• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktorat Direktorat dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Direktorat Direktorat dan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, 2011

(2)

KATA PENGANTAR

Penyusunan buku "Data lnvestasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)" ini untuk memberikan gambaran dan informasi tentang perkembangan penanaman modal di Indonesia dalam beberapa dekade. Disamping perkembangan investasi booklet ini juga menginformasikan perkembangan penyediaan dan penyerapan tenaga kerja pada masing-masing periode.

lnformasi yang dituangkan dalam buku ini diupayakan mencakup semua aspek yang berkaitan dengan data investasi PMA dan PMDN. Namun demikian, walaupun dalam penyusunan buku ini telah diupayakan semaksimal mungkin dan selengkap mungkin, namun kami yakin masih banyak informasi yang belum dituangkan dalam buku ini.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi. Apabila dalam penyusunan buku ini masih ditemui berbagai kekurangan dan kesalahan, kami sangat mengharapkan saran, masukan dan koreksi untuk perbaikan pada penerbitan yang akan datang

Besar harapan kami booklet ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang memerlukan informasi penanaman modal di sektor pertanian.

Jakarta, Desember 2011

Direktorat Pengembangan Usaha dan lnvestasi

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

(3)

DAFTAR ISi

Hal

KATA PENGA TAR ...

DAFTAR ISi. ... . II

BAB I. PENDAHULUAN ........... .

BAB II. PERKEMBANGAN R.EALISASI PE ANAMAN MODAL PMA DAN PMDN

SEKTOR PERT ANIA 2000 s/d 2004 ...................... . 8

A. Perkembangan Realisasi PMDN 2000 s/d 2004 ... . 8

A. I. Realisasi Nilai lnvestasi .. 8

A.2. Realisasi Jumlah Proyek lnvestasi ....................... . 10

A.3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap ............... . 11

B. Perkembangan Realisasi PMA 2000 s/d 2004 .................. . 13

8.1. Realisasi Nilai lnvestasi ............ . 13

8.2. Realisasi Jumlah Proyek lnvestasi ....... . 15

B.3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap ............ . 17

BAB 111. PERKEMBANGAN REALISASI PENANAMAN MODAL PMA DAN PMDN SEKTOR PERT ANIA 2005 s/d 2009 ....................... . 20

A. Perkembangan Realisasi PMDN 2005 s/d 2009 ...... . 20

A. I. Realisasi Nilai lnvestasi ... 20

A.2. Realisasi Jumlah Proyek lnvestasi ......... . 22

A.3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap ... . 24

B. Perkembangan Realisasi PMA 2005 s/d 2009 ............. .. 25

8.1. Realisasi Nilai lnvestasi ............................ . 25

B.2. Realisasi Jumlah Proyek lnvestasi ............. . 27

8.3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap .... . 29

BAB IV. PERKEMBA GA r VESTASI PMA DAN PMDN SEKTOR PERTANIA 20 IO s/d 20 I I ...... . 31

A. PMDN Sektor Pertanian ... .. 31 A. I. Periode 20 I 0 .................. . 31

A.2. Periode 2011 ... . 32

B. PMA Sektor Pertanian ..................... . 33

8.1. Peri ode 20 I 0 ............................ . 33

(4)

8.2. Periode 2011 ........... . 34 BAB V. KJNERJA PMA DAN PMDN SEKTOR PERT A IA TAH 2000 s/d 2004

TERHADAP 2005 s/d 2009 ... . 36 DAFT AR LAMPIRAN ................................... .

Lampi ran I .................. . Lampi ran 2 ........................ .

Ill

(5)

BAB.

I

PENDAHULUAN

Sektor pertanian mempunyai peran langsung dan tidak langsung dalam perekonomian nasional. Peran langsung sektor pertanian adalah melalui kontribusi PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. Di sisi lain, peran tidak langsung sektor pertanian adalah melalui efek pengganda (multiplier effect) berupa keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi.

Selama beberapa dekade terakhir ini, strategi pembangunan nasional lebih terfokus pada sektor industri berspektrum luas dan belum memperhatikan keterkaitannya dengan sektor pertanian. Sektor pertanian lebih diarahkan sebagai sektor penunjang dan pendukung pembangunan, dan bukan sektor andalan atau basis pembangunan ekonomi nasional. Keunggulan komparatif pertanian belum diarahkan menjadi keunggulan kompetitif nasional. Akibatnya walaupun cenderung terus membaik, tetapi kinerja sektor pertanian belum optimal. Meskipun persentase terbesar tenaga kerja Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian, sektor industri lebih diharapkan menjadi sektor andalan dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Hal ini membuat struktur ekonomi menjadi rapuh.

Krisis ekonomi tahun 1997 menunjukkan bahwa sektor pertanian tidak hanya terbukti tangguh menghadapi gejolak ekonomi, tetapi juga dapat berfungsi sebagai basis landasan perekonomian nasional, antara lain melalui perannya dalam penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa. Penyerapan tenaga kerja secara nasional mengalami penurunan sebanyak 6,4 juta orang atau sekitar 2, 13 persen, namun sektor pertanian mampu menciptakan lapangan kerja andalan perekonomian nasional. Dalam penerimaan devisa, peningkatan ekspor

(6)

I

~'

pertanian selama masa krisis ekonomi (1997-1998) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata peningkatan ekspor pertanian sebelum krisis (1982-1997). Selama periode 1982-1997, ekspor pertanian rata-rata hanya sebesar 4,5 persen per tahun, sementara ekspor pertanian tahun 1998 naik sebesar 26,5 persen dibandingkan ekspor pertanian tahun 1997 (BPS, 1999).

Belajar dari pengalaman masa lalu tersebut, strategi pembangunan di masa kini dan mendatang haruslah menjadikan sektor pertanian sebagai sektor ekonomi.

