• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDD Î N AL-BATALU AL-

`

USTÛRAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Tri Rantika 1113024000030

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tri Rantika

NIM : 1113024000030

Program Studi : Tarjamah (Bahasa Arab)

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil dari penelitian, pengolahan, dan analisis. Bukan juga hasil dari replikasi maupun saduran orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk meyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 8 April 2020

Tri Rantika

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh Tri Rantika NIM: 1113024000030

Pembimbing:

Dr. Rizqi Handayani, M.A NIP: 198311082009122005

PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul “PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-`USTÛRAH

diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah, pada tanggal 19 Mei 2020 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Hum) pada jurusan Tarjamah.

Jakarta, 19 Mei 2020

PANITIA UJIAN TANGGAL TANDA TANGAN

Ketua Jurusan Tarjamah

Dr. Darsita Suparno, M. Hum NIP. 19610807 199303 2 001

17-06-2020

______________ ______________

Ketua Sidang (Sekretaris Jurusan)

Dr. Ulil Abshar, SS., M. Hum NIP. 19820404 200901 1 018

19-06-2020

______________ ______________

Penguji I

Dr. Akhmad Saehudin, MA NIP. 19700505 200003 1 003

15-06-2020

______________ ______________

Penguji II

Dr. Darsita Suparno, M. Hum NIP. 19610807 199303 2 001

17-06-2020

______________ ______________

(5)

i ABSTRAK

Tri Rantika, 1113024000030. PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-

`USTÛRAH

.

Skripsi Program Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode penerjemahan komunikatif dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan film Salâhuddîn Al-Batala Al-`Ustûrah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Penelitian ini berfokus pada penerjemahan teks yang memiliki unsur komunikatif, di mana peneliti mengalihkan bahasa sumber ke bahasa sasaran yang memiliki sifat dan karakteristik yang sepadan dengan bahasa target. Setelah menerjemahkan objek data, dilakukan pertanggungjawaban akademik dengan menerapkan metode penerjemahan komunikatif dan strategi penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerjemahan komunikatif pada film Salâhuddîn Al-Batala Al-`Ustûrah merupakan metode yang efektif digunakan dalam penerjemahan kisah-kisah pahlawan yang ditonton anak-anak.

Strategi yang peneliti gunakan dalam penerjemahan fillm animasi adalah strategi Ziyadah (penambahan), Hadzf (membuang), Taqdim dan Ta‟khir (mendahulukan dan mengakhirkan), dan Tabdil (mengganti), pinjaman.

Kata kunci : Penerjemahan Film Animasi, Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah.

strategi dan metode komunikatif, subtitle.

(6)

ii PRAKATA Bismillâhirrahmannirrahim

Alhamdulillah, puja, puji dan syukur hanya milik Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam kepada junjungan alam, Nabi Muhammad Saw. yang telah memberikan petunjuk dan menjadi suri tauladan bagi umatnya. Dalam pengerjaan skripsi ini, peneliti mendapat dukungan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam segala hal. Maka dari itu, peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Saiful Umam, M.A., Ph.D. selaku dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Darsita S, M.Hum dan Dr. Ulil Abshar, SS., M.Hum. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Tarjamah yang selalu memotivasi, memberi arahan, dan nasehat kepada peneliti untuk tidak pernah menyerah.

3. Dr. Rizqi Handayani, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi masukan-masukan agar menghasilkan skripsi yang baik dan benar.

4. Seluruh dosen Program Studi Tarjamah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan ilmu yang bermanfaat hingga peneliti dapat mencapai kepada tahap ini.

(7)

iii

5. Pustakawan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Utama dan Riset, Perpustakaan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memfasilitasi dan menyediakan koleksi buku yang sangat beragam sebagai acuan dan literature dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan, para alumni, senior, dan adik kelas di Program Studi Tarjamah yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan pengalaman selama menimba ilmu di jenjang perkuliahan ini.

7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sapri dan Mama Siti Rukoyah dua sosok yang paling berjasa selama ini, Mba dan adik-adik tercinta, Anita Rosalina, Fikri Hidayat, dan Muhammad Sulton. Terimakasih atas segala doa, motivasi dan kasih sayang selama ini.

Peneliti berharap semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna dapat memberikan manfaat dan kontribusi untuk khalayak, khususnya bagi peneliti sendiri serta para akademis di dunia penerjemahan.

Jakarta, 8 April 2020

Peneliti

(8)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………

LEMBAR PERNYATAAN ...

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...

ABSTRAK………i

PRAKATA………..ii

DAFTAR ISI………...iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN……….vii

SINGKATAN……….xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….………….1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………..4

C. Tujuan Penelitian………5

D. Manfaat Penelitian………..5

E. Tinjauan Pustaka……….…………6

F. Metodologi Penelitian………..8

1. Metode penelitian………..8

2. Fokus penelitian……….9

(9)

v

3. Sumber Data………9

4. Teknik Pengumpulan Data………..9

5. Teknik Analisis Data………..10

6. Teknik Penulisan………10

G. Sistematika Penulisan………..11

BAB II PENERJEMAHAN FILM ANIMASI DAN PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF A. Penerjemahan Film Animasi……….13

1. Pengertian Penerjemahan………13

2. Pengertian Film………16

3. Penerjemahan Film………..18

B. Metode Penerjemahan Komunikatif……….21

C. Strategi Penerjemahan ………..25

BAB III SEKILAS TENTANG FILM

SALÂHUDD Î N AL-BATALU AL-

`

USTÛRAH

A. Sinopsis Film……….29

B. Saluran TV Al Jazeera Children‟s Channel………31

C. MDEC Driving Transformation………...31

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN TERJEMAHAN SUBTITLE FILM

SALÂHUDD Î N AL-BATALU AL-

`

USTÛRAH

A. Pengantar Penerjemahan Komunikatif……….35

B. Pertanggungjawaban Terjemahan Subtitle Film Animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah ………..36

(10)

vi BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..…….57

B. Saran……….…58

DAFTAR PUSTAKA………...………...59

LAMPIRAN-LAMPIRAN………..…62

(11)

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu aksara ke dalam aksara lain.

Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Transliterasi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini merujuk pada pedoman transliterasi pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 tentang “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

A. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا Tidak dilambangkan

ب B Be

ت T Te

ث Ts Te dan es

ج J Je

ح H h dengan garis di bawah

خ Kh Ka dan ha

د D De

ذ Dz De dan zet

ر R Er

(12)

viii

ز Z Zet

س S Es

ش Sy Es dan ye

ص S es dengan garis di bawah

ض D de dengan garis di bawah

ط T te dengan garis di bawah

ظ Z zet dengan garis di bawah

ع

koma terbalik di atas hadap kanan

غ Gh ge dan ha

ف F Ef

ق Q Ki

ك K Ka

ل L El

م M Em

ن N En

و W We

ه H Ha

ء ‟ Apostrof

ي Y Ye

(13)

ix B. Vokal

Vokal dala bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal – Arab

Tanda Vokal Latin Keterangan

ــــَــــ

A Fathah

ـــــِـــ

I Kasrah

ــــُــــ

U Dammah

1. Vokal Rangkap

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ـَـ

ي

ai a dan i

ـَـ و

au a dan u

(14)

x 2. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vocal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

اـَـ

ȃ a dengan topi di atas

يـِـ

ȋ i dengan topi di atas

وـُــ

ȗ u dengan topi di atas

C. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu

لا

, dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar- rijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân.

D. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan tanda (ـّــ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf- huruf syamsiyyah. Misalnya kata “جزوسضنا” tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.

(15)

xi E. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

No. Kata Arab Alih Aksara

1 ةقيرط Tarîqah

2 ةيملاسلإا ةعماذا al-jâmi‟ah al-islâmiyyah

3 دوجولا ةدحو Wahdat al-wujûd

F. Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

(16)

xii

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalamalih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miringn (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penelitian nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî;

Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

G. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‟l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat- kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

حابصسا ءوض

Dau'u al-Misbâh

(17)

xiii

باوصلاب ملعأ

A‟lamu bi al-Sawâb

ةعماذا في

Fî al-Jâmi‟ah

(18)

xiv SINGKATAN

Berikut di bawah ini merupakan daftar singkatan dalam penulisan skripsi ini:

BSu : Bahasa Sumber

BSa : Bahasa Sasaran

TSu : Teks Sumber

TSa : Teks Sasaran

DARING : Dalam Jaringan

LURING : Luar Jaringan

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejak akhir dekade 80 dan dekade 90, dunia pertelevisian Indonesia menggeliat dengan kehadiran berbagai stasiun televisi swasta. Stasiun televisi saat ini memiliki berbagai macam program acara dan program acara bahasa asing. Untuk membantu penonton memahami program acara berbahasa asing, maka diperlukan adanya penerjemahan yang berfungsi untuk mengalihbahasakan isi film bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa).

Film animasi berbahasa asing akhir-akhir ini sangat populer dan sangat diminati masyarakat baik dari kalangan dewasa hingga anak-anak. Terbukti dari banyaknya film animasi berbahasa asing yang masuk ke Indonesia seperti Doraemon, Spongebob, Chibi Maruko Chan, The Knight and The Princess, dan Bilal and A New Breed of Hero. Melihat fenomena ini, maka kebutuhan adanya penerjemahan film animasi asing khususnya pada film animasi Arab- Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya proses penerjemah film animasi berbahasa asing, agar para pecinta film animasi dapat memahami makna dalam film tersebut.

(20)

2

Film merupakan sebuah karya seni yang dikenal sebagai gambar hidup atau foto bergerak yang merupakan sebuah serangkaian gambar diam ketika ditampilkan pada layar yang menciptakan ilusi gambar bergerak.1 Seni film lebih menonjol pada visualisasi, yaitu gerakan para aktor atau aktris dalam berakting dan memerankan apa yang diperankan dalam skenario sebuah cerita film dengan peran penuh ekspresi yang dapat meyakinkan para penonton.2

Dalam mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran peneliti harus mempertahankan isi pesan dari sebuah cerita tersebut, sedangkan bentuk kalimatnya di nomorduakan, kecuali pada teks-teks tertentu seperti pada teks puisi. Oleh karena itu, agar pengalihan penerjemahannya dapat dimengerti dan dipahami oleh penonton, maka harus diperhatikan suatu bentuk bahasa sasarannya.3

Pada dasarnya, penerjemahan film berbeda dengan penerjemahan pada umumnya. Perbedaannya yaitu jika penerjemahan film bertumpu kepada audio dan visual, sedangkan penerjemahan pada umumnya yaitu penerjemahan yang bersifat tertulis, seperti halnya pada penerjemahan teks klasik atau pun penerjemahan naskah drama. Penerjemahan film terbagi atas dua macam, yaitu subtitling dan dubbing (sulih suara). subtitling adalah teks terjemahan yang muncul dibagian bawah layar, sedangkan dubbing adalah

1 Sumarno. Marseli, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta : PT. Grasindo, 1996), h. 4.

2 Ibnu Rusd Larantuka, Penyutradaraan Aktor (kc.umn.ac.id/10768/48/BAB_II.pdf) artikel diakses pda tahun 2019

3 A. Widyamatarya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisisus, 1989), h. 11.

(21)

3

sulih suara, maksudnya yaitu mengganti audio bahasa sumber (BSu) dengan audio bahasa sasaran (BSa).4

Film cenderung memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat khususnya bagi anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, sering kali film memberikan dampak yang positif dan negatif untuk anak-anak. Salah satu contoh dampak yang negatif adalah banyaknya pemberitaan tentang kenakalan remaja dalam media massa yang kemudian ditiru sebagian anak-anak yang disebabkan karena meniru adegan film yang tidak selayaknya ditonton oleh anak-anak. Selain dampak yang negatif banyak pula film yang bisa diteladani oleh anak-anak salah satu contoh film yang memberikan dampak positif ialah film animasi Arab. Dalam film ini menceritakan tentang kehidupan Salah Al- Din Yusuf Ibni Ayub, yaitu salah seorang pahlawan Islam yang pemberani menegakkan kebenaran yang ada di Damaskus Suriah, membantu sesama dan jujur dengan ke dua orang tua. Film ini menjadi salah satu film yang dapat membantu pembentukan karakteristik anak.

Jika kita perhatikan maraknya industri penerjemahan yang sedang berkembang saat ini, adalah industri penerjemahan film. Hal tersebut perlu diketahui oleh subpropesi penerjemahan Arab-Indonesia, bahwa terjemahan film Arab-Indonesia belum banyak dilirik. Berbeda dengan terjemahan film

4Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 209.

(22)

4

Inggris-Indonesia.5 Dengan demikian, hal ini akan menjadi pembahasan utama yang akan peniliti angkat dalam skripsi ini.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerjemahkan film animasi Arab yang berjudul Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah kemudian peneliti terapkan terjemahan komunikatif ketika menerjemahkan.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Film Shalahuddin ini terdiri atas 13 episode, yang masing-masing episode berdurasi sekitar dua puluh lima menit sampai kurang lebih tiga puluh menit.

Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada episode pertama Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah yang berdurasi 25:45 yaitu episode tentang seorang pahlawan yang gagah dan pemberani. Untuk itu maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses penerjemahan film animasi Arab Salâhuddîn Al- Batalu Al-`Ustûrah dengan metode penerjemahan komunikatif?

2. Strategi penerjemahan apa yang diterapkan dalam menerjemahkan film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah?

5 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer.

(Alkitabah: Tangerang Selatan, 2014), h. 125.

