• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT SHALAT SUNNAH (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT SHALAT SUNNAH (4)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN (MTA) PUSAT http://www.mta.or.id. e-mail : [email protected] Fax : 0271 661556. Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288. Ahad, 22 September 2013/16 Dzulqa'dah 1434. Brosur No. : 1666/1706/IF. SHALAT SUNNAH (4) K. Shalat sunnah Kusuf/shalat sunnah Khusuf. Kusuf/Khusuf ialah istilah yang diberikan untuk shalat sunnah di waktu terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan. Bilangan raka'at dan cara pelaksanaannya : - Shalat kusuf/khusuf ini utamanya dilaksanakan di masjid secara berjama'ah dan dengan khutbah sesudah shalat. - Shalat gerhana ini tanpa adzan dan iqamah; tetapi hanya panggilan, misalnya "Ash-Sholaatu Jaami'ah" (Mari kita berkumpul untuk shalat) - Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 2 raka'at dengan bacaan jahr. - Pada tiap-tiap raka'at mengandung 2 ruku' dan 2 sujud dengan cara sebagai berikut : 1. Takbiratul Ihram, 2. Membaca doa iftitah, 3. Membaca ta'awwudz, 4. Membaca Basmalah, 5. Membaca Al-Fatihah, 6. Membaca Amin, 7. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an, 8. Ruku' dan membaca tasbih ruku', 9. I'tidal (berdiri tegak kembali), 10. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an (tangan bersedekap seperti semula), 11. Ruku' dan membaca tasbih ruku', 12. I'tidal (berdiri tegak kembali), 13. Sujud dan membaca tasbih sujud, 14. Duduk antara dua sujud, 15. Sujud kedua. Kemudian berdiri untuk raka'at yang kedua. Pada raka'at kedua dikerjakan seperti raka'at yang pertama tadi, mulai dari urutan nomor 4, dan seterusnya, 16, Duduk Attahiyyat dengan membaca tasyahhud dan shalawat, 17. Salam. Kemudian tenang untuk mendengarkan khutbah. Dalil pelaksanaannya :.    " ! #     $ %  & :   

(2)            ' 

(3) (  ) * + , %  - . /    1 0  32 4 5! 6   ' 7   8 1 0  3 4 5! 6.

(4) ' 

(5) ( @ A2 B CD4 E B ;: '  1 0  32 4 5! 6 F' G.  .9! ;: 6 < !   = >   9! + #  #  1 L  H # 5 :3 * K! 5 F.6 H 6 @ A2 .I B D4 E J4 (2 6! H ( '   ;: '* .  P QR   S .B CD4 E B ;: ' F' G.  )  @ A2 .+! # M  . N    O 6 .3  T . U 4 (2 'V   P QR  4 S! I B D4 E J4 (2 6! H ( '  '

(6) ( @ A2 ./   T2 . W X  @ A2 + ,  5 @ A2 .+! # M  . N   O 6 9! + #   #  1 L  H # 5 :3  @ A2 H O6   Z Y X( 6 H O6  W # [. G5   G N\ W ].P ^'& T2 .  X (. '   b  c7   )  @ A2 ._  ' `  D a.  W

(7)  " ! #     C,  Q  .Z Y +,  5 ' # * .  "  #   ae  :3  @ A2 8!KC2S  4 S! #O 1 0  C A.d .<    \ .K fg   T  +Y   Z  4 #  a $% 07  D T .1 0Z  D  P a GD ` C 4! h .  S4 #! G!DF6 lmn :k @C%- i$C  8KC j$GP . I Dari 'Aisyah istri Nabi SAW, ia berkata : "Sesungguhnya telah terjadi gerhana matahari dimasa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW pergi ke masjid. Kemudian beliau berdiri dan bertakbir dan orang-orang bershaf di belakang beliau. Dalam shalat tersebut Rasulullah SAW membaca bacaan yang panjang. Kemudian beliau bertakbir dan ruku' dengan ruku' yang panjang pula. Kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil membaca "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu". Lalu beliau membaca lagi bacaan yang panjang, tetapi lebih pendek dari pada bacaan yang pertama. Sesudah itu beliau bertakbir lalu ruku' dengan ruku' yang panjang, tetapi lebih pendek dari pada ruku' yang pertama tadi. Kemudian beliau membaca (sambil berdiri) "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu". Sesudah itu beliau sujud. Kemudian beliau melaksanakan pada raka'at yang kedua sedemikian itu pula, sehingga genap empat kali ruku' dan empat kali sujud, sedang matahari pun muncul 2.

