BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisis data dengan hasil interpretasi data instrument, waktu dan tempat, sasaran dan rancangan penelitian (research & developmentresearch & development
A. Jenis Penelitian
jenis penelitian yang dimaksud adalah penelitian pengembangan(R&D).
Menurut Borg dan Gall (2003), adalah model yang digunakan melalui produk penelitian dengan pengembangan dan validasi dari para pakar.
Penelitian dengan menghasilkan perangkat pembelajaran dapat dilakukan dengan penelitian dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk menghasilkan penelitian pengembangan (research &development).
Dalam penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk pengembangan model pembelajaran proyekberbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional .”Hail penelitian tersebut berupa buku sebagai pengembangan penelitian untuk proses litbang tersebut secara nyata dimanifestasikan ke dalam satu buah buku model pembelajaran Namun buku tersebut masih terus teruji untuk mendapatkan validasi para pakar agar bisa sesuai dengan produk pengembangan/ Litbang .Produk pengembangan yang dihasilkan berupa; Buku, perangkat pembelajaran berupa silabus,rpp,modul dan media pembelajaran atau vedio yang dikembangkan disebut R & D produk hasil dilapangan masih ditemukan kekurangan sehingga perlu direvisi dalam perbaikan yang digunakan diakhir penelitian.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian Borg & Call (2003) mempunyai 9 langkah dalam pengembangan yaitu:
1. Data untuk pengumpulan infornasi (kajian Literatur observasi kelas, penelitian untuk membuat kerangka kerja),
2. Perumuskan penelitian: perencanaan prosedur kerja,waktu dan dana 3. Produk awal dalam pengembngan penelitian dalam bentuk draf
4. Melakukan uji coba draf produk ke sekolahan dengan menggunakan subyek penelitian
5. Hasil produk pertama yang diujicoba melalui revisi awal
6. Hasil uji coba produk bisa dipakai secara operasional lebih luas 7. Secara operasional produk disusun dan direvisi lagi
8. Hasil revisi produk yang diuji coba bisa dipakai lebih luaslagi 9. Produk revisi akhir dengan hasil produk lebih operasional.
.
Dari 9 langkah metode R&D tersebut di atas, menurut Sugiyono (2011) dapat disederhanakan 4 tahap sebagai berikut:
1.Penelitian pengembangan awal 2.Penelitian model pengembangan 3.Uji coba model pengembangan 4 Mengoperasionalkan.
PotensidanMa salah Observasi di kelassaat KBM mapel IPA di SMK
untukmengetah uipermasalaha n yang ada
Pengumpula n data Wawancara serta
pembagian kuesioner kepada siswa SMK untuk memastikan permasalahan
Desain Produk Penyusunan draf awal pengembangan model
pembelajaran inkuiri berbasis life skill (Desain Proto model)
Revisi Produk
Perbaikan model sampai beberapa siswa mudah
menerima pembelajaran menggunakan
model/produk yangdikembangka n
Ujicoba produk
Evaluasisatu – satu (one-to-one evaluation) untukmengetahui apakahprodukdap atditerimadengan baikpadasiswa
Revisidesain Perbaikan Model (Evaluasi) sampai desain sempurna menjadi suatu produk jadi
Revisi Produk
Perbaikan model sampai para siswa di
beberapakelasmu dahmenerimapem belajaranmenggu nakan
model/produk yang
dikembangkan
Validasi desain Tim pengembangan dilakukan review dari luar yang ahli dibidangnya
Ujicoba terbatas
Evaluasi kelompok kecil yang terdiri atas 2 kelas untuk mengetahui apakah model/produk dapat diterima dengan baik oleh siswa di kelas
Produkmasal
Setelah model/produk diterima pada semua siswa sampel baik perorangan maupun kelompok siswa dilanjutkan kepenerapan produk kebanyak kelas dan kelanjutannya dapat dipertimbangkan untuk masuk kedalam kurikulum Pendidikan Skala Nasional
Keterangan :
1. TahapPendahuluan;
2. Tahappengembangan model;
3. Tahappengujian model;
4. Tahapdiseminasi;
1 2
3
4
Tahap 1: Studi Pendahuluan
Dalam penelitian dan pengembangan ini tahap pendahuluan berisi 4 tahap, yaitu :
a. Tahap Eksplorasi
1) Tujuan Eksplorasi
Tahap eksplorasi ini mengkaji kondisi awal dalam hal ini model pembelajaran proyek yang sudah ada. Pada tahapini berisikan pembahasan tentang tujuan yang mengkaji produk-produk atau model yang sudah ada selama ini.
2) Metode Eksplorasi
Metode menganalisa data menggunakan metode kualitatif eksploratif. Tahap eksploratif dalam penelitian dan pengembangan ini mengeksplorasi kondisi awal SMK pada umumnya dan mengekplorasi kondisi nyata yang ada dalam pembelajaran IPA di Kabupaten Kudus pada khususnya.
3) Waktu dan Tempat Penelitian
Bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan Kudus selama satu semester genap tahun pelajaran 2019/2020
4) Sumber Data
Data yang diperoleh adalah dari informasi terkait dengan Silabus, RPP, LKS, buku paket dan media. Selain itu juga menggali data terkait tingkat kebutuhan para guru SMK kabupaten Kudus mengenai kebutuhan akan model pembelajaran dan perangkat- perangkat pembelajaran. Data tersebut digali dari sumber data yang berupa responden yang meliputi para guru SMK Kabupaten Kudus dan para siswa SMK Kabupaten Kudus. Pendamping dalam penelitian ini adalah 4 orang guru IPA. Terapan dari berbagai SMK di Kabupaten Kudus serta 16 siswa SMK di Kabupaten Kudus yang mewakili 16 SMK se-Kabupaten Kudus
5) Teknik Pengumpulan Data
Tahap eksplorasi ini menggunakan studi literatur, angkat dan wawancara mendalam (deep interview). Dokumen yang didapatkan dalam tahap eksploratif ini antara lain: silabus, RPP, modul dan media pembelajaran serta kuesioner, lembar observasi dan lembar wawancara. Data yang digunakan sebagai berikut: (1) paradigm pendidikan, (2) Aktivitas kegiatan belajar mengajar, (3) model pembelajaran, (4) perangkat pembelajaran.
1. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data sebagai berikut (a) member checking, (b) triangulasi metode dan sumber data, dan (c) triangulasi pengumpulan data. Memberchecking dilaksanakan bersamaan kegiatanfocus group discussion (FGD) yaitu antara hasil analisis dokumen, observasi, hasil angket (kuesioner), dan hasil FGD.
6. Teknik datastatistik deskriptif
Teknik statistik deskriptif berupa angket yang digunakan untuk menganalisis hasil analisis dan hasil FGD. Sehingga hasil analisis data pada tahap ini berupa analisis deskriptif.
7. Luaran Penelitian
Luaranpenelitian adalah informasi yang komprehensif mendalam tentang bagaimana paradigma, perangkat-perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan buku paket) yang ada selama ini serta tingkat kebutuhan para guru SMK Kabupaten Kudus dalam rangka meningkatkan keterampilan siswa. Informasi-informasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk menganalisis kebutuhan.
b. Pengembangan prototype Tujuan pengembangan Produk
1) Tahap pengembangan prototype (draf product) adalah tindak dari tahap eksplorasi dan analisis kebutuhan. Tahap ini bertujuan memberikan solusi dari permasalahan yang telah diketahui pada tahap analisis kebutuhan.