(23)

5 C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan proses penerjemahan film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batala Al-`Ustûrah menggunakan metode terjemahan komunikatif;

2. Mengetahui penerapan strategi penerjemahan komunikatif dalam menerjemahkan film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai masukan bagi mahasiswa Jurusan Tarjamah untuk memotivasi meningkatkan kompetensi dalam penerjemahan film animasi Arab.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, penonton, dan para penerjemah, agar hasil terjemahan yang akan dihasilkan sesuai dengan pesan bahasa sumber dan mudah dipahami pembaca.

3. Dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian terkait penerjemahan film animasi Arab.

(24)

6 E. Tinjauan Pustaka

Setelah mencari berbagai literatur sebagai bahan rujukan skripsi, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang penerjemahan film dan penerjemahan komunikatif. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa:

Pertama, Nur Asiah dengan judul skripsi “Kualitas Terjemahan Subtitle Film Omar” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2014. Dalam judul skripsinya ia meneliti tentang keakuratan, keberterimaan, dan keterpahaman pada terjemahan film Omar yang diproduksi oleh MBC Group, yang telah beredar di Indonesia dan pernah tayang di MNC TV pada bulan Ramadhan tahun 2012. Karena menurut pemahamannya bahwa subtitle yang ditampilkan, bukannya tambah mengerti akan tetapi, membuat ia tambah bingung.

Kesamaannya yaitu pada objek yang diteliti sama-sama menggunakan objek film, hanya saja perbedaanya adalah Ia meneliti kualitas terjemahan yang berfokus pada subtitle film Omar, dan Saya berfokus pada metode penerjemahan dalam menerjemahkan film animasi Arab Sâlâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah episode pertama.

Kedua, Melly Amalia dengan judul “Penerjemahan Dialog Arab dalam Film Ayat-ayat Cinta” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2010. Persamaan yang ditemukan pada skripsi ini adalah sama-sama menggunakan objek pada

(25)

7

Film. Perbedanya adalah Melly berfokus pada analisis dialog Arab yang bebahasa fusha dan amiyyah, sedangkan pada skripsi yang akan saya gunakan yaitu bagaimana metode yang digunaka dalam menerjemahkan film animasi Arab Sâlâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah (episode 1).

Ketiga, Adam Maulana dengan judul skripsi “Variasi Bahasa dalam Film Kartun Al-Fatih melalui Suatu Kajian Sosiolinguistik” Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Jurusan Arab tahun 2012. Dalam skripsinya ia membahas tentang variasi bahasa Arab dalam film kartun Al- Fatih melalui tinjauan kajian sosiolinguistik. Film ini juga berisikan tentang Penaklukan Konstatinopel atau yang sekarang disebut Istanbul. Persamaan antara skripsi ini dengan yang akan penulis lakukan yaitu sama-sama menggunakan objek film, namun judulnya yang berdeda. Kemudian, perbedaannya adalah dalam skripsinya ia memaparkan tentang bentuk-bentuk variasi Bahasa Arab yang digunakan dalam Film Al-Fatih, sedangkan dalam skripsi yang akan saya gunakan berfokus pada metode penerjemahan.

Keempat yaitu, Hijri Syafitri judul skripsi “Penerjemahan Komunikatif film Kartun Nabi Adam AS dan Nabi Nuh AS Yang Dipopulerkan Oleh Iqra Cartoon” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2014. Dalam skripsinya ia membahas tentang penerjemahan film kartun dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan

(26)

8

metode yang berfokus pada metode penerjemahan komunikatif. Adapun perbedaanya adalah, objek film yang ia gunakan, sedangkan objek yang saya gunakan yaitu berfokus pada film dan strategi penerjemahannya.

Kelima, yaitu Umi Khoirunnisa dengan judul Skripsi “Penerjemahan film Animasi Arab Musa Kalimullah „Alaihissalam: Menggunakan Metode Adaptasi” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah tahun 2013. Dalam skripsinya ia membahasa tentang analisis metode adaptasi. Yang dalam penelitiannya menggunakan metode adaptasi. Persamaan dengan skripsi yang akan saya tulis yaitu sama-sama menerjemahkan film , hanya saja perbedaannya adalah objek film dan metode yang kami teliti.

F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif.

Penelitian kualitatif merupakan aktivitas atau proses memahami makna film, dengan beberapa tahapan terhadap data deskriptif yang disediakan untuk dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman yang sempurna oleh penerima hasil terjemahan.6 Sedangkan deskriptif, yaitu menganalisis hasil terjemahan, lalu mendeskripsikannya ke dalam hasil penelitian.7

6 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 31.

7 M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Jakarta: Pustaka Setia, 2002), h. 17.

(27)

9 2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menerjemahkan subtitle film animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah episode pertama dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia dengan metode penerjemahan komunikatif agar dapat langsung dipahami dalam TSa.

3. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research).

Untuk itu maka penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah film dan hasil terjemahan animasi Arab Salâhuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah yang diproduksi oleh Al Jazeera Children‟s Channel dan MDeC Driving Transformation. Selanjutnya peneliti menggunakan sumber data sekunder yang merujuk pada buku-buku, kamus, dan artikel baik yang bersifat dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (offline).

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini melakukan beberapa tahap dalam memperoleh data yang akan diteliti. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menonton, mendengarkan dan mencoba untuk memahami makna dalam film tersebut.

b. Mentranskripsikan dialog yang didengarkan ke dalam tulisan.

c. Mengklasifikasikan dialog ke dalam kelas kata, frasa, dan kalimat.

(28)

10 5. Teknik Analis Data

Adapun tahapan analisa data dalam penelitian ini dilakukan, sebagai berikut:

a. Memberikan harakat atau tanda baca pada teks.

b. Menerjemahkan dialog kata perkata dengan beberapa kamus.

c. Menerjemahkan film dengan metode komunikatif.

d. Proses transfer, yaitu mencari kesesuaian makna antara BSu dan BSa baik secara konsep, makna, maupun pesan.

e. Mengedit video tersebut dan menambahkan subtitle terjemahan Indonesia.

f. Menganalisis film animasi yang telah diterjemahkan.

g. Evaluasi atau revisi terhadap hasil terjemahan.

6. Teknik Penulisan

Secara teknis, penulisan ini merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

Sementara dalam penulisan transliterasi, peneliti menggunkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi Arab Latin.

G. Sistematika Penulisan

(29)

11

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Agar penulisan tidak keluar dari pembahasan yang telah dicantumkan , peneliti akan memaparkannya sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab tersendiri yang terdiri dari beberapa sub-bab, antara lain: latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan

Bab II adalah penerjemahan film animasi dan penerjemahan komunikatif.

Bagian kerangka teori ini terdiri dari dua sub-bab yang menguraikan tentang penerjemahan film, metode penerjemahan komunikatif, dan strategi penerjemahan.

Bab III adalah mengulas tentang gambaran film animasi, mengenal saluran TV Al Jazeera Children‟s Channel, dan MDEC Driving Transformation.

