• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR

KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN

KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

SONI SETIAWAN

NIM. 120 500 086

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Sejahtera Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.

Nama : Soni Setiawan

NIM : 120 500 086

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Yuanita, SP., MP NIP. 19661125 200112 2 001

Dr. Fadli Mulyadi, SP., MP NIP. 19780221 200112 1 002

Riama Rita Manullang, SP., MP NIP. 19701116 200003 2 002

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP., M.Sc NIP. 19721025 200112 1 001

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Sawit Sukses Sejahtera Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong

Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur hingga tersusunnya laporan

ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya memberikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua saya yang telah banyak memberikan motivasi dan do'a. 2. Ibu Yuanita, SP., MP selaku dosen pembimbing PKL.

3. Bapak Dr. Fadli Mulyadi, SP., MP dan Ibu Riama Rita Manullang, SP., MP selaku dosen penguji I dan penguji II PKL.

4. Bapak Nur Hidayat, SP., M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

5. Seluruh Pimpinan, Staff, dan para Pekerja PT. SSS Wilayah I.

Saya sebagai penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kebaikan laporan ini.

Samarinda, 13 Juli 2015

(4)

HALAMAN PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Hasil yang Diharapkan 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan 4

B. Visi dan Misi Perusahaan 5

C. Manajemen Perusahaan 6

D. Lokasi & Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang 9

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) 10

1. Penunasan (prunning) 10

2. Pemupukan secara tugal (pocket) 12

3. Pemupukan organik (janjang kosong) 14

4. Pemupukan sistem tabur 16

5. Pengendalian gulma secara chemis 17

B. Kegiatan Sebelum Panen 19

1. Pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH) 20

2. Pemasangan titi panen 21

3. Sensus produksi 23

C. Panen dan Transportasi TBS 24

1. Melakukan potong buah 24

2. Melangsir buah ke TPH 26

3. Transportasi TBS 28

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 31

B. Saran 32

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Struktur Organisasi Rayon I PT. Sawit Sukses Sejahtera 34 2. Peta Kerja PT. Sawit Sukses Sejahtera Wilayah I 35 3. Peta Kerja Wilayah Rayon I PT. Sawit Sukses Sejahtera 36 4. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) 37

(6)

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika. Untuk spesies ini telah menyebar ke seluruh negara beriklim tropis, termasuk negara Indonesia. Adrien Hallet, seorang berkebangsaan Belgia, merupakan

orang pertama yang membawa tanaman ini ke negara Indonesia tepatnya pada tahun 1911 (Mangoensoekarjo, 2008).

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa nonmigas terbesar bagi negara. Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Karena itu, sebagai negara beriklim tropis yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat

(Sastrosayono, 2008).

Era pengembangan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982 yang dirintis melalui proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI). Sampai saat ini, luas areal kelapa sawit telah mencapai 961.802 ha yang terdiri dari 226.765 ha sebagai tanaman plasma/rakyat, kemudian 17.237 ha milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai inti dan 717.825 ha milik

(7)

perkebunan besar swasta. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar

5.734.464 ton atau setara dengan 1.032.204 ton Crude Palm Oil (CPO). Dari sejumlah perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin

pencadangan (izin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sebanyak kurang lebih 330 perusahaan

(Anonim, 2011).

Untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,

dimana mahasiswa merupakan salah satu aset pembangunan nasional, maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memiliki program kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) bagi mahasiswa semester akhir yang akan

menyelesaikan masa perkuliahan mereka, dengan harapan agar para lulusan

kelak menjadi Ahli Madya yang memiliki tenaga yang terampil dan handal di bidang perkebunan, baik perkebunan milik negara, swasta, ataupun

perkebunan rakyat.

B. Tujuan

Adapun kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan agar :

1. Mahasiswa dapat memahami teknik budidaya tanaman kelapa sawit dan tata cara penggunaan alat-alat, bahan, serta sarana dengan baik.

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh pada masa perkuliahan dan praktek langsung di lapangan.

3. Mahasiswa dapat menyelesaikan kegiatan PKL dengan baik dan tepat waktu.

(8)

C. Hasil yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari dilaksanakannya kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini antara lain :

1. Mahasiswa mampu melaksanakan proses kegiatan yang ada di perusahaan dengan baik khususnya dalam kegiatan-kegiatan teknik budidaya dan sistem kerja di lapangan.

2. Mahasiswa mampu menambah pengalaman, mental, dan semangat untuk berpikir dinamis sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja.

3. Dan mampu menjadi tenaga kerja yang terlatih, terampil, kreatif, bermental apik, berbudi pekerti baik, dan memiliki jiwa positif untuk meniti karir dalam dunia kerja.

(9)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Sawit Sukses Sejahtera (PT. SSS) didirikan dengan Akta Pendirian No. 625, tanggal 8 Mei 1995 dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1997 dan merupakan anak perusahaan dari PT. BW Plantation. Tbk. PT. SSS bergerak di bidang perkebunan tanaman

kelapa sawit dengan lokasi kebun di Desa Senyiur, Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

dengan lahan dari Hak Guna Usaha (HGU) seluas 24.504 ha. Penanaman di PT. SSS dimulai sejak tahun 2008, dan sampai dengan hari ini PT. SSS

telah menanami seluas lebih dari 18.073 ha serta mengelola 2.551 ha

tanaman melalui Program Plasma serta terbagi dalam 2 wilayah kerja (PT. SSS Wilayah I dan PT. SSS Wilayah II).

