• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

AKTUALISASI DIRI PADA WANITA KARIR YANG MENGURUS RUMAH TANGGA

Christian Soetanto

ABSTRAK

Penelitian ini berujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode pengambilan data berupa wawancara terbuka dengan metode semi terstruktur dan observasi tertutup. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sample. Subjek penelitian berjumlah tiga orang dengan karakteristik: wanita sudah menikah, masih mempunyai suami, memiliki satu anak atau lebih, aktivitas bekerja lebih dari 6-8 jam, berdomisili di kota Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga mempunyai latarbelakang yang berbeda-beda dalam bekerja. Wanita yang mempunyai latarbelakang pendidikan tinggi dapat mengaktualisasikan dirinya dengan sangat baik saat bekerja namun tidak optimal dalam mengurus rumah tangga. Sebaliknya, wanita yang bekerja karena keharusan ekonomi tidak dapat menikmati pekerjaannya tetapi dapat mengaktualisasikan dirinya dengan mengurus rumah tangga dengan baik.

(2)

SELF ACTUALIZATION TO CAREER WOMAN WHO HANDLE HOUSEHOLD

Christian Soetanto

ABSTRACT

This research is aimed to know self actualization to career woman who handle household. This research uses a qualitative method. The research data are gained by using open interview with the semi structured method and observation closed. The sample uses purposive sample. The subject this research are three career woman with characteristics: woman married , still have husband , to have one child or more , activity work in excess of the 6-8 hours , reside in Solo. The research results show that women who run the role as a career woman and housewives have different background in working. Woman who have background higher education can actualize her self with very good while working but not optimal in the house households. On the other hand, woman who works because the requirement economic not have access to her job but can be actualize her self with the care of the households well.

(3)

i

AKTUALISASI DIRI PADA WANITA KARIR YANG MENGURUS RUMAH TANGGA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Christian Soetanto 119114087

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

Kar ya kecil dan seder hana ini penulis dedikasikan unt uk

Tuhan Yesus yang selalu membimbing penulis dalam menj alankan

kehidupan yang penuh dengan suka dan duka. Or angt ua, kakak, dan adik yang

selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan kuliah. Semua or ang t er kasih yang

t elah member i kesan, makna, dan war na dalam kehidupan penulis.

(7)

v

“J anganlah t akut , sebab Aku menyer t ai engkau

J anganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan t angan kanan- Ku yang

membawa Kemenangan”

(8)
(9)

vii

Christian Soetanto

ABSTRAK

Penelitian ini berujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode pengambilan data berupa wawancara terbuka dengan metode semi terstruktur dan observasi tertutup. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sample. Subjek penelitian berjumlah tiga orang dengan karakteristik: wanita sudah menikah, masih mempunyai suami, memiliki satu anak atau lebih, aktivitas bekerja lebih dari 6-8 jam, berdomisili di kota Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga mempunyai latarbelakang yang berbeda-beda dalam bekerja. Wanita yang mempunyai latarbelakang pendidikan tinggi dapat mengaktualisasikan dirinya dengan sangat baik saat bekerja namun tidak optimal dalam mengurus rumah tangga. Sebaliknya, wanita yang bekerja karena keharusan ekonomi tidak dapat menikmati pekerjaannya tetapi dapat mengaktualisasikan dirinya dengan mengurus rumah tangga dengan baik.

(10)

viii

Christian Soetanto

ABSTRACK

This research is aimed to know self actualization to career woman who handle household. This research uses a qualitative method.The research data are gained by using open interview with the semi structured method and observation closed. The sample uses purposive sample. The subject this research are three career woman with characteristics: woman married , still have husband , to have one child or more , activity work in excess of the 6-8 hours , reside in Solo.The research results show that women who run the role as a career woman and housewives have different background in working. Woman who have background higher education can actualize her self with very good while working but not optimal in the house households . On the other hand , woman who works because the requirement economic not have access to her job but can be actualize her self with the care of the households well .

(11)
(12)

x

Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan pada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik

2. Papah dan Mamah, terimakasih atas kasih sayang dan doa yang selalu menyertai penulis. Penulis merasa termotivasi dengan dukungan yang selalu diberikan oleh orangtua penulis.

3. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selalu Kaprodi untuk semua kesempatan belajar yang diberikan.

4. Bapak Drs. H.Wahyudi, M.Si. selalu dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan banyak inspirasi, dukungan, masukan, tenaga, waktu, dan nasehat hidup yang tak terlupakan. Terima kasih atas kesabaran bapak yang mau menerima penulis selama menjalankan bimbingan skripsi.

5. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selalu dosen pembimbing akademik, terima kasih atas segala bimbingan dan motivasinya sehingga penulis dapat terus bersemangat berkuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(13)

xi

8. Kakakku, Andreas, yang selalu mendukung dan membantu mencari inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

9. Adikku, Grace, yang telah menjadi motivasi penulis untuk segera lulus. Tetap menjadi adik yang lucu dan selalu hormat pada orangtua.

10. Kakek dan nenek yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis untuk menjadi orang yang sukses.

11. Teman-teman terbaik penulis yaitu Herry, Brama, Adit, dan Hogi yang selalu mendukung dan membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

12. Teman-teman sebimbingan Pak Wahyudi yaitu Ratna, kak Firsta, kak Galih, Brama, dan Veronica yang sudah menjadi teman diskusi dalam penyelesaian skripsi.

13. Teman-teman angkatan 2011, terima kasih atas segala pengalaman dan kebersamaannya selama berdinamika di Psikologi.

14. Untuk nama-nama yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini namun belum disebutkan, maaf atas keterbatasan penulis. Terima kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca. Terimakasih.

(14)

xii

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSRAK... vii

ABSTRACT... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 9

1. Manfaat Teoritis... 9

2. Manfaat Praktis... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

A. Aktualisasi diri... 10

1. Definisi Aktualisasi Diri... 10

(15)

xiii

5. Tingkatan Kebutuhan Aktualisasi Diri... 20

B. Wanita Karir... 23

1. Definisi Wanita Karir... 23

2. Aspek-Aspek Konflik pada Wanita Karir... 24

3. Konflik Peran Ganda... 28

C. Dinamika Aktualisasi Diri pada Wanita Karir yang mengurus Rumah Tangga... 29

D. Kerangka Berpikir... 32

BAB III. METODE PENELITIAN... 33

A. Paradigma Penelitian Kualitatif... 33

B. Subjek Penelitian... 35

C. Metode Pengumpulan Data... 36

D. Metode Analisis Data... 36

E. Uji Kesahihan dan Keandalan Data... 40

F. Pedoman Wawancara... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 43

A. Persiapan Penelitian... 43

B. Pelaksanaan Penelitian... 44

C. Hasil Penelitian... 45

1. Kasus Subjek 1... 45

a. Identitas Subjek 1... 45

b. Hasil Observasi Subjek 1... 45

(16)

xiv

a. Identitas Subjek 2... 59

b. Hasil Observasi Subjek 2... 59

c. Hasil Wawancara Subjek 2... 60

d. Analisis... 65

3. Kasus Subjek 3... 70

a. Identitas Subjek 3... 70

b. Hasil Observasi Subjek 3... 70

c. Hasil Wawancara Subjek 3... 71

d. Analisis... 75

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 80

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 90

A. Kesimpulan... 90

B. Kelemahan Penelitian... 91

C. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA... 94

(17)

xv

Lampiran 1 : Hasil Wawancara Subjek 1... 45

Lampiran 2 : Tabel Wawancara Subjek 1... 98

Lampiran 3 : Hasil Wawancara Subjek 2... 60

Lampiran 4 : Tabel Wawancara Subjek 2... 105

Lampiran 5 : Hasil Wawancara Subjek 3... 70

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran perempuan dalam kehidupan rumah tangga adalah mendidik anak dan mengurus rumah tangga. Pada umumnya perempuan melakukan tugas rumah tangga seperti mencuci,menyapu,membersihkan rumah,memasak,mendampingi anak belajar maupun mengatur keuangan rumah tangga. Peran tersebut merupakan kodrat dan kewajiban yang harus dijalani oleh wanita (Mulyawati,1986, dalam Pika, Winanti,& Safitri, 2009). Namun seiring perkembangan jaman yang semakin maju, peran perempuan di dunia industri belakangan ini mulai diperhitungkan.

Beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan banyak perusahaan memilih mempekerjakan perempuan daripada laki-laki. Pilihan tersebut disebabkan karena perempuan dirasa lebih kompeten,tekun,hati-hati, dan mampu mempengaruhi orang. Prestasi perempuan juga lebih bagus daripada pria dalam pekerjaan tertentu. Beberapa jabatan clerical

(19)

(b) keinginan untuk membina karir dan (c) kesadaran bahwa pembangunan memerlukan tenaga kerja,baik pria maupun wanita. Adanya tuntutan untuk mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi wanita untuk bekerja.

Dalam beberapa tahun ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan sangat pesat. Hal ini mendorong perempuan untuk ikut ambil bagian dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Terlepas dari semua peran ganda bahkan multi peran perempuan merupakan salah satu alternatif dari sekian alternatif yang ada untuk mempertahankan ekonomi keluarga terutama bagi mereka yang tergolong dalam ekonomi menengah ke bawah (Tuti, 1990, dalam Triastutik, 2013). Peran perempuan dalam bekerja juga mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.Media Indonesia Nasional (dalam Yunita, 2013) mencatat jumlah pekerja perempuan di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Biro Pusat Statistik (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) bahwa partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 1988 jumlah pekerja perempuan di Indonesia berkisar 23.874.000 orang. Tahun 2003 mencapai 35,37% dari jumlah pekerja perempuan secara keseluruhan 100.316.000 orang. Tahun 2007 meningkat menjadi 35.479.000 orang, sedangkan jumlah pekerja laki-laki hanya bertambah 287 ribu orang.

(20)

diantaranya yang pertama yaitu banyaknya kursus dan pendidikan tinggi, adanya kursus dan pendidikan yang tinggi membentuk pikiran wanita yang dulu beranggapan bahwa lapangan kerja wanita hanyalah sebagai ibu rumah tangga menjadi lebih maju. Penelitian barnett & Bruch (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang perempuan berhubungan dengan tinggi rendahnya konflik dalam menjalankan peran ganda. Kedua yaitu keinginan mengembangkan potensi yang dimiliki, adanya peningkatan potensi secara terus menerus akan meningkatkan rasa percaya diri dan dapat mendatangkan nilai lebih pada wanita sebagai seorang pekerja. Ketiga yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.Wanita karir membuat pendapatan dalam keluarga akan bertambah sehingga keluarga tersebut dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik, seperti gizi, pendidikan, tempat tinggal, sandang, hiburan, dan fasilitas kesehatan (Mappiare, 1983, dalam Diansari, 2006).

(21)

yang telah menikah dan mempunyai anak, tentu akan dihadapkan pada tugas dan tanggung jawabanya sebagai karyawati namun juga dihadapkan perannya sebagai ibu rumah tangga. Menurut Sadli (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) keinginan perempuan menjalankan perannya domistik-publik dapat menimbulkan konflik peran dalam dirinya. Konflik peran muncul jika seorang perempuan bekerja mengalami pertentangan antara tangggung jawab yang dimilikinya dengan tugas-tugas yang harus dilakukannya. Hal ini dikarenakan perempuan yang bekerja menyandang dua peranan yang penting, yaitu sebagai pekerja dan perannya sebagai ibu rumah tangga.

Konflik peran lebih dirasakan oleh perempuan daripada laki-laki. Perempuan yang menjalankan peran ganda sering kali mengalami konflik akibat tuntutan karir dan tuntutan dalam mengurus rumah tangga.Menurut Moen (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) perbedaan terjadi dikarenakan tuntutan peran yang berbeda. Perempuan dihadapkan pada tuntutan peran pekerjaan dan peran keluarga secara serentak. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik apabila perempuan tidak dapat membagi waktu antara perannya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja.

(22)

mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan manusia pembangunan. Peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis seperti mencari nafkah di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki.

(23)

manusia memiliki motif dasar yaitu kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri. Kecenderungan ini adalah keinginan untuk memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap human beingness

yang setinggi-tingginya.

(24)

Wanita karir yang mengurus rumah tangga harus mengetahui potensi yang dimiliki. Hal ini berguna untuk mengetahui bakat dan minat yang dipunya sehingga dapat sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Menurut Siswandi (dalam Betsy & Reny, 2014) menyebutkan bahwa kebutuhan aktualisasi diri pada dasarnya memberi perhatian pada manusia, khususnya terhadap nilai-nilai martabat secara penuh. Hal tersebut dicapai melalui segenap potensi, bakat, dan kemampuan yang dimikiki dengan bekerja sebaik-baiknya sehingga tercapai suatu keadaan eksistensi yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan diri. Kecenderungan mengaktualisasikan diri ini bersifat selektif karena hanya menaruh perhatian pada aspek-aspek lingkungan yang memungkinkan individu bergerak secara konstruktif. Rogers (Supraktiknya, 1993 dalam Betsy & Reny, 2014) mengatakan aktualisasi diri dirasa penting bagi wanita karir sebagai pemenuhan akan segala potensi dan kapasitas diri secara penuh. Orang yang dapat mengaktualisasikan diri cenderung dapat menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang berada di sekitarnya. Menurut Maslow (Feist & Feist, 2010 dalam Betsy & Reny, 2014) individu yang mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderungan untuk menjalin hubungan baik, akrab, dan penuh rasa cinta dan kasih sayang dengan orang yang berada di sekitarnya.

(25)
(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

Bagaimanawanita karir yang mengurus rumah tangga dapat mengaktualisasikan diri?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti uraikan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis:

(27)

10

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Aktualisasi Diri

1. Definisi aktualisasi diri

Aktualisasi diri menurut Maslow (Feist & Feist, 2010, dalam Betsy & Reny, 2014) menyebutkan bahwa aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri yang dipunya, dan menjadi diri sekreatif mungkin. Menurut Siswandi (dalam Betsy & Reny, 2014) bahwa kebutuhan aktualisasi diri pada dasarnya memberikan perhatian pada manusia, khususnya terhadap nilai-nilai martabat secara penuh. Hal tersebut dapat tercapai melalui penggunaan segenap potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki melalui dengan bekerja sebaik-baiknya, sehingga tercapai suatu keadaan eksistensi yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan diri. Menurut Maslow (dalam Hersinta & Veronika, 2011) aktualisasi diri merupakan potensi atau kemampuan diri yang seseorang mampu untuk mencapainya.

(28)

kanak-kanak. Aktualisasi akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang ketika mencapai usia tertentu seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis. Aktualisasi diri adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk menjadi yang terbaik yang bisa dilakukan. Rogers menyatakan bahwa tiap orang memiliki kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri untuk mengembangkan seluruh potensinya. Rogers berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, maka manusia yang mempunyai perilaku menyimpang pada dasarnya bukan disebabkan oleh itikad yang negatif, tetapi karena tidak adanya kesempatan bagi orang tersebut untuk mengembangkan potensinya.

Dari penjelasan di atas aktualisasi diri dapat dimaknai sebagai keinginan bawaan individu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mencapai prestasi sesuai dengan bidangnya masing-masing

2. Ciri-Ciri Aktualisasi Diri

(29)

a) Persepsi yang tepat terhadap realita

Individu ini orientasinya realistik, memandang realitas secara efisien, menerima diri, orang lain, dan alam sekitar apa adanya. Orang ini lebih memperhatikan masalah

(problem centered) dan memperhatikan diri sendiri (self

centered) (Alwisol, 2011, dalam Patioran 2012). Maslow

(Jaenudin, 2015) orang ini dapat melihat dunia secara jernih tanpa dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, atau sikap emosional.

b) Fokus pada target pencapaian

Maslow (Goble, 1987) mengatakan individu yang dapat mengaktualisasikan diri berarti membaktikan hidupnya untuk pekerjaan, tugas, dan kewajiban atau panggilan tertentu yang mereka pandang penting.Menurut Maslow (Jaenudin, 2015) seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan melakukan hal yang terbaik atau bekerja sebaik-baiknya sesuai bidangnya masing-masing.

c) Mempunyai spontanitas

(30)

bertingkah laku yang dibuat-buat. Maslow (Poduska, 1987) mengatakan orang ini dapat menjalankan kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri, dan merasa dapat mengekspresikan pikiran maupun emosi yang sebenarnya. Selain itu, Maslow (Jaenudin, 2015) orang yang dapat mengaktualisasikan diri dapat bertingkah laku secara terbuka, jujur, dan wajar (Jaenudin, 2015).

d) Dapat menerima diri sendiri dan orang lain dengan baik

(31)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

Anari (dalam Putri, 2007) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri adalah:

a) Kreativitas

Sikap yang diharapkan ada pada orang yang mempunyai aktualisasi diri. Kreativitas merupakan suatu sikap. Sikap ini asli, inventif dan inovatif meski tidak harus menghasilkan sesuatu (Goble, 1987). Individu yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki kemampuan memandang sesuatu dari sudut pandang yang unik (Wilcox, 2012, dalam Teguh & Arundati, 2015). Menurut Maslow (Jaenudin, 2015) kreativitas dapat menghasilkan karya baru maupun menggabungkan beberapa penemuan sesuatu yang berbeda. Kreativitas ini datang dari fakta para pengaktualialisasi diri terbuka pada pengalaman dan lebih spontan dalam perasaannya (Goble, 1987, dalam Matthew & Hergenhahn, 2013).

b) Berfungsi Secara Otonom Terhadap Lingkungan

(32)

potensinya (Goble, 1987, dalam Matthew & Hergenhahn, 2013).

c) Transendensi

Menurut Anari (Putri, 2007) individu lebih tinggi, unggul, agung, melampaui superlatif arti yang lain tidak tergantung dengan orang lain. Individu yang beraktualisasi diri akan berusaha menjadi yang terbaik. Seseorang yang mengaktualisasikan dirinya berarti mampu menjadi dirinya sendiri dan tidak terpengaruh oleh perkataan orang lain. d) Demokratis

Menurut Anari (Putri, 2007)orang yang mempunyai aktualisasi diri selalu menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Meski individu menyadari bahwa ada perbedaan-perbedaan dengan orang lain tetapi individu dapat menerima semua orang tanpa memperhatikan tingkat pendidikan dan kelas sosial. Maslow (Jaenudin, 2015) seseorang yang mempunyai aktualisasi diri memiliki karakter demokrasi yang baik. Individu mampu belajar dari siapa saja yang bisa mengajar tanpa memandang adanya perbedaan.

e) Hubungan sosial

(33)

Seseorang yang mengaktualisasikan diri berarti mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang yang berada di sekitarnya. Individu merasa senang dan nyaman dalam melakukan interaksi dengan banyak orang. Seseorang yang mempunyai aktualisasi diri mempunyai hasrat yang tulus untuk membantu orang lain (Matthew & Hergenhahn, 2013).

4. Cara Seseorang Mencapai Aktualisasi Diri

Maslow mengatakan ada beberapa cara agar seseorang dapat mencapai aktualisasi diri (Alberto, 2002):

a) Adanya kemauan untuk berubah

(34)

b) Memiliki sikap tanggung jawab

Menurut Maslow (Alberto, 2002) bertanggungjawab berarti adanya kemampuan untuk menghadapi semua tantangan yang ada dalam kehidupan. Sikap tanggung jawab dengan sendirinya akan terwujud di dalam perbuatan-perbuatan seseorang secara nyata. Sikap tanggung jawab dapat dilatih dengan mencoba bertanggung jawab dengan hal-hal kecil.Orang ini memandang dirinya sebagai agen yang aktif dan bertanggungjawab dalam menentukan nasibnya sendiri (Hidayat, 2011)

c) Memiliki motivasi hidup

(35)

d) Pengalaman yang jujur dan langsung

Maslow (Alberto, 2002) mengatakan bahwa kejujuran terhadap pengalaman dan hidup seseorang dalam dunia akan memampukan seseorang terbuka terhadap realitas yang ada, terbuka terhadap dunia akan memampukan seseorang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman nyata yang dialami. Menurut Rogers (Hidayat, 2011) seseorang yang mampu terbuka terhadap pengalamannya berarti mampu menerima kenyataan termasuk perasaannya sendiri.

e) Siap untuk bersikap beda

(36)

f) Melibatkan diri

Menurut Maslow (Alberto, 2002) melibatkan diri mengandung maka bahwa seseorang memiliki suatu komitmen. Komitmen mengantarkan seseorang pada suatu penghayatan yang mendalam terhadap perbuatan yang ada di luar diri kita. Biasanya orang ini mempunyai visi dan misi yang jelas tentang dirinya sendiri. Menurut Rogers (Hidayat, 2011) mengatakan bahwa perasaan bebas membuat seseorang bebas untuk bertindak. Kondisi ini membuat individu memiliki perasaan berdaya karena mereka mengetahui bahwa masa depan bergantung pada tindakannya.

g) Menilai kemajuan Diri

(37)

masa lalu untuk menjalankan kehidupannya sekarang bahkan untuk masa depan.

5. Tingkatan Kebutuhan Aktualisasi Diri

Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan pada manusia adalah bawaan, tersusun menurut tingkatan atau Hierarki Maslow. Maslow memerinci kebutuhan manusia dalam lima tingkat kebutuhan (Hidayat, 2011):

a) Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis

(38)

b) Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yangdigambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya (Goble, 1987). Menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan ini paling jelas terlihat dalam kehidupan anak-anak, yang biasanya ketakutan ketika dihadapkan dengan situasi baru. pemenuhan kebutuhan rasa aman memastikan individu bahwa mereka tinggal di suatu lingkungan yang bebas dari bahaya, rasa takut, dan kekacauan (Matthew & Hergenhahn, 2013) c) Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

(39)

dibangun melalui hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain, dalam hal ini memberi dan menerima cinta sama-sama penting. Maslow (Matthew & Hergenhahn, 2013) mengatakan jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka individu akan merasa sendiri, kesepian, dan hampa.

d) Kebutuhan Harga Diri

(40)

e) Kebutuhan Beraktualisasi Diri

Maslow mengatakan aktualisasi diri adalah setiap orang yang berkembang sepenuh kemampuannya. Pemaparan tentang kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan kemampuan (Goble, 1987). Aktualisasi diri didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Manusia dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh dan mampu berkembang sepenuh kemampuannya (Jaenudin, 2015).

