digilib.uns.ac.id
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Purworejo dengan wilayah kajiannya berupa permukiman di wilayah pesisir pantai. Wilayah Pesisir menurut RTRW Kabupaten Purworejo tahun 2011-2031 terdiri atas tiga wilayah administrasi meliputi Kecamatan Grabag, Kecamatan Ngombol, dan Kecamatan Purwodadi. Penggunaan lahan permukiman yang terdapat di wilayah pesisir pantai Kabupaten Purworejo meliputi administrasi desa sebagai berikut.
a) Kecamatan Grabag terdiri dari Desa Nambangan, Desa Sumberagung, Desa Ukirsari, Desa Kertojayan, Desa Bakurejo, Desa Pasaranom, Desa Dudu Kulon, Desa Dudu Wetan, Desa Rejosari, Desa Munggangsari, Desa Ketawangrejo, Desa Patutrejo, Desa Harjo Binangun.
b) Kecamatan Ngombol terdiri dari Desa Keburuhan, Desa Depokrejo, Desa Malang, Desa Pagak, Desa Wero, Desa Girirejo, Desa Ngentak, Desa Wonosari, Desa Pejagran, Desa Wonoroto, Desa Kesidan, Desa Kumpulsari, Desa Awu-Awu, dan Desa Kaliwungu Kidul.
c) Kecamatan Purwodadi terdiri dari Desa Kentengrejo, Desa Nampurejo, Desa Geparang, Desa Jatimalang, Desa Jatikontal, Desa Jogoresan, Desa Karanganyar, dan Desa Jogoboyo.
Pertimbangan yang digunakan peneliti dalam pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pada hal-hal yang menjadi urgensi penelitian seperti berikut.
1) Penelitian yang dilakukan oleh Priyadi (2004) telah menunjukkan angka migrasi masuk yang tinggi di Kabupaten Purworejo pada tahun 2002 yakni sebanyak 4198 jiwa yang datang di Kabupaten Purworejo.
2) Pada tahun 2007 muncul wacana dan diskusi untuk mengembangkan kawasan selatan Jawa dengan proyek-proyek pengembangan Jalur Lintas Selatan (JLS), termasuk pelabuhan dan bandara (Majalah Mahasiswa Teknik Sipil UGM “Claperyon” Volume 62, 2017:62). Adanya pengembangan kawasan ini menjadi salah satu pemicu terjadinya perkembangan permukiman di wilayah Pesisir Kabupaten Purworejo hingga saat ini.
3.1.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan kegiatan penelitian ini terdapat tahapan-tahapan yang diperlukan mulai dari pra penelitian sampai dengan tahap pelaporan. Penelitian ini dimulai tahun 2017
digilib.uns.ac.id
27 sampai dengan Bulan September 2018. Berikut adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.
Tabel 3. 1 Jangka Waktu Penelitian No Tahun/ Bulan
Kegiatan
2017 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept
1 Persiapan
2 Pencarian ide/ isu &
Survey pendahuluan 3 Penulisan proposal 4 Sidang proposal 5 Penyusunan
instrumen penelitian
6 Survey sekunder
7 Survey primer
8 Kompilasi data &
Analisis data
9 Sidang Antara
10 Penyusunan naskah
skripsi
11 Sidang akhir
Sumber : Peneliti, 2018
3.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian deduktif. Pendekatan penelitian deduktif berangkat dari teori-teori, yang selanjutnya memunculkan hipotesis penelitian untuk diuji, menuju kejadian-kejadian konkrit di lapangan (Neuman dalam Sugianto, 2009). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pendekatan deduktif merupakan cara beripikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman dilakukan dengan tinjauan teori-teori terkait pola persebaran permukiman dan faktor perkembangan permukiman. Teori-teori tersebut dijadikan dasar dalam melakukan observasi berdasarkan variabel yang diperoleh dari kajian teori.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka. Hal ini juga didasari oleh teknik analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu teknik analisis overlay, teknik analisis tetangga terdekat, dan teknik analisis skoring.
