• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Data yang dikumpulkan dan diolah merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Pada penelitian ini, data kualitatif berupa atribut penyusun meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman dan data kuantitatif meliputi data jumlah permintaan produk furniture dan harga bahan baku produk. Sebelum pengolahan lanjut, data yang awalnya merupakan data kualitatif dikonversikan dahulu menjadi data kuantitatif agar dapat diolah secara statistik. Langkah-langkah selanjutnya diuraikan secara komprehensif pada sub bab-bab dibawah ini:

4.1PENGUMPULAN DATA

Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka (Santoso, 2001). Pada penelitian mengenai perancangan dan pengembangan meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman, data kualitatif juga terdiri dari data primer dan data sekunder. Data sekunder berupa proses pembuatan meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman di CV. Warna Warni Rattan Furniture Sukoharjo, sedangkan data primer berupa data keluhan dan atribut keinginan pengguna terhadap meja dan kursi tamu berbasis desain Uraian lebih jelas mengenai data kuantitatif dan kualitatif dijelaskan pada sub-sub bab dibawah ini:

1. Data Kuantitatif Sekunder

Data kuantitatif sekunder terdiri dari data jumlah permintaan produk- produk furniture dan accesories yang diproduksi oleh CV. Warna Warni Rattan Furniture dapat dilihat pada tabel 4.1, dan gambar 4.1 menunjukkan grafik histogramnya untuk mempermudah pembacaan data.

Tabel 4.1 Data permintaan produk CV.Warna Warni Rattan Furniture

Jumlah/Tahun No Jenis Produk

2001 2002 2003 2004 2005

1 Dining Set 664 780 686 820 660

2 Living Set 280 320 360 380 420

3 Terrace Set 442 518 422 454 368

4 Bedroom Set 164 280 186 320 160

5 Lazy Chair 300 500 480 620 300

6 Rack 9800 10200 8500 6200 3200

7 Accessories 10600 11200 7060 8500 3600 Sumber: Warna Warni Rattan Furniture Sukoharjo

Januari 2001 – Oktober 2005

(2)

Grafik Permintaan Set Mebelair di Warna Warni Rattan Furniture Sukoharjo (Januari 2001-Oktober 2005)

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

Rack Accessories Produk

Jumlah

2001 2002 2003 2004

2005 0

100 200 300 400 500 600 700 800 900

Dining Set

Living Set

Terrace Set

Bedroom Produk Set

Jumlah

2001 2002 2003 2004 2005

Sumber: Warna Warni Rattan Furniture Sukoharjo Januari 2001 – Oktober 2005

Gambar 4.1 Grafik Permintaan Produk Warna Warni Furniture Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa produk living set mempunyai pertumbuhan produksi yang signifikan, hal itu yang menjadikan produk living room set yang dijadikan tema pada penelitian ini.

Daftar harga bahan baku pembuatan meja dan kursi tamu dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Harga bahan baku produk

No Jenis Bahan Baku Satuan Harga/Satuan 1 Sea grass kg Rp 10,000.00 2 Rotan peel kg Rp 12,500.00 3 Rotan dim 22-24 mm kg Rp 7,000.00 4 Rotan dim 24-26 mm kg Rp 8,000.00 5 Rotan dim 26-28 mm kg Rp 9,000.00 6 Rotan dim 28-30 mm kg Rp 10,000.00 7 Banana leaf / abaka kg Rp 4,000.00 8 Enceng gondok tampar kg Rp 6,000.00 9 Enceng gondok lawar kg Rp 4,000.00 10 Sponge jadi Unit Rp 60,000.00 11 Rangka full mahoni (single) Unit Rp 60,000.00 12 Rangka mahoni + rotan (single) Unit Rp 75,000.00 13 Rangka full mahoni (double) Unit Rp 90,000.00 14 Rangka mahoni + rotan (double) Unit Rp 125,000.00 15 Rangka rotan (Ac) Unit Rp 70,000.00 16 Melamin + PIL (antique glaze) 25kg Rp 800,000.00 17 Melamin biasa 25kg Rp 100,000.00 Sumber: CV. Warna Warni Rattan Furniture dan CV. Sandy Aji Furniture

(3)

Dari daftar harga bahan baku diatas dapat dijadikan acuaan untuk menentukan harga pokok produksi dari setiap alternatif yang akan dirancang pada sub bab berikutnya.

2. Data Kuantitatif Primer

Dalam menentukan jumlah kuesioner minimal yang disebar dipergunakan rumus Bernoulli (persamaan 2.1) sebagai berikut:

2 2

2

. e

q p Z N

⎟⎠

⎜ ⎞

⎝⎛

α

dengan;

N = Jumlah sampel minimum Zα/2 = Nilai distribusi normal e = Tingkat kesalahan

p = Proporsi jumlah kuesioner yang dianggap benar q = Proporsi jumlah kuesioner yang dianggap salah

Saat menyebarkan kuesioner, tingkat kepercayaan bahwa kuesioner sesuai dengan ketentuan adalah 90 %, sehingga nilai distribusi normal tabel adalah 1.64.

Derajat kepercayaan 90 %, artinya kuesioner yang tidak sesuai dengan ketentuan 10 %. Proporsi jumlah kuesioner yang dianggap benar sesuai dengan derajat kepercayaannya yaitu 90 %, sehingga proporsi jumlah kuesioner yang dianggap salah adalah 10 %. Perhitungan jumlah minimal sampel sebagai berikut:

( )

( )

2

2

10 . 0

10 . 0 90 . 0 64 .

1 x x

N

responden 25

66 . 24 ≈

N

Dalam menghindari kekurangan data akibat kesalahan pengisian atau tidak kembalinya kuesioner, maka akan disebarkan 40 lembar kuesioner formal.

Dari 40 kuesioner formal yang disebarkan kepada perusahaan dan pengrajin meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman hanya kembali 36 buah.

Selanjutnya hanya 36 kuesioner yang akan diikutsertakan dalam pengolahan data.

3. Data Kualitatif Sekunder

Data kualitatif sekunder yang dikumpulkan adalah berupa keterangan mengenai meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang berkembang di

(4)

Indonesia. Data tersebut diperoleh melalui studi literatur buku dan studi lapangan di Warna Warni Rattan Furniture dan kawasan industri rotan di Trangsan dan Luwang Sukoharjo.

Berdasarkan pengamatan didapatkan gambar-gambar dari meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman produksi CV. Warna Warni Furniture, dan perusahaan serta pengrajin rotan lainnya yang dapat dilihat pada lampiran H.

4. Data Kualitatif Primer

Data kualitatif primer yang diperoleh pada penelitian ini adalah data mengenai atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Kuesioner awal disebarkan kepada 25 perusahaan rotan furniture yang terdapat di Sukoharjo dan Cirebon, dan hanya 15 yang memberikan respon. Format kuesioner pendahuluan berupa pertanyaan tentang apa yang menjadikan keluhan atau komplain pihak pembeli kepada perusahaan, serta apa yang menjadikan pembeli membidik produk furniture rotan asal Indonesia. Kuesioner pendahuluan ini bertujuan, yaitu:

1. Mencatat semua keluhan pembeli dan kekurangan meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang berdasarkan persepsi pihak perusahaan melalui kasus komplain (costumer service).

2. Mengetahui atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman (setelah dipatching antara keluhan, kekurangan dengan segi desain interior ruang) yang dibutuhkan oleh konsumen.

Daftar keluhan pihak pembeli terhadap meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Keluhan Pembeli terhadap meja dan kursi tamu berbasis anyaman

No Keluhan Pengguna Jumlah

1 Perbedaan Warna antara unit satu dengan lainnya dalam satu set

mebelair. 10

2 Warna-warna yang digunakan terlalu sedikit ragamnya 8 3 Warna setelah sampai pelabuhan tujuan ada yang berjamur 5 4 Terdapat kesamaan jenis dan bentuk antara produk satu dengan lainnya,

sehingga terkesan pasaran (tidak unik), (pembajakan ide) 3 5 Tidak terdapatnya detail ukuran dan spesifikasi meja dan kursi tamu,

saran perawatan, dan saran penyajian dalam setiap jenis produknya. 2 Sumber : Data primer, tahun 2005

(5)

Dalam merumuskan atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman, selain berasal dari voice of costumer perlu pula dilakukan dipatching dengan pengrajin dan buku tentang desain interior ruang guna memperoleh informasi tambahan, sehingga semua costumer requirements dapat teridentifikasi. Tabel 4.4 menampilkan atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang berhasil berhasil dirumuskan. Atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang selanjutnya disebut dengan voice of customer yang berhasil dirumuskan ada 25 atribut. Kemudian dirancang kuesioner formal yang mencantumkan ke-25 atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tersebut. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner formal untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap tingkat kepentingan atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman, penilaian terhadap meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman saat ini serta keinginan atau harapan terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Penyebaran kuesioner formal dilakukan secara langsung kepada perusahaan dan pengrajin rotan furniture di Sukoharjo. Berdasarkan perhitungan, minimal sampel yang dibutuhkan ada 25 orang, agar tidak terjadi kekurangan data akibat tidak kembalinya kuesioner, maka disebarkan 40 buah kuesioner. Format dan hasil penyebaran kuesioner tingkat kepentingan, tingkat kepuasan yang dirasakan dan diharapkan dapat dilihat pada lampiran B.

Tabel 4.4 Atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman No Atribut Meja Dan Kursi Tamu Berbasis Desain Anyaman

I. Pada Kursi

1 Tidak menimbulkan rasa sakit/menganggu peredaran darah pada punggung dan pantat bila digunakan duduk pada waktu lama.

2 Sudut yang terbentuk oleh paha dan batang tubuh tidak boleh kurang dari 105° (Sudut- sudut yang besarnya kurang dari nilai ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan).

3 Bagian tepi depan tempat duduk harus membulat untuk mencegah iritasi.

4 Saat duduk memberikan rasa rilek dan nyaman.

5 Sandaran punggung harus memungkinkan penopangan lumbar dengan cara mengikuti lekuk tulang belakang pada daerah lumbar.

6 Permukaan tempat duduk harus miring ke belakang. Namun sudut yang terlalu tajam dapat menyebabkan orang sulit untuk bangkit dan kursi, terutama bagi kaum lanjut usia. Sudut tempat duduk sebesar kurang lebih 15 derajat yang harus digunakan.

7 Jika sudut yang terbentuk oleh sandaran kursi dengan bidang vertikal besarnya lebih dari 30 derajat, diperlukan sandaran kepala sebagai bagian rancangan yang terpisah atau penerusan dari sandaran kursi itu sendiri.

8 Pada Kursi, Sandaran lengan harus diberi bantalan dan dirancang pada posisi horisontal atau pada sudut yang sama dengan permukaan tempat duduk.

9 Kaki Kursi tidak mudah patah.

10 Kuat menahan beban > 90 kg untuk single dan ± 240 kg untuk sofa (double).

(6)

Tabel 4.4 Atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman (lanjutan)

II. Pada Meja

11 Meja dengan permukaan rata/datar untuk dapat menunjang aktifitas tertentu (menaruh minuman, menulis, dan lain-lain).

12 Meja bisa digunakan sebagai tempat penyimpanan (koran, aksesoris dan lain-lain).

III. Keseluruhan dari kursi dan meja tamu 13 Mampu memberikan kesan natural dan artistic.

14 Komposisi anyaman mendominasi hampir seluruh kerangka.

15 Terdapat ornamen-ornamen tambahan untuk memperindah tampilan meja dan kursi tamu.

16 Terdapat variasi set mebelair meja dan kursi tamu

(tersedia berbagai set mebelair dengan satuan meja dan kursi tertentu).

17 Ukuran sesuai dengan ruang tamu (fits to living room).

18 Warna-warna yang digunakan natural (dark honey, honey dan lain-lain).

19 Warna tidak cepat pudar/ tahan lama.

20 Mudah perawatannya (mudah dibersihkan) (easy to clean).

21 Pada kemasan setiap jenis meja dan kursi diberikan label spesifikasi ukuran dan bahan.

22 Mampu memberikan keselarasan antara meja dan kursi tamu dengan dekorasi ruang (coordinates with living room décor).

23 Mudah dalam pengiriman dan pemasangannya di ruang tamu (easy to deliver and installs).

24 Proporsi/skala antara meja dan kursi sesuai/serasi (panjang meja sesuai panjang luasan tempat penempatan kursinya).

25 Rancangan harus memungkinkan pemakai dapat mengubah postur/posisi tubuhnya.

Sumber: diolah dari berbagai sumber buku desain interior ruang dan ergonomi

4.2PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data meliputi pengolahan kuesioner, dan tahapan pembuatan rumah kualitas quality function deployment (QFD). Pengolahan kuesioner meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Pembuatan rumah kualitas quality function deployment (QFD) meliputi pembuatan matrik perencanaan (sisi horizontal) dan penyusunan karakteristik teknis (sisi vertikal). Pengolahan data akan dijabarkan lebih jelas pada sub bab berikut.

4.2.1 Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan peneliti.

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan internal validity, dimana perhitungannya menggunakan koefisien korelasi product moment. Taraf signifikansi yang dipakai adalah 5 %. Rumus korelasi product moment adalah :

(7)

{

∑ ∑ } {

}

= 2 2 2 2

) ( )

( ) (

) )(

(

y y

N x

x N

y X xy

rxy N ,

dengan;

rxy = Korelasi product moment (rhitung) N = Jumlah responden

x = Skor butir/jumlah x

x2 = Jumlah skor butir kuadrat

y = Skor faktor/jumlah y

y2 = Jumlah skor faktor kuadrat

xy = Jumlah perkalian x dan y

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan sebanyak tiga kali, karena kuesioner terdiri dari tiga bagian yang memuat tingkat kepentingan, penilaian dan harapan dari pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman . Suatu butir kuesioner dikatakan valid apabila memenuhi syarat rhitung > rtabel dan rhitung

bernilai positif. Cara mencari rtabel dengan melihat tabel r product moment yang dapat dilihat dalam lampiran, untuk kasus ini nilai rtabel untuk N=36, taraf signifikan 5% adalah 0,329.

Dalam mempercepat pengujian validitas, dipergunakan software SPSS seri 11.0 Hasil uji validitas untuk tingkat kepentingan, penilaian dan harapan pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman menunjukkan rhitung > rtabel dan semua butir bernilai positif, maka semua butir atribut dinyatakan valid untuk mengukur tingkat kepentingan pengguna, penilaian (persepsi) pengguna dan harapan (ekspektasi) pengguna. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.7 lampiran. Hasil pengujian validitas SPSS dapat dilihat pada lampiran C.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi hasil kuesioner.

Suatu angket atau kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pada penelitian ini pengukuran reliabilitas dilakukan dengan teknik one shot. Teknik ini hanya mengukur sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan yang lain. Metode yang dipakai untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini adalah metode alpha cronbach. Metode ini dinyatakan dengan

(8)

koefisien alpha (α). Rumus koefisien alpha adalah sebagai berikut (Irawan Soehartono):

⎟⎟

⎜⎜

⎛ −

= −

t i

V V n

n 1 α 1

dengan;

α = Koefisien alpha n = Jumlah butir

Vi = Varians butir, tanda sigma (∑) berarti jumlah Vt = Varians nilai total

Suatu data dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha (α) lebih besar daripada rtabel dan nilai alpha tersebut positif. (Santoso, 2001). Perhitungan reliabilitas penelitian dilakukan dengan menggunakan software SPSS 11.0. Cara memperoleh rtabel sama dengan saat menguji validitas, sehingga rtabel tetap sebesar 0.329. Dari pengujian diperoleh nilai alpha positif dan lebih besar dari r44, maka data-data tersebut reliabel. Nilai alpha baik untuk tingkat kepentingan, penilaian, maupun harapan dapat dilihat pada bagian bawah dari setiap tabel realibility hasil analiasis software SPSS 11.0 yang dapat dilihat pada tabel 4.8, 4.9 dan 4.10 pada lampiran C.

4.2.3 Tahap Pembuatan House of Quality (HOQ)

House of quality adalah merupakan matriks yang menggambarkan keseluruhan informasi yang diperlukan untuk mengembangkan produk meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Tahap pembuatan house of quality akan diuraikan, sebagai berikut:

a. Voice of costumer (VOC),

Keluhan pengguna atau complain telah diidentifikasikan pada tabel 4.3 pada tahap pengumpulan data primer.

b. Matriks perencanaan,

Dalam membuat matriks perencanaan dilakukan beberapa penentuan yaitu:

penentuan tingkat kepentingan pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman (importance to customer), tingkat kepuasan pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman (customer satisfaction performance), tingkat

(9)

harapan pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman (customer expected performance), dan gap. Penentuan dalam pembuatan rumah kualitas masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tingkat kepentingan pengguna (importance to customer),

Tingkat kepentingan merupakan bagian dari matrik perencanaan untuk memposisikan setiap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman dalam bentuk data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui prioritas kebutuhan pengguna. Data kuantatif ini diperoleh dari data kualitatif kuesioner yang dikuantitatifkan dengan ukuran skala tingkat item (itemized rating scale), dimana skala ini menggunakan ukuran interval. Skala yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lima tingkat dengan alasan lima kategori telah mampu menampung semua pernyataan kepentingan pengguna.

Definisi dari lima tingkat kepentingan yang dimunculkan adalah sebagai berikut:

1 = Tidak penting, artinya pengguna menganggap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tertentu tidak penting ada pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya atau dengan kata lain apabila atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tersebut tidak mampu dipenuhi oleh meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dikenakannya, pengguna sama sekali tidak merasa terganggu.

2 = Kurang penting, artinya pengguna menganggap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tertentu kurang penting. Jadi apabila atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tersebut tidak mampu dipenuhi oleh meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dikenakannya, pengguna kadang merasa terganggu kadang pula tidak.

3 = Cukup penting, artinya pengguna menganggap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tertentu cukup penting yaitu apabila kebutuhan akan atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tersebut tidak mampu dipenuhi oleh meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dikenakannya, pengguna akan cukup merasa terganggu dan tidak nyaman.

4 = Penting, artinya pengguna menganggap atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman penting, jadi apabila tidak ada, pengguna akan merasa sangat tidak nyaman mengenakan meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya.

5 = Sangat penting, artinya pengguna menganggap atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman sangat penting, sehingga apabila atribut tersebut tidak ada, pengguna merasa tidak berminat untuk mengenakan meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya.

Dalam memperoleh tingkat kepentingan, yaitu dengan melakukan perhitungan rata-rata dari tiap-tiap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain

(10)

anyaman. Misal untuk atribut “Meja dengan permukaan datar atau rata untuk dapat menunjang aktifitas tertentu (misal: menaruh minuman, menulis dan lain- lain)” yang merupakan butir 11 pada kuesioner, cara perhitungannya sebagai berikut:

a. Menjumlah point atribut 11 untuk keseluruhan responden.

b. Membagi jumlah point yang diperoleh dari penjumlahan point atribut dengan jumlah responden.

Jadi misal untuk atribut “Meja dengan permukaan datar atau rata untuk dapat menunjang aktifitas tertentu (misal: menaruh minuman, menulis, dan lain- lain)” total point dari 36 responden adalah 164, maka rata-rata tingkat kepentingannya adalah 164/36= 4.56, demikian juga untuk menghitung tingkat kepentingan atribut-atribut yang lain. Tabel 4.11 menunjukkan hasil akhir keseluruhan tingkat kepentingan atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Tingkat kepentingan yang sudah diurutkan dari rata-rata kepentingan terbesar hingga rata-rata kepentingan terkecil dapat dilihat pada tabel D.1 lampiran D. Gambar 4.6 menunjukkan grafik tingkat kepentingan pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman.

Tabel 4.11 Tingkat kepentingan pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman

Tingkat Kepentingan

Atribut Rata-Rata Peringkat 1 4.44 5

2 3.92 15

3 4.08 9 4 4.47 4

5 4.03 10

6 3.83 17

7 3.50 21

8 3.33 25

9 4.58 2 10 4.33 7 11 4.56 3 12 3.86 16 13 4.28 8

Tingkat Kepentingan

Atribut Rata-Rata Peringkat 14 3.39 23 15 3.97 11 16 3.67 20 17 3.94 13 18 3.44 22 19 4.61 1 20 4.36 6 21 3.36 24 22 3.97 12 23 3.94 14 24 3.83 18 25 3.72 19

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa atribut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang mempunyai tingkat kepentingan dengan score rata-rata tertinggi adalah atribut 19, yaitu “Warna tidak cepat pudar/

(11)

tahan lama” dengan nilai rata-rata 4.61 dan dengan cara yang sama dapat diketahui atribut mana yang lebih penting dibanding atribut lainnya berdasarkan persepsi responden. Untuk lebih jelas dalam membandingkan berikut adalah grafik garisnya:

Grafik Tingkat Kepentingan Pengguna Terhadap Atribut Meja dan Kursi Tamu Tipe Desain Anyaman

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Atribut

Rata-rata Tk. Kepentingan

Gambar 4.2 Grafik tingkat kepentingan pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman

2. Penilaian konsumen (customer perception)

Penilaian konsumen berhubungan dengan tingkat kepuasan pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dikenakan saat ini. Skala yang digunakan yaitu itemized rating scale, dengan lima tingkat skala. Lima tingkat interval telah mampu untuk mewakili semua pernyataan pengguna.

Sedangkan definisi dari lima tingkat skala sebagai berikut:

1 = Tidak bagus, artinya pengguna menilai atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dikenakannya tidak bagus. Bisa dikatakan pengguna masih sangat tidak puas, sehingga pengguna sering mengeluh akan kekurangan atribut tersebut.

2 = Kurang bagus, artinya pengguna menilai atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya kurang bagus. Jadi atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dikenakan dinilai pengguna masih kurang memuaskan. Keluhan akan kekurangan atribut tersebut juga kerap dilontarkan.

3 = Cukup bagus, artinya pengguna menilai atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman nya cukup bagus. Atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipakainya cukup memuaskan pengguna, walaupun pengguna tetap mengharapkan peningkatan performansi pada atribut tersebut.

(12)

4 = Bagus, artinya pengguna menilai atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipakainya bagus. Jadi pengguna menilai atribut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipakainya memuaskan.

5 = Sangat bagus, artinya pengguna menilai atribut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipakainya sangat bagus. Atribut tersebut dinilai pengguna telah sangat memuaskan.

Penghitungan yang dilakukan untuk mengetahui penilaian konsumen sama dengan penghitungan untuk menentukan tingkat kepentingan, yaitu dengan menghitung rata-rata point atribut dari 36 responden. Dari sini diperoleh informasi mengenai seberapa puas pengguna terhadap tiap-tiap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Tabel 4.12 menunjukkan hasil perhitungan lengkap penilaian pengguna. Urutan penilaian pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman dapat dilihat pada tabel D.2 lampiran D.

Tabel 4.12 Penilaian pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman

Tingkat Penilaian

Atribut Rata-Rata Peringkat

1 4.06 5

2 3.72 15

3 3.69 17

4 3.94 6

5 3.58 20

6 3.89 8

7 3.36 23

8 3.61 18

9 4.31 1

10 3.94 7

11 4.17 2

12 3.26 24

13 4.11 3

Tingkat Penilaian

Atribut Rata-Rata Peringkat

14 3.78 11

15 3.61 19

16 3.53 22

17 3.75 13

18 3.72 16

19 4.08 4

20 3.56 21

21 2.61 25

22 3.78 12

23 3.75 14

24 3.83 10

25 3.89 9

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa atribut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang mempunyai tingkat penilaian dengan score rata-rata tertinggi adalah atribut 9, yaitu “Saat duduk memberikan rasa rilek dan nyaman” dengan nilai rata-rata 4.31 dan dengan cara yang sama dapat diketahui penilaian responden terhadap atribut mana yang sudah terpenuhi, dan mana yang belum.

(13)

3. Harapan (customer expectation)

Harapan konsumen berhubungan dengan keinginan yang ingin diperoleh pengguna meja dan kursi tamu berbasis anyaman berkenaan dengan atribut- atribut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipaparkan.

Skala yang dipakai adalah itemized rating scale dengan lima tingkat skala.

Lima tingkat skala telah mampu untuk menampung pernyataan pengguna.

Sedangkan definisi dari tingkat skala tersebut adalah sebagai berikut:

1 = Tidak diinginkan, artinya pengguna tidak menginginkan atau tidak mengharapkan atribut tertentu ada pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dikenakannya. Alasan ketidakinginan tersebut ada dua macam, yaitu pengguna merasa atribut tersebut tidak penting pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipakainya atau pengguna merasa atribut tersebut telah memuaskannya, hingga pengguna tidak mengharapkan adanya perubahan pada atribut tersebut.

2 = Kurang diinginkan, artinya pengguna kurang mengharapkan atau kurang menginginkan atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipakainya. Alasannya antara lain, pengguna kurang membutuhkan atribut tersebut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya atau pengguna sudah merasa nyaman dengan atribut yang ada saat ini. Namun pengguna masih sedikit mengharapkan adanya perubahan pada atribut tersebut.

3 = Cukup diinginkan, artinya pengguna cukup mengharapkan atau cukup menginginkan adanya atribut tertentu pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya. Pengguna pada dasarnya masih kurang puas terhadap atribut tersebut, namun pengguna tidak begitu mengharapkan adanya perubahan atribut tersebut. Namun apabila atribut tersebut dirubah untuk meningkatkan performansi dan fungsi meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman, pengguna sangat merespon positif.

4 = Diinginkan, artinya pengguna menginginkan atau mengharapkan atribut tertentu ada pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya. Hal ini didorong oleh anggapanannya atas pentingnya atribut tersebut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman dan atribut yang ada pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyamannya saat ini tidak memuaskannya, sehingga perubahan atau penambahan atribut ini diinginkan oleh pengguna.

5 = Sangat diinginkan, artinya pengguna merasa sangat menginginkan atau sangat mengharapkan atribut tersebut ada pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dipakainya. Pengguna merasa atribut tersebut sangat penting, sedangkan atribut yang ada pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman nya saat ini tidak mangkomodasi kepentingannya itu.

Penghitungan harapan juga sama dengan perhitungan tingkat kepentingan yaitu dengan mencari rata-rata dari tiap-tiap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Tabel 4.13 menunjukkan hasil

(14)

perhitungan harapan pengguna. Urutan harapan atau keinginan pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman mulai dari atribut yang paling diinginkan hingga ke atribut yang tidak diinginkan dapat dilihat pada tabel D.3 lampiran D.

Tabel 4.13 Harapan pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman

Tingkat harapan

Atribut Rata-Rata Peringkat

1 4.58 7

2 4.14 12

3 4.42 8

4 4.83 1

5 4.11 13

6 4.22 11

7 3.64 23

8 3.89 17

9 4.83 2

10 4.67 4

11 4.69 3

12 4.33 10

13 4.36 9

Tingkat harapan

Atribut Rata-Rata Peringkat

14 3.53 25

15 4.06 14

16 3.89 18

17 3.92 16

18 3.75 22

19 4.64 5

20 4.61 6

21 3.58 24

22 3.97 15

23 3.83 21

24 3.89 19

25 3.89 20

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa atribut pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang mempunyai tingkat harapan dengan score rata-rata tertinggi adalah atribut 4, yaitu “Saat duduk memberikan rasa rilek dan nyaman” dengan nilai rata-rata 4.83 dan dengan cara yang sama dapat diketahui peringkat dan score atribut mana yang diharapkan responden terdapat pada meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman.

4. Gap penilaian dan harapan

Gap adalah selisih antara penilaian dan harapan. Kepuasan konsumen tercapai bila nilai gap adalah nol, artinya penilaian (persepsi) sama dengan harapan (ekspektasi). Gap yang bernilai negatif mengindikasikan konsumen masih kurang puas terhadap atribut yang ada pada suatu produk.

Masih terjadi selisih (gap) yang cukup besar antara penilaian dan harapan pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Tabel 4.14 menunjukkan hasil perhitungan gap. Urutan gap antara penilaian dan harapan

(15)

mulai dari gap yang terbesar hingga gap yang terkecil dapat dilihat di tabel D.4 lampiran D. Pada gambar 4.7 menunjukkan grafik line dari penilaian dan harapan pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman.

Tabel 4.14 Gap antara penilaian dan harapan

Kepuasan konsumen Atribut

Penilaian Harapan Gap

1 4.06 4.58 -0.53

2 3.72 4.14 -0.42

3 3.69 4.42 -0.72

4 3.94 4.83 -0.89

5 3.58 4.11 -0.53

6 3.89 4.22 -0.33

7 3.36 3.64 -0.28

8 3.61 3.89 -0.28

9 4.31 4.83 -0.53

10 3.94 4.67 -0.72 11 4.17 4.69 -0.53 12 3.26 4.33 -1.08 13 4.11 4.36 -0.25

Kepuasan konsumen Atribut

Penilaian Harapan Gap

14 3.78 3.53 0.25

15 3.61 4.06 -0.44 16 3.53 3.89 -0.36 17 3.75 3.92 -0.17 18 3.72 3.75 -0.03 19 4.08 4.64 -0.56 20 3.56 4.61 -1.06 21 2.61 3.58 -0.97 22 3.78 3.97 -0.19 23 3.75 3.83 -0.08 24 3.83 3.89 -0.06

25 3.89 3.89 0.00

Dari tabel diatas dapat dilihat gap yang terjadi pada setiap atribut penyusun meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Untuk lebih jelas dalam membandingkan berikut adalah grafik garis antara tingkat penilaian dan tingkat harapan konsumen hasil kuesioner (gambar 4.7):

Grafik GAP Antara Hasil Penilaian dan Harapan Pengguna Terhadap Atribut Meja dan Kursi Tamu Tipe Desain Anyaman

-2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Atribut

Rata-rata Penilaian

Harapan GAP

Gambar 4.3 Grafik gap antara penilaian dan harapan pengguna terhadap atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman

(16)

Dari grafik diatas dapat diketahui atribut mana yang sudah memenuhi harapan konsumen. Dari semua atribut, hanya atribut 14 dan 18 yang sudah memenuhi harapan konsumen, selainnya atribut itu belum memenuhi harapan konsumen. Bila grafik line berwarna biru lebih tinggi dari grafik line berwarna hijau pada satu titik atribut sama, maka disebut sudah memenuhi harapan, sedangkan apabila grafik line berwarna biru lebih rendah dari grafik line berwarna hijau pada satu titik atribut sama, maka disebut belum memenuhi harapan pengguna.

c. Karakteristik teknis

Karakteristik teknis merupakan respon teknis untuk memenuhi kebutuhan pengguna meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman. Penentuan respon teknis dilakukan melalui konsultasi teknisi, pengrajin, pemilik CV. Warna-warni Rattan Furniture dan peneliti (melalui buku-buku referensi desain interior ruang dan ergonomi). Karakteristik teknis berhubungan dengan komponen-komponen meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman, maka respon teknis akan lebih jelas bila dirumuskan berdasarkan komponen. Karakteristik teknis yang berhasil dirumuskan dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15 Karakteristik teknis

Komponen Karakteristik Teknis

Tinggi duduk

Tinggi sandaran punggung(panjang ) Dimensi duduk (pxl)

Dimensi Rangka

Sandaran lengan

Sudut yang terbebtuk antara tempat duduk dengan sandaran punggung Berbahan (rotan, kayu mahoni, kombinasinya)

Dimensi bahan penyusun rangka dasar (rotan φ x cm, kayu dengan dimensi pxlxt)

Rangka Kursi Bahan Rangka

Variasi jumlah komponen rangka dan kombinasinya Berbasis/jenis penyangga duduk (anyaman, sponge) Berbasis/jenis sandaran punggung (anyaman, sponge) Komposisi anyaman (%)

Berbasis/ jenis anyaman (peel, sea grass, banana leaf, enceng gondok), berpilinan (1,2,3) Berbasis motif anyaman

Ornamen/artifact tambahan/memperindah Anyaman penyusun kursi

Bahan pembantu anyaman (triplek, rotan φ3mm)

(17)

Tabel 4.15 Karakteristik teknis (lanjutan)

Komponen Karakteristik Teknis

Jumlah variasi ukuran per set Kursi Secara

seluruhan Bentuk muka depan tempat duduk (membulat, bertepi) Tinggi dari lantai

Dimensi

Rangka Dimensi meja (pxl)

Berbahan (rotan, kayu mahoni, kombinasinya) Bahan

Rangka Dimensi bahan penyusun rangka dasar (rotan φ 3cm, kayu dengan dimensi pxlxt)

Rangka meja

Variasi jumlah komponen kerangka dan kombinasinya Berbasis/ jenis muka meja (kaca, kayu, anyaman) Komposisi anyaman (%)

Berbasis/ jenis anyaman (peel, sea grass, banana leaf, enceng gondok), pilinannya Berbasis motif anyaman

Anyaman penyusun meja

Ornamen/artifact tambahan/ pemanis Variasi pewarnaan

Keserasian proporsi ukuran meja dan kursi Packaging

Saran pemeliharaan Keseluruhan set mebelair

Saran penempatan secara desain interior

Sumber: Diolah dari beberapa sumber desainer dan buku desain interior dan ergonomi

d. Proyeksi tujuan

Pemilihan strategi untuk menentukan kepentingan relatif terhadap evaluasi skor dari titik awal produk yang akan dirancang. Pada tahap ini akan ditentukan, yaitu:

1. Target value (T) adalah target kepentingan yang akan ditetapkan dari produk yang akan dirancang dengan membandingkannya terhadap keadaan saat ini.

2. Sales point (SP) adalah informasi mengenai kemampuan menjual produk berdasarkan seberapa baik setiap kebutuhan konsumen terpenuhi. Nilai untuk sales point adalah:

1 = tidak ada titik penjualan 1.2 = titik penjualan menengah 1.5 = titik penjualan kuat

3. Important rate (IMP) = nilai kepentingan masing-masing atribut

Selanjutnya akan akan disusun proyeksi tujuan yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.8 di Lampiran E.1

(18)

e. Matrik korelasi antara what dan how

What mewakili kebutuhan pengguna (customer requirement) sedangkan how mewakili karakteristik teknis atau respon teknis untuk memenuhi kebutuhan pengguna, how sering disebut sebagai technical requirement. Matrik korelasi antara what dan how menggambarkan hubungan antara kebutuhan pengguna dan respon teknis, yang memperlihatkan sejauhmana pengaruh respon teknis yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pengguna (customer requirement). Untuk memudahkan pembacaan hubungan antara what dan how pada matrik, digunakan simbol-simbol, dimana setiap simbol memiliki pengertian masing-masing dan mewakili nilai numerik tertentu. Nilai numerik dipakai untuk penghitungan bobot teknis dari tiap-tiap respon teknis. Pengertian dan nilai numerik dari masing- masing simbol secara jelas dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini:

Tabel 4.16 Simbol matrik korelasi antara what dan how

Simbol Nilai

numerik Pengertian

Kosong 0

Antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis tidak ada hubungan, dengan kata lain kebutuhan pengguna tidak bisa direspon oleh karakterisitik teknis tersebut.

“ 1

Antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis terdapat hubungan yang lemah, bila dinumerikkan hubungan itu hanya bernilai 1. Karakteristik teknis tersebut kecil pengaruhnya terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna.

Ì 3

Antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis terdapat hubungan sedang. Pengaruh karakteristik teknis cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

€ 9

Antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis terdapat hubungan yang kuat. Karakteristik teknis tersebut besar pengaruhnya terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna.

Hasil matrik hubungan antara atribut meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang merupakan ciri-ciri meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman yang dibutuhkan pengguna dengan karakteristik teknis dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut ini.

(19)

Di Excel boss

Gambar 4.4 Matrik korelasi antara what dan how

(20)

Dari gambar matrik korelasi antara what dan how di atas, dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara voice of costumer (what) dengan voice of engineering (how), yaitu pada usaha mewujudkan keinginan konsumen, maka dilakukan upaya perbaikan lewat voice of engineering yang memungkinkan terjadinya pemenuhan terhadap harapan konsumen.

f. Matrik korelasi teknis

Korelasi teknis menunjukkan hubungan antara respon teknis satu dengan yang lainnya. Tujuan penentuan korelasi teknis yaitu agar lebih mudah untuk menentukan kebijakan yang akan diambil mengenai penentuan respon teknis yang akan dilaksanakan. Untuk memudahkan pembuatan matrik korelasi teknis, digunakan simbol-simbol tertentu, dimana masing-masing simbol memiliki pengertian. Simbol-simbol yang dipakai untuk menentukan korelasi teknis pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah ini:

Tabel 4.17 Simbol matrik korelasi teknis

Simbol Pengertian 3

Antara karakteristik teknik yang satu dengan yang lain hubungannya adalah positif sangat kuat, dimana karakteristik teknis yang satu akan sangat mendukung karakteristik teknis yang lain untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

+

Antara karakteristik teknis yang satu dengan yang lain hubungannya adalah positif kuat. Pengaruh positif kuat tidak sebesar positif sangat kuat, namun tetap saling mendukung guna pencapaian tujuan pengembangan.

Kosong Antara karakteristik teknis yang satu dan yang lain tidak saling berpengaruh atau tidak ada hubungan sama sekali dalam pencapaian tujuan pengembangan.

Antara korelasi teknis yang satu dan yang lain terdapat hubungan negatif kuat, artinya antar karakteristik teknis tersebut tidak saling mendukung atau saling bertentangan. Misal adanya penambahan pada karakteristik teknis tertentu akan mengakibatkan kekurangan pada karakteristik teknis yang lain.

²

Antara korelasi teknis yang satu dan yang lain terdapat hubungan negatif sangat kuat, artinya antar karakteristik teknis saling tidak mendukung sama sekali. Pertentangan hubungan antara karakteristik teknis bersifat mutlak atau sudah tidak dapat ditoleransi.

Hasil matrik korelasi antar karakteristik teknis meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman dapat dilihat pada gambar 4.10 di bawah ini.

(21)

Di Excel boss

Gambar 4.5 Matrik korelasi teknis

Dari gambar matrik korelasi teknis, dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan voice of engineering (karakteristik teknik), baik yang bersifat saling mendukung (disimbolkan +, 9), tidak ada hubungan antar karakteristik teknis (disimbolkan kosong), atau bahkan saling bertentangan(disimbolkan −, ²). Hal ini juga dapat disebut untuk mengetahui trade-offs, yaitu mengetahui, memahami dan mengendalikan pertentangan.

(22)

g. Penentuan nilai kepentingan teknik

Nilai kepentingan teknik atau sering disebut sebagai bobot teknis dipakai untuk menganalisa karakteristik teknis yang memiliki point tertinggi hingga terendah. Tujuan menentukan bobot teknis yaitu agar tim pengembang dapat lebih memfokuskan pada karakteristik teknis yang memiliki respon tinggi dalam memenuhi kebutuhan konsumen (customer requirement). Penghitungan bobot teknis diperoleh dengan persamaan (2.3) sebagai berikut :

( )

×

= i i

i Kt H

Bt ,

dengan;

Bti = Bobot karakteristik teknis i.

Kti = Tingkat kepentingan teknis yang memiliki korelasi dengan karakteristik teknis i.

Hi = Nilai numerik korelasi antara kebutuhan konsumen (what) dengan

karakteristik teknis i (how).

