BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Profil
Profil menurut Fajri dan Senja (2003: 671) adalah Grafik yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Dengan mengetahui adanya profil Pengusaha Kena Pajak, maka manfaat yang dapat diambil oleh KPP Pratama Surakarta adalah dapat mengetahui ketepatan waktu penyampaian SPT dan penyetoran SPT.
2. Pengertian Pajak
Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
(Resmi, 2009: 1)
a) Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo (2006: 1-2) fungsi pajak ada dua adalah seperti berikut ini.
1) Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi Mengatur
Pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Pengelompokkan Pajak
Menurut Sumarsan (2010: 12-13) pengelompokkan pajak terbagi menjadi 3 golongan adalah seperti berikut ini.
a) Menurut golongannya
1) Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh Pajak Penghasilan.
2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Sebagai contoh Pajak Pertambahan Nilai.
b) Menurut sifatnya
1) Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam
arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
2) Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c) Menurut lembaga pemungutnya
1) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
2) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh: Pajak Reklame, Pajak Hiburan dan lain-lain.
4. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Sumarsan (2010: 14) sistem pemungutan pajak terbagi menjadi 3 adalah seperti berikut ini.
a) Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.
b) Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
c) Withholding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
5. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPKP)
a) Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya (Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007).
b) Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPKP) merupakan identitas diri Pengusaha Kena Pajak dan sebagai sarana administrasi dalam melaksanakan hak dan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai, antara lain harus dicantumkan dalam penyetoran dan pelaporan PPN (Suhartono dan Ilyas, 2010: 14).
6. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pertama kali dikenakan berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1983. Undang-undang ini kemudian telah beberapa kali diubah yaitu melalui Undang-undang No.11 Tahun 1994 dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2000. Undang-undang tentang PPN itu sendiri menggantikan Undang-undang No. 19 Tahun 1951 tentang Pajak Penjualan (Soemarso, 2007: 530). Pajak Pertambahan Nilai dapat digolongkan sebagai Pajak Objektif. Pajak Objektif dikenakan terhadap objek tertentu yang dapat berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa. Dalam hal Pajak Pertambahan Nilai, pajak dikenakan karena adanya perbuatan, yaitu penyerahan barang dan jasa di daerah pabean di Indonesia. Dengan kata lain, PPN tersebut dikenakan karena adanya kejadian lalu lintas barang dan jasa di dalam negeri (Soemarso, 2007:
530).
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut berdasarkan Undang- undang No. 8 tahun 1983 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya faktor- faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen (Rusjdi, 2007: 01-3).
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (Rusjdi, 2007: 02-1).
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3A ayat 1 UU PPN Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang/Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean dan pengusaha kena pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak berkewajiban untuk:
a) melaporkan diri untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak dari kantor pajak;
b) memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terutang;
c) menyetor (melunasi) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang ke kas negara;
d) melaporkan pemungutan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan dalam masa pajak.
Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN dan PPnBM (Waluyo, 2007: 5).
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesanan yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN 1984 (Mardiasmo, 2006: 255).
Menurut Soemarso (2007: 536) Objek Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Pasal 4, Pasal 16C, dan 16D UU PPN, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:
a) penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
b) impor Barang Kena Pajak;
c) pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean;
d) ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak;
e) kegiatan membangun sendiri tidak dalam lingkungan kegiatan/usaha;
f) penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan.
7. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen) (Suandy, 2006: 307).
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku atas penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif tunggal, sehingga mudah dalam pelaksanaannya dan tidak memerlukan daftar penggolongan barang atau penggolongan jasa dengan tarif yang berbeda sebagaimana berlaku pada Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Waluyo, 2007: 13).
Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai:
PPN yang terutang = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak
8. Pengertian AR (Account Representative)
Account Representative menurut KMK Nomor 98/KMK.01/2006 adalah
pegawai yang diangkat pada setiap Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak yang telah mengimplementasikan Organisasi Modern.
Account Representative mempunyai tugas yaitu:
a) melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan wajib pajak;
b) bimbingan/himbauan dan konsultasi teknik perpajakan kepada wajib pajak;
c) penyusunan profil wajib pajak;
d) analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi; dan
e) melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.
9. Pengertian Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Undang-Undang 28 tahun 2007).
Bagi Pengusaha Kena Pajak, SPT Masa PPN menurut (Sumarsan, 2010:
38) berfungsi:
a) sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang sebenarnya terutang;
b) untuk melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
c) untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam suatu Masa Pajak.
Menurut Mardiasmo (2006: 28). Secara garis besar SPT dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut ini.
a) SPT-Masa, adalah Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak atau pada suatu saat.
b) SPT-Tahunan, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Tahun Pajak.