3.4 Kerangka Rancangan Penelitian
Kerangka rancangan penelitian menjabarkan langkah-langkah peneliti di dalam melakukan penelitian ini. Berikut adalah kerangka rancangan penelitian yang telah disusun oleh peneliti.
digilib.uns.ac.id
28 1) Persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti melakukan tahapan studi pendahuluan sebagai berikut:
(1) mencari isu-isu maupun fenomena menarik di lingkungan sekitar; (2) merumuskan permasalahan dari adanya fenomena yang telah ditemukan; (3) merumuskan tujuan dan sasaran; (4) mengkaji referensi penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian ini; (5) merumuskan alur penelitian; dan (6) mengeksplorasi teori/ literatur untuk perumusan variabel penelitian.
2) Tahap Pengumpulan dan Kompilasi Data
Pada tahap pengumpulan dan kompilasi data, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan untuk mencari data dan menemukan fakta-fakta di lapangan. Data yang didapatkan menjadi gambaran karakteristik wilayah penelitian dan digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu tahap analisis. Cara mendapatkan data akan dijelaskan lebih lanjut pada teknik pengumpulan data.
3) Tahap Analisis
Pada tahap analisis, peneliti sudah mulai mengolah data dan menguji data tersebut dengan teori-teori yang telah dikaji sebelumnya. Adapun peneliti akan melakukan tiga hal diantaranya menganalisis perkembangan permukiman, menganalisis pola permukiman, dan menganalisis faktor perkembangan permukiman.
4) Tahap Kesimpulan
Pada tahap analisis, peneliti sudah harus menjelaskan hasil dari analisis sesuai dengan tujuan sasaran awal penelitian. Dalam hal ini, hasil akhir dari penelitian ini adalah faktor- faktor yang memepengaruhi perkembangan permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo.
Gambar 3. 1 Bagan Kerangka Rancangan Penelitian Sumber : Peneliti, 2018
3.5 Variabel Penelitian
Variabel menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2013) merupakan konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Pada penelitian ini, variabel penelitiannya dijelaskan dalam tabel berikut.
Tahap Persiapan Proposal penelitian yang terdiri dari (latar belakang, rumusan masalah, tujuan sasaran, posisi penelitian, alur penelitian, kajian literatur)
Tahap Pengumpulan dan Kompilasi Da
ta Laporan kompilasi yang memuat bab 4 atau gambaran karakteristik wilayah penelitian
Tahap Analisis Laporan analisis
yang memuat hasil analisis dari penelitian
Tahap Kesimpulan Laporan kesimpulan- kesimpulan yang
didapatkan dari pengujian penelitian
digilib.uns.ac.id
29 Tabel 3. 2 Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Indikator
Kondisi Fisik Segala kondisi dan sifat fisik yang terdapat di kawasan pesisir sehingga mendukung untuk ditinggali
Kemudahan konstruksi bangunan
Kedalaman sumber air (sumur)
Kesuburan tanah Pemahaman
Kebencanaan
Tingkat pemahaman masyarakat terhadap ancaman bencana alam sehinga masyarakat mampu bertahan untuk bermukim di wilayah pesisir
Pemahaman tentang potensi bencana tsunami
Pemahaman tentang jalur evakuasi bencana
Intensitas pelatihan/ simulasi kebencanaan
Partisipasi masyarakat dalam pelatihan tanggap darurat bencana
Sosial Demografi Keadaan sosial demografi penduduk meliputi kepadatan penduduk serta interaksi sosial masyarakat
Keamanan
Kenyamanan
Hubungan kekerabatan/ sosial
Keberadaan saudara
Biaya hidup Aksesibilitas Aksesibilitas didefinisikan sebagai
kondisi wilayah dimana telah memiliki akses berupa jaringan jalan sampai moda transportasi
Ketersediaan jaringan jalan
Biaya perjalanan menuju tempat kerja
Ketersediaan transportasi publik Prasarana Sistem jaringan pendukung kegiatan
masyarakat, meliputi jaringan air bersih, air limbah, listrik, telekomunikasi, dan persampahan.