B. Wanita Karir

1. Definisi Wanita Karir

(41)

memberikan harapan untuk maju. Selain itu, kata karir selalu dihubungkan dengan tingkat atau jenis pekerjaan seseorang.Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi baik usaha sendiri maupun ikut dalam suatu perusahaan.

Seorang wanita karir berarti memiliki pekerjaan khusus di luar rumah dalam rangka mengaktualisasikan diri dan menekuni suatu bidang tertentu (Etiwati, 2009, dalam Paputungan, 2011). Selain itu, wanita karir adalah wanita yang menekuni dan mencintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif lama untuk mencapai suatu kemajuan hidup (Muriah, 2011). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa wanita karir adalah wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya untuk mencapai suatu kemajuan hidup, pekerjaan, atau jabatan.

2. Aspek-Aspek Konflik padaWanita Karir

Ada beberapa aspek konflik peran ganda yang dikemukakan menurut Kopelman & Burley (dalam Diansari, 2006) yaitu:

a) Masalah Pengasuhan Anak

(42)

wanitakarir harus dapat memberikan perhatian, tenaga dan pikirannya ketika berada di rumah. Wanita karir harus dapat memberi pengertian kepada anaknya agar anak dapat memahami alasan ibunya bekerja (Diansari, 2006). Menurut Yuarsi (Fitri, 2000, dalam Apollo dan Cahyadi, 2012) wanita yang bekerja sering merasa takut karena sebagian masyarakat menganggap tugas seorang wanita adalah mengasuh anak.

b) Bantuan Pekerjaan Rumah Tangga

(43)

c) Komunikasi dan Interaksi dengan keluarga

Menurut Kopelman & Burley (Diansari, 2006) komunikasi merupakan sarana untuk kita dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan komunikasi kita dapat mengutarakan kebutuhan, keinginan bahkan keluhan pada seseorang. Wanita yang bekerja dituntut untuk bisa menjaga komunikasi dengan keluarga walaupun harus menjalankan peran ganda. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Kaufmann & Beehr (Fitri, 2000, dalam Apollo & Cahyadi, 2012) komitmen dan dukungan moral dari pasangan hidup dapat membantu mencapai kepuasan hidup dan pada akhirnya dapat menekan munculnya konflik peran ganda.

d) Waktu untuk Keluarga

(44)

tersebut dapat menimbulkan konflik apabila perempuan tidak dapat membagi waktu antara perannya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja.

e) Penentuan Prioritas

Prioritas itu disusun tergantung pada kepentingan individu yang bersangkutan agar tidak menimbulkan pertentangan antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain. Wanita karir harus mempunyai dasar yang kuat dalam menentukan prioritasnya (Diansari, 2006).

f) Tekanan Karir dan Keluarga

(45)

3. Konflik Peran Ganda (Work Familiy Conflict)

Greenhaus & Beutel (dalam Rahmadita, 2013) mendefinisikan tiga jenis work family conflict, yaitu:

a) Konflik yang disebabkan waktu (time based conflict) Waktu yang dimilikiindividu digunakan untuk memenuhi satu peran tertentu sehinggamenimbulkan kesulitan untuk memenuhi satu peran tertentusehingga menimbulkan kesulitan untuk memenuhi perannya yanglain (Rahmadita, 2013). Konsep-konsep yang termasuk dalam konflik ini diantaranya: waktu untuk bekerja yang berlebihan, kurangnya waktu untuk pasangan dan anak, dan jadwal yang tidak fleksibel (Triwahyuni, 2009, dalam Apollo & Cahyadi, 2012)

b) Konflik yang disebabkan oleh ketegangan (strain based conflict)

(46)

pekerjaan, meluapnya emosi yang negatif dan dukungan dari pasangan (Rahmadita, 2013).

c) Konflik yang disebabkan oleh perilaku (behaviour based conflict)

Konflik yang disebabkan karena kesulitan perubahan perilaku dari satu peran ke peran lain. Konflik yang terjadi jika tingkah laku yang tertentu yang dituntut oleh satu peran mempersulit individu dalam memenuhi tuntutan peran yang lain, misalnya tuntutan peran keluarga dan peran pekerjaan (Rahmadita, 2013). Konflik ini terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian, yaitu pekerjaan atau keluarga (Yang, Chen, Choi, & Zou, 2000, dalam Benhard & Florensia, 2014).

C. Dinamika Aktualisasi Diri pada Wanita Karir yang Mengurus Rumah Tangga

(47)

mulai dari dukungan finansial, mengembangkan pengetahuan dan wawasan, memungkinkan aktualisasi kemampuan, memberikan kebanggaan diri dan kemandirian (meskipun penghasilan suami mencukupi), serta memungkinkan subyekmengaktualisasikan aspirasi pribadi lain yang mendasar seperti memberi rasa berarti sebagai pribadi.Keterlibatan dalam berbagai peran ini dapat memberikan keuntungan psiko sosial, seperti peningkatan kepercayaan diri, moral, serta kebahagiaan.

(48)

wanita karir yang luar biasa sehingga sering tidak lagi punya waktu untuk mengurusi masalah keluarga, termasuk dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik dan mendidik anak-anaknya di rumah (Kaerudin, 2010, dalam Yunita, 2013). Di sisi lain, wanita karir harus dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Rogers (dalam Patioran, 2012) manusia memiliki motif dasar yaitu kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri. Kecenderungan ini adalah keinginan untuk memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap human beingness

yang setinggi-tingginya. Menurut Maslow (dalam Hersinta & Veronika, 2011) aktualisasi diri merupakan potensi atau kemampuan diri yang seseorang mampu untuk mencapainya. Hal ini didukung oleh Rogers (Hambali & Jaenudin, dalam Patioran, 2012) mengatakan bahwa aktualisasi diri merupakan proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.

(49)

D. Kerangka Berpikir

Peran sebagai Ibu Rumah Tangga Peran sebagai Wanita Karir

Mengurus rumah tangga PotensiKonflik Peran Mengurus Pekerjaan

Time Based Conflict

Behaviour Based Conflict

Strain Based Conflict

Cara Mencapai Aktualisasi Diri

Kemauan untuk berubah Mempunyai rasa tanggungjawab

Mempunyai motivasi

Pengalaman yang jujur dan langsung Bersiap untuk bersikap beda

Melibatkan diri Menilai kemajuan diri

(50)

33

BAB III

Metode Penelitian

A. Paradigma Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk menghasilkan dan pengolahan data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara dan perilaku-perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami masalah sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah.

(51)

Pada penelitian kualitatif, peneliti berusaha memahami subjek dari kerangka berpikirnya sendiri. Dengan demikian, yang penting adalah pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan partisipan (Poerwandari, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga. Penelitiakan menggali penghayatan subjek terhadap usahanya dalam menjalankanproses aktualisasi diri yang sesungguhnya. Menurut Poerwandari (2005) untuk mendapatkan pemahaman mendalam dan khususnya atas suatu fenomena serta untuk memahami manusia dalam segalakompleksitasnya sebagai makhluk yang subjektif, maka pendekatan kulitatif adalah pendekatan yang paling sesuai untuk digunakan. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini tidak kaku. Penelitian kualitatif sifatnya fleksibel, dalam arti kesesuaiannya tergantung dari tujuan setiap penelitian. Walaupun demikian selalu ada pedoman untuk diikuti, tapi bukan aturan yang mati (Cassel &Symon, 1994:Strauss, 1987:Taylor & Bogdan, 1984 dalam Pika dkk, 2009).

