatakan memiliki distribusi normal apabila nilai signifikansinya (nilai Asyimp Sig. 2-tailed) lebih besar dari 0,05.

Tabel 3.25 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Beban

Kerja

Komunikasi Interpersonal

Turnover Intention

Kolmogorov-Smirnov Z 1,397 1,369 2,570

Asymp. Sig. (2-tailed) ,040 ,047 ,000

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3.25 menunjukan bahwa variabel beban kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,40; variabel komunikasi interpersonal memiliki nilai signifikansi sebesar 0,47; dan variabel turnover intention memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Ketiga variabel ini memiliki nilai signifikansi < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.

(38)

50

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Uji linearitas data digunakan untuk mengetahui hubungan yang linear antara variabel beban kerja dengan turnover intention dan komunikasi interpersonal dengan turnover intention. Suatu hubungan dikatakan linear apabila nilai signifikan pada deviation from linearity-nya > 0,05. Berikut adalah hasil penghitungan uji linearitas antara beban kerja, komunikasi interpersonal, dan turnover intention.

Tabel 3.26 Uji Linearitas Turnover Intention dengan Beban Kerja Sum of

Berdasarkan tabel 3.26 di atas, diketahui bahwa nilai signifikan variabel beban kerja dengan turnover intention adalah 0,801 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang linear antara beban kerja dengan turnover intention.

Tabel 3.27

Uji Linearitas Turnover Intention dengan Komunikasi Interpersonal Sum of

Hal serupa juga terlihat pada hubungan antara komunikasi interpersonal dengan turnover intention. Berdasarkan tabel 3.27 di atas, diketahui bahwa nilai signifikan variabel komunikasi interpersonal dengan turnover intention sebesar 0,682 (p > 0,05). Hal ini, menunjukkan bahwa ada hubungan yang linear antara komunikasi interpersonal dengan turnover intention.

(39)

Amanda Putri Yuliardi, 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA D AN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR REKAN KERJA D ENGAN TURNOVER INTENTION PAD A GURU SMP SWASTA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti juga melihat homogenitas dalam setiap variabelnya. Berdasarkan tabel 3.28 di bawah ini, diketahui bahwa antara turnover intention dengan beban kerja memiliki nilai signifikansi homogenitas sebesar 0,322 (p > 0,05). Hal ini berarti, data variabel turnover intention berdasarkan beban kerja memiliki varian yang sama attau homogen.

Tabel 3.28 Uji Homogenitas Turnover Intention berdasarkan Beban Kerja

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

1,119 28 162 ,322

Kemudian, berdasarkan tabel 3.29 di bawah ini, diketahui bahwa antara turnover intention dengan komunikasi interpersonal memiliki nilai signifikansi homogenitas sebesar 0,001 ( p < 0,05). Hal ini berarti, data variabel turnover intention berdasarkan komunikasi interpersonal tidak memiliki varian yang sama atau tidak homogen.

Tabel 3.29 Uji Homogenitas Turnover Intention berdasarkan Beban Kerja

Berdasarkan tabel 3.30 di bawah ini, diketahui bahwa nilai signifikansi dari ketiga variabel adalah sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti, data variabel turnover intention berdasarkan komunikasi interpersonal tidak memiliki varian yang sama atau tidak homogen.

Tabel 3.30 Uji Homogenitas 3 Variabel Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

99,004 2 603 ,000

d. Uji Korelasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji korelasi Rank Spearman karena uji asumsi data sebelumnya tidak memenuhi untuk melakukan uji korelasi dengan menggunakan statistik parametrik. Korelasi ini digunakan

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

Gambar

Tabel 3.2 Bobot Jam Kerja Tugas Tambahan
Tabel 3.4 Jumlah Penghitungan Kebutuhan Guru
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal antar Rekan Kerja
Tabel 3.7 Nilai Pernyataan Instrumen Komunikasi Interpersonal
+7

Referensi

Dokumen terkait

b) Pengertian Umum Rangkaian analisis yang sistematir, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

Untuk Pengguna moda bus berdasarkan hasil pengujian variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable), maka dapat diketahui bahwa

Walaupun untuk beberapa tujuan dapat digunakan Methods Successive Interval (MSI) yang mengubah data skala ordinal menjadi interval, namaun pada penelitian ini

36 Berperan aktif sebagai Panitia Seminar Manajemen Sekolah Bagi Mahasiswa Basic Science FMIPA UNY (SK Dekan No.1967 Tahun 2010). Kepanitiaan FMIPA UNY 13

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder.Data berupa laporan keuangan yang diperoleh dari BEI.Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode

Hasil observasi tingkat partisipasi belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan pra tindakan, yaitu pada pra tindakan hasil observasi rata-rata

UJI ANTIPIRETIK PATCH EKSTRAK ETANOL BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) DENGAN ENHANCER SPAN-80 DAN MATRIKS HPMC TERHADAP TEMPERATUR TIKUS PUTIH.. FITRI ILLA KHOLI SOTUN

Bedasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan Informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan