iv ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN
CIKONDANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIPAR KOTASUKABUMI PERIODE JUNI-AGUSTUS 2006
Vidie Aseanto, 2006, Pembimbing: Donny Pangemanan, drg, SKM
Demam berdarah adalah salah satu masalah kesehatan yang penting di Indonesia karena dapat mempengaruhi angka kematian. Ada banyak daerah di Indonesia yang menjadi daerah endemis demam berdarah, dan salah satu diantaranya adalah kelurahan Cikondang wilayah kerja puskesmas Tipar kota Sukabumi.
Penulis ingin mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit demam berdarah di kelurahan Cikondang.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan sampel sebanyak 340 responden yang diambil dengan teknik Simple Random Sampling, dan kuesioner sebagai instrumen. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh tingkat pengetahuan responden cukup baik (94,4%), sikap cukup baik (89,1) dan perilaku kurang (56,5%).
Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat berperan penting dalam. Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dan pencegahan penyakit DBD di kelurahan Cikondang. Walaupun pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Cikondang pada umumnya baik, akan tetapi masih banyak masyarakat yang memiliki perilaku yang kurang dalam pencegahan penyakit DBD dan pemberantasan sarang nyamuk, sehingga morbiditas DBD di kelurahan Cikondang masih cukup tinggi.
ABSTRACT
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR OF THE SOCIETY TOWARD DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) AT
PUSKESMAS TIPAR, CIKONDANG DISTRICT DURING THE PERIODE FROM JUNE TO AUGUST 2006
Vidie aseanto tanessia, 2006. Tutor: Donny Pangemanan, Drg. SKM.
DHF is one of the crucial medical problems in Indonesia due to the increasing case fatality rate. Many areas in Indonesia can be classified as an endemic area of DHF and Cikondang district is included to this area.
The major aim of the writer is actually to figure out the description of knowledge, attitude and behaviour of the community of Cikondang toward DHF.
The method used in this research is a descriptive method wih 340 respondents taken by simple random sampling and questioners as an instrument.
The research tells us about the level of knowledge which is good (94,4%), so is the attitude (89,1%), and the behaviour is a little unsatisfying which is 56,5%.
Knowledge, attitude and behaviour of the community take a very essential role in eradicating Aedes aegypti and preventing DHF in Cikondang district. Although the level of knowledge and attitude of the community in Cikondang basically are good, there are still many famillies who are intollerent in eradicating and preventing DHF which can escalate the DHF morbidity rate.
The very crucial thing that must be done is to usage adequate clean water for society in the district so that people will not have to put water in containers which can cause the outbreak of DHF. The other efective way to prevent DHF is to eradicate the breeding places of mosquitoes. The project is called “3M plus” way, which consist of three ways; to cover, to clean and to bury the trash that possibly enables the water to stagnate and become the best place for mosquitoes to breed and to put on the mosquitoes net during bed time, fogging, using reppelents and to get the community clean their house and environment at least once in a week.
vi
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian... 3
1.3.1 Maksud Penelitian……… 3
1.3.2 Tujuan Penelitian……… 4
1.4Manfaat Penelitian……… 4
1.5Kerangka Pemikiran……… 5
1.6Metode Penelitian……… 7
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian……… 7
1.7.1 Lokasi Penelitian……… 7
1.7.2 Waktu Penelitian……… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
2.1 Sejarah Demam Berdarah Dengue……… 8
2.2 Epidemiologi Demam Berdarah Dengue……… 9
2.3.1 Jenis Parasit……… 10
2.3.2 Vektor……… 11
2.4 Ekologi dan Bionomika……… 13
2.4.1 Telur……… 13
2.5.1 Penularan Virus-virus Dengue……… 16
2.5.2 Virus Dengue Dalam Tubuh Nyamuk……… 17
2.5.3 Virus Dengue Dalam Tubuh Manusia………. 17
2.6 Penyebaran Demam Berdarag Dengue di Dunia……….. 17
2.6.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat……… 17
2.6.2 Demam Berdarah Dengue di Amerika……… 19
2.6.3 Demam Berdarah Dengue diWilayah Afrika dan Mediterania Timur……… 20
2.7 Perjalanan Klinis……… 20
2.7.1 Teori Virulensi Virus……… 20
2.7.2 Teori Imunopatologi……… 21
2.7.3 Teori Antigen Antibodi……… 21
2.7.4 Teori Infection Enhancing Antibody……… 21
2.7.5 Teori Mediator……… 21
2.7.6 Teori Trombosit Endotel……… 22
2.7.7 Teori Apoptosis……… 22
2.8 Manifestasi Klinis……… 23
2.8.1 Demam Berdarah Dengue……… 25
viii
BAB III METODE PENELITIAN……… 35
3.1 Metode Penelitian……… 35
3.2 Rancangan Penelitian……… 35
3.3 Instrumen Penelitian……… 35
3.4 Pengumpulan Data……… 36
3.5 Populasi Penelitian……… 36
3.6 Sampel Penelitian……… 37
3.7 Definisi Operasional……… 37
3.8 Teknik Analisis Data……….. 40
3.8.1 Identitas Responden……… 40
3.8.2 Pengetahuan……… 41
3.8.3 Sikap……….... 41
3.8.4 Perilaku……… 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 43
4.1 Gambaran Umum Kelurahan Cikondang……… 43
4.2 Identitas Responden……… 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 63
5.1 Kesimpulan……… 63
DAFTAR PUSTAKA……… 65
LAMPIRAN……… 66
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1.1. Jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue di kota Sukabumi ……….. 4
2. Tabel 1.2. Jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue di wilayah kerja puskesmas Tipar dari bulan Januari-Desember 2005... 4 3. Tabel 2.1. Laporan global tentang dengue dan demam berdarah dengue
1956-1995... 19 4. Tabel 4.1. Distribusi responden menurut umur……….... 43 5. Tabel 4.2. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan terakhir….. 44 6. Tabel 4.3. Distribusi responden menurut pekerjaan…………....………. 44 7. Tabel 4.4. Distribusi responden menurut penghasilan per kapita……... 45 8. Tabel 4.5. Distribusi banyaknya anggota keluarga dalam rumah... 45 9. Tabel 4.6. Distribusi pernah tidakya mendengar tentang penyakit demam
Berdarah... 46 10.Tabel 4.7. Distribusi darimana responden mendengar tentang penyakit
DBD………... 46 11.Tabel 4.8. Distribusi responden menurut tahu tidaknya tentang penyebab penyakit DBD... 47 12.Tabel 4.9. Distribusi responden menurut penyebab penyakit DBD... 47 13.Tabel 4.10 Distribusi responden menurut tahu atau tidaknya tentang
tanda-tanda awal penderita penyakit DBD... 48 14.Tabel 4.11. Distribusi responden menurut tanda-tanda awal penderita
penyakit DBD... 48 15.Tabel 4.12. Distribusi responden menurut tahu atau tidaknya tempat
17.Tabel 4.14. Distribusi responden menurut tahu atau tidaknya cara
mencegah penyakit DBD……….. 50 18.Tabel 4.15.Distribusi responden menurut cara mencegah penyakit
DBD……… 50
19.Tabel 4.16. Distribusi responden menurut kapan nyamuk DBD
menggigit……… 51
20.Tabel 4.17. Distribusi responden menurut ciri-ciri penyebar nyamuk
penyebar penyakit DBD……… 51 21.Tabel 4.18. Distribusi responden menurut dapat tidaknya penyakit DBD
Menular……….. 52
22.Tabel 4.19. Distribusi responden menurut cara penularan penyakit
DBD……… 52
23.Tabel 4.20. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya diadakan penyuluhan tentang penyakit DBD……… 53 24.Tabel 4.21. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan menguras bak mandi secara rutin……… 53 25.Tabel 4.22. Distribusi jawaban responden menurut setuju atau tidaknya diadakan pengasapan……… 54 26.Tabel 4.23. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan
penggunaan abate pada tempat penampungan air dan bak mandi……… 54 27.Tabel 4.24. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya diadakan kerja bakti di lingkungan tempat tinggal……… 55 28.Tabel 4.25. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya kegiatan mengubur barang bekas yang sudah tidak terpakai………... 55 29.Tabel 4.26. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dengan
pemakaian kawat nyamuk pada jendela………...………… 56 30.Tabel 4.27. Distribusi responden menurut setuju atau tidaknya dilakukan
gerakan 3M……… 56
31.Tabel 4.28. Distribusi responden menurut ada tidaknya pemakaian
xii
32.Tabel 4.29. Distribusi jawaban responden menurut sudah atau belum melakukan tindakan untuk mencegah penyakit demam berdarah melalui
gerakan 3M... 58
33.Tabel 4.30. Distribusi responden menurut bagaimana melakukan pencegahan Penyakit DBD yang sudah dilakukan... 58
34.Tabel 4.31. Distribusi responden menurut berapa kali menguras bak mandi... 59
35.Tabel 4.32. Distribusi responden ikut tidaknya jika ada penyuluhan tentang DBD... 59
36.Tabel 4.33. Distribusi responden menurut pernah tidaknya anggota keluarga terkena demam tinggi... 60
37.Tabel 4.34. Distribusi responden menurut tindakan yang dilakukan jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena demam tinggi... 60
38.Tabel 4.35. Distribusi responden menurut pemakaian repellent terutama ketika keluar rumah pada siang hari... 61
39.Tabel 4.36. Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan... 61
40.Tabel 4.37. Distribusi responden menurut tingkat sikap... 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Gambar 2.1. Virus dengue……… 9 2. Gambar 2.2. Aedes aegypti……… 10 3. Gambar 2.3. Perbandingan telur Aedes aegypyi dengan butiran
beras……... 12 4. Gambar 2.4. Penyebaran umum demam berdarah dengue
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis termasuk Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian
anak dan dewasa serta dapat menurunkan produktifitas tenaga kerja (Harijanto,2000).
Daerah fokus demam berdarah semakin meluas baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan (Dinas Kesehatan Jabar,2002).
Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2005 total kasus DBD di seluruh
propinsi Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang
(CFR=1,53%). Kasus tertinggi terdapat di propinsi DKI Jakarta (11.534) sedangkan CFR
tertinggi terdapat di propinsi NTT (3,96%) (Kristina,2005).
Di Jawa Barat sendiri jumlah orang yang terinfeksi DBD sebanyak 18.771 orang, sedikit
berkurang bila dibandingkan dengan tahun 2004 dimana terdapat 19.012 orang yang
terserang penyakit DBD (Dinkes Jabar)
Penyakit demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter
diatas permukaan laut (Isminah,2004)
Penyebaran penyakit demam berdarah di Indonesia masih cukup luas. Masih
banyak daerah di Indonesia yang merupakan daerah endemis Demam berdarah. Untuk itu
diperlukan pengetahuan masyarakat mengenai perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes albopictus serta cara mencegah nyamuk tersebut berkembang biak. Pola siklus
peningkatan penularan bersamaan dengan musim hujan . Interaksi antara kebersihan
lingkungan, pengetahuan masyarakat tentang demam berdarah dengue dan turunnya
hujan adalah determinan penting dari penularan, karena dinginnya suhu mempengaruhi
2
Lebih jauh lagi, turunnya hujan dan kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi
reproduksi nyamuk dan meningkatkan kepadatan populasi nyamuk vektor (WHO,2002).
Kota Sukabumi merupakan salah satu kota yang penderita demam berdarahnya
cukup banyak, terutama pada musim hujan. Banyaknya jumlah kasus demam berdarah
selain diakibatkan oleh faktor lingkungan juga ditunjang oleh kondisi masyarakat
terutama kebersihan lingkungan yang kurang, rumah atau sekolah belum 100% bebas
jentik, persediaan air terbatas dan abatisasi belum bisa dijalankan secara rutin. Karena
itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang menjadi faktor utama terjadinya
penyakit demam berdarah dengue di kota Sukabumi khususnya kelurahan Cikondang,
karena dengan diketahuinya hal tersebut maka kita akan lebih mudah mengurangi angka
kejadian demam berdarah dengue sekaligus juga mengurangi ketakutan penduduk akan
penyakit demam berdarah dengue (laporan tahunan puskesmas Tipar, 2005).
Karena hal-hal diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul gambaran
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyakit demam berdarah di
kelurahan Cikondang wilayah kerja puskesmas Tipar kota Sukabumi.
