• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BRANDING PT POS INDONESIA (PERSERO) PADA SOSIAL MEDIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI BRANDING PT POS INDONESIA (PERSERO) PADA SOSIAL MEDIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BRANDING PT POS INDONESIA (PERSERO) PADA SOSIAL MEDIA INSTAGRAM @POSINDONESIA.IG

Salsabila Rahiq Rahmat1, Moch. Armien Syifaa Sutarjo, S.S., M.I. Kom., CPS 2

1Hubungan Masyarakat, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom

2Dosen Hubungan Masyarakat, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom sblrahiq@365.telkomuniversity.ac.id1, email2@telkomuniversity.ac.id2

Abstrak1

PT Pos Indonesia (Persero) memiliki pandangan dimata publik sebagai perusahaan kuno dan lama. Namun, dengan tujuh transformasi bisnis yang dimiliki, PT Pos Indonesia (Persero) masih berusaha untuk tetap berinovasi. Salah satunya product and channel transformations yaitu aplikasi Pospay. Aplikasi Pospay digunakan dalam branding Public Relations untuk membangun brand image PT Pos Indonesia (Persero). Dengan menggunakan metode kualitatif – deskriptif, penelitian ini membahas mengenai bagaimana strategi branding Public Relations dalam membangun brand image PT Pos Indonesia (Persero) melalui aplikasi Pospay pada Instagram @posindonesia.ig. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari hasil wawancara bersama Public Relations PT Pos Indonesia (Persero), pihak Marketing jasa keuangan, dan pengguna aplikasi Pospay, serta melakukan observasi melalui media instagram

@posindonesia.ig. Konsep strategi branding yang digunakan peneliti yaitu menurut Van Gelder, Shults dan Barnes yaitu Brand Positioning, Brand Identity, dan Brand Communications, kemudian untuk melihat proses pembuatan pesan Public Relations peneliti menggunakan tahapan dari Cutlip, Center, dan Broom yaitu mendefinisikan masalah, merencanakan, mengkomunikasikan, dan mengevaluasi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu branding Public Relations mampu membangun brand image PT Pos Indonesia (Persero) menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Karena melalui aplikasi Pospay, publik percaya bahwa PT Pos Indonesia (Persero) mampu berkembang dan mengikuti zaman.

Kata kunci : PT Pos Indonesia (Persero), Branding, Public Relations, Instagram, Brand Image

Abstract

PT Pos Indonesia (Persero) has an image as an ancient and old company. However, with its seven business transformations, PT Pos Indonesia (Persero) is still trying to keep innovating. One of them is product and channel transformations, namely the Pospay application. The Pospay application is used to Public Relations branding for build the brand image of PT Pos Indonesia (Persero). By using qualitative – descriptive methods, this study discusses how the Public Relations branding strategy in building the brand image of PT Pos Indonesia (Persero) through the Pospay application on Instagram @posindonesia.ig. In this study, the researchers collected data from interviews with Public Relations PT Pos Indonesia (Persero), financial services Marketing parties, and users of the Pospay application, and made observations through Instagram @posindonesia.ig. The concept of branding strategy used by researchers is according to Van Gelder, Shults and Barnes, namely Brand Positioning, Brand Identity, Brand Communications, then to see the process of making Public Relations messages, researchers used the stages of Cutlip, Center, and Broom, namely defining the problem, planning, communicating, and evaluating. The results obtained from researchers the branding Public Relations through the Pospay application are able to build the brand image of PT Pos Indonesia (Persero) to be better than before. Because through the Pospay application, the public believes that PT Pos Indonesia (Persero) is able to develop and keep up with the times.

(2)

Keywords: PT Pos Indonesia (Persero), Branding, Public Relations, Instagram, Brand Image

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini, dimana berbagai sektor memasuki era digital, dengan ditandai oleh hadirnya beberapa aplikasi atau media - media digital yang memudahkan masyarakat. Hal tersebut memaksa berbagai sektor industri untuk beradaptasi, tidak terkecuali PT Pos Indonesia (Persero). Sebagai salah satu badan usaha milik negara (BUMN) tertua di Indonesia, PT Pos Indonesia (Persero) tidak lepas dari tuntutan zaman yang mengharuskan perusahaan berbenah dan beradaptasi. Menurut Natalia (2021), upaya PT Pos Indonesia (Persero) untuk terus mengikuti perkembangan era digital, dengan membuat tujuh transformasi, yakni :

(1). Business Transformation (penggabungan platform keuangan dengan Quick Response Code Indonesia Standar (QRIS), untuk mempermudah, dan menjaga keamanan dalam proses transaksi)

