26
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami secara holistik fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya. Hasil pemahaman tersebut dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2008: 6). Penelitian kualitatif difokuskan untuk meneliti individu, kelompok, proses, organisasi atau sistem (Sukmadinata 2013: 98). Kesantunan berbahasa menjadi fenomena sosial tidak hanya pada siswa namun juga pada guru yang menarik untuk diteliti lebih mendalam. Oleh karena itu peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dikarenakan peneliti tertarik untuk meneliti secara holistik dan mendalam tentang kesantunan berbahasa sebagai salah satu bentuk kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru.
Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan pada fakta-fakta atau fenomena yang ada sehingga data yang dihasilkan atau dicatat berupa deskripsi objek penelitian dalam bentuk kata-kata, gambar dan angka-angka yang tidak dihasilkan melalui pengolahan statistika (Muhammad, 2014: 34). Berdasarkan fokus penelitian, pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa guru pembimbing khusus dan guru kelas IV. Deskripsi kesantunan berbahasa berupa bentuk bahasa santun yang digunakan guru dan realisasi prinsip kesantunan
berbahasa. Data berupa tuturan guru yang direkam, ditranskripsikan dan kemudian dianalisis.
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangat diperlukan, karena peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV dan guru pembimbing khusus untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti. Peneliti berperan sebagai pengamat partisipasi pasif yang bertugas mengamati kegiatan bertutur kata guru saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti hadir langsung ke lokasi penelitian dalam rangka menghimpun data yang dibutuhkan. Kehadiran peneliti telah diketahui oleh guru dan peserta didik karena peneliti sudah meminta izin melakukan penelitian kepada kepala sekolah terlebih dahulu.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan di SDN Tlekung 02 tahun ajaran 2016/2017 yang beralamat di Jl. Raya Tlekung No. 15 RT. 03 RW. 06 Kecamatan Junrejo Kota Batu. Sekolah Dasar Negeri Tlekung 02 Batu merupakan salah satu sekolah dasar yang masih menggunakan kurikulum KTSP. Pada tahun 2005 sekolah ini berkembang menjadi sekolah terpadu inklusif yang menerapkan pendidikan inklusif bagi siswa/anak berkebutuhan khusus agar mendapatkan pendidikan bersama siswa lainnya di kelas reguler. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui kesantunan berbahasa guru kelas dan guru pembimbing khusus saat proses pembelajaran berlangsung baik di kelas reguler maupun kelas inklusi.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4-5 dan 19-21 bulan Oktober semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
D. Sumber Data dan Subjek Penelitian
Sumber data penelitian terkait dengan siapa, apa dan dari mana informasi mengenai fokus penelitian diperoleh (Muhammad, 2014: 167). Sumber data pada penelitian ini yaitu pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas IV.
Pada sumber data tersebut, peneliti akan mengamati dan menyimak bentuk bahasa santun dan tuturan yang merealisasikan prinsip kesantunan pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas IV dan kelas sumber SDN Tlekung 02 Batu.
Data berupa tuturan langsung guru dari hasil observasi dan rekaman selama proses pembelajaran berlangsung dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui gambaran berdasarkan tujuan penelitian.
Subjek penelitian ini adalah Bapak S, S.Pd, usia 33 tahun, dan berprofesi sebagai guru wali kelas IV. Subjek yang kedua adalah Ibu M, S.Psi, usia 34 tahun, dan berprofesi sebagai guru pembimbing khusus di SDN Tlekung 02 Batu.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pra-lapangan, tahap kegiatan lapangan, dan tahap analisis intensif menurut Bogdan (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008: 84-92). Sehingga prosedur pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap Pra-lapangan
a. Penyusunan rancangan dan pemilihan lapangan penelitian. Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan tentang masalah terkait dengan kesantunan berbahasa guru saat pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi awal untuk memilih lapangan penelitian terkait masalah penelitian. Peneliti menyusun rancangan penelitian dari hasil observasi awal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang akan diteliti.
b. Pengurusan izin penelitian, peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian kepada kantor jurusan agar dapat melakukan penelitian di SDN Tlekung 02 Batu secara resmi.
c. Penjajakan dan penilaian lapangan serta penyempurnaan rancangan penelitian.