PT. SSS juga bergerak di bidang industri dari perkebunan tanaman kelapa sawit dengan kegiatan usaha utama perusahaan adalah mengembangkan, menanam, dan memanen Tandan Buah Segar (TBS) dari

tanaman kelapa sawit dan mengolah TBS tersebut menjadi Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit atau Palm Kernel (PK) sehingga pendapatan utama berasal dari penjualan CPO dan PK.

PT. SSS memiliki tim manajemen yang telah berpengalaman puluhan

tahun di industri tanaman kelapa sawit dan per Maret 2015 mempunyai 78 karyawan dengan level staff dan 2.785 karyawan level non staff yang

(10)

tersebar di beberapa areal yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan juga aktif membina dan menyiapkan generasi penerus sebagai kader pemimpin untuk perkembangan perusahaan. Sistem pengawasan dan kontrol juga terus diperkuat untuk menjamin pencapaian maksimum dari aset yang dimiliki

oleh perusahaan. PT. SSS saat ini memiliki sebuah pabrik pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) atau Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dengan total

kapasitas produksi 60 ton TBS/jam.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan mempunyai visi menjadi perusahaan produsen minyak kelapa sawit yang dinamis.

Sedangkan Misi dari Perusahaan adalah :

1. Menerapkan teknik modern yang terbaik dengan integritas dan profesional yang tinggi

2. Menerapkan bisnis yang berwawasan lingkungan dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta memberikan pelayanan yang

terbaik kepada pelanggan.

3. Memiliki biaya operasional yang efisien untuk meningkatkan laba bagi perusahaan dan para pemegang saham.

4. Memiliki perkembangan usaha yang baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

5. Memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

(11)

C. Manajemen Perusahaan

1. Estate Manager.

Estate Manager membawahi Kepala Tata Usaha, Asisten Kepala, Asisten Divisi, Mandor Wilayah, dan Karyawan Buruh Harian Lepas (BHL). Adapun tugas-tugas estate manager sebagai berikut :

a. Menjalankan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan (tangan kanan direksi perusahaan).

b. Mempertanggung jawabkan pencapaian produksi dalam bentuk produksi lapangan dan produksi pabrik sesuai target yang telah ditetapkan perusahaan.

c. Mengendalikan kegiatan operasional dan membuat laporan manajemen tiap bulan.

d. Mengkoordinir tugas para bawahan.

e. Melakukan evaluasi kinerja kerja bulan dan tahun. 2. Kepala Tata Usaha.

Kepala Tata Usaha membawahi Departemen Personalia, Departemen Keuangan, Departemen Pergudangan dan Krani. Adapun tugas-tugas kepala tata usaha sebagai berikut :

a. Membantu manager melaksanakan tugasnya di bidang administrasi dan keuangan.

b. Menyampaikan saran-saran tentang keuangan dan administrasi yang berkaitan dengan operasional perusahaan kepada estate manager.

(12)

c. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi perusahaan.

d. Mengendalikan sumber dana dan penggunaan dana, menyimpan uang kas serta surat-surat berharga milik perusahaan.

3. Asisten Kepala.

Asisten Kepala, jabatan ini dipercayakan memimpin dalam suatu bidang kerja atau lokasi kerja yang membawahi Asisten Divisi. Adapun tugas-tugas asisten kepala sebagai berikut :

a. Membantu estate manager dalam hal pencapaian produksi dan pelaksanaan tugas-tugas operasional di unit kebun baik dalam bidang perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan pengawasan yang mengangkut bidang tanaman sesuai sistem serta produser perusahaan.

b. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan estate manager dalam mengambil keputusan.

c. Mengkoordinir dari setiap asisten divisi, baik dalam hal pemasukan hasil panen dari seluruh divisi bagi kepentingan pengolahan pabrik kelapa sawit maupun dalam pencapaian target perusahaan.

d. Mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan kerja operasional di lapangan.

e. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan rencana anggaran biaya unit kebun.

(13)

4. Asisten Divisi.

Asisten Divisi merupakan bawahan dari Asisten Kepala dan merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisi masing-masing serta

memiliki tanggung jawab atas divisi yang dipimpinnya. Adapun tugas-tugas asisten divisi sebagai berikut :

a. Membuat Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) divisi sesuai dengan norma-norma yang telah ditentukan perusahaan.

b. Memasukkan hasil panen sesuai kapasitas pabrik kelapa sawit dan sesuai target harian dengan tetap memperhatikan standar mutu.

c. Menyusun rencana anggaran biaya kerja per bulan dan per tahun sesuai dengan satuan luas yang diawasi.

5. Mandor Wilayah.

Mandor Wilayah bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja dan beberapa karyawan yang dipimpinnya. Adapun tugas-tugas mandor wilayah sebagai berikut :

a. Mengontrol daftar hadir karyawan dalam suatu kegiatan pekerjaan yang diberikan oleh asisten divisi.

b. Mengawasi kinerja kerja karyawan di lapangan.

c. Memberikan perintah kepada karyawan sesuai instruksi dari asisten divisi.