2) Mekanisme/Strategi Pengembangan Prototipe
Pengembangan Protototipe ini dimulai dengan menyusun matriks yang diawali dengan literature review (kajian literature). Kajian literature ini dilakukan untuk menemukan grounded theory dari permasalahan yang ditemukan dalam need analisys (analisis kebutuhan). Matriks dibuat dengan mencari komponen-komponen yang ada dalam grounded theory. Dari masing-masing komponen kemudian dijabarkan menjadi indicator-indikator yang nantinya dapat dijadikan acuan (garis besar haluan) dalam pengembangan prototype.
Langkah selanjutnya membuat matriks, membuat kisi-kisi, menyusunu materi, menyusun rubriks yang terkait dengan Silabus, RPP, LKS, buku paket dan media . Selain itu juga membuat instrument-instrumen penilaian produk dan perangkat . Pengembangan produk tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan dari para guru SMK kabupaten Kudus dan para siswa SMK se-Kabupaten Kudus.
1. Waktu dan tempat penelitian
Bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan Kudus selama dua semester pada tahun pelajaran 2019/2020. Tahap pengembangan prototype ini dilakukan di SMK dan meminta masukan-masukan dari beberapa sekolah SMK swasta di Kudus dilakukan secara acak.
2. Pengembangan prototype melibatkan pemangku jabatan seperti
pakar (expert), praktisi, guru mata pelajaran IPA Terapan dan siswa SMK.
3) Pelaksanaan Uji Coba Prototipe
Uji coba prototype dilaksanakan di SMK kabupaten Kudus selama dua semester pada tahun pelajaran 2019/2020.
4) Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Prototipe
Dalam tahap monitoring dan evaluasi pengembangan prototype peneliti menggunakan studi literature, metode angket, dan metode wawancara mendalam (deep interview). Dokumen yang didapatkan dalam tahap eksploratif ini antara lain: silabus, RPP, modul , LKS dan media pembelajaran serta kuesioner, lembarobservasi dan lembar wawancara.
Data yang dikumpulkan pada tahapini meliputi: (1) paradigma pendidikan, (2) Aktivitas kegiatan belajar mengajar, (3) model pembelajaran, (4) perangkat pembelajaran. Teknik/metode monitoring dan evaluasi pengembangan prototype menggunakan metode wawancara, angket, studi literature dan FGD (focus group discussion).
Setelah itu dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah (a) member checking, (b) triangulasi sumber data, dan (c) triangulasi data dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan focus group discussion (FGD). Sementara itu, triangulasi metode pengumpulan data digunakan menganalisis dokumen, observasi, hasil angket (kuesioner), dan hasil FGD.
a. Revisi Prototipe Produk
Setelah dilakukan tahap monitoring dan evaluasi, selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif. Adapun tahapan yang terdapat dalam analisis kebutuhan yaitu menelaah permasalahan yang dimiliki dan dialami oleh siswa SMK mengenai kelemahan prototype yang telah dikembangkan dalam meningkatkan keterampilan kejuruan siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Setelah itu dilakukan revisi atau perbaikan mengenai hal-hal yang dalam kajian perlu diperbaiki.
b. Output Pengembangan Prototipe
Berdasarkan data dan permasalahan yang tergali pada tahap sebelumnya, peneliti membuat perbaikan desain prototype. Setelah dilakukan perbaikan, maka akan dilakukan pula perbaikan prototype perangkat- perangkat pembelajaran.
c. Validasi Pakar Tujuan Validasi Pakar
Validasi pakar adalah proses penilaian oleh pakar. Validasi pakar bertujuan untuk memastikan model pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi validitas secara konseptual dan siap untuk diujicobakan atau bahkan siap untuk digunakan.
1. Rancangan Validasi Pakar
Adapun aspek-aspek yang akan dijadikan penilaian dalam validasi adalah penilaian substansi materi yang diangkat, penilaian produk dan perangkat pembelajaran, penilaian desain, penilaian bahasa, penilaian keterbatasan, penilaian keterpakaian mulai dari kemudahan penggunaan dan cara pemakaian.
