UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
30 JUNI 2006 DAN 2005
2005 Catatan 2006 Disajikan kembali
( Tidak diaudit ) ( Tidak diaudit ) AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 5 105.982 102.300 Piutang
Usaha 6, 21
Pihak ketiga - Setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp3.271 pada tahun 2006 dan
Rp2.096 pada tahun 2005 328.238 390.385 Pihak hubungan istimewa 76.309 83.838 Lain-lain - pihak ketiga 9.261 13.687 Persediaan 7 740.194 788.692 Ayam pembibit turunan - bersih 8 228.789 131.392 Biaya dibayar di muka dan uang muka 94.693 59.225 Jumlah Aktiva Lancar 1.583.466 1.569.519 AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pihak hubungan istimewa 21 32.386 26.257 Aktiva pajak tangguhan - bersih 35.415 74.216 Aktiva tetap - Setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp612.072 pada tahun 2006 dan Rp516.779 pada
tahun 2005 9 883.050 804.216 Tagihan pajak 132.965 187.504 Lain-lain - bersih 69.463 63.594 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.153.279 1.155.787
JUMLAH AKTIVA 24 2.736.745 2.725.306
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2005 Catatan 2006 Disajikan kembali
( Tidak diaudit ) ( Tidak diaudit ) KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka pendek 10 442.998 381.614 Hutang
Usaha 11, 21
Pihak ketiga 500.069 653.092 Pihak hubungan istimewa 49.831 39.386 Lain-lain - pihak ketiga 85.056 36.465 Hutang pajak 12 21.766 18.041 Beban masih harus dibayar 60.498 38.725 Bagian hutang jangka panjang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Hutang bank 13 - 102.065 Hutang sewa guna usaha 959 1.164 Jumlah Kewajiban Lancar 24 1.161.177 1.270.552 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak hubungan istimewa 21 153.441 139.750 Hutang jangka panjang - Setelah dikurangi
bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Hutang sewa guna usaha 589 795 Hutang instrumen derivatif 21.657 37.829 Hutang obligasi 14 496.073 494.110 Goodwill negatif - bersih 4 13.048 - Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan 20 176.761 146.560 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 24 861.569 819.044
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh -
1.407.669.175 saham 15 140.767 140.767 Tambahan modal disetor - agio saham 3.290 3.290 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 68.491 68.491 Selisih transaksi perubahan ekuitas
anak perusahaan 53.174 53.174 Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali (23.927) (23.927) Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 5.000 4.000 Belum ditentukan penggunaannya 467.204 389.915
Jumlah Ekuitas 713.999 635.710
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.736.745 2.725.306
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2005 Catatan 2006 Disajikan kembali
( Tidak diaudit ) ( Tidak diaudit ) PENJUALAN BERSIH 17, 24 2.970.715 2.699.205 BEBAN POKOK PENJUALAN 18 2.529.761 2.258.500
LABA KOTOR 440.954 440.705
BEBAN USAHA 19
Penjualan 56.214 45.111 Umum dan administrasi 231.994 219.740 Jumlah Beban Usaha 288.208 264.851
LABA USAHA 24 152.746 175.854
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Beban keuangan (73.353) (63.221) Laba (Rugi) selisih kurs dan
beban swap - bersih 59.046 (42.723) Penghasilan bunga 4.352 2.443 Rupa-rupa - bersih 8.054 (8.044) Beban Lain-lain - Bersih (1.901) (111.545) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 150.845 64.309 PAJAK PENGHASILAN
Tahun berjalan (27.908) - Tangguhan (30.846) (22.596) Pajak Penghasilan - Bersih (58.754) (22.596) LABA SEBELUM RUGI BERSIH
ANAK PERUSAHAAN SEBELUM AKUISISI 92.091 41.713 RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN
SEBELUM AKUISISI 832 -
LABA BERSIH 92.923 41.713
LABA PER SAHAM DASAR 66 30
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Modal Saham -TambahanSelisih Selisih TransaksiSelisih Nilai Transaksi Ditempatkan danModal Disetor -Penilaian KembaliPerubahan EkuitasRestrukturisasiTelah DitentukanBelum Ditentukan CatatanDisetor PenuhAgio SahamAktiva TetapAnak PerusahaanEntitas SepengendaliPenggunaannyaPenggunaannya 6140.767 3.290 68.491 53.174 (23.927) 4.000 389.358 16- - - - - - (14.077) - - - - - - 92.923 16- - - - - 1.000 (1.000) 6140.767 3.290 68.491 53.174 (23.927) 5.000 467.204 5140.767 3.290 68.491 53.174 (23.927) 4.000 348.202 - - - - - - 41.713 5140.767 3.290 68.491 53.174 (23.927) 4.000 389.915
Saldo Laba
(TIDAK DIAUDIT)
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2006 dan 2005 (Disajikan kembali) (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah) Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 4
Catatan 2006 2005 ( Tidak diaudit ) ( Tidak diaudit ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 3.035.226 2.749.982 Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (2.789.837) (2.394.665) Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi 245.389 355.317 Penerimaan dari (Pembayaran untuk):
Tagihan pajak penghasilan 66.307 9.037 Penghasilan bunga 4.352 11.448 Beban keuangan (67.613) (35.402) Pajak penghasilan (88.643) (75.878) Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 159.792 264.522 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan (Kenaikan) deposito yang dibatasi penggunaannya 31.203 (23.098) Hasil penjualan aktiva tetap 745 547 Perolehan saham anak perusahaan (30.000) - Perolehan aktiva tetap (43.444) (11.501) Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (41.496) (34.052)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari hutang bank jangka pendek - 50.000 Pembayaran untuk:
Hutang sewa guna usaha (480) (1.443) Hutang bank jangka panjang (5.000) (117.711) Hutang lain-lain (6.500) - Dividen kas (27.500) - Hutang bank jangka pendek (72.424) (175.660)
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (111.904) (244.814) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS 6.392 (14.344) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 99.590 101.252 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 105.982 86.908
Kas dan setara kas akhir periode terdiri dari:
Kas dan bank 47.498 37.300 Deposito 58.484 65.000 5 105.982 102.300 Cerukan 10 - (15.392) Jumlah 105.982 86.908
AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS Penambahan aktiva tetap melalui hutang
sewa guna usaha 9 921 31
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (Perusahaan) didirikan di Indonesia dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., No. 6 tanggal 7 Januari 1972. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 65, Tambahan No. 573 tanggal 14 Agustus 1973. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah dengan Akta Notaris Alfira Kencana, S.H. (pengganti Notaris Sutjipto, S.H.), No. 31 tanggal 9 November 2000 mengenai perubahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp500 (Rupiah penuh) per saham menjadi Rp100 (Rupiah penuh) per saham. Perubahan ini telah disahkan pada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor Pencatatan C- 24711.HT.01.04.TH.2000 tanggal 29 November 2000.
Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi produksi dan perdagangan pakan ternak, pakan udang, pakan ikan, peralatan peternakan dan pengolahan daging ayam serta penyertaan saham pada perusahaan lain.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Jalan Ancol VIII No. 1, Jakarta dengan cabang-cabangnya di Sidoarjo, Medan, Tangerang, Balaraja, Serang, Lampung dan Denpasar. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1972.
b. Transaksi Permodalan Perusahaan
Transaksi permodalan Perusahaan sejak penawaran umum perdana hingga 30 Juni 2006 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham yang Beredar
Tahun Keterangan Setelah Transaksi
1991 Penawaran umum perdana sebanyak 2.500.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.000
(Rupiah penuh) per saham 52.500.000
1994 Konversi obligasi konversi Perusahaan sebesar
Rp25,00 miliar menjadi 3.806.767 saham 56.306.767
1995 Penawaran Umum Terbatas II dengan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 112.613.534
1997 Perubahan nilai nominal saham dari Rp1.000
(Rupiah penuh) menjadi Rp500 (Rupiah penuh) 225.227.068 1997 Penerbitan saham bonus, setiap pemegang 4 saham
lama berhak untuk memperoleh 1 saham baru 281.533.835 2000 Perubahan nilai nominal saham dari Rp500
(Rupiah penuh) menjadi Rp100 (Rupiah penuh) 1.407.669.175
Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di Bursa Efek Jakarta.
c. Penawaran Obligasi
Pada tanggal 19 Juni 2003, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-1458/PM/2003 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) atas Pernyataan Pendaftaran untuk melakukan penawaran umum obligasi dengan nama “Obligasi Charoen Pokphand Indonesia I Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap” (Obligasi) dengan nilai nominal sebesar Rp500,00 miliar yang terdiri dari pecahan Rp50,00 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun. Pada tanggal 2 Juli 2003, Obligasi tersebut diterbitkan dan akan jatuh tempo seluruhnya pada tanggal 2 Juli 2008. Seluruh Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya sejak tanggal 7 Juli 2003.
d. Karyawan, Direksi dan Komisaris
Pada tanggal 30 Juni 2006, susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan yang diaktakan oleh Fathiah Helmi, S.H., No. 17 tanggal 11 Mei 2006 adalah sebagai berikut:
Komisaris Direksi
Presiden Komisaris: - Sumet Jiaravanon Presiden Direktur: - Franciscus Affandy Wakil Presiden Komisaris: - Montri Jiaravanont Wakil Presiden Direktur: - Thirayut Phitya Isarakul
- Dhanin Chearavanont - Vinai Rakphongphairoj
Komisaris: - Eddy Susanto Zaoputra Direktur: - Peraphon Prayooravong - Benjamin Jiaravanon - Rusmin Ryadi
- Jiacipto Jiaravanon - Hery Tjusanto - Jialipto Jiaravanon - T. Thomas Effendy Komisaris Independen: - Agussalim Nasution - Chokchai Chintawongvanich
- Ping Perdana Kusuma - Rudy Dharma Kusuma
Pada tanggal 30 Juni 2005, susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan yang diaktakan oleh Fathiah Helmi, S.H., No. 45 tanggal 30 Mei 2005 adalah sebagai berikut:
Komisaris Direksi
Presiden Komisaris: - Sumet Jiaravanon Presiden Direktur: - Franciscus Affandy Wakil Presiden Komisaris: - Montri Jiaravanont Wakil Presiden Direktur: - Thirayut Phitya Isarakul
- Dhanin Chearavanont - Vinai Rakphongphairoj
Komisaris: - Eddy Susanto Zaoputra Direktur: - Peraphon Prayooravong - Benjamin Jiaravanon - Rusmin Ryadi
- Jiacipto Jiaravanon - Hery Tjusanto - Jialipto Jiaravanon - T. Thomas Effendy Komisaris Independen: - R. Suroyo Bimantoro - Chokchai Chintawongvanich
- Budiman Elkana
- Agustinus Soputan
Pada tanggal 30 Juni 2006, susunan komite audit adalah sebagai berikut:
Ketua: - Agussalim Nasution
Anggota: - Ping Perdana Kusuma - Rudy Dharma Kusuma - Petrus Julius
- Ariadhi Hendrajuwana
Pada tanggal 30 Juni 2005, susunan komite audit adalah sebagai berikut:
Ketua: - Budiman Elkana
Anggota: - Agustinus Soputan
- Agussalim Nasution - Ping Perdana Kusuma - Rudy Dharma Kusuma
Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada direksi dan komisaris Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebesar Rp19,87 miliar dan Rp18,29 miliar masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2006 dan 2005.
Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai 5.894 dan 5.475 orang karyawan tetap masing-masing pada tanggal 30 Juni 2006 dan 2005.
e. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan
Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan PT Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF), Anak perusahaan, dimana Perusahaan memiliki persentase pemilikan saham sebesar 99,99%.
Kegiatan usaha CPJF meliputi bidang usaha peternakan ayam pembibit dan menjual hasil produksinya berupa anak ayam usia sehari komersial (day-old chick final stock). CPJF mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1972. Jumlah aktiva CPJF pada tanggal 30 Juni 2006 dan 2005 masing-masing sebesar Rp710,84 miliar dan Rp678,45 miliar (disajikan kembali).
Efektif pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan mengakuisisi PT Centralavian Pertiwi (CAP) sebanyak 14.999 saham yang merupakan 99,99% dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh CAP, dengan harga pembelian sebesar Rp2 juta per saham. Kegiatan usaha CAP meliputi bidang usaha peternakan ayam bibit nenek (grand parent stock) untuk menghasilkan ayam bibit induk (parent stock). CAP mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1991. Jumlah aktiva CAP pada tanggal 30 Juni 2006 sebesar Rp148,42 miliar
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi ini telah disusun sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), instrumen derivatif yang dinyatakan sebesar nilai wajar dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali (revaluasi).
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas konsolidasi.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak perusahaan.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
Transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan yang berasal dari penilaian kembali aktiva tetap dan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” dalam kelompok Ekuitas.
c. Setara Kas
Deposito on call dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Selisih harga pengalihan dengan nilai buku penyertaan saham antara pihak-pihak yang berada di bawah pengendalian yang sama, tidak diakui sebagai laba rugi. Selisih tersebut disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dalam kelompok Ekuitas.
Perusahaan dan Anak perusahaan mencatat transaksi penggabungan usaha sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
f. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan penurunan nilai persediaan, apabila ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
g. Ayam Pembibit Turunan
Ayam pembibit turunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi deplesi. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun berdasarkan taksiran umur produktif ayam telah menghasilkan sejak awal masa produksi dengan memperhitungkan nilai sisa.
h. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai dengan masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan dalam “Aktiva Tidak Lancar - Lain-lain - bersih”.
i. Aktiva Tetap Pemilikan langsung
Aktiva tetap dicatat sebesar biaya perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan, kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan, dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan memperhitungkan taksiran nilai sisa sebesar persentase tertentu dari nilai tercatat, kecuali untuk prasarana tanah yang tidak diperhitungkan nilai sisanya, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang bersangkutan sebagai berikut:
Tahun Prasarana tanah, peralatan transportasi, peralatan kantor, instalasi air,
peralatan peternakan dan peralatan laboratorium 5
Bangunan 20
Mesin dan peralatan 12
Beban perbaikan dan pemeliharaan yang tidak signifikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan.
Perolehan tanah dicatat sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan izin atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Beban tangguhan disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tidak Lancar - Lain-lain - bersih”.
Sewa guna usaha
Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria kapitalisasi. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak opsi disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aktiva tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aktiva tetap sewa guna usaha yang sama dengan aktiva yang diperoleh melalui pemilikan langsung yaitu 5 tahun.
Hutang sewa guna usaha dihitung berdasarkan nilai sekarang dari pembayaran sewa guna usaha.
Aktiva dalam penyelesaian
Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva dalam penyelesaian tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam usaha
Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan usaha disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tidak Lancar - Lain-lain - bersih” dan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
j. Goodwill Negatif
Selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih anak perusahaan yang diakuisisi dibukukan sebagai “goodwill negatif”. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan jangka waktu 20 tahun.
k. Penurunan Nilai Aktiva
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan indikasi terjadinya penurunan nilai aktiva termasuk aktiva yang tidak digunakan dalam usaha pada akhir periode. Bila terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan dan Anak perusahaan menentukan nilai terpulihkan (recoverable value) dari aktiva yang bersangkutan dan mencatat penurunan nilai aktiva sebagai kerugian pada laporan laba rugi periode berjalan.
l. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat pengapalan barang kepada pelanggan (f.o.b. shipping point). Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan ayam afkir, karung bekas, bahan baku dan kotoran ayam dicatat sebesar hasil penjualan bersih dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, dan disajikan sebagai Penghasilan Lain-lain. Beban diakui pada saat terjadinya.
m. Biaya Emisi Obligasi
Biaya emisi yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi disajikan sebagai pengurang dari hasil penerimaan emisi obligasi. Biaya emisi obligasi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi yaitu 5 (lima) tahun.
n. Instrumen Derivatif
Setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif melekat) dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha periode berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi
konsolidasi. Setiap entitas diharuskan untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Semua instrumen derivatif Perusahaan tidak dirancang sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi.
o. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.
Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
p. Informasi Segmen
Perusahaan dan Anak perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen berdasarkan:
(i) Segmen usaha (primer) yang terdiri dari pakan, anak ayam usia sehari, ayam olahan dan peralatan peternakan;
(ii) Segmen geografis (sekunder) berdasarkan lokasi pelanggan terdiri dari dalam negeri dan luar negeri.
q. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban diestimasi atas imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan” (UU No. 13/2003).
Perusahaan dan Anak perusahaan diharuskan membayar imbalan kerja karyawan jika kondisi tertentu dalam UU No. 13/2003 tersebut terpenuhi. Beban jasa masa lalu diamortisasi berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan.
Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2005, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Akuntansi Imbalan Kerja” secara retrospektif dan mengubah metode akuntansi sebelumnya atas imbalan kerja dengan metode yang diatur dalam standar ini. Laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2005 telah disajikan kembali sebagai akibat dari penerapan standar akuntansi tersebut.
Dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya untuk penyediaan imbalan kerja berdasarkan UU No. 13/2003 ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan suatu program imbalan pasti atau perubahan-perubahan dalam hutang imbalan kerja program yang sudah ada diamortisasi sampai imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan.
r. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak periode berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aktiva direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Untuk Anak perusahaan yang dikonsolidasi, pencatatan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan dalam jumlah bersih.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
s. Laba per Saham Dasar
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada periode yang bersangkutan. Jumlah rata- rata tertimbang saham yang beredar untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2006 dan 2005 masing-masing berjumlah 1.407.669.175 saham.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen Perusahaan untuk membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan pada periode yang akan datang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
3. PENGGABUNGAN USAHA
Pada tanggal 3 Januari 2005, berdasarkan Akta Penggabungan Usaha No. 1 yang dibuat oleh Notaris Ichsan Chozie, S.H., notaris pengganti Fathiah Helmi, S.H., Perusahaan telah menandatangani akta penggabungan dengan PT Mega Kahyangan (MK) dan PT Udangmas Intipertiwi (UMIP), perusahaan tidak beroperasi, dimana MK dan UMIP sebagai perusahaan yang digabungkan (dissolving companies) sedangkan Perusahaan merupakan perusahaan penerus kegiatan (surviving company). Rencana berikut rancangan penggabungan usaha MK dan UMIP ke dalam Perusahaan telah disetujui pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang diaktakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 42 tanggal 25 Mei 2004. Penggabungan usaha tersebut juga telah mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal pada tanggal 10 Mei 2004 dan persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Surat Persetujuan No. 904/III/PMA/2004 tanggal 15 September 2004. Pada saat penggabungan usaha, Perusahaan telah memiliki kepemilikan sebesar 100% pada MK dan UMIP. Pengalihan aktiva maupun kewajiban MK dan UMIP ke Perusahaan dicatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interest).
Ketiga pihak menyetujui penggabungan usaha dengan persyaratan dan kondisi sebagai berikut:
1 Seluruh kegiatan usaha MK dan UMIP termasuk cabang-cabangnya akan dialihkan ke Perusahaan.
2 Seluruh hak, lisensi, fasilitas dan izin yang telah diberikan oleh pihak yang berwenang kepada MK dan UMIP akan beralih ke Perusahaan.
3 Sejak tanggal efektif (3 Januari 2005), seluruh aktiva dan kewajiban yang dimiliki oleh MK dan UMIP dengan sendirinya beralih ke Perusahaan. Jumlah aktiva MK dan UMIP pada tanggal 31 Desember 2004 masing- masing sebesar Rp137,47 miliar dan Rp0,49 miliar. Sedangkan jumlah kewajiban MK pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp65,63 miliar.
4 Seluruh karyawan MK dan UMIP akan dialihkan ke Perusahaan dengan tidak mengurangi imbalan dan masa kerja.
5 Tidak ada perubahan susunan pemegang saham, komisaris dan direksi di Perusahaan.
Berdasarkan Akta Notaris No. 1 tanggal 3 Januari 2005 dari Rachmad Umar, S.H., PT Sumber Energindo Mandiri (SEM), perusahaan tidak beroperasi dan Anak perusahaan CPJF, setuju dan sepakat untuk menggabungkan diri ke dalam CPJF, dimana CPJF sebagai perusahaan penerus kegiatan (surviving company).
Pengalihan aktiva SEM sebesar Rp0,58 miliar ke CPJF dicatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interest). Penggabungan usaha ini berlaku efektif sejak ditandatanganinya akta tersebut.
Penggabungan usaha dilakukan dalam rangka restrukturisasi grup dan dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, sehingga penggabungan usaha antar entitas sepengendali seolah-olah terjadi sejak awal periode penyajian laporan keuangan.
4. AKUISISI PT CENTRALAVIAN PERTIWI
Pada tanggal 1 Juni 2006, Perusahaan telah menandatangani beberapa Perjanjian Jual Beli Saham dengan:
− PT Prospek Karyatama (PK) untuk membeli 14.250 saham atau 95,00% kepemilikan PK pada PT Centralavian Pertiwi (CAP) dengan nilai Rp28,50 miliar.
− PT Proskar Pertiwi (PP) untuk membeli 749 saham atau 4,99% kepemilikan PP pada CAP dengan nilai Rp1,498 miliar.
Pada tanggal 1 Juni 2006, CPJF telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham dengan PP untuk membeli 1 saham atau 0,01% kepemilikan PP pada CAP dengan nilai Rp 2 juta.
Transaksi-transaksi di atas bukan merupakan transaksi yang mempunyai Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu karena dilakukan dengan PK dan PP yang bukan merupakan pihak terafiliasi dari Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-Undang No.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Transaksi-transaksi di atas juga bukan merupakan Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-02/PM/2001 tanggal 20 Februari 2001 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama karena nilainya lebih kecil dari 10% nilai penjualan dan 20%
nilai ekuitas berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja.
Transaksi-transaksi di atas dicatat dengan menggunakan metode perolehan. Selisih lebih biaya perolehan diatas taksiran nilai wajar aktiva bersih yang teridentifikasi sejumlah Rp28,18 miliar, dialokasikan ke dalam aktiva tetap tertentu. Selisih lebih antara biaya perolehan dengan taksiran nilai wajar aktiva bersih, yang tidak terindentifikasi (goodwill negatif) sejumlah Rp13,10 miliar, diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 (dua puluh) tahun. Hasil usaha CAP dimasukkan ke dalam hasil usaha konsolidasi sejak tanggal akuisisi.
Ikhtisar posisi keuangan CAP pada saat akuisisi adalah sebagai berikut :
Aktiva lancar 75.674
Aktiva tetap - bersih 58.582
Total aktiva 147.195
Kewajiban jangka pendek 132.174
Kewajiban jangka panjang - bersih 96
Ekuitas 14.925
5. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:
2006 2005
Kas 1.358 889
Bank
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk. 21.693 18.254
PT Bank Lippo Tbk. 8.115 10.979
Citibank N.A., Jakarta 1.539 2.483
Lain-lain 2.983 2.621
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Niaga Tbk. 8.593 825
Natexis Banques Populaires, Singapura 1.766 335
Lain-lain 1.451 914
Setara Kas – Rupiah
Deposito on call
PT Bank NISP Tbk. 41.500 65.000
Citibank N.A., Jakarta 16.984 -
Jumlah 105.982 102.300
Suku bunga tahunan setara kas adalah sebagai berikut:
2006 2005
% %
Deposito on call 7,00 - 10,00 5,25 - 7,25
6. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:
2006 2005
Pihak ketiga:
PT Surya Gemilang Pratama 27.628 30.712
PT Aneka Satwa Pratama 25.501 30.443
PT Satwa Miramaraya 16.903 34.148
PT Inter Agro Prospek 12.882 7.122
PT Proskar Pertiwi 9.050 15.938
PT Prospek Satwa Pratama 8.389 6.186
PT Balikpapan Sejahtera Mandiri 8.139 10.214
PT Aquafarm Nusantara 7.588 6.802
PT Sumber Mitra Satwa 6.443 6.201
PT Karya Unggul Lestari 6.021 6.350
PT Multi Sarana Pakanindo 5.399 1.201
PT Binapratama Satwa 5.243 6.305
PT Karya Prospeksatwa 5.185 8.763
PT Fajar Makmur Utama 3.958 12.273
PT Sinar Putra Bhakti 2.447 19.324
PT Prospek Karyatama 1.513 50.197
PT Centralavian Pertiwi - 13.876
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5 miliar) 179.220 126.426
Jumlah pihak ketiga 331.509 392.481
Penyisihan piutang ragu-ragu (3.271) (2.096)
Bersih 328.238 390.385
Pihak hubungan istimewa (Catatan 21) 76.309 83.838
Analisa umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2006 2005
Pihak ketiga:
Kurang dari 31 hari 251.620 334.220
31 - 60 hari 41.174 28.977
61 - 90 hari 21.082 8.003
91 - 180 hari 8.176 12.106
Lebih dari 180 hari 9.457 9.175
Jumlah 331.509 392.481
Penyisihan piutang ragu-ragu (3.271) (2.096)
Bersih 328.238 390.385
2006 2005
Pihak hubungan istimewa:
Kurang dari 31 hari 36.791 59.519
31 - 60 hari 18.121 21.266
61 - 90 hari 5.135 1.936
91 - 180 hari 13.746 269
Lebih dari 180 hari 2.516 848
Jumlah 76.309 83.838
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.
Seluruh saldo piutang usaha di atas dalam mata uang Rupiah.
Pada tanggal 30 Juni 2006, piutang usaha milik Perusahaan dan CPJF sebesar Rp180,99 miliar digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dan CPJF dan hutang obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan.
7. PERSEDIAAN
Akun ini merupakan persediaan berdasarkan segmen usaha sebagai berikut:
2006 2005
Pakan 651.564 726.446
Anak ayam usia sehari 61.498 43.284
Ayam olahan 22.179 14.878
Peralatan peternakan 4.953 4.084
Jumlah 740.194 788.692
Pada tanggal 30 Juni 2006, persediaan (kecuali persediaan tertentu yang masih dalam perjalanan) dan ayam pembibit turunan, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusakan, bencana alam, kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp960,53 miliar.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.