Bab IV merupakan analisis film dan hasil terjemahan animasi Arab untuk anak-anak yang diproduksi oleh saluran TV Al Jazeera Children‟s Channel dan MDEC Driving Trnsformation. Dala pembahasan kali ini, peneliti menjelaskan tentang bagaimana penerjemahan film itu. Yaitu menjelaskan tahapan penerjemahan dan pertimbangan atas pilihan kata yang digunakan dalam penerjemahan film tersebut.

Bab V adalah penutup berupa kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan, peneliti memaparkan kesimpulan secara global tentang hasil

(30)

12

penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian saran, peneliti memberikan saran kepada para peneliti bahasa

Pada bagian akhir, terdapat daftar pustaka dan beberapa lampiran dan pendukung dalam penulisan karya ilmiah ini.

(31)

13 BAB II

PENERJEMAHAN FILM ANIMASI DAN PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF

A. Penerjemahan Film Animasi 1. Pengertian Penerjemahan

Penerjemahan selama ini didefinisikan secara beragam oleh pakar bahasa yang berkecimpung dalam penerjemahan. Newmark memberikan pengertian tentang penerjemahan sebagai: “mengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarang.”8 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa terjemah adalah terjemahan salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.9

Menurut M. Zaka Alfarisi dengan mengutip pendapat Az-Zarqani, secara etimologis kata tarjamah memiliki empat pengertian sebagai berikut:10 Pertama, menyampaikan tuturan kepada orang yang kurang mampu menerima tuturan itu. Pengertian ini dapat disimak dalam syair berikut.

.ناجمرت لىإ يعد تجوحا دق اهتغلبو يننامّثلا ّنإ

8 Frans Sayogie, Penejemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:

Lembaga Penelitian Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2008), h. 7.

9 W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indoesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 1062.

10 M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 22.

(32)

14

Umur 80 tahun dan aku sudah mencapainya telah membuat pendengaranku membutuhkan penerjemah.

Kedua, menjelaskan tuturan dengan bahasa yang sama. Sebagai contoh bahasa Arab dijelaskan dengan bahasa Arab atau bahasa Indonesia dengan bahasa Indonesia pula. Kamus ekabahasa, semisal Al-Munjidu fi al-Lughati wa al-A‟lam dan KBBI masuk juga dalam kategori ini. Dalam kategori ini pula, misalnya, Ibnu Abbas mendapat gelar ٌآسقنا ٌاًجست yang berarti

“penerjemah atau penjelas Al-Quran.”

Ketiga, menafsirkan tuturan dengan menggunakan bahasa yang berbeda, misalnya bahasa Arab dijelaskan lebih lanjut dengan bahasa Indonesia atau sebaliknya. Dari sini, penerjemah bisa dikatakan sebagai penafsir tuturan.

Keempat, mengalihkan tuturan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain, seperti mengalihkan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Berkaitan dengan ini penerjemah bisa disebut sebagai pengalih bahasa.

Menurut Catford dalam Rochayah Machali mendefinisikan penerjemahan sebagai “The replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL)” (mengganti bahasa teks dalam bahasa sumber dengan bahasa teks yang sepadan dalam bahasa sasaran.11 Peter Newmark berpendapat, sebagaimana dikutip Fatawi,

11 Royachayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Panduan Lengkap Bagi Anda Yang Ingin Menjadi Penerjemah Profesional) (Jakarta: PT Grasindo, 2000), h. 25.

(33)

15

menerjemahkan adalah mengalihkan teks ke dalam bahasa yang lain sesuai dengan maksud yang dikehendaki oleh pengarang atau penulis teks.12

Menurut Hidayatullah, secara umum penerjemahan adalah proses memindahkan makna yang telah diungkapkan dalam bahasa yang satu (bahasa sumber [Bsu]; source language [SL]; al-lughah al-mutarjam minha) menjadi ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran [Bsa]; target language [TL]; al-lughah al-mutarjam ilaiha).13

Masih banyak penjelasan atau pengertian mengenai penerjemahan.

Hampir semua ilmuwan yang ahli dalam ilmu penerjemahan memberikan pemahaman atas makna dari penerjemahan. Namun dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah mengalihkan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain baik secara tekstual maupun kontekstual.

Newmark berkata yang dikutip Rochayah bahwa dalam menerjemahkan, kita pasti menangani suatu teks baik TSu maupun TSa. Selain teks, terdapat juga bahasa lisan atau ucapan seseorang yang harus diterjemahkan. Berkaitan dengan penerjemahan teks, penerjemah bukan merupakan suatu yang statis, melainkan harus dinamis.14

12 M. Faisol Fatawi, Seni Menerjemah, h. 4.

13 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an: Cara mudah menerjemahkan Arab- Indonesia (Tangerang Selatan; Dikara, 2011), h. 12.

14 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: PT Grasindo, 2000), h. 13.

(34)

16 2. Pengertian Film

Menurut Anton Mabruri dalam bukunya Manajemen Produksi Program Acara Tv Format Acara Drama, film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup, artinya film tersebut mempresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur.15

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa kita katakan bahwa unsur naratif adalah bahan (maten) yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya.16

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya.

Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh peristiwa tersebut terikat sebuah aturan hukum kausalitas

15 Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara Tv Format Acara Drama, (Jakarta: Grasindo), h.2.

16 Rana Biru, “Film Psychodeloc”, artikel diakses pada tanggal 30 Juli 2018 dari http://ranabiru.blogspot.com/2010/20/unsur-unsurpembentuk-film.html

(35)

17

(logika-sebab-akibat) aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif.17

Unsur-unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up, serta acting dan pergerakan pemain.

Berdasarkan cara pembuatan film, Dolfi Joseph mengklasifikasikan film ke dalam dua jenis yaitu film eksperimental dan film animasi. Film Eksperimental adalah film yang dibuat tanpa mengacu pada kaidah-kaidah pembuatan film yang lazim. Tujuannya adalah untuk mengadakan eksperimentasi dan mencari cara-cara pengucapan baru lewat film. Umumnya dibuat oleh sineas yang kritis terhadap perubahan (kalangan seniman film), tanpa mengutamakan sisi komersialisme namun lebih kepada sisi kebebasan berkarya. Sementara itu film animasi adalah film yang dibuat dengan memanfaatkan gambar (lukisan) maupun benda-benda mati lain yang digambar sehingga menjadi bergerak dan menghidupkan gambar tersebut seperti boneka, binatang, manusia, meja, dan kursi yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi. Misalnya dengan bantuan komputer dan grafika komputer.

17 Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h.2.

(36)

18 3. Penerjemahan Film

Menurut Agus Darma Yoga Pratama penerjemahan film adalah penerjemahan audiovisual yang penyampaian maknanya melalui bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Bahasa verbal dalam film berupa dialog dan teks alih bahasa (subtitle) sedangkan bahasa nonverbal berupa gambar, musik maupun efek suara.18

Penerjemahan film televisi berbeda dengan penerjemahan pada umumnya.