(52)

yang hanya bisa dialami, dirasakan, atau dipikirkan oleh pengamat, tanpa ada referensi empirisnya atau gejala internal (dalam Pika dkk, 2009). Fenomenologi berupaya menjelaskan situasi yang dialami pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, fenomenologi mencari makna-makna psikologis yang membentuk gejala melalui investigasi dan analisis contoh-contoh gejala yang dialami dalam konteks kehidupan para partisipan (Smith, 2013).

B. Subyek Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan sejumlah individu yang paling sedilit mempunyai satu ciri atau sifat yang sama (Hadi, 1990, h.62 dalam Pika dkk, 2009). Populasi ini kemudian diambil contoh atau sampel yang diharapkan dapat mewakili populasi. Pada penelitian ini, peneliti mengambil populasi para wanita karir yang mengurus rumah tangga. Adapun kriteria-kriteria subyek adalah sebagai berikut:

a. Ibu yang berusia 24 sampai 55 tahun, karenabiasanya pada usia itu mereka sudah memilikianak dan sudah mulai memiliki posisi kariryang cukup baik.

(53)

c. Memiliki jam kerja minima 7-8 jam setiap harinya selama 5 atau 6 hari dalam 1 minggu karenakebanyakan perusahaan swasta memiliki aturanwaktu kerja 8 jam per hari.

d. Masih memiliki suami, karena subyek yang dibutuhkanbukan ibu yang menjadi tulang punggungkeluarga melainkan hanya untuk membantuatau menambah perekonomian keluarga.

e. Berdomisli di Solo 2. Sampel

Dalam memperoleh subyek penelitian, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Purposivesampling

adalah teknik pengambilan subjek yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan kriteria tertentu (Herdiansyah, 2015). Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan yaitu keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak mengambil sampel yang besar dan jauh. Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan secara acak tetapi dipilih mengikuti kriteria tertentu dan kepada subyek juga ditanyakan mengenai kesediannya untuk menjadi subyek penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

(54)

settingyang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yangterlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Penting untuk selalu diingat adalah peneliti yang baikakan melaporkan hasil observasinya secara deskriptif,tidak interpretative. Deskripsi harus memadai dalam detail dan ditulis sedemikian rupa untuk memungkinkan pembaca memvisualisasikan setting yang diamati.Peneliti melakukan observasi secaratertutup, observasi tertutup adalah observasi yang dilakukan tanpa diketahui oleh subyek dan dilakukan secara diam-diam. Hal ini dikarenakan bahwa manusia pada umumnya bertingkah laku berbeda bila tahu mereka diamati. Sebaliknya, individu yang tidak menyadari bahwa mereka diamati akan bertingkah laku biasa (tidak dibuat-buat atau disesuaikan dengan harapan sosial). Peneliti mencatat segala sesuatu yang dilakukan subjek yang dapat memberikan makna dan informasi.

Hal-hal yang perlu diobservasi dalam penelitian ini adalah:

a. Kesan umum terdiri dari kondisi fisik subyek serta lingkungan tempat subjek tinggal.

b. Kegiatan sehari-hari terdiri dari interaksi subyek dengan keluarga dan lingkungan kerja.

(55)

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawabyang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 2005). Wawancara dalam penelitian ini merupakan wawancara secara mendalam yaitu, peneliti mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subyek secara urut dan mendalam. Wawancara kualitatif dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut dan tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Poerwandari, 2005).

Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian dan significant

other (orang terdekat dan sekeliling subjek).Penulis akan menggunakan

(56)

D. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan hasil temuannya dapat disampaikan kepada orang lain (Sugiyono, 2010:88 dalam Pika, 2009). Definisi analisis data menurut Paton (dalam Pika dkk, 2009) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

(57)

E. Uji Kesahihan dan Keandalan data

Menurut Moleong (2000, h.188 dalam Pika dkk, 2009), pemeriksaan keabsahan data didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan ( kredibilitas), keteralihan, ketergantungan dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaa sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan datanya dilakukan dengan tehnik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan, kecukupan refensial, kajian kasus negatif dan pengecekan anggota.Pada penelitian ini uji kesahihan dan keandalan data dilakukan dengan metode:

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti memakai data triangulation yaitu penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data dalam kasus tunggal yaitu wawancara dan observasi. Selain itu, peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu peneliti melakukan wawancara dengan orang yang berada di sekitar subjek dalam hal ini adalah suami subjek.Selain itu, peneliti menggunakan triangulasi waktu yaitu peneliti mengumpulkan data dengan melakukan lebih dari satu kali wawancara untuk mendapatkan data yang lebih banyak (Djamal, 2015).

(58)

Teknik pemeriksaan keabsahan data ini adalah untuk menyingkapkan kemencengan peneliti dan menelaah pengertian mendalam yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran serta untuk menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Diskusi analitik ini dimungkinkan dapat mengungkap segi-segi lainnya yang justru akan membongkar pemikiran peneliti.

F. Pedoman Wawancara 1. Identitas

- Identitas diri subyek (nama,alamat,usia,pekerjaan,lamanya bekerja,namasuami,pekerjaan suami,jumlah,nama, dan umur anak) 2. Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

-Apa alasan yang melatarbelakangi anda bekerja? 3. Ciri Aktualisasi Diri

-Menurut pandangan anda, bagaimanakah gambaran sosok wanita karir yang ideal? Bagaimana anda memandang diri anda?

-Menurut pandangan anda, bagaimana gambaran sosok ibu rumah tangga yang ideal? Bagaimana anda memandang diri anda? 4. Tingkat Kebutuhan Aktualisasi Diri

-Manfaat apa yang anda peroleh dengan bekerja? 5. Aspek-Aspek Konflik Pada Wanita Karir

(59)

6. Work Family Conflict

- Apa saja hambatan yang anda alami ketika menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga?

7. Cara Mencapai Aktualisasi Diri

(60)

43

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian 1) Kesediaan Subjek

Persiapan penelitian dilakukan dengan berkunjung ke rumah, tempat kerja atau menelepon subjek untuk memohon kesediannya menjadi subjek penelitian.

2) Penyusunan Pedoman Observasi dan Wawancara

Pedoman observasi dan wawancara disusun dengan mengacu pada tinjauan pustaka. Adapun hal-hal yang menjadi fokus observasi adalah kondisi rumah subjek, penampilan fisik subjek, hubungan antara subjek dengan suami, hubungan subjek dengan anak-anaknya, dan hubungan subjek dengan teman subjek.

(61)

subjek selama menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja.

B. Pelaksanaan Penelitiaan

Pengumpulan data dilakukan pada 02 Agustus 2015 sampai 15 Desember 2015 dengan subjek sebanyak tiga orang. Data diperoleh dengan metode observasi dan wawancara. Wawancara dan observasi dilakukan beberapa kali sampai data yang dibutuhkan terpenuhi.

