• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN POLA PERKEMBANGAN GRAFIK BB/U BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK DAN KELUARGA PADA BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PEKUTATAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GAMBARAN POLA PERKEMBANGAN GRAFIK BB/U BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK DAN KELUARGA PADA BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PEKUTATAN I"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN POLA PERKEMBANGAN GRAFIK BB/U BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK DAN KELUARGA

PADA BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PEKUTATAN I

Oleh :

NI KADEK ARIESTA DWIJAYANTHI MERRY ANGELINE HALIM

Pembimbing:

dr. I Made Dwi Ariawan dr. I Nyoman Agus Tripayana

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2018

(2)

i

GAMBARAN POLA PERKEMBANGAN GRAFIK BB/U BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK DAN KELUARGA

PADA BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PEKUTATAN I

Oleh :

NI KADEK ARIESTA DWIJAYANTHI 1302006060

MERRY ANGELINE HALIM 1302006170

Pembimbing:

dr. I Made Dwi Ariawan dr. I Nyoman Agus Tripayana

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2018

(3)

ii

GAMBARAN POLA PERKEMBANGAN GRAFIK BB/U BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK DAN KELUARGA PADA BAYI DAN BALITA

DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PEKUTATAN I

Laporan Penelitian

Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian KKM

Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan

Oleh :

NI KADEK ARIESTA DWIJAYANTHI 1302006060 MERRY ANGELINE HALIM 1302006170

Pembimbing:

dr. I Made Dwi Ariawan dr. I Nyoman Agus Tripayana

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN ILMU KEDOKTERAN

PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2018

(4)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

GAMBARAN POLA PERKEMBANGAN GRAFIK BB/U BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK DAN KELUARGA PADA BAYI DAN BALITA

DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PEKUTATAN I

Telah diujikan di hadapan Panitia Ujian Laporan Penelitian Pada tanggal 30 April 2018

Menyetujui, Pembimbing

dr. I Made Dwi Ariawan

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Masalah gizi balita merupakan masalah kesehatan yang masih sering terjadi di seluruh dunia. Gizi yang tidak tercukupi dengan baik dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terhambat. Hal ini bisa dilihat pula dari grafik pertumbuhan anak dalam kartu menuju sehat (KMS). Banyak faktor yang dapat memengaruhi status gizi bayi dan balita, baik itu dari faktor langsung maupun faktor tidak langsung. Oleh sebab itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pola perkembangan grafik BB/U berdasarkan karakteristik anak dan keluarga pada bayi dan balita yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana dan dapat membantu untuk perencanaan program di masa depan.

Kegiatan penelitian ini merupakan bagian dari pelaksanaan Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKK-IKP) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Semua tahapan penelitian dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya berkat dukungan berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. dr. I Made Dwi Ariawan selaku dosen pembimbing, atas segala nasihat, bimbingan, dan masukannya selama kegiatan belajar ini mulai dari penyusunan proposal sampai laporan final diserahkan ke bagian IKK-IKP FK Unud.

2. dr. I Nyoman Agus Tripayana selaku Kepala UPT Puskesmas Pekutatan I, atas masukan yang telah diberikan dan kesediaannya membimbing selama kegiatan belajar di Puskesmas.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para pemegang program, bidan, serta staff UPT Puskesmas Pekutatan I, ketua RT/Kelian Banjar di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I, dan semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam usaha untuk membantu program puskesmas yang lebih baik di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I.

Denpasar, April 2018

Penulis

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN. ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Bayi dan Balita ... 5

2.1.1 Pengertian Bayi ... 5

2.1.2 Pengertian Balita ... 5

2.2 Berat badan... 6

2.2.1 Pengertian Berat Badan... 6

2.2.2 Penilaian Status Gizi berdasarkan Berat Badan ... 6

2.2.3 Pemantauan Berat Badan ... 7

2.2.4 Penilaian Naik atau tidak pada kartu menuju sehat ... 7

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi dan Balita ... 8

2.3.1 Jumlah Asupan Makanan ... 8

2.3.2 Status Ekonomi Keluarga ... 9

2.3.3 Penyakit Kongenital Bawaan atau Sindrom Tertentu ... 9

2.3.4 Riwayat Penyakit Infeksi pada Anak ... 10

2.3.5 Umur Ibu ... 10

2.3.6 Pekerjaan Ibu ... 11

2.3.7 Status Pendidikan ... 11

2.3.6 Tingkat Pengetahuan Keluarga ... 12

2.3.7 Pelayanan Kesehatan ... 13

2.3.8 Kesehatan Lingkungan ... 13

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN ... 15

3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 15

3.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 16

(7)

vi

BAB IV METODE PENELITIAN... 17

4.1 Desain Penelitian ... 17

4.2 Variabel Penelitian ... 17

4.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 17

4.3 Subjek dan Sampel ... 20

4.3.1 Identifikasi Populasi dan Sampel ... 20

4.3.2 Kriteria Subjek Penelitian ... 20

4.3.3 Besar Sampel ... 21

4.3.4 Teknik Pengumpulan Sampel ... 21

4.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 22

4.4.1 Alat Penelitian ... 22

4.4.2 Bahan Penelitian ... 22

4.5 Prosedur Penelitian... 22

4.5.1 Pengambilan Data ... 22

4.5.2 Analisis Data ... 23

4.6 Alur Penelitian ... 23

4.7 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

4.7.1 Tempat Penelitian ... 24

4.7.2 Waktu Penelitian ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 25

5.1 Gambaran Karakteristik Bayi/Balita dan Status Gizi Responden Penelitian ... 25

5.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian berdasarkan Karakteristik Keluarga ... 27

5.3 Gambaran Karakteristik Keluarga ... 30

5.4 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian berdasarkan Karakteristik Keluarga ... 32

5.5 Kelemahan Penelitian... 40

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 42

6.1 Simpulan ... 42

6.2 Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi/Balita ... 25 Tabel 5.1.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U berdasarkan KMS

Responden Penelitian dari Bulan Januari-April 2018 ... 26 Tabel 5.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian

berdasarkan Karakteristik Anak ... 28 Tabel 5.3 Gambaran Karakteristik Keluarga ... 30 Tabel 5.4 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian

berdasarkan Karakteristik Keluarga ... 33

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2.4 Contoh Grafik Pertumbuhan Anak Dalam KMS ... 8

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian berdasarkan Teori Wheel ... 15

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 16

Gambar 3.6 Alur Penelitian ... 23

Grafik 5.1.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Bulan Januari-April 2018 ... 27

Grafik 5.2.a Distribusi Grafik BB/U Sampel berdasarkan Jenis Kelamin Anak dalam 4 bulan pengamatan (Januari – April 2018) ... 29

Grafik 5.2.b Distribusi Grafik BB/U Sampel berdasarkan Usia Anak dalam 4 bulan pengamatan (Januari – April 2018) ... 29

Grafik 5.4.1 Distribusi Grafik BB/U Sampel berdasarkan Usia Ibu dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) ... 34

Grafik 5.4.2 Distribusi Grafik BB/U Sampel berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) ... 35

Grafik 5.4.2 (a)Distribusi Jawaban Benar dan Salah dari Empat Topik Pertanyaan Pedoman Gizi Seimbang pada Kategori Bayi ... 36

Grafik 5.4.2 (b)Distribusi Jawaban Benar dan Salah dari Empat Topik Pertanyaan Pedoman Gizi Seimbang pada Kategori Balita ... 36

Grafik 5.4.3 Distribusi Grafik BB/U Sampel berdasarkan Status Ekonomi Keluarga dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) ... 37

Grafik 5.4.4 Distribusi Grafik BB/U Sampel berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) ... 38

Grafik 5.4.5 Distribusi Grafik BB/U Sampel berdasarkan Status Pekerjaan Ibu dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) ... 39

(10)

ix

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

UPT : Unit Pelaksana Teknis WHO : World Health Organization

UNICEF : United Nations International Children's Fund Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

Depkes : Departemen Kesehatan

BB : Berat Badan

KMS : Kartu Menuju Sehat KBM : Kenaikan Berat Minimal ASI : Air Susu Ibu

MPASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi. Gizi yang baik serta tubuh yang sehat merupakan hak asasi semua orang, bahkan sejak mereka dalam kandungan. Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa depannya. Pada masa ini, laju pertumbuhan anak sangatlah cepat, oleh sebab itu dibutuhkan ketersediaan zat gizi yang mencukupi. Apabila tidak terpenuhi, anak berpotensi mengalami masalah dan gangguan-gangguan seperti retardasi fisik dan mental (Jahari, 2008).