1. Tahap II: Pengembangan Model
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara serta kuesioner ternyata didapatkan kekurangan pada model proyek. Maka dari itu peneliti ingin mengembangkan model proyek tersebut dengan penambahan kemampuan berfikir kreatif dalam muatan life skill di dalamnya. Sehingga tahap proyek yang semua ada 6 tahap ditambah atau dimodifikasi menjadi 7 tahap. Penambahan 1 tahap ini merupakan tambahan kemampuan berfikir kreatif dalam muatan pembelajaran life skill kuhususnya keterampilan kejuruan. Sehingga diharapkan dengan penerapan pembelajaran IPA terapan akan meningkatkan ketertarikan dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran, sekaligus memberikan bekal keterampilan pembuatan produk.
Tahap pengembangan ini meliputi:
a. Desain Produk
Desain produk adalah penyusunan draf pertama pengembangan model proyeklife skill (desain protomodel). Hasil modifikasi model berbasis proyek pada keterampilan vokasi berorentasi lingkungan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatifmeliputi: (1) Buku; (2) Silabus RPP; (3) Modul Penanganan Limbah; (4) Media Pembelajaran.
b. Validasi Desain
Hasil rancangan awal produk nantinya akan di uji para pakar yang membidanginya kemudian meriview dalam rangka perbaikan produk awal . Proses review ini disebut dengan evaluasi berbasis keahlian (expertise-based evaluation)atau diskusi dengan pakar . Teknik ini sangat memungkinkan untuk penyempurnaan sebuah konsep pendidikan serta bisa dilakukan dari tempat pakar yang berbeda lokasi secara bersamaan.
c. Ujicoba
Ujicoba dalam penelitian dan pengembangan ini melibatkan siswa SMK yang terdapat di kabupaten Kudus. Ada satu kelas yang diambil untuk dijadikan kelas ujicoba pengembangan model. Ujicoba ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Penggunaan model yang telah dikembangkan pada saat ujicoba dilakukan oleh guru bidang studi IPA yang mengampu mata pelajaran IPA Terapan di SMK. Pada saat melakukan ujicoba peneliti juga melakukan pengamatan di kelas bersama dengan guru lain dan juga pakar. Dalam proses pengamatan ini peneliti mengacu pada pedoman lembar pengamatan yang telah dibuat.
Dalam observasi pada tahap ujicoba khususnya dalam mengamati keterampilan kejuruan ada 4 macam sebagai berikut: (1) berfikir komperhensif. (2) mandiri, (3) etos kerja ( skill) (4) kreatif dan intelektual .
Setelah ujicoba selesai, maka langkah selanjutnya langsung dilakukan focus group discussion (FGD). Dalam kelompok diskusi yang terfokus (FGD) ini diikuti oleh peneliti, guru, pengamat, ahli dan beberapa orang siswa yang terlibat di dalam penelitian ini. Dalam diskusi ini terfokus membahas apa saja kekurangan dan kelemahan dari model pembelajaran yang digunakan. Proses diskusi dimulai dengan meminta tanggapan dan masukkan dari semua pihak yang merasakan dan mengamati proses kegiatan belajar mengajar tadi. Dari hasil diskusi nantinya akan didapatkan data apakah model yang dikembangkan banyak kekurangan atau model tersebut telah layak. Apabila masih banyak kekurangan dalam proses belajar mengajar maka diperukan perbaikan atau proses revisi model pembelajaran dan produk berserta perangat pembelajarannya. Dalam diskusi ini dibahas pula secara mendetail dimana letak kekurangannya dan saran perbaikan dimana yang perlu diadakan perbaikan.
d. Kondisi Desain
Hasil review para ahli dan pengguna model pembelajaran dalam tahap ujicoba tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk memperbaiki model pembelajaran, produk dan perangkat pembelajaran hasil rancangan peneliti supaya lebih sempurna dan layak untuk diujicobakan kembali oleh guru dan
siswa. FGD ini menghasilkan kesimpulan apakah model yang dikembangkan masih terdapat kekurangan atau model tersebut telah layak. Hasil validasi diperoleh masukan dari peneliti, guru, pengamat, ahli dan beberapa orang siswa yang terlibat di dalam penelitian ini.
