• Tidak ada hasil yang ditemukan

MITIGASI BENCANA KKN-PPM UGM Rekomendasi strategi dan edukasi mitigasi bencana Kabupaten Raja Ampat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MITIGASI BENCANA KKN-PPM UGM Rekomendasi strategi dan edukasi mitigasi bencana Kabupaten Raja Ampat."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MITIGASI BENCANA

Rekomendasi strategi dan edukasi

mitigasi bencana Kabupaten Raja Ampat.

KKN-PPM UGM 2021

(2)

Contens.

Kondisi Kebencanaan Potensi Kebencanaan

Pengertian Mitigasi Bencana Jenis Mitigasi Bencana

Strategi Mitigasi Bencana

Contoh Mitigasi Bencana

(3)

Latar

Belakang.

Kabupaten Raja Ampat sebagai wilayah kepulauan, maka memiliki wilayah daratan yang relatif tidak besar dan pada umumnya topografi daerahnya didominasi oleh wilayah perbukitan yang masih dipenuhi dengan hutan alami. Sedangkan wilayah pesisir pantai memiliki karakteristik yang beragam seperti pantai landau berpasir hitam, pantai landau berpasir putih dengan terumbu karang yang sudah rusak sampai dengan yang masih perawan, pantai dalam dan hutan mangrove. Kemiringan lahan wilayah perencanaan merupakan lahan dengan kemiringan antara 0% sampai dengan di atas 40%. Sebagian wilayah berupa pegunungan daerah lereng- lereng yang curam seperti di Pulau Batanta, Pulau Waigeo, dan Pulau Salawati. Daerah pegunungan ini dapat mencapai 100 – 300 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian di bawah 100 meter dpl.

Umumnya terdapat pada Pulau Salawati bagian selatan. Jika dilihat dari fisiografinya, maka Kabupaten Raja Ampat bagian utara, yaitu Pulau Waigeo dan sebagian Pulau Batanta didominasi oleh pegunungan.

Sedangkan pada bagian tengah terutama Pulau Salawati cukup luas daerah datarnya. Untuk Pulau Misool walaupun sebagian besar daerahnya pegunungan, tetapi pada bagian tengah pulau terdapat daerah yang datar.

epulauan Raja Ampat merupakan daerah yang termasuk dalam

K

Segitiga Karang (Coral Triangle). Coral Triangle adalah kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia. Negara yang termasuk dalam Coral Triangle selain Indonesia adalah Filipina, Malaysia, Papua New Guinea, Jepang, dan Australia.

Sebagai salah satu daerah yan memiliki karakteristik wilayah yang unik, Kabupaten Raja Ampat juga tidak terlepas dari ancaman bencana seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, hingga tsunami. Dengan demikian aspek mitigasi bencana sangat penting dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko bencana.

2

(4)

Buku ini kami persembahkan untuk

keluarga masyarakat Kota Waisai.

(5)

Kondisi Kebencanaan Kab Raja Ampat.

ondisi kebencanaan merupakan dasar dalam penilaian terhadap

K

pentingnya upaya-upaya pengurangan risiko bencana. Salah satu aspek yang dapat merepresentasikan kondisi kenecanaan adalah sejarah kebencanaan yang telah terjadi sebelumnya. Sejarah kejadian bencana dapat mendasari pelaksanaan kajian risiko bencana. Dengan melihat gambaran dan risiko yang ditimbulkan oleh kejaian bencana, maka dapat diketahui upaya yang harus dilakukan untuk pengurangan terhadap risiko bencana tersebut.

Berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) catatan sejarah kejadian bencana di Kabupaten Raja Ampat dalam rentang tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

Bencana

Banjir

Puting Beliung Puting Beliung

Waktu

31-07-2016 08-11-2012 28-07-2012

Meninggal

0 0 0

Hilang

0 0 1

Terluka

0 0 6

Mengungsi

20 0 0

4

(6)

otensi bencana di Kabupaten Raja Ampat diketahui berdasarkan

P

sejarah kejadian bencana (bencana yang telah terjadi) dan kondisi wilayah di Kabupaten Raja Ampat. Bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Raja Ampat tidak tertutup kemungkinan dapat terjadi kembali jika tidak ditanggulangi dengan perencanaan yang baik. Potensi bencana di Kabupaten Raja Ampat adalah sebagai berikut.

Potensi Bencana Kab Raja Ampat.

GEMPA BUMI

TSUNAMI BANJIR TANAH LONGSOR

Kabupaten Raja Ampat memiliki potensi bencana gempa bumi dan tsunami karena diapit oleh lempeng Australia-Indonesia serta Lautan Pasifik. Dari keseluruhan potensi bencana di Kabupaten Raja Ampat di atas, masing-masing memerlukan pengkajian risiko bencana dan strategi mitigasi bencana yang tepat.

5

(7)

Pengertian Mitigasi

Bencana.

itigasi Bencana merupakan upaya yang dilakukan untuk

M

mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan bencana, baik itu bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat.

Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam mitigasi bencana, diantaranya tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap kategori bencana, sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari serta cara penyelamatan diri jika bencana terjadi sewaktu-waktu dan pengaturan, penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.

6

(8)

Ÿ Mitigasi bencana harus diintegrasikan dengan proses pembangunan

Ÿ Fokusnya bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan, tenaga kerja, perumahan bahkan kebutuhan dasar lainnya.

Ÿ Sinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat

Ÿ Dalam sektor informal, ditekankan bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat untuk membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun sendiri.

Ÿ Menggunakan sumber daya lokal (sesuai dengan prinsip desentralisasi)

Ÿ Mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat.

Ÿ Mempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi golongan masyarakat kurang mampu, serta pilihan subsidi biaya tambahan dalam membangun rumah.

Ÿ Mempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun implikasi politik

Ÿ Mempelajari teknik merombak (pola dan struktur) pemukiman.

Pertimbangan Program Mitigasi Bencana.

7

(9)

itigasi struktural merupakan upaya dalam meminimalkan

M

bencana dengan membangun berbagai prasarana fisik menggunakan teknologi. Misalnya dengan membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, menciptakan early warning sistem untuk memprediksi gelombang tsunami, hingga membuat bangunan tahan bencana atau bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu bertahan dan tidak membahayakan para penghuninya jika bencana terjadi sewaktu-waktu.

Mitigasi Struktural.

8

(10)

Mitigasi Non Struktural.

itigasi non struktural merupakan suatu upaya dalam

M

mengurangi dampak bencana melalui kebijakan dan peraturan. Contohnya, UU PB atau Undang-Undang Penanggulangan Bencana, pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas warga.

9

(11)

bagaimana strategi mitigasi bencana?

Lalu...

Bagaimana Strategi Mitigasi Bencana?

emahami bahwa

M

bencana dapat diprediksi secara alamiah dan saling berkaitan antara yang satu dan lainnya sehingga perlu di evaluasi secara terus menerus.

Upaya mitigasi bencana harus memiliki persepsi yang sama baik dari aparat pemerintahan maupun masyarakatnya.

10

(12)

emetaan menjadi hal terpenting dalam mitigasi

P

bencana, khususnya bagi wilayah yang rawan bencana.

Hal ini dikarenakan sebagai acuan dalam membentuk keputusan antisipasi kejadian bencana. Pemetaan akan tata ruang wilayah juga diperlukan agar tidak memicu gejala bencana. Sayangnya di Indonesia pemetaan tata ruang dan rawan bencana belum terintegrasi dengan baik, sebab memang belum seluruh wilayahnya dipetakan, Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik, Peta bencana belum terintegrasi dan Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda beda sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya.

1 Pemetaan.

emantauan hasil pemetaaan tingkat kerawanan

P

bencana pada setiap daerah akan sangat membantu dalam pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana. Hal ini akan memudahkan upaya penyelamatan saat bencana terjadi. Pemantauan juga dapat dilakukan untuk pembangunan infrastruktur agar tetap memperhatikan AMDAL.

Pemantauan.

2

emantauan hasil pemetaaan tingkat kerawanan

P

bencana pada setiap daerah akan sangat membantu dalam pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana. Hal ini akan memudahkan upaya penyelamatan saat bencana terjadi. Pemantauan juga dapat dilakukan untuk pembangunan infrastruktur agar tetap memperhatikan AMDAL.

Penyebaran Informasi.

3

11

(13)

eberapa lapisan masyarakat mungkin ada yang tidak

B

dapat mengakses informasi mengenai bencana. Oleh karenanya menjadi tugas aparat pemerintahan untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat. Adapun bahan penyuluhan hampir sama dengan penyebaran informasi.

Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur informasi dari petugas lapangan, pejabat teknis dan masyarakat sampai ke tingkat pengungsian dan penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini kesiagaan tinggi menghadapi bencana akan terbentuk.

Sosialisasi, Penyuluhan, dan Pendidikan.

4

eringatan dini untuk memberitakan hasil pengamatan

P

kontinyu di suatu daerah yang rawan bencana, dengan tujuan agar masyarakatnya lebih siaga. Peringatan dini tersebut disosialisasikan kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dengan tujuan memberikan kesadaran masyarakat dalam menghindarkan diri dari bencana.

Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan bencana berupa saran teknis, pengalihan jalur jalan (sementara atau seterusnya), pengungsian dan saran penanganan lainnya.

Peringatan Dini.

5

12

(14)

Siklus Penanganan Bencana.

erdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana

B

kemudian dapat dibagi 4 kategori. Mitigasi sebagai tahap awal penanggulangan bencana alam untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana. Dan dilanjutnya dengan tahap kesiapsiagaan, respons terhadap bencana, dan tahap pemulihan.

01 02

03 04

13

(15)

Contoh Mitigasi Bencana Alam.

Ÿ Memantau informasi gejala tanah longsor dari media elektronik, misalnya website BMKG

Ÿ Penutupan rekahan di atas lereng

Ÿ Membangun Terasering dengan sistem drainase yang tepat Ÿ Membuat Peta rawan bencana tanah longsor

encana Alam sebagai Peristiwa akibat faktor geologis

B

(pergerakan lempeng bumi), klimatologis (kondisi cuaca atau iklm), dan ekstra-terestrial (benda luar angkasa). Contoh Mitigasi Bencana Bencana Alam, misalnya saja pada Tanah Longsor. Adapun mitigasi bencana yang dapat dilakukan pada tanah longsor adalah sebagai berikut.

Ÿ Melakukan pembuatan tanggul penahan runtuhan batuan

Ÿ Melakukan Reboisasi di hutan yang gundul

Ÿ Tidak mendirikan bangunan di daerah tebing atau tanah yang tidak stabil

Ÿ Memperhatikan dan membuat sistem peringatan dini

14

(16)

Ÿ Menyiapkan masyarakat secara luas termasuk aparat pemerintah khususnya di jajaran

kesehatan dan lintas sektor terkait untuk memahami risiko bila wabah terjadi serta bagaimana cara-cara menghadapinya bila suatu wabah terjadi melalui kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan

Ÿ Menyiapkan produk hukum yang memadai untuk mendukung upaya-upaya pencegahan, respon cepat serta penanganan bila wabah terjadi.

encana non-alam atau Peristiwa akibat dari

B

wabah, gagal teknologi, dan epidemic.

Misalnya saja pada bencana wabah penyakit, yang bisa dilakukan adalah:

Ÿ Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk identifikasi faktor risiko dan menentukan strategi intervensi dan penanganan maupun respon dini di semua jajaran.

Ÿ Menyiapkan infrastruktur untuk upaya penanganan seperti sumberdaya manusia yang profesional, sarana pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, transportasi, logistik serta pembiayaan operasional.

Contoh Mitigasi

Bencana Non Alam.

15

(17)

Ÿ Meningkatkan kinerja aparatur negara dalam rangka mewujudkan aparatur n e g a r a y a n g b e r f u n g s i m e l a y a n i masyarakat, profesional, berdayaguna, produktif, transparan, bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepositme.

Ÿ Mengembangkan supremasi hukum dengan menegakkan hukum secara konsisten, berkeadilan dan kejujuran.

Ÿ Mendukung kelangsungan demokratisasi politik dengan keberagaman aspirasi politik, serta di tanamkan moral dan etika budaya politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

encana Sosial masuk diantaranya adalah

B

Kerusuhan. Adapun mitigasi bencana yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Ÿ M e n i n g k a t k a n p e m a h a m a n d a n p e n y a d a r a n s e r t a m e n i n g k a t n y a p e r l i n d u n g a n p e n g h o r m a t a n , d a n penegakkan HAM

Ÿ Mendorong peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam rangka memelihara stabilitas ketentraman dan ketertiban

Contoh Mitigasi

Bencana Non Alam.

16

(18)

20 21

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, kami Organisasi Masyarakat Sipil yang terdiri dari: JATAM, HuMa, ICEL, WALHI, PILNET dan ELSAM secara tegas menolak penambangan dan pembangunan pabrik

[r]

Alat ukur ini menawarkan kemudahan untuk memahami caranya tentukan posisi saat ini (as-is) dan posisi masa depan (to-be) dan memungkinkan organisasi membuat

Menurut Moeljatno hukum pidana merupakan bagian dari hukum yang mengadakan dasar dan aturan untuk menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang

These basic processes spawn a broad framework that includes perception of the core-affect-altering properties of stimuli, motives, empathy, emotional meta-experience, and affect

6. Menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin. Berdasarkan

Mulai dari dua orang (misalnya, dalam hubungan suami istri), beberapa orang (misalnya, dalam keluarga), banyak orang (misalnya, dalam suatu sekolah atau

Kendati pun perjanjian Pihak Ketiga dengan perseroan yang bersifat ultra vires itu batal ( null and void ) dan tidak dapat diratifikasi, hal ini tidaklah