Contoh perhitungan untuk menentukan bobot teknis adalah sebagai berikut:

Bobot teknis “ornamen/artifact tambahan/memperindah pada kursi” yaitu:

1. Ornamen/artifact tambahan/pemanis pada kursi.

2. Tingkat kepentingan pengguna terhadap kemampuan meja berbasis desain anyaman memberikan kesan alami dan artistik adalah 4.28. Nilai hubungan dengan respon teknis untuk ornamen/artifact tambahan/memperindah pada kursi adalah 9 (yang disimbolkan dengan €). Selanjutnya tingkat kepentingan pengguna terhadap adanya ornamen tambahan untuk memperindah tampilan meja dan kursi tamu adalah 3,44, nilai hubungan 9 (disimbolkan dengan €), tingkat kepentingan mudah dibersihkan adalah 4,36, nilai hubungan 1 (disimbolkan dengan “).

3. Langkah selanjutnya adalah mengalikan antara tingkat kepentingan dengan nilai numerik atribut, yaitu : 4,28 x 9 = 38,5; 3,44 x 9 = 35,75; 4,36x1= 4,36.

4. Langkah terakhir yaitu menjumlahkan hasil perkalian dari atribut-atribut tersebut, yaitu (38,5 + 35,75 + 4,36) = 78.61. Bobot teknis dinyatakan dengan persen (%).

(23)

Hasil lengkap bobot teknis dan prosentasenya untuk masing-masing respon teknis dapat dilihat pada tabel 4.18 dan untuk mempermudah pembacaan hasil digambarkan pula dalam bentuk grafik pada gambar 4.10 berikut ini.

Tabel 4.18 Bobot karakteristik teknis

Komponen Karakteristik Teknis Bobot %

Tinggi duduk 52.3611 1.55361411

Tinggi sandaran punggung (panjang) 94.5000 2.80392318

Dimensi duduk (pxl) 84.2500 2.49979395

Dimensi Rangka

Sandaran lengan 54.5833 1.61954999

Sudut yang terbentuk antara tempat duduk dengan sandaran punggung 183.2500 5.43723729 Berbahan (rotan, kayu mahoni, kombinasinya) 80.2500 2.38110937 Dimensi bahan penyusun rangka dasar (rotan φ 3cm, kayu dengan dimensi

pxlxt) 80.2500 2.38110937

Rangka Kursi Bahan Rangka

Variasi jumlah komponen rangka dan kombinasinya 127.1667 3.77318058

Berbasis/jenis penyangga duduk (anyaman, sponge) 232.3333 6.89359598 Berbasis/jenis sandaran punggung (anyaman, sponge) 166.3333 4.93530042

Komposisi anyaman (%) 182.7222 5.42157752

Berbasis/ jenis anyaman(peel, sea grass, banana leaf, enceng gondok) 134.8056 3.99983516 Berbasis motif anyaman (vertikal, horisontal, diagonal, diamond) 102.9167 3.05365532 Ornamen/artifact tambahan/memperindah 78.6111 2.33248166

Anyaman penyusun kursi

Bahan pembantu anyaman (triplek, rotan φ3mm) 54.6667 1.62202258

Jumlah variasi ukuran per set 154.6111 4.58748867 Kursi Secara

seluruhan Bentuk muka depan tempat duduk (membulat, bertepi) 89.8333 2.66545784

Tinggi dari lantai 23.8889 0.70881068

Dimensi Rangka Dimensi meja (pxl) 35.5000 1.05332564

Berbahan (rotan, kayu mahoni, kombinasinya) 41.0000 1.21651694

Bahan Rangka Dimensi bahan penyusun rangka dasar (rotan φ 3cm, kayu dengan dimensi

pxlxt) 35.5000 1.05332564

Rangka meja

Variasi jumlah komponen kerangka dan kombinasinya 46.5833 1.38218083 Berbasis/ jenis muka meja ( kaca, kayu, anyaman) 180.2500 5.34822385

Komposisi anyaman (%) 180.2500 5.34822385

Berbasis/ jenis anyaman (peel, sea grass, banana leaf, enceng gondok) 118.9167 3.52839364 Berbasis motif anyaman (vertikal, horisontal, diagonal, diamond) 113.0833 3.35531196 Anyaman penyusun meja

Ornamen/artifact tambahan/memperindah 74.2500 2.2030825

Variasi pewarnaan 124.0833 3.68169455

Keserasian proporsi ukuran meja dan kursi 161.4167 4.78941729

Packaging 70.2500 2.08439792

Saran pemeliharaan 85.3611 2.53276189

Keseluruhan set mebelair

Saran penempatan secara desain interior 126.5000 3.75339982

Jumlah 3370.2778 100 %

(24)

Grafik Bobot Karakteristik Teknis Meja dan Kursi Tamu Tipe Desain Anyaman

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

Tinggi duduk Tinggi sandaran Dimensi Sandaran Lengan Sudut Yang Berbahan (Rotan, Dimensi bahan Variasi jumlah Tipe/Jenis Tipe/Jenis Komposisi Tipe/ jenis Tipe Motif anyaman Ornamen/artifact Bahan pembantu Jumlah variasi Bentuk muka Tinggi dari lantai Dimensi meja(PxL) Berbahan (Rotan, Dimensi bahan Variasi jumlah Tipe/ jenis muka Komposisi Tipe/ jenis Tipe Motif anyaman Ornamen/artifact Variasi Pewarnaan Keserasian Packaging Saran Saran Penempatan

Karakteristik Teknis

Bobot(%)

Gambar 4.6 Grafik bobot karakteristik teknis meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa semakin besar bobot karakteristik teknis, maka semakin diperlukan pula untuk memenuhi harapan konsumen. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa bobot yang paling besar adalah Berbasis/jenis penyangga duduk (anyaman, sponge)yaitu sebesar 6.89 %, disusul dengan komposisi anyaman (%) yaitu sebesar 5.42 %.

Dari karakteristik teknis di atas, ada sebagian karakteristik yang tidak digunakan, hal ini karena ada sebagian atribut yang tidak diteliti dan sudah diasumsikan dalam hal ukuran panjang lebar dan tinggi, sehingga tersusun pembobotan baru dari karakteristik teknis yang dipakai dalam metode weighted objective score. Tabel 4.19 di bawah ini yang akan dipakai untuk tahap-tahap selanjutnya.