10. Pengertian Surat Ketetapan Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak Nihil.
a) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
b) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
c) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
11. Pengertian Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007).
Tujuan Pemeriksaan menurut pajak.go.id yaitu seperti berikut ini.
a) Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
1) SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan pajak;
2) SPT rugi;
3) SPT tidak atau terlambat (melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Teguran) disampaikan;
4) Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama- lamanya; atau
5) Menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan WP yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
b) Tujuan lain, yaitu seperti berikut ini.
1) Pemberian NPWP secara jabatan.
2) Penghapusan NPWP.
3) Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan pencabutan PKP (baca juga: Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak).
4) Wajib Pajak mengajukan keberatan.
5) Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
6) Pencocokan data dan/atau alat keterangan.
7) Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil.
8) Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN.
9) Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
10) Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas perpajakan dan/ atau.
11) Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra PerjanjianPenghindaran Pajak Berganda.
12. Pengertian Kepatuhan Pajak
Kepatuhan Pajak menurut Widodo, dkk (2010: 66-69) adalah persoalan laten dan aktual yang sejak dulu ada di perpajakan. Internal Revenue Service (IRS) membuat definisi kepatuhan atas tiga variable, yaitu:
a) kepatuhan penyerahan SPT (filing compliance);
b) kepatuhan pembayaran (payment compliance);
c) kepatuhan pelaporan (reporting compliance).
Wajib Pajak Patuh menurut KEP - 550/PJ./2000 adalah Wajib Pajak yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria tertentu tersebut adalah:
a) tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam 2 (dua) tahun terakhir;
b) tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak;
c) tidak pernah di jatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir;
d) dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
Menurut Nurmantu (2003), terdapat dua macam kepatuhan yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material.
a) Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajibannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan.
b) Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantive (hakekat) memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.
Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 15A, batas waktu Penyetoran dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa PPN adalah sebagai berikut ini.
a) Batas waktu Penyetoran
Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan.
b) Batas waktu Pelaporan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 , apabila Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai tidak disampaikan dalam jangka waktu
maka dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Gambaran Data PKP di KPP Pratama Surakarta
Untuk menggambarkan data PKP di KPP Pratama Surakarta, KPP mengidentifikasi berdasarkan Jenis Usaha, Bentuk Hukum, Status PKP, Wilayah Kecamatan, Wilayah Kelurahan dan nama AR (Account Representative). Total PKP yang dianalisis tahun 2010 adalah sebesar
117. Adapun data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Berikut ini penjelasan gambaran Data PKP di KPP Pratama Surakarta.
a) Data PKP berdasarkan Jenis Usaha
Identifikasi data PKP yang pertama berdasarkan Jenis Usaha meliputi Industri, Jasa, Perdagangan, dan Tidak terkategori. Industri menurut UU Nomor 5 tahun 1984 adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Contoh industri di dalam pembahasan ini adalah Industri makaroni, mie dan produk sejenisnya, Industri pencetakan umum, Industri produk roti dan kue, dll. Jasa menurut UU Nomor 42 tahun 2009 adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan. Contoh jasa tersebut adalah Jasa penunjang hiburan, Jasa reparasi alat-alat elektronik konsumen, dll. Perdagangan menurut (staff.ui.ac.id) adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Contoh perdagangan adalah Perdagangan eceran alat laboratorium, farmasi dan kesehatan, Perdagangan eceran bahan konstruksi dari porselen, dll. Tidak Terkategori adalah Klasifikasi Lapangan Usaha Pecah dan Bukan Kelompok yang artinya pada saat migrasi atau update Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) datanya tidak dapat digolongkan di salah satu kelompok yang telah ditentukan maka muncullah KLU yang diluar kelompok tersebut. Hal tersebut berarti penyebaran data PKP tidak baik.
Adapun penyebaran PKP berdasarkan Jenis Usaha di KPP Pratama Surakarta dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Data PKP berdasarkan Jenis Usaha
Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
Tabel 2.1 menunjukan bahwa PKP Tidak terkategori mempunyai jumlah PKP yang paling besar yaitu sebesar 79 atau 68% dari total.
Hal tersebut berarti bahwa penyebaran PKP di Surakarta tidak baik dan penyebarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok yang telah ditentukan, sedangkan yang mempunyai jumlah PKP paling kecil adalah PKP berdasarkan Jasa yaitu sebesar 5 atau 4% dari total.
Hal tersebut terjadi karena pelaku usaha di bidang jasa di Wilayah Surakarta masih sedikit.
Gambar 2.1 Data PKP Berdasarkan Jenis Usaha
5% 4%
23%
68%
INDUSTRI JASA PERDAGANGAN TIDAK TERKATEGORI
DATA PKP BERDASARKAN JENIS
USAHA JUMLAH PKP PERSENTASE
(%)
INDUSTRI 6 5
JASA 5 4
PERDAGANGAN 27 23
TIDAK TERKATEGORI 79 68
TOTAL 117 100
b) Data PKP berdasarkan Bentuk hukum
Bentuk Hukum yang digunakan meliputi CV, PT, dan tidak terkategori. CV menurut Alma (2010: 62) adalah bentuk persekutuan yang didirikan oleh seseorang atau lebih sekutu pengurus yang bertanggung jawab penuh dan bertanggung jawab terbatas sebesar modal penyertaannya. PT menurut Alma (2010: 63) adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal seluruhnya terbagi dalam saham. Yang dimaksud tidak terkategori adalah data yang didapatkan oleh penulis tidak menerangkan bentuk hukumnya. Adapun penyebaran data PKP berdasarkan Bentuk hukum di KPP Pratama Surakarta dapat disajiikan dalam tabel seperti berikut ini.
Tabel 2.2 Data PKP Berdasarkan Bentuk Hukum
DATA PKP BERDASARKAN
BENTUK HUKUM JUMLAH PKP PERSENTASE
(%)
CV 92 79
PT 20 17
TIDAK TERKATEGORI 5 4
TOTAL 117 100
Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
Tabel 2.2 menunjukkan bahwa jumlah PKP yang paling besar adalah bentuk hukum CV yaitu sebesar 92 atau 79% dari total. Karena CV kewajiban pajaknya lebih kecil daripada PT, hal ini disebabkan pengenaan pajaknya hanya sekali saja pada saat net income (laba
bersih) www.pajakonline.com, sedangkan jumlah PKP yang paling kecil adalah bentuk hukum yang tidak terkategori, hal tersebut terjadi karena data yang didapatkan tidak menerangkan bentuk hukumnya.
Gambar 2.2 Data PKP Berdasarkan Bentuk Hukum
c) Data PKP berdasarkan Status PKP
Identifikasi PKP yang ketiga berdasarkan Status PKP yaitu Status PKP aktif, Status PKP tidak aktif dan tidak terkategori. Yang dimaksud dari status PKP aktif adalah status dimana Pengusaha tersebut mendaftar atau dikukuhkan sebagai PKP dan tidak ada nomor pencabutan PKP, sedangkan status dimana Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP dan memiliki nomor pencabutan PKP, maka status PKP tersebut tidak aktif. Yang dimaksud tidak terkategori adalah Data yang didapatkan oleh penulis tidak menerangkan adanya nomor PKP aktif dan nomor PKP cabut. Itu berarti Pengusaha tersebut tidak mendaftar atau tidak dikukuhkan sebagai PKP.
79%
17%
4%
CV PT TIDAK TERKATEGORI
Adap Surakarta
DAT
AKTIF TIDAK TIDAK TOTA Sumber: KP
Tabel adalah st tersebut t tiap bulan memberi paling ke atau 1%
diperoleh cabut.
pun penyebar a dapat disaj
Tabel 2.3
TA PKP BERD STATUS P F
K AKTIF K TERKATEG AL
KPP Pratama Su
l 2.3 menun tatus PKP a terjadi karen
n masih akt potensi pe ecil adalah s dari total.Ya h tidak mene
Gambar 2
AKTIF
ran PKP ber ikan dalam t Data PKP b
DASARKAN PKP
GORI urakarta Tahu
njukkan bah aktif yaitu s na kegiatan u tif dalam me enerimaan p status PKP y ang dimaksu erangkan ada
2.3 Data PK
25%
TIDAK AKT
rdasarkan St tabel berikut berdasarkan
JUMLAH
87 29 1 117 un 2011
hwa jumlah sebesar 87 usahanya ma
enyampaika pajak, sedan yang tidak t ud Tidak ter anya nomor
KP berdasark
74%
1%
TIF TIDAK
tatus PKP di t ini.
Status PKP
H PKP PE
h PKP yang atau 74% d asih berlangs an laporan p
ngkan jumla terkategori y rkategori ada
PKP aktif da
kan Status PK
K TERKATEG
i KPP Pratam
ERSENTASE (%)
74 25 1 100
g paling bes dari total. H sung, sehing pajak dan ak ah PKP ya yaitu sebesar alah data ya an nomor PK
KP
GORI
ma
sar Hal gga kan ang r 1 ang
KP
4. Data PKP berdasarkan Wilayah Kecamatan
Selain diidentifikasi dari Jenis Usaha, Bentuk Hukum, Status PKP dapat dilihat berdasarkan Wilayah Kecamatan yang ada di Surakarta, seperti Wilayah Kecamatan Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan Serengan. Penyebaran jumlah penduduk di Wilayah Kecamatan Kota Surakarta Tahun 2010 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.4 Penyebaran Penduduk berdasarkan Wilayah Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2010
Kecamatan Penduduk % Penduduk
Banjarsari 157.309 31,50
Jebres 138.049 27,65
Laweyan 86.057 17,23
Pasar Kliwon 74.269 14,87
Serengan 43.653 8,74
Total 499.337 100%
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta
Tabel 2.4 menunjukkan bahwa Penyebaran Penduduk berdasarkan Wilayah Kecamatan di Kota Surakarta yang paling besar terdapat di Wilayah Kecamatan Banjarsari yaitu sebesar 157.309 atau 31,50%
dari total.