6. Karyawan Buruh Harian Lepas (BHL).

Karyawan Buruh Harian Lepas (BHL) merupakan karyawan yang berstatus tenaga kerja yang kerjanya tidak terikat dengan kontrak kerja 8

(14)

atau perjanjian kerja lainnya. Adapun tugas-tugas karyawan buruh harian lepas sebagai berikut :

a. Melaksanakan perintah yang diberikan oleh mandor, dimana perintah tersebut telah diberikan arahan terlebih dahulu oleh asisten divisi.

b. Menyelesaikan pekerjaan masing-masing sesuai target yang telah ditentukan perusahaan dalam satu hari kerja (HK).

D. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Perusahaan Perkebunan PT. Sawit Sukses Sejahtera berlokasi di :

Desa : Senyiur

Kecamatan : Muara Ancalong Kabupaten : Kutai Timur

Provinsi : Kalimantan Timur

Pelaksanaan PKL dimulai dari tanggal 05 Maret dan berakhir pada tanggal 05 Mei 2015.

(15)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)

Tanaman menghasilkan (TM) adalah tanaman yang dipelihara sejak ditanam hingga lebih dari 36 bulan. Pemeliharaan tanaman menghasilkan merupakan salah satu kegiatan untuk memotifasi pertumbuhan tanaman agar tanaman dapat berproduksi dengan baik (Anonim, 2013).

1. Penunasan (prunning).

a. Tujuan.

Untuk memudahkan dalam kegiatan potong buah kelapa sawit.

b. Dasar teori.

Penunasan (prunning) pelepah pada tanaman kelapa sawit harus dilakukan, karena pelepah tidak mudah rontok, meskipun sudah tua atau kering (Vidanarko, 2011).

c. Alat dan bahan.

Adapun alat yang digunakan adalah dodos, dengan ukuran mata dodos yakni 12 cm sampai 14 cm.

d. Prosedur kerja.

1) Membuat Rencana Kerja Harian (RKH).

2) Menentukan blok yang akan dilakukan kegiatan penunasan. 3) Menyiapkan alat dan bahan.

4) Menentukan pokok yang akan dilakukan penunasan, dengan syarat pelepah yang harus dilakukan penunasan yakni :

(16)

a) TM 1 - 2, dibenarkan untuk membuang pelepah di bawah

songgo tiga dengan jumlah standar 6 - 7 spiral dan 48 - 56 pelepah.

b) TM 3 - 6, dibenarkan untuk membuang pelepah di bawah

songgo dua dengan jumlah standar 5 - 6 spiral dan 40 - 48 pelepah.

5) Menyusun pelepah hasil tunasan di gawangan mati. e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan penunasan 1 karyawan buruh harian lepas

mengerjakan 2 pasar pikul (132 pokok tanaman kelapa sawit) untuk 1 hari kerja dan 13 orang mahasiswa mampu menyelesaikan 1 pasar pikul → 2 baris = 66 pokok tanaman kelapa sawit dengan

didampingi oleh asisten divisi panen. f. Pembahasan.

Kegiatan penunasan adalah salah satu kegiatan yang penting untuk dilaksanakan dalam perawatan tanaman menghasilkan, karena apabila tidak dilaksanakan hal ini tentu dapat menyulitkan para

karyawan untuk melakukan kegiatan lain seperti pemupukan dan panen. Antara prosedur kegiatan penunasan yang dilakukan oleh

(17)

2. Pemupukan secara tugal (pocket).

a. Tujuan.

Untuk menambah ketersedian unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan kebutuhan.

b. Dasar teori.

Pemupukan salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman

(Pahan, 2008).

c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah cados, ember, tali gendong untuk ember, gelas takaran pupuk dengan ukuran 250 gr, dan pupuk NPK 16.

d. Prosedur kerja.

1) Menyiapkan areal pemupukan, yakni menentukan blok dan memastikan bahwa kondisi blok yang akan dilakukan pemupukan sudah cukup bersih, khususnya pada piringan pokok kelapa sawit.

2) Membuat Rencana Kerja Harian (RKH). 3) Kegiatan di areal pemupukan, yakni :

a) Dalam kegiatan pemupukan secara tugal (pocket) ini karyawan BHL memiliki tiga tugas yang berbeda, yakni satu orang untuk pengecer pupuk, satu orang untuk

(18)

penabur pupuk, dan satu orang untuk penugal.

b) Tim ecer pupuk melakukan pengeceran dan menempatkan pupuk di tepi Collection Road.

c) Tim penugal melakukan tugasnya dengan membuat 4 lubang pada piringan di sekitar pokok kelapa sawit dengan jarak 1,5 - 2 m.

d) Tim penabur mengisi tiap lubang tugal dengan dosis pupuk sebanyak 250 gr dan menutup kembali lubang tugal tersebut. Sehingga dalam setiap satu pokok kelapa sawit yang dilakukan pemupukan memiliki dosis pupuk 1 kg.

e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan pemupukan secara tugal 3 orang karyawan (1 Tim) ditargetkan dalam 1 hari kerja untuk menyelesaikan 10 karung pupuk dan 13 orang mahasiswa mampu menyelesaikan 16 karung pupuk yang dimana dalam satu karung pupuk mempunyai

berat bersih 25 kg. f. Pembahasan.