Gizi pada anak masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang ditemui di seluruh dunia. Berdasarkan data gabungan dari WHO, UNICEF dan World Bank, dapat dilihat bahwa prevalensi anak dengan gizi kurang (dilihat dari BB/U) pada tahun 2016 mencapai 14%. Prevalensi anak dengan gizi kurang di Indonesia masih mencapai angka 19,9%, masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura (3,3%), Malaysia (12,9%) ataupun Brunei Darussalam (9,6%) (World Bank, 2018). Diperkirakan masih ada sekitar 117 juta balita yang terancam gizi kurang di berbagai pelosok tanah air (Fendi N, 2007). Hasil Riskesdas dari tahun 2007 ke tahun 2013 juga menunjukkan fakta yang cukup memprihatinkan dimana prevalensi anak dengan gizi kurang meningkat dari 13% menjadi 13,9% (Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

Di Bali sendiri, berdasarkan Riskesdas Provinsi Bali tahun 2013, prevalensi anak dengan gizi kurang (berdasarkan BB/U) mencapai 10,2%, dengan kabupaten Jembrana menempati posisi pertama, yaitu sebesar 13%, lalu diikuti dengan kabupaten Karangasem sebesar 12,2% (Pranata S, et al., 2013).

(12)

2

Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi bayi dan balita.

Faktor yang mempengaruhi status gizi dapat dibedakan menjadi faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan dan penyakit infeksi, sedangkan faktor tidak langsung antara lain ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, pelayanan kesehatan dan kondisi lingkungan.

Faktor tidak langung ini tentunya tidak terlepas dari karakteristik keluarga, yang nantinya akan mempengaruhi status kesehatan anak. Karakteristik keluarga tersebut dapat meliputi jumlah keluarga, tingkat sosial ekonomi, kesadaran gizi, tempat tinggal dan lain-lain (Indarti, 2016).

Puskesmas Pekutatan I merupakan salah satu puskesmas yang berada di kecamatan Pekutatan, kabupaten Jembrana. Wilayah kecamatan Pekutatan sendiri terdiri dari dataran tinggi, rendah dan pantai dengan komposisi luas lahan yang hampir seimbang. Sebagian besar masyarakat di kecamatan Pekutatan bermata pencaharian sebagai petani (62,84%), kemudian mata pencaharian kedua terbanyak adalah buruh/swasta (20,7%). Berdasarkan data yang didapatkan pada tahun 2015, jumlah KK miskin di kecamatan Pekutatan masih mencapai 131 keluarga (UPT Puskesmas Pekutatan I, 2017).

Dalam wilayah kerja Puskesmas Pekutatan I terdapat 25 posyandu balita, yang tersebar dalam empat desa. Salah satu indikator keberhasilan posyandu balita adalah presentase kenaikan berat badan balita, yang dilihat dari jumlah bayi yang ditimbang mengalami kenaikan (N) per jumlah semua anak yang ditimbang (D).

Dari laporan gizi Puskesmas Pekutatan I Kabupaten Jembrana menunjukkan bahwa presentase N/D mengalami penurunan dari 49,87% pada tahun 2016 menjadi 48,7%

pada tahun 2017 (UPT Puskesmas Pekutatan I, 2017).

Oleh karena beragamnya penyebab masalah gizi yang terjadi pada bayi dan balita, serta beragamnya karakteristik anak dan karakteristik Ibu bayi/balita yang mengalami masalah gizi, maka perlu dilihat bagaimana karakteristik tersebut guna

(13)

3

mempermudah upaya penanggulangan masalah gizi di masing-masing daerah, khususnya di kecamatan Pekutatan, Jembrana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian yang ada yaitu sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana pola perkembangan grafik BB/U bayi dan balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I?

1.2.2 Bagaimana karakteristik bayi dan balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I?

1.2.3 Bagaimana karakteristik keluarga bayi dan balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah seperti yang tersebut di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pola perkembangan grafik BB/U berdasarkan karakteristik anak dan keluarga pada bayi dan balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui gambaran status gizi bayi dan balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I.

1.3.2.2 Untuk mengetahui pola perkembangan grafik BB/U bayi dan balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I

1.3.2.3 Untuk mengetahui bayi dan balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I.

(14)

4

1.3.2.4 Untuk mengetahui karakteristik keluarga di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Dapat memberikan informasi, yang juga bisa berguna sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan status gizi bayi dan balita.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan ibu mengenai karakteristik anak dan ibu mana yang mungkin berhubungan dengan pola perkembangan grafik BB/U bayi dan balita, sehingga diharapkan dapat meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya bayi dan balita.

1.4.3 Bagi Petugas Puskesmas

Sebagai bahan informasi bagi Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan khususnya upaya perbaikan status gizi balita di wilayah kerja. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana dalam upaya penanggulangan masalah gizi kurang pada bayi dan balita.

1.4.4 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam berkomunikasi secara langsung serta meningkatkan kompetensi dalam mengaplikasikan ilmu kedokteran dasar dan komunitas terkait karakteristik anak dan ibu, serta status gizi bayi dan balita.

(15)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bayi dan Balita 2.1.1 Pengertian Bayi

Bayi merupakan individu berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, serta perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Wong, 2003). Menurut Soetjiningsih (2015), bayi adalah individu berusia 0 bulan hingga 1 tahun. Kemudian bayi dapat dibagi lagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu:

a. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari

1). Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari 2). Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.

2.1.2 Pengertian Balita

Balita (bawah lima tahun) merupakan individu yang telah menginjak usia satu tahun dan berusia dibawah lima tahun (Depkes RI, 2009). Balita bisa di bagi lagi menjadi dua kelompok yaitu batita (usia 1-3 tahun) dan prasekolah (usia 3-5 tahun). Masa ini merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang anak yang tidak akan pernah terulang, oleh sebab itu seringkali disebut sebagai golden age (Muksin, 2011). Maka dari itu, dibutuhkan asupan gizi yang mencukupi untuk mendukung perkembangan anak yang baik.

(16)

6

2.2 Berat Badan

2.2.1 Pengertian Berat Badan

Berat badan adalah salah satu ukuran antropometri yang penting pada masa bayi dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan jaringan yang ada pada tubuh seperti tulang, otot, lemak serta cairan tubuh.

Parameter ini paling baik digunakan untuk melihat perubahan yang terjadi dalam waktu singkat (akut), serta mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2015).

2.2.2 Penilaian Status Gizi berdasarkan Berat Badan

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan jaringan yang ada pada tubuh seperti tulang, lemak, otot, organ tubuh, serta cairan tubuh sehingga melalui pengukuran berat badan, kita dapat mengetahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak.

Selain itu, seringkali berat badan juga digunakan sebagai dasar penghitungan dosis dan makanan dalam tindakan pengobatan (Muksin, 2011).