Ketersediaan jaringan air berish (PDAM)
Ketersediaan jaringan air kotor (limbah)
Ketersediaan jaringan drainase
Ketersediaan jaringan listrik
Ketersediaan jaringan telekomunikasi Sarana Fasilitas pendukung kegiatan masyarakat,
meliputi perdagangan, pendididikan, kesehatan, pemerintahan, peribadatan
Ketersediaan pasar
Ketersediaan sarana pendidikan
Ketersediaan sarana peribadatan
Ketersediaan sarana kesehatan Peluang Ekonomi Peluang pertumbuhan dan perkembangan
sektor ekonomi yang dapat terjadi di wilayah pesisir sehingga memicu terjadinya perkembangan permukiman
Ketersediaan lahan pertanian
Ketersediaan lahan tambak
Peluang membuka usaha (toko, warung)
Kesempatan/ peluang kerja
Keberadaan industri Pengembangan
Kawasan
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan wilayah pesisir yang dapat memicu terjadinya perkembangan permukiman
Dekat dengan rencana bandara baru New Yogyakarta
Dekat dengan tempat wisata pantai dan hutan mangrove
Dekat dengan pusat-pusat kegiatan Harga Tanah Biaya pembelian tanah tanpa bangunan di
atasnya
Harga tanah per meter persegi di wilayah permukiman
Sistem Waris Status kepemilikan suatu lahan yang biasanya diperoleh dari keluarga secara turun menurun
Pembagian lahan
Status kepemilikan lahan Sumber : Peneliti, 2018
digilib.uns.ac.id
30 3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyanto (2009) pengumpulan data berdasarkan sumber data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah data yang dapat diterima/ diberikan langsung kepada pengumpul data, sementara sumber sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data atau biasanya melalui orang lain maupun dokumen. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik-teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti.
a) Data primer Kuesioner
Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif.
Kuesioner dilakukan dengan cara mengajukan seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden. Dalam penelitian ini maka kuesioner akan ditujukan kepada masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir pantai Kabupaten Purworejo.
Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian (Riduwan, 2013:57). Biasanya teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian keadaan sebenarnya dengan data yang telah diperoleh sebelum melakukan kegiatan survey.
b) Data sekunder Citra Satelit
Citra satelit merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data peta wilayah penelitian yang dapat menggambarkan keadaan sebenarnya pada suatu wilayah. Sumber data citra satelit ini berasal dari aplikasi Google Earth, terdapat rekam kronologi perubahan muka bumi yang dapat diperoleh dari Google Earth ini sehingga tepat untuk mendapatkan data perubahan lahan.
Survei Instansi
Survei instansi adalah teknik pengumpulan data dimana data yang dibutuhkan bersumber dari instansi atau dinas pemerintah.
Studi Literatur
Studi literatur adalah teknik pengumpulan data berupa teori, pedoman maupun dokumen yang biasanya dapat diakses/ tersedia dalam website.
3.6.2 Kebutuhan Data
Untuk dapat menganalisis data, perlu disusun matriks kebutuhan data agar memudahkan peneliti dalam memperoleh data. Berikut adalah kebutuhan data yang telah peneliti susun.