Pemupukan secara tugal (pocket) dilakukan dalam rotasi 3 bulan sekali. Pupuk NPK 16 ialah pupuk NPK briket khusus

tanaman kelapa sawit dan memiliki kandungan unsur hara makro yaitu Nitrogen 16%, Posfor 4%, dan Kalium 29%. Antara prosedur kegiatan pemupukan secara tugal (pocket) yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

(19)

3. Pemupukan organik (janjang kosong).

a. Tujuan.

Untuk menambah ketersedian unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan kebutuhan. Selain itu pemupukan organik ini juga dapat menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma pada areal yang dilakukan pemupukan. b. Dasar teori.

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Selain sebagai alternatif pupuk organik,

TKKS juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi. Bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat penggunaan pupuk

sintetis sampai dengan 50% (Sunarko, 2007). c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah tojok, angkong, gancu, parang, ajir, dan janjang kosong kelapa sawit.

d. Prosedur kerja.

1) Menentukan blok yang akan dilakukan aplikasi jangkos.

2) Melangsir jangkos dari pabrik menggunakan dump truck menuju blok yang telah siap untuk diberi aplikasi jangkos.

3) Memancang titik antar baris pokok kelapa sawit dengan ukuran 3 m x 4 m dengan mengunakan ajir.

4) Melangsir jangkos dengan menggunakan angkong menuju titik yang telah dibuat.

(20)

5) Menyusun jangkos hanya satu lapis secara merata dengan menggunakan gancu pada titik aplikasi.

e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan pemupukan jangkos, 15 orang karyawan mengerjakan pemupukan jangkos sebanyak 22 titik dalam dua baris pokok untuk 1 hari kerja dan 13 orang mahasiswa mampu

mengerjakan pemupukan jangkos sebanyak 6 titik dalam satu baris pokok kelapa sawit.

f. Pembahasan.

Janjang kosong kelapa sawit adalah limbah dari pabrik kelapa sawit yang bernilai, karena apabila dimanfaatkan

banyak sekali keuntungan yang dapat dimiliki oleh perusahaan maupun pabrik kelapa sawit itu sendiri. Salah satu keuntungan terbaiknya ialah apabila dimanfaatkan mengurangi dari pembuangan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Dan kegiatan pemupukan aplikasi jangkos ini dilaksanakan sehari setelah jangkos tiba pada areal/blok yang akan dilakukan pemupukan. Antara prosedur kegiatan pemupukan organik (janjang kosong) yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

(21)

4. Pemupukan sistem tabur.

a. Tujuan.

Untuk menambahkan unsur hara mikro boron (B) pada tanaman kelapa sawit agar kebutuhan unsur hara mikro boron dapat terpenuhi serta menghasilkan produksi yang optimum.

b. Dasar teori.

Unsur hara mikro boron adalah unsur hara yang berperan

penting dalam mengendalikan produktivitas tanaman kelapa sawit

(Risza, 2000).

c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah ember, tali gendong untuk ember, sendok dengan kapasitas 50 gr, dan pupuk Borat.

d. Prosedur kerja.

1) Menyiapkan areal pemupukan, yakni menentukan blok dan memastikan bahwa kondisi blok yang akan dilakukan pemupukan sudah cukup bersih, khususnya pada piringan pokok kelapa sawit.

2) Membuat Rencana Kerja Harian (RKH). 3) Kegiatan di areal pemupukan, yakni :

a) Dalam kegiatan pemupukan sistem tabur ini setiap ancak karyawan BHL terdiri dari 3 orang dan memiliki dua tugas yang berbeda, yakni satu orang untuk

(22)

pengecer pupuk serta dua orang untuk penabur pupuk.

b) Pengecer pupuk melakukan pengeceran dan menempatkan pupuk di tepi Collection Road.

c) Masing-masing 2 orang penabur pupuk mengambil pupuk dari karung yang telah diecer.

d) 2 orang penabur pupuk melakukan tugasnya menabur pupuk dengan dosis 50 gr per pokok kelapa sawit. Penaburan dilakukan pada piringan di sekitar pokok kelapa sawit dengan jarak 30 cm.

e. Hasil yang dicapai.

13 orang mahasiswa bersama 4 orang karyawan rawat mampu menyelesaikan 24 baris pokok kelapa sawit dengan jumlah pokok dalam satu barisnya adalah 15 pokok kelapa sawit.

f. Pembahasan.

Pemupukan borat dilakukan dalam rotasi 6 bulan sekali atau 1 tahun sebanyak 2 kali. Pupuk borat memiliki kandungan unsur hara mikro yaitu Boron 46%, Na20 20%, dan Sulfur 0,02%. Antara prosedur kegiatan pemupukan borat yang dilakukan oleh

perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

5. Pengendalian gulma secara chemis.

a. Tujuan.

