• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif,dengan landasan teoritis yang diambil dari buku-buku sumber, wawancara kepada nara sumber guru mata pelajaran IPS Terpadu dan siswa SMP KHAS Kempek Palimanan.

B. Tempat dan waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP KHAS Kempek Palimanan, yang memiliki luas tanah 5.060 m2 dan luas seluruh bangunan 914 m2. Berdiri tahun 2009, beroperasi pada tahun 2009. Letak SMP KHAS Kempek Palimanan, yaitu di jalan Tunggal Pegagan Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Letaknya yang strategis yakni tidak jauh dengan pondok pesantren kempek, sehingga memudahkan masyarakat menyekolahkan anak-anaknya untuk belajar di SMP KHAS Kempek Palimanan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 03 April 2014 sampai dengan 03 Juni 2014. Objek penelitian adalah guru dan siswa kelas VIII SMP KHAS Kempek Palimanan. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP KHAS Kempek palimanan Kaupaten Cirebon Propinsi jawa Barat.

C. Subjek Penelitian 1. Kondisi objektif

Sesuai dengan data-data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan wawancara di SMP KHAS Kempek Palimanan, bahwa jumlah pengajar 34 yang terdiri dari 27 laki-laki dan 7 perempuan. Yang terdiri dari guru PNS 3 orang, guru honorer 31 orang dan Staf Tata Usaha 2

32

(2)

orang. Sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan KBM (kegiatan belajar mengajar) yang berlaku sekarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ada tabel berikut:

a. Tenaga kependidikan SMP KHAS Kempek Palimanan.

Tenaga kependidikan di SMP KHAS Kempek Palimanan sesuai dengan mata pelajaran dan pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Tenaga Kependidikan SMP KHAS Kempek Palimanan Tahun Ajaran 2013/2014

NO NAMA GURU

L/

P

JABATAN PENDIDIKAN GURU MATA

PELAJARAN 1

H. Muhammad

Bin Ja’far, Lc. L Kepala Sekolah

S1 Al-Ahqaff Universitas Yaman

PAI & Budi Pekerti 2 H. Ahmad

Zaeni Dahlan, Lc. M. Phil.

L Wakasek Humas

S2 E.A.S ANU

Australia Bahasa Inggris 3

Seprudin Juhri,

S.E. L Wakasek

Kesiswaan

S1 Ekonomi Unswagati Cirebon

IPS & PKn

4

Mukti, S.Pd. L Wakasek Kurikulum

S1 Bahasa Indonesia YASIKA

Bahasa Indonesia

5 Abdul fatah L Wakasek Sarpras

S1 PAI STAI Cirebon (Proses)

PAI & Budi Pekerti 6 Abdullah Aziz,

S.PdI. L Bendahara S1 PAI STAI Cirebon

Seni Budaya &

Keterampilan

(3)

7

Najhah Barnamij, S.E.I.

P Guru/Pembin a OSIS Pi

S1 IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

Bahasa Inggris

8 Sukirno, S.Pd. L Guru S1 Tata Niaga

IKIP Bandung TIK 9 Duryoto,

S.Sos. L Guru S1 PKn STIA

YAPPANN PKn

10 Osa Maliki,

S.Pd. L Guru S1 Fisika IAIN

Bandung IPA

11 Supriyadi,

S.Pd. L Guru

S1 Matematika Unswagati Cirebon

Matematika

12 Mulyono,

S.Pd. L Guru S1 FPOK UPI

Bandung Penjasorkes 13 Khafid

Muslim, S.PdI. L Guru S1 IPS STAIN

Cirebon IPS

14 Jahirotul Adha,

S.PdI. L

Guru/

Pembina OSIS Pa

S1 Tadris Bahasa Arab IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

PD Bahasa Arab

15 Salamah,

S.PdI. P Guru

S1 PAI STAIMA Cirebon

Budi Pekerti

16 Apendi, S.Pd. L Guru

S1 Bahasa dan Santra Indonesia Universitas Sumedang

Bahasa Indonesia

17 Solekha, S.PdI. P Guru S1 Tadris Matematika

(4)

Matematika IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

18 Saefur, S.PdI. L Guru

S1 Tadris Matematika IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

Matematika

19

Igiet Hambalan Putra, S.Pd.