(2). Product and Channel Transformation (layanan Pos berbentuk aplikasi mobile, baik pada jasa kurir ataupun layanan keuangan)

(3). Proses transformations (melakukan pengarahan pada proses pekerjaan melalui digitalisasi new IPOS) (4). Technology Transformation (Pengganti surat – menyurat yaitu digitalisasi dan otomatisasi dalam administrasi

perkantoran (e-office)

(5). Human Resource Transformation (Menerapkan new performance management system yaitu dengan pemberian nilai kepada karyawan yang teratur dalam bisnis. Nilai tersebut berdasarkan kinerja yang transparan atau terbuka)

(6). Organization Transformation (menyusun kembali tatanan regional dan UPT (Unit Pelaksanaan Teknis), dengan mempertimbangkan kepentingan bisnis untuk memimpin dalam persaingan).

(7). Culture Transformations (perusahaan menumbuhkan kebiasaan AKHLAK yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif, budaya tersebut sebagai gambaran sikap karyawan, serta citra perusahaan pada pihak internal maupun eksternal).

Salah satu produk yang dikenalkan oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) kepada masyarakat yaitu pada poin kedua transformasi, Product and Channel Transformation. Produk yang dimaksud merupakan produk layanan keuangan berbasis teknologi yang dikenalkan kepada publik dengan nama aplikasi Pospay.

Aplikasi Pospay dulunya berjalan dengan interaksi physical di kantor Pos, sekarang menjadi financial technology (Fintech). Pada 13 April 2021 diresmikan salah satu layanan FinTech dalam jenis layanan digital banking oleh Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) yaitu Faizal Rochmad Djoemadi layanan tersebut dinamakan aplikasi Pospay. Aplikasi Pospay dinyatakan sebagai aplikasi smartphone bersistem android dan iOS, berlandaskan rekening Giro yang dapat menggunakan layanan Giro Pos dan transaksi keuangan maupun layanan Pos Indonesia lain secara ‘mobile’ yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Dengan fitur yang dimiliki oleh aplikasi Pospay, PT Pos Indonesia (Persero) berharap dapat membangun kesan atau citra perusahaan yang lebih baik lagi.

Kesan atau citra dibangun oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) melalui media Instagram (@posindonesia.ig).

Dalam pemanfaatan media digital sebagai upaya menciptakan persepsi positif dan membangun reputasi perusahaan di mata publik membuat Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) meraih penghargaan bergengsi yang diselenggarakan oleh Indonesia Top Digital Public Relations Award 2022 dengan kategori BUMN pada hari Jumat 22 April 2022. Penilaian penghargaan ini dilakukan dari bulan Desember 2021 hingga Februari 2022.

saat ini media digital menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia, salah satunya Instagram selaku media sosial yang memiliki pengguna terbesar keempat di dunia. Hal tersebut dilihat dari maraknya bisnis online serta perusahaan dan pebisnis yang mengkomunikasikan produknya melalui Instagram. Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang membahas mengenai strategi branding melalui Instagram. Pertama, pada penelitian

“strategi branding Qnoy Ibrahim dalam membangun brand image di media sosial Instagram” memberikan hasil bahwa strategi branding melalui Instagram dapat lebih membantu aktivitas branding dan brand image menjadi semakin baik.

Hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian mengenai branding Public Relations pada media sosial Instagram melalui produk perusahaan yaitu aplikasi Pospay. Selama aplikasi Pospay dibangun, strategi branding pada Instagram terlihat baik dan menarik, dibuktikan dengan pengguna aplikasi Pospay yang secara signifikan mengalami peningkatkan, sejak diresmikan pada bulan April 2021 hingga Desember 2021, terhitung delapan bulan aplikasi Pospay mampu mencapai seribu lima ratus pengguna. Pengguna yang dimaksud merupakan masyarakat yang mengunduh, kemudian melakukan registrasi, dan mendapatkan No.Account.

(3)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Public Relations dapat membantu inovasi PT Pos Indonesia (Persero) menjadi diterima oleh publik, sehingga citra atau kesan publik terhadap perusahaan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Maka, peneliti terdorong untuk mengetahui strategi branding aplikasi Pospay dalam membangun brand image PT Pos Indonesia (Persero) melalui media sosial Instagram. Dengan itu penelitian ini diberikan judul “STRATEGI BRANDING PT POS INDONESIA (PERSERO) PADA SOSIAL MEDIA INSTAGRAM @POSINDONESIA.IG”

1.2 