Pengendalian gulma secara chemis bertujuan untuk memberantas gulma.

(23)

b. Dasar teori.

Pengendalian gulma merupakan salah satu tindakan pemeliharaan dalam berbudidaya tanaman perkebunan yang sangat

penting untuk dilakukan agar dapat meminimalisir persaingan gulma

dengan tanaman utama dalam memperoleh air, mineral, dan unsur hara (Fauzi, 2008).

c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah knapsack, masker, gelas ukur, ember, air, dan herbisida (gramoxone).

d. Prosedur kerja.

1) Membuat Rencana Kerja Harian (RKH). 2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Pelaksanaan semprot di lapangan :

a) Mengisi tangki air yang dilakukan oleh sopir atau supervisi.

b) Asisten divisi (Rawat Chemis) memeriksa kondisi gulma pada blok yang akan disemprot dan menentukan dosis per ha beserta konsentrasinya.

c) Areal yang disemprot adalah piringan dan gawangan.

4) Setelah selesai kegiatan semprot, mandor wajib melaporkan berapa jumlah pemakaian herbisida, luas areal yang disemprot, dan output per HK kepada krani divisi.

(24)

Dalam kegiatan pengendalian gulma secara chemis, 1 orang karyawan ditargetkan dalam 1 hari kerja untuk

menyelesaikan kerja semprot sebanyak 10 knapsack dan 13 orang mahasiswa mampu menyelesaikan kerja semprot sebanyak

2 knapsack selama satu jam kerja dengan menggunakan nozzle Very Low Volume (VLV) 100 dan (VLV) 200, serta kegiatan

ini diawasi oleh asisten divisi (rawat dan panen). f. Pembahasan.

Kegiatan penyemprotan dilakukan dengan menggunakan nozzle Very Low Volume (VLV) 100 dan (VLV) 200, hal ini bertujuan sebagai pembanding untuk waktu penyemprotan, banyaknya piringan yang disemprot, dan kondisi gulma ringan, sedang, atau berat. Antara prosedur kegiatan pengendalian gulma secara chemis yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

B. Kegiatan Sebelum Panen

Kegiatan sebelum panen merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan agar kegiatan masa panen dapat berjalan dengan baik. Beberapa kegiatan sebelum masa panen yang harus dilakukan meliputi pembuatan pasar pikul, pembuatan TPH, hingga pemasangan titian panen

(25)

1. Pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH)

a. Tujuan.

Memudahkan pemanen untuk mengumpulkan dan menyusun hasil panen serta memudahkan krani panen untuk menghitung janjang yang telah dipanen oleh pemanen.

b. Dasar teori.

Tempat pengumpulan hasil (TPH) yaitu tempat yang digunakan untuk meletakkan dan menyusun buah hasil dari pemanenan (Sunarko, 2007).

c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah cangkul, parang, meteran, patok kayu, kuas, dan cat kayu.

d. Prosedur kerja.

1) Menetapkan pembuatan awal TPH dari arah timur ke barat.

2) Membuat TPH di antara dua pasar pikul dan letaknya di depan jalur pasar mati berdekatan dengan jalan koleksi (Collection Road).

3) Membuat TPH dengan ukuran 4 m x 7 m.

4) Membuat TPH harus lebih tinggi dari paritan yang berada di sekitar TPH.

5) Untuk memudahkan pengangkutan TBS ke TPH maka dibuat lagi dua pasar kumis untuk menuju ke TPH.

6) TPH yang dibuat harus dalam kondisi bersih dari gulma. 20

(26)

7) Membuat patok sebagai tanda untuk TPH tersebut. e. Hasil yang dicapai.

Untuk kegiatan pembuatan TPH, 2 orang karyawan ditargetkan dalam 1 hari kerja mengerjakan 20 TPH per 1 blok tanam dan 13

orang mahasiswa mampu menyelesaikan 10 TPH dalam 7 jam kerja.

f. Pembahasan.

TPH dibuat harus dalam kondisi bersih dari gulma, hal ini

bertujuan agar gulma tidak ikut terbawa pada saat pengangkutan TBS. Antara prosedur kegiatan pembuatan tempat

pengumpulan hasil (TPH) yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

2. Pemasangan titi panen.

a. Tujuan.

Agar memudahkan akses pemanen untuk melangsir hasil panen dari dalam blok menuju TPH.

b. Dasar teori.

Titi panen merupakan pembuatan jembatan pada setiap jalan rintis yang melewati parit atau saluran air, sehingga jalan rintis dapat dilalui tanpa hambatan (Sunarko, 2007).

c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah cangkul, parang, gergaji, palu, kayu bengkirai/ulin, dan paku.

(27)

d. Prosedur kerja.

1) Melakukan survey blok untuk pemasangan titi panen. 2) Membuat Rencana Kerja Harian (RKH).

3) Menyiapkan alat dan bahan.

4) Memasang titi panen pada titik-titik areal blok yang telah dilakukan survey sebelumnya.