(25)

Tabel 4.19 Bobot karakteristik teknis baru

Karakteristik Teknis Bobot awal Bobot baru Berbahan (rotan, kayu mahoni, kombinasinya) 2.3811 4.644 Tipe/jenis sandaran punggung (Anyaman, sponge) 4.9353 9.626

Komposisi anyaman (%) 5.4216 10.575

Tipe/ jenis Anyaman (Peel, SG, BL,EG), berpilinan (1,2,3) 3.9998 7.802 Ornamen/artifact tambahan/pemanis 2.3325 4.549

Jumlah variasi ukuran per set 4.5875 8.948

Berbahan (rotan, kayu mahoni, kombinasinya) 1.2165 2.373 Tipe/ jenis muka meja ( kaca, kayu, anyaman) 5.3482 10.431

Komposisi anyaman (%) 5.3482 10.431

Tipe/ jenis anyaman ( Pil, SG, BL,EG), pilinannya 3.5284 6.882 Ornamen/artifact tambahan/pemanis 2.2031 4.297

Variasi pewarnaan 3.6817 7.181

Saran pemeliharaan 2.5328 4.940

Saran penempatan secara desain interior 3.7534 7.321 Jumlah 100%

Dari diatas dihasilkan dari perhitungan bobot lama dibagi dengan total bobot lama, selanjutkan dikalikan 100%, sehingga dihasillkan tabel diatas. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa semakin besar bobot karakteristik teknis, maka semakin diperlukan pula untuk memenuhi harapan konsumen. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa bobot yang paling besar adalah komposisi anyaman pada kursi yaitu sebesar 10.575%, dilanjutkan komposisi anyaman pada meja yaitu sebesar 10.431% dan tipe/jenis muka meja yaitu sebesar 10.431%.

h. Penentuan operational goal

Operational goal adalah usaha yang ditempuh untuk pencapaian karakteristik teknis tertentu. Untuk memenuhi target teknis pada perancangan meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman, maka operational goal tiap-tiap karakteristik teknis ditampilkan lengkap pada tabel 4.20 berikut ini.

(26)

Tabel 4.20 Operational goal karakteristik teknis

Komponen Karakteristik Teknis Operational goal

Tinggi duduk. Penyesuaian ukuran sesuai anthropometri orang luar negeri, ergonomi produk.

Tinggi sandaran punggung (panjang).

Penyesuaian ukuran sesuai anthropometri orang luar negeri, ergonomi produk.

Dimensi duduk (pxl) Penyesuaian ukuran sesuai anthropometri orang luar negeri, Asia atau eropa.

Dimensi Rangka

Sandaran lengan. Modifikasi dan kreasi pada bentuk sandaran lengan.

Sudut yang terbentuk antara tempat duduk dengan sandaran punggung.

Modifikasi dan kreasi berdasarkan ergonomi dan antrhopometri.

Berbahan (rotan, kayu mahoni,

kombinasinya). Modifikasi dan kreasi serta jenis bahan baku yang akan digunakan.

Dimensi bahan penyusun rangka dasar (rotan Φ 3cm, kayu dengan dimensi pxlxt).

Kreasi dan ergonomi produk disesuaikan dengan toleransi terhadap ukuran jadi.

Rangka Kursi Bahan Rangka

Variasi jumlah komponen rangka dan kombinasinya.

Modifikasi dan kreasi serta jenis bahan baku yang akan digunakan Modifikasi dan kreasi berbasis sambungan antar komponen rangka Berbasis/jenis penyangga

duduk (anyaman, sponge). Modifikasi dan kreasi serta jenis bahan baku yang akan digunakan.

Berbasis/jenis sandaran

punggung (anyaman, sponge) Modifikasi dan kreasi serta jenis bahan baku yang akan digunakan.

Komposisi anyaman (%). Modifikasi dan kreasi berdasarkan permintaan pembeli.

Berbasis/ jenis anyaman(peel, sea grass, banana leaf, enceng gondok).

Modifikasi dan kreasi berdasarkan permintaan pembeli, Mensubtistusikan bahan baku baru sesuai dengan pertimbangan dan perkembangan pasar.

Berbasis motif anyaman (ver/

hor , diagonal, diamond) Modifikasi dan kreasi berdasarkan permintaan pembeli.

Ornamen/artifact tambahan/pemanis.

Jenis dan motif ornament yang akan dipasang.

Modifikasi dan kreasi berdasarkan permintaan pembeli.

Anyaman penyusun kursi

Bahan pembantu anyaman

(triplek, rotan φ3mm). Penyesuaian dengan banyaknya anyaman yang akan dibuat.

Jumlah variasi ukuran per set. Modifikasi dan kreasi berdasarkan permintaan pembeli.

Kursi Scr. seluruhan

Bentuk muka depan tempat duduk (membulat, bertepi).

Modifikasi dan kreasi bentuk rangka dan anyaman pada bagian depan muka tempat duduk.

Tinggi dari lantai. Penyesuaian ukuran sesuai kursi.

Dimensi Rangka Dimensi meja (pxl). Penyesuaian sesuai proporsi/skala set mebelair.

Berbahan (rotan, kayu mahoni, kombinasinya).

Modifikasi dan kreasi serta jenis baku yang akan digunakan, Mensubtistusikan bahan baku baru sesuai dengan

pertimbangan dan perkembangan pasar.

Bahan Rangka Dimensi bahan penyusun

rangka dasar (rotan Φ x cm, kayu dengan dimensi pxlxt).

Modifikasi dan kreasi serta jenis baku yang akan digunakan.

Rangka meja

Variasi jumlah komponen kerangka dan kombinasinya.

Modifikasi dan kreasi serta jenis baku yang akan digunakan, Modifikasi dan kreasi berbasis sambungan antar komponen rangka.

Berbasis/ jenis muka meja (kaca, kayu, anyaman).

Modifikasi dan kreasi serta jenis baku yang akan digunakan, Mensubtistusikan bahan baku baru sesuai dengan

pertimbangan dan perkembangan pasar.

Anyaman penyusun meja

Komposisi anyaman (%). Modifikasi dan kreasi berdasarkan permintaan pembeli.

Gambar

Tabel  4.1  Data permintaan produk CV.Warna Warni  Rattan Furniture
Tabel  4.2 Harga bahan baku produk
Tabel 4.3  Keluhan Pembeli terhadap meja dan kursi tamu berbasis anyaman
Tabel 4.4  Atribut  meja dan kursi tamu berbasis desain anyaman No  Atribut Meja Dan Kursi Tamu Berbasis Desain Anyaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tindak Tutur Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu di Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin.. (Skripsi Sarjana) :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai pengaruh cuci hidung dengan larutan NaCl 0,9% terhadap peningkatan kualitas hidup mahasiswa

4.2.3 Pedaran Analisis Ajén Étnopédagogik Rumpaka Kawih Kiliningan Gamelan Klasik Cicih Cangkurileung

Menurut saya, konsep yang benar ketika kita ingin membuat sesuatu adalah dengan kita mencari orangnya terlebih dahulu yang kemudian kita didik mereka.. Namun kita

[r]

Tulisan ini (Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kesenjangan Antar Daerah dan Tenaga Kerja Terserap Terhadap Kesejahteraan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah)