i
ISTILAH-ISTILAH SESAJI
DALAM TRADISI
JULEN
GILING TEBU PTP NUSANTARA
IX PG TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR
(KAJIAN ETNOLINGUISTIK)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
VERIS DONI LISTYANTO
C0112058
PROGRAM STUDI SASTRA DAERAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
iv
MOTTO
“ Jika Anda ingin memperoleh dunia, raihlah dengan ilmu. Jika anda ingin memperoleh akhirat, raihlah juga dengan ilmu. Jika anda ingin keduanya maka
capailah dengan ilmu.”(Hadist)
“ Bermuka manis, memberi pertolongan dalam kebaikan dan mencegah sesuatu
yang membahayakan.”(HR Tirmidzi)
“ … dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
v
PERNYATAAN
Nama : Veris Doni Listyanto NIM : C0112058
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Istilah-Istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP. Nusantara IX P.G Tasikmadoe Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik) adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dariskripsi tersebut.
Surakarta, Juli 2016
Yang membuat pernyataan,
vi
PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul Istilah-Istilah Sesaji dalam Tradisi
Julen Giling Tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar
(Kajian Etnolinguistik)ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret yang memberikan kesempatan untuk menyusun
skripsi ini.
2. Dr. Supana, M.Hum., selaku Kepala Program Studi Sastra Daerah Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan
dan ilmunya dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Y. Suwanto, M.Hum., selaku pembimbing pertama yang telah berkenan
memberikan waktu dan ilmunya, serta memberikan, masukan, bimbinganya
dan penyempurnaan pada penulisan skripsi ini.
4. Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum., selaku pembimbing kedua yang telah
berkenan memberikan waktu dan ilmunya, serta memberikan nasihat, masukan,
viii
5. Prof. Sahid Teguh Widodo, S.S., M.Hum.,Ph.D., selaku Pembimbing
Akademik yang telah membimbing penulis selama studi di Jurusan Sastra
Daerah, dengan penuh perhatian dan kebijaksanaannya.
6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Jurusan Sastra Daerah dan dosen-dosen
Fakultas Ilmu Budaya yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Kepala dan staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya maupun Pusat Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada
penulis, khususnya selama menyelesaikan skripsi ini.
8. Para informan yang telah memberikan pengetahuannya untuk menunjang
penulisan skripsi ini.
9. Kedua orang tua saya yang telah memberikan segalannya baik lahir maupun
batin sehingga dapat mencapai gelar sarjana.
10. Rekan-rekan Sastra Daerah angkatan 2012, yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih atas persahabatannya.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran
yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Amin.
Surakarta, Juli 2016
ix
DAFTAR ISI
JUDUL... ...
i
PERSETUJUAN...
ii
PENGESAHAN...
iii
MOTTO...
iv
PERNYATAAN...
v
PERSEMBAHAN...
vi
KATA PENGANTAR ...
vii
DAFTAR ISI ...
ix
DAFTAR GAMBAR...
xii
DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN ...
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...
x
ABSTRAK ...
xvii
SARI PATHI ...
xviii
ABSTRACT ...
xix
BAB I. PENDAHULUAN ...
1
A. Latar Belakang Masalah...
1
B. Pembatasan Masalah ...
12
C. Rumusan Masalah ...
12
D. Tujuan Penelitian ...
13
E. Manfaat Penelitian ...
13
1. Manfaat Teoretis ...
13
2. Manfaat Praktis ...
13
F. Landasan Teori ...
xi
1. Etnolinguistik ...
14
2. Masyarakar Tutur ...
15
3. Istilah ...
16
4. Sesaji ...
16
5. Tradisi...
17
6. Tradisi Julen ...
18
7. Bentuk istilah...
19
8. Makna...
21
G. Metode Penelitian ...
24
1. Jenis Penelitian...
24
2. Lokasi Penelitian ...
24
3. Alat penelitian...
xii
4. Data dan Sumber Data...
25
5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...
27
6. Metode dan Teknik Analisis Data ...
29
7. Metode Penyajian Hasil Analisis Data ...
35
BAB II. ANALISIS DATA...
36
A. Bentuk istilah – istilah sesaji Tradisi Julen Giling Tebu Pabrik
Gula Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar ...
36
1. Monomorfermis...
36
2. Polimorfermis...
52
3. Frasa...
63
B. Makna istilah-istilah sesaji Tradisi Julen Giling Tebu Pabrik
Gula Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar...
70
1. Makna leksikal...
xiii
2. Makna gramatikal...
77
3. Makna kultural...
81
BAB III. PENUTUP...
106
A.Kesimpulan ...
106
B.Saran ...
107
DAFTAR PUSTAKA ...
108
LAMPIRAN...
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tugu Papahan...
1
Gambar 2. Kremoon (gerbong)...
2
Gambar 3. Gerbong hijau buatan S.Chevalier...
3
Gambar 4. Joli yang dipikul oleh karyawan... 5
Gambar 5. Macam-macam sesaji tradisi julen... 6
Gambar 6. Ampo... 36
Gambar 7. Ampyang... 37
Gambar 8. Arak... 37
xvii
Gambar 55. foto tempat pelaksannan tradisi julen pabrik gula tasikmadu... 111
Gambar 56. Foto pada saat persiapan keberangkatan para staf dan karyawan... 111
Gambar 57. Foto para karyawan pabrik membawa sesaji... 112
Gambar 58. Foto para karyawan berjalan menuju pabrik dengan memikul sesaji... 112
Gambar 59. Foto suasana memikul sesaji tradisi julen ... 113
Gambar 60. Foto sesaji di dalam miniatur rumah dalam tradisi julen... 113
Gambar 61. Foto sesaji di dalam mimiatur rumah dalam tradisi julen ... 114
Gambar 62. Foto suasana pasrah ubarampe sebelum masuk ke dalam pabrik... 114
xviii
Gambar 64. Foto proses pembacaan doa oleh abdi dalem pura mangkunegaran... 115
Gambar 65. Foto proses pembacaan doa... 116
Gambar 66. Foto suasana sesaji di dalam pabrik... 116
Gambar 67. Foto suasana sesaji di dalam pabrik... 117
Gambar 68. Foto penataan sesaji di bagia-bagian mesin pabrik... 117
Gambar 69. Foto sesaji yang akan di tempatkan di bagian-bagian mesin pabrik.... 118
Gambar 70. Foto sesaji yang akan di tempatkan di bagian-bagian mesin pabrik.... 118
Gambar 71. Foto antusias masyarakat melihat tradisi julen... 119
Gambar 72. Foto antusias masyarakat melihat tradisi julen... 119
Gambar 73. Foto informan bapak Sontodipura... 120
Gambar 74. Foto informan bapak Tugiyo... 120
Gambar 75. Foto informan bapak warijan... 121
xix
DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN
A. Daftar Lambang
1. Lambang lain
(...) : Tanda kurung artinya mengapit penjelasan atau
keterangan
“...” : Tanda petik menandakan kutipan langsung
‘...’ : Glos sebagai pengapit terjemahan
[...] : Tanda kurung siku artinya pengapit fonetis
../.. : Dalam arti persamaan arti
2. Lambang fonetis
ɛ : dibaca seperti kata lempeng [lɛmpɛη]
ɔ : dibaca seperti kata lombok [lɔmbɔ?]
η : dibaca seperti kata srondeng [srondɛη]
ə : dibaca seperti kata kencur [dhəle]
U : dibaca seperti kata kencur [kəncUr]
? : dibaca seperti kata wajik [wajI?]
ñ : dibaca seperti kata menyan [məñan]
B. Daftar Singkatan
Adj : adjektiva (kata sifat)
FN : frasa nomina
xx N : nomina (kata benda)
PG : Pabrik Gula
PTP : Perseroan Terbatas Perkebunan
Swt : Subhanahu Wata’ala
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambar Objek Data ...
111
Lampiran 2 : Gambar Narasumber ...
120
Lampiran 3 : Biodata Narasumber ...
122
Lampiran 4 : Daftar Pertanyaan ...
124
Lampiran 5 : Glosarium ...
125
Lampiran 6 : Surat yang terkait dengan pencarian data...
xxi
ABSTRAK
Veris Doni Listyanto. C0112058. 2016. Istilah – istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik), ”Skripsi : Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimanakah bentuk istilah sesaji yang terdapat dalam tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?; 2) Apakah makna leksikal dan makna kultural istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP. Nusantara IX PG
Tasikmadoe Kabupaten Karanganyar?; Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan bentuk istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP.
Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar; 2) Mendeskripsikan makna leksikal,makna gramatikal dan makna kultural istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP. Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data-data kebahasaan berdasarkan bentuk dan maknanya. Data penelitian ini berupa data lisan dari informan dan data tulis yang berasal dari buku-buku penunjang tentang tradisi julen. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode cakap. Untuk menganalisis bentuk menggunakan metode distribusional dan metode padan untuk menganalis makna istilah-istilah sesaji dalam tradisi julen giling PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa 1) Bentuk istilah-istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar terdapat tiga bentuk yaitu bentuk monomorfemis yang berjumlah 30, yaitu ampo [ampo], ampyang [ampyaŋ], arak [ara?], candu [candu], criping suci], takir ponthang [takIr ponTaη], sedangkan yang berupa frasa berjumlah 7, yaitu endhas kebo [ənDas kəbo], jenang katul [jənaη katUl], kacang tholo [kacaη Tolo], ketan ireng [kətan irəη], sega thiwul [səgɔ TiwUL], sekar setaman [səkar sətaman], tebu wulung [təbu wulUη ],. 2) Istilah-istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar terdapat makna leksikal yaitu makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, lepas dari penggunaan atau konteksnya. Makna gramatikal yaitu makna yang terbentuk akibat bergabungnya unsur yang satu dengan yang lainnya dalam pelbagai tataran gramatikal. Makna kultural dalam tradisi julen diharapkan mendapatkan keselamatan, perlindungan, dan ketentraman.
xxii
SARI PATHI
Veris Doni Listyanto. C0112058. 2016. Istilah–istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP Nusantara IX Tasikmadu Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik), “Skripsi : Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret.