Apabila pembangunan ekonomi daerah dan nasional didasarkan atas sektor pertanian yang mempunyai keunggulan komparatif, maka perekonomian yang terbangun akan menghasilkan produk yang kompetitif, berdayasaing dan berdayaguna bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan pertanian diharapkan dapat memperbaiki pendapatan penduduk secara lebih merata dan berkelanjutan. Tujuan akhir pembangunan pertanian adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat pertanian melalui sistem pertanian berbasis industri. Oleh karena itu, pembangunan jangka panjang sektor pertanian berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat pertanian. Sedangkan sasaran jangka panjang pembangunan pertanian adalah:

(1) terwujudnya sistem pertanian berbasis industri yang berdayasaing, (2) terciptanya ketahanan pangan secara mandiri, (3) terciptanya kesempatan kerja penuh bagi masyarakat pertanian, dan (4) terhapusnya kemiskinan di sektor pertanian dan tercapainya pendapatan petani US $ 2.500 per kapita per tahun.

Mengacu pada sasaran pembangunan tersebut, visi pembangunan pertanian periode tahun 2005-2025 dirumuskan sebagai berikut: "Terwujudnya sistem pertanian berbasis industri yang berkelanjutan dan berdayasaing serta mampu menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan petani". Sejalan dengan visi pembangunan pertanian Kementerian Pertanian maka Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian mendukung terwujudnya usaha

2

(7)

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang tangguh, berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan petani dan pelaku usaha agribisnis.

Direktorat Pengembangan Usaha dan lnvestasi sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian mendukung terwujudnya visi dan misi Ditjen PPHP melalui pengembangan usaha dan investasi.

Dalam proses pembangunan pertanian, investasi merupakan penggerak, mengingat kegiatan investasi yang mempunyai multiplier efek luas dalam perekonomian, seperti peningkatan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah, devisa, pajak, dan lain-lain. Keterbatasan keuangan negara menyebabkan terbatasnya peran pemerintah dalam pembangunan nasional, porsi terbesar diharapkan berasal dari masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri melalui penanaman modal (investasi).

Untuk mendorong pertumbuhan investasi diperlukan iklim usaha yang kondusif dan prospek bisnis yang menguntungkan. Kondisi ini sangat diperlukan bukan saja untuk menarik investor (dalam dan luar negeri), tetapi yang lebih penting mempertahankan dan membesarkan perusahaan yang sudah ada. Namun kondusivitas investasi saat ini "terganggu" terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan pemberlakuan otonomi daerah. Berbagai hasil survei menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi lingkungan usaha/ investasi antara lain adalah ketidak stabilan ekonomi makro, ketidakpastian kebijakan, korupsi, perizinan usaha, regulasi tenaga kerja, ketersedian data dan informasi yang akurat dan masih banyak lagi.

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 kebutuhan investasi disektor pertanian sebesar Rp 220 trilyun lebih setiap tahunnya, investasi swasta diharapkan dapat mencapai Rp 45,9 - Rp 464,9 trilyun dari investasi PMDN dan Rp 22,9 - Rp 199,9 trilyun investasi PMA.

(8)

PMDN PMA Tahun

(Rp Milyar) Laju (%) (Rp Milyar) Laju (%)

2010 45.978 76,7 20.344 70,2

2011 81.118 76,4 33.683 70,0

2012 144.424 78,0 56.281 71,5

2013 259.460 79,7 94.901 73,1

2014 464.905 79,2 159.594 72,6

Keterangan US$ 1 = Rp 9.315 (28 January 2010) Sumber Renstra Kementerian Pertanian R.I

Indonesia memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas tersebar di berbagai provinsi, lahan-lahan potensial tersebut diidentifikasikan merupakan peluang pengembangan sektor pertanian masa datang. Data kajian Litbang Pertanian tahun 2008, tercatat luas lahan tersedia untuk pengembangan sektor pertanian tercatat seluas 30,67 juta hektar terdapat dikawasan budidaya dan kawasan hutan. Lahan tersedia tersebut cocok untuk pertanian lahan basah (sawah) seluas 8,28 juta hektar, untuk pertanian lahan kering (tanaman semusim) seluas 7,08 hektar dan untuk tanaman tahunan seluas 15,31 juta hektar. Disamping itu Indonesia masih memiliki potensi yang luar biasa di off farm baik hulu maupun hilir. Potensi ini akan menjadi peluang apabila kita dapat mempersiapkan dan mempromosikan dengan baik.

Untuk mencapai sasaran tersebut diatas maka arah dan strategi kebijakan investasi pertanian tahun 2010 - 2014 adalah disamping menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif, juga melakukan promosi yang intensif dan tepat sasaran. Selaras dengan kebijakan otonomi, dalam rangka pengembangan investasi sektor pertanian, maka setiap daerah diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin investor yang bersedia menanamkan modalnya untuk pengembangan daerah masing-masing. Untuk itu informasi

4

(9)

potensi dan peluang investasi sangat diperlukan guna menarik para investor menanamkan modalnya.

Adapun strategi pengembangan investasi sektor pertanian untuk meningkatkan calon investor PMA dan PMDN berinvestasi di sektor pertanian di Indonesia yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Usaha dan lnvestasi , Ditjen PPHP antara lain:

a) Menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi melalui regulasi/kebijakan pen eta pan

b) Workshop Pengengembangan lnvestasi Pertanian c) Gelar Potensi lnvestasi Pertanian/lnvestment day d) Fasilitasi Promosi lnvestasi Dalam dan Luar Negeri

e) Gerai Promosi investasi dan Pelayanan Konsultasi lnvestasi f) Business Meeting lnvestasi, dll

Menyadari akan pentingnya dan strategi peranan swasta melalui kegiatan bisnis dan investasi. Pemerintah berupaya untuk menarik investasi sebanyaknya melalui berbagai promosi dan insentif yang ditawarkan sebagainya dengan dengan hal tersebut booklet ini menggambarkan perkembangan realisasi penanaman modal baik PMA maupun PMDN sektor pertanian melalui periode 2000-2004, 2005-2009 dan 2010-2014.