2. Tahap III: Tahap Pengujian Model 1) Tujuan Pengujian Model
Produk diujikan kepada siswa dan guru untuk mengetahui apakah produk sudah sesuai untuk pembelajaran di SMK.
2) Jenis Rancangan Pengujian
Pada tahap pengujian model yang pertama dilakukan secara satu-satu (one-to-one), yaitu setelah model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional diterapkan maka dilakukan wawancara beberapa siswa secara satu persatu untuk mengetahui tanggapan mereka saat model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPA Terapan dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara tersebut akan didapatkan kekurangan-kekurangan produk model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasionalyang nantinya akan dievaluasi oleh peneliti hingga tidak ada keluhan dalam pembelajaran mengenai model pembelajaran IPA beserta produk penunjangnya.
Setelah lolos uji satu-satu (one-to-one), maka peneliti akan melanjutkan ke uji terbatas yaitu evaluasi kelompok kecil yang terdiri atas beberapa kelas untuk mengetahui apakah model/produk dapat diterima dengan baik oleh siswa di kelas tersebut apa masih ada kekurangan. Hal ini dilakukan dengan cara pembagian kuesioner setelah siswa mengalami penerapan-penerapan pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui apa yang menjadi kekurangan pengembangan model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional beserta produk penunjangnya dan
dilanjutkan dengan evaluasi produk hingga tidak ada lagi keluhan atau kekurangan dari model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional beserta produk penunjangnya.
Pengujian ini selain menggunakan kuesioner juga mengetahui keefektifan dengan cara membandingkan kelompok kelas yang diterapkan pengembangan model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional.
3) Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan swasta Kabupaten Kudusdengan melakukan pembuktian eksperimen Dalam melakukan penelitian eksperimen diperlukan subyek penelitian dengan mengambil subyek penelitian tiap SMK sebanyak 2 kelas sebagai kelas kontrol dan 2 eksperimen.
Subyek penelitian siswa kelas XI SMK se-Kabupaten Kudus tahun ajaran 2019/2020. Adapun sampel diambil secara random cluster sebanyak 4 SMK Pemilihan sampel secara acak ini didasari asumsi peneliti, bahwa semua sekolah mempunyai kualitas yang hampir sama dan dari hasil studi pendahuluan didapatkan data cara mengjar guru menggunakan cara dan model yang sama.
Waktu pelaksanaan penelitian dalam kurun satu semester (semester gasal) tahun pembelajaran 2019/2020) dilaksanakan bulan Januari s/d Juni 2020.
4) Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti melakukan observasi ke beberapa sekolah SMK negeri dan swasta di Kudus secara acak (random). Observasi ini peneliti lakukan dengan cara wawancara dan juga memberikan angket baik kepada guru maupun kepada siswa, serta peneliti juga melakukan pengamatan langsung di dalam kelas ketika guru IPA mengajar mata pelajaran IPA di kelas. Observasi yang dilakukan peneliti antara lain wawancara,angket dan pengamatan saat pembelajaran berlangsung. a).wawancara, untuk mencari informasi mengumpulkan data , mengidentifikasi masalah, dan masukan dari subjek penelitian .
b).Kuesioner, dipergunakan untuk menentukan respon dari subyek peneliti antara lain : data, isi, produk pengembangan model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional.
c).Instrumen ini digunakan pengumpulan data dalam kegiatan pembelajaran misalnya silabus,rpp,materi ,penilian atau scor.
e).Tes kreatifitas siswa, digunakan oleh peneliti untuk menguji keefektifan model pembelajaran yang dikembangkan peneliti, hasil tes akan dibandingkan melalui nilai pre test dan pos test.