Pada tanggal 30 Juni 2006, persediaan dan ayam pembibit turunan milik Perusahaan dan CPJF sebesar Rp620,83 miliar digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dan CPJF dan hutang obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan.
Pada tanggal 30 Juni 2006, persediaan Perusahaan sebesar Rp44,74 miliar digunakan sebagai jaminan untuk fasilitas stock financing yang diperoleh dari Natexis Banques Populaires, Singapura.
8. AYAM PEMBIBIT TURUNAN Ayam pembibit turunan terdiri dari:
2006 2005
Telah menghasilkan (masa produksi):
Saldo awal 102.072 91.584
Reklasifikasi dari ayam belum menghasilkan 127.474 80.526
Akumulasi deplesi (97.588) (80.674)
Ayam afkir (23.454) (18.879)
Saldo akhir 108.504 72.557
Eliminasi (3.444) (906)
Jumlah setelah eliminasi 105.060 71.651
(Berlanjut)
2006 2005
Belum menghasilkan (masa pertumbuhan):
Saldo awal 92.221 48.220
Kapitalisasi biaya selama periode berjalan 171.691 97.663
Reklasifikasi ke ayam telah menghasilkan (127.474) (80.526)
Penjualan ayam belum menghasilkan (9.746) (4.413)
Saldo akhir 126.692 60.944
Eliminasi (2.963) (1.203)
Jumlah setelah eliminasi 123.729 59.741
Jumlah 228.789 131.392
Eliminasi merupakan laba yang belum direalisasi atas penjualan pakan dari Perusahaan ke CPJF dan CAP.
9. AKTIVA TETAP
Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut:
2006
Akuisisi Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal CAP Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Tanah 156.057 18.310 18.364 - 192.731
Prasarana tanah 38.480 1.046 256 - 39.782
Bangunan 393.413 34.123 12.828 - 440.364
Mesin dan peralatan 429.313 4.020 21.512 114 454.731
Peralatan transportasi 48.532 3.138 3.521 701 54.490
Peralatan kantor 102.983 2.491 3.509 228 108.755
Instalasi air 21.272 3.682 940 1 25.893
Peralatan peternakan 104.627 9.529 8.793 - 122.949
Peralatan laboratorium 5.366 - 367 - 5.733
Jumlah 1.300.043 76.339 70.090 1.044 1.445.428
Aktiva dalam Penyelesaian
Bangunan dan prasarana tanah 18.297 - 11.977 20.342 9.932
Mesin dan peralatan 28.739 - 9.751 2.010 36.480
Jumlah 47.036 - 21.728 22.352 46.412
Aktiva Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 2.024 381 921 44 3.282
Jumlah Nilai Tercatat 1.349.103 76.720 92.739 23.440 1.495.122 Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Prasarana tanah 34.102 1.041 879 - 36.022
Bangunan 136.904 5.610 8.883 - 151.397
Mesin dan peralatan 214.447 1.733 11.393 7 227.566
Peralatan transportasi 30.781 1.849 3.796 450 35.976
Peralatan kantor 54.164 1.241 7.804 117 63.092
Instalasi air 12.536 1.942 941 1 15.418
Peralatan peternakan 67.782 4.640 6.369 - 78.791
Peralatan laboratorium 2.477 - 384 - 2.861
Jumlah 553.193 18.056 40.449 575 611.123
(Berlanjut)
2006
Akuisisi Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal CAP Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir Aktiva Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 585 82 309 27 949
Jumlah Akumulasi Penyusutan 553.778 18.138 40.758 602 612.072
Nilai Buku Bersih 795.325 58.582 883.050
2005
Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Tanah 154.396 201 - 154.597
Prasarana tanah 38.403 7 - 38.410
Bangunan 390.812 337 241 390.908
Mesin dan peralatan 389.934 600 799 389.735
Peralatan transportasi 47.657 1.263 1.132 47.788
Peralatan kantor 67.249 5.934 162 73.021
Instalasi air 20.239 472 - 20.711
Peralatan peternakan 99.311 1.043 - 100.354
Peralatan laboratorium 4.745 25 - 4.770
Jumlah 1.212.746 9.882 2.334 1.220.294
Aktiva dalam Penyelesaian
Bangunan dan prasarana tanah 38.077 4.696 1.682 41.091
Mesin dan peralatan 40.725 481 1.982 39.224
Jumlah 78.802 5.177 3.664 80.315
Aktiva Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 2.024 - - 2.024
Peralatan kantor 18.533 31 202 18.362
Jumlah 20.557 31 202 20.386
Jumlah Nilai Tercatat 1.312.105 15.090 6.200 1.320.995 Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Prasarana tanah 31.974 1.080 - 33.054
Bangunan 120.309 8.699 99 128.909
Mesin dan peralatan 190.540 12.155 531 202.164
Peralatan transportasi 26.784 2.979 850 28.913
Peralatan kantor 32.560 5.527 104 37.983
Instalasi air 10.908 852 - 11.760
Peralatan peternakan 57.181 5.447 - 62.628
Peralatan laboratorium 1.546 374 - 1.920
Jumlah 471.802 37.113 1.584 507.331
Aktiva Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 231 185 - 416
Peralatan kantor 8.032 1.093 93 9.032
Jumlah 8.263 1.278 93 9.448
Jumlah Akumulasi Penyusutan 480.065 38.391 1.677 516.779
Nilai Buku Bersih 832.040 804.216
(a) Pembebanan penyusutan adalah sebagai berikut:
2006 2005
Beban pokok penjualan dan ayam pembibit
turunan belum menghasilkan 29.862 28.875
Beban umum dan administrasi 9.049 7.631
Beban penjualan 1.820 1.792
Jumlah 40.731 38.298
(b) Keuntungan dari penjualan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
2006 2005
Hasil penjualan bersih 759 547
Nilai buku 548 337
Keuntungan 211 210
Keuntungan penjualan aktiva tetap dicatat pada akun “Rupa-rupa - bersih” sebagai bagian dari Penghasilan (Beban) Lain-lain.
(c) Pada tanggal 30 Juni 2006, aktiva tetap, tidak termasuk tanah dan peralatan transportasi, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kerusakan, bencana alam, kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar $AS224,11 juta. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut.