L Guru

S1 Matematika Unswagati Cirebon

Seni Budaya &

Keterampilan

20 Khaerul Rijal,

S.Pd. L Guru

S1 Pendidikan Fisika UIN Bandung

IPA

21 Rumi, S.Pd. P Guru

S1 Bahasa dan Santra Indonesia Unswagati Cirebon

Bahasa Cirebon

22 Sudarmono,

S.H. L Guru

S1 Ilmu Hukum Untag 1945 Cirebon

Bahasa Cirebon

23 Hadi Rianto,

S.PdI. L Guru

S1 Tadris Bahasa Inggris IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

Bahasa Inggris

&

PD Bahasa Inggris

24 Surudin, S.PdI. L Guru

S1 Tadris Bahasa Inggris IAIN SYEKH

Bahasa Inggris

&

PD Bahasa

(5)

NURJATI Cirebon

Inggris

25 Abdul Rokhim L Guru S1 PKn UT

Bandung Bahasa Sunda

26 Muzdalifah

Tunnur, S.PdI. P Guru

S1 Pend. IPA Biologi IAIN SYAIKH NURJATI Cirebon

IPA & IPS

27 Asep Mamat

Rohimat, S.Pd. L Guru

S1PKn STKIP Pasundan Cimahi

Bahasa Sunda

& Seni Budaya

28 Yuliani, S.Pd. P Guru

S1 Bahasa Inggris Unswagati Cirebon

Bahasa Inggris

& PD Bahasa Inggris

29 Sri Rahayu,

S.PdI. P Guru

S1 Pend. Bahasa Arab IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

Bahasa Arab

30 Agus Muhfid,

S.PdI. L Guru

S1 Tadris IPS IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

IPS

31 Saefullah

Bakhtiar L

Guru &

Laboran Komputer

MAN Buntet Pesantren Cirebon

TIK

32 Ahmad Hakim,

S.PdI. L Guru S1 Tadris

Bahasa Inggris

Bahasa Inggris

& PD Bahasa

(6)

IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

Inggris

33 Akhmad

Nurhasan L Pustakan &

Guru Piket

S1 Tadris Matematika IAIN SYEKH NURJATI Cirebon

-

34 Ahmad Nurhasyim, S.PdI.

L Kepala TU S1 PAI STAI Cirebon

PAI & Bahasa Indonesia

35 Siha

Abdurrohim L Tata Usaha Kesiswaan

MAS KHAS

Kempek -

36 Moh. Syaoqi L Tata Usaha Pustakawan

MAS KHAS

Kempek -

37 Sukarta L Tukang

Kebun -

b. Data Siswa SMP KHAS Kempek Palimanan.

Jumlah dan data siswa SMP KHAS Kempek Palimananpada Tahun Ajaran2013/2014adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Data Siswa SMP KHAS Kempek Palimanan Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VII A - 29 29

VII B - 40 40

VII C 34 - 34

(7)

VII D 34 - 34

VII E 36 - 36

VIII A - 38 38

VIII B - 38 38

VIII C 36 - 36

VIII D 38 - 38

IX A - 57 57

IX B 32 - 32

JUMLAH 210 202 412

2. Visi dan Misi

Berangkat dari historis kultur dan kondisi sosial yang ada,sekolah SMP KHAS Kempek Palimanan mempunyai Visi: “Menjadi Sekolah yang berbasis pada nilai – nilai salaf serta berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang inovatif”.

Sedangkan Misinya adalah:

a. Memberikan layanan prima kepada siswa yang mengacu pada perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Menjadikan sekolah sebagai sarana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

c. Menciptakan suasana yang kondusif dan harmonis antara siswa, guru, karyawan dan yayasan.

d. Menjalin kerjasama antar sekolah, pemerintah dan masyarakat secara kontinyu.

3. Tujuan umum

Tujuan umum sekolah ini mengacu pada tujuan pendidikan nasional sebagai tercantum dalam UU No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, bertanggung jawab, sehat rohani dan jasmani, memiliki semangat bangsa, cinta tanah air, kesetiaan

(8)

sosial, kesadaran akan sejarah bangsa, dan sikap menghargai pahlawan serta berorientasikan masa depan.

4. Tujuan Khusus

Secara khusus sekolah ini bertujuan menghasilkan kelulusan pendidikan yang memiliki keunggulan dalam hal berikut:

a. Secara formal bertujuan untuk membekali siswa didiknya dengan pengetahuan dengan keterampilan sehingga dapat mengantarkan mereka mampu melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.

b. Membentuk lulusan sekolah yang beriman, bertawakal dan bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat adil, makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

c. Membentuk peserta didik yang kreatif dan konstruktif.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode penelitian ini merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya sehingga dapat mencapai objek atau tujuan pemecahan masalah (Joko Subagyo yang dikutip Heri Mugiono, 2006:12). Untuk melakukan penelitian ini diperlukan metode penelitian yang tersusun secara tersusun dan sistematis, dengan tujuan agar data yang diperoleh Valid, sehingga penelitian ini layak dan diuji kebenarannya.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial keagamaan seperti perilaku kejadian-kejadian, keadaan, benda-benda, dan simbol-simbol tertentu, selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasikan. (2003: 168). Penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan-pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian., guna memperoleh data yang bersifat objektif.

2. Wawancara

(9)

Wawancara mendalam (depth interview) merupakan metode yang digunakan peneliti melalui kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus- menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden (Kriyantono, 2009:63). Wawancara dilakukan peneliti dengan responden yakni kepada wakasek Bidang kurikulum, Guru mata pelajaran IPS, dan siswa kelas VIII SMP KHAS Kempek Palimanan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat peristiwa yang terjadi dan berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan triangulasi. (Nasution, 2003: 115). Penulis melakukan pengkajian terhadap beberapa dokumen yang berkaitan dengan data SMP KHAS Kempek Palimanan, serta mendokumentasikan kegiatan penelitian tersebut.

E. Keabsahan Data Kualitatif

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif yang diragukan kebenaranya karena beberapa hal. Pertama, subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif. Kedua, alat peneliti yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka apalagi tanpa kontrol. Ketiga, sumber data kualitatif yang kurang credible akan mengaruhi hasil akurasi penelitian.

(10)

Berikut ini uraian dari keabsahan data:

1. Perpanjang keikutsertaan

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Karena itu hampir dipastikan bahwa penelitian kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informan lainya.

Perpanjang keikutsertaan juga dimaksud untuk membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. Bukan sekedar menerapkan teknik yang menjamin untuk mengatasinya. Kepercayaan subyek dan kepercayaan diri pada peneliti merupakan proses pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah usaha coba-coba dari pihak subyek. Usaha membangun kepercayaan diri dan kepercayaan subjek memerlukan waktu yang cukup lama.

2. Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Kriteria Teknik Pemeriksaan

Kredibilitas

(derajat kepercayaan)

(1) Perpanjang keikutsertaan (2) Ketekunan pengamatan (3) Triangulasi

(4) Pengecekan melalui diskusi (5) Analisis kasus negatif (6) Kecukupan refernsi (7) Pengecekan anggota

Keterangan (8) Uraian rinci

Kebergantungan (9) Auditing

Kepastian (10) Ketegasan

(11)

Keajegan pengamatan berarti mencari konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat diperhitungkan (Chony M. Djunaidi & Almanshur Fauzan: 322).

Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan penting lainya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun juga menggunakan semua pancaindra termasuk adalah pendengaran, perasaan dan insting peneliti. Dengan demikian ketekunan pengamatan di lapangan derajat keabsahan data dapat ditingkatkan (Bungin Burhan: 256).

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan adanya perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks studi sewaktu peneliti mengumpulkan data tentang berbagai kejadian atau peristiwa dan hubungan dari berbagai pendapat.

Dengan triangulasi peneliti kualitatif dapat melakukan chek and rechek hasil temuannya dengan jalan membanding-bandingkan berbagai sumber, metode dan teori (Chony M. Djunaidi & Almanshur Fauzan:

323).

4. Pengecekan Melalui Diskusi

Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah penelitian, akan memberi informasi yang berarti kepada peneliti, sekaligus sebagai upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian.