1.2.Identifikasi Masalah
- Bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Sukabumi secara umum
dan masyarakat di kelurahan Cikondang tentang penyakit demam berdarah
dengue.
Untuk kota Sukabumi mulai Januari sampai dengan Desember tahun 2005 tercatat 371
orang terinfeksi Demam Berdarah Dengue dengan pasien yang meninggal sebanyak 6
3
Tabel 1.1. Jumlah penderita penyakit demam berdarah di kota sukabumi.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jumlah
12 25 33 30 19 29 25 43 41 33 43 38 371
Berikut adalah data yang diterima dari puskesmas Tipar yang mencakup kelurahan
Tipar dan kelurahan Cikondang (Laporan tahunan puskesmas Tipar,2005)
Tabel 1.2. Jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue di wilayah kerja
puskesmas Tipar dari bulan Januari – Desember 2005
Kelurahan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jumlah
Tipar 1 3 1 4 2 11
Cikondang 1 2 1 2 1 2 3 7 19
Jumlah 1 1 5 1 2 1 2 4 4 9 30
1.3.Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
4
1.3.2. Tujuan
- Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) di kelurahan Cikondang.
- Untuk mengetahui sikap masyarakat dalam mencegah dan menghadapi DBD di
kelurahan Cikondang..
- Untuk mengetahui perilaku masyarakat terhadap kejadian DBD di kelurahan
Cikondang.
1.4.Manfaat penelitian
- Untuk instansi terkait, penelitian ini berguna untuk mengetahui secara lebih jelas
tentang pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap angka
kejadian demam berdarah dengue di kelurahan Cikondang dan selanjutnya
mempermudah penyusunan langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan
penyakit demam berdarah dengue sehingga angka mortalitas dan morbiditas
dapat dikurangi.
- Untuk masyarakat khususnya masyarakat kelurahan Cikondang, penelitian ini
dapat berguna untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keadaan-keadaan yang
dapat mendukung angka kejadian demam berdarah dengue, meningkatkan usaha
pemberantasan tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk sehingga selanjutnya
masyarakat dapat terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue.
- Untuk peneliti, penelitian ini berguna untuk mendalami dan memahami lebih
jauh tentang penyakit demam berdarah dengue, sehingga di masa yang akan
datang ketika peneliti terjun ke masyarakat secara langsung peneliti dapat
membantu masyarakat dalam mencegah, mendiagnosa, dan mengobati penyakit
5
1.5.Kerangka Pemikiran
Dalam usaha untuk mencegah dan menanggulangi demam berdarah dengue ada
beberapa hal yang harus diketahui mengenai gejala-gejala penyakit demam berdarah
dengue dan cara menjaga lingkungan sekitar rumah agar tidak menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk. Bila masyarakat mengetahui gejala-gejala awal penyakit
demam berdarah dengue maka masyarakat dapat mengambil tindakan lebih dini jika
salah satu anggota keluarga memperlihatkan gejala-gejala awal penyakit demam berdarah
dengue, dengan demikian akan mengurangi angka mortalitas, selain itu jika masyarakat
dapat mengetahui dan membersihkan tempat-tempat yang menjadi perkembangbiakan
nyamuk demam berdarah dengue maka angka morbiditas penyakit demam berdarah
dengue akan dapat dikurangi. Lebih jauh lagi pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat mempunyai peranan yang tinggi, khususnya perilaku masyarakat, dimana
masyarakat tidak perlu mengerti mengapa mereka melakukan hal yang bisa mencegah
perkembangbiakan demam berdarah dengue asalkan mereka melakukannya secara benar.
Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang
bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pada
manusia sendiri. Oleh karena itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat
luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain-lain. Bahkan kegiatan
internal seperti berfikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Menurut Hendrik L Blumm, derajat kesehatan masyarakat merupakan hasil gabungan
dari 4 faktor, yaitu (Soekidjo Notoadmodjo, 1993):
1) Lingkungan
Masalah lingkungan pada teori Blumm dapat dibagi menjadi dua, yaitu
lingkungan alamiah dan lingkungan buatan manusia. Paradigma sehat berperanan
untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik, yamg merupakan faktor yang
6
2) Keturunan
Keturunan adalah faktor yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk,
genetika dan sosial budaya.