Televisi adalah media audio-visual, karena itu penerjemahan film televisi bertumpu kepada audio dan visual. Pada dasarnya, penerjemahan film televisi terbagi atas dua, yaitu subtitle dan dubbing (sulih suara).19

1. Subtitle

Subtittle adalah teks terjemahan yang muncul di bagian bawah layar televisi. Penerjemahan dengan subtitle biasanya terdapat pada film. Moch.

Syarif menjelaskan bahwa penerjemahan dengan subtitle harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:20

a. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang luwes, yang baik, dan benar. Hal ini bukan berarti harus menggunakan bahasa formal namun menggunakan bahasa yang

18 Agus Darma Yoga, Strategi Penerjemahan Film Barney, di akses pada tanggal 10 Mei 2018 (www.jurnal.undhirabali.ac.id/index.php)

19 Frans Sayogi, penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Tangerang:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 209.

20 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab- Indonesia, h.66.

(37)

19

sesuai dengan situasi, kondisi, konteks film dan jenis film dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku.

b. Harus memperhatikan time frame pemunculan subtitle yang didasarkan pada time code.

c. Pemunculan subtitle sangat ditentukan oleh penentuan in-point dan out-point pada time code.

d. Waktu pemunculan subtitle adalah antara 2-7 detik.

e. Maksimal subtitle adalah dua baris setiap kali muncul, satu baris maksimal 35 karakter.

f. Perlunya memperhatikan pemenggalan antar kata atau kalimat.

g. Nama sutradara, produser, actor, dan tim kru yang muncul di opening dan ending title tidak perlu diterjemahkan.

h. Jika ada pengulangan kata, cukup satu yang diterjemahkan.

i. Cukup menerjemahkan kata atau kalimat yang jelas didengar.

j. Tulisan di papan nama, surat, email, yang muncul di layar, harus diterjemahkan.

k. Ungkapan peribahasa jangan diterjemahkan secara harfiah.

Namun dicarikan padanannya dalam Bsa.

l. Kalimat boleh disederhanakan. Detai-detail yang tidak penting boleh dihilangkan. Namun bukan berarti merangkum atau mengambil intinya.

(38)

20 2. Dubbing/ Sulih Suara

Dubbing/ Sulih Suara adalah mengganti audio bahasa sumber (bahasa asing yang bersangkutan) dengan bahasa sasaran (bahasa Indonesia).

Bahasa Indonesia yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia yang luwes, bahasa yang baik dan benar. Dalam sulih suara, bahasa yang baik dan benar bukan berarti bahasa yang formal, akan tetapi menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi, dan kondisi konteks film dan jenis film dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku.

Dubbing/ Sulih Suara diketahui telah menjadi metode yang memodifikasi sebagian besar teks sumber sehingga menjadi biasa dan familiar dengan penonton. Metode ini adalah sebuah metode yang dimana dialog bahasa asing disesuaikan dengan pergerakan mulut aktor yang terdapat di film tersebut dengan menggunakan bahasa sasaran, yang bertujuan untuk membuat para penonton merasa jika mereka benar-benar mendengarkan aktor berbicara bahasa target. Sulih suara film tidak dapat dilepaskan dari soal penerjemahan, penyelarasan naskah, dan pengarahan dialog. Oleh karena itu, sulih suara berkaitan erat dengan masalah kebahasaan.

(39)

21

Secara garis besar, yang perlu diperhatikan dalam menerjemahkan secara dubbing adalah sebagai berikut:21

1. Panjang pendeknya terjemahan sama dengan panjang pendek kalimat bahasa sumber.

2. Kalimat terjemahan lip-sync dengan kalimat bahasa sumber.

3. Hubungan antar kalimat tidak terputus.

4. Mengikuti tatabahasa bahasa Indonesia.

5. Kalimat/kata sesuai dengan gambar. Kadang terdapat ketidak sesuaian kata dengan gambar dalam film. Penerjemah harus jeli melihatnya.

6. Bahasa terjemahan mampu menunjukan strata sosial pameran.

B. Metode Penerjemahan Komunikatif

Metode penerjemahan komunikatif berupaya mengungkapan makna kontekstual bahasa sumber secara tepat. Pengungkapan dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga isi serta bahasanya berterima dan mudah dipahami pembaca target.22

Dengan berpedoman pada hakekat komunikasi, Newmark mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai berikut :

21 Frans Sayogi, penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, (Tangerang:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 212.

22 Umi Hijriyah, Metode dan Penilaian Terjemahan, diakses pada tanggal 23 Agustus 2018 (www.e-journal.radenintan.ac.id)

(40)

22

“…translation is basically a means of communication or maner of addressing one more persons in the speaker presence. [terjemahan pada dasarnya adalah sebagai sarana komunikasi atau cara berbicara seseorang di hadapan pembicara yang lain.]

Sebagai alat komunikasi, terjemahan harus dikembalikan pada fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan atau mengungkapkan suatu gagasan atau perasaan kepada orang lain. Jika pendapat ini bisa diterima, maka suatu terjemahan seyogyanya tidak hanya mempunyai bentuk dan makna, tetapi juga fungsi. Newmark juga menganggap terjemahan sebagai fenomena sosial yang mempunyai multidimensi. Oleh karena itu, dalam aktivitas menerjemahkan, unsur-unsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaran, budaya penulis teks asli, penerjemah dan pembaca terjemahan perlu diperhatikan. Cakupan yang menyeluruh itu kiranya merupakan salah satu kekuatan dari penerjemahan komunikatif.

Menurut M. Rudolf Nababan penerjemah komunikatif sangat memperhatikan para pembaca atau pendengar bahasa sasaran yang tidak mengharapkan adanya kesulitan-kesulitan dan ketidak jelasan dalam teks terjemahan. Mereka mengharapkan adanya pengalihan unsur-unsur bahasa

(41)

23

sumber ke dalam kebudayaan dan bahasa mereka. Penerjemah komunikatif juga sangat memperhatikan keefektifan bahasa terjemahan.23

Saat menerjemahkan dengan metode komunikatif, seorang penerjemah mereproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa. Aspek kebahasaan dan aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Metode ini mengharuskan penerjemah memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi (pembaca dan tujuan penerjemah)

Metode komunikatif ini berupaya mengungkapkan makna kontekstual bahasa sumber secara tepat. Pengungkapan dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga isi dan bahasanya berterima dan mudah dipahami pembaca.

Dengan kata lain, metode ini sangat mengindahkan efek terjemahan terhadap pembaca. Hasil terjemahan diupayakan mempunyai bentuk, makna, dan fungsi yang selaras dalam bahasa sasaran. Sebab, boleh jadi suatu kalimat terjemahan sudah benar secara sintaksis, tetapi maknanya tidak logis; bentuk dan maknanya boleh jadi sudah sesuai, tetapi secara pragmatik penggunaannya tidak pas dan tidak alamiah.24

Dari paparan mengenai metode penerjemahan komunikatif dapat digunakan tahapan-tahapan dalam proses penerjemahannya sebagai berikut.25

23 M. Rudolf Nababan, Teori Penerjemahan Bahasa Inggris, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 41.

24 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia , h. 57.