(62)

C. Hasil Penelitian 1. Kasus Subjek 1 a. Identitas subjek 1 Nama : ES

Alamat : Jalan Sungai Mahakam no 23, Lojiwetan, Solo. Usia : 45 tahun

Pekerjaan : Manager Perusahaan Lama bekerja : 15 tahun

Nama suami : HS

Pekerjaan suami : Manager Perusahaan Nama anak : Dion ( 15 tahun)

Sarah ( 11 tahun) b. Hasil observasi

Subjek mempunyai rumah sendiri di daerah Lojiwetan. daerah tersebut merupakan daerah yang mayoritas dihuni oleh orang keturunan tionghoa. Rumah subjek terlihat megah dengan pagar tinggi yang menutupi teras rumah. Di teras rumah, terdapat 2 mobil mewah yang terpakir rapi. Di bagian teras rumah, juga terlihat taman dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang membuat suasana rumah terasa sejuk. Di dalam rumah terdapat sofa mewah, pigura, dan foto-foto keluarga.

(63)

rambut panjang, dan mempunyai badan yang kurus. Pada wawancara pertama, suami subjek menyambut peneliti dengan sangat baik. Bahkan suami subjek mengajak bicara pada peneliti mengenai urusan gereja. Ketika wawancara akan dimulai, suami subjek menawarkan peneliti untuk makan. Anak subjek yang perempuan tampak sedang bermain dengan temannya di depan rumah. Ketika bermain, sesekali mereka berteriak sehingga subjek pun menegur anaknya karena dianggap menganggu jalannya wawancara peneliti dengan subjek. Anaknya yang pertama tampak sedang bermain laptop di ruang keluarga. Terkadang anak laki-laki subjek memberikan senyuman pada peneliti.

(64)

subjek mencari waktu yang tepat agar peneliti bisa melakukan wawancara dengan baik.

c. Hasil wawancara

Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu pada kamistanggal 03 September 2015 dan Sabtu 10 Oktober 2015. Kedua wawancara dilakukan di rumah subjek di Jalan Sungai Mahakam no 23, Lojiwetan, Solo. Hasil wawancara subjek 1 sebagai berikut:

1) Latar belakang subjek

Subjek merupakan lulusan akademi perawat di universitas yang berada di kota Solo. Subjek mengatakan lulus pada tahun 1992 atau 1993. Ketika masih duduk di bangku sekolah menengah atas, subjek memulai karir dengan berjualan kripik dari rumah ke rumah. Namun ketika sudah lulus kuliah sebagai perawat, subjek bekerja di sebuah perusahaan yang beroperasi pada bidang kesehatan. Subjek mengatakan bahwa ia lahir dari keluarga yang sederhana namun karena subjek mempunyai niat untuk menjadi orang yang sukses maka ia selalu berusaha dengan cara bekerja ketika masih muda.

(65)

bahwa suaminya merupakan teman sejak SMA. Subjek menikah ketika telah beberapa tahun bekerja sebagai karyawan dari sebuah perusahaan. Subjek mengatakan tidak pernah berpindah-pindah perusahaan. Subjek mengatakan bahwa ia memulai karir dari bawah sampai sekarang menjabat sebagai manager perusahaan.

Subjek dapat membeli rumah bersama suaminya ketika sudah lima tahun bekerja. Rumah tersebut merupakan hasil kerja keras dirinya dengan suaminya. Sebelumnya subjek dan suaminya mengontrak rumah sederhana di kawasan Gandekan, Solo. Subjek mengatakan bahwa suami subjek dapat memahami karakter istrinya sehingga suami subjek memperbolehkan istrinya untuk bekerja. Subjek juga mengatakan hal itu sudah menjadi komitmen mereka dalam kehidupan rumah tangga. Suami subjek pernah mengatakan pada subjek bahwa dirinya boleh bekerja namun anak harus tetap terurus.

2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek

(66)

rekan kerjanya. Subjek mengatakan mendapat penghasilan lebih dari 5 juta setiap bulannya.

Subjek mempunyai pandangan bahwa wanita karir yang ideal itu adalah wanita yang dapat menikmati pekerjaannya dan dapat menikmati hasil dai pekerjaan itu sendiri. Subjek merasa selama ini telah menjadi wanita karir yang ideal walaupun sebenarnya ada beberapa hal yang membuat subjek merasa terganggu. Hal yang menganggu tersebut adalah ketika lembur, suami selalu menegur subjek agar tidak melupakan untuk mengurus anaknya. Anaknya bersekolah dengan menggunakan jasa antar jemput. Subjek merasa telah bisa mengembangkan semua potensi yang dimilikinya bahkan menurut subjek, ia selalu diberikan jalan dari Tuhan hingga ia dapat memperoleh jabatan sebagai manager perusahaan.

(67)

dalam bekerja dan menjadi ibu rumah tangga yang baik juga harus tetap dijaga karena telah menjadi komitmen bersama suaminya sejak menikah. Menurut subjek, suaminya selalu mendukungnya bekerja selama anak-anaknya dapat terurus dengan baik. Subjek mengatakan bahwa sebenarnya anak-anaknya lebih suka kalau ibunya berada di rumah. Namun anak yang paling besar sudah dapat memahami alasan ibunya bekerja. Sedangkan anak perempuannya sering mengatakan bahwa lebih baik ibunya selalu di rumah dan mengajak bermain dirinya.

(68)

sekarang dia tidak lagi terlalu mengejar jabatan. Namun subjek mempunyai keinginan untuk membuka bisnis baju batik. Hal itu dikarenakan subjek merasa harus mengeksplor kemampuannya yang terpendam yaitu dengan cara berdagang. Subjek menganggap hambatan terbesarnya sekarang adalah ketika perusahaan memintanya untuk lembur maka hal tersebut akan menganggu waktunya bersama keluarga. Hubungan subjek dengan rekan kerja sangat baik. Subjek mengatakan salah satu yang membuat dirinya betah bekerja di perusahaan tersebut adalah rekan kerja yang profesional dan enak untuk diajak teman. Subjek mengatakan bahwa kerja pasti selalu mengalami konflik dengan rekan kerja namun biasanya subjek tidak ingin memperpanjang masalah.

(69)

tangga yang ideal ya selalu ada untuk keluarga, memasak di rumah. Dampak positif dari subjek yang bekerja adalah kesenangan dan dapat menikmati hasil kerja kerasnya untuk keluarga. Sedangkan dampak negatifnya adalah belum bisa mengatur waktu dengan baik. Motivasi ibu dalam bekerja adalah adanya kebanggaan ketika mempunyai uang dari jerih payah sendiri dan hasil jerih payahnya bisa untuk membelikan kebutuhan anak. Subjek mengatakan bahwa belum tahu sampai kapan ia bekerja. Subjek mengatakan merasa senang ketika ia bekerja karena sesuai dengan bidang yang ia tekuni. Subjek mempunyai harapan agar lebih dapat mempunyai waktu yang lebih banyak untuk keluarganya.

3) Analisis

a) Latar Belakang Subjek Bekerja

(70)

tersebut selama 15 tahun tanpa berpindah ke perusahaan lain. Selain itu, subjek beranggapan bekerja merupakan suatu kesenangan dan kebanggan tersendiri karena dapat menghasilkan uang dari jerih payah sendiri.

Apa yang melatarbelakangi tante bekerja? Bisa tante ceritakan?Dulu tante dari kecil emang suka bekerja, kalau enggak salah waktu SMA dulu tante jualan kripik muter

kompleks dari rumah satu ke rumah yang lain, setelah itu tante

kuliah ya masih nyambi kerja, terus lulus kuliah tahun 92 atau

93 tante kerja di Prodia.Dulu tante lulusan mana? Profesinya

apa?Dulu tante lulusan akademi perawat di Solo juga. Apa

yang memotivasi tante bekerja dari dulu sampai sekarang?