(10)

BAB. II

PPERKEMBANGAN REALISASI PENANAMAN MODAL PMA DAN PMDN SEKTOR PERTANIAN 2000 s/d 2004

A. Perkembangan Realisasi PMDN 2000 s/d 2004 A.1. Realisasi Nilai lnvestasi

Perkembangan realisasi nilai investasi PMDN sektor pertanian selama kurun waktu 1 januari 2000 sampai 31 Desember 2004 menunjukkan fluktuaktif dan cenderung menurun, pada tahun 2000 jumlah nilai investasi PMDN sektor pertanian sebesar Rp. 1451,3 milyar dan mengalami penurunan dan puncaknya penurunan pada tahun 2003 hanya sebesar Rp. 107,4 milyar dan pada tahun 2004 sedikit mengalami kenaikan menjadi Rp. 527 milyar.

Jumlah total realisasi nilai investasi PMDN sektor pertanian, selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2000 s/d 2004 sebesar Rp. 3.414,2 milyar atau rata-rata Rp. 682,84 milyar setiap tahunnya, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp. 2,772.9 milyar, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar Rp.

641,3 milyar.

Jumlah total realisasi nilai investasi PMDN untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 4,80% ( Rp. 3414,2 milyar) terhadap jumlah total nilai investasi nasional atau sebesar Rp. 71.102,8 milyar.

Rata-rata jumlah nilai investasi PMDN sektor pertanian setiap tahunnya sebesar Rp. 682,84 milyar, dengan rincian untuk masing-masing sub

6

(11)

sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp.554.58 milyar dan untuk petenakan sebesar Rp. 128,26 milyar.

- - - - -

PERKEMBANGAN REALISASI NILAI INVESTASI (RP.MILYAR) PMDN SEKTOR

PERTANIAN 2000 - 2004

1,500

1,400 \.

1,300

\.

\. \.

1,200

\. \.

1,100

\. \.

1,000

\. \.

~ 900

\. \.

~ 800

~

\. '-....

a: 700

2,..

\. '-....

~

600

" "

500 .,,.

~

'-....

"' ,

~ 400

~

"" ~ "' ,

z 300 200

- ,

-

-... ... ~

100 ...

-

-

2000 2001 2002 2003 2004

- -TP & Perkebunan 1,292.5 602.8 292.7 77.5 507.4

- -Peternakan 158.8 -- 210.6 222.4 29.9 19.6

- -Total Pertanian 1,451.3 813.4 515.1 107.4 527.0

A.2. Realisasi Jumlah Proyek lnvestasi

Perkembangan realisasi jumlah proyek investasi PMDN sector pertanian selama kurun waktu tahun 2000 sampai tahun 2004 menunjukkan flutuaktif dan cenderung menurun, pada tahun 2000 jumlah proyek investasi PMDN sektor pertanian sebesar 16 proyek dan mengalami penurunan pada tahun 2001 sebesar 9 proyek dan cenderung menurun

(12)

hingga tahun 2002 dan tahun 2003 masing-masing sebesar 4 proyek investasi dan pada tahun 2004 sedikit mengalami kenaikan menjadi 7 proyek investasi.

Jumlah total realisasi proyek investasi PMDN sektor pertanian selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2000 s/d 2004 sebesar 40 proyek investasi atau rata-rata 8 proyek investasi setiap tahunnya. Untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 27, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar 13 proyek investasi.

Jumlah total realisasi proyek investasi PMDN untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 4,91 % ( 40 jumlah proyek investasi) terhadap jumlah total proyek investasi nasional atau sebesar 814 proyek investasi.

Rata-rata jumlah proyek investasi PMDN sektor pertanian setiap tahunnya sebesar 8 proyek investasi, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 5 proyek investasi dan untuk petenakan sebesar 2 proyek investasi.

8

(13)

:ii:

...

~

a:: Q.

: <t

...

~ ::,

~

PERKEMBANGAN REALISASI JUMLAH PROYEK SEKTOR PERTANIAN 2000 - 2004

25 20 15 10 5 0

2000 2001 2002 2003 2004

- Tl' & Pertebunan 12 8 2 1 4

- Peterna n 4 1 2 3 3

- Tot.II Pertanian 16 9 4 4 7

A.3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap

Perkembangan realisasi jumlah tenaga yang terserap untuk PMDN sektor pertanian selama kurun waktu 1 januari 2000 sampai 31 Desember 2004 mengalami kecenderungan menurun, pada tahun 2000 jumlah tenaga kerja yang terserap untuk PMDN sektor pertanian sebesar 9378 orang, pada tahun 2001 menurun menjadi sebesar 8650 orang, pada tahun 2002 sebesar 5.806 orang, tahun 2003 menjadi 5.315 orang dan puncaknya penurunan pada 2004 menjadi 4.356 orang.

Jumlah total tenaga kerja yang terserap PMDN sektor pertanian, selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2000 s/d 2004 sebesar 33.505 orang atau rata-rata sebesar 6701 orang setiap tahunnya, dengan rincian jumlah tenaga kerja yang terserap untuk sub sektor tanaman pangan dan·

perkebunan sebesar 30.133 orang, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar 3.372 orang.

(14)

Jumlah total tenaga kerja yang terserap PMDN untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 8,69% ( 33.505 orang) terhadap jumlah total jumlah tenaga kerja yang terserap secara nasional atau sebesar 385.416 orang .

Rata-rata jumlah tenaga kerja yang terserap sektor pertanian setiap tahunnya sebesar 6701 orang, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 6026 orang dan untuk petenakan sebesar 674 orang.

10

(15)

PERKEMBANGAN REALISASI TENAGA KERJA PMDN SEKTOR PERTANIAN 2000 -2004

10000

9000

8000 ~

7000 -

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0

2000 2001 2002 2003

E :

&Po~ob,oao 8971

~

6763 5210 4,929

- - - -

---

+ - -

Peternakan 407 1887 596 386

Total Pertanian 9,378 8.650 5,806 5,315

B. Perkembangan Realisasi PMA 2000 s/d 2004

B.1. Realisasi Nilai lnvestasi

2004 4,260

- 96 4,356

Perkembangan realisasi nilai investasi PMA sektor pertanian selama kurun waktu 1 januari 2000 sampai 31 Desember 2004 menunjukkan fluktuaktif, pada tahun 2000 jumlah nilai investasi PMA sektor pertanian sebesar US$ 91.9 juta dan mengalami penurunan pada tahun 2001 sebesar US$ 79.1 juta, dan puncaknya penurunan terjadi pada tahun

(16)

2002 menjadi sebesar US$ 17 juta, dan pada tahun 2003 mengalami kenaikan yang signifikan menjadi US$ 220,3 juta dan pada tahun 2004 menjadi sebesar US$ 181,2 juta.