25 Sayogie, Teori & Praktik Penerjemahan (Tangerang Selatan: Transpustaka, 2014), h.

75.

(42)

24 a. Tahap Membaca

Pada tahap ini, penerjemah diharapkan untuk membaca teks yang akan diterjemahkan untuk mendapatkan informasi atau pesan dari teks Bsu. Lalu menandai ketaksaan, penggunaan jargo, idiolek penulis teks Bsu dan informasi-informasi yang tidak sesuai dengan fakta.

b. Tahap Analisis

Pada tahap ini, penerjemah mulai menganalisis kalimat- kalimat teks Bsu. Tujuan proses penerjemahan pada tahap ini untuk menyederhanakan istilah spesifik dan penggunaan jargon, menormalkan idiolek, mencatat informasi-informasi yang tidak sesuai dengan fakta dan membuat koreksi bila ada kesalahan.

Kemudian mulai melakukan pengaturan informasi untuk mendapatkan pesan yang utuh dalam Bsa.

c. Tahap Pengalihan

Dalam tahap ini, penerjemah melakukan pengalihan dengan tujuan mempertahankan informasi atau pesan yang sudah disederhanakan bahasanya tanpa mengurangi maksud teks Bsu.

Penerjemah juga diharapkan untuk mengabaikan kesepadanan

(43)

25

bentuk dan bila dianggap perlu dianjurkan untuk mengubah susunan kalimat untuk mendapatkan pesan yang utuh.

d. Tahap penyerasian

Dalam tahap penyerasian, penerjemah membandingkan teks Bsu dan teks hasil terjemahan untuk melihat penggunaan ragam yang sesuai dan gaya bahasa yang wajar. Penyerasian ini dapat dilakukan secara berulang untuk mendapatkan terjemahan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pembaca.

C. Strategi Penerjemahan Komunikatif

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan penerjemah. Strategi ini digunakan saat menghadapi konstruksi dan pemaknaan dalam teks sumber (TSu) ke dalam teks sasaran (TSa). Strategi yang digunakan dalam penerjemahan komunikatif meliputi:

1. Penambahan (Ziyadah)

Pada strategi ini penerjemah harus menambah kata dalam bahasa sasaran (BSa) yang tidak disebut dalam bahasa sumber (BSu). Dalam penerjemahan, penambahan berarti kehadiran satu atau beberapa kata yang dimaksud untuk memperjelas pesan penulis teks sumber.26 Dengan begitu, diharapkan teks terjemah lebih berterima, mudah dipahami, dan tidak ambigu. Contoh:

26 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, Strategi, Metode, Prosedur, Teknik, h. 82.

(44)

26

ىُهُيُسْيَأ ٌِآْسُقنا ُىْه َف 4 3 2 1 Memahami Alquran merupakan hal (yang) penting

1 2 T 3 T 3 T 4

Pada contoh tersebut, kata TSu berjumlah 4 kata, sementara kata dalam TSa bertambah menjadi 6 kata.

2. Mengedepankan dan mengakhirkan (Taqdim dan Ta‟khir)

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk

mengedepankan kata dalam BSu yang dikedepankan dalam BSa.27 Contoh:

ا سِّكَثُي ا حاَثَص ِحَثَتْكًَنا ىَنِإ سْيَأ َةَهَذ 6 5 4 3 2 1 Pagi-pagi sekali Amr pergi ke perpustakaan 65 2 1 3 4 Pada contoh di atas, kata dalam Tsu yang semula berurutan 123456, saat diterjemahkan urutannya berubah menjadi 652135.

3. Membuang (Hadzf)

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk membuang kata dalam BSa yang disebut dalam BSu. Contoh:

27 Moc. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer, h.54

(45)

27

ِكًََّسنا ِدٍَْصِن دًََّحُي َةَهَذ ِواٌََّلأا ٍَِي ِوْىٌَ ًِْف 8 7 6 5 4 3 2 1 Suatu hari Muhammad (pergi) memancing 1234 6 5 789

Pada contoh di atas, jumlah kata dalam Tsu yang semula berjumlah 9 kata diterjemahkan menyusut menjadi 5 kata.

4. Mengganti (Tabdil)

Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk mengganti struktur kata dalam BSu memperhatikan makna dalam BSa. Contoh:

ُعاَثٌَُلاَو ا َاَرجَي عَّشَىٌُ

5 4 3 2 1 Pada contoh di atas, kata dalam TSu berjumlah 5 kata, cukup

diterjemahkan dengan satu kata atau dua kata saja. Ini berkaitan dengan kelaziman penggunaan konsep dari struktur itu dalam TSa.28 5. Peminjaman (Borrowing)

Operasionalisasi teknik peminjaman (borrowing) dilakukan dengan cara meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber.

Melalui cara pemadaan paling sederhana ini penerjemah mengambil dan membawa item leksikal dari bahasa sumber ke dalam bahasa

28 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk BelukPenerjemahan Arab-IndonesiaKontemporer, h.

56.

(46)

28

target tanpa modifikasi formal. Contoh kata غٍهثت diterjemahkan menjadi „tablîg‟ dan kata ىهصي diterjemahkan menjadi „musalla‟.29

29 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemah Arab Indonesia, h. 77.

(47)

29 BAB III

SEKILAS TENTANG FILM SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-

`USTÛRAH A. Sinopsis Film

Film ini menceritakan tentang seorang pahlawan gagah dan pemberani yang bernama Shalahuddin. Cerita ini mengambil latar peperangan pada tahun 1148 di Damaskus, salah satu kota yang berada di Suriah, saat bangsa Eropa menyerang kota Syam.

Episode ini mengisahkan tentang masa kecil Shalahuddin. Sejak kecil Shalahuddin ingin sekali berperang melawan bangsa Eropa, namun tidak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya karena masih terlalu kecil.

10 tahun telah berlalu sejak peperangan itu terjadi, namun shalahuddin tetap pada pendiriannya yaitu ingin menjadi seorang pahlawan. Namun sang Ayah tetap tidak mengizinkannya karena sang ayah merasa khawatir jika Shalahuddin akan gugur seperti saudaranya Shahin.

Suatu hari Shalahuddin dan Tharik mendatangi Musthafa (orang terpandang di kota Syam) dan meminta agar ia bisa mengawal permata Persia dan Musthafa ke Mesir, namun itu semua ditolak olehnya karena ia merasa bahwa mereka masih terlalu muda. Shalahuddin dan Tharik melihat Darwis (salah seorang pengawal Musthafa) dan Annisa sedang merencanakan sesuatu untuk mengambil permata Persia milik Musthafa.