(8) kembali sebelum beliau selesai (shalat). Setelah itu Rasulullah SAW berkhutbah, memuji Allah SWT dengan pujian-pujian-Nya, kemudian beliau bersabda : "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Dua-duanya tidaklah gerhana karena mati atau lahirnya seseorang. Apabila kamu sekalian melihat yang demikian itu maka segeralah untuk melaksanakan shalat". [HR. Muttafaq 'Alaih, dan lafadh ini bagi Muslim 2 : 619] Keterangan : Dari hadits di atas ada ulama' yang memahami bahwa shalat istisqa' itu setiap reka'atnya adalah 2 Al-Fatihah dan 2 bacaan surat/ayat, tetapi ada pula yang memahami bahwa bacaan surat/ayatnya 2 kali, namun bacaan Al-Fatihahnya tetap 1 kali, walloohu a'lam.. 1 0  3 4 5! 6 + p  C " ! #     $ %  ( :3  1 0  +

(9)   O ' O o   3 E .K O g>  O  1 0  32 4 5! 6 eC`   8 'M  . + D+ q )r 4 D   H ( 6 @ A2 3 E H 6 @ A2 3 E H ( 6 @ A2 .a  'V 7  D 4C2X o  G ) * .  P J4g  Q H `   )  @ A2 . f+ ,  5 + ,  5 @ A2 3 E H 6 @ A2 3 E t  ' ! K! Q  :3  @ A2 8YZ+,  5 H O6   Z Y X( 6 H O6    Q[ .s \ pP  ! . f 4   G 2  u  . C   v  ' X!  K! Q4 , ! 4 f! ;w  q Wx (2 C  .K!  ^+D Z  ' ` ! *  (B$c.  pP  ! . f :3   ) K! f!y. &  B$c.   | ! ye X f! W '5   O  P B F' P  p  ! DF'  6!   C   v  ' ! } &  P W2 2(d. f p + f @   p#X c. f! @ C pGc O6 p Y ' S  .6    K!

(10) `  2 'V , ! D N Y P  O '#   P #A2 O  ! DF6  .t 6 T . 3.

(11) Z  4 # Te  a $% 07  D T ' # * .  "  #   ae  :a 4 24 *2 D 4Q!( @ p! Q  4Cx`   $%  & \ .#S! 4 #! [2 D' !D 1 0Z  D  P a GD # p! Q   .@r ~   C,  f  G lkk :k @C%P .. Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Pernah gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW di suatu hari yang sangat panas. Lalu Rasulullah SAW mengerjakan shalat bersama para shahabat. Beliau berdiri lama sekali, sehingga banyak yang jatuh. Kemudian beliau ruku’ lama, lalu bangun dan berdiri lama, lalu ruku’ lama, kemudian bangun dan berdiri lama, kemudian sujud dua kali. Kemudian beliau berdiri dan melakukan seperti itu sehingga shalatnya mengandung empat ruku’ dan empat kali sujud. Setelah itu beliau bersabda, “Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku segala sesuatu yang akan kalian masuki. Diperlihatkan surga kepadaku, sehingga aku mengulurkan tangan akan mengambil petikan (buah) surga itu, tetapi tanganku tidak dapat mencapainya. Diperlihatkan pula kepadaku neraka. Aku melihat di dalamnya ada seorang perempuan Bani Israil yang disiksa sebab kucingnya, dia mengikat kucing itu tanpa memberinya makan dan tidak pula membiarkannya untuk makan serangga tanah. Aku juga melihat Abu Tsumamah ‘Amr bin Malik menarik ususnya di neraka”. Orang-orang berkata, “Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah gerhana melainkan karena meninggalnya orang yang agung”. Padahal, sebenarnya keduanya adalah dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah yang Dia tunjukkan kepada kalian. Karena itu, apabila keduanya gerhana, maka lakukanlah shalat hingga muncul kembali”. [HR. Muslim 2 : 622] Keterangan : Abu Tsumaamah ‘Amr bin Maalik, dalam riwayat lain disebut Ibnu Luhaiy (Luhaiy = nama laqobnya Maalik), dan dalam riwayat lain disebut ‘Amr bin ‘Aamir Al-Khuza’iy, adalah orang yang mula-mula mengada-adakan tentang Saaibah, Bahiirah dan Haam (sebagaimana tersebut dalam QS. Al-Maaidah : 103).. + p  C " ! #     $ %  (  # :3  t6 r'#   O 1 0  +

(12)    k :k ^67

(13)  . X P o 2 I `  a  €  R 4 Q!  1 0  3 4 5! 6 4.