5) Memasang titi panen pada blok yang memiliki faktor pembatas dan mempengaruhi kegiatan panen seperti blok yang memiliki paritan atau blok yang memiliki topografi lahan kurang baik.

e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan pengenalan pemasangan titi panen ini 13 orang mahasiswa dapat memahami dengan cukup baik penjelasan

yang disampaikan oleh mandor wilayah (panen) dan 1 orang

karyawan dalam 1 hari kerjanya ditargetkan untuk mengerjakan 10 titi panen per 1 blok tanam.

f. Pembahasan.

Titi panen dibuat sebagai jalan untuk menyeberangi parit dari jalan koleksi (Collection Road) menuju ke dalam blok ataupun sebaliknya. Titi panen ini hanya digunakan pada kondisi lahan yang dimana antara TPH dan pasar pikul terpisahkan oleh parit atau aliran anak sungai. Antara prosedur kegiatan pemasangan titi panen yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

(28)

3. Sensus produksi.

a. Tujuan.

Untuk mengetahui dan memperkirakan produksi selama enam bulan mendatang.

b. Dasar teori.

Sensus produksi dapat dilakukan untuk masa setahun, enam bulan, sebulan, seminggu dan setiap hari. Tetapi sensus setiap

enam bulan dinilai sudah cukup baik. Pengetahuan tentang potensi produksi dan hasil sensus produksi, hanya akan bermanfaat jika sensus dilakukan dengan benar. Kebenaran sensus ini sangat penting sebagai dasar sekaligus jaminan untuk segala kebutuhan atau tujuan yang terkait dengan sensus. Seluruh kegiatan produksi kebun tidak akan efektif tanpa dimulai dari sensus yang benar (Risza, 2000). c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah bolpoin dan kertas form sensus produksi.

d. Prosedur kerja.

1) Menentukan blok yang akan dilakukan sensus produksi.

2) Mengambil data sensus, dari beberapa pasar pikul yang telah ditentukan sebelumnya.

3) Mengambil data sensus dilakukan dengan penghitungan buah. Buah yang dilakukan penghitungan ialah buah kopi, buah hitam, dan buah merah.

(29)

4) Menghitung jumlah keseluruhan buah dan pokok kelapa sawit yang ada dalam satu pasar pikul.

e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan sensus produksi 1 orang karyawan ditargetkan

untuk mengerjakan 3 blok tanam (1 blok tanam = 2 baris) per 1 hari kerja dan 13 orang mahasiswa mampu menyelesaikan

sensus produksi untuk 36 blok tanam selama 6 hari kerja. f. Pembahasan.

Kegiatan sensus produksi penting dilaksanakan karena dapat dijadikan sebagai acuan untuk perkiraan dan penentuan target produksi oleh perusahaan. Antara prosedur kegiatan sensus produksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

C. Panen dan Transportasi TBS.

Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah segar (TBS), mengumpulkan brondolan, mengangkut buah dari TPH, dan membawa ke pabrik kelapa sawit (Anonim, 2013).

1. Melakukan potong buah.

a. Tujuan.

Untuk mendapatkan jumlah minyak maksimum dan kualitas yang paling baik.

(30)

b. Dasar teori.

Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang paling maksimal. Kegiatan pemanenan pada keadaan buah yang lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak Bebas/Free Fatty Acid (FFA). Sebaliknya, apabila pemanenan pada buah yang mentah akan menurunkan kandungan minyak (Dermawan dkk, 2000).

c. Alat dan bahan.

Adapun alat yang digunakan adalah dodos dengan ukuran mata dodos 12 cm sampai 14 cm dan gancu.

d. Prosedur kerja.

1) Mandor panen membagi ancak panen per pemanen disesuaikan dengan angka kerapatan buah dari hasil taksasi sehari sebelumnya dan disesuaikan dengan kemampuan pemanen.

2) Memastikan buah matang panen, melihat dari jumlah brondolan yang jatuh sekitar 5 - 7 brondolan.

3) Memotong rapat janjang TBS sekitar 1 cm dari pokok kelapa sawit agar tidak menyisakan buah pada pokok kelapa sawit.

4) Memotong pelepah yang diturunkan ketika panen, kemudian menyusun pelepah pada gawangan mati.

(31)

e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan melakukan potong buah 1 orang karyawan ditargetkan untuk menyelesaikan 2 pasar pikul (1 pasar pikul = 33 pokok kelapa sawit) dan 13 orang mahasiswa

mampu menyelesaikan potong buah pada 10 pokok kelapa sawit. f. Pembahasan.

Kegiatan potong buah yang baik akan mendapatkan hasil panen yang baik pula. Kegiatan potong buah tidak boleh menyisakan potongan buah pada pokok (buah matahari) karna nantinya buah

tersebut akan membusuk dan membuat pokok tanaman tidak sehat. Antara prosedur kegiatan melakukan potong buah yang

dilakukan oleh perusahaan dengan teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

2. Melangsir buah ke TPH.

a. Tujuan.

Untuk mengumpulkan buah hasil panen dan memudahkan dalam input data terhadap buah serta memudahkan kegiatan pengangkutan buah menuju pabrik kelapa sawit (PKS).

b. Dasar teori.

Menurut Pahan (2008) melangsir buah ke TPH adalah kegiatan pengangkutan buah/TBS agar mempermudah dalam perhitungan hasil panen.