digilib.uns.ac.id
31 Tabel 3. 3 Kebutuhan Data
Sasaran Analisis Item Kebutuhan Data Jenis Data Bentuk Data Sumber Data Metode dan
Teknik Analisis
P S
Identifikasi perkembangan permukiman di wilayah pesisir Kabupaten
Purworejo tahun 2002-2017
Analisis perubahan luas penggunaan lahan permukiman
Peta penggunaan lahan permukiman tahun 2002 & 2008 Peta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo
Teknik analisis overlay peta Data pertambahan luasan permukiman pesisir Kabupatrn Purworejo tahun 2009-2017 Tabel Badan Pertanahan Negara
Identifikasi pola permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo tahun 2017
Analisis pola permukiman
Peta wilayah permukiman pesisir Kabupaten Purworejo tahun 2017 Peta Google earth Teknik analisis
tetangga terdekat Citra satelit google earth wilayah permukiman pesisir Kabupaten Purworejo tahun 2002,
2008 dan 2017
Peta Google earth
Jarak antar bangunan perumahan Tabel Google earth
Kepadatan penduduk Tabel, Peta BPS Kabupaten Purworejo
Identifikasi faktor-faktor
perkembangan permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo
Analisis faktor perkembangan permukiman
Tingkat kemudahan konstruksi bangunan Kuesioner Responden Teknik analisis
skoring
Kedalaman sumber air bersih (sumur) Kuesioner Responden
Kesuburan tanah Kuesioner Responden
Pemahaman tentang potensi bencana tsunami Kuesioner Responden
Pemahaman tentang jalur evakuasi bencana Kuesioner Responden
Pelatihan/ simulasi kebencanaan Kuesioner Responden
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelatihan tanggap darurat bencana Kuesioner Responden
Keamanan wilayah permukiman Kuesioner Responden
Kenyamanan wilayah permukiman Kuesioner Responden
Hubungan sosial masyarakat Kuesioner Responden
Keberadaan saudara Kuesioner Responden
Biaya hidup Kuesioner Responden
Ketersediaan jaringan jalan Kuesioner, Peta Responden; Dinas Perhubungan Kabupaten Purworejo
Biaya perjalanan menuju tempat kerja Kuesioner Responden
Ketersediaan transportasi publik Kuesioner, Peta Responden; Dinas Perhubungan Kabupaten Purworejo
Ketersediaan jaringan air bersih (PDAM) Kuesioner Responden
Ketersediaan jaringan air kotor (limbah) Kuesioner Responden; Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan
Permukiman Kab. Purworejo
Ketersediaan jaringan drainase Kuesioner Responden; Observasi lapangan
Ketersediaan jaringan listrik Kuesioner, Peta Responden; Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan
Permukiman Kab. Purworejo
Ketersediaan jaringan telekomunikasi Kuesioner, Peta Responden; Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman Kab. Purworejo
Ketersediaan pasar Kuesioner, Peta Responden; BPS
Ketersediaan sarana pendidikan Kuesioner, Peta Responden; BPS
Ketersediaan sarana peribadatan Kuesioner Responden
Ketersediaan sarana kesehatan Kuesioner, Peta Responden; BPS
Ketersediaan lahan pertanian Kuesioner, Peta Responden; Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Purworejo
Peluang membuka usaha (toko, warung) Kuesioner Responden
Ketersediaan lahan tambak untuk nelayan Kuesioner, Peta Responden; Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo
Tingkat kesempatan/ peluang kerja Kuesioner Responden
Keberadaan industri Kuesioner, Peta Responden; BPS
Pengembangan rencana bandara baru New Yogyakarta Kuesioner Responden
Pengembangan tempat wisata pantai dan hutan mangrove Kuesioner, Peta Responden; Dinas Pariwisata Kabupaten Purworejo
Pengembangan Jaringan Jalan Strategis Nasional Kuesioner Responen
Harga tanah per meter persegi Kuesioner Responden
Pembagian lahan Kuesioner Responden
Status kepemilikan lahan Kuesioner Responden
Sumber : Peneliti, 2018
digilib.uns.ac.id
32 3.7 Populasi dan Sampel
3.7.1 Populasi
Populasi menurut Nawawi (dalam Riduwan, 2013:8) merupakan totalitas dari semua nilai yang memungkinkan, yang didapatkan melalui hasil perhitungan maupun pengukuran kuantitatif/
kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Menurut Nazir (dalam Riduwan, 2013:7) populasi adalah hal yang berkenaan dengan data, bukan orang ataupun bendanya. Sementara menurut Sugiyono (dalam Riduwan, 2013:7) menyatakan bahwa populasi ialah generalisasi dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas suatu karakteristik yang ingin dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti.
Fokus pada penelitian ini ditekankan pada perkembangan permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo. Perkembangan permukiman sangat terkait dengan perkembangan jumlah rumah, sementara itu jumlah rumah memiliki hubungan yang erat dengan jumlah KK. Hal ini dikarenakan pada umumnya setiap rumah dihuni oleh satu anggota keluarga atau lebih. Maka dari itu, populasi penelitian ini didasarkan pada jumlah KK di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo.