Penilaian Status Gizi dapat dilakukan dengan beberapa cara (Muksin, 2011) : 1) BB/U dilihat dari kurva berat badan :

a) BB < persentil ke-10 : disebut defisit (gizi kurang) b) BB > persentil ke-90 : disebut kelebihan (gizi lebih) 2) BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam presentase:

⚫ >120% : disebut gizi lebih

⚫ 80-120% : disebut gizi baik

⚫ 60-80% : (tanpa edema) : gizi kurang

(dengan edema) : gizi buruk (kwashiorkor)

⚫ 60% : (tanpa edema) : marasmus

(dengan edema) : marasmus- kwashiorkor

(17)

7

2.2.3 Pemantauan Berat Badan

Pemantauan berat badan dapat dilakukan di posyandu setiap bulannya, serta akan diisikan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) dan akan dipantau naik atau tidaknya berat badan bayi dan balita (Fitriyani dan Indrawati, 2013).

Ada tiga kegiatan penting dalam pemantauan berat badan yaitu:

(Fitriyani dan Indrawati, 2013)

1) Terdapat kegiatan penimbangan yang dilakukan terus menerus secara teratur.

2) Terdapat kegiatan pengisian data berat badan ke dalam KMS.

3) Terdapat penilaian naik atau turunnya berat badan sesuai arah garis pertumbuhannya.

2.2.4 Penilaian Naik atau Tidak Naik pada Kartu Menuju Sehat (KMS) Kartu Menuju Sehat merupakan gambar kurva berat badan anak berusia 0–5 tahun terhadap umurnya (Fitriyani dan Indrawati, 2013). Berat badan (BB) bayi dan balita dapat dikatakan naik apabila grafik BB mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan BB sama dengan Kenaikan BB Minimal (KBM) atau lebih. Sedangkan berat badan dikatakan tidak naik apabila grafik BB mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan di bawahnya atau kenaikan BB kurang dari KBM (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

(18)

8

Gambar 2.2.4 Contoh Grafik Pertumbuhan Anak Dalam KMS

2.3 Faktor yang mempengaruhi berat badan bayi dan balita

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi dan balita antara lain: asupan makanan, ketahanan pangan di keluarga, riwayat penyakit infeksi pada anak, status ekonomi, status pendidikan dan tingkat pengetahuan keluarga, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan

2.3.1 Jumlah Asupan Makanan

Bayi dan balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa. Kurang gizi pada balita akan berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental anak (Mahmudah, Kawi dan Musyarofah, 2015). Oleh sebab itu, asupan makanan yang mencukupi sejak lahir sangatlah penting bagi perkembangan anak.

Selain itu, ada hal-hal lain yang juga harus diperhatikan dalam pemberian asupan makanan meliputi frekuensi pemberian makanan (ASI, MPASI, maupun makanan padat) dalam sehari dan juga jumlah/porsi makan (Wahyuni dan Wahyuningsih, 2016). Selain frekuensinya, durasi menyusui

(19)

9

juga berperan penting dalam pemberian asupan makanan bayi. Sebab, durasi menyusui yang lebih lama akan membuat bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang (Sari, Tamtomo dan Anantayu, 2017).

2.3.2 Status Ekonomi Keluarga

Status Ekonomi sangat berpengaruh terhadap berat badan bayi dan balita. Kemiskinan seringkali menjadi akar permasalahan dari ketidakmampuan keluarga menyediakan pangan yang adekuat, baik itu dari jumlah, mutu dan ragamnya. Sehingga asupan kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat tercukupi (Arlius, Sudargo dan Subejo, 2017). Sebuah penelitian pada tahun 2016 di kabupaten Jember menunjukkan bahwa tingkat pendapatan keluarga memiliki hubungan terhadap status gizi balita. Dari sampel yang dipakai pada penelitian tersebut, didapatkan proporsi keluarga dengan status ekonomi tinggi sebesar 42,5%, sedangkan keluarga dengan status ekonomi miskin mencapai 57,5%. Hal ini juga menunjukkan bahwa kemiskinan masih seringkali ditemui di berbagai daerah di nusantara (Indarti, 2016). Salah satu penelitian juga memaparkan hubungan status ekonomi dengan status gizi masyarakat, dalam hal ini ditemukan bahwa remaja dengan tingkat ekonomi rendah lebih pendek dan lebih kurus dibandingkan dengan remaja dari kelompok ekonomi menengah dan tinggi (Handini, 2013).

2.3.3 Penyakit Kongenital Bawaan atau Sindrom tertentu

Penyakit kongenital bawaan atau suatu sindrom tertentu yang diderita oleh anak tentu saja akan mempengaruhi berat badan anak, baik itu membuat anak mengalami gizi berlebih maupun sebaliknya gizi buruk.

Suatu penelitian menemukan bahwa kelompok anak yang menderita

(20)

10

penyakit jantung bawaan, memiliki berat badan yang cenderung kurang dibanding kelompok anak yang normal (Schwartz et al., 2017). Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuan makan anak yang cenderung kurang akibat penyakit jantung bawaan yang dideritanya.

2.3.4 Riwayat Penyakit Infeksi pada Anak

Infeksi memiliki hubungan yang erat dengan status gizi pada anak, dimana salah satu penyebab infeksi adalah kurangnya kecukupan gizi pada bayi dan balita sehingga daya tahan terhadap penyakitpun menurun (Putri, Kapantow dan Kawengian, 2015). Demikian pula sebaliknya, terjadinya penyakit infeksi pada bayi dan balita seringkali menurunkan status gizi bayi dan balita. Penyakit infeksi yang sering ditemukan pada anak antara lain diare, ISPA, campak, malaria dan lainnya (Jayani, 2015).

2.3.5 Umur Ibu

Umur Ibu turut berperan dalam menentukan status gizi anak, terutama gizi bayi. Umur yang baik bagi ibu untuk hamil adalah umur 20 - 35 tahun, karena sebelum usia 20 tahun, kondisi ibu masih dalam pertumbuhan, sehingga asupan makanan yang masuk cenderung digunakan untuk mencukupi kebutuhan si ibu. Selain itu, alat reproduksi ibu yang berusia kurang dari 20 tahun cenderung belum terbentuk secara sempurna, serta keadaan emosi ibu masih labil. Setelah usia 35 tahun, para ibu lebih rentan untuk terkena penyakit karena kondisi kesehatannya telah menurun.

Penyakit ini dapat pula menganggu peredaran darah ke plasenta dan mempengaruhi pertumbuhan janin (Mandasari NF. dan Hani U., 2010)

(21)

11

2.3.6 Pekerjaan Ibu

Seiring dengan perkembangan jaman, terutama di era globalisasi ini, tuntutan kebutuhan akan ekonomi pun semakin meningkat dan membuat para ibu dituntut untuk bekerja guna mencukupi kebutuhan keluarga. Data Badan Pusat Statistik Nasional Tahun 2012 menunjukan bahwa dari 100%

perempuan di Indonesia didapatkan 97,25% adalah perempuan bekerja dan sisanya 2,74% adalah perempuan tidak bekerja. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa persentase wanita bekerja lebih banyak dari pada wanita tidak bekerja. Ibu yang bekerja akan memiliki waktu dan perhatian yang lebih sedikit untuk anaknya, bila dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi keadaan gizi anak, dan tentunya akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada ibu yang bekerja biasanya pengasuhan akan diserahkan kepada orang lain, misalnya kakek nenek, paman bibi ataupun pembantu yang belum tentu memiliki keterampilan dan/atau pengalaman mengurus anak, sehingga dikhawatirkan pemenuhan gizi anak kurang diperhatikan (Kristianti D, Suriadi dan Parjo, 2013).

2.3.7 Status Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses seorang individu mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat.

Dalam hal ini, pendidikan yang dilihat merupakan latar belakang pendidikan ibu/orangtua (Fendi, 2007).

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting yang juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Ketika orang tua memiliki tingkat pendidikan yang baik, maka orang tua memiliki kapasitas untuk menerima informasi dari luar tentang cara mengasuh anak dengan lebih baik (Soetjiningsih, 2015). Masih banyak orangtua dengan Pendidikan rendah

(22)

12

yang ditemui di Indonesia. Salah satu penelitian di Yogyakarta pada tahun 2013 memaparkan bahwa dari total sampel yang dipakai, sekitar 48,5%

masih memiliki pendidikan yang rendah (Astuti dan Sulistyowati, 2013) Namun tingkat pendidikan juga tidak terlepas dari status ekonomi keluarga. Keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung memiliki tingkat Pendidikan yang rendah pula. Hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi yang dialami sehingga mereka tidak mampu melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (Nimah dan Muniroh, 2015).

2.3.8 Tingkat Pengetahuan Keluarga

Seorang ibu rumah tangga yang baik harus bisa menyusun hidangan yang disajikan kepada anggota keluarganya, meskipun ia bukanlah seorang ahli gizi. Pengetahuan gizi ibu dapat dikatakan sebagai pengetahuan seorang ibu dalam mengatur dan menyajikan makanan yang bergizi dan seimbang guna mencapai kesehatan yang lebih baik dan mempertahankan kesehatan keluarga (Nur Fendi, 2007).

Pengetahuan yang baik akan menciptakan sikap yang baik, dan apabila sikap tersebut dinilai sesuai, maka akan muncul perilaku yang baik pula. Pengetahuan bisa didapatkan dari pendidikan formal maupun dari pendidikan non formal seperti radio, TV, internet, koran, majalah, dll (Nimah dan Muniroh, 2015). Pada suatu penelitian tahun 2013 di kabupaten Bone Bolango, didapatkan proporsi ibu yang memiliki pengetahuan yang baik sebesar 59% sedangkan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik sebesar 41%. Dan sekitar 80,8% balita dari ibu yang berpengetahuan baik tersebut mengalami peningkatan berat badan. Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap status gizi bayi dan balita (Talibo, 2013).

(23)

13

Status pendidikan akan sangat mempengaruhi pengetahuan orang tua mengenai gizi bayi dan balita dan akan berdampak pada penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak yang lebih baik (Talibo, 2013).

2.3.9 Pelayanan Kesehatan

Layanan kesehatan seperti posyandu merupakan salah satu hal penting dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi/balita.

Namun seringkali masyarakan tidak memanfaatkan layanan kesehatan posyandu tersebut dengan alasan sibuk bekerja ataupun tidak sempat membawa anakanya ke posyandu (Muharam, 2016).

Upaya penurunan prevalensi terjadinya penyakit bayi dan balita dapat diusahakan dengan cara pemanfaatan akses pelayanan kesehatan dan penatalaksanaan dengan benar dan tepat waktu. Partisipasi balita dapat tercerminkan dari frekuensi kedatangan balita ke posyandu, cakupan penimbangan balita di posyandu yang dapat dilihat dari presentase jumlah

balita yang dating (D) per jumlah balita keseluruhan (S). Semakin tinggi cakupan D/S, memungkinkan upaya penurunan prevalensi gizi kurang (Muharam, 2016). Oleh sebab itu, upaya ibu membawa anaknya ke posyandu merupakan salah satu aktifitas positif yang dapat mencegah terjadinya masalah gizi dan kesehatan balita (Hidayat dan Jahari, 2012).

2.3.10 Kesehatan Lingkungan

Salah satu faktor penting yang turut berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin dari akses masyarakat terhadap air bersih dan lingkungan perumahan (Hidayat dan Jahari, 2012). Sanitasi lingkungan ini juga memiliki peran penting dalam mendukung status gizi dan tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan

(24)

14

ataupun lingkungan dapat berdampak pada timbulnya penyakit. Kebersihan yang kurang akan membuat anak mudah terjangkit penyakit seperti diare, tifus, malaria, demam berdarah, dll. Selain itu, polusi udara baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan maupun asap rokok dapat meningkatkan prevalensi penyakit ISPA. Ketika bayi dan balita sering menderita penyakit infeksi, tentunya akan berdampak pada status gizi-nya serta menganggu tumbuh kembang anak (Nur Fendi, 2007).

(25)

15

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka berpikir sesuai model terjadinya penyakit berdasarkan teori Wheel, yaitu perkembangan grafik berat badan berdasarkan usia pada bayi dan balita dipengaruhi oleh faktor internal atau intrinsik yang terdiri dari faktor host (karakteristik anak, yakni usia dan jenis kelamin), faktor genetik (penyakit kongenital bawaan atau sindrom tertentu), serta dipengaruhi juga oleh faktor eksternal atau ekstrinsik yang terdiri dari faktor lingkungan sosial (pengetahuan gizi seimbang, usia ibu, pekerjaan orangtua, tingkat pendidikan, status ekonomi, partisipasi dalam program pelayanan kesehatan), faktor lingkungan fisik (kesehatan lingkungan, jumlah asupan makanan), dan faktor lingkungan biologis (riwayat infeksi).

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian berdasarkan Teori Wheel (Modifikasi menurut Azrul, 1998)

(26)

16

3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Tergantung Pola perkembangan grafik

BB/U bayi dan balita Karakteristik Anak

Usia bayi dan balita

Jenis kelamin bayi dan balita Karakteristik Keluarga Usia ibu

Tingkat pengetahuan ibu Tingkat pendidikan ibu Status ekonomi keluarga Status pekerjaan ibu

Variabel yang Tidak Diteliti:

Riwayat penyakit infeksi Partisipasi program yankes Kesehatan lingkungan Jumlah asupan makanan Penyakit kongenital bawaan

atau sindrom tertentu

(27)

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan metode cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan grafik

BB/U bayi dan balita berdasarkan gambaran karakteristik keluarga serta karakteristik anak di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I, Kabupaten Jembrana. Data yang diambil untuk penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari kuesioner dan data sekunder yang didapatkan dari KMS bayi dan balita, yakni observasi perkembangan grafik BB/U bayi dan balita pada KMS selama empat bulan terakhir (Januari-April 2018).

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Operasional Variabel 1. Karakteristik anak

a. Usia (skala ordinal)

Merupakan selisih antara tanggal wawancara dan tanggal lahir subjek penelitian yang didapatkan dari pengisian kuesioner oleh ibu bayi dan balita. Usia dikelompokkan menjadi kategori bayi (usia anak di bawah atau sama dengan 12 bulan), dan balita (usia anak di atas 12 bulan dan di bawah atau sama dengan 60 bulan).

b. Jenis kelamin (skala nominal)

Merupakan identitas jenis kelamin sampel yang didapatkan dari pengisian kuesioner oleh ibu bayi dan balita dan dikelompokkan menjadi perempuan atau laki-laki.

