EVALUASI LITERASI INFORMASI MAHASISWA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial ( S. Sos ) dalam bidang
Ilmu Perpustakaan dan Informasi
RAMASTA PURBA 140709103
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN
2018
ABSTRAK
Purba, Ramasta. 2018. Evaluasi Literasi Informasi Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Literasi Informasi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Stambuk 2014, 2015 2016 dan 2017 dengan menggunakan Empowering 8 (E8). Model Empowering 8 memiliki delapan tahapan yaitu: kemampuan untuk mengidentifikasi masalah (identifity), kemampuan untuk mengeksplorasi informasi (explore), kemampuan dalam memilih informasi (select), kemampuan untuk mengorganisasi informasi (organise), kemampuan untuk menciptakan sebuah karya (creat), kemampuan unatuk mempresentasikan hasil karya (present), kemampuan dalam menilai masukan yang diberikan Audience (assess), dan kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut kedalam kehidupan sehari hari (apply). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif kualitatif. Lokasi Penelitian di lakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Penelitian ini dilakukan pada 5-9 Juli 2018. Pengumpulam informan menggunakan teknik aksidental sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mandalam (depth interview), observasi dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa sudah mentukan subjek sebelum melakukan penelusuran informasi, sumber yang paling sering digunakan dalam mencari informasi adalah internet.
Mahasiswa sudah dapat memilih informasi yang tepat yaitu informasi dari jurnal, riset penelitian dan bukan dari blogspot, mengelompokkan dan mengumpulkan informasi di word, Informan menambahkan kata-kata sendiri dan tidak langsung mengcopy paste informasi yang di dapatkan. Informasi yang dipresentasikan melalui power point dan informasi yang di presentasikan adalah tugas kelompok, penilaian yang di berikan melalui kritik dan saran diterima karena merupakan hal yang membangun dalam memperbaiki informasi dan mahasiswa juga memilah informasi yang bisa diterapkan agar menjadi pengetahuan yang baru dalam kehidupan sehari – hari.
Kata Kunci : Literasi Informasi, Empeworing 8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih di berikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Literasi Informasi Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara“. Skripsi ini di selesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S. Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada fakultas Ilmu Budaya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penulisan, penyajian, maupun penguraian dari isinya. Untuk itu penulis mengharapakan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan penulisa pada masa yang akan dating.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusun skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M. S, selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya USU 2. Bapak Ishak, S.S., M. Hum selaku Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan Dan
Informasi Fakultas Ilmu Budaya
3. Bapak Drs. Dirmansyah, M. A selaku Pembimbing saya, dimana beliau telah membimbing saya. Rasa penghormatan dan terimakasih yang luar biasa atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasihat kepada Penulis
4. Seluruh dosen dan Staf Administrasi Program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik saya selama ini
5. Kepada Kedua orang tua saya Amansah Purba Dan Lori Sinaga yang telah mendidik, mendukung, mendoakan dan membiayai segala kebutuhan saya dan doa yang di panjatkan hingga saya dapat menyelesaikan skripsi Penulis 6. Kepada adik adik saya Benny Jhon Tuah Man Purba, Perdy Ansyah Purba,
dan Sandika Armanda Purba yang selalu memberi saya semangat dan dukungan yang luar biasa
7. Kepada sepupu tersayang Rani Waty Purba yang selalu memberi saya masukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan pantang semangat
8. Kepada sahabat – sahabat saya “Princess Jogal“ yang selalu memberi saya motivasi, dukungan, masukkan, doa dan bantuan dalam proses kuliah saya Akhir kata, penulis juga menyadari banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Medan, Agustus 2018 Penulis
Ramasta Purba 140709103
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Pengertian Literasi Informasi ... 7
2.2 Manfaat dan tujuan literasi Informasi ... 11
2.2.1 Manfaat Literasi Informasi ... 11
2.2.2 Tujuan Literasi Informasi ... 13
2.3 Keterampilan Literasi Informasi ... 15
2.4 Manfaat Kompetensi Informasi di Perguruan Tinggi ... 16
2.5 Standar Literasi Informasi di Perguruan Tinggi... 18
2.6 Model Literasi Informasi ... 20
2.7 Model Literasi Informasi Empeworing 8 ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Metode Penelitian... 30
3.2 Lokasi Penelitian ... 30
3.3 Proses Penelitian ... 30
3.3.1 Mengidentifikasi Informan ... 31
3.3.2 Mengumpulkan dan Mengorganisasikan Data ... 32
3.4 Analisis Data ... 32
3.4.1 Reduksi Data ... 33
3.4.2 Penyajian Data ... 33
3.4.3 Verifikasi Data Dan Penarikkan Kesimpulan ... 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.6 Jenis Dan Sumber Data ... 35
3.7 Keabsahan Data ... 36
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ... 38
4.1 Karakteristik Informan ... 35
4.2 Kategori ... 36
4.2.1 Mengidentifikasi Topik ... 36
4.2.2 Mengeskplorasi Informasi ... 39
4.2.3 Memilih Informasi ... 41
4.2.4 Mengorganisasikan Informasi ... 43
4.2.5 Penciptaan Informasi ... 45
4.2.6 Presentasi ... 47
4.2.7 Akses ... 48
4.2.8 Menerapkan Informasi ... 50
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR LAMPIRAN ... 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Empowering 8 ... 24
DAFTAR TABLE
Tabel 2.1 Langkah Empowering 8 ... 24
Tabel 2.2 Daftar Informan ... 24
Tabel 4.1 Daftar karakteristik Informan... 35
Tabel 4. 2 Rangkuman hasil penelitian ... 52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Informasi sangat dibutuhkan sebagai penunjang kegiatan dalam pendidikan agar lebih efektif dan efisien. Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk mendapatkan informasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Tingkat kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan seberapa baik hasil dari analisis informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan. Kemampuan untuk mengidentifikasi, mencari, menemukan, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi sebagai suatu keterampilan diperlukan karena mengubah dan membangun seseorang menjadi individu pembelajaran seumur hidup (lifelong learning).
Konsep literasi sendiri bermula dari pendidikan pemakai di perpustakaan. Prinsip kegiatan yang ada dalam pendidikan pemakai sama dengan apa yang akan dikembangkan melalui program-program literasi informasi, yaitu mengembangkan kemampuan pengguna dalam menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumber daya secara kritis, menggunakan informasi untuk keperluan tertentu.
Informasi terdapat dimana-mana, mudah menyebar dengan bantuan teknologi dan terdapat berbagai macam pilihan. Melahap begitu saja bukanlah tindakan yang tepat dalam menyambut informasi. Kelimpah baruan informasi menuntut penampilan mengelola, mencermati, dan menyaring secara efisien. Kemampuan literasi informasi oleh mahasiswa agar mampu mengevalusi secara kritis dan memanfaatkan informasi dari berbagai sumber. Memanfaatkan informasi lebih dari sekedar merepleksikan informasi namun harus bisa secara kreatif menciptakan pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya.
Pesatnya perkembangan jenis informasi yang tersedia dalam berbagai media membutuhkan keahlian kita untuk memahami kebutuhan informasi, mencari lokasi, temu kembali dan mengevaluasi kualitas dari informasi yang kita akses. Saat ini telah tersedia begitu banyak bahan, isi, dan sumber informasi, terutama pada internet, yang sangat cepat perubahan ketepatan, reliabilitas dan nilainya. Perkembangan teknologi internet telah mengubah paradigma dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Melalui keberadaan internet mahasiswa mampu mendapatkan informasi yang dibutuhkan dimanapun dan kapanpun tanpa terhalang ruang dan waktu.
Seorang yang literasi informasi harus mampu meyadari kebutuhan informasi dan kapan informasi tersebut diperlukan, mengidentifikasi dan menemukan lokasi informasi yang dibutuhkan, mamanfaatkannya secara efektif, legal dan etis, dan mengkomunikasikannya. Terdapat beberapa model Literasi Informasi yaitu: The Big
6 Skill, The Seven Pillars of Information Literacy, Bruce’s Seven Faces of Information Literacy, McKinsey Model, dan Empowering Eight (E8)
Dari kelima model diatas penulis memilih Empeworing 8 sebagai tolak ukur untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menelusur informasi. Alasan peneliti memilih model Empowering 8 karena terdapat perbedaan dan bisa disebut sebagai kelebihan dari model Empowering 8 dengan model- model literasi lainnya, yaitu terdapat pada tahapan assess (penilaian) dan apply (penerapan), karena pada tahapan ini dapat merefleksikan apa yang telah dicapai dengan kendala atau kesulitan yang akan dihadapi.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah salah satu Program Studi Sarjana Strata S1 di Universitas Sumatera Utara (USU). Berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) setiap lulusan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat USU memiliki capain pembelajaran yaitu memiliki kualifikasi menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat; mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang ilmunya mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan terhadap mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat seorang mahasiswa mengalami kesulitan ketika harus menemukan informasi dengan tepat. Sehingga dalam beberapa kali mahasiswa tersebut mengetikkan kata kunci tidak langsung mendapatkan informasi yang dicari.
Ini mengindentifikasi bahwa mahasiswa kurang paham dalam memformulasikan kata kunci atau merumuskan masalah dalam pencarian informasi yang dibutuhkan. Selain itu, seorang mahasiswa yang ditemui peneliti menyatakan bahwa tidak semua informasi yang didapatkan dapat menyelesaikan tugas dalam perkuliahannya, setelah informasi ditemukan mahasiswa cenderung tidak dapat mengolah dan mengevaluasi sumber informasi yang dibutuhkannya yang berhubungan dengan kemampuan literasi informasi.
Dilatar belakangi pemikiran tersebut, penulis berkeinginan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dan ketepatan mahasiswa dalam menelusur informasi dengan menggunakan internet. Sehingga penulis memilih judul penelitian, “Evaluasi Literasi Informasi dengan Menggunakan Empowering 8 pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah literasi informasi Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat USU dengan menggunakan model Empowering 8 (E8).
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat USU dengan menggunakan model Empowering 8 (E8).
1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, hasil penelitian ini dapat dijadikan barometer terhadap sejauh mana kompetensi literasi informasi yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara Stambuk 2014, 2015, 2016 dan 2017 agar literasi mahasiswa dapat di tingkatkan lagi.
2) Peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan tambahan dalam melakukan penelitian selanjutnya di bidang literasi informasi.
3) Perkembangan ilmu pengetahuan, untuk menambah khasanah dalam bidang ilmu perpustakaan khususnya pada bidang literasi informasi
4) Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai literasi informasi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mengenai literasi informasi menggunakan model Empeworing 8 meliputi kemampuan: 1). kemampuan untuk mengidentifikasi masalah (identifity), 2). kemampuan untuk mengeksplorasi informasi (explore), 3).
kemampuan dalam memilih informasi (select), 4). kemampuan untuk mengorganisasikan informasi (organise), 5). kemampuan untuk menciptakan sebuah karya (creat), 6). kemampuan unatuk mempresentasikan hasil karya (present), 7).
kemampuan dalam menilai masukan yang diberikan Audience (assess), dan 8) kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut kedalam kehidupan sehari hari (apply)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Literasi Informasi
Secara umum literasi informasi di artikan sebagai kemelekan informasi atau keberaksaraan. Menurut kamus Bahasa Inggris literacy adalah kemelekan huruf dan kemampuan membaca sedangkan information adalah informasi. Jadi Literasi informasi adalah kemelekan informasi. Definisi tentang literasi informasi sangat banyak dan terus berkembang sesuai kondisi waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Bundy (2009:200) “Literasi informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan memanfaatkan informasi”.
Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, , mengorganisasi dan menggunakan informasi secara efektif untuk pembelajaran secara formal dan informal, memecahkan masalah, membuat keputusan dalam dunia pekerjaan maupun Pendidikan ( Bruce, 2003)
Literasi Informasi sebagai sebuah kemampuan generik yang merupakan kompetensi kunci untuk meningkatkan kemampuan belajar secara mandiri sesorang dan mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas dalam laporan penelitian America Library Association (ALA) (1989:10) dikatakan bahwa “information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and
use effectivelly the needeed information”. Yang berarti literasi informasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal informasi yang dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi tersebut secara efektif.
Di negara maju, seperti Amerika, beberapa disiplin ilmu mempertimbangkan literasi informasi sebagai hasil utama siswa di perguruan tinggi (American Library Association, 2000:4) sebab membangun pemelajar seumur hidup merupakan misi pendidikan tinggi. Literasi informasi memastikan setiap individu memiliki kemampuan intelektual untuk berpikir kritis dan berargumentasi, serta belajar bagaimana cara belajar. Itu sebabnya literasi informasi selalu dikaitkan dengan pemelajaran seumur hidup (life long learning). Menurut Chan Yuen Chin (2001:1):
1. Literasi informasi sangat penting untuk kesuksesan belajar seumur hidup.
2. Literasi informasi merupakan kompetensi utama dalam era informasi.
3. Literasi informasi memberi kontribusi pada perkembangan pengajaran dan pembelajaran.
Paul Zurkowsky adalah orang pertama yang menggunakan konsep literasi informasi menyatakan bahwa orang yang terlatih untuk menggunakan sumber - sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka disebut orang yang melek informasi (information literate). Mereka telah mempelajari teknik dan kemampuan menggunakan alat-alat dan sumber utama informasi dalam pemecahan masalah mereka (Behrens, 1994:310).
Konsep ini didukung oleh Burchinal dengan menyatakan: “Untuk menjadi orang yang literasi informasi, dibutuhkan serangkaian keahlian, antara lain bagaimana cara mencari dan menggunakan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara efektif dan efisien (Burchinal dalam Diane Lee, 2002:1). Di pertengahan 1980an pemanfaatan teknologi informasi (TI) mulai berdampak pada kebutuhan penanganan informasi. Sebagaimana dikatakan Demo dalam Behrens (1994:312) bahwa literasi informasi merupakan awal dari proses pemelajaran seumur hidup.
Kuhlthau (1987:2) memberikan sudut pandang yang tidak jauh berbeda, yaitu bahwa literasi informasi lebih mengarah ke functional literacy, yang mencakup kemampuan membaca dan menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mengetahui suatu informasi yang diperlukan dan menelusuri informasi untuk mengambil keputusan yang tepat.
Sedangkan Behrens (1994: 313) memandang literasi informasi dengan cakupan yang lebih luas. Mereka mendefinisikan lietrasi informasi sebagai pemahaman peran dan kekuatan informasi, yakni: memiliki kemampuan untuk menemukan, memanggil ulang informasi; mempergunakannya dalam pengambilan keputusan; serta memiliki kemampuan untuk menghasilkan serta memanipulasi informasi dengan menggunakan proses elektronik.
Dari beberapa uraian di atas, maka pengertian literasi informasi adalah kemampuan atau keterampilan seseorang dalam mengartikan, mengidentifikasi, mengelompokkan,
mengolah, menilai dan mempergunakan informasi tersebut dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi. Penguasaaan akan teknologi informasi juga menjadi hal yang penting dalam mendapatkan informasi yang efektif dan efisien. Itu sebabnya Literasi informasi akan menjadi proses pembelajaran seumur hidup dan menjadi bekal dalam menemukan informasi.
2.2 Manfaat dan Tujuan Literasi Informasi 2.2.1. Manfaat Literasi Informasi
Literasi informasi sangat di perlukan dalam pencarian informasi, apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi yang menciptakan ledakan informasi sehingga manusia dapat dengan mudah mengakses informasi yang di butuhkan. Tidak dapat di pungkiri bahwa orang yang menguasai informasi akan menguasai dunia. Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.
Menurut Adam (2009:1) bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu
1. Membantu mengambil keputusan. Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan suatu persoalan. Kita harus mengambil keputusan ketika memecahkan masalah, sehingga dalam mengambil keputusan tersebut seseorang harus memiliki informasi yang cukup
2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan. Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar.
Semakin terampil dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan
menggunakan informasi, semakin terbukalah kemampuan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar secara mandiri.
3. Menciptakan pengetahuan baru. Suatu negara dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah, sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.
Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi informasi adalah:
1. Untuk pelajar
Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumbersumber informasi.
2. Untuk masyarakat
Literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan dalam lingkungan pekerjaan. Mereka mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat keputusan misalnya saat mencari bisnis atau mengelola bisnis dan berbagi informasi dengan orang lain
3. Untuk pekerja
Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh. Bagi pekerja, dengan memiliki literasi informasi akan mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan.
Menurut Association of College and Research Library (ACRL: 2001,1) setelah menguasai keterampilan literasi informasi individu akan bisa:
1. Menentukan batas informasi yang diperlukan.
2. Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien.
3. Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis.
4. Memadukan sejumlah informasi yang terpilih menjadi dasar pengetahuan seseorang.
5. Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
6. Mengerti masalah ekonomi, hukum, dan soisal sehubungan dengan penggunaan informasi, serta mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa manfaat Literasi Informasi adalah menjadi pembelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat dan dapat digunakan oleh semua orang (pelajar, pekerja, dan masyarakat) untuk menyesaikan masalah yang di hadapi. Dalam literasi informasi tidak hanya perlu pintar namun juga harus mau mengulang secara terus menerus sampai menguasai informasi tersebut sehingga dapat mengabungkan informasi yang lama dengan yang baru dan menciptkan informasi yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan masalah.
2.2.2. Tujuan Literasi Informasi
Untuk memperoleh kebutuhan informasi yang akurat dan efisien, seseorang harus dapat mengidentifikasi informasi, memikirkan sumber tempat penelusuran informasi, sebanyak apa informasi yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengevaluasi informasi tersebut. Kemampuan seseorang untuk memperoleh dan memanfaatkan informasi sangat tergantung pada keterampilan atau kecakapan seseorang yang akan berbeda dengan yang lain. Menurut Potter, W. James (2004:3) yang mengatakan bahwa tidak
semua orang dapat mengakses informasi secara akurat, terpercaya, berasal dari sumber dengan otoritas yang baik, kecuali orang tersebut secara akademis memiliki kemampuan dan kecakapan mencari informasi dengan baik, menyitir pernyataannya adalah sebagai kaum/kalangan terpelajar.
O‟ Connor, L. Dan Newby, J (2011:55) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan memahami dasar penelusuran telah mendapatkan dasar yang kuat untuk mengumpulkan, menyaring, memilah dan proses konsolidasi.
Menurut Wijetunge (2005:33) dengan memiliki keterampilan literasi informasi maka seorang individu mampu:
1. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi dasar dalam membuat keputusan.
2. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan.
3. Memformulasikan kebutuhan informasi.
4. Mengidentifikasi sumber informasi potensial.
5. Mengembangkan strategi penelusuran yang sukses.
6. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
7. Mengevaluasi informasi.
8. Mengorganisasikan informasi.
9. Menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang.
10. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam menggunakan alat penelusuran internet.
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka literasi informasi memiliki tujuan dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan masyarakat.
2.3. Keterampilam Literasi Informasi
The American Library Association (1989) mendefinisikan literasi informasi sebagai istilah yang diterapkan terhadap keterampilan- keterampilan informasi untuk memecahkan masalah, yang terdiri dari tujuh keterampilan, yaitu:
1) Mendefinisikan kebutuhan informasi, yaitu kemampuan seseorang dalam mengetahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi. Namun, dia sadar bahwa disekililingnya ada banyak sumber-sumber yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalahnya.
2) Menetapkan strategi pencarian, yaitu sebuah proses sebelum pencarian yang dengannya seseorang mampu mengorganisir data yang saat ini telah diketahuinya kedalam beberapa kategori atau subjek, mengidentifikasi sumber-sumber yang berpotensi tentang bahan tambahan ke dalam kategori-kategori atau subjek dan menetukan kriteria untuk sumbersumber yang potensial, kemuktahiran, bentuk/format, dan sebagainya.
3) Mengumpulkan sumber-sumber, yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan proses pengumpulan berbagai sumber yang diperlukan baik dalam bentuk tercetak dan non-tercetak, online dan komputerisasi, interview antar pakar, permohonan dokumen-dokumen pemerintah yang cocok, konsultasi dengan para pustakawan dan para pakar lainnya untuk saran-saran tentang sumber-sumber tambahan yang diperlukan
4) Menilai dan memahami informasi, yaitu proses mengorganisir dan menyaring dan meneliti kata kunci dan topik-topik terkait, mengevaluasi otoritas dari sumber-sumber, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, pandangan-pandangan beberapa keberpihakan, dan kemudian kalau perlu, memperjelas kembali pertanyaan untuk pencarian informasi yang dibutuhkannya.
5) Menerjemahkan informasi melibatkan analisa, sintesa, evaluasi dan pengorganisasian data terseleksi untuk penggunaan dan kemudian menarik sebuah kesimpulan dari semua yang terkait dengan penelitian tersebut.
6) Mengkomunikasikan informasi, yaitu berbagai informasi dengan cara memberikan manfaat kepada orang lain dari pertanyaan riset, dalam bentuk laporan, poster, grafik, atau yang lainnya.
7) Mengevaluasi produk prosesnya, yaitu melakukan evaluasi terhadap produk dan proses penelitian yang dilakukannya. Keterampilan dalam mengevaluasi tersebut akan dapat menentukan sejauh mana baiknya data yang diperoleh memenuhi apa yang menjadi tujuan dari pada suatu penelitian yang dikerjakannya.
Dari uraian di atas keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam memperoleh informasi adalah dengan memahami informasi, mengidentifikasi informasi yang akan dicari, menetapkan strategi yang informasi akan dicari, mencari dan mengumpulkan sumber, memahami informasi yang didapatkan, menganalisis informasi, mengkomunikasikan informasi tersebut kepada orang lain dan mengevaluasi hasil informasi.
2.4 Manfaat Kompetensi Literasi InformasPerguruan Tinggi
Pendidikan seseorang memiliki peran penting dalam kemampuan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Saat ini literasi informasi merupakan menjadi komponen yang penting di perguruan tinggi. Breivik (1991:1) menyarankan agar literasi informasi menjadi bagian penting dalam pendidikan. Proses tersebut akan berjalan dengan baik bila didukung oleh kompetensi literasi informasi.
Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL) (2000:4), literasi informasi pada perguruan tinggi bermanfaat dalam pembelajaran sepanjang hayat yang akan menjadi dasar dalam pekerjaan dan karier di masa yang akan datang Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi dibutuhkan dalam implementasi
kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk memanfaatkan sumber informasi dalam berbagai format.
Hal yang sama juga dikatakan oleh California State University (2009:204) bahwa manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi yaitu:
1) Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa ke berbagai sumber informasi yang terus berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan berlimpah.
Informasi tersedia melalui perpustakaan, sumber-sumber komunitas, organisasi khusus, media dan internet.
2) Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.
3) Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan.
Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut.
4) Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimilikinya maka individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka diketahui bahwa literasi informasi merupakan kunci utama di perguruan tinggi dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik. Mahasiswa yang memahami literasi informasi akan mampu beajar secara mandiri, berhadapan dengan berbagai sumber informasi dan menjadi bekal dalam pelaksanaan pembelajaran sepanjang hayat di era globalisasi informasi ini.
2.5. Standar Literasi Informasi bagi Perguruan Tinggi
Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan Direksi Association of College and Research Libraries (ACRL) pada 18 Januari 2000. ACRL telah mengeluarkan lima standar literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima standar tersebut memiliki 20 indikator. Standar literasi ini berisi daftar sejumlah kemampuan yang digunakan dalam menentukan kemampuan seseorang dalam memahami informasi. Dalam standar ini terdapat cara bagaimana mahasiswa dapat berinteraksi dengan informasi. Standar ini juga digunakan oleh fakultas, pustakawan dan staff lainnya dalam mengembangkan metode untuk mengukur pembelajaran mahasiswa sesuai dengan misi institusi tersebut.
Standar literasi informasi ACRL (2000:8) tersebut yaitu:
1) Mahasiswa yang literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan.
a. Mahasiswa mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasinya.
b. Mahasiswa mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk sumber informasi yang potensial.
c. Mahasiswa mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan.
d. Mahasiswa mengevaluasi kembali sifat dan batasan informasi yang dibutuhkan.
2) Mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien.
a. Mahasiswa memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
b. Mahasiswa membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif.
c. Mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan menggunakan berbagai metode.
d. Mahasiswa memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan.
e. Mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumbersumbernya.
3) Mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan.
a. Meringkas ide utama yang dikutip dari informasi yang dikumpulkan.
b. Mahasiswa menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya.
c. Mahasiswa mampu mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru.
d. Mahasiswa membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik lainnya dari informasi.
e. Mahasiswa menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak terhadap sistem nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyatukan perbedaan.
f. Mahasiswa menentukan bila query perlu direvisi.
4) Mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien.
a. Mahasiswa menerapkan informasi baru dan yang lama untuk merencanakan dan menciptakan hasil.
b. Mahasiswa merevisi proses pengembangan untuk hasil.
c. Mahasiswa mengkomunikasikan hasil secara efektif kepada orang lain.
5) Mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum dan sosial sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis dan hukum.
a. Mahasiswa memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek sosial mengenai informasi dan teknologi informasi.
b. Mahasiswa mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi, dan etika yang berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi.
c. Mahasiswa mengetahui penggunaan sumber-sumber informasi dalam mengkomunikasikan informasi.
2.6 Model Literasi Informasi
Istilah model diartikan sebagai tiruan dari kenyataan sebenarnya. Lebih jelas lagi diuraikan oleh Murdick dan Ross dalam Amirin (1996:76) sebagai berikut:
“We can solve both simple and complex problems of the practical word if we concentrate on some portion or some key features instead of on every detail of real life. This approximation or abstraction of reality, which we may construct in various forms, is a called model”.
Yang berarti kita dapat memecahkan masalah lebih sederhana dan kompleks dengan kata kata yang lebih mudah digunakan dan jika kita konsentrasi terhadap bagian tersebut, akan menghasilkan kata yang lebih istimewa daripada ketelitian dari kehidupan yang sesungguhnya. Perkiraan atau abstrak dari kenyataan, yang mungkin di bangun dengan lebih bereaneka ragam inilah yang disebut sebagai model. Jadi model dalam istilah Murdick dan Ross merupakan abstraksi realitas, suatu penghampiran kenyataaan, sebab model tidak bisa menceritakan perincian atau detail kenyataan tersebut, melainkan hanya porsi atau bagian penting saja.
Sepanjang tahun 1980-an pustakawan dan pendidik yang berpengalaman mulai tertarik akan keterampilan informasi, pendidik menemukan pendekatan proses keterampilan informasi bisa diterapkan dalam kurikulum. Di akhir 1980-an dan awal 1990-an, keterampilan informasi menjadi fokus para peneliti. Di tahun 1990-an, model literasi mulai bermunculan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang menuntut model yang bisa mendapatkan informasi secara efektif dan efisien.
Model literasi informasi yang telah dibuat melalui penelitian oleh berbagai pustakawan dan ahli dalam bidang temu balik informasi antara lain:
A. The Big6™
The Big6™ dibuat Eisenberg and Berkowitz di tahun 1990 dengan keterampilan 1. Definisi Tugas
1.1 Definisikan masalah informasi yang dihadapi
1.2 Identifikasi informasi yang diperlukan 2. Strategi Mencari Informasi
2.1 Menentukan semua sumber yang mungkin 2.2 Memilih sumber terbaik
3. Lokasi dan Akses
3.1 Tentukan lokasi sumber secara intelektual maupun fisik 3.2 Menemukan informasi dalam sumber
4. Menggunakan Informasi
4.1 Mengikat (membaca, mendengar, melihat, menyentuh) 4.2 Ekstrak informasi yang relevan
5. Sintesis
5.1 Mengorganisir dari banyak sumber 5.2 Sajikan informasi
6. Evaluasi
6.1 Nilai produk yang dihasilkan dari segi efektivitas 6.2 Nilai proses dari segi efisiensi (www://big6.com) B. EMPEWORING 8
Empeworing 8 dibuat tahun 2005 dalam workshop internasional yang diprakarsai UNESCO, sekarang menjadi hak milik intelektual NILIS Sri lanka, dengan keterampilan:
1. Identify (Identifikasi) 2. Explore (Eksplorasi) 3. Select (Memilih)
4. Organise (Mengorganisir) 5. Create (Menciptakan) 6. Present (Menyajikan) 7. Assess (Menaksir) 8. Apply (Menerapkan)
(www.cmb.ac.lk/academic/institutes/nilis/reports/InformationLiteracy.pdf) C. Seven Pillars
Seven Pillars Model dibuat SCONUL, di tahun 1999 dengan keterampilan:
1. Mengenal kebutuhan informasi
2. Membedakan cara mengatasi kesenjangan, mengetahui sumber informasi 3. Membangun strategi untuk menentukan lokasi informasi
4. Menentukan lokasi dan akses informasi
5. Membandingkan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda
6. Mengorganisir, menerapkan dan mengkomunikasikan informasi ke orang lain dengan cara yang sesuai dengan situasi
7. Menyatukan dan membangun atas informasi yang ada dan mendukung penciptaan ilmu baru.
(www.sconul.ac.uk/groups/information_literacy/sp/sp/model.html) D. Information Search Process (ISP)
Dibuat Carol Kuhlthau di tahun 1989 dengan keterampilan:
1. Initiation (Pengenalan) 2. Selection (Seleksi) 3. Exploration (Eksplorasi) 4. Collection (Koleksi)
5. Search closure (Menutup pencarian)
6. Presentation (Presentasi) (http://virtualinquiry.com/inquiry/ips.htm) E. Information Skill
Dibuat Irving dengan keterampilan:
1. Formulation (Merumuskan) 2. Mengidentifikasi (Identification) 3. Tracing (Melacak)
4. Examining (Menelaah) 5. Using (Menggunakan) 6. Interpreting (Menafsirkan) 7. Shaping (Membentuk)
8. Evaluating (Mengevaluasi) (http://virtualinquiry.com/inquiry/irving.htm) 2. 7 Model Literasi Informasi Empeworing 8 (E8)
Menurut Wijetunge, Alahakoon (2004:33) Empeworing 8 (E8) adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh Internasional Federation of Library Assocation and Instutations (IFLA-ALP) dan Nasional Institute of Library and Library Scinces (NILIS) di adakan pertama kali Sri Lanka pada bulan November 2004, dan yang kedua di Patiala (India) pada bulan November 2005 (Internasional
Workshop on Information Skill for Learning “Empowering 8”).Workshop ini dihadiri oleh sepuluh Negara yaitu, Bangladesh,India, Indonesia, Maldiva, Malaysia, Nepal, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.
Penemuan Empeworing 8 menjadi suatu hal yang sangat penting dari model model literasi lainnya karena gabungan budaya dan kondisi yang ada di berbagai negara.
Model ini sangat cocok di gunakan di negara Asia Tenggara. Peserta workshop bekerja selama 5 hari dari mengidentifikasi yang dibutuhkan model literasi informasi sampai menggabungkan model yang berbeda untuk mengembangkan Empeworing 8 sesuai dengan yang dibutuhkan wilayah local.
Menurut Wijetunge (2004:31-41) model ini terdiri dari 8 tahapan keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai oleh seseorang. Keterampilan tersebut adalah:
1) Mengidentifikasi topik
Pada tahap ini kita dapat mengidentifikasi topik / subjek, menentukan dan memahami cara menyelesaikan masalah dengan tepat sesuai, format yang relevan, kata kunci, jenis sumber informasi yang digunakan dan strategi penelusuran
2) Eksplorasi Informasi
Pada tahap ini kita harus menjajah atau melakukan pencarian informasi sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Lakukan wawancara, kunjungan ke lapangan atau mengikuti penelitian luar lainnya
3) Memilih Informasi
Pada tahap ini memilih informasi yang paling tepat dari sejumlah besar sumber informasi. Tahap ini berfungsi untuk memilih informasi yang relevan sesuai dengan
tingkat kesulitan dalam mencarinya. Setelah di menentukan informasi yang dibutuhkan dapat dibuat kedalam catatan agar lebih ingat seperti ke bagan, ringkasan, grafik dan lainnya.
4) Mengorganisasikan Informasi
Mengevaluasi dan menyusun informasi menurut susunan yang logis, membedakan antara fakta dan pendapat, dan menggunakan alat bantu visual untuk membandingkan dan mengkontraskan informasi
5) Penciptaan Informasi
Menyusun informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri, di edit atau di perbaiki, dan pembuatan daftar pustaka
6) Presentasi,
Penyebaran informasi atau berbagi informasi dengan audiens yang membutuhkan atau display informasi yang dihasilkan. Disini juga menyusun dan menggunakan peralatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan
7) Akses
Penilaian dari orang lain dengan menerima masukan dan tanggapan dari pengguna yang membutuhkan.
8) Penerapan
Meninjau masukan, penilaian, pengalaman yang diperoleh untuk kegiatan yang akan datang; dan penggunaan pengetahuan baru yang diperoleh untuk perbagai situasi.
Kalau dijabarkan dalam langkah nampak sebagai berikut:
Gambar 2.1 Komponen Empeworing 8
Adapun langkahnya adalah sebagai berikut
Tabel 2.1 Langkah Empeworing 8
Langkah Komponen
Mahasiswa Akan Mampu Mendemostrasikan Sebuah Kemampuan Untuk:
1 Mengidentifikasi
a. Mendefinisikan topik/subjek
b. Menentukan dan memahami sasaran penyajian
c. Mengidentifikasi kata kunci
d. Merencanakan strategi penelusuran e. Mengidentifikasi berbagai jenis sumber
informasi, di mana dapat ditemukan
2 Eksplorasi
a. Menentukan lokasi sumber yang sesuai dengan topik
b. Menemukan informasi yang sesuai dengan topik
c. Melakukan wawancara, kunjungan lapangan atau penelitian di luar lainnya
3 Memilih
a. Memilih informasi yang relevan
b. Menentukan sumber mana saja yang terlalu mudah, terlalu sukar atau sesuai
c. Mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau membuat
pengorganisasian visual seperti cart, grafik, bagan, ringkasan dll.
d. Mengidentifikasi tahap-tahap dalam proses e. Mengumpulkan sitiran yang sesuai
4 Mengorganisasi
a. Memilah informasi
b. Membedakan antara fakta, pendapat dan khayalan
c. Mengecek ada tidaknya bias dalam sumber
d. Mengatur informasi yang diperoleh dalam urutan yang logis
e. Menggunakan pengorganisasi visual untuk membandingkan atau membuat kontras informasi yang diperoleh
5 Menciptakan
a. Menyusun informasi sesuai dengan pendapat dalam cara yang bermakna
b. Merevisi dan menyunting, sendiri atau bersama-sama pembimbing
c. Finalisasi format bibliografis
6 Menyajikan
a. Mempraktekkan aktivitas penyajian-Berbagi informasi dengan orang atau pihak yang sesuai-Memaparkan informasi dalam format yang tepat sesuai dengan hadirin
b. Menyusun dan menggunakan peralatan yang sesuai
7 Mengakses
a. Menerima masukan dari siswa lain
b. Swa ases kinerja kita sebagai tanggapan atas asesmen karya dari pihak guru
Merefleksi seberapa jauh keberhasilan yang telah
mereka lakukan
c. Menentukan apakah masih diperlukan keterampilan baru
d. Pertimbangkan apa yang dapat dilakukan lebih baik pada kesempatan berikut
8 Menerapkan
a. Meninjau masukan serta asesmen yang masuk
b. Menggunakan masukan serta asesmen untuk keperluan pembelajaran/aktivitas berikutnya c. Mendorong menggunakan pengetahuan yang
diperoleh dari berbagai situasi
d. Menentukan ketrampilan sekarang dapat diterapkan pada subjek
e. Tambahkan produk pada portofolio produksi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Menurut Moleong (2007, 6) Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Dari pengertian diatas di simpulkan bahwa penelitian kuantitaf adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk memperoleh informasi dan memahami sikap, pandangan, perasaan, perilaku idividu atau sekelompok orang.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara di Jalan Universitas No.32, Medan Baru, Padang Bulan, Kota Medan, Sumatera Utara 20155
3. 3 Proses Penelitian
Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.3.1 Mengidentifikasi Informan
Informan dalam penelitian adalah orang-orang yang terlibat dan dapat memberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai latar belakang dan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti sehingga dapat diperoleh data yang akurat, serta mengerti tentang pokok permasalahan yang terjadi dan bersedia memberikan keterangan dalam masalah penelitian ini.
Pemilihan informan didasarkan pada snowball sampling, yaitu penentuan sampel yang awalnya jumlahnya kecil, kemudian sample ini disuruh memilih teman- temannya untuk di jadikan sample (Sugiyono, 2001: 60). Cara peneliti mencari informan adalah dengan mewawancari teman yang dikenal dan informan tersebut telah melakukan literasi informasi, kemudian informan memperkenalkan peneliti kepada teman – temannya yang lain dan begitu seterusnya. Informan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat stambuk 2017, 2016, 2015, dan 2014 yang berjumlah 10 orang.
Tabel 2. 2 Daftar informan
No Angkatan Jumlah
1 2014 3 orang
2 2015 3 orang
3 2016 2 orang
4 2017 2 orang
Total 10 orang
Adapun kriteria informan adalah
1. Mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat USU stambuk 2014, 2015, 2016 dan 2017
2. Orang yang berkala secara keseluruhan atau sebagian melakukan literasi informasi dengan model Empeworng 8.
3.3.3 Mengumpulkan dan mengorganisasikan Data
Data peneliti didapatkan langsung dari informan melalui wawancara mendalam (depth interview), dimana data tersebut direkam dengan smartphone dan dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbal. Data telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil telah didapatkan.
3.3.4 Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain.
1. Reduksi data
Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal pokok, kompleks, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema, polanya dan membuang yang tidak perlu. Pada reduksi data peneliti melakukan pengelompokan hasil wawancara yang membahas tentang mengenai literasi informasi menggunakan model 8 Ws meliputi kemampuan: 1). kemampuan untuk mengidentifikasi masalah (identifity), 2).
kemampuan untuk mengeksplorasi informasi (explore), 3). kemampuan dalam memilih informasi (select), 4). kemampuan untuk mengorganisasikan informasi (organise), 5). kemampuan untuk menciptakan sebuah karya (creat), 6). kemampuan unatuk mempresentasikan hasil karya (present), 7). kemampuan dalam menilai masukan yang diberikan Audience (assess), dan 8). kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut kedalam kehidupan sehari hari (apply).
2. Penyajian data
Penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk teks naratif.
Untuk mempermudah pemahaman tentang informasi yang besar jumlahnya, maka dalam penyajian data akan dilakukan penyederhanaan informasi yang kompleks kedalam satuan bentuk yang disederhanakan dan selektif.
3. Verifikasi data dan Penarikan Kesimpulan.
Tahap Selanjutnya setelah reduksi data dan penyajian data, maka dilakukan verifikasi dan kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan kepenarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses interprestasi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi sambil terus menerus melakukan pencocokan terhadap kesimpulan yang akan dibuat.
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa teknik yang dilakukan untuk menganalisis data dapat dilakukan dengan tiga langkah, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
3.3.5 Menulis Hasil Penelitian
Penulisan data informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang digunakan adalah presentase data yang di dapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari informan yang dibaca berulang kali sehingga penulis mengerti benar permasalahannya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subyek atau informan. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana didalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui:
1. Wawancara, yaitu mewawancarai informan agar memperoleh data yang akurat dan relevan. Wawancara dilakukan secara langsung kepada mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat USU stambuk 2014, 2015, 2016 dan 2017.
Pedoman wawancara perlu dibuat agar peneliti tetap fokus dan tidak menyimpang dari masalah yang akan ditanyakan sesuai dengan susunan teori yang terkait.
2. Observasi, merupakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Peneliti mengamati mahasiswa dalam melakukan literasi informasi seperti
mengidentifikasi topik, media yang digunakan, cara memilih informasi, mengorganisasikan masalah dan menyajikan informasi yang telah diterima.
3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai literatur dan dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian yaitu dengan berbagi jurnal dan buku.
3.5 Jenis Dan Sumber Data
Untuk sumber dan jenis data yang diperlukan adalah 1. Data Primer
Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.
2. Data Sekunder
Berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini dan akan digunakan semaksimal mungkin mendorong keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnalilmiah, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.6 Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Adapun teknik keabsahan data yang digunakan adalah
1. Triangulasi Data
Triangulasi Data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan sumber yang lain. Diluar data tersebut untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Sumber data tersebut adalah hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada mahasiswa kesehatan masyarakat stambuk 2014, 2015, 2016 dan 2017, hasil observasi dan dokumen.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
Adapun teori yang saya gunakan adalah Literasi Informasi dengan menggunkan model Empeworing 8 (E8)
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan seperti mengamati mahasiswa dalam melakukan literasi informasi dengan menggunkan situs website yang digunakan dalam melakukan penelusuran informasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat USU Tahun 2014 - 2017. Dari hasil wawancara diperoleh informan sebanyak 10 orang.
Pada proses wawancara bersama informan kelima mulai ditemukan data yang selalu sama dan berulang - ulang. Namun penulis masih meneruskan penggalian data kepada informan lain dengan harapan akan menemukan data baru.
Berikut adalah daftar karakteristik informan:
Tabel 4.1 Daftar karakteristik Informan
No Kode InIforman Stambuk Lokasi wawancara Hari/ Tanggal Wawancara 1. I1 Informan 1 2014 Gedung E FKM Kamis/ 5 Juli 2018 2. I2 Informan 2 2014 Gedung E FKM Kamis/5 Juli 2018 3. I3 Informan 3 2014 Gedung E FKM Kamis/5 Juli 2018 4. I4 Informan 4 2015 Sanggar FKM Senin/9 Juli 2018 5. I5 Informan 5 2015 Sanggar FKM Senin/9 Juli 2018 6. I6 Informan 6 2015 Sanggar FKM Senin/9 Juli 2018 7. I7 Informan 7 2016 Sanggar FKM Senin/9 Juli 2018 8. I8 Informan 8 2016 Sanggar FKM Senin/9 Juli 2018 9. I9 Informan 9 2017 Sanggar FKM Senin/9 Juli 2018
10. 110 Informan 10
2017 Sanggar FKM Senin/9 Juli 2018
Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara dan wawancara mendalam (depth interview). Pelaksanaan wawancara dilaksanakan secara substantif dimana wawancara dilakukan tidak harus pada suatu tempat tertentu. Wawancara pun dilakukan pada jam yang telah ditetapkan pada saat membuat janji untuk wawancara. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal. Isi wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.
4.2. Kategori
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun suatu kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman. Dengan pedoman ini, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Dari transkrip wawancara ada 8 kategori, adapun 8 kategori tersebut adalah:
4. 2. 1. Mengidentifikasi Topik
Sebelum melakukan penelusuran terhadap informasi, hal pertama yang harus dilakukan yaitu merumuskan kebutuhan informasi. Merumuskan kebutuhan informasi adalah mengidentifikasi masalah. Menyadari akan kebutuhan informasi merupakan satu kepekaan terhadap informasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah.
Untuk mengetahui informasi apa yang dibutuhkan kita harus paham dahulu topik / subjek yang akan di cari, menentukan dan memahamai cara menyelesaikan masalah dengan tepat dan sesuai, menggunakan format yang relevan, jenis sumber informasi yang di butuhkan dan strategi penelusuran yang tepat.
Untuk mencari topik yang dari tugas yang di berikan dosen masih banyak mahasiswa yang belum paham dengan apa yang di jelaskan dosen, untuk mengatasi hal tersebut, banyak mahasiswa yang bertanya kembali kepada teman- temannya untuk mendapat topik apa yang harus di cari, seperti pernyataan informan berikut ini:
Untuk mendapatkan informasi mahasiswa harus menentukan subjek /topik yang harus di cari terlebih dahulu kemudian melakukan strategi pencarian informasi yaitu dengan menentukan jenis sumber informasi dan di mana di temukan informasi tersebut. Seperti pernyataan informan I1, I2, I3, I4, I5, I6, I8, I9 dan I10 berikut:
I1 : Menentukan subjek yang ingin dicari terlebih dahulu I2 : Menggunakan kata kunci di kolom pencarian kemudian
mencari informasi sesuai yang saya butuhkan.
I3 : Memasukkan inti permasalahan yang di cari pada kolom kata kunci dan ketika informasinya muncul, dipilih infomasi yang aling sesuai dengan yang dicari
I4 : Cari informasi dari laporan yang sudah dipastikan kebenarannya seperti laporan pukesmas.