(32)

c. Alat dan bahan.

Adapun alat yang digunakan adalah dodos, gancu, angkong, garukan dan sekop plastik, karung, dan stempel.

d. Prosedur kerja.

1) Memuat TBS dan brondolan hasil panen ke dalam angkong dengan menggunakan gancu, garukan dan sekop plastik.

2) Melangsir TBS beserta brondolan hasil panen menuju TPH dengan menggunakan angkong.

3) Menyusun TBS dan brondolan di TPH.

4) Menyusun TBS secara teratur per 5/10 janjang, dan untuk penyusunan TBS ada 3 kriteria yang dibenarkan antara lain :

a) Susunan TBS yang dipanen tetapi tidak diangkat ke PKS. Dikarenakan tidak bisa diketek, sebagai contoh seperti buah partenokarpi, buah abnormal tanpa brondolan, buah busuk, dan sejenisnya. Pada kondisi buah tertentu dapat dengan BJR > 3 kg.

b) Susunan TBS yang dipanen dengan BJR < 3.0 kg yang memiliki brondolan normal. Dikarenakan fruit set < 50% dan sejenisnya. (bisa diketek).

c) Susunan TBS yang dipanen dengan BJR > 3.0 kg yang memiliki brondolan normal.

5) Menyusun brondolan di alas karung, dengan kualitas karung cukup bersih dari kotoran.

(33)

6) Memotong tangkai TBS dengan menggunakan dodos hingga tangkai tersisa 2 cm dari buah dan mengatur posisi tangkai TBS menghadap ke atas serta TBS diberi stempel oleh pemanen.

e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan ini setelah melakukan pengawasan, 13 orang mahasiswa mampu memahami penjelasan yang diberikan oleh asisten divisi (panen) tentang kegiatan melangsir buah ke TPH. f. Pembahasan.

Setelah TBS disusun pemanen harus memberikan stempel pada beberapa permukaan tangkai TBS hal ini dilakukan untuk mempermudah krani panen untuk melakukan input data terhadap

hasil panen di TPH tersebut. Antara prosedur kegiatan melangsir buah ke TPH yang dilakukan oleh perusahaan dengan

teori perkuliahan tidak jauh berbeda.

3. Transportasi TBS.

a. Tujuan.

Untuk mengangkut tandan buah segar (TBS) beserta brondolan menuju pabrik kelapa sawit (PKS).

b. Dasar teori.

Pengangkutan buah dari kebun ke pabrik harus dilakukan segera mungkin, dan buah kelapa sawit yang telah dipotong hari ini

harus diolah langsung, agar asam lemak bebas tidak meningkat

(Sastrosayono, 2008).

(34)

c. Alat dan bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah tojok, gancu, dump truck, dan tandan buah segar (TBS).

d. Prosedur kerja.

1) Sebelum TBS dimuat ke dump truk (DT), terlebih dahulu krani panen mendata jumlah buah, kualitas buah, dan brondolan dengan buku docket.

2) TBS yang dimuat ke dump truck (DT) ialah TBS dengan kriteria buah BJR > 3.0 kg dengan brondolan normal.

3) TBS dimuat oleh 4 orang pemuat. TBS dimuat dengan menggunakan tojok. Saat muatan buah telah cukup penuh/tinggi, susunan buah ditata dengan menggunakan gancu.

4) Setelah TBS selesai dimuat, krani membuat SPB (harus dibuat), dengan menghitung seluruh jumlah janjang pada kelompok 1, 2, dan 3.

5) Kemudian TBS dibawa menuju pabrik kelapa sawit (PKS) untuk dilakukan penimbangan dan grading.

e. Hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan ini 13 orang mahasiswa melakukan pengawasan mulai dari kebun kelapa sawit hingga menuju pabrik kelapa sawit (PKS).

(35)

f. Pembahasan.

SPB adalah Surat Pengantar Buah yang harus dibuat oleh krani panen untuk sopir dump truck yang akan membawa TBS menuju PKS. SPB wajib dibuat agar menjadi sumber data untuk pihak PKS dan meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan seperti kecurangan dalam muatan TBS.

(36)

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan pada salah satu perusahaan perkebunan PT. Sawit Sukses Sejahtera dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan meliputi : a) Perawatan tanaman menghasilkan (TM).

Tanaman kelapa sawit akan berproduksi dengan optimal jika dirawat secara baik. Perawatan pada tanaman menghasilkan meliputi

penunasan (prunning), pemupukan secara tugal (pocket), pemupukan organik (janjang kosong), pemupukan sistem tabur, dan

pengendalian gulma secara chemis. b) Kegiatan sebelum panen.

Persiapan pada masa sebelum panen sangat menunjang

kegiatan panen nantinya jika dilakukan dengan tepat. Kegiatan sebelum panen meliputi pembuatan TPH, pemasangan titi panen, dan sensus produksi.

c) Panen dan transportasi TBS.

Kegiatan panen dan transportasi TBS harus dilakukan dengan baik, harus berorientasi terhadap kematangan buah yang optimum, dan sarana serta prasarana dalam transport pun harus memadai agar nantinya kegiatan panen dan transportasi TBS dapat terlaksana sesuai dengan harapan.