(d) Penambahan aktiva tetap pada tahun 2006 terutama merupakan pengadaan aktiva tetap sehubungan dengan penambahan fasilitas penelitian dan pengembangan laboratorium bioteknologi, perbaikan dan penggantian fasilitas produksi pakan ternak dan fasilitas peternakan serta pengadaan peralatan untuk menunjang sistem informasi teknologi (enterprise resources planning)
(e) Aktiva dalam penyelesaian milik Perusahaan pada tahun 2006 merupakan perolehan mesin dan peralatan serta bangunan dan prasarana tanah sehubungan dengan peningkatan efisiensi produksi pakan ternak.
Dinilai dari sudut pandang keuangan, persentase penyelesaian rata-rata atas aktiva dalam penyelesaian adalah sekitar 54,75% pada tanggal 30 Juni 2006.
(f) Aktiva tetap dalam bentuk tanah terletak di beberapa kota di Indonesia dengan jumlah luas keseluruhan sekitar 6.545.445 m2 dengan status Hak Guna Bangunan. Hak atas tanah tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2007 sampai dengan 2034. Manajemen berkeyakinan bahwa hak tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut.
(g) Aktiva tetap Perusahaan dan CPJF telah dinilai oleh PT Actual Kencana Appraisal, perusahaan penilai independen, berdasarkan laporannya tertanggal 31 Maret 2005. Berdasarkan laporan tersebut dinyatakan bahwa aktiva tetap Perusahaan dan CPJF pada tanggal 31 Desember 2004 masing-masing sebesar Rp744,18 miliar dan Rp725,92 miliar.
Aktiva tetap CAP telah dinilai oleh PT Actual Kencana Appraisal, perusahaan penilai independen, berdasarkan laporannya tertanggal 10 Maret 2006. Berdasarkan laporan tersebut dinyatakan bahwa aktiva tetap CAP pada tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp86,46 miliar.
Metode penilaian aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan penilai tersebut adalah Metode Biaya Pengganti Terdepresiasi (Depreciated Replacement Cost Method), kecuali tanah yang menggunakan Metode Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach). Berdasarkan kondisi aktiva tetap dan penilaian tersebut, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aktiva tetap Perusahaan dan Anak perusahaan pada tanggal 30 Juni 2006.
(h) Pada tahun 1997, Perusahaan dan CPJF telah menilai kembali aktiva tetap tertentunya berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PT Aditya Appraisal Bhakti, penilai independen, pada tanggal 31 Desember 1997.
Penilaian kembali dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 507/KMK.04/1996 tanggal 13 Agustus 1996, yang pelaksanaannya sesuai dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-30/PJ.42/1996 tanggal 14 Agustus 1996 dan No. SE-18/PJ.42/1997 tanggal 31 Desember 1997. Penilaian kembali aktiva tetap Perusahaan dan CPJF tersebut telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak masing-masing berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-07/WPJ.06/KP.0404/1998 tanggal 17 April 1998 dan No. KEP-001/WPJ.06/KP.0604/1998 tanggal 13 Mei 1998. Jumlah bersih selisih penilaian kembali aktiva tetap Perusahaan dan CPJF masing-masing sebesar Rp68,49 miliar dan Rp52,84 miliar.
Bagian Perusahaan atas selisih penilaian kembali aktiva tetap CPJF dicatat pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada neraca konsolidasi. Pada tahun 2003, akun ini bertambah sebesar Rp336 juta sehubungan dengan adanya penambahan kepemilikan saham pada PT Sumber Energindo Mandiri, Anak perusahaan, oleh CPJF.
(i) Pada tanggal 30 Juni 2006, aktiva tetap milik Perusahaan dan CPJF dengan nilai buku Rp384,26 miliar digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank yang diperoleh Perusahaan dan CPJF dan hutang obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan.
10. HUTANG BANK JANGKA PENDEK Akun ini terdiri dari:
2006 2005
Pinjaman revolving:
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk. 244.000 190.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 130.000 130.000
PT Bank Ekonomi Raharja 21.250 21.250
Pinjaman impor:
Dolar Amerika Serikat
PT Bank DBS Indonesia ($AS2.470.346) 22.974 -
PT Bank Chinatrust Indonesia ($AS1.274.230 pada
tahun 2006 dan $AS1.193.835 pada tahun 2005) 11.850 11.596 Natexis Banques Populaires, Singapura ($AS975.555) 9.073 - PT Bank Niaga Tbk. ($AS414.068 pada tahun 2006
dan $AS1.377.172 pada tahun 2005) 3.851 13.376
Cerukan (overdraft):
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk. - 15.392
Jumlah 442.998 381.614
PT Bank Central Asia Tbk.
Pada tanggal 9 September 2002, Perusahaan dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman Time Revolving Loan (TRL) dengan PT Bank Central Asia Tbk.. Fasilitas pinjaman tersebut maksimum berjumlah Rp260,00 miliar, terbagi atas fasilitas pinjaman untuk Perusahaan sebesar Rp200,00 miliar dan CPJF sebesar Rp60,00 miliar. Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu 1 tahun. Pembatasan dan jaminan atas fasilitas pinjaman ini sama dengan pembatasan dan jaminan atas fasilitas pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari bank yang sama.
Pada tanggal 14 April 2003, Perusahaan menandatangani adendum kedua atas perjanjian pinjaman dengan BCA dimana sebagian dari fasilitas TRL yaitu sebesar Rp20,00 miliar dialihkan menjadi fasilitas Kredit Rekening Koran (cerukan). Fasilitas cerukan dan TRL telah diperpanjang sampai dengan 9 September 2006.
Berdasarkan surat dari BCA pada tanggal 18 November dan 2 Desember 2003, fasilitas TRL CPJF dan Perusahaan masing-masing sebesar Rp58,50 miliar (atau setara dengan $AS6.500.000) dan Rp121,50 miliar
(atau setara dengan $AS13.500.000) dialihkan menjadi fasilitas pinjaman jangka panjang dalam bentuk Installment Loan. Pada tahun 2005, Perusahaan dan CPJF telah melunasi seluruh fasilitas pinjaman jangka panjang ini dan dengan pelunasan ini, fasilitas pinjaman jangka panjang kembali dialihkan menjadi fasilitas TRL.