Untuk menentukan jumlah KK di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo, peneliti menggunakan asumsi jumlah KK berdasarkan data jumlah penduduk wilayah pesisir Kabupaten Purworejo. Data BPS (2014) menunjukkan bahwa dalam satu KK rata-rata terdiri atas 3 anggota rumah tangga.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. 4 Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga Wilayah Pesisir Kabupaten Purworejo Kecamatan
District
Banyaknya Number of
Rata-rata Anggota Rumah Tangga
Average Household Member Penduduk
Population
Rumah Tangga Household
01. Grabag 43,405 12,803 3.4
02. Ngombol 31,338 9,517 3.3
03. Purwodadi 37,098 11,270 3.3
Total 111,841 33,590 3.3
Sumber : Hasil Olahan Data BPS Kabupaten Purworejo, 2014
Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam satu KK terdiri atas tiga anggota keluarga, sehingga diperoleh populasi jumlah KK di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 5 Populasi Penelitian
No Kecamatan Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
1 Grabag Nambangan 2187 729
2 Sumberagung 2320 773
3 Ukirsari 904 301
4 Pasaranom 1841 614
5 Kertojayan 745 248
6 Bakurejo 1490 497
7 Dudu Kulon 760 253
digilib.uns.ac.id
33 No Kecamatan Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
8 Dudu Wetan 753 251
9 Rejosari 1486 495
10 Munggangsari 1407 469
11 Ketawangrejo 3660 1220
12 Patutrejo 2112 704
13 Harjo Binangun 2354 785
14 Ngombol Keburuhan 891 297
15 Depokrejo 424 276
16 Malang 678 106
17 Pagak 637 202
18 Wero 422 141
19 Girirejo 345 182
20 Ngentak 446 220
21 Wonosari 1654 226
22 Pejagran 614 205
23 Wonoroto 659 551
24 Kesidan 547 212
25 Kumpulsari 607 141
26 Awu-Awu 829 115
27 Kaliwungu Kidul 317 149
28 Purwodadi Kentengrejo 570 190
29 Nampurejo 252 281
30 Geparang 1582 425
31 Jatimalang 1275 527
32 Jatikontal 800 267
33 Jogoresan 1969 656
34 Gedangan 494 165
35 Karanganyar 468 156
36 Jogoboyo 1382 461
Total 40472 13491
Sumber :Hasil Olahan Data BPS Kabupaten Purworejo, 2017
3.7.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian daripada populasi yang dapat merepresentasikan atau mewakili keseluruhan populasi ketika diuji/ diteliti. Menurut Arikunto dalam Riduwan (2013) sampel merupakan bagian dari populasi dan merupakan sumber data yang mewakili keseluruhan populasi. Sementara menurut Sugiyono dalam Riduwan (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan tabel Isaac dan Michael yang dapat dilihat dalam Lampiran A, dengan jumlah total populasi ±13.491 maka berdasarkan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 10%, jumlah sampel yang dapat diambil adalah sebanyak 263 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik ini digunakan untuk pengambilan sampel dari populasi secara acak dan terdiri dari klaster-klaster wilayah (Mulyatiningsih, 2011).
digilib.uns.ac.id
34 3.8 Metode Analisis Data
3.8.1 Tahapan Analisis
Menurut Sugiyanto (2009 : 147) langkah-langkah kegiatan analisis data yaitu (1) mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, (2) mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, (3) menyajikan data tiap variabel yang diteliti, (4) melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, (5) dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Apabila penelitian tidak merumuskan hipotesis maka langkah terakhir tidak perlu dilakukan.
Tahapan analisis termasuk ke dalam tahap keempat, yaitu melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Pada penelitian ini tahapan analisis dimulai dari analisis perkembangan permukiman dengan menggunakan teknik analisis spasial overlay di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengidentifikasi pola permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo dengan menggunakan teknik analisis tetangga terdekat.