(28)

18

2. Karakteristik keluarga a. Usia ibu (skala ordinal)

Merupakan selisih antara tanggal wawancara dan tanggal lahir ibu dari sampel penelitian yang didapatkan dari pengisian kuesioner oleh ibu responden. Usia ibu dikelompokkan menjadi usia muda (<20 tahun), usia ideal (20-35 tahun), dan usia tua (>35 tahun) (Mandasari dan Hani, 2010).

b. Tingkat pengetahuan ibu akan gizi seimbang (skala ordinal)

Merupakan tingkat pengetahuan ibu dari bayi atau balita sebagai primary care provider terhadap topik mengenai pemberian nutrisi

pada bayi atau balita berdasarkan usia sesuai dengan pedoman nasional (Pedoman Gizi Seimbang Kemenkes RI, 2014). Pemberian nutrisi yang dimaksud tidak hanya mengenai jumlah atau porsi, namun juga jenis, dan durasi pemberian nutrisi. Penilaian dari tingkat pengetahuan ini berdasarkan hasil jawaban dari soal mengenai pengetahuan gizi seimbang oleh orangtua bayi atau balita menggunakan kuesioner. Tingkat pengetahuan ibu dikategorikan menjadi tingkat pengetahuan kurang (skor pengetahuan kurang dari atau sama dengan 75%), dan pengetahuan baik (skor pengetahuan 100%).

c. Status ekonomi keluarga (skala nominal)

Merupakan tingkat ekonomi keluarga dinilai dari penghasilan orangtua (ibu dan ayah) bayi atau balita perbulan dengan satuan rupiah. Pengelompokkan status ekonomi dilakukan berdasarkan kriteria dari BPS tahun 2012, dimana penghasilan dalam satu rumah tangga dikatakan tinggi apabila mencapai lebih dari atau sama dengan Rp 1.500.000, dan rendah apabila kurang dari Rp 1.500.000.

(29)

19

d. Tingkat pendidikan orangtua (skala ordinal)

Merupakan pengelompokan tingkat pendidikan terakhir yang dienyam oleh orangtua dari bayi dan balita subjek penelitian ini.

Tingkat pendidikan orangtua dibagi menjadi tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah, SD, dan SMP), serta tingkat pendidikan tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi (Sarjana/ Diploma/ Sederajat)).

e. Status pekerjaan ibu (skala nominal)

Merupakan pengelompokkan status pekerjaan ibu menjadi bekerja (apabila memiliki pekerjaan selain sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja), dan tidak bekerja (ibu rumah tangga atau tidak bekerja).

3. Perkembangan grafik BB/U bayi dan balita (skala nominal)

Merupakan kesimpulan hasil observasi dan penilaian pola perkembangan grafik BB/U berdasarkan grafik KMS sampel selama empat bulan terakhir, yakni sejak bulan Januari-April 2018. Garis grafik BB/U bayi dan balita dikategorikan naik apabila arah garis yang terbentuk mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan Kenaikan Berat Badan Minimal (KBM) atau lebih. Dikatakan tidak naik apabila garis yang terbentuk mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan di bawahnya atau kenaikan yang kurang dari KBM.

Kesimpulan observasi grafik BB/U dikategorikan menjadi naik apabila minimal dua dari tiga garis pada grafik BB/U dari bulan Januari-April menunjukkan kategori garis grafik BB/U yang naik. Sebaliknya, kesimpulan menjadi turun, apabila didapatkan minimal dua dari tiga garis pada grafik BB/U dari bulan Januari-April menunjukkan kategori garis grafik BB/U yang turun.

(30)

20

3.3 Subjek dan Sampel

3.3.1 Identifikasi Populasi dan Sampel 1. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh bayi dan balita di wilayah pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Pekutatan I, Jembrana.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah bayi dan balita yang mengikuti program posyandu di wilayah pelayanan kesehatan Puskesmas Pekutatan I, Jembrana pada bulan April 2018.

3. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

3.3.2 Kriteria Subjek Penelitian Kriteria Inklusi

1. Bayi dan balita yang berusia kurang dari atau sama dengan lima tahun.

2. Bayi dan balita yang berat badannya minimal telah pernah tercatat tiga bulan terakhir sebelum tanggal penelitian ini dilakukan.

3. Bayi dan balita yang orangtuanya telah menandatangani informed consent penelitian.

Kriteria Eksklusi

1. Bayi dan balita yang menderita penyakit bawaan (contoh: penyakit jantung bawaan), atau menderita sindrom tertentu (contoh: Sindrom Down) yang bersifat diturunkan (penyakit genetik).

2. Bayi dan balita yang orangtuanya tidak dapat membaca dan menulis.

(31)

21

3. Bayi dan balita yang datang ke posyandu tanpa diantar oleh salah satu orangtuanya (diantar wali), yakni selain orangtua kandung atau orangtua angkat.

3.3.3 Besar Sampel

Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus berdasarkan perhitungan rumus besar sampel untuk proporsi, yakni:

n = z2pq

d2

Keterangan:

n = ukuran sampel yang diinginkan

z = standar deviasi normal (1.96) (95% CI)

p = proporsi dalam populasi target yang diperkirakan memiliki karakteristik tertentu (0.82) (Kurniawati, 2012)

q = 1.0 – p (0.18)

d = tingkat akurasi yang diinginkan (0.1)

Besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 57 buah sampel.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Sampel

Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah convenience non probability sampling dimana semua bayi dan balita yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian sepanjang masih dalam periode pengumpulan sampel hingga dapat memenuhi besar sampel minimal yang dibutuhkan. Periode pengumpulan sampel adalah 23 -30 April 2018.

(32)

22

3.4 Alat dan Bahan Penelitian 3.4.1 Alat Penelitian

1. Kertas 2. Pulpen

3. Papan alas tulis 4. Staples

5. Isi staples 6. Penggaris

3.4.2 Bahan Penelitian

1. Kuesioner penelitian (modifikasi dari kuesioner yang telah tervalidasi dari penelitian sebelumnya (Wahyuni, 2009)

2. Buku rekapan peserta posyandu 3. Kartu Menuju Sehat (KMS)

3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Pengambilan Data

1. Peneliti memperbanyak lembar informed consent dan kuesioner untuk diberikan kepada orangtua dari subjek penelitian (bayi dan balita).

2. Peneliti menentukan bayi dan balita yang sesuai dengan kriteria inklusi untuk dimasukkan sebagai subjek penelitian dengan bantuan buku rekapan peserta posyandu.

3. Peneliti memberi penjelasan mengenai prosedur penelitian kepada orangtua dari bayi dan balita. Setelah itu, peneliti meminta persetujuan berupa tanda tangan informed consent.

4. Peneliti mengukur berat badan subjek penelitian saat ini dan memasukkan hasil yang didapat ke dalam grafik berat badan berdasarkan usia di KMS subjek penelitian.

7. Map 8. Printer

9. Laptop/komputer 10. Alat fotokopi

11. Timbangan bayi dan balita 12. Perangkat lunak SPSS

(33)

23

5. Orangtua dari subjek penelitian selanjutnya diminta untuk mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan.

6. Lembar kuesioner yang telah terisi dikumpulkan kembali ke peneliti.

Peneliti melakukan pengecekan ulang untuk mengetahui apakah semua pertanyaan pada kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk.

7. Peneliti memindahkan data grafik BB/U KMS bayi atau balita ke dalam lembar kuesioner.

8. Data yang didapat dari KMS dan kuesioner dimasukkan ke dalam komputer untuk dianalisis.

3.5.2 Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian memakai perangkat lunak SPSS.

Analisis data menggunakan metode analisis univariat dan bivariat.

3.6 Alur Penelitian

Gambar 3.6 Alur Penelitian Pembuatan

proposal dan kuesioner penelitian

Uji coba dan penggandaan kuesioner penelitian

Pengumpulan dan pengecekan

kembali kuesioner Persetujuan (informed

consent), penimbangan BB,

pengisian kuesioner

Analisis data Kesimpulan

(34)

24

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian 3.7.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada program Posyandu Anak yang dilakukan di wilayah pelayanan kesehatan Puskesmas Pekutatan I, Jembrana, yakni Posyandu Celukan Galuh II (Desa Pekutatan), Posyandu Kumala Dewi (Desa Asah Duren), dan Posyandu Desa Medewi.

3.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini terdiri dari penyusunan dan pengajuan proposal, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, dan penyusunan laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2018.