Jumlah total realisasi nilai investasi PMA sektor pertanian selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2000 s/d 2004 sebesar US$ 589,5 juta atau rata-rata US$ 117,9 juta setiap tahunnya. Rincian masing-masing sub sektor yaitu untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$ 541 juta, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar US$ 48,5 juta.

Jumlah total realisasi nilai investasi PMA untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 2,22% ( US$ 589,5 juta) terhadap jumlah total nilai investasi nasional atau sebesar US$ 26.498,8.

Rata-rata jumlah nilai investasi PMA sektor pertanian setiap tahunnya sebesar US$ 117,9 juta, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$ 108,2 juta dan untuk petenakan sebesar US$ 9,7 juta.

12

(17)

~

~

~

<

~ z

PERKEMBANGAN REALISASI NILAI INVESTASI PMA SEKTOR PERTANIAN 2000 - 2004

300 2:;o 200 150 100 30

0

2000 2001 2002 2003 2004

~ TP & P,,keb,oao 77 74.8 9 219.2 161

- Peternakan 14.9 4.3 8 1.1 20.2

- 1 ota f'ertanian Yl.':I /Y.1 1/ llU.::! 1!!1.2

8.2. Realisasi Jumlah Proyek lnvestasi

Perkembangan realisasi jumlah proyek investasi PMA sektor pertanian selama kurun waktu 1 januari 2000 sampai 31 Desember 2004 menunjukkan flutuaktif, pada tahun 2000 dan 2001 masing-masing jumlah proyek investasi PMA sektor pertanian sebesar 11 dan 9 proyek investasi dan mengalami penurunan pada tahun 2002 menjadi sebesar 2 proyek

investasi dan tahun 2003 dan 2004 mengalami kenaikan, masing-masing

sebesar 9 dan 10 proyek investasi.

Jumlah total realisasi proyek investasi PMA sektor pertanian selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2000 s/d 2004 sebesar 41 proyek investasi atau rata-rata 8 proyek investasi setiap tahunnya. Untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 25, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar 16 proyek investasi.

(18)

Jumlah total realisasi jumlah proyek investasi PMA untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 1,55% ( 41 jumlah proyek investasi terhadap jumlah total jumlah proyek investasi nasional atau sebesar 2640 jumlah proyek investasi.

Rata-rata jumlah proyek investasi sektor pertanian setiap tahunnya sebesar 8 proyek investasi, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 5 jumlah proyek investasi dan untuk petenakan sebesar 3 jumlah proyek investasi.

""'

...

>- 0 a::

c.. ::c:

:3 ~ ::::,

PERKEMBANGAN REALISASI JUMLAH PROYEK PMA SEKTOR PERTANIAN

2000 - 2004

25

20

~

15

10

5

r

- -TP & Perkebunan

~

- -To<al Pc,<ao

-- -

lao

~ :l l

2000 6

1 T i

2002 1 2004 4

1

- -Pctcrnakan 5 11

1

2 10 6

l

14

(19)

B. 3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap

Perkembangan realisasi jumlah tenaga yang terserap untuk PMA sektor pertanian selama kurun waktu 1 januari 2000 sampai 31 Desember 2004 menunjukkan flutktuaktif, pada tahun 2000 jumlah tenaga kerja yang terserap untuk PMA sektor pertanian sebesar 5975 orang, pada tahun 2001 menjadi sebesar 8705 orang, dan pada tahun 2002 menurun tajam menjadi sebesar 791 orang, dan tahun 2003 menjadi 16.420 orang dan pada tahun 2004 mengalami penurunan lagi menjadi 8.323 orang.

Jumlah total tenaga kerja yang terserap PMA sektor pertanian, kurun waktu 5 tahun dari tahun 2000 s/d 2004 sebesar 40.224 orang atau rata- rata sebesar 8044,8 orang setiap tahunnya, dengan rincian jumlah tenaga kerja yang terserap untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 37 .943 orang, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar 2.281 orang.

Jumlah total tenaga kerja yang terserap PMA untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 6,63% ( 40.224 orang) terhadap jumlah total jumlah tenaga kerja yang terserap secara nasional atau sebesar 606.617 orang.

Rata-rata jumlah tenaga kerja yang terserap sektor pertanian setiap tahunnya sebesar 8044 orang, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 7588 orang dan untuk petenakan sebesar 456 orang.

(20)

PERKEMBANGAN REALISASI TENAGA KERJA PMA SEKTOR PERTANIAN 2005 - 2009

30000 25000

<(

ii! UJ 20000

:.: < 15000

1:1

<(

z 10000

I!! 5000

0 2005 2006 2007 2008

~- TP & Per<ebunan

..

13852 20609 13095 8.278

+ t- -

.. ..

- Peternakan 711 3308 4,073 242

- Total Pertaniar 14563 23917 17168 - 8.520

- - -

2009 6.887

~.

204 - - i 7

16

(21)

BAB. Ill

PERKEMBANGAN REALISASI PENANAMAN MODAL PMA DAN PMDN SEKTOR PERTANIAN 2005 s/d 2009

A. Perkembangan Realisasi PMDN 2005 s/d 2009 A.1. Realisasi Nilai lnvestasi

Kebijakan dan regulasi pemerintah yang ikut mempengaruhi perkembangan investasi dibidang pertanian cenderung membuat investor menanggapinya dari 2 (dua) sisi yang berbeda yaitu sisi positif atau menguntungkan dan sisi negatif atau tidak menguntungkan.

Di lihat dari perkembangan nilai investasi PMDN sektor pertanian dalam kurun waktu 2005 sampai dengan 2009, dimana terjadi kenaikan dan penurunan, masing-masing nilai investasi PMDN sektor pertanian pada tahun 2005 sebesar Rp.1.67 4,4 milyar, 2006 sebesar Rp.3.558,6 milyar, 2007 sebesar Rp.3.67 4 milyar, 2008 sebesar Rp.1.234,5 milyar dan 2009 sebesar Rp. 2.597 milyar. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2007, dimana nilai investasi pada tahun 2007 naik sebesar Rp. 1.999,60 milyar atau sebesar 119,4% dari tahun 2005. Sementara penurunan nilai investasi terendah terjadi tahun 2009 sebesar Rp. 440,40 milyar atau turun sebesar 26,3% dari tahun 2005.

Nilai investasi PMDN sektor pertanian sebesar Rp. 12. 738,7 milyar periode 2005-2009 merupakan total sumbangan sub sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan). Sub sektor tanaman pangan dan perkebunan memberikan sumbangan sebesar Rp. 12.045,20 milyar atau sebesar 94,57% sedangkan subsektor peternakan hanya memberikan 5,5% atau sebesar Rp. 693,50 milyar.

(22)

Jumlah total realisasi nilai investasi PMDN untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 10,14% (Rp. 12.738.7 milyar) terhadap jumlah total nilai investasi nasional atau sebesar Rp. 126.663. 7.

PERKEMBANGAN REALISASI NILAI INVESTASI (RP.

MILYAR) PMDN SEKTOR PERTANIAN 2005 - 2009

5,000.0

~ <(

~ 4,000.0

~ 0: a::

iii

<(

3,000.0

I-V, u.,

>

z

-

s z

2,000.0

1,000.0

---

2005 2006 2007 2008 2009

TP & Perkebunan 1,580.1 3,443.0 3,528.8 1,184.1 2,309.2

- Peternakan 94.3 115.6 145.2 50.4 288.0

- Total Pertanian 1,674.4 3,558.6 3,674.0 1,234.5 2,597.2

A.2. Realisasi Jumlah Proyek lnvestasi PMDN sektor pertanian

Dalam kurun waktu 2005-2009 terjadi penanaman modal sektor pertanian yang cukup baik dengan jumlah proyek sebesar 87 proyek atau 8,96%

dari total proyek nasional sebesar 971 proyek. Jumlah proyek pada

18

(23)

periode tersebut adalah kontribusi dari proyek sub sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan dimana jumlah peroyek dalam kurun

waktu tersebut naik turun. Kenaikan jumlah proyek tertinggi terjadi pada 2006 naik sebesar 15 proyek atau sebesar 125% dari tahun 2005 dan penurunan proyek terendah pada 2008 turun sebesar 6 proyek atau sebesar 50% dari tahun 2005. Masing-masing jumlah proyek investasi PMDN pada tahun 2005 sebesar 12 proyek, 2006 sebesar 27 proyek, 2007 sebesar 19 proyek, 2008 sebesar 6 proyek dan 2005 sebesar 23 proyek

Jumlah total realisasi proyek investasi PMDN sektor pertanian selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2000 s/d 2004 sebesar 87 proyek investasi atau rata-rata 13 proyek investasi setiap tahunnya. Untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 68 proyek investasi atau rata-rata sebesar 13 proyek investasi setiap tahunnya, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar 19 proyek investasi atau rata-rata sebesar 3 proyek setiap tahunnya.

Jumlah total realisasi jumlah proyek investasi PMDN untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2000 s/d 2004 memberikan kontribusi sebesar 1,55% ( 41 jumlah proyek investasi) terhadap jumlah total jumlah proyek investasi nasional atau sebesar 2640 jumlah proyek investasi . Rincian untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 25 proyek investasi dan sub sektor peternakan sebesar 16 proyek investasi.

Rata-rata jumlah proyek investasi sektor pertanian setiap tahunnya sebesar 13 proyek investasi, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 5 jumlah proyek investasi dan untuk petenakan sebesar 3 jumlah proyek investasi.

(24)

PERKEMBANGAN REALISASI JUMLAH PROYEK PMDN SEKTOR PERTANIAN

2005 - 2009

40

30

20

10

0

- -TP & PcrkCbl nan - -Pctcrn~ .:in - Total Pcrtani.:in

2005

: o

2 :2

2006 20

7 27

A.3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap 2007

18 1 19

2008 4.0 2.0 6

2009 16

7 23

Jumlah tenaga kerja sektor pertanian yang terserap dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2009) sebesar 110.151 orang, dimana jumlah tersebut merupakan sumbangan dari tenaga kerja sektor tanaman pangan dan perkebunan sebanyak 106.880 orang atau sebesar 97,03% dan peternakan sebanyakr 3.271 orang atau sebesar 3,07%. Masing-masing jumlah tenaga kerja yang terserap setiap tahunnya adalah 2005 sebanyak 13.453 orang, 2006 sebanyak 34.869 orang, 2007 sebanyak 24.632 orang , 2008 sebanyak 14.282 orang dan 2009 sebanyak 17.935 orang.

Jumlah total tenaga kerja yang terserap PMDN untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2005 s/d 2009 memberikan kontribusi sebesar 28,41 % ( 110.151 orang) terhadap jumlah total jumlah

20

(25)

tenaga kerja yang terserap secara nasional atau sebesar 387.692 orang . Rincian untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 108.880 orang dan sub sektor peternakan sebesar 3.271 orang.

Rata-rata jumlah tenaga kerja yang terserap sektor pertanian setiap tahunnya sebesar 2547 orang, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 2409 orang dan untuk petenakan sebesar 138 orang.

PERKEMBANGAN REALISASI TENAGA KERJA PMDN SEKTOR PERTANIAN 2005 - 2009

40000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000 ,

0

2005 2006 2007 2008 2009

r

TP & Perkebunan t- 13315 34,125 28,633 14,045 16,762

-1--

- Peternakan 138 744 999 217 1.173

t - -Tolal Pcrtanian r - -

r 1

13453 34,869 29,632 ' 14,262 17,935

(26)

B. Perkembangan Realisasi PMA 2005 s/d 2009

B.1. Realisasi Nilai lnvestasi PMA

Perkembangan investasi PMA sektor pertanian yang terjadi pada periode 2005 - 2009 di Indonesia cenderung aman, hal tersebut disebabkan kondisi Negara Indonesia yang relatif aman sehingga masih adanya investor asing untuk menanamkan modalnya.

Realisasi nilai investasi yang ditanamakan oleh investor pada periode tersebut untuk sektor pertanian sebesar US$ 1.031 juta dimana nilai investasi tersebut disumbangkan oleh subsektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$ 906,4 juta atau sebesar 87,91 % dan subsektor peternakan sebesar US$ 124,6 juta atau sebesar 16,09%.

Pada perkembangannya selama periode 2005-2009 terjadi kenaikan dan penurunan nilai investasi setiap tahunnya dimana kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar US$ 370,7 juta atau adanya kenaikan nilai investasi sebesar 80,21 % dari tahun 2005. Penurunan nilai investasi pada periode tersebut yang paling signifikan terjadi pada 2009 sebesar US$ 80,6 juta atau terjadi penurunan nilai investasi sebesar 60,81%. Nilai investasi PMA pada periode 2005-2009 masing-masing adalah pada tahun 2005 nilai investasi sebesar US$ 205,7 juta, 2006 nilai investasi sebesar US$ 370,7 juta, 2007 nilai investasi sebesar US$ 264,8 juta, 2008 nilai investasi sebesar US$ 151,9 juta dan 2009 nilai investasi sebesar US$ 125, 10 juta.

Jumlah total realisasi nilai investasi PMA sektor pertanian selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2005 s/d 2009 sebesar US$ 906.4 juta atau rata-rata US$ 181.28 juta setiap tahunnya. Rincian masing-masing sub sektor yaitu untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan jumlah

22

(27)

total nilai investasi dalam kurun waktu tersebut sebesar US$ 906,4 juta atau rata-rata sebesar US$ 181,28 juta setiap tahunnya, sedangkan untuk sub sektor peternakan sebesar US$ 124,6 juta atau rata-rata sebesar US$

24,92 juta setiap tahunnya.

Jumlah total realisasi nilai investasi PMA untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2005 s/d 2009 memberikan kontribusi sebesar 2,22% ( US$ 1.031 juta) terhadap jumlah total nilai investasi nasional atau sebesar US$ 48.761,9 .

Rata-rata jumlah nilai investasi PMA sektor pertanian setiap tahunnya sebesar US$ 206,2 juta, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$ 181,38 juta dan untuk petenakan sebesar US$ 24,92 juta.

PERKEMBANGAN R EALI SA SI NILAI INVESTASI PMA SEKTOR PERTANIAN

2005 - 2009

400

.,; 350

<(

<t" 300

I -VI I -

uJ 250

> =>

z ~

=~

200

<( => 150

- '

-

z 100

so

0

-

~

2005 2006 2007 2008

~- -TP ~ Perkebunan 152.9 351.9

- -Pcternakan 52.8 18.8

- - - -

- -Total Pertanian 205.7 370

- - -

219.1 147.4 45.7 4.5 264.8 151.9

2009 122.30

2.80 125.10

23

(28)

B.3. Realisasi Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap

Jumlah tenaga kerja sektor pertanian yang terserap dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2009) sebesar 66.274 orang, dimana jumlah tersebut merupakan sumbangan dari tenaga kerja sektor tanaman pangan dan perkebunan sebanyak 57. 736 orang a tau sebesar 87, 12% dan peternakan sebanyakr 8.538 orang atau sebesar 12,89%. Masing-masing jumlah tenaga kerja yang terserap setiap tahunnya adalah 2005 sebanyak 13.852 orang, 2006 sebanyak 20.509 orang, 2007 sebanyak 13.095 orang, 2008 sebanyak 8,278 orang dan 2009 sebanyak 6,887 orang.

Jumlah total tenaga kerja yang terserap PMA untuk sektor pertanian selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2005 s/d 2009 memberikan kontribusi sebesar 7,20% ( 66.274 orang) terhadap jumlah total jumlah tenaga kerja yang terserap secara nasional atau sebesar 920.758 orang . Rincian untuk sub sektor tanaman pangan dan perkebunan jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 57.736 orang dan sub sektor peternakan sebesar 8.538 orang.

Rata-rata jumlah tenaga kerja yang terserap sektor pertanian setiap tahunnya sebesar 13.254 orang, dengan rincian untuk masing-masing sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 11.547 orang dan untuk petenakan sebesar 1.707 orang.

25

(29)

PERKEMBANGAN REALISASI TENAGA KERJA PMA SEKTOR PERTANIAN 2005 - 2009

30000

25000

- -

cl: ii! 20000

l:i!

cl: 15000

I:>

C z 1mm

~

5000 0

2005 2006 2007 2008

- TP & Perkebun;m 13852 20609 T 13095 8.278

- Peternak.in 711 33~ + _.. 4,073 242

- Total Pertarian 14563 23917 17168 8.520

- - -

2009 6.887 204

7

(30)

BAB.IV

PERKEMBANGAN INVESTASI PMA DAN PMDN SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2010 s/d 2011

A. PMDN sektor Pertanian A.1. Periode 2010

Realisasi nilai investasi sektor pertanian pada periode tahun 2010 sebesar Rp. 8883,8 milyar yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp.8727,3 milyar, sub sektor peternakan sebesar Rp.156,5 milyar. Realisasi nilai investasi sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 13,99% terhadap nilai investasi nasional atau setara dengan Rp 60.626,3 milyar.

PERKEMBANGAN REALISASI NILAI INVESTASI PMDN SEKTOR PERTANIAN

2010

l TP & Pcrkcbunan

2 Peternakan

3 Total Pcrtanian

1%

Jumlah proyek sektor pertanian pada periode 2010 sebesar 225 proyek, yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 166 proyek, sub sektor peternakan sebesar 59 proyek. Realisasi jumlah proyek investasi sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 25,71 % terhadap jumlah proyek nasional atau setara dengan 875 jumlah proyek investasi.