(14) Dari ‘Abdullah bin ‘Amr RA, ia berkata : Ketika terjadi gerhana matahari pada jaman Rasulullah SAW, diseru dengan panggilan,”Ash-sholaatu jaami’ah”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 25]. eC` K f;: '* O _  4 % !‚ 2 .  I >   ' p o 

(15)   ae        lkƒ :k @C%P .Z Y +,  5 H O6    GX (. 6  Z Y X( 6 H O6  Dari ‘Aisyah bahwasanya Nabi SAW membaca jahr dalam shalat gerhana dan beliau shalat dengan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka'at. [HR. Muslim 2 : 620] Anjuran memerdekakan budak, bersadaqah, istighfar, dzikir dan shalat ketika terjadi gerhana. _  4 !%(2   GX .O  V

(16)   ' P  + *  :   ;: #5    kn :k ^67

(17)  ." #   Dari Asma’ (binti Abu Bakar), ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan untuk memerdekakan budak ketika terjadi gerhana matahari”. [HR. Bukhari juz 2, hal : 29]. ) * : 1 0  345! 6 + p   " ! #     $ %  & :         Z  D  P ' # * .  "  #   ae  :3  @ A2 … „C`  !D  1 0  32 4 5! 6 #S! 4 #! G!DF6 \ .K fg   T  +Y   Z  4 #  a $% 07  D T #p! Q   801 lm† :k @C%P .42+ `  f  4Cx>   1 :  4!R   '!

(18) [  Dari ‘Aisyah, ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW. Kemudian beliau berdiri untuk shalat (gerhana) ….., kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka apabila kalian melihat yang demikian itu, bertakbirlah, berdo’alah kepada Allah, shalatlah dan bersedekahlah”. [HR. Muslim juz 2, hal. : 618] 5.

(19) . 

(20)    P   " ! #     $ %  & :3  54 P!  O   ) * .+ , %  - . f  G 2   % a 4 [2 f a.  7D Jh  ) *  K! C2X $. D K! G!DF6 P .RY 4 , ! 5!  U r 4 (2 6!  )r  3 4 E. O „C`  !D a2 4 [2 f T 1 L  W2 5'!D Ge   DT. 9 y S ae  :3  @ A2 .‡ x  Y I >  pO _ ! 4 7!D pC25 ' !D 1 :   [  K fg   T  +Y   Z  4 #   K R!  9 ' .(\ /   4! h .  Bˆq pP @ G!DF6 \ .9! R 

(21)   lk† :k @C%P .9 6 $‰ G5 Dari Abu Musa, ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi SAW, lalu Nabi SAW bangkit, terkejut dan takut kalau terjadi hari qiyamat. Lalu beliau pergi ke masjid, lalu shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang sangat lama, yang saya belum pernah melihatnya sama sekali beliau mengerjakan yang seperti itu. Kemudian beliau bersabda, Sesungguhnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang Allah kirimkan ini tidak terjadi karena matinya seseorang dan tidak pula karena lahirnya seseorang, akan tetapi Allah mengirimkannya agar hamba-hamba-Nya takut kepadaNya. Apabila kalian melihat kejadian yang demikian itu, maka berlindunglah kepada Allah dengan berdzikir, berdoa dan mohon ampun kepada-Nya”. [HR. Muslim juz 2, hal. : 628]. Z  P ) 4 D " ! #     $ %  [ Q :3  

(22) X q!  O  ' ‰ -2 .   32 4 5! 6 3 * .@ S 'O Z  4 #    $ %  [ Q :< !   3 * 8!@S 'O a $% 0 [ D T 801 Z  D  P a GD ' # * .  "  #   ae  : 1 0 6.

(23) 4Cx>   1 :  4!R  #S! 4 #! G!DF6 \ 8Kfg   T  +Y   Z  4 #   C,  D  G Šƒ :k ^67

(24)  .. Dari Mughirah bin Syu’bah, ia berkata : Pernah terjadi gerhana matahari (di masa Rasulullah SAW), pada hari meninggalnya Ibrahim (putra Rasulullah SAW), lalu orang-orang mengatakan, “Matahari ini gerhana karena meninggalnya Ibrahim”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, tidak terjadi gerhana karena mati atau lahirnya seseorang. Maka apabila kalian melihat keduanya, berdoalah kepada Allah dan shalatlah, hingga pulih kembali”. [HR. Bukhari juz 2 : 30] L. Shalat sunnah Hajat. K!    Q(  P : 1 0  32 4 5! 6 3  :3     O  O 1 0  +