Peneliti mengumpulkan informasi mengenai gambaran situasi dan kondisi tempat penelitian dari hasil observasi awal. Selanjutnya menyempurnakan rancangan penelitian dari hasil observasi awal tersebut.
d. Pemilihan dan interaksi dengan subjek penelitian, guru kelas IV dan guru pembimbing khusus yang dijadikan subjek penelitian sehingga dapat melengkapi pengumpulan data pada penelitian ini.
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian, peneliti perlu menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian. Perlengkapan berupa instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi, lembar wawancara dan dokumentasi, serta alat yang akan digunakan untuk mendokumentasikan proses penelitian berupa HP dan kamera digital.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Tahapan ini adalah pelaksanaan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Tahapan-tahapan dalam kegiatan lapangan adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan observasi atau pengamatan terhadap interaksi guru kepada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Interaksi guru tersebut diamati dan disimak oleh peneliti dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disiapkan oleh peneliti.
b. Melakukan wawancara, dilakukan kepada guru kelas IV dan guru pembimbing khusus mengenai kesantunan bahasa.
3. Tahap Analisis Intensif
Tahapan ini berupa pengolahan data dengan cara menganalisis data-data yang sudah terkumpul. Pada tahap analisis data meliputi mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorikannya. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi diolah dengan memilih dan memilah berdasarkan tujuan penelitian. Analisis data kesantunan berbahasa pada guru kelas IV dan guru pembimbing khusus yang digunakan adalah analisis deskripsi. Selanjutnya peneliti membuat pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian serta disusun menjadi laporan penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data penelitian kesantunan berbahasa guru, peneliti menggunakan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi/pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Pada teknik
observasi peneliti menggunakan teknik lanjutan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Observasi/pengamatan
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung mengenai tingkah laku individu atau kelompok, proses kerja, dan gejala alam agar memperoleh gambaran luas tentang permasalahan yang diteliti (Basrowi dan Suwandi, 2008: 94). Peneliti menjadi observer/pengamat partisipasi pasif yang bertugas mengamati kegiatan bertutur kata guru saat proses pembelajaran. Observasi awal dilakukan untuk memperoleh informasi umum mengenai pengetahuan bahasa guru. Observasi yang dilakukan selanjutnya untuk mengamati kegiatan bertutur kata antara guru dengan siswa dari awal hingga akhir pembelajaran di kelas
Selain mengamati peneliti juga menyimak tuturan guru menggunakan teknik simak. Teknik simak digunakan untuk mengambil data dengan melakukan penyimakan terhadap penggunaan bahasa (Muhammad, 2014: 206). Peneliti menggunakan teknik simak dengan teknik lanjutan yaitu teknik rekam dan teknik catat. Pada saat penelitian, peneliti meminta bantuan orang lain untuk merekam tuturan guru dari awal hingga akhir pembelajaran dengan kamera digital, lalu hasil rekaman ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan. Teknik catat dilakukan peneliti untuk mencatat percakapan guru dengan siswa yang berlangsung bila rekaman video tidak bisa merekam keseluruhan karena keterbatasan rekaman. Hasil transkripsi dari rekaman digabungkan dengan catatan di lapangan pada korpus data. Transkripsi ini digunakan untuk mempermudah peneliti memilah tuturan yang akan dijadikan data atau tidak.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti saat melakukan studi pendahuluan dan sebagai bukti pendukung hasil penelitian.
Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden dengan jumlah responden yang sedikit (Sugiyono, 2012: 194).
Penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur. Peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan sebagai instrumen penelitian yang tertulis.