Dulu tante lahir dari keluarga yang sederhana maka dari itu

tante pengen jadi orang sukses, ya caranya tadi itu sejak muda

tante udah kerja” (Subjek 1, 3-8)

b)Pandangan Subjek tentang Wanita Karir yang Ideal dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

(71)

Menurut tante, wanita karir yang ideal itu seperti apa?

Seperti apa ya, mungkin wanita yang bisa menikmati

pekerjaannya dan bisa nikmati hasil dari kerjanya itu sendiri.

Oh gitu ya tante, Lalu apakah tante sudah merasa menjadi wanita karir yang ideal?Tante sih merasa sudah tapi kadang waktu lembur, suami tante menegur tante karena kerja terus,

anak mbok ya diurus” (Subjek 1,19-22)

c)Pandangan Subjek tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Subjek mengatakan bahwa ibu rumah tangga yang ideal adalah selalu ada untuk keluarga, bisa memasak di rumah, dan dapat meluangkan waktu untuk keluarga. Namun subjek merasa belum menjadi ibu rumah tangga yang ideal. Hal itu dikarenakan subjek tidak dapat mengurus anak dengan baik, jarang meluangkan waktu untuk keluarga maupun menyerahkan tugas rumah tangga pada pembantunya.

Apa peran tante ketika menjadi ibu rumah tangga? Kalau di rumah tentunya selalu beri perhatian buat keluarga. Kalau

pekerjaan rumah kaya mencuci, nyapu gitu biasanya sudah

diurus pembantu. Tap kadang tante juga masakk kalau lagi

pengen masak, kalau ada waktu buat masak. Lalu apakah

tante merasa sudah menjadi ibu rumah tangga yang ideal?

(72)

jadi kurang terurus. Lalu menurut tante yang ideal itu seperti

apa?Kan yang ideal kan biasanya selalu ada waktu untuk

keluarg, masak di rumah” (Subjek 1,27-28 & 59-62)

d) Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja

Subjek bekerja merupakan sebuah passion. Oleh sebab itu manfaat yang diperoleh subjek dalam bekerja adalah sebuah kebanggan dan kesenangan. Subjek merasa senang dengan pekerjaannya dan bangga akan hasil dari jerih payahnya yang akan digunakan untuk keperluan anak-anaknya.

Dari 15 tahun tante bekerja, apa manfaat yang tante rasakan selama bekerja? Bekerja bagi tante merupakan suatu kesenangan, kebanggan tersendiri karena passionnya

memang suka bekerja, punya uang dari jerih payah sendiri tu

rasanya bangga gitu. Apa motivasi tante dalam bekerja?

Motivasinya ya tante merasa senang aja kalau kerja, punya

kebanggan sendiri kalau misal punya uang dari kerih payah

sendiri, uangnya juga bisa dipakai untuk keperluan keluarga,

anak” (Subjek 1, 41-42 & 63-64)

e) Aktualisasi Diri Pada Subjek.

(73)

Subjek telah bekerja secara maksimal dan puas dengan karir yang telah ia capai. Saat ini, subjek tidak lagi mengejar karir. Subjek justru ingin mengeksplor kemampuannya di bidang berdagang dengan berjualan baju batik. Hal itu merupakan keinginan terpendam yang dimiliki subjek.

Apakah tante sudah dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki tante secara maksimal saat bekerja? Kalau menurut tante, tante ngerasa sudah bisa ngembangin

kemampuan tante, tante ngerasa Tuhan selalu memberikan

jalan buat tante sampai bisa jadi manager sekarang ini. Lalu apakah tante merasa sudah bekerja secara maksimal? Bagi tante, tante merasa sudah maksimal dalam bekerja, dulu tante

kerja benar-benar mulai dari bawah hingga tante mendapat

jabatan seperti sekarang. Lalu apakah tante masih mengejar

jabatan lebih tinggi atau mengejar karir lain? Sebenarnya tante sudah cukup puas dengan jabatan yang tante peroleh,

mungkin tante malah pengen punya usaha baju batik sendiri

soalnya dari dulu keinginan terpendam tante juga ingin

berdagang” (Subjek 1, 25-26 & 43-46)

(74)

memahami alasan subjek bekerja. Namun anak kedua, yaitu anak perempuannya lebih suka subjek berada di rumah. Hal ini dikarenakan anak subjek suka mengajak subjek bermain. Subjek mengatakan sebenarnya kedua anaknya menginginkan subjek berada di rumah. Subjek selalu meluangkan waktu pada hari sabtu minggu maupun tanggal merah untuk bepergian bersama.

Lalu apa suami mendukung tante dalam bekerja? Itu kan udah jadi komitmen bersama jadi suami mendukung saja

selama anak-anak terurus dengan baik. Bagaimana dengan

sikap anak-anak tante? Sebenarnya anak-anak lebih suka mamahnya di rumah. Tapi anak yang nomor satu ngerti

mamahnya kerja. Na, anak perempuan tante selalu ngomong

mamah di rumah saja soalnya anak tante ini suka ngajak

main mamahnya haha. Lalu bagaimana pengaturan waktu

tante ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangg dan wanita karir? Tante meluangkan waktu untuk keluarga waktu hari sabtu minggu atau mungkin waktu tanggal

merah. Biasanya tante dan keluarga pergi ke

Tawangmangu. (Subjek 1, 33-38)

(75)

Peran subjek sebagai ibu rumah tangga menganggu subjek dalam bekerja. Namun subjek sudah berkomitmen dengan suaminya untuk dapat membagi waktu dengan baik. Akan tetapi subjek sendiri merasa belum dapat membagi waktunya dengan baik. Subjek merasa belum dapat berkomunikasi baik dengan keluarganya. Hal ini dikarenakan tuntutan pekerjaan yang membuat waktu untuk keluarga menjadi berkurang. Begitupula ketika anak perempuannya marah terhadap subjek karena anak subjek mempunyai masalah akan tetapi subjek tidak ada di samping anaknya. Hal itu membuat subjek merasa bersalah karena tidak bisa menemani anaknya. Di sisi lain, subjek juga tidak bisa menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik. Hal ini dikarenakan subjek menyerahkan pekerjaan rumah tangganya kepada pembantunya. Subjek belum dapat menentukan prioritasnya sebagai wanita karir atau sebagai ibu rumah tangga.

Apakah peran tante sebagai ibu rumah tangga mengganggu tante dalam bekerja?Terkadang tante juga merasa terganggu

menjankan peran rumah tangga maupun pekerjaan. Bisa tante

ceritakan? Tante ngerasa terkadang menjadi ibu rumah tangga tu membuat tante terganggu pada saat tante kerja. Tapi tante

dan suami tante sudah komitmen jauh-jauh hari bahkan

(76)

Selanjutnya, apa hambatan yang tante dapatkan dalam bekerja? Hambatannya, mungkin ketika perusahaan minta untuk lembur biasanya waktu pulang ke rumah jadi terlambat,

ganggu waktu keluarga juga sebenarnya.

(Subjek 1, 29-32 & 47-48)

2. Kasus Subjek 2 a. Identitas subjek 2

Nama : ST

Alamat : Joyotakan RT02/04 Usia : 34 tahun

Pekerjaan : Pedagang Lama bekerja : 5 tahun Nama suami : KL Pekerjaan Suami : Buruh

Nama anak : Tommy ( 9 tahun ) Bayu ( 6 tahun ) b. Hasil observasi

(77)

Pada wawancara pertama, subjek memakai daster dan menggunakan sandal. Subjek mempunyai perawakan yang agak gemuk dan mempunyai kulit sawomatang. Ketika wawancara berlangsung, subjek sangat berhati-hati dalam menjawab. Namun pada saat wawancara, ada beberapa pembeli yang datang sehingga wawancarapun dihentikan sementara. Setelah itu wawancara dilanjutkan. Namun ternyata ada pembeli lagi sehingga peneliti memutuskan untuk menghentikan wawancara dan berdiskusi dengan subjek mengenai waktu yang tepat untuk wawancara.