(35)

25

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengambilan data dari responden dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Pekutatan I pada bulan April 2018. Sampel yang didapat adalah sebesar 57 orang responden yang diperoleh dari 3 desa yaitu Desa Pekutatan (19; 33.3%), Desa Asahduren (14; 24.6%), dan Desa Medewi (24; 42.1%). Subjek penelitian diambil dengan menggunakan teknik convenience sampling dan data diambil menggunakan kuesioner. Data kohort juga diambil berupa data sekunder dari buku KMS anak. Meskipun data ini diambil dengan teknik convenience sampling, namun sampel yang didapatkan dirasa cukup mewakili populasi target. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik sampel penelitian, yang menyerupai karakteristik populasi target, yaitu masyarakat kecamatan Pekutatan.

5.1 Gambaran Karakteristik Bayi/Balita dan Status Gizi Responden Penelitian

Karakteristik bayi/balita pada penelitian ini meliputi umur anak, jenis kelamin. Hasil analisis univariat terhadap karakteristik bayi/balita responden disajikan dalam bentuk Tabel 5.1.1

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi/Balita Responden Penelitian Karakteristik Bayi/Balita Frekuensi (n=57) %

Jenis Kelamin

Laki-laki 24 42.1

Perempuan 33 57.9

Usia

Bayi 13 22.8

Balita 44 77.2

(36)

26

Pada karakteristik jenis kelamin, lebih dari setengah responden merupakan laki-laki dengan persentase sebesar 57,9%. Apabila dilihat dari statistik penduduk kecamatan Pekutatan pada tahun 2016, jumlah bayi dan balita berusia 0-4 tahun berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh berbeda, yaitu 49% dan 51% (Badan Pusat Statistik Kabupaten Jembrana, 2017), sehingga sample tersebut dirasa cukup mewakili populasi yang ada. Usia anak pada penelitian ini merentang dari usia 4 bulan (3; 5.3%) hingga 59 bulan (1; 1.8%). Untuk usia anak didominasi oleh kelompok Balita, yaitu sebesar 77.2%. (lihat Tabel 5.1.1)

Tabel 5.1.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U berdasarkan KMS Responden Penelitian dari Bulan Januari-April 2018

Perkembangan Grafik BB/U Frekuensi (n=57) % Bulan Jan-Feb

Tidak Naik 27 47.4

Naik 30 52.6

Bulan Feb-Maret

Tidak Naik 28 49.1

Naik 29 50.9

Bulan Maret-April

Tidak Naik 29 50.9

Naik 28 49.1

Kesimpulan bulan Jan-April

Tidak Naik 28 49.1

Naik 29 50.9

Catatan: BB/U: berat badan per umur.

(37)

27

Apabila dilihat dari pola perkembangan grafik BB/U (Tabel 5.1.2 dan grafik 5.1.2), dapat kita lihat bahwa pada bulan Januari-Februari, jumlah bayi/balita yang mengalami kenaikan BB (30; 52.6%) lebih banyak dibandingkan yang tidak naik (27; 47.4%). Kemudian pada bulan Februari-Maret, jumlah bayi/balita yang mengalami kenaikan BB (29; 50.9%) masih lebih banyak dibandingkan bayi/balita yang tidak naik (28; 49.1%), namun jumlahnya sedikit menurun.

Pada bulan Maret-April, jumlah bayi/balita yang mengalami kenaikan BB kembali menurun (28; 49.1%), sehingga jumlah bayi/balita yang tidak mengalami kenaikan BB lebih banyak (29; 50.9%). Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pola perkembangan grafik BB/U yang mengalami kenaikan cenderung menurun setiap bulannya, dan grafik BB/U yang tidak naik cenderung meningkat.

5.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian berdasarkan Karakteristik Anak

Hasil analisis bivariat mengenai distribusi perkembangan grafik BB/U responden penelitian berdasarkan karakteristik anak dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Grafik 5.2.a, Grafik 5.2.b untuk perbulannya.

47.40% 52.60%

49.10% 50.90%

50.90% 49.10%

T I D A K N A I K N A I K

Grafik 5.1.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Bulan Januari - April 2018

Jan-Feb Feb-Mar Mar-April

(38)

28

Tabel 5.2 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian berdasarkan Karakteristik Anak

Perkembangan Grafik BB/U

Total Tidak naik Naik

n % n % n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 15 45.5 18 54.5 33 100

Perempuan 13 54.2 11 45.8 24 100

Usia

Bayi 4 30.8 9 69.2 13 100

Balita 24 54.5 20 45.5 44 100

Berdasarkan Tabel 5.2, ditemukan bahwa jenis kelamin anak, baik itu laki-laki atau perempuan, memiliki pola perkembangan grafik BB/U yang hampir sama antara yang grafik tidak naik maupun grafik naik. Pada jenis kelamin laki-laki didapatkan lebih banyak anak yang memiliki grafik naik (18;

54.5%), sedangkan pada jenis kelamin perempuan didapatkan lebih banyak anak yang memiliki grafik tidak naik (13; 54.2%). Berdasarkan usia anak, kelompok bayi cenderung mengalami grafik BB/U naik (9; 69.2%), sedangkan kelompok balita ditemukkan lebih banyak yang memiliki grafik tidak naik (24; 54.5%). Hal ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola asuh dan perhatian dari orangtua cenderung lebih banyak diberikan ketika anak masih berusia dibawah 1 tahun, serta faktor lain yang mungkin membuat perkembangan grafik BB/U anak tidak naik, seperti asupan makanan, riwayat infeksi, dll.

(39)

29

Grafik 5.2.a Distribusi Grafik BB/U Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Anak dalam 4 bulan pengamatan (Jan-April 2018)

Berdasarkan Grafik 5.2.a, dapat dilihat bahwa dari bulan Januari-April 2018, frekuensi bayi/balita dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan dengan grafik BB/U naik cenderung berubah-ubah/naik turun dan tidak memiliki pola yang khas. Namun presentase jenis kelamin laki-laki lebih banyak yang memiliki pola grafik BB/U naik dibandingkan jenis kelamin perempuan.

Grafik 5.2.b Distribusi Grafik BB/U Sampel Berdasarkan Usia Anak dalam 4 bulan pengamatan (Jan-April 2018)

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-April Grafik BB/U naik Perempuan Laki-laki

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-April Grafik BB/U tidak naik Perempuan Laki-laki

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-April Grafik BB/U naik Bayi Balita

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-April Grafik BB/U tidak naik

Bayi Balita

(40)

30

Sedangkan dari Grafik 5.2.b dapat dilihat bahwa kelompok usia bayi lebih banyak yang mengalami kenaikan dibandingkan kelompok usia balita. Kemudian pada kelompok usia bayi, jumlah bayi yang mengalami kenaikan cenderung konstan dari bulan Januari-April 2018. Sedangkan untuk kelompok usia balita, jumlah bayi yang mengalami kenaikan justru menurun setiap bulannya.

5.3 Gambaran Karakteristik Keluarga

Karakteristik keluarga responden pada penelitian ini meliputi usia ibu, tingkat pengetahuan ibu akan gizi seimbang, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan ibu, serta status pekerjaan ibu. Hasil analisis univariat terhadap karakteristik keluarga responden disajikan dalam bentuk Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Gambaran Karakteristik Keluarga Responden Penelitian Karakteristik Keluarga Frekuensi (n=57) % Usia Ibu

Muda Ideal Tua

2 49

6

3.5 86.0 10.5 Tingkat Pengetahuan Ibu

Kurang Baik

26 31

45.6 54.4 Status Ekonomi Keluarga

Rendah Baik

33 22

57.9 42.1 Tingkat Pendidikan Ibu

Rendah Tinggi

39 18

68.4 31.6 Status Pekerjaan Ibu

Tidak bekerja 43 75.4

Bekerja 14 24.6

Catatan: SD=Sekolah Dasar, SMP=Sekolah Menengah Pertama, SMA=Sekolah Menengah Atas; IRT=ibu rumah tangga.