27

(31)

A. 2. Periode 2011

PERKEMBANGAN REALISASI JUMLAH PROYEK PMDN SEKTOR PERTANIAN 2010

1 TP & Pcrkcbunan

50% 2 Pctcrnakan

3 Total Pcrtanian

Realisasi nilai investasi sektor pertanian pada periode 1 Januari s/d 30 September 2011 sebesar Rp. 5.404,2milyar yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp.5.303,3 milyar, sub sektor peternakan sebesar Rp.100,9milyar. Realisasi nilai investasi sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 10,40% dari nilai investasi nasional atau setara dengan Rp 51.978,40 milyar.

PERKEMBANGAN REALISASI NILAI INVESTASI PMDN SEKTOR PERTANIAN 2011

1 TP & Pcrkcbunan

2 Pctcrnakan

3 Tola I Pcrtanian

1%

(32)

Jumlah proyek sektor pertanian padaperiode 1 Januari s/d 30 September 2011 sebesar 274 proyek, yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 250 proyek, sub sektor peternakan sebesar 24 proyek.

Realisasi jumlah proyek investasi sektor pertanian memberi sumbangan

sebesar 25,4 % dari jumlah proyek nasional a tau setaradengan 10 79 proyek.

Pencapaian realisasi nilai investasi sektor pertanian pada periode 1 Januari s/d 30 September 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 baru mencapai sekitar 60,83%. Sedangkan jumlah proyek investasi tahun 2011 lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 21%.

PERKEMBANGAN REALISASI JUMLAH PROYEK PMDN SEKTOR PERTANIAN 2011

50%

B. PMA Sektor Pertanian B.1. Periode2010

1 TP & Perkebunan

2 Peternakan

3 Total Pertanian

Realisasi nilai investasi sektor pertanian pada periode tahun 2010 sebesar US

$755,6 juta yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar US $.750 Juta, sub sektor peternakan sebesar US$.4.7 juta. Realisasi nilai

29

(33)

investasi sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 13,99% terhadap nilai investasi nasional atau setara dengan US$. 16.214, 80 juta.

PERKEMBANGAN REALISASI NILAI INVESTASI PMA SEKTOR PERTANIAN

2010

1 TP & Perkebunan

2 Peternakan

3 Total Pertanian

1%

Jumlah proyek investasi sektor pertanian pada periode 2010 sebesar 166 proyek , yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 158 proyek, sub sektor peternakan sebesar 8 proyek. R=lalisasi jumlah proyek investasi sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 5,39 % dari jumlah proyek nasional atau setara dengan 3.081 proyek.

PERKEMBANGAN REALISASI JUMLAH PROYEK PMA SEKTOR PERTANIAN 2010

1 TP & Perkebunan

50% 2 Peternakan

3 Total Pertanian

(34)

B.2. Periode 2011

Realisasi nilai investasi sektor pertanian pada periode 1 Januari s/d 30 September 2011 sebesar US$.1031,8 Juta yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$.1030,9 Juta, sub sektor peternakan sebesar US$.0,9 juta. Realisasi nilai investasi sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 7, 19 % dari nilai investasi nasional atau setara dengan US$14.344,6 Juta.

PERKEMBANGAN REALISASI NILAI INVESTASI PMA SEKTOR PERTANIAN 2011

1 TP & Perkcbunan

2 PetcrnakJn

3 Total Pertanian

1%

Jumlah proyek sektor pertanian padaperiode 1 Januari s/d 30 September 2011 sebesar 246 proyek, yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar 243 proyek, sub sektor peternakan sebesar 3 proyek. Realisasi jumlah proyek investasi sektor pertanian memberi sumbangan sebesar 6,84 % dari jumlah proyek nasional atau setara dengan 3594 proyek.

31

(35)

PERKEMBANGAN REALISASI JUMLAH PROYEK PMA SEKTOR PERTANIAN 2011

1 TP & Pcrkcbunan

50%

2 Pctcrna kan

3 Total Pert nian

Pencapaian realisasi nilai investasi sektor pertanian pada periode 1 Januari s/d 30 September 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 lebih besar sebesar 35,5 %. Sedangkan jumlah proyek investasi tahun 2011 lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 48, 2%

(36)

BAB. V

KINERJA INVESTASI SEKTOR PERTANIAN

Pemantuan kinerja PMDN sektor pertanian periode 2005 - 2009 dibandingkan periode 2000-2004, realisasi investasi PMDN secara total mengalami peningkatan 273, 11 % (dari Rp. 3.414,2 milyar menjadi Rp. 12. 738, 7 milyar).

Sedangkan kinerja PMA, realisasi investasi PMA secara total naik sebesar 117,9% (dari US$ 589,5 juta menjadi US$ 1.031juta).

Untuk penyerapan tenc:.ga kerja, pada periode 2005- 2009 dibandingkan periode 2000-2004, jumlah tenaga kerja untuk PMDN naik sebesar 228,8% (dari 33.505 orang menjadi 110.151 orang). Sedangkan untuk PMA penyerapan tenaga kerja naik 64,8% (dari 40.224 orang menjadi 66.274 orang).

lnvestasi sektor pertanian perode 2000 s.d 2011 berfluktuatif dan cenderung menurun khususnya investasi subsector peternakan. Menurunnya investasi sector pertanian ini dinilai meresahkan mengingat sector pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Pada tahun 2011, Kementerian Pertanian menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 44, 1 juta orang. Target tersebut sangat diperlukan untuk mencapai target produksi pangan tahun ini yaitu padi 68,8 juta ton, jagung 22 juta ton, kedelai 1,01 juta ton, gula 3,87 juta ton, dan daging sapi 0,439 juta ton.

Faktor penghambat investasi sektor pertanian antara lain birokrasi yang tidak ramah investor, prosedur berbelit, tidak transparan, dan tenggang waktu tak pasti sehingga menciptakan ekonomi biaya tinggi.Selain itu, status lahan yang tidak jelas, infrastruktur yang kurang memadai, serta informasi soal potensi, peluang, prospek, dan prosedur investasi kurang. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia mengingatkan, masuknya investasi merupakan kunci menaikkan pendapatan

33

(37)

dan daya beli masyarakat. Daya beli tumbuh akan mampu menggerakkan ekonomi nasional.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk periode ke depan (2009 - 2014) Kementerian Pertanian bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sepakat mengembangkan investasi sector pertanian skala kecil menengah serta mengedepankan non land based investment. Hal ini dilakukan lantaran pengembangan sector pertanian terkendala keterbatasan lahan. Untuk mendorong peningkatan investasi tersebut, Kementerian Pertanian dan BKPM akan bekerjasama untuk melakukan promosi-promosi baik dalam maupun luar negeri.