Pada wawancara kedua, subjek mempersilahkan peneliti duduk di kursi kayu yang ada di dalam rumah. Terlihat ada dua anak laki-lakinya yang sedang bermain lempar bola. Di dalam rumah juga terlihat lemari besar berwarna cokelat yang berisi foto anak-anaknya. Ketika wawancara mulai, tampak subjek memakai celana jeans dan baju rapi. Selama jalannya wawancara tampak subjek fokus dan serius dalam menjawab. Namun terkadang ada suara bising yang terdengar dari luar rumah seperti motor yang lewat.

c. Hasil wawancara

Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu pada Sabtu tanggal 05 September 2015 dan Selasa tanggal 03 November 2015. Kedua wawancara dilakukan di rumah subjek di Joyotakan RT02/04. Hasil wawancara subjek 2 sebagai berikut:

(78)

Subjek terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Subjek mengatakan bahwa dirinya masih tidur menumpang rumah ibunya. Subjek lahir di Solo, 05 Juli 1971. Subjek merupakan anak dari dua bersaudara. Subjek sendiri merupakan anak bungsu. Kakak laki-lakinya merantau di Jakarta sejak tahun 2008. Ayah subjek telah meninggal ketika subjek masih kecil. Subjek merupakan lulusan SMA negeri di Solo. Setelah lulus, beberapa tahun kemudian, subjek memutuskan untuk menikah. Subjek menikah pada saat usia 20 tahun, hal itu dikarenakan subjek sudah merasa cocok dan telah disetujui oleh orangtuanya.

Subjek mempunyai dua anak laki-laki yang bernama Tommy dan Bayu. Subjek mengatakan bahwa anaknya selalu membuat suasana rumah menjadi ramai. Subjek mengatakan bahwa ia mempunyai masalah dalam hal keuangan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan untuk makan, sekolah maupun ibunya yang sakit-sakitan. Subjek sendiri telah membuka toko kecilnya dari 4 tahun lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian keluarga. Subjek mengatakan kebutuhan yang semakin banyak membuat dirinya harus bekerja lebih keras.

Pada pagi hari, subjek selalu pergi ke pasar untuk

kulakansayur, bumbu dapur maupun telur untuk dijual lagi. Subjek

(79)

belum laku, subjek menjualkan dagangannya di rumah. Suami yang pekerjaannya sebagai buruh tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Oleh sebab itu subjek berinisitatif untuk berjualan di rumah. Hal tersebut tentu mendapat dukungan dari suaminya. Subjek mengatakan bahwa pernah ditawari untuk menjadi buruh di sebuah pabrik kain oleh temannya. Namun subjek menolak karena lokasi kerja yang terlalu jauh dengan tempat tinggalnya.

2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek

Subjek mempunyai pekerjaan sebagai pedagang. Subjek berjualan beras, telur, gula, minyak, sayur, bumbu dapur, dan lain-lain. Subjek bekerja karena ingin membantu perekonomian keluarganya. Sebelumnya subjek merupakan ibu rumah tangga. Setiap hari subjek bekerja dari jam 04.00 sampai jam 12.00. Subjek harus berangkat subuh karena harus beli barang dagangan di pasar. Jika dia datang siang maka subjek telah kehabisan barang yang ia ingin jual. Penghasilan bersih yang ia dapat tidak menentu. Namun ia mengatakan mendapatkan sekitar Rp. 100.000,- untuk sekali berjualan. Subjek sendiri mendapatkan keuntungan bersih hanya sekitar Rp.30.000,- sampai Rp. 40.000,-. Subjek merasa penghasilannya tersebut tidak mencukupi kebutuhan keluarga namun bisa membantu kebutuhan untuk anak.

(80)

wanita karir yang ideal. Hal ini dikarenakan subjek hanya bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya. Selain itu, subjek menganggap wanita karir merupakan orang-orang yang sukses. Sedangkan subjek menilai dirinya belum sukses. Sebenarnya subjek mempunyai keinginan mempunyai toko sendiri namun karena dana yang tidak mencukupi menyebabkan dirinya hanya berjualan seadanya.

Subjek mengatakan bahwa tetap melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga seperti mencuci baju dan mengepel rumah. Menurut subjek, ia sudah menjadi ibu rumah tangga yang ideal karena ia tetap bisa mengurus rumah ketika siang hari, ia hanya berjualan di depan rumah jadi ia bisa “nyambi” mengurus anak. Suaminya selalu mendukung subjek dalam bekerja bahkan setiap hari suami subjek selalu mengantar subjek pergi ke pasar untuk membeli barang dagangan. Anak subjek sebenarnya masih belum begitu bisa mengerti pekerjaan orangtuanya karena dinggap masih kecil. Subjek mengatakan bahwa dapat mengatur waktu untuk subjek bekerja dan menjadi ibu rumah tangga.

(81)

merasa terbantu dengan lokasi sekolah anaknya yang dekat sehingga anaknya hanya berjalan kaki menuju sekolahnya. Manfaat yang subjek peroleh dalam bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya untuk biaya sekolah anak maupun untuk uang jajan anak. Ia mengatakan bahwa selama ini ia hanya bisa membantu perekonomian keluarga dengan cara berdagang. Subjek mengatakan seandainya punya toko sendiri akan lebih enak dalam berjualan. Subjek mengatakan dulu ia hanya berjualan keliling perumahan namun sekarang ia sudah berjualan di rumahnya sendiri walaupun hanya kecil-kecilan. Hambatan yang sering didapat adalah ketika barang dagangan yang datang dari pasar, sedikit dan harganya mahal biasanya karena cuaca ataupun gagal panen. Hal tersebut membuat subjek sulit menjual lagi dagangannya karena pembeli biasanya tidak jadi membeli. Subjek mengatakan hanya bekerja sendiri dan hanya mendapatkan bantuan dari suaminya.

(82)

adalah membelikan hp baru untuk anaknya, mempunyai toko sendiri, dan bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Subjek mengatakan dampak negatif dari dirinya bekerja adalah rasa jenuh dan capek. Hal tersebut dikarenakan subjek merasa selalu bekerja namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal yang membuat subjek bersemangat dalam bekerja adalah anak-anaknya. Subjek mempunyai harapan besar pada anaknya agar menjadi orang yang sukses dan tidak seperti orangtuanya. Subjek mengatakan akan terus bekerja selama masih diberikan kesehatan oleh yang kuasa.

3) Analisis

a) Latar Belakang Subjek Bekerja

Subjek mempunyai masalah dalam hal keuangan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan subjek yang banyak seperti kebutuhan untuk makan, sekolah anak maupun obat untuk ibunya yang sakit-sakitan. Subjek sendiri telah membuka toko kecilnya dari 4 tahun lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian keluarga. Kebutuhan subjek yang semakin banyak membuat dirinya harus bekerja lebih keras.

Bagaimana awalnya ibu bekerja? Bisa ibu ceritakan? Awale ya buka di depan rumah, ya apa adane aja mas, ya seperti itu

Referensi

Dokumen terkait