(41)

31

Usia ibu pada penelitian ini merentang dari usia 18 tahun (1;1.8%) hingga 42 tahun (1;1.8%). Dapat diobservasi bahwa ibu dengan usia ideal (86.0%) lebih banyak daripada usia muda maupun usia tua. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan kategori usia, maka secara umum ibu-ibu dari bayi dan balita di UPT Puskesmas Pekutatan I telah berada pada usia dengan kematangan fisik dan emosional yang baik dalam mengasuh anak.

Karakteristik berdasarkan pengetahuan menunjukkan kelompok dengan pengetahuan baik sedikit lebih tinggi daripada yang berpengetahuan kurang yakni sebesar 54.4%, dimana pembagian skor pengetahuan ini dilakukan berdasarkan nilai rata-rata (mean) dari skor pengetahuan ibu responden. Pembagian yang dimaksudkan adalah skor benar 100% dari semua soal yang diberikan sesuai dengan kategori usia anak akan menjadi kategori pengetahuan baik, sedangkan skor total pengetahuan yang kurang dari atau sama dengan 75% akan dimasukkan dalam kategori pengetahuan rendah. Berdasarkan hasil analisis univariat di atas, maka dapat dilihat bahwa ibu dari bayi dan balita di UPT Puskesmas Pekutatan I lebih banyak yang telah paham mengenai edoman gizi seimbang yang sederhana. Namun, melihat masih adanya hampir setengah dari ibu responden yang memiliki pengetahuan kurang, maka perlu dilakukan observasi lebih lanjut mengenai poin dari pedoman gizi seimbang mana yang paling tidak dikuasai oleh ibu responden, sehingga dapat menjadi masukan untuk pemegang program terkait di UPT Puskesmas Pekutatan I.

Pada karakteristik status ekonomi, keluarga dengan penghasilan rendah (57.9%) lebih mendominasi daripada yang memiliki status ekonomi baik.

Pengelompokkan status ekonomi ini dilakukan berdasarkan penggolongan tingkat ekonomi keluarga oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2012. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa masih banyanya keluarga yang masih belum dapat menyediakan sumber makanan yang memadai untuk perkembangan anak. Hal ini turut berdampak pada asupan nutrisi anak yang masih kurang, sekalipun

(42)

32

pengetahuan orangtua terutama ibu sebagai pengasuh anak yang paling primer di keluarga dalam kategori baik.

Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi tingkat pendidikan tinggi dan rendah berdasarkan nilai rata-rata dari frekuensi karakteristik pendidikan karena memiliki sebaran frekuensi yang normal, yakni pendidikan tinggi adalah ibu yang memiliki pendidikan terakhir SMA sampai perguruan tinggi, dan yang memiliki pendidikan rendah adalah yang tergolong pada tidak bersekolah hingga SMP.

Berdasarkan penggolongan ini, maka karakteristik status pendidikan didominasi oleh tingkat pendidikan rendah (39; 68.4%) dibandingkan dengan pendidikan tinggi (18; 31.6%). Hal ini kemudian turut memberikan cerminan akan masih kurangnya kapasitas atau kemampuan orangtua dalam menerima informasi dari luar tentang cara mengasuh anak, dan berimplikasi pula pada cara pemberian nutrisi pada anak.

Namun, mengingat perkembangan teknologi yang amat pesat dewasa ini, maka variasi berupa kemudahan mendapat informasi dari internet akan dapat memberikan dampak positif bagi permasalahan ini.

Berdasarkan karakteristik pekerjaan ibu responden penelitian, telah diobservasi bahwa ibu responden sebagian besar tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga (75.4%), dan sebagian kecilnya bekerja. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar ibu masih memiliki waktu untuk mengurus dan memberikan nutrisi pada anaknya dengan lebih leluasa. Kemungkinan ini juga turut memberian pengaruh pada perkembangan berat badan sesuai usia anak yang lebih baik pula.

5.4 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian berdasarkan Karakteristik Keluarga

Hasil analisis bivariat mengenai distribusi perkembangan grafik BB/U responden penelitian berdasarkan karakteristik keluarga dapat dilihat pada Tabel 5.4 secara keseluruhan (bulan Januari-April) dan Grafik 5.4.1 - 5.4.5 untuk perbulannya.

(43)

33

Tabel 5.4 Distribusi Perkembangan Grafik BB/U Responden Penelitian berdasarkan Karakteristik Keluarga

Perkembangan Grafik BB/U

Total Tidak

naik Naik

n % n % n %

Usia Ibu

<20 tahun (muda) 0 0 2 100 2 100 20-35 tahun (ideal) 23 48.9 24 51.1 47 100

>35 tahun (tua) 4 66.7 2 33.3 6 100 Tingkat Pengetahuan

Kurang (<75%) 13 50.0 13 50.0 26 100 Baik (≥75%) 15 48.4 16 51.6 31 100 Status Ekonomi

Rendah 17 51.5 16 48.5 33 100

Baik 11 45.8 13 54.2 24 100

Tingkat Pendidikan

Rendah (≤SMP) 20 51.3 19 48.7 39 100 Tinggi (≥SMA) 8 44.4 10 55.6 18 100 Status Pekerjaan Ibu

Tidak bekerja 20 46.5 23 53.5 43 100

Bekerja 8 57.1 6 42.9 14 100

Berdasarkan Tabel 5.4, ditemukan bahwa kelompok usia ibu 20-35 tahun (usia ideal) memiliki bayi dan balita dengan perkembangan grafik BB/U hampir sama baik yang dengan kesimpulan grafik turun (48.9%) maupun grafik naik (51.1%). Selanjutnya, Ibu dengan tingkat pengetahuan baik sedikit lebih banyak memiliki bayi atau balita dengan perkembangan grafik BB/U naik (51.6%).

Keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung memiliki anak dengan grafik BB/U turun (51.5%), sebaliknya keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih banyak memiliki anak dengan grafik BB/U naik (54.2%). Pola yang hampir sama juga ditunjukkan pada kategori ibu dengan tingkat pendidikan rendah yang lebih banyak memiliki anak dengan perkembangan grafik BB/U turun (51.3%), sebaliknya ibu dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki anak dengan

(44)

34

perkembangan grafik BB/U naik (55.6%). Terakhir, ibu yang tidak bekerja cenderung memiliki anak dengan perkembangan grafik BB/U naik (53.5%), namun ibu yang bekerja memiliki persentase anak dengan perkembangan grafik BB/U turun yang lebih besar (57.1%).

Hasil observasi di atas dapat memberikan kesimpulan bahwa keluarga dengan karakteristik ibu berusia ideal (20-35 tahun) dan tidak lantas akan memiliki anak dengan perkembangan grafik BB/U yang naik. Hal ini dikarenakan oleh adanya faktor lain yang juga turut berperan dalam praktik pemberian nutrisi kepada anak dalam kehidupan sehari-hari, yakni tingkat pengetahuan akan pedoman gizi seimbang, status ekonomi keluarga yang tinggi, tingkat pendidikan terakhir ibu yang tinggi, atau luangnya waktu ibu dalam memperhatikan asupan makanan anak sehari-hari karena ibu yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengurus anak di rumah (tidak bekerja atau ibu rumah tangga).

