• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI METODE LOVAAS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDERS DI RSJD. DR. RM. SOEJARWADI KLATEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TERAPI METODE LOVAAS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDERS DI RSJD. DR. RM. SOEJARWADI KLATEN."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TERAPI METODE LOVAAS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDERS

DI RSJD. DR. RM. SOEJARWADI KLATEN

SKRIPSI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM

MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI

Oleh :

ANTIN RYA OKSIDA J110070063

PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang ditandai dengan komunikasi antar manusia di seluruh belahan dunia menjadi demikian mudah, ada sekelompok manusia yang tersisih. Faktor utamanya adalah tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan interaksi dengan orang yang berada disekitarnya. Kelompok tersebut salah satunya adalah penyandang gangguan autisme. Saat ini prevalensi anak dengan kelainan hambatan perkembangan perilaku telah mengalami peningkatan yang mengejutkan. Di Pensylvania Amerika Serikat, jumlah anak-anak autisma dalam lima tahun terakhir meningkat sebesar 500% menjadi 40 dari 10.000 kelahiran (Handojo, 2004). Saat ini kasus autis pada anak (autisme infantile) makin banyak sehingga seolah-olah menjadi wabah. Rumah Sakit di Jakarta mengklaim terjadi peningkatan angka pasien autisme anak hingga 400% pada tahun 2002 dibandingkan tahun sebelumnya (Danuatmaja, 2003).

(3)

yang dimunculkan anak autisme itu tidak dapat berubah. Jika anak cepat terdeteksi dan segera mendapatkan intervensi dini yang tepat, maka kesempatan untuk sembuh cukup besar. Namun peningkatan jumlah penyandang autisme yang demikian pesat, tidak sebanding dengan jumlah para profesional yang mendalami bidang ini (Budiman, 2000).

Autism Spectrum Disorders (Gangguan Spectrum Autisme) yaitu

setiap individu yang mempunyai ciri-ciri autisme, yaitu gangguan perkembangan sosial, bahasa dan adanya perilaku yang repetitif, restriktif dan obsesif namun beberapa ciri lainnya berbeda dengan autisma infantil. Yang termasuk Autism Spectrum Disorder yaitu Gangguan Autisme (Classic Autism), Sindroma Asperger, Sindroma Rett, Sindroma Disintegratif,

PDD-NOS (PDD-Not Otherwise Spesified = Gangguan perkembangan pervasif yang tidak spesifik) seperti gangguan pemusatan perhatian dan Hiperaktif ADD/ADHD (Hartono, 2002). Dalam hal ini Autisma infantil merupakan gangguan terberat dan memerlukan penanganan yang intensif, sedangkan untuk jenis lainnya penanganannya tidak sesulit dan seintensif autisma (Handojo, 2004)

(4)

memelihara lingkup gerak sendi, memperbaiki kekuatan dan kontrol otot, koordinasi mata-tangan, ketangkasan tangan, menambah toleransi dan kesadaran dalam bekerja. Peningkatan keterampilan gerak meliputi cara anak mengeksplorasi dan menggali potensi tubuhnya, memperluas pengalaman dan perkembangan gerak, serta melakukan gerak yang mengarah pada prestasi atau kemampuan gerak maksimal. Aspek intelektual, meliputi cara anak menambah pengetahuan tentang tubuh sebagai sarana gerak, kebiasaan hidup sehat, menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan peningkatan daya kreativitas. Aspek sosial dan emosi, meliputi peningkatan hubungan yang sehat di dalam kelompok. Situasi ini dapat terjadi jika anak dapat menerima, memperhatikan, menjalankan ketentuan yang berlaku seperti berlatih bergerak sama-sama, dan cara anak menggunakan alat-alat serta sumber disekitarnya (Danuatmaja, 2003).

Secara fisik, anak autis tidak berbeda dengan anak normal, ia memiliki indera lengkap dan fungsi baik, anggota tubuh komplit juga intelegensia. Namun, sebagian penyandang kelainan perilaku terutama autisme juga mempunyai perkembangan motorik yang kurang baik. Gerak- geriknya kasar dan kurang luwes bila dibanding dengan anak-anak seumurnya sehingga pada anak-anak ini perlu diberi bantuan terapi untuk membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan ototnya.

(5)

akhirnya menjadi suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup.

Pemberian terapi kepada anak dengan kebutuhan khusus ini tidak secepat anak normal, dia masih dapat menguasai beberapa kemampuan yang mungkin dapat menyebabkan timbulnya kemandirian pada dirinya setelah dewasa kelak (Handojo, 2004).