(48)

30

Namun di balik rencana Annisa dan Darwis. Darwis memiliki rencananya untuk memiliki permata Persia itu. Pada hari itu pula di malam hari Ajudan Mushtofa datang kepadanya dengan membawa Permata Persia.

Pada malam itu pula Darwis dan Annisa akan melakukan aksinya, dan Darwis pun berhasil mencuri permata Persia dari Musthofa. Beberapa menit kemudian semua itu digagalkan kembali oleh Shalahuddin, dan terjadi perkelahian kecil antara Darwis dan Shalahuddin. Setelah berhasil mengalahkan Darwis untuk menggagalkan aksinya mencuri permata itu.

tidak berhenti di sini, permata itu dicuri oleh Annisa, dan ia masih berusaha untuk menyelamatkan permata tersebut yang ada di tangan Annisa, dan Tharik pun berhasil menjatuhkan permata itu dari tangan Annisa dengan cara memanahnya.

Mereka (Tharik dan Shalahuddin) sudah menjadi pahlawan yang menyelamatkan permata Persia tersebut dari Darwis dan Annisa, pada akhirnya mereka diterima menjadi salah seorang pekerja di tempat Musthafa, yaitu, orang yang terpandang di kota Syam.

kemudian sang Ayah dan sang Ibu Shalahuddin mendatanginya untuk memberi keyakinan dan kepercayaan kepada Shalahuddin dalam menggunakan pedang leluhur itu.

(49)

31

B. Saluran TV Al Jazeera Children’s Channel

Pada tanggal 20 September 2005 jaringan Al Jazeera telah meluncurkan saluran anak-anak berbahasa Arab. Saluran ini adalah saluran yang pertama dalam bahasa Arab khusus untuk anak-anak. Saluran ini diresmikan pada hari Jumat di hadapan Shaikha Mozah Bint Nasser al- Missned, istri dari amir Qatar dan kekuatan kunci di balik usaha itu, serta 22 anak yang mewakili negara-negara Arab yang berbeda.

Al Jazeera Children's Channel (JCC) adalah saluran berbahasa Arab yang didedikasikan untuk anak-anak dan akan menghasilkan 40%

dari programnya sendiri, rasio disebut-sebut sebagai salah satu yang tertinggi dari setiap saluran anak-anak di seluruh dunia.

Al Jazeera Channel anak-anak berharap untuk membangun keberhasilan merek Al Jazeera yang sudah termasuk stasiun berita Arab dan dua saluran olahraga Aljazeera.30

30 https://www.aljazeera.com/archive/2005/09/20084915548243588.html

(50)

32

C. Tentang MDEC Driving Transformation

Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) adalah lembaga utama dalam mendorong ekonomi digital di Malaysia. MDEC memiliki peranan membangun ekonomi digital yang dinamis dan memastikan bahwa Malaysia memainkan peran utama dalam revolusi digital global.

MDEC sangat tertarik dengan teknologi digital dan potensinya untuk mengubah masa depan bangsa kita dan dunia.

MDEC didirikan pada 5 Juni 1996 dan dikenal sebagai Multimedia Development Corporation Sdn Bhd. Perusahaan ini secara resmi diluncurkan oleh Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad pada 1 Agustus 1996. MDEC didirikan untuk secara strategis menyarankan Pemerintah Malaysia tentang undang-undang, kebijakan dan standar untuk operasi TIK dan multimedia. MDEC juga dipercaya untuk mengawasi pengembangan inisiatif MSC Malaysia, platform untuk memelihara pertumbuhan perusahaan teknologi lokal sambil menarik investasi asing langsung (FDI) dan investasi langsung dalam negeri (DDIs) dari perusahaan multinasional global untuk berinvestasi dan mengembangkan mutakhir solusi digital dan kreatif di Malaysia.

Tahun 2011, MDEC diperluas untuk memainkan peran katalis dalam mendorong transisi Malaysia menuju ekonomi digital yang dikembangkan pada tahun 2020. Pada tahun 2012, Digital Malaysia resmi

(51)

33

diluncurkan sebagai program transformasional bangsa untuk mencapai tujuan. Digital Malaysia adalah agenda nasional yang sepenuhnya dikembangkan dengan ekonomi digital berkelanjutan yang dibangun di atas industri ICT domestik yang dinamis, adopsi transformatif solusi digital oleh pemerintah, bisnis dan warga negara, serta ekosistem yang memungkinkan kuat.

Pada tahun 2016, bertepatan dengan ulang tahun ke-20 perusahaan, MDEC berubah nama menjadi Malaysia Digital Economy Corporation Sdn Bhd. Ini terinspirasi dari fokus kami yang semakin meningkat pada pertumbuhan kontribusi ekonomi digital nasional terhadap total produk domestik bruto (PDB) Malaysia.31

Malaysian Multimedia Development Corporation (MDeC) meluncurkan proyek kartun Shalahuddin, pengembangan terbaru Creative Inisiatif Konten Kreatif MSC Malaysia (CMCI).

Shalahuddin, sebuah serial televisi animasi, dimaksudkan untuk melayani wilayah Timur Tengah, yang mencari konten yang sesuai dengan sejarah.

"Kami tahu bahwa Timur Tengah, wilayah dengan populasi lebih dari 200

31https://www.mdec.my/about-mdec/corporate-profile

(52)

34

juta orang, memiliki kelaparan akan konten digital Islami yang belum dipenuhi oleh produsen konten dari belahan dunia lain. Apa yang dapat ditawarkan Malaysia adalah solusi multimedia yang sebagian dengan hal lain dari seluruh dunia, sementara juga selaras dengan budaya di sini dan tradisinya, "kata General Manager MDeC untuk Middle East Fairuzzudin Nasron.

Al Jazeera Children‟s Channel (JCC) dan Multimedia Development Corporation (MDeC) baru-baru ini meresmikan kemitraan mereka dalam pengembangan dan distribusi konten.

Kolaborasi tersebut terdiri dari co-production dan pemasaran global dari 13 episode Shalahuddin 3D Animated Television Series, yang direncanakan disiarkan di Saluran Anak Al Jazeera pada kuartal terakhir tahun 2008.32

32 http://www.middle-east-online.com/english/?id=22901

(53)

35 BAB IV

PERTANGGUNGJAWABAN TERJEMAHAN SUBTITLE FILM ANIMASI ARAB SALÂHUDDÎN AL-BATALU AL-

`USTÛRAH

A. Pengantar Penerjemahan Komunikatif

Pada bab ini, peneliti hanya memaparkan beberapa kata dan kalimat yang menjadi tidak berterima pada bahasa sasaran jika di terjemahkan secara harfiyah. Peneliti menggunakan metode penerjemahan komunikatif untuk menghasilkan terjemahan yang dapat diterima oleh kalangan anak-anak. Untuk itu ada beberapa strategi penerjemahan yang peneliti gunakan yaitu strategi Ziyadah (penambahan), Hadzf (membuang), Taqdim dan Ta‟khir (mendahulukan dan mengakhirkan), dan Tabdil (mengganti), yang sekiranya perlu untuk peneliti jelaskan, baik makna dalam kamus, atau pun pemilihan diksi, dan makna pemilihan diksi yang akan peneliti gunakan dalam menerjemahkan film animasi Arab ini. Adapun untuk penulisan teks kisah-kisah (bahasa sumber), peneliti juga menuliskan harakat sesuai yang peneliti dengarkan dari film animasi tersebut, serta singkatan-singkatan dalam analisis ini adalah TSu (Teks Sumber), TSa