Tahapan analisis terakhir yaitu analisis faktor untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo dengan menggunakan teknik analisis skoring.
digilib.uns.ac.id
35 3.8.2 Kerangka Analisis
digilib.uns.ac.id
36 3.8.3 Teknik Analisis
1. Identifikasi perkembangan permukiman wilayah pesisir pantai Kabupaten Purworejo Tahun 2002-2017
Untuk mengidentifikasi perkembangan permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo dapat dilakukan dengan analisis spasial overlay. Dengan teknik analisis spasial overlay menggunakan data yang diperoleh dari dinas/ instansi mengenai perubahan penggunaan lahan permukiman selama kurun waktu 15 tahun, sehingga akan didapatkan total perkembangan atau pemekaran permukiman di wilayah pesisir tersebut. Langkah- langkah dalam melakukan analisis perkembangan permukiman yaitu membuat peta penggunaan lahan sesuai data yang diperoleh dari dinas/ instansi. Kemudian peta-peta tersebut di-overlay untuk mendapatkan hasil perubahan yang menunjukkan adanya perkembangan penggunaan lahan sebagai permukiman.
2. Identifikasi pola persebaran permukiman wilayah pesisir Kabupaten Purworejo
Untuk mengidentifikasi pola sebaran kegiatan di suatu wilayah dapat dilakukan dengan analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Langkah-langkah dalam melakukan analisis tetangga terdekat adalah sebagai berikut:
a. menentukan batas wilayah pengamatan.
b. mengubah pola sebaran objek amatan dalam peta menjadi pola sebaran titik dengan mencari titik beratnya
c. memberi nomor pada setiap titik, untuk mempermudah analisis
d. mengukur jarak terdekat untuk jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik lain yang merupakan tetangga terdekatnya
e. menghitung besar parameter tetangga terdekat.
Dengan teknik analisis tetangga terdekat ini maka peneliti dapat menentukan pola sebaran permukiman apakah mengikuti pola mengelompok, acak, atau seragam, yang ditunjukkan dengan besarnya nilai T (Muta’ali, 2015:125). Berikut adalah rumus/ formula dari nilai T:
𝑇 =𝐽𝑢 𝐽ℎ Keterangan :
T = Indeks penyebaran tetangga terdekat
Ju = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat
digilib.uns.ac.id
37 Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik mempunyai pola random =
1/2√p
P = Kepadatan titik dalam tiap km2 yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilayah dalam km2 (A), sehingga menjadi (N/A)
Selanjutnya nilai T tersebut diinterpretasikan dengan Continum Nearest Neighbour Analysis. Berikut adalah gambaran interpretasi nilai T menurut Hagget (dalam Muta’ali, 2013:127) :
T = 0 – 0,7 T = 0,71 – 1,4 T = 1,41 - 2,15
Mengelompok/ clustered Acak/ random Seragam/ regular
Gambar 3. 2 Continum Nearest Neighbour Analysis Sumber : Hagget dalam (Muta’ali, 2013:127)
3. Identifikasi faktor pengaruh perkembangan permukiman wilayah pesisir Kabupaten Purworejo
Untuk menguji pengaruh dari faktor-faktor perkembangan permukiman dilakukan dengan menggunakan teknik analisis skoring. Faktor-faktor perkembangan permukiman ini didapatkan dari hasil kuesioner persepsi masyarakat dan kondisi lapangan. Data kuesioner berupa data-data aspasial akan diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik analisis skoring, sementara beberapa data kondisi lapangan berupa peta spasial menjadi pembanding hasil analisis data aspasial yang dijelaskan dengan deskriptif. Analisis skoring digunakan untuk data kuesioner sikap likert. Sikap Likert yang peneliti gunakan terdiri atas 5 sikap, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut merupakan penjelasan detailnya:
Tabel 3. 6 Contoh Perhitungan Analisis Skoring
Indikator Σ SS Σ S Σ N Σ TS Σ STS Total Skor Hasil (%) Kesimpulan
a xx xx xx xx xx xx xx xx
b xx xx xx xx xx xx xx xx
Sumber : Peneliti, 2018
Y : Skor tertinggi Likert x jumlah responden Y : 5 x 263 = 1315
Hasil (%) : (Jumlah Skor/ Y) x 100
Kesimpulan
0% - 19,99% : Sangat Tidak Berpengaruh 20% - 39,99% : Tidak Berpengaruh 40% - 59,99% : Kurang Berpengaruh 60% - 79,99% : Berpengaruh 80% - 99,99% : Sangat Berpengaruh