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian Terapi Metode Lovaas terhadap keterampilan motorik kasar pada anak Autism Spectrum Disorders.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah-masalah pada penelitian sebagai berikut :

Gangguan perkembangan motorik anak autisme disebabkan gangguan pada otak, yaitu adanya kelainan anatomis pada lobus parietalis, cerebellum dan sistem limbiknya. Kelainan pada lobus parietalis menyebabkan anak tidak peduli terhadap lingkungannya, kelainan pada otak kecil (cerebellum) terutama pada lobus VI dan VII menyebabkan proses sensoris, daya ingat, berpikir, belajar berbahasa dan proses atensi (perhatian) terganggu. Selain itu didapatkan jumlah sel Purkinye di otak kecil yang sangat sedikit, sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan dopamin, yang mengakibatkan gangguan atau kekacauan lalu-lalang di otak.

(6)

seringkali terlalu agresif atau sangat pasif. Amygdala juga bertanggung jawab terhadap berbagai rangsang sensoris seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, rasa dan rasa takut. Hippocampus bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat sehingga mengakibatkan kesulitan menyimpan informasi baru, perilaku yang diulang-ulang, yang aneh dan hiperaktif (Handojo, 2004).

Berbagai gangguan tersebut menyebabkan anak autisme sulit sekali mempelajari keterampilan baru, contohnya keterampilan motorik. Keterampilan motorik sangat penting bagi anak autis untuk tetap eksis dalam menjalani tantangan hidup. Berbagai kendala yang dimiliki anak autis menyebabkan terapi tidak sesederhana seperti semula. Banyak disiplin profesi yang perlu dilibatkan untuk meningkatkan kemampuan anak autis salah satunya fisioterapi untuk mengoptimalkan kemampuan motorik kasar anak (Praptono, 2005).

Terapi Metode Lovaas tersusun program-program untuk meningkatkan kemampuan keterampilan motorik. Metode ini menjanjikan 47% anak autis murni untuk kembali menjadi normal, sehingga dapat meningkatkan keterampilan motorik anak terutama motorik kasar (Handojo, 2004).

C. Pembatasan Masalah

(7)

detik, melempar bola, menangkap bola, menyepak bola, berlari cepat dan berhenti pada anak Autisme Spectrum Disorder yang ada di Klinik Tumbuh Kembang Anak RSJD. DR. RM SOEDJARWADI KLATEN usia 2-5 tahun.

D. Perumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian Terapi Metode Lovaas terhadap peningkatan keterampilan motorik kasar pada aktivitas melompat dengan kedua kaki jatuh bersamaan, berdiri pada 1 kaki selama 5 detik, melempar bola, menangkap bola, menyepak bola, berlari cepat dan berhenti pada anak Autism Spectrum Disorders ?

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh dari Terapi Metode Lovaas terhadap keterampilan motorik kasar pada anak Autism Spectrum Disorders. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Terapi Metode Lovaas pada anak Autism Spectrum Disorders usia 2-5 tahun.

(8)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Meningkatkan pemahaman peneliti tentang Terapi Metode Lovaas dan pengaruhnya terhadap keterampilan motorik kasar pada anak penyandang Autisme Spectrum Disorders.

2. Bagi Institusi

Memberikan tambahan pengetahuan ilmiah dibidang fisioterapi khususnya tentang Autism spectrum Disorders.

3. Bagi Masyarakat

Menjadi wahana informasi mengenai Autism Spectrum Disorders bagi masyarakat.

4. Bagi Dunia Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Kecerdasan Intelektual ( Intelligence Quotient – Iq ) Pada Anak Usia Sekolah Dasar Ditinjau... Dari Status Sosial-Ekonomi Orang

[r]

Konsep penataan ruang luar dan dalam gedung bioskop 3 (tiga) dimensi adalah adanya hubungan antara ruang luar dan dalam, seperti yang terdapat pada karakteristik konsep Cubism

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara tidak langsung terhadap UMKM dengan cara memberikan informasi mengenai kendala penerapan akuntansi yang

• Melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya,. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya kemudian ditanggapi peserta didik

Meskipun metoda penyambung poros dengan menggunakan kopling ini banyak digunakan, namun satu hal yang tidak bisa dihindari adalah adanya ketidak sebarisan

Diharapkan melalui penelitian ini akan dihasilkan katalis abu yang memiliki kinerja yang cukup baik pada konversi minyak jelantah menjadi dengan melakukan

1.penginventarisasian pelaksanaan pembersihan gedung kantor 2.penyusunan sk 3.pembersihan gedung kantor Faktor penghambat: spj dalam proses penyelesaian Faktor pendukung: SDM,