(37)

2. Mahasiswa mampu mengetahui dengan baik secara langsung mengenai teknik, alat-alat, bahan dan sarana dalam berbudidaya tanaman kelapa sawit.

3. Antara teori pada masa perkuliahan tentang budidaya tanaman kelapa sawit dengan prosedur kegiatan PKL di perusahaan tidak jauh

berbeda.

4. Mahasiswa mampu menyelesaikan kegiatan PKL dengan baik dan tepat waktu.

B. Saran

1. Kepada instansi perusahaan sebaiknya lebih memperhitungkan dalam penyiapan sarana dan prasarana yang akan digunakan oleh para tenaga kerja khususnya untuk karyawan rawat dan panen di lapangan.

2. Peningkatan pengawasan dalam kegiatan kerja pemupukan, panen, hingga pengangkutan buah agar meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan.

3. Lebih mempersiapkan tim khusus yang bertugas untuk mengarahkan, mendampingi, dan mengawasi mahasiswa PKL di setiap tahun, agar kinerja para asisten dan mandor tidak terganggu.

(38)

PT. Rea Kaltim Plantation. Kalimantan Timur.

Anonim. 2013. Standard Operating Procedure Teknis Tanaman. Jakarta. Fauzi, Y. 2008. Tanaman Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 93 hal.

Mangoensoekarjo, S. 2008. Manajemen Agro Bisnis Kelapa Sawit.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.

Penebar Swadaya. Jakarta. 220 hal.

Risza, S. 2000. Upaya Peningkatan Produktifitas Tanaman Kelapa Sawit.

Kanisius. Yogyakarta. 112 hal.

Sastrosayono. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

147 hal.

Sunarko. 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.

Jakarta. 98 hal.

Dermawan, Rifa'i, Santoso, Febriana, dan Sulistyowati, I. 2000. Budidaya dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit. Jakarta. 135 hal.

(39)
(40)

Lampiran 1. Struktur Organisasi Rayon I PT. Sawit Sukses Sejahtera.

Estate Manager

Aji ji

Kepala Tata Usaha

Hairullah Pajemi

Asisten Kepala

Ken Roy Nababan

Asisten Divisi 1 & 2 (Rawat)

M. Ali Hamzah Harahap

Asisten Divisi 3 & 4 (Rawat)

M. Ridwan

Asisten Divisi 1 & 2 (Panen)

Siprianus Ama Suba

Asisten Divisi 3 & 4 (Panen)

Ibnu Rusdi

Mandor Wilayah Divisi 1 - 4 (Rawat)

Abdul Raja

Mandor Wilayah Divisi 1 & 2 (Panen)

Robi Irawan

Mandor Wilayah Divisi 3 & 4 (Panen)

Sahril

Karyawan BHL Divisi 1 - 4 (Rawat)

189 TK

Karyawan BHL Divisi 1 - 4 (Panen)

(41)

Lampiran 2. Peta Kerja PT. Sawit Sukses Sejahtera Wilayah I.

(42)
(43)

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT. Sawit

Sukses Sejahtera Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 1. Penunasan (prunning)

Gambar 2. Pengukuran Mata Dodos

(44)

Gambar 3. Pemupukan Secara Tugal (Pocket)

(45)

Gambar 5. Pemupukan Secara Tabur

Gambar 6. Pengendalian Gulma Secara Chemis

(46)

Gambar 7. Pembuatan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)

(47)

Gambar 9. Sensus Produksi

Gambar 10. Melakukan Potong Buah

(48)

Gambar 11. Melangsir Buah ke TPH

(49)

Gambar 13. Transportasi TBS

Gambar

Gambar 1. Penunasan (prunning)
Gambar 3. Pemupukan Secara Tugal (Pocket)
Gambar 5. Pemupukan Secara Tabur
Gambar 7. Pembuatan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tema pengembangan model pembelajaran bola tangan dengan memodifikasi permainan bola tangan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mendapatkan bantuan yang tidak sedikit dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat

Tujuan disusunnya analisis peta mutu pendidikan (capaian Standar Nasional Pendidikan) Kabupaten Badung ini adalah untuk mengetahui gambaran ketercapaian mutu pendidikan

Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut bagaimana asas-asas ini dapat membantu kita sewaktu kita mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan kita dan pertanyaan dari orang lain,

Rancangan Menu Transaksi Pada Sistem Informasi Pembongkaran Kapal Halaman ini merupakan halaman untuk melihat beberapa menu master transaksi yang ada pada sistem informasi

laksanakan kewajiban sampai de- ngan jangka waktu berakhirnya jangka waktu penghentian semen- tara sebagian atau seluruh alat produksi dapat direkomendasikan untuk dikenakan

Dalam mengelola usaha Soto Neon Pak Ni, Ibu Sri Reswanti pernah melakukan eksperimen berupa mencoba mengganti kecap yang digunakan dalam pembuatan soto dan aneka sate

Adapun tujuan dari kegiatan ini, yaitu untuk lebih mengenalkan Museum Seni yang terdapat di Desa Ayunan terhadap masyarakat lokal, nasional maupun di kancah