Grafik 5.4.1 Distribusi Grafik BB/U Sampel dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) berdasarkan Usia Ibu (N = 57)

Berdasarkan Grafik 5.4.1, dapat dilihat bahwa dari bulan Januari-April 2018, persentase ibu berusia ideal dengan grafik BB/U bayi/balita naik cenderung mengalami penurunan setiap bulannya.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr grafik BB/U naik

ibu muda ibu usia ideal ibu tua

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr grafik BB/U tidak naik ibu muda ibu usia ideal ibu tua

(45)

35

Grafik 5.4.2 Distribusi Grafik BB/U Sampel dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu (N = 57)

Dari Grafik 5.4.2, dapat diobservasi bahwa persentase ibu berpengetahuan baik dengan grafik BB/U bayi/balita naik cenderung mengalami penurunan, dan sebaliknya ibu berpengetahuan kurang dengan grafik BB/U bayi/balita turun cenderung mengalami peningkatan dari bulan Januari-April 2018. Hal ini mengkonfirmasi hasil analisis bivariat dari Tabel 5.4 yang juga memberikan cerminan bahwa kematangan usia belum tentu akan menggambarkan bahwa bayi/balita ibu dengan karakteristik tersebut akan memiliki grafik pertumbuhan berat badan yang mengalami kenaikan sesuai usia anak tersebut. Hal ini kontradiktif dengan adanya teori bahwa ibu dengan usia ideal akan memiliki kondisi fisik dan emosional yang ideal pula dalam mengasuh dan membesarkan anak (Mandasari dan Hani, 2010). Namun, hasil observasi pada Grafik 5.4.2 sedikit berbeda dengan hasil Tabel 5.4. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Talibo pada tahun 2013, dinyatakan bahwa ibu dengan pengetahuan gizi yang baik cenderung akan memiliki anak dengan pertumbuhan berat badan yang baik pula. Namun demikian, hasil yang kontradiktif dari karakteristik tingkat pengetahuan ini mencerminkan bahwa dalam kenyataannya di kehidupan sehari-hari, terdapat karakteristik lain

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr Grafik BB/U naik pengetahuan kurang pengetahuan baik

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr Grafik BB/U tidak naik pengetahuan kurang pengetahuan baik

(46)

36

pula yang turut mempengaruhi perkembangan berat badan anak, dan bahkan dapat bersifat lebih dominan tergantung dari situasi di masing-masing daerah.

Grafik 5.4.2 (a) Distribusi Jawaban Benar dan Salah dari Empat Topik Pertanyaan Pedoman Gizi Seimbang pada Kategori Bayi (N = 13)

Ket.: IMD=inisiasi menyusui dini; MPASI=makanan pendamping ASI

Grafik 5.4.2 (b) Distribusi Jawaban Benar dan Salah dari Empat Topik Pertanyaan Pedoman Gizi Seimbang pada Kategori Balita (N = 44)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

IMD Manfaat ASI ASI eksklusif MPASI

Benar Salah

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Sumber makanan

yang baik Kandungan nutrisi

makanan Keberagaman

makanan Kriteria makanan yang harus dihindari Benar Salah

(47)

37

Berdasarkan Grafik 5.4.2 (a), maka dapat diobservasi bahwa lebih dari setengah ibu dengan responden dalam kategori usia bayi (≤12 bulan) masih belum memahami materi tentang manfaat ASI dan materi MPASI (makanan pendamping ASI). Hal ini dapat menjadi masukan bagi pemegang program terkait (program UKM Gizi) di UPT Puskesmas Pekutatan I dalam memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat jenis lainnya mengenai materi gizi seimbang yang masih kurang dipahami oleh orangtua bayi tersebut ke depannya. Selain itu, dari perbandingan Grafik 5.4.2 (a) dengan (b) juga dapat diobservasi bahwa ibu yang memiliki bayi memiliki tingkat pengetahuan yang masih kurang apabila dibandingkan dengan ibu yang memiliki anak usia balita (>12 bulan). Hal ini terlihat dari masih rendahnya batas persentase terendah topik pertanyaan yang dijawab benar oleh ibu bayi (43% benar: manfaat ASI dan MPASI) dibandingkan dengan persentase terendah topik pertanyaan yang dijawab benar (84% benar:

kandungan nutrisi makanan dan kriteria makanan yang harus dihindari) oleh ibu balita pada penelitian ini. Selain itu, dengan melihat Grafik 5.4.2 (b), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semua ibu balita memiliki tingkat pengetahuan yang baik (lebih dari 75% menjawab benar).

Grafik 5.4.3 Distribusi Grafik BB/U Sampel dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) berdasarkan Status Ekonomi Keluarga (N = 57)

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr Grafik BB/U naik status ekonomi kurang status ekonomi tinggi

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr Grafik BB/U tidak naik status ekonomi kurang status ekonomi tinggi

(48)

38

Berdasarkan Grafik 5.4.3, maka dapat dilihat bahwa karakteristik keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung memiliki bayi/balita dengan grafik BB/U yang turun dari bulan Januari-April 2018. Sebaliknya, keluarga dengan status ekonomi tinggi cenderung memiliki bayi/balita dengan grafik BB/U yang naik dari bulan Januari-April 2018.

Grafik 5.4.4 Distribusi Grafik BB/U Sampel dalam Empat Bulan Pengamatan (Januari-April) berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu (N = 57)

Grafik 5.4.4 menunjukkan bahwa apabila dilihat dari bulan Januari-April, ibu dengan tingkat pendidikan rendah cenderung memiliki bayi/balita dengan grafik BB/U yang turun, dan sebaliknya ibu dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki bayi/balita dengan grafik BB/U yang naik. Kedua hasil pengamatan ini sesuai dengan hasil observasi pada kesimpulan hasil observasi perkembangan grafik BB/U bayi/balita pada Tabel 5.4 yang juga menampilkan bahwa kedua karakteristik ini, yaitu status ekonomi rendah dan tingkat pendidikan terakhir ibu yang rendah dimiliki oleh sebagian besar ibu dengan anak yang menunjukkan perkembangan grafik BB/U yang turun.

Gambaran di atas sesuai dengan hasil penelitian dan penjelasan teori yang telah ada, dimana keluarga dengan status ekonomi yang rendah akan cenderung

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr Grafik BB/U naik pendidikan rendah pendidikan tinggi

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Jan-Feb Feb-Mar Mar-Apr Grafik BB/U tidak naik pendidikan rendah pendidikan tinggi

Gambar

Gambar 2.2.4 Contoh Grafik Pertumbuhan Anak Dalam KMS
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian berdasarkan Teori Wheel (Modifikasi  menurut Azrul, 1998)
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.6 Alur Penelitian Pembuatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

This paper presents methodology and evaluation of Digital Surface Models (DSM) generated from satellite stereo imagery using Semi Global Matching (SGM) applied in image space

Mobilisasi dini pada pasien-pasien dengan pasca operasi jantung penting dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi tingkat resiko tejadinya komplikasi lain

Hasil Penelitian : asuhan kebidanan didapatkan secara komprehensif pada Ny ”E” selama kehamilan Trimester II dan III dengan nyeri punggung, pada persalinan dengan

Berdasarkan hasil penelitian kombinasi rumput gajah dan tumpi jagung yang terfermentasi menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada kandungan protein kasar

Jika diperhatikan cerita legenda yang dipercaya oleh masyarakat Kutai tersebut yang disampaikan melalui Erau Balik Delapan, hal itu mempunyai benang merah

penelitian ini berasal dari pimpinan dan pegawai Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Cabang Semarang yang terlibat dalam pengelolaan pembiayaan jual

Selain hak-hak atas tanah diatas disebutkan juga pada Pasal 2 UUHT tersebut bahwa Hak pakai atas tanah Negara yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar menurut sifatnya

Dari hasil observasi dan wawancara, peneliti juga menemukan interaksi sosial kooperasi teman sebaya yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS 1 SMA