Wawancara yang diajukan kepada guru kelas IV dan guru pembimbing khusus bertujuan untuk memperoleh informasi terkait dengan fokus penelitian dengan menggunakan alat bantu perekam suara.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi, Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2013: 221). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto dan transkrip rekaman video tentang kesantunan berbahasa guru saat pembelajaran di kelas.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Sebagai
“human instrument”, peneliti perlu merancang dan mengembangkan suatu instrumen setelah memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan wawancara. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman peneliti untuk mencatat hasil pengamatan selama penelitian berlangsung agar mempermudah peneliti mengkategorikan data yang diperoleh. Lembar observasi berisi informasi umum subjek penelitian, waktu pengamatan, tabel indikator kesantunan berbahasa, tabel bentuk bahasa santun dan tabel realisasi prinsip kesantunan bahasa. Lembar observasi kesantunan berbahasa guru dengan indikator-indikator yang telah tersusun dapat ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Indikator Kesantunan Berbahasa pada Guru
No. Aspek Indikator Deskriptor
1. Bentuk Bahasa Santun Tuturan Langsung dengan
Penanda Kesantunan Tuturan langsung dengan penanda kesantunan terdengar santun daripada tuturan langsung tanpa penanda tersebut. Terdapat bermacam- macam penanda kesantunan diantaranya: tolong, mohon, silakan, mari, ayo, biar, coba, harap, dan lain sebagainya.
Tuturan Tidak Langsung Tuturan tidak langsung terdengar santun daripada tuturan langsung. Tuturan langsung adalah tuturan yang langsung menyatakan sesuatu.
Kiasan Penutur memakai tuturan
dengan kata-kata kias terdengar santun daripada tuturan dengan kata-kata lugas.
Gaya Bahasa Penghalus Tuturan dengan gaya bahasa penghalus terdengar santun daripada tuturan dengan ungkapan biasa. Gaya bahasa penghalus meliputi gaya bahasa perumpamaan dan Eufemisme.
Lanjutan Tabel 3.1 Indikator Kesantunan Berbahasa pada Guru
No. Aspek Indikator Deskriptor
1. Bentuk Bahasa Santun Maksud yang Berbeda Tuturan yang dikatakan berbeda dengan yang dimaksudkan terdengar santun daripada maksud tuturan yang sama dengan apa yang dituturkan
Implisit Tuturan yang dikatakan secara implisit (tersirat) terdengar santun daripada tuturan yang dikatakan secara eksplisit (jelas).
2. Realisasi Prinsip
Kesantunan Maksim Kebijaksanaan Tuturan yang menunjukkan sikap memaksimalkan keuntu- ngan bagi orang lain dan mengurangi kerugian orang lain.
Maksim Kedermawanan Tuturan yang menunjukkan penghormatan terhadap orang lain berupa pemberian bantuan dan kerja sama. Penutur mengurangi keuntungan bagi diri sendiri dan menambahkan beban pada diri sendiri.
Maksim Penghargaan Tuturan yang menunjukkan penghargaan kepada orang lain berupa pujian. Tuturan tidak mengandung kata-kata yang mengejek, mencaci, dan meren- dahkan orang lain.
Maksim Kesederhanaan Tuturan yang menunjukkan sikap rendah hati dan sederhana kepada orang lain dengan cara mengurangi pujian terhadap diri sendiri
Maksim Permufakatan Terdapat kemufakatan atau kecocokan antara penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur kata. Tuturan berupa pernyataan setuju dan pernyata- an yang mengandung ketidak- setujuan parsial (sebagian).
Maksim Kesimpatian Tuturan yang menunjukkan rasa simpati dan meminimalkan antipati kepada orang lain.
Tuturan berupa ucapan selamat saat orang lain memperoleh kebahagiaan dan ucapan bela sungkawa/rasa duka ketika mendapat kesulitan.
Tabel 3.2 Bentuk Bahasa Santun Guru Nama Subjek :
Jabatan di Sekolah : Hari/tanggal perekaman : Pertemuan/Minggu ke : Mata Pelajaran : Jam Pelajaran :
No. Guru Kegiatan
Pembelajaran Data Bentuk Bahasa Santun
LPKs TL KI GB MB IM 1.
2.
3.
