• Tidak ada hasil yang ditemukan

STABILITAS LERENG TAMBANG BATUBARA DESA JABDAN, KECAMATAN MUARA WAHAU, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STABILITAS LERENG TAMBANG BATUBARA DESA JABDAN, KECAMATAN MUARA WAHAU, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Parameter sistem penelitian dan klasifikasi massa batuan

(Bieniawski, 1989)... 13

Tabel 2.2 Hubungan antara orientasi diskontinuitas dan orientasi lereng ... 13

Tabel 2.3 Klasifikasi kelas geomekanika untuk massa batuan (Bieniawski, 1984)... 14

Tabel 2.4 Nilai SMR berdasarkan RMR (Laubscher, 1975) ... 15

Tabel 2.5 Hubungan nilai faktor keamanan lereng dan intensitas longsor ... 16

Tabel 2.6 Data parameter hidrolik akuifer ... 23

Tabel 2.7 Klasifikasi longsoran (landslide) oleh Varnes (1978, dalam Zufialdi, 2009) ... 26

Tabel 2.8 Laju kecepatan gerakan tanah (Hansen, 1984 dalam Zufialdi, 2009) ... 28

Tabel 4.1 Sifat mekanika batuan pada daerah penelitian ... 49

Tabel 4.2 Hubungan nilai UCS, RMR dan SMR pada titik bor GT03 ... 54

Tabel 4.3 Hubungan nilai UCS, RMR dan SMR pada titik bor GT04 ... 54

Tabel 4.4 Hasil perhitungan nilai Faktor Keamanan (FS) desain lereng Highwall pada masing-masing kondisi simulasi desain lereng ... 78

Tabel 4.5 Hasil perhitungan nilai Faktor Keamanan (FS) desain lereng Lowwall pada masing-masing kondisi simulasi desain lereng ... 101

Tabel 4.6 Nilai faktor keamanan pada highwall ... 103

(2)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian ... 5

Gambar 2.1 Peta Geologi Daerah Penelitian ... 7

Gambar 2.2 Prosedur pengukuran dan perhitungan nilai RQD ... 12

Gambar 2.3 Penurunan muka airtanah akibat pemompaan (Fetter,1980) ... 22

Gambar 2.4 Penurunan muka airtanah akibat pemompaan (Leonards,1962) ... 22

Gambar 3.1 Bagan alir langkah kerja penelitian ... 36

Gambar 4.1 Satuan Geomorfologi daerah penelitian ... 37

Gambar 4.2 (A)Satuan Geomorfologi dataran rendah pedalaman sdimen sangat landai, (B)Satuan Geomorfologi dataran rendah pedalaman landai ... 39

Gambar 4.3 Peta geomorfologi daerah penelitian ... 40

Gambar 4.4 Penampang log bor geoteknik berdasarkan data bor GT03 dan GT04 di daerah penelitian... 42

Gambar 4.5 Tanah OH (Organic High Plasticity) dengan tebal 1,6 meter dan Tanah SC (Sand Clay MIxtured) pada stasiun GTM 09 dengan tebal 0,3 meter ... 43

Gambar 4.6 Tanah OH (Organic High Plasticity) dengan tebal 0,5 meter dan Tanah CH (Clay High Plasticity) pada stasiun GTM 11 dengan tebal 0,5 meter ... 44

Gambar 4.7 Peta kerangka hasil pemetaan geologi teknik daerah penelitian ... 47

Gambar 4.8 Peta Geologi Teknik Daerah Penelitian... 45

(3)

Gambar 4.10 Diagram perbandingan nilai Uniaxial Compressive Strength (UCS) batuan terhadap kedalaman pada titik bor GT03 ... 50 Gambar 4.11 Diagram perbandingan nilai RMR batuan terhadap

kedalaman pada titik bor GT03 ... 52 Gambar 4.12 Diagram perbandingan nilai RMR batuan terhadap

kedalaman pada titik bor GT04 ... 52 Gambar 4.13 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng

Highwall pada kedalaman Pit 10 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa ... 57 Gambar 4.14 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 10m dan

sudut lereng 65° dalam keadaan saturated dan pengaruh

seismic load ... 59

Gambar 4.15 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng Highwall pada kedalaman Pit 20 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa ... 60 Gambar 4.16 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 20m dan

sudut lereng 65° dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load... 62 Gambar 4.17 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng

Highwall pada kedalaman Pit 30 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa ... 63 Gambar 4.18 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 30m dan

sudut lereng 60° dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load ... 65 Gambar 4.19 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng

Highwall pada kedalaman Pit 40 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa ... 66 Gambar 4.20 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 40m dan

sudut lereng 55° dalam saturated ... 68 Gambar 4.21 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng

(4)

viii

Gambar 4.22 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 50m dan sudut lereng 50° dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load ... 71 Gambar 4.23 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng

Highwall pada kedalaman Pit 60 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa ... 72 Gambar 4.24 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 60m dan

sudut lereng 43° dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load ... 74 Gambar 4.25 Grafik hubungan antara nilai Fs terhadap sudut lereng

Highwall pada kedalaman Pit 70 m pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa ... 75 Gambar 4.26 Gambar desain lereng highwall kedalaman pit 70m dan

sudut lereng 35° dalam keadaan MAT diturunkan dan pengaruh seismic load ... 77 Gambar 4.27 Grafik hubungan antara kedalaman pit terhadap sudut

lereng highwall dengan nilai FS ≥ 1,25 pada kondisi MAT diturunkan tanpa pengaruh koefisien getaran gempa ... 79 Gambar 4.28 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 10m dan

sudut lereng 9° dalam keadaan saturated 5m dan pengaruh

seismic load ... 82

Gambar 4.29 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 20m dan sudut lereng 9° dalam keadaan saturated dan pengaruh seismic load ... 85

Gambar 4.30 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 30m dan sudut lereng 9° dalam keadaan saturated dan pengaruh seismic load ... 88

Gambar 4.31 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 40m dan sudut lereng 9° dalam keadaan saturated dan pengaruh seismic load ... 91

Gambar 4.32 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 50m dan sudut lereng 9° dalam keadaan saturated dan pengaruh seismic load ... 94

(5)

Gambar 4.34 Gambar desain lereng lowwall kedalaman pit 70m dan sudut lereng 9° dalam keadaan saturated dan pengaruh

seismic load ... 100

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Logbor Geoteknik

Lampiran 2 Hasil Laboratorium Mekanika Batuan Lampiran 3 Jurnal Pemetaan Geologi Teknik Lampiran 4 Simulasi Lereng Highwall Lampiran 5 Simulasi Lereng Lowwall

Referensi

Dokumen terkait

Karena analisis kestabilan lereng yang dilakukan berdasarkan kriteria keruntuhan Mohr- Coloumb, maka dilakukan perhitungan kesetaraan nilai c dan ϕ untuk setiap tipe

Dari hasil penelitian dapat disimkpulkan bahwa pertumbuhan tanaman gaharu baik diameter dan tinggi tanaman yang berada dilokasi puncak dan lereng berdasarkan uji-t

Umur relatif yang diketahui berdasarkan data palinomorf berada pada kisaran Miosen Bawah-Miosen Tengah, sedangkan data foraminifera planktonik menunjukkan bahwa umur

(2013) analisis potensi untuk menentukan strategi pengambangan ekowisata dilakukan dengan Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) yang meliputi

Kutai Kumala Energy adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang memiliki Izin Usaha Pertambangan yang berada di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) Bhuana Jaya tahun 2020 - 2025, yang ditetapkan dalam Peraturan Desa adalah Dokumen Induk dari Perencanaan Pemerintahan

Dalam kegiatan ini 13 orang mahasiswa melakukan pengawasan mulai dari kebun kelapa sawit hingga menuju pabrik kelapa sawit (PKS).. SPB adalah Surat Pengantar Buah

Perubahan geometri lereng dilakukan untuk mendapatkan nilai FK yang lebih besar dari 1,2 pada sayatan A dan B atau nilai FK mendekati 1,2 pada sayatan C dan D.. Adapun rekomendasi upaya