Cara ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara dan hasil akhir untuk didiskusikan secara analitis. Diskusi bertujuan untuk menyingkapkan kebenaran hasil penelitian serta mencari titik-titik

(12)

kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain (Bungin Burhan: 258).

Moleong (2006:334) di kutip dalam bukunya Burhan mengatakan bahwa diskusi dengan kalangan sejawat akan menghasilkan:

a. Pandangan kritis terhadap hasil penelitian.

b. Temuan teori substantif.

c. Membantu mengembangkan langkah-langkah berikutnya.

d. Pandangan lain sebagai pembanding.

5. Kajian/Analisis Kasus Negatif

Kajian kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. Kajian ini dapat dilakukan dengan mengkaji suatu kegiatan penelitian yang gagal. Kasus-kasus negatif ini dapat digunakan untuk mencegah terjadinya hal yang sama pada penelitian yang sedang dilakukan ini dalam rangka meningkatkan kualitas keabsahan data penelitian (Bungin Burhan: 259).

Analisis kasus negatif merupakan pembahasan yang paling bermanfaat dari teknik ini telah diberikan oleh pakar penelitian kualitatif yang melihatnya sebagai analogus, untuk data kualitatif, untuk menguji statistik data kuantitatif. Analisis kasus negatif dapat dianggap sebagai “proses merevisi hipotesis dengan pandangan kebelakang” (Chony M. Djunaidi & Almanshur Fauzan: 324).

6. Kecukupan Referensi

Konsep ketercukupan referensi untuk pertama kalinya diajukan oleh Eisner (1975); yang dimaksud adalah untuk membentuk ketercukupan dari para kritikus tertulis untuk tujuan evaluasi dengan model keahlian khususnya dalam meneliti karya-karya seni. Rekaman dengan video tape dan pembuatan film memberikan arti untuk

(13)

menangkap dan menangani peristiwa tentang kehidupan dalam kelas (Chony M. Djunaidi & Almanshur Fauzan: 326).

Keabsahan data hasil penelitian juga dapat dilakukan dengan memperbanyak referensi yang dapat mengoreksi dan menguji hasil penelitian yang dilakukan, baik referensi yang berasal dari orang lain maupun referensi yang diperoleh selama penelitian seperti video lapangan, rekaman wawancara maupun catatan di lapangan (Bungin Burhan: 259).

7. Pengecekan Anggota TIM

Pengecekan data dalam penelitian kualitatif adalah di mana data, kategori analisis, interpretasi dan kesimpulan diuji dengan para anggota dari mereka sebagai pemegang saham dari mana data itu dikumpulkan, dan merupakan teknik yang sangat krusial untuk menciptakan krediblitas (Chony M. Djunaidi & Almanshur Fauzan:

328).

Pengecekan anggota tim pada prinsipnya adalah konfirmasi langsung dengan kelompok anggota tim yang terlibat langsung pada saat penelitian dengan mengonfirmasi ikhtisar hasil wawancara. Selain itu dilakukan pengecekan silang pada kelompok lain sebagai contoh penelitian. Langkah ini dilakukan apabila peneliti bekerja dengan tim peneliti, maka langkah ini sangat dibutuhkan untuk menyatukan persepsi tentang data tertentu yang diperoleh di lapangan oleh peneliti satu dan lainya, sehingga data yang diperoleh tersebut memiliki tingkat keabsahan yang tinggi (Bungi Burhan: 259).

8. Uraian Rinci

Teknik ini dimaksud adalah suatu upaya untuk memberikan penjelasan kepada pembaca dengan menjelaskan hasil penelitian dengan penjelasan yang serinci-rincinya. Suatu temuan yang baik akan dapat diterima orang apabila dijelaskan dengan penjelasan yang terperinci dan gamblang, logis dan rasional. Sebaliknya penjelasan

(14)

yang panjang lebar dan berulang-ulang akan menyulitkan orang memahami hasil penelitian itu sendiri (Bungin Burha: 259).

9. Auditing

Auditing adalah konsep manejerial yang dilakukan secara ketat dan dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil.

Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Halpern yaitu: pra-entry, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal dan terakhir penentuan keabsahan data.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Moleong (2006: 338) dalam bukunya Bungin Burhan menyatakan bahwa pada tahap pra-entri sejumlah temuan diadakan oleh auditor dengan audit dan berakhir dengan usaha meneruskan, mengubah seperlunya atau menghentikan pelaksanaan auditing. Sesudah itu auditi memilih auditor yang potensial untuk melaksanakan auditing itu.

10. Ketegasan

Teknik pokok untuk menciptakan ketegasan dan kepastian adalah merupakan pemeriksaan ketegasan (temuan), di samping teknik triangulasi dan jurnal refleksi yang disarankan oleh Guba (1981) untuk konfirmasi terlihat berkaitan dengan proses pemeriksaan, karena itu tidak lagi dibahas secara panjang lebar secara independent.

Kepercayaan utama untuk operasionalisasi konsep pemeriksaan harus melihat pada pandangan Edward S. Halpen (1983) menyatakan ada dua manfaat yang dapat diambil terkait dengan confirmability, yaitu;

a. Spesifikasi tentang item-item yang harus dimasukan kedalam jejak pemeriksaan, jejak tentang materi yang disusun untuk kegunaan auditor, secara metafora analog dengan keakuntanan fiskal.

b. Sesuatu algoritma yakni proses pemeriksaan itu sendiri (Chony M.

Djunaidi & Almanshur Fauzan: 333).

(15)

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh penulis menggunakan pendekatan deskriptif yaitu mendeskripsikan suatu fenomena atau keadaan dari data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, diseleksi dan disusun untuk menarik kesimpulan. Adapun metode analisis yang akan digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis (Moleong, 1990:3).

Analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Adapun analisis data yang penulis gunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Analisi Data dikelompokan menjadi dua yaitu:

1. Analisis induksi: yakni bertitik tolak dari fakta-fakta yang kemudian ditarik generalisasi.

2. Analisis deduksi: yakni bertitik tolak dari pengetahuan umum untuk meneliti suatu fakta yang bersifat khusus dan konkrit.

Adapun untuk menafsirkan data angket yang telah disebarkan, penulis menggunakan skala prosentase menurut Anas Sudjono (2006: 42-42) sebagai berikut:

= × 100%

Keterangan:

P= Prosentase

F= Jumlah orang yang menjawab alternatif N= Jumlah renponden

(16)

100%= Jumlah bilangan pokok (Anas Sudijono, 2009:40)

Sedangkan untuk menafsirkan data prosentase diatas, penulis menggunakan skala prosentase menurut Suharsimi Arikunto (2001:52) sebagai berikut:

Tabel. 3

Prosentase dan penafsiran angket

Prosentase Penafsiran

76%-100%

56%-75%

40%-55%

0%-40%

Baik Cukup Kurang Tidak baik

Selain menggunakan skala prosentase di atas, penulis juga menggunakan skala prosentase dengan ketentuan sebagai berikut:

100% : Seluruhnya 90-99% : Hampir Selurunya 80-89% : Sebagian Besar 51-79% : Lebih dari setengah 50% : Setengahnya

40-49% : Hampir Setengahnya 10-39% : Sebagian Kecil 1-9% : Sedikit Kecil

0% : Tidak Ada Sama Sekali (Nana Sudjana dkk, 2009:57).

Referensi

Dokumen terkait

Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi, maka perlu dilakukan uji keabsahan data atau uji validitas serta pemeriksaan terhadap keabsahan data.

Triangulasi sumber untuk menguji sahnya data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. 15 Dalam kaitannya dengan pengujian

Keabsahan data kuantitatif uji keabsahan data kuantitatif menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, yang digunakan untuk menguji daftar pertanyaan untuk melihat

Dalam penelitian kualitatif, keabsahan data merupakan hal penting untuk mengetahui tingkat kepercayan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data, karena dirasa dapat menjawab rumusan masalah dengan data yang

Keabsahan data dapat dilakukan dengan beberapa cara dalam penelitian kualitatif untuk menjamin data yang diperoleh.. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

Triangulasi sumber ini, penulis gunakan untuk menguji keabsahan dan kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari SMP terbuka

3.6 Tekhnik Analisis Data Setelah menghasilkan data dari hasil penelitian langsung yang dilakukan oleh peneliti, langkah selanjutnya yakni meneliti keabsahan data tersebut dengan