(25)    ;: 4 v ! 4! .  % 0g  !.  d. v 4 GC.  ) R   O  P +Y   /      o  1 0   @ 2A 8

(26)   C W„ `  !.  1 0  C  .]!. @ A2 8 GX (. 6 W„ `  !. @ A2         !  " # .               :W. *2 . ( )  *& +  ,  "- . / )  01#  .%  &       ' & !   .  $  .  234  5670 % / 8 / 9  :; ( 2< 5670 % / 8 &  => ( )  ? @ > /  A BC D E 8F - +  ( 2*- :G   H&E  ( 2? @ I   "JKL M N  ' ? 4O 3 8kn‹ :m ^yP'G .%   & + : .  +    O *  P  Q   R J  ) . Œ = XD 8' +

(27)  O + :3*P 9R5 Œ bD' ŽD+ yS :% ;64 4O 4S +  8ŽD+M 7.

(28) Dari ‘Abdullah bin Abu Aufa, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mempunyai hajat kepada Allah, atau kepada salah seorang dari Bani Adam, maka hendaklah ia berwudlu dan memperbagus wudlunya, lalu shalat dua rekaat. Kemudian (setelah selesai shalat) ia memuji Allah, lalu membaca shalawat atas Nabi SAW, lalu ia membaca (yang artinya) Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Penyantun dan Maha Pemurah. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara ‘arsy Yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Kepada-Mu lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan (menyebabkan) rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu, dan memperoleh keuntungan dari setiap kebaikan, dan selamat dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa pada diriku melainkan Engkau mengampuninya, jangan ada sesuatu kesusahan melainkan Engkau beri jalan keluar, jangan ada sesuatu hajat yang Engkau ridlai melainkan Engkau kabulkan wahai Allah yang Maha Pengasih dari semua Pengasih. [HR. Tirmidzi juz 1, hal. 297, Abu ‘Isa (Tirmidzi) berkata : Ini adalah hadits gharib. Di dalam sanadnya ada pembicaraan, (karena) Faid bin Abdur Rahman, dilemahkan haditsnya. Faid adalah Abul Warqaa’] Keterangan : Hadits tersebut diriwayatkan oleh Tirmidzi. Ibnu Majah juga meriwayatkan dengan lafadh yang agak berbeda, dan dalam sanadnya ada perawi yang bernama Faid bin ‘Abdur Rahman. Mengenai Faid bin ‘Abdur Rahman ini Bukhari mengatakan : munkarul hadiits (haditsnya diingkari). Abu Dawud mengatakan : laisa bisyai’ (tidak ada apa-apanya). Tirmidzi mengatakan : yudlo’’afu fil hadiits (hadits-haditsnya dilemahkan). Nasai mengatakan : laisa bitsiqat/matruukul hadiits (tidak kuat/haditsnya ditinggalkan). Ibnu Hibban berkata : laa yajuuzul ihtijaaju bihi (tidak boleh berhujjah dengannya). Lihat dalam Tahdziibut Tahdziib juz 8, hal. 229-230. Kesimpulan : Hadits tentang shalat sunnah hajat ini lemah, maka tidak dapat diamalkan. ~oO[ A ]Oo~.. 8.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, Sesungguhnya aku telah bernadzar akan berpuasa karena Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan

 Mampu mengidentifikasi definisi teoritik dari variabel-variabel yang digunakan artikel penelitian  Mampu mengidentifikasi definisi operasional variabel-variabel yang

Pada saat penelitian siklus 1, dengan menggunakan lembar observasi IPKG1 dan IPKG2, pengamatan dilakukan oleh Jaelani, S.Pd.SD. sebagai observer yang dilakukan

PT Telkom Akses memiliki karyawan yang terbilang banyak, sebagian dari karyawan tersebut masih memiliki status sebagai karyawan kontrak, kontrak kerja karyawan tersebut

(1) Adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kerja otot atau ligamen, anatar samping satu dengan yang lain, sedangkan hal – hal yang dapat menyebabakan adanya bermacam –

Adhitya Mandiri Pratama berkomitmen untuk terus mendukung segala kebutuhan solusi jar- ingan data di Indonesia melalui team support yang sangat handal dan produk jaminan terbaik

Penyempurnaan tersebut berkaitan dengan keterlibatan Notaris Pembuat Akta Koperasi dalam pembuatan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi sebagai penyesuaian

Sementara itu rata-rata lama menginap terendah kelompok bintang adalah hotel bintang 2 yang hanya mencapai 2,58 hari dengan rata-rata lama menginap tamu asing dan