Penyebaran PKP berdasarkan Wilayah Kecamatan di KPP Pratama Surakarta dapat dijelaskan dalam Tabel 2.5 yang menunjukkan bahwa jumlah PKP yang paling besar adalah Wilayah Kecamatan Banjarsari yaitu sebesar 36 atau 31% dari total. Hal ini disebabkan jumlah penyebaran penduduk tahun 2010 menurut Badan Pusat Statistik Kota
Surakarta paling ba Banjarsar sedangka Kliwon y Dari p dapat dis
Ta
D BER WILAYA BANJAR JEBRES LAWEYA PASAR K SERENG TOTAL Sumber: K
Gam
B P
a yang dapat anyak memi ri yaitu seb an jumlah P yaitu sebesar penjelasan p ajikan dalam abel 2.5 Data
DATA PKP RDASARKAN AH KECAMAT RSARI
AN KLIWON GAN
KPP Pratama S
mbar 2.5 Da
BANJARSARI PASAR KLIW
t dilihat dala iliki jumlah besar 157.3 PKP yang p r 9 atau 8% d penyebaran P m tabel seper
a PKP berda
TAN
J
Surakarta Tah
ata PKP berd
22%
8% 17%
I JEBR
WON SERE
am tabel 2.4, penduduk y 309 atau se paling kecil
dari total.
PKP berdasa rti berikut in asarkan Wila
JUMLAH PKP
36 26 26 9 20 117 un 2011
dasarkan Wil
31%
22%
% RES
ENGAN
Wilayah Ke yaitu Wilay ekitar 31,50 adalah Kec
arkan Wilay ni.
ayah Kecama
P
PE
layah Kecam
LAWEYA
ecamatan ya ah Kecamat 0% dari tot camatan Pas
yah Kecamat
atan
ERSENTASE (%)
31 22 22 8 17 100
matan
AN
ang tan tal, sar
tan
5. Data PKP berdasarkan Wilayah Kelurahan
Kota Surakarta memiliki kelurahan yang terbagi menjadi Kelurahan Baluwarti, Banyuanyar, Bumi, Danukusuman, Gajahan, Gandekan, Gilingan, Jagalan, Jajar, Jayengan, Jebres, Joyosuran, Kadipiro, Karangasem, Kauman, Kedunglumbu, Kemlayan, Kepatihan Wetan, Kerten, Ketelan, Kratonan, Manahan, Mangkubumen, Mojosongo, Nusukan, Pajang, Penularan, Pucang Sawit, Purwosari, Semanggi, Serengan, Setabelan, Sondakan, Sriwedari, Sudiroprajan, Sumber, Tegalharjo, Timuran, Tipes.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) berdasarkan Wilayah Kelurahan di Kota Surakarta Tahun 2010 dapat dilihat dalam Tabel 2.6. Tabel 2.6 menunjukkan bahwa Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang paling besar terdapat di Wilayah Kelurahan Kadipiro yaitu sebesar 12.528, solokotakita.org.
Dari penjelasan Jumlah Kepala Keluarga (KK) berdasarkan Wilayah Kelurahan, dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.6 Jumlah Kepala Keluarga (KK) berdasarkan Wilayah Kelurahan di Kota Surakarta Tahun 2010
Kelurahan Jumlah Kepala Keluarga (KK)
Baluwarti 1.551
Banyuanyar 3.228
Bumi 1.305
Danukusuman 1.161
Gajahan 996
Gandekan 2.342
Gilingan 5.131
Jagalan 3.089
Jajar 2.015
Jayengan 952
Jebres 8.003
Joyosuran 2.520
Kadipiro 12.528
Karangasem 2.081
Kauman 660
Kedunglumbu 1.456
Kemlayan 934
Kepatihan Wetan 550
Kerten 2.230
Ketelan 919
Kratonan 924
Manahan 2.766
Mangkubumen 2.429
Mojosongo 10.807
Nusukan 7.849
Pajang 5.527
Penularan 2.148
Pucang Sawit 3.588
Purwosari 2.278
Semanggi 8.026
Serengan 1.045
Setabelan 953
Sondakan 2.730
Sriwedari 932
Sudiroprajan 966
Sumber 3.889
Tegalharjo 1.205
Timuran 728
Tipes 2.784
Total 115.225
Sumber: solokotakita.org
Penyebaran PKP berdasarkan Wilayah Kelurahan di KPP Pratama Surakarta dapat dijelaskan dalamTabel 2.7 yang menunjukkan bahwa jumlah PKP yang paling besar adalah Wilayah Kelurahan Kadipiro yaitu sebesar 9 atau 8% dari total. Hal ini disebabkan karena Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2010 sebesar 12.528, yang dapat dilihat dalam tabel 2.6. Ditinjau dari Jumlah Kepala Keluarga (KK), Kelurahan Kadipiro memiliki jumlah Pengusaha lebih banyak dibandingkan dengan Kelurahan lain. Sedangkan jumlah PKP yang paling kecil adalah Wilayah Kelurahan Baluwarti, Bumi, Danukusuman, Gajahan, Gandekan, Joyosuran, Kedunglumbu, Manahan, Serengan, Sudiroprajan, Tegalharjo, Timuran masing masing sebesar 1 atau 1%
dari total.
Dari penjelasan penyebaran PKP berdasarkan Wilayah Kelurahan dapat disajikan dalam tabel seperti berikut ini.
Tabel 2.7 Data PKP berdasarkan Wilayah Kelurahan
DATA PKP BERDASARKAN
WILAYAH KELURAHAN
JUMLAH PKP PERSENTASE
(%)
Baluwarti 1 1
Banyuanyar 2 2
Bumi 1 1
Danukusuman 1 1
Gajahan 1 1
Gandekan 1 1
Gilingan 2 2
Jagalan 3 3
Jajar 5 4
Jayengan 6 5
Jebres 5 4
Joyosuran 1 1
Kadipiro 9 8
Karangasem 3 3
Kauman 2 2
Kedunglumbu 1 1
Kemlayan 5 4
Kepatihan wetan 5 4
Kerten 2 2
Ketelan 2 2
Kratonan 5 4
Manahan 1 1
Mangkubumen 5 4
Mojosongo 8 7
Nusukan 4 3
Pajang 4 3
Penularan 3 3
Pucangsawit 2 2
Purwosari 4 3
Semanggi 3 3
Serengan 1 1
Setabelan 5 4
Sondakan 2 2
Sriwedari 2 2
Sudiroprajan 1 1
Sumber 5 4
Tegalharjo 1 1
Timuran 1 1
Tipes 2 2
TOTAL 117 100
Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
Gambar 2.7 Data PKP berdasarkan Wilayah Kelurahan
Baluwarti Banyuanyar Bumi Danukusuman Gajahan Gandekan Gilingan Jagalan Jajar Jayengan Jebres Joyosuran Kadipiro Karangasem Kauman Kedunglumbu Kemlayan Kepatihan wetan Kerten
Ketelan Kratonan Manahan Mangkubumen Mojosongo Nusukan Pajang Penularan Pucangsawit Purwosari Semanggi Serengan Setabelan Sondakan Sriwedari Sudiroprajan Sumber Tegalharjo Timuran Tipes
6. Data PKP berdasarkan Nama AR (Account Representative)
Identifikasi data PKP berdasarkan nama AR (Account Representative). Nama-nama AR di KPP Pratama Surakarta yaituAgus
Novianto, Agus Wibowo, Agus Widhi Tamtomo, Agus Winarno, Antonius Winarno, Atin Dwijayanti, Budi Arif Fahrudin, D Wahyu Ardiningtyas, Endang Wijayanti, Farida Sekarning Rd, Indarjo, SE, Kholiq Jamil Rosyid, S.T, Muh. Jamaludin Malik, Muhammad Nur Agus Syahrul Huda, Paulus Surawan Hariono, Riatun, S. SOS, Rita Agustina Sri Rejeki, Rustinah, Samini, Sardi, S.E, Sigit Ihwan Prasetyo, Siti Handayani, Sri Rahayu,S.E, Sugiyanti, Suharni, Teguh Mulyono, Urip Widodo, Wardi, Widadi.
Penyebaran PKP berdasarkan Nama AR di KPP Pratama Surakarta dapat dijelaskan dalam Tabel 2.8 yang menunjukkan bahwa jumlah PKP yang paling besar adalah nama AR Agus Novianto, Agus Winarno, dan Farida Sekarning Rd masing-masing sebesar 8 atau 7%
dari total. Sedangkan jumlah PKP yang paling kecil adalah Nama AR Agus Wibowo 1 atau 1% dari total.
Dari penjelasan penyebaran PKP berdasarkan Nama AR dapat disajikan dalam tabel seperti berikut ini.
Tabel 2.8 Data PKP Berdasarkan Nama AR DATA PKP BERDASARKAN NAMA
AR
JUMLAH PKP
PERSENTASE (%)
Agus Novianto 8 7
Agus Wibowo 1 1
Agus Widhi Tamtomo 3 3
Agus Winarno 8 7
Antonius Winarno 2 2
Atin Dwijayanti 2 2
Budi Arif Fahrudin 5 4
D Wahyu Ardiningtyas 3 3
Endang Wijayanti 5 4
Farida Sekarning Rd. 8 7
Indarjo, Se 2 2
Kholiq Jamil Rosyid, S.T. 5 4
Muh. Jamaludin Malik 3 3
Muhammad Nur Agus Syahrul Huda 2 2
Paulus Surawan Hariono 7 6
Riatun, S. Sos 6 5
Rita Agustina Sri Rejeki 5 4
Rustinah 2 2
Samini 7 6
Sardi, S.E. 4 3
Sigit Ihwan Prasetyo 4 3
Siti Handayani 2 2
Sri Rahayu,S.E. 3 3
Sugiyanti 4 3
Suharni 4 3
Teguh Mulyono 3 3
Urip Widodo 2 2
Wardi 4 3
Widadi 3 3
Total 117 100
Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
Pajak (PKP) di KPP Pratama Surakarta
Setelah mengetahui identifikasi penyebaran jumlah PKP berdasarkan Jenis Usaha, Bentuk Hukum, Status PKP, Wilayah Kecamatan, Wilayah Kelurahan dan nama AR (Account Representative), KPP dapat mengukur tingkat kepatuhan dalam penyampaian SPT.
Penyampaian SPT adalah mengukur kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam menyampaikan SPT sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan dalam perundang-undangan perpajakan. Untuk SPT Masa PPN batas waktu pelaporan SPT adalah akhir bulan berikutnya.
Total Penyebaran PKP Tahun 2010 yaitu sebesar 117, Tingkat kepatuhan penyampaian SPT Masa PPN secara tepat waktu adalah sebesar 84 atau 72% dari total dan sisanya menyampaikan secara tidak tepat waktu adalah sebesar 33 atau 28% dari total. Analisis ini menunjukkan bahwa sebagian besar PKP Pajak Pertambahan Nilai telah menyampaikan SPT Masa PPN secara tepat waktu.
a) Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT Berdasarkan Jenis Usaha Tabel 2.9 menunjukkan bahwa ketepatan waktu paling tinggi adalah jenis usaha Industri yaitu sebesar 6 atau 100% dari total. Hal ini disebabkan karena di bidang Industri memiliki manajemen baik yang mempunyai staff administrasi atau staff perpajakan. Adapun penjelasannya dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.9 Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Jenis Usaha JENIS USAHAJUMLAH PKPPERSENTASE (%)
PENYAMPAIAN SPT TEPAT WAKTUTIDAK T JUMLAH PKPPERSENTASE (%) JUMLAH PKP INDUSTRI 6561000 JASA544801 PERDAGANGAN2723176310 TIDAK TERKATEGORI 7968577222 TOTAL117100847233 Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
Gambar 2.9 Karakteristik Kepatuhan penyampaian SPT berdasarkan Jenis Usaha
b) Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Bentuk Hukum Tabel 2.10 menunjukkan bahwa ketepatan waktu paling tinggi adalah Bentuk Hukum Tidak Terkategori yaitu sebesar 4 atau 80% dari total, karena data yang didapatkan penulis tidak menerangkan bentuk hukumnya.
Adapun Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Bentuk Hukum di KPP Pratama Surakarta dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
5% 4%
23%
68%
100%
80%
63%
72%
0%
20%
37%
28%
Industri Jasa Perdagangan Tidak Terkategori
JUMLAH PKP TEPAT WAKTU TIDAK TEPAT WAKTU
Tabel 2.10 Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Bentuk Hukum BENTUK HUKUMJUMLAH PKPPERSENTASE (%)
PENYAMPAIAN SPT TEPAT WAKTUTIDAK TE JUMLAH PKPPERSENTASE (%) JUMLAH PKP CV9279657127 PT201715755 TIDAK TERKATEGORI 544801 TOTAL117100847233 Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
c
Ga
) Karakteri Tabel adalah sta Hal ini d nomor PK Adapu Status PK berikut in
ambar 2.10 K
istik Kepatuh l 2.11 menu atus PKP tid disebabkan KP aktif dan
un Karakter KP di KPP ni.
CV 79%
71%
29%
JUMLAH PKP
Karakteristik berdasarkan han Penyamp
unjukkan b dak terkatego
data yang nomor PKP ristik Kepat Pratama S
P 17%
%
P TEPAT W
k Kepatuhan n Bentuk Hu mpaian SPT b bahwa ketep ori yaitu sebe
diperoleh ti P cabut.
tuhan Penya Surakarta da
PT
% 75%
25%
WAKTU T
n Penyampai ukum berdasarkan patan waktu
esar 1 atau 1 idak menera
ampaian SP apat disajika
Tidak Terkat 4%
80%
TIDAK TEPAT W
ian SPT
Status PKP u paling tin
100% dari to angkan adan
PT berdasark an dalam ta
tegori
%
20%
WAKTU
nggi otal.
nya
kan abel
Tabel 2.11 Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Status PKP STATUS PKPJUMLAH PKPPERSENTASE (%)
PENYAMPAIAN SPT TEPAT WAKTUTIDAK TE JUMLAH PKPPERSENTASE (%) JUMLAH PKP AKTIF8774617026 TIDAK AKTIF292522767 TIDAK TERKATEGORI 1111000 TOTAL117100847233 Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
d
Ga
d) Karakteri Kecamata Tabel adalah W Hal ini di Statistik jumlah p dari total Dari p Kecamata
JU
ambar 2.11 K
istik Kepatu an
l 2.12 menu Wilayah Keca
isebabkan ju Kota Surak penduduk pa
.
penjelasan k an dapat disa
Aktif 74%
70%
30%
UMLAH PKP
Karakteristik Berdasark uhan Penya
unjukkan ba amatan Banj umlah pendu karta, Wilay aling banyak
kepatuhan pe ajikan dalam
Tidak 25%
%
TEPAT W
k Kepatuhan kan Status PK
ampaian SP
ahwa ketep jarsari sebes uduk tahun 2 yah Kecam k yaitu sebe
enyampaian m tabel seper
k Aktif 76%
24%
WAKTU T
n Penyampai KP
PT berdasar
atan waktu sar 21 atau 8 2010 menuru matan Banjar esar 157.309
SPT berdasa rti berikut in
Tidak Terkate 1%
100%
TIDAK TEPAT
ian SPT
rkan Wilay
paling ting 89% dari tot ut Badan Pu rsari memil 9 atau 31,50
arkan Wilay ni.
egori
%
0%
T WAKTU
yah
ggi tal.
sat iki 0%
yah
Tabel 2.12 Karakterstik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Wilayah Kecamat WILAYAH KECAMATANJUMLAH PKPPERSENTASE (%)
PENYAMPAIAN SPT TEPAT WAKTUTIDAK T JUMLAH PKPPERSENTASE (%) JUMLAH PKP BANJARSARI 363129817 JEBRES262219737 LAWEYAN262218698 PASAR KLIWON984445 SERENGAN201714706 TOTAL 117100847233 Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
e
Gambar
e) Karakters Keluraha Tabel adalah W Gandekan Sudiropra 100% da Ketelan, total, Wi masing se Dari Wilayah
Banj 31%
8 JU
2.12 Karakt
sitik Kepa an
l 2.13 menu Wilayah Kelu n, Joyosu ajan, Tegalh ari total, W
Sondakan y ilayah Kelu ebesar 3 atau
penjelasan Kelurahan
jarsari Je
%
22%
81%
7
19%
UMLAH PKP
eristik Kepa Wilayah K atuhan Pe
unjukkan ba urahan Balu uran, Ked harjo, Timura Wilayah Kel yaitu masin urahan Jaga u 100% dari n Kepatuha n dapat di
ebres Law
% 22%
73%
27%
TEPAT W
atuhan Penya Kecamatan enyampaian
ahwa ketep uwarti, Bumi dunglumbu,
an yaitu mas lurahan Gil ng-masing se alan dan Ka
total.
an Penyamp isajikan da
weyan P
K
%
8%
69%
31%
WAKTU T
ampaian SPT
berdasark
atan waktu i, Danukusu Manahan sing-masing lingan, Kau ebesar 2 at arangasem
paian SPT alam tabel
Pasar Kliwon
Se
%
17 44%
56%
TIDAK TEPAT
T Berdasarka
kan Wilay
paling ting uman Gajaha n, Serenga sebesar 1 at uman, Kerte
au 100% d yaitu masin
T berdasark berikut i
erengan 7%
70%
30%
T WAKTU
an
yah
ggi an, an, tau en, dari ng-
kan ini.