I5 : Tentukan subjek yang paling sesuai dengan yang di butuhkan.
I6 : Menenukan kata kunci.
I8 : Tentukan kata kunci dan cari di internet
I9 : Menentukan kata kunci dari point – poin paling penting.
I10 : Tentukan kata kunci dan biasanya inti dari informasi
yang diberikan dosen.
Sedangkan menurut Informan I1 mengidentifikasi kata kunci dan strategi penelusuran tergantung dari keadaan diri sendiri saat melakukan penelusuran, ketika sudah mulai lelah dan belum menemukan informasi yang di butuhkan barulah di buat strategi penelusurannya. Berikut ini pernyataan dari I1
“Tergantung keadaan saat mencari informasi, selama melakukan penelusuran apabila sudah lelah maka akan di cari strategi menyelesaikan tugas agar mendapat informasi yang paling tepat dan tapi jika dari awal informasi yang di cari langsung ditemukan tidak dibutuhkan strategi apapun”
Jenis sumber informasi yang di butuhkan dalam menyelesaikan masalah informasi adalah jurnal - jurnal kesehsatan dalam bentuk PDF seperti pernyataan dari informan I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9 dan I10
“Jurnal yang dicari adalah jurnal kesehatan dalam bentuk PDF karena kebenarannya sudah dapat di pastikan.
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan sudah memiliki kemampuan untuk mengetahui kebutuhan informasi yang berkaitan dengan tugas mereka. Informan mendefinisikan kebutuhan informasinya dengan menggunakan kata kunci/istilah yang berhubungan dengan topik yang dicari, dan semua informan bisa menentukan kata kunci yang menjadi kebutuhan informasi mereka. Informasi yang paling sering di cari oleh informan adalah jurnal kesehatandengan format PDF
4. 2. 2. Eksplorasi Informasi
Sebelum melakukan penelusuran, mahasiswa terlebih dahulu harus memilih mesin pencari yang akan mereka gunakan. Mesin pencari (search engine) merupakan
program komputer yang berfungsi untuk mencari informasi di internet melalui kata kunci dan informasi yang sesuai dengan topik yang dicari. Berikut adalah pernyataan informan I2, I5, I7, I8 dan I10 tentang memilih alat penelusura yaitu google.
I2 : Dari google dan Yahoo I5 : Google
I7 : Dari Google
I8 : Dari Mozilla,google dan dari Riskesdas I10 : Biasanya kak itu nyarinya di google
Selain Google informan I1, I6 dan I9 menggunakan alat penelusuran google scholar karena menganggap alat penelusuran ini menyediakan informasi yang terpercaya dan jurnal dari para ahli yang telah di percaya. Berikut pernyataannya
I1 : Dari Chrome, Mozilla, Google, Repositori USU, Google Scholar atau Google Cendikiawan atau SKRIP juga I6 : Simago JR, Repository USU dan Google Cendikiwan I9 : Google Cendikiawan
Menurut informan I4 penelusuran yang dilakukan dari database-database yang menyediakan jurnal kesehatan langsung karena tersedia berbagai jurnal yang sudah di pastikan kebenarannya
I4 : Repository USU, jurnal ID, dan Simago Jr juga
Menurut informan I3 lebih sering menggunakan alat pencarian ini karena di laptopnya hanya tersedia Mozilla
I3 : Mozilla
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan telah mengetahui alat penelusuran yang mereka gunakan dalam mencari informasi. Ketika menelusur
informasi dari internet, informan menggunakan berbagai mesin pencari Google Scholar (Google Cendikiawan), Reposiry USU, SCRIB, Simago JR, dan Riskesdas.
Informan menggunakan Google karena alasan kepraktisannya, selain itu juga aplikasi Google juga telah didukung di smartphone Andriod dan iOS sehingga memudahkan informan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan tepat dan cepat, tidak cukup dengan hanya mesin pencari seperti Google saja karena masih banyak mesin pencari lain, seperti Yahoo, Altavista, Bing, Ask.com dan lain-lain.
Informan juga menggunakan database pencarian jurnla seperti Google scholar dan USU Reposiory karena sudah yakin jurnal yang disediakan berasal dari para ahli -ahli yang menekuni bidang kesehatan.
4. 2. 3. Memilih Informasi
Memilih informasi merupakan keterampilan menggunakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Keterampilan ini mencakup memahami isi dari apa yang sedang dibaca, dilihat atau didengarkan dan kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan yang didapat dengan pengetahuan yang ada. Selain itu, keterampilan lain yang dibutuhkan yaitu keterampilan membaca cepat untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan topik yang dicari, menganalisis kualitas atau kecocokan (relevansi) informasi yang ditemukan, kemampuan dalam memilih informasi yang ditemukan untuk membuat makalah atau tugas mahasiswa. Seperti pernyataan
informan I1, I2, I3, I4, I5, I6, I8, I9 dan I10 tentang memilih dan memilah informasi berikut ini:
I1 : Di tentukan sumber jurnal yang falid dan cendikiawan sudah dapat dipastikan falid dan ketika dibaca sudah bagus, dilampirkan di tugas.
I2 : Dibaca satu per satu, ketika tidak sesuai dengan topik yang dicari, informasi tersebut tidak digunakan lagi.
I3 : Informasi yang digunakan yang sesuai dengan topik yang dicari.
I4 : Di sesuaikan dengan isi yang di cari misalnya DBD ketika sudah mencakup informasi yang di cari, maka akan digunkan untuk memecahkan masalah informasi yandi cari.
I5 : Dari survei, dari penelitian-penelitian.
I6 : Ketika kita searching di internet ada berbagai informasi yang ditampilkan. Informasi yag di gunakan adalah informasi yang isinya sesuai dengan yang dibutuhkandan yang tidak sesuai tidak digunakan.
I7 : Informasinya di baca kemudian ditambahkan kata – kata sendiri.
I8 : Informasi yang padat, ringkas dan jelas I9 : Informasi yang sesuai dengan yang dicari.
I10 : Melalui informasi yang jelas
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan sudah memiliki kemampuan dalam memilih dan memilah informasi yang sesuai dengan tugas yang mereka butuhkan. Setelah mendapatkan informasi, informan terlebih dahulu membaca dan memahami informasi tersebut kemudian menganalisis kecocokan informasi yang mereka dapatkan dengan tugas yang diberikan. Selanjutnya informan merangkum hasil informasi untuk dijadikan sebuah laporan. Sedangkan sebagian informan lagi, mereka tidak menganalisis kecocokan (relevansi) informasi yang