Tabel 3.3 Realisasi Prinsip Kesantunan Bahasa Guru Nama Subjek :
Jabatan di Sekolah : Hari/tanggal perekaman : Pertemuan/Minggu ke : Mata Pelajaran : Jam Pelajaran :
No. Guru Kegiatan
Pembelajaran Data Prinsip Kesantunan
MKb MKd MPg MSe MPm MSi
1.
2.
3.
2. Lembar Wawancara
Lembar wawancara adalah pedoman berisi daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti tentang kesantunan berbahasa guru. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur. Wawancara pada observasi awal dilakukan untuk mendapatkan informasi umum subjek penelitian berupa tempat, waktu dan situasi komunikasi di luar kegiatan perekaman. Wawancara selanjutnya berisi daftar pertanyaan mengenai pengetahuan guru mengenai bahasa santun. Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV dan guru pembimbing khusus di SDN Tlekung 02 Batu. Lembar wawancara guru yang telah tersusun dapat ditunjukkan pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru
No. Aspek Indikator Pertanyaan
1. Bentuk Bahasa
Santun Tuturan Langsung
dengan Penanda Kesantunan
1. Bagaimana cara bapak mengatakan sesuatu (menyuruh, meminta) saat pembelajaran di kelas?
2. Kata atau kalimat seperti apa yang bapak ucapkan saat menyuruh atau meminta siswa melakukan sesuatu?
3. Seberapa sering bapak mengucapkan kata-kata tersebut?
4. Mengapa bapak mengucapkan kata atau kalimat tersebut?
Tuturan Tidak
Langsung 1. Bagaimana cara bapak/ibu mengatakan sesuatu (menyuruh, meminta) saat pembelajaran di kelas?
2. Kata atau kalimat seperti apa yang bapak/ibu ucapkan?
3. Seberapa sering ibu mengucapkan kata-kata tersebut?
4. Mengapa ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut?
Kiasan 1. Pernahkah bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya, ketika
mengungkapkan sesuatu kepada siswa?
2. Bagaimana kata/kalimat yang diucapkan?
3. Seberapa sering bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut?
4. Mengapa bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut ketika mengungkapkan sesuatu kepada siswa?
Gaya Bahasa
Penghalus 1. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan perumpamaan atau ibarat ketika mengungkapkan sesuatu kepada siswa? Misalnya air yang keruh bisa dijernihkan, menggantang asap
2. Seperti apa kata/kalimat yang diucapkan?
3. Bagaimana cara bapak/ibu mengungkapkannya?
4. Seberapa sering bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut?
5. Mengapa bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut ketika mengungkapkan sesuatu kepada siswa?
Lanjutan Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru
No. Aspek Indikator Pertanyaan
1. Bentuk Bahasa
Santun Maksud yang
Berbeda 1. Pernahkah bapak/ibu mengucapkan sesuatu kepada siswa dengan maksud/makna yang berbeda dari ucapan itu?
2. Bagaimana kata/kalimat yang diucapkan?
3. Seberapa sering bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut?
4. Mengapa bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut kepada siswa?
Implisit 1. Apakah bapak/ibu mengungkapkan sesuatu kepada siswa secara jelas atau tidak (tersirat)? Misalnya sindiran
2. Seperti apa kata/kalimat yang diucapkan oleh bapak/ibu?
3. Bagaimana cara bapak/ibu mengungkapkannya?
4. Seberapa sering bapak/ibu mengungkapkan itu?
5. Mengapa bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut ketika mengungkapkan sesuatu kepada siswa?
2. Realisasi Prinsip
Kesantunan Maksim
Kebijaksanaan 1. Apakah bapak/ibu pernah
menawarkan bantuan/sesuatu kepada siswa saat proses pembelajaran di kelas? Kalau di luar kelas?
2. Bagaimana perasaan bapak/ibu saat menawarkan bantuan/sesuatu kepada siswa?
3. Seperti apa kata/kalimat yang diucapkan oleh bapak/ibu?
4. Bagaimana cara bapak/ibu menawarkan bantuan/sesuatu?
5. Seberapa sering bapak/ibu menawarkan bantuan/sesuatu?
6. Mengapa bapak/ibu memilih kata/kalimat tersebut ketika menawarkan hal itu kepada siswa?
Maksim
Kedermawanan 1. Apakah bapak/ibu pernah
menawarkan bantuan/sesuatu kepada siswa saat proses pembelajaran di kelas? Kalau di luar kelas?
2. Lebih banyak merugikan bapak/ibu atau tidak?
3. Seperti apa kata/kalimat yang diucapkan oleh bapak/ibu?
4. Bagaimana cara bapak/ibu menawarkan bantuan/sesuatu?
5. Seberapa sering bapak/ibu menawarkan bantuan/sesuatu?
Lanjutan Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru
No. Aspek Indikator Pertanyaan
2. Realisasi Prinsip
Kesantunan Maksim
Kedermawanan 6. Mengapa bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut kepada siswa?
Maksim
Penghargaan 1. Apakah bapak/ibu pernah memberi pujian kepada siswa saat proses pembelajaran di kelas?
2. Seperti apa kata/kalimat yang diucapkan oleh bapak/ibu?
3. Bagaimana cara bapak/ibu mengungkapkannya?
4. Seberapa sering bapak/ibu mengungkapkan itu?
5. Mengapa bapak/ibu mengucapkan kata atau kalimat tersebut kepada siswa?
Maksim
Kesederhanaan 1. Apakah bapak/ibu pernah memberi contoh/teladan yang baik kepada siswa saat proses pembelajaran di kelas?
2. Bagaimana cara bapak/ibu memberi teladan yang baik?
3. Siapa yang biasa bapak/ibu jadikan teladan yang baik?
4. Seberapa sering bapak/ibu memberi teladan itu?
5. Pernahkah bapak/ibu memberi contoh dari bapak/ibu sendiri sebagai teladan siswa? Seperti apa?
6. Seberapa sering bapak/ibu memberi contoh/pengalaman tersebut?
7. Mengapa bapak/ibu memberi contoh/pengalaman itu kepada siswa?
Maksim Permufakatan
1. Apakah bapak/ibu akrab dengan siswa di kelas? Kedekatan seperti apa?
2. Saat berinteraksi dengan siswa apakah bapak/ibu pernah mengungkapkan pernyataan setuju/tidak? Misalnya saat mengobrol santai tentang suatu topik.
3. Bagaimana cara bapak/ibu mengungkapkan itu?
4. Seperti apa kata/kalimat yang diucapkan oleh bapak/ibu?
5. Apakah bapak/ibu pernah
menyatakan ketidaksetujuan secara langsung?
6. Seberapa sering bapak/ibu mengungkapkan hal itu?
7. Bagaimana cara bapak/ibu mengungkapkan itu?
Lanjutan Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru
No. Aspek Indikator Pertanyaan
2. Realisasi Prinsip
Kesantunan Maksim
Permufakatan 8. Seperti apa kata/kalimat yang diucapkan oleh bapak/ibu?
9. Mengapa bapak/ibu mengungkapkan hal itu?
Maksim Kesimpatian
1. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika ada siswa yang sakit, bertengkar, atau memiliki kesulitan dalam belajar? Seperti apa?
2. Bagaimana usaha bapak/ibu ketika ada siswa seperti itu?
3. Mengapa bapak/ibu mengungkapkan hal itu?
4. Seberapa sering ibu mengungkapkan hal itu?
H. Teknik Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah data terkumpul dari sumber dengan berbagai teknik pengumpulan data, diolah dan diulas untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan data (Basrowi dan Suwandi, 2008: 91). Setelah data diidentifikasi dan disusun sesuai pola dan kategori, kemudian dianalisis dan dibuat interpretasi hubungan antara fenomena satu dengan lainnya. Hasil dari analisis dan interpretasi dapat diambil kesimpulan yang dapat dijadikan pengambilan keputusan selanjutnya.
Miles and Huberman mengemukakan bahwa kegiatan pada analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berulang-ulang sampai tuntas hingga temuan datanya menjadi jenuh (Sugiyono, 2012: 337). Kegiatan analisis data yang dilakukan peneliti menggunakan model interaktif Miles and Huberman meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification).