Tabel 2.13 Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Wilayah Kelurahan
WILAYAH KELURAHAN
JUMLAH PKP
PERSEN- TASE
(%)
PENYAMPAIAN SPT
TEPAT WAKTU TIDAK TEPAT WAKTU JUMLAH
PKP
PERSEN- TASE
(%)
JUMLAH PKP
PERSEN- TASE
(%)
Baluwarti 1 1 1 100 0 0
Banyuanyar 2 2 0 0 2 100
Bumi 1 1 1 100 0 0
Danukusuman 1 1 1 100 0 0
Gajahan 1 1 0 0 1 100
Gandekan 1 1 1 100 0 0
Gilingan 2 2 2 100 0 0
Jagalan 3 3 3 100 0 0
Jajar 5 4 2 40 3 60
Jayengan 6 5 2 33 4 67
Jebres 5 4 3 60 2 40
Joyosuran 1 1 0 0 1 100
Kadipiro 9 8 8 89 1 11
Karangasem 3 3 3 100 0 0
Kauman 2 2 2 100 0 0
Kedunglumbu 1 1 1 100 0 0
Kemlayan 5 4 5 100 0 0
Kepatihan Wetan 5 4 3 60 2 40
Kerten 2 2 2 100 0 0
Ketelan 2 2 2 100 0 0
Kratonan 5 4 4 80 1 20
Manahan 1 1 1 100 0 0
Mangkubumen 5 4 4 80 1 20
Mojosongo 8 7 6 75 2 25
Nusukan 4 3 3 75 1 25
Pajang 4 3 3 75 1 25
Penularan 3 3 2 67 1 33
Pucangsawit 2 2 1 50 1 50
Purwosari 4 3 3 75 1 25
Semanggi 3 3 0 0 3 100
Serengan 1 1 1 100 0 0
Setabelan 5 4 3 60 2 40
Sondakan 2 2 2 100 0 0
Sriwedari 2 2 0 0 2 100
Sudiroprajan 1 1 1 100 0 0
Sumber 5 4 5 100 0 0
Tegalharjo 1 1 1 100 0 0
Timuran 1 1 1 100 0 0
Tipes 2 2 1 50 1 50
TOTAL 117 100 84 72 33 28
Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011
Gambar 2.13 Karakteristik KepatuhanPenyampaian SPT Berdasarkan Wilayah Kelurahan
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Baluwarti Banyuanyar Bumi Danukusuman Gajahan Gandekan Gilingan Jagalan Jajar Jayengan Jebres Joyosuran Kadipiro Karangasem Kauman Kedunglumbu Kemlayan Kepatihan Wetan Kerten
Ketelan Kratonan Manahan Mangkubumen Mojosongo Nusukan Pajang Penularan Pucangsawit Purwosari Semanggi Serengan Setabelan Sondakan Sriwedari Sudiroprajan Sumber Tegalharjo Timuran Tipes JU TE TID
f) Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Nama AR (Account Representative)
Tabel 2.14 menunjukkan bahwa ketepatan waktu paling tinggi adalah Atin Dwijayanti, Indarjo, SE, Rustinah, Urip Widodo yaitu masing-masing sebesar 2 atau 100% dari total, Agus Widhi Tamtomo, Sri Rahayu, SE, Teguh Mulyono yaitu masing-masing sebesar 3 atau 100%, Rita Agustina Sri Rejeki yaitu sebesar 5 atau 100% dari total.
Dari penjelasan Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Nama AR (Account Representative) dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.14 Karakteristik Kepatuhan Penyampaian SPT berdasarkan Nama AR
NAMA AR JUMLAH
PKP
PERSEN- TASE
(%)
PENYAMPAIAN SPT
TEPAT WAKTU TIDAK TEPAT
WAKTU JUMLAH
PKP
PERSEN- TASE
(%)
JUMLAH PKP
PERSEN- TASE
(%)
Agus Novianto 8 7 6 75 2 25
Agus Wibowo 1 1 0 0 1 100
Agus Widhi Tamtomo 3 3 3 100 0 0
Agus Winarno 8 7 7 88 1 13
Antonius Winarno 2 2 0 0 2 100
Atin Dwijayanti 2 2 2 100 0 0
Budi Arif Fahrudin 5 4 3 60 2 40
D Wahyu Ardiningtyas 3 3 2 67 1 33
Endang Wijayanti 5 4 2 40 3 60
Farida Sekarning Rd. 8 7 7 88 1 13
Indarjo, SE 2 2 2 100 0 0
Kholiq Jamil Rosyid, S.T. 5 4 4 80 1 20
Muh. Jamaludin Malik 3 3 2 67 1 33
Muhammad Nur Agus
Syahrul Huda 2 2 1 50 1 50
Paulus Surawan Hariono 7 6 6 86 1 14
Riatun, S. Sos 6 5 5 83 1 17
Rita Agustina Sri Rejeki 5 4 5 100 0 0
Rustinah 2 2 2 100 0 0
Samini 7 6 2 29 5 71
Sardi, S.E. 4 3 3 75 1 25
Sigit Ihwan Prasetyo 4 3 3 75 1 25
Siti Handayani 2 2 1 50 1 50
Sri Rahayu,S.E. 3 3 3 100 0 0
Sugiyanti 4 3 3 75 1 25
Suharni 4 3 3 75 1 25
Teguh Mulyono 3 3 3 100 0 0
Urip Widodo 2 2 2 100 0 0
Wardi 4 3 1 25 3 75
Widadi 3 3 1 33 2 67
TOTAL 117 100 84 72 33 28
Sumber: KPP Pratama Surakarta Tahun 2011