(54)

36

(Teks Sasaran), BSa (Bahasa Sasaran), BSu (Bahasa Sumber), dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

B. Pertanggungjawaban Terjemahan Subtitle Film Animasi Arab Sâlahuddîn Al-Batalu Al-`Ustûrah

1. Teks I

Waktu TSu

TSa

Terjemahan Harfiyah

Terjemahan Komunikatif

00:00:32  00:00:34

َ نَ ج

َ مَ ة

َ

Bintang Persia Tokoh Persia

yang hebat.

(55)

37

را َ فَ

َ س ْلا َع

ِر ْي ِق ي

Analisis:

Dalam ilmu Nahwu Kalimat ًِّقٌِْسَعْنا ِسِزاَف ُحًَْجََ terdapat jumlah Idhafat yaitu kata ُحًَ ْجََ yang di mana kata tersebut sebagai isim Mudhof dan kata ِسِزاَف sebagai mudhof ilaihnya, sedangkan kata ًِّقٌِْسَعْنا merupakan kata sifat atau keterangan tempat + ي nisbah . Kalimat ُحًَْجََ

ًِّقٌِْسَعْنا ِسِزاَف dalam kamus kontemporer Arab-Indonesia Al-Ashr kata ُحًَْجََ bermakna Bintang33, dan ِسِزاَف bermakna Persia34. jika diartikan secara harfiyah maka terjemahannya menjadi “Bintang Persia” dan terjemahan tersebut makna yang terkandung dalam film tersebut akan sulit untuk dipahami. Oleh sebab itu, penerjemah memilih untuk menerjemahkan dengan menggunakan metode komunikatif yakni metode yang mengupayakan reproduksi makna kontekstual teks Bahasa Sumber dengan sedemikian rupa ke dalam teks Bahasa Sasaran. Adapun terjemahannya kini menjadi:

33 Atabik Ali, A. Zuhdi Muhdlor. “Kamus Kontemporer Arab-Indonesia” , ( Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, cetakan kesembilan), h. 1894.

34 Ahmad Warson Munawwir, 1997 “Kamus Arab-indonesia Al-munawwir”, Surabaya:

Pustaka Progressif, Cetakan keempat belas, h. 1044

(56)

38

“Tokoh Persia yang hebat”. Demikian makna yang terkandung dalam TSu dapat lebih mudah dipahami oleh penonton.

2. Teks II

Waktu TSu TSa

00:00:58  00:01:02

ُنَمَز َناَك ِفي َتاَعاَرِصلا ُمْوَُيَ ِرَطَزا ِلِظ لُك ِفي ناَكَم

Terjemahan Harfiyah

Terjemahan Komunikatif Pada saat itu

sedang terjadi banyak konflik dalam bayang- bayang

berbahaya yang berkeliaran di mana-mana.

Pada saat itu sedang terjadi peperangan besar di mana- mana.

(57)

39 Analisis :

Dalam teks tersebut

ٌاَكَي ِّمُك ًِف ُوْىُح ٌَ ِسَطَخنا ِمِظ ًِف َخاَعاَسِصنا ٍَُيَش ٌَاَك 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Pada saat itu banyak konflik dalam bayang-bayang berbahaya yang

1 2 3 4 5 6 berkeliaran di Setiap tempat.

7 8 9 10

Teks penerjemahan diatas menunjukan terjemahan kata perkata, Namun dalam teks di atas penerjemah menerjemahkan yang menurut penerjemah termasuk dalam strategi penerjemahan Tabdil (mengganti), yang kini menjadi :

ٌاَكَي ِّمُك ًِف ُو ْىُح ٌَ ِسَطَخنا ِمِظ ًِف َخاَعاَسِصنا ٍَُيَش ٌَاَك 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Pada saat itu sedang terjadi peperangan besar di mana-mana.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dalam teks tersebut, jumlah kata Tsu yang terdapat 10 kata, cukup diterjemahkan menjadi beberapa kata karena itu merupakan konsekuensi penggunaan konsep dari struktur dalam Tsa dengan

(58)

40

konteks yang melingkupinya, dan lebih memudahkan penonton untuk menangkap maksud dari cuplikan teks tersebut.

3. Teks III

Waktu TSu TSa

Terjemahan Harfiyah

Terjemahan Komunikatif 00:01:07 

00:01:08

َأ َى َل ااا ْن

ُْت َك ِس ِب

َأ َب ًد ا!

Ahaaaa…

kamu tidak bisa

menangkapku selamanya.

Ahaaaaaa….

Kamu tidak akan bisa

menangkapku

(59)

41 Analisis:

Kata ااَهَأ dalam teks penerjemahan di atas, peneliti menerjemahkan dengan menggunakan strategi peminjaman dengan meminjam ungkapan dari bahasa sumber, yaitu peneliti menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa modifikasi formal. ااَهَأ diterjemahkan menjadi “ ahaaa”35 yang artinya to express surprise, triumph, or derision interjeksi bahasa Arab meminjam dari bahasa Inggris abad pertengahan.

4. Teks IV

35 https://www.merriam-webster.com/dictionary/aha

Referensi

Dokumen terkait

Seperti pada penelitian Karim dkk [5], antenna LPDA cetak yang dibuat memiliki rentang frekuensi yang luas yaitu pada rentang UHF (0,5 GHz – 3 GHz) dengan nilai

The purpose of this study is to determine the optimum tensile strength of geotextile as the reinforcement in road embankment considering the allowable factor of safety

Tadap selanjutnya pengembang melakuakn uji coba kelompok kecil di SMA Negeri 13 Surabaya dengan memilih siswa secara acak. Setelah siswa terpilih maka pengembang

Hal ini diduga pada selang waktu tersebut konsentrasi enzim-enzim yang dihasilkan oleh kapang atau khamir yang digunakan sebagai starter dalam proses fermentasi belum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa; jamur endofit yang ditemukan pada sampel tanaman padi yang diambil di Desa Karang Tunggal dan

Long (1980) menemukan tanda tegang lebih hadir di pelajar penutur asli di percakapan dalam percakapan antara pembicara asli-bukti keprihatinan dengan "sekarang". Namun,

mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk. Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan

NakedWolves Indonesia Chapter Bandung yang disebut juga Bhumi Parahjangan untuk selanjutnya disebut NWID Bhupar sebagai bagian dari oragnisasi NakedWolves Indonesia lahir di