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 338)
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola, sehingga hasil reduksi data memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2012: 338). Peneliti melakukan pengumpulan data berupa tuturan guru terlebih dahulu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya proses reduksi data dimulai dengan merangkum seluruh data yang diperoleh dari lapangan. Kemudian memilah dan memilih data yang pokok serta penting sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti akan memfokuskan penelitian pada bentuk bahasa santun yang digunakan dan realisasi prinsip kesantunan oleh guru kelas IV dan guru pembimbing khusus saat pembelajaran. Setelah memilah data yang penting, peneliti membuat kategorisasi berdasarkan tema dan polanya, serta membuang data yang tidak penting. Berikut pengodean data dalam penelitian ini.
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan/verifi
kasi
a. Kode Data Analisis Bentuk Bahasa Santun Contoh: GPK/AW/ TL atau GK/I/ KI
Keterangan:
GPK : Guru Pembimbing Khusus GK : Guru Kelas
AW : Awal Pembelajaran I : Kegiatan Inti TL : Tidak Langsung KI : Kiasan
b. Kode Data Realisasi Prinsip Kesantunan Contoh: GPK/AW/MKb atau GK/AK/MKd Keterangan:
AW : Awal Pembelajaran AK : Akhir Pembelajaran MKb : Maksim Kebijaksanaan MKd : Maksim Kedermawanan 2. Penyajian Data (Data Display)
Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Penyajian data tentang kesantunan berbahasa guru pembimbing khusus dan guru kelas IV di SDN Tlekung 02 Batu dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat deskriptif, agar dapat memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing)
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal berdasarkan hasil analisis data dan simpulan tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif. Oleh karena itu, penelitian ini mendeskripsikan mengenai kesantunan berbahasa guru pembimbing khusus dan guru kelas IV di SDN Tlekung 02 Batu.
I. Keabsahan/Kredibilitas Data
Pelaksanaan teknik pemeriksaan untuk menetapkan keabsahan data pada penelitian ini berdasarkan empat kriteria. Kriteria pemeriksaan keabsahan data meliputi uji kredibilitas (credibility/validitas internal), keteralihan (transferbility/validitas eksternal), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2008: 324).
1. Kredibilitas (credibility/validitas internal)
Kredibilitas adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan terlihat dari kecocokan gambaran konsep peneliti dengan hasil penelitiannya (Satori dan Komariah, 2009: 165). Temuan atau data penelitian dinyatakan valid atau tidak dapat dilihat dari ada atau tidaknya perbedaan antara hasil penelitian dengan apa yang terjadi pada objek yang diteliti. Kredibilitas data dalam penelitian ini dapat diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari sumber dengan berbagai teknik pengumpulan data (triangulasi teknik).
2. Keteralihan (transferbility/validitas eksternal)
Uji keteralihan menunjukkan derajat ketepatan hasil penelitian dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain (Sugiyono, 2012: 376). Pada
penelitian ini, peneliti perlu membuat laporan dengan uraian terperinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Apabila pembaca memperoleh gambaran yang jelas dari suatu hasil penelitian, maka hasil penelitian ini memenuhi transferabilitas (Sugiyono, 2012: 377).
3. Kebergantungan (dependability)
Uji dependabilitas ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Pengujian ini dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit seluruh aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Aktivitas peneliti yang diuji meliputi saat menentukan fokus penelitian, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data dan membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan peneliti (Sugiyono, 2012: 377).
4. Kepastian (confirmability)
Pengujian kepastian data dilakukan untuk menguji objektivitas penelitian ini. Penelitian ini dinyatakan objektif terlihat dari hasil penelitian yang disepakati banyak orang. Untuk menguji objektivitas penelitian ini, perlu dilakukan penelusuran audit (audit trail) yaitu melakukan pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan memang demikian adanya (Satori dan Komariah, 2009: 167). Selain itu dapat dilakukan melalui triangulasi (teknik), pengamatan ulang atas rekaman, pengecekan kembali, melihat kejadian yang sama di lokasi/tempat penelitian sebagai bentuk konfirmasi.