CAP memperoleh fasilitas kredit dari BCA berupa Pinjaman Rekening Koran dan Time Revolving Loan dengan maksimum kredit masing-masing Rp1,00 miliar dengan tingkat bunga 14,5% per tahun dan Rp4,00 miliar dengan tingkat bunga 13,5% per tahun. Fasilitas kredit tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan milik CAP di desa Padamulya, desa Jati, Cipunagara dan desa Sukamulya, Pagaden, Subang, Jawa Barat. Fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 12 November 2006, dimana tingkat bunga untuk Pinjaman Rekening Koran sebesar 15,5% per tahun dan 15% per tahun untuk Time Revolving Loan.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Pada tanggal 6 September 2002, Perusahaan dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman Kredit Berjangka (Tranche B) dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.. Fasilitas pinjaman ini maksimum berjumlah Rp130,00 miliar, terbagi atas fasilitas pinjaman untuk Perusahaan sebesar Rp100,00 miliar dan CPJF sebesar Rp30,00 miliar. Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu 1 tahun. Pembatasan dan jaminan atas fasilitas pinjaman ini sama dengan pembatasan dan jaminan atas fasilitas pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari bank yang sama. Fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan 17 Mei 2007.
PT Bank Ekonomi Raharja
Pada tanggal 8 April 2003, Perusahaan dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman revolving dengan PT Bank Ekonomi Raharja. Fasilitas pinjaman ini maksimum berjumlah Rp25,00 miliar, terbagi atas fasilitas pinjaman untuk Perusahaan sebesar Rp18,75 miliar dan CPJF sebesar Rp6,25 miliar. Pembatasan dan jaminan atas fasilitas pinjaman ini sama dengan pembatasan dan jaminan atas fasilitas pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari bank yang sama. Fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan 8 April 2007.
PT Bank Chinatrust Indonesia
Pada tanggal 14 April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk pembelian bahan baku dari PT Bank Chinatrust Indonesia (Chinatrust) dengan fasilitas maksimum sebesar $AS1.400.000 dan $AS2.500.000 masing-masing pada tahun 2006 dan 2005. Fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan 14 April 2007 dan dijamin dengan aktiva tetap tertentu milik CPJF.
Perjanjian tersebut juga memuat beberapa pembatasan bagi Perusahaan dan CPJF, antara lain untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis dari Chinatrust:
- Menjual atau mengalihkan hak atau menyewakan kekayaan Perusahaan, di atas $AS5.000.000.
- Mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin terhadap pihak lain, kecuali terhadap anak perusahaan yang mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Perusahaan.
- Memperoleh pinjaman dalam bentuk apapun dari pihak lain untuk modal kerja maupun investasi yang menyebabkan terlanggarnya debt to equity ratio (dua kali).
- Melakukan merger atau akuisisi di luar bisnis inti atau menjual baik sebagian maupun seluruh Perusahaan atau kekayaannya di atas $AS5.000.000.
- Membayar dividen atau membayar kembali kepada para pemegang saham Perusahaan yang menyebabkan terlanggarnya debt to equity ratio (dua kali).
- Melakukan investasi pada perusahaan-perusahaan lain yang tidak berhubungan dengan bisnis inti Perusahaan.
- Memberi ijin kepada pihak ketiga untuk menempati bangunan yang dijaminkan kepada Chinatrust.
Natexis Banques Populaires, Singapura
Pada tanggal 25 November 2005 dan 28 Mei 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas stock financing dari Natexis Banques Populaires, Singapura dengan fasilitas maksimum sebesar $AS14.000.000. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembelian bungkil kacang kedelai dan jagung dari Bunge Agribusiness Singapore Pte.Ltd., Singapura. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan bungkil kacang kedelai dan jagung sebesar 110% dari nilai pembiayaan.
PT Bank Niaga Tbk.
Pada tanggal 7 April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman impor dan Letters of Credit (L/C) dari PT Bank Niaga Tbk. (Bank Niaga) dengan fasilitas maksimum sebesar $AS5.000.000. Fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan 1 Juli 2006 dan dijamin dengan piutang, persediaan dan aktiva tetap tertentu milik Perusahaan dengan nilai penjaminan sebesar Rp33,00 miliar.
Perjanjian tersebut juga memuat beberapa pembatasan bagi Perusahaan, antara lain untuk tidak melakukan hal- hal berikut tanpa persetujuan tertulis dari Bank Niaga:
- Menjual atau mengalihkan hak atau menyewakan seluruh atau sebagian kekayaan Perusahaan, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari.
- Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari.
- Mengadakan perubahan dari sifat dan kegiatan usaha.
- Mengumumkan dan membagikan dividen saham Perusahaan.
- Melakukan merger konsolidasi, likuidasi atau akuisisi.
PT Bank DBS Indonesia
Pada tanggal 28 April 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Sight Letters of Credit (L/C) dan stock financing dari PT Bank DBS Indonesia dengan fasilitas maksimum sebesar $AS10.000.000 untuk membiayai pembelian bungkil kacang kedelai dan jagung. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan yang dibiayai.
Raiffeisen Zentralbank Osterreich (RZB-Austria) Singapore Branch
Pada tanggal 9 Juni 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman impor dan Letter of Credit (L/C) dari Raiffeisen Zentralbank Osterreich (RZB-Austria) Singapore Branch dengan fasilitas maksimum $AS9.000.000.
Fasilitas tersebut terdiri dari $AS8.000.000 untuk membiayai pembelian bungkil kacang kedelai dan jagung dan
$AS1.000.000 untuk membiayai pembelian minyak ikan, pakan ikan, tepung gandum, sparepart dan lain-lain.
Fasilitas ini dijamin dengan persediaan yang dibiayai. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2006, Perusahaan belum menggunakan fasilitas ini.
Citibank N.A., Jakarta
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman revolving dari Citibank N.A., Jakarta dengan fasilitas maksimum sebesar $AS17.200.000 pada tahun 2004. Fasilitas pinjaman ini merupakan pinjaman impor (import loan) dan trust receipts dan dapat digunakan sampai dengan tanggal 20 September 2005.
11. HUTANG USAHA
Akun ini terdiri atas hutang kepada:
2006 2005
Pihak ketiga:
Pemasok luar negeri:
Cargill International Trading Pte.Ltd., Singapura 146.779 154.699 Agrotech Corporation Limited., Republik Mauritius 88.762 119.050 Toepfer International - Asia Pte.Ltd., Singapura 37.461 27.051 Bunge Agribusiness Singapore Pte.Ltd., Singapura 36.317 -
Concordia Agritrading Pte.Ltd., Singapura 27.134 -
Degussa A.G., Jerman 24.893 30.977
Potashcorp PCS (Sales) USA Inc., Amerika Serikat 13.699 7.046
Shenzhen Hongsenlin Industry and
Commerce Co.Ltd., China 6.318 -
Novus International Pte.Ltd., Singapura 5.205 9.527
CTG Rendered, Selandia Baru 2.517 16.086
(Berlanjut)
2006 2005
Noble Grain Pte.Ltd., Singapura - 80.281
Peter Crener, Singapura - 60.671
IMC Feed Ingredients, Amerika Serikat - 9.406
BASF South East Asia Pte.Ltd., Singapura - 5.163
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5 miliar) 34.190 59.852
Jumlah pemasok luar negeri 423.275 579.809
Pemasok dalam negeri:
PIR 13.888 7.564
PT Poly Packaging Industry 7.526 7.475
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5 miliar) 55.380 58.244
Jumlah pemasok dalam negeri 76.794 73.283
Jumlah pihak ketiga 500.069 653.092 Pihak hubungan istimewa (Catatan 21) 49.831 39.386
Saldo hutang usaha tersebut di atas timbul sehubungan dengan transaksi pembelian bahan baku.