Prȇkawis ingkang dipuntliti ing panalitѐn mȇnika 1) Kados pundi wujudipun istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?; 2) Kados pundi wȇrdinipun leksikal saha kultural istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?, ancasipun panalitѐn punika kanggѐ 1)
Ngandharakȇn wujudipun istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP
Nusantara IX PG Tasikmadoe Kabupaten Karanganyar; 2) Ngandharaken wȇrdinipun lѐksikal saha kultural istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?;.
Jinisipun panalitѐn inggih punika deskriptif kualitatif yaiku ngandharakȇn
data-data basa mliginipun wujud ugi werdinipun. Data panalitѐn arupi data lisan kapundhut saking tuturan informan ugi data tulis saking pustaka ingkang magepokan kaliyan tradisi julen. Pangempaling data kanthi ngginakaken metode
simak lan cakap. Kangge nganalisis bentuk ngginakaken metode
distribusional/agih lan metode padan kanggѐ ngandharakaken werdinipun istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?.
Asilipun analisis data saged dipunpendhet dudutanipun 1) wujudipun istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?, kapѐrang dados tiga wujud inggih punika Ingkang kalebet wujud monomorfermis kababar 30 istilah inggih punika yaitu ampo [ampo], ampyang [ampyaŋ], arak [ara?], candu [candu], criping [cripIη], kababar 12 istilah inggih punika cok bakal [cɔ? bakal],gedhang ayu [gəDaη ayu], jajan pasar [jajan pasar], kembar mayang [kəmbar mayaη], klasa bangka [klɔsɔ bɔηkɔ], ngantenan [ηantenan], panjang ilang [panjaη ilaη], pengilon [pəηilɔn], sega asahan [səgɔ asahan], sega golong [səgɔ gɔlɔη], sega suci [səgɔ suci], takir ponthang [takIr ponTaη], arupi frasa 7 istilah inggih punika endhas kebo [ənDas kəbo], jenang katul [jənaη katUl], kacang tholo [kacaη Tolo], ketan ireng [kətan irəη], sega thiwul [səgɔ TiwUL], sekar setaman [səkar sətaman], tebu wulung [təbu wulUη ]; 2) istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, kandhut werdinipun makna leksikal menika kandhut saking unsur-unsur bahasanipun ugi werdinipun gramatikal menika werdi ingkang gabungan unsur ingkang etunggal kalih sanese wonten tataran gramatikal. werdinipun kultural wontȇn tradisi julen anggadhahi pangajap supados pikanthuk kaslametan, kayoman, lan katentreman.
xxiii
ABSTRACT
Veris Doni Listyanto. C0112058. 2016. The terms offerings in the Tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District (An Entholinguistic Overview), A Bachelor Thesis: Regional Literature Department. Faculty of Cultural Science. Sebelas Maret University Surakarta.
The problems discussed in this research are: 1) How is the form of the terms offerings contained in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District? 2) What is the lexical and cultural meaning of the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP. Nusantara IX Tasikmadu Karanganyar District? The purposes of this study are (1) To Describe the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP. Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District, 2) Explain the lexical, gramatical and cultural meaning of the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District.
This type of the research is qualitative descriptive research which describe linguistic data based on forms and meaning. The data of the research were verbal data from an informant and the written data from the books about the tradition of julen. Data collected by the method of listening and speaking. The method used to analyze data about form is using distributional method and using the method of equivalent word to observe the meaning of the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District.
The result of data analysis is 1) The form of the terms offerings contained in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District, there are three forms namely. The forms of monomorfermis is 30, they are ampo [ampo], ampyang [ampyaŋ], arak [ara?], candu [candu], criping [cripIη], dhele [dhəle], jadah [jadah], jenang [jənaη], joli[jɔli], kencur [kəncUr], kendhi [kənDi], kopi [kɔpi], kunci [kunci], kunir [kunIr], lempeng [lɛmpɛη], lenga [ləηɔ], lombok [lɔmbɔ?], menyan [məñan], miri [miri], nanas
[nanas], rante [rante], slindur [slindUr], srondeng [srondɛη],suruh [surUh], takir [takIr], tepas [tepas], trasi [trasi], uyah [uyah], wajik [wajI?], wedhak [wəDa?], various gramatical level. The cultural meaning in julen tradition are expected be safe, secure, and peace.