(38)

D A FTAR LAMPIRAN 1

DATA PERKEMBANGAN REALISASI PMA DAN PMDN SEKTOR PERTANIAN

TAHU 2000 SID 30 SEPTEMBER 2011

(39)

PERKEMBANGAN REALISASI PMDN INVESTASI SEKTOR PERTANIAN 2000 -2004

2000 -2004

No Sub sek10f

p 1 Tanaman pangan dan perkebunan 12

2 Petemakan 4

3 Jumlah Pertanlan 16

4 NonPertaruan 284

5 Total Penanaman modal 300 6 % Pertanian thd Total 5.3%

7 8

% pertumbuhan tan pang & perkebunan

% Penumbuhan petemakan

% pertumbuhan pettanian

P = Jumlah proyek I = Nilai lnvestasi (Rp. milyar) TK: Jumlah Tenaga Kerja

2000 2001

I TK p I

12925 8971 8 602.8

158.8 407 1 210.6

14513 9378 9 8134

20586 7 139895 149 90674 22,038 149,273 158 98808

66% 6.3% 5.7% 82%

-33% -53%

-75% 33%

-44% -44%

2002 2003

TK p I TK p I TK

6763 2 292.7 5210 1 77.5 4,929

1887 2 2224 596 3 29,9 388

8650 4 5151 5.806 4 1074 5,315

62420

""

11514.2 48,190 115 11,782.6 43,904

71,070 108 12,029 53,996 119 11,8900 49,219

12.2"' 3.7% 43% 108% 3.4% 09% 108%

-25% -75% -51% -23% -50% -74% -5%

364% 100%

'"

-68% 50% -87% ·35%

-8% -56% -37% -33% 0% -79% .a%

PERKEMBANGAN REALISASI

PM DN

INVESTASI SEKTOR PERTANIAN 2005 - 2009

2005 · 2009

No Subsekto<

p 1 Tanaman pangan dan perkebunan 10

2 Petemakan 2

3 JumlahPertanian 12

4 NonPertanian 151

5 Total Penanaman modal 163 6 % Pertanian thd Total 7.36 7 % pertumbuhan Ian pang & pe~ebunan 8

9

% Pertumbuhan petemakan

% pertumbuha/\ pertanian

P = Jumlah proyek I = Nilai lnvestasi (Rp. milyar)

2005 I 15801

94.3 1674.4 102984 11972.8 13.99

2006

TK p I

13315 20 3443

136 7 115.6

13453 27 35586 65257 135 170904 78710 162 20649 17.09 16.67 17.23

100% 118%

250% 23%

125% 113%

2007 2008

TK p I TK p I TK

34,125 18 3528.8 28,633 4.0 1,1841 14,045

744 1 1451 999 2.0 50.4 217

34,869 19 3674 29,632 6 1234.5 14262

44,378 140 31204 7 57159 233 191289 53005 79,247 159 34878.7 86,891 239 20363.4 67267 44.00 11.95 10.53 34.10 2.51 6.06 21.20

156% -10% 2% -16% -78% -68% -51%

439% -66% 26% 34% 100% -65% -78%

159% -30% 3% -15% -68% -68% -52%

2004 TOTAL RATA RATA

p I TK p I TK p I TK

4 507.4 4,260 27 2,7729 30,133 54 55458 6026.6

3 19.6 96 13

'"'

3,372 2.6 12826 674.4

7 527 4,356 40 J,41'2 33,SOS

• ""'

6701

122 14737.7 57,502

"'

67,6S86 351,911 15-U 13537.72 70382.2

129 15264.7 61,858 81• 71,1028 385,416 1628 1422056 77083 2

5.4% 3.5% 70% 491 480 8.69

.,,.

" "

,.,.

300% 555% -14% 35.4" 94.1" -16.6"

0% -34% -75% 18.8" -207" 462"

75% 391% -18% -6.1"

'""

-16.1"

2009 TOTAL RATARATA

p I TK p I TK p I TK

16 2,3091 16.762 68.0 12,0452 106,880 13.60 2,40904 21,376

7 288.0 1,173 19.0 693S 3,271 l.80 13870 654

23 2,597 17,935 870 12,7387 110,ISI 1740 2,54774 22,030 225 35,203 57.642 8840 lll,92S0 277,541 176.80 22,585.00 SS,S08 248 37,799.8 75,577 971.0 125,663.7 387,691 194.20 25,132.74 77,538

8.49 8.75 23.73 8.96 10,14 28.41 1.79 6

200% 60% 19%

200% 417% 441%

200% 75% 26%

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa iklan rokok A Mild versi “Gelar” ini mengandung pesan kritik sosial dalam bentuk sindiran, bahwa di tengah kondisi

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riswan dan Affandi (2014) yang menerangkan bahwa rasio kemandirian berpengaruh positif terhadap belanja modal untuk

Indikasi yang jelas untuk tindakan dekompresi adalah pada kompresi ekstradural karena jaringan granulasi dengan komponen cairan yang menekan medula spinalis, dan dengan

Fokus utama penelitian ini adalah pada proses Management of Change yang diterapkan perusahaan dengan mengkaitkan proses ini pada empat faktor sebagai hasil penelitian yang

Rasa ingin tahu dan pedulis sosial sebagai dua karakter yang dikembangkan dalam Program Pengu- atan Pendidikan Karakter sangat efektif dan efisien dilakukan dengan menerapkan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa variabel total quality management memberikan pengaruh terhadap fungsi audit internal dengan total

[r]

Pada bab ini akan menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan pada proses pengembangan perangkat lunak yang merupakan alat penelitian yang akan digunakan untuk