Pada tanggal 24 September 2004, Perusahaan menandatangani stock financing agreement dengan Toepfer International - Asia Pte. Ltd., Singapura (Toepfer). Fasilitas yang diberikan adalah pembiayaan atas pembelian bahan baku dari Toepfer sebesar 85% dari nilai pembelian dengan fasilitas maksimum sebesar $AS10,00 juta.
Fasilitas ini dijamin dengan persediaan bahan baku yang dibeli dengan fasilitas tersebut.
12. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari:
2006 2005
Taksiran pajak penghasilan badan 430 -
Pajak penghasilan
Pasal 4 668 237
Pasal 21 5.962 5.015
Pasal 23 864 176
Pasal 26 5.577 6.610
Pajak pertambahan nilai 8.265 6.003
Jumlah 21.766 18.041
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan No. 00032/406/03/092/05 tanggal 7 Juni 2005, tagihan pajak penghasilan Perusahaan untuk tahun pajak 2003 sebesar Rp56,68 miliar telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp46,15 miliar, selisih atas jumlah tersebut dibebankan pada usaha tahun 2005. Tagihan pajak penghasilan yang diterima Perusahaan secara kas adalah sebesar Rp44,69 miliar setelah memperhitungkan tambahan kewajiban perpajakan lainnya yang telah ditetapkan kantor pajak.
Berdasarkan SKPLB Pajak Penghasilan Badan No. 00037/406/03/058/05 tanggal 31 Januari 2005, tagihan pajak penghasilan Anak perusahaan untuk tahun pajak 2003 sejumlah Rp9,30 miliar telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tagihan pajak penghasilan yang diterima Anak perusahaan secara kas adalah sebesar Rp9,04 miliar setelah memperhitungkan tambahan kewajiban perpajakan lainnya yang telah ditetapkan kantor pajak.
Pada bulan Agustus dan September 2005, Perusahaan menerima beberapa putusan Pengadilan Pajak yang menyetujui beberapa tagihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp1,71 miliar. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2006, Perusahaan belum menerima pengembalian tagihan PPN tersebut.
Berdasarkan SKPLB Pajak Penghasilan Badan No. 00022/406/04/092/06 tanggal 26 April 2006, tagihan pajak penghasilan Perusahaan untuk tahun pajak 2004 sejumlah Rp67,57 miliar telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tagihan pajak penghasilan yang diterima Perusahaan secara kas adalah sebesar Rp66,31 miliar setelah memperhitungkan tambahan kewajiban perpajakan lainnya yang telah ditetapkan kantor pajak.
13. HUTANG BANK JANGKA PANJANG Akun ini terdiri dari:
2006 2005
Rupiah
PT Bank DBS Indonesia - 22.500
PT Bank Central Asia Tbk. - 14.000
PT Bank Ekonomi Raharja - 10.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. - 7.000
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk. ($AS5.000.000) - 48.565
Jumlah - 102.065
Bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun - (102.065)
Bagian jangka panjang - -
PT Bank Ekonomi Raharja
Pada tanggal 8 April 2003, Perusahaan dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Bank Ekonomi Raharja (Bank Ekonomi). Fasilitas pinjaman yang diperoleh berdasarkan perjanjian tersebut adalah dalam bentuk pinjaman berjangka dengan fasilitas maksimum sebesar Rp25,00 miliar, terbagi atas fasilitas pinjaman untuk Perusahaan sebesar Rp18,75 miliar dan CPJF sebesar Rp6,25 miliar. Fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 tahun dengan masa tenggang (grace period) selama 6 bulan sejak perjanjian ditandatangani. Pinjaman ini terhutang dalam 10 kali angsuran triwulanan dengan jumlah masing-masing angsuran sebesar Rp2,50 miliar.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan jaminan untuk fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. berdasarkan Security Sharing Agreement.
Perjanjian ini mensyaratkan Perusahaan dan CPJF untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:
- Rasio hutang terhadap tangible net worth tidak boleh melebihi 200%.
- Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar minimal 100%.
- Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga minimal 150%.
Perjanjian tersebut juga mensyaratkan Perusahaan dan CPJF untuk memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Ekonomi sebelum melakukan tindakan tertentu, yaitu antara lain:
- Melakukan penggabungan usaha (merger), konsolidasi, akuisisi, penyertaan modal atau pengambilalihan saham perusahaan lain kecuali merger dengan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
- Mengumumkan atau membagikan dividen yang jumlahnya melebihi 40% dari laba bersih setelah pajak dan pos luar biasa kecuali ditentukan oleh peraturan yang berlaku.
- Memperoleh pinjaman baru dari bank/lembaga keuangan lain dan menerbitkan obligasi sehingga menyebabkan Perusahaan melanggar rasio keuangan tersebut di atas.
- Menjual, menyewakan, memindahkan atau mengalihkan sebagian atau seluruh pendapatan atau kekayaan kecuali dalam rangka menjalankan usaha debitur sehari-hari.
- Melakukan investasi di luar bisnis inti di atas Rp10,00 miliar.
PT Bank DBS Indonesia
Pada tanggal 26 Juni 2003, Perusahaan dan CPJF menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS). Fasilitas pinjaman yang diperoleh berdasarkan perjanjian tersebut adalah sebesar Rp112,50 miliar dan digunakan untuk pembiayaan kembali pinjaman yang diperoleh dari PT ING Indonesia Bank.
Pinjaman ini terhutang dalam 10 kali angsuran triwulanan dengan jumlah masing-masing angsuran sebesar Rp11,25 miliar. Perusahaan dan CPJF telah melunasi pinjaman pada tahun 2005.
Pinjaman ini dijamin dengan Standby Letters of Credit (SBLC) yang diterbitkan oleh ING Bank N.V., Singapura, dengan nilai 100% dari jumlah pinjaman yang diberikan oleh Bank DBS.