3.Teknik Mengolah Data
Tehnik mengolah data antara lain:
a).Lembar observasi
Metode pengamatan data penelitian ini adalah dengan metode jelas dan tepat
(1) .Lembar Validasi
Data pada validasi dikelompokkan kemudian dengan menggunakan skala penelitian (Intan, 2007):
3,50 – 4,00 = Baik Sekali 2,61 – 3,50 = Baik 1,71 – 2,60 = Cukup 0,01 – 1,70 = Kurang
Selanjutnya dari nilai tersebut dihitung nilai rata-rata yang dihitung berdasarkan rumus:
Skor rata-rata tahap =
tertentu tahap
tiap komponen Jumlah
tertentu tahap
pada komponen tiap
rata rata skor
Total −
Keterangan:
3,50 – 4,00 = Baik Sekali 2,61 – 3,50 = Baik 1,71 – 2,60 = Cukup 0,01 – 1,70 = Kurang (1).Aktivitas Siswa
Data pengamatan aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan rumus:
Aktivitas tertentu =
aktivitas seluruh
frekuensi Jumlah
tertentu aktivitas
frekuensi Jumlah
x 100%
Keterangan Indikator:
1 : Tidak ramai sendiri
2 : Selalu memperhatikan dengan baik 2 : Selalu mengerjakan tugas dengan baik
3 : Mendengarkan teman yang sedang guru dan berbicara 4 : Memperhatikan dan dapat mengerjakan tugas dengan baik 5 : Aktif dalam tanya jawab
6 : Fokus dalam pembelajaran 7 : Aktif dalam berdiskusi
8 : Berperan dalam kelompok belajar 9 : Tidak mengganggu jalannya pelajaran
10 : Mengemukakan pendapat ketika belajar kelompok Kriteria Penilaian :
Melaksanakan = Skor 10 Tidak = Skor 0
Skor maksimal = 10 Keterangan Keaktifan : A = Aktif (>70)
KA = Kurang Aktif (≤70)
a) Lembar Angket Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran yang Telah Dikembangkan
Analisis metode angket dibagi menjadi beberapa kategori yaitu “ya” dan “tidak” “senang” dan “tidak senang”, serta “baru”
dan “tidak baru” dengan perhitungan sebagai berikut :
siswa n keseluruha Jumlah
tertentu option
memilih yang
siswa Jumlah
x 100%
5) Analisis Data
Analisis data adalah untuk menjawab dan merumuskan hasil pengembangan penelitian melalui uji coba para pakar dibidangnya untuk menghasilkan produk
Rumus
Persentase =
tertinggi bobot
X n
pilihan tiap
bobot X pilihan Jawaban
( ) x 100Keterangan:
∑ = Jumlah jawaban pilihan n = Jumlah seluruh item angket
Persentase tingkat pencapaiannya dengan menggunakan rumus:
Persentase = N
F x 100
Keterangan:
F = Frekuensi subjek yang memilih alternative N = Jumlah keseluruhan subjek uji coba
Untuk memberikan makna dan mengambil keputusan dalam merevisi produk, digunakan kualifikasi tingkatan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Kualifikasi Tingkatan Penilaian Produk Skala
Penilaian
Kualifikasi Keteranan
81% - 100% Sangat baik Tidak direvisi
67% - 80% Baik Tidak direvisi
47% - 66% Kurang baik Direvisi
21% - 46% Tidak baik Direvisi
Setelah tahap pengujian terlewati dengan baik atau tidak ada lagi keluhan mengenai model pembelajaran proyek berbasis lingkungan untuk meningkatkan keterampilan vokasional, beserta produk penunjangnya, maka dilanjutkan dengan
produk masal. Pada tahap akhir ini dilakukan penerapan produk ke banyak kelas di SMK dan kelanjutannya dapat dipertimbangkan untuk masuk ke dalam kurikulum Pendidikan Skala Nasional.