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah merupakan program Departemen
Kesehatan yang memberikan kontribusi besar terhadap derajat kesehatan
meskipun masih dibawah faktor lingkungan dan perilaku.
4) Perilaku
Faktor perilaku memberikan kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Namun justru faktor perilaku ini masih belum diupayakan untuk
digarap secara intensif. Perilaku yang bertentangan dengan norma kesehatan
seringkali merupakan akibat dari budaya masyarakat yang telah berakar selama
berabad-abad. Pendidikan formal tidak banyak bermanfaat untuk mengubah
perilaku masyarakat. Perilaku sering dianggap bukan sebagai masalah kesehatan,
padahal pengaruhnya sangat besar terhadap kesehatan. Dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka diperlukan upaya-upaya untuk
7
1.6.Metode Penelitian
-Metode penelitian : Deskriptif
-Rancangan Penelitian : Cross sectional
-Instrumen : Kuesioner
-Teknik pengambilan data : Survei dengan wawancara langsung
-Teknik penarikan sampel : Simple random sampling
-Populasi : Penduduk yang bermukim di kelurahan Cikondang di
wilayah kerja puskesmas Tipar, kota sukabumi.
-Jumlah populasi : 1.986 KK (7933orang)
-Jumlah sample : 332 KK
1.7.Lokasi dan Waktu Penelitian
1.7.1. Lokasi Penelitian
Kelurahan Cikondang, wilayah kerja puskesmas Tipar, kota Sukabumi.
1.7.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Juni 2006 hingga bulan Agustus 2006, dan
proses persiapan, pelaksanaan, serta pengolahan hasil penelitian dilakukan selama
bulan Februari sampai Desember.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelurahan Cikondang wilayah kerja
puskesmas Tipar mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap
penyakit demam berdarah dengue, dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. 60,9% dari responden mempunyai pengetahuan yang baik.
b. 60,3% dari responden mempunyai sikap yang baik.
c. 56,5% dari responden mempunyai perilaku yang kurang
5.2. Saran
Walaupun 60% lebih dari responden sudah mempunyai pengetahuan dan sikap
yang baik, akan tetapi 50% lebih dari responden masih mempunyai perilaku yang kurang,
hal ini menunjukan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit demam
berdarah dengue, dan hal ini juga yang mengakibatkan dampak bagi warga lain yang
sudah cukup melakukan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue
dikarenakan tempat tinggal mereka yang berdekatan. Karena itu maka penulis
menyarankan agar kegiatan pencegahan penyakit demam berdarah dengue ini terus
digalakkan. Ini dapat dilakukan melalui :
a. Penyuluhan yang dilakukan dari rumah ke rumah yang dilakukan oleh dokter atau
petugas kesehatan..
b. Penyediaan air bersih oleh pemerintah untuk keperluan masyarakat, sehingga
masyarakat tidak perlu menampung air untuk mendapatkan air bersih.
c. Tokoh masyarakat setempat, dalam hal ini ketua RW atau ketua RT mengatur
64
d. Pemberian contoh perilaku yang baik mengenai pencegahan penyakit Demam
Berdarah Dengue khususnya 3M oleh tokoh masyarakat & pemuka agama di
lingkungan masyarakat tersebut.
e. Mengaktifkan gerakan pemantau jentik nyamuk yang dilakukan oleh kader
65
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Christantie.. Perawatan pasien DHF. Edisi I. Jakarta. EGC. 1995. Hal 54-57.
H.Sudrajat SB Dr. Demam Berdarah Dengue. Jurnal Sumber Alkes XX, April 2005.
Indrawan. Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah. Edisi I. Bandung. Pionir Jaya. 2001. Hal 21-32, 37-45, 49-51, 86-95.
Kristina, Isminah, Leny Wulandari. Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kajian Masalah Kesehatan. Vol X. April 2005
Laporan Tahunan Puskesmas Tipar. 2005. Sukabumi.
Mela, Demam Berdarah Dengue, Sumber Alkes, vol XIV, Mei 2006.
Profil Kesehatan Jawa Barat. 2004. Bandung
Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Edisi III. Jakarta. EGC. 1997. Hal 136-144.
World Health Organization, Salmiyatun. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Edisi I. Jakarta. EGC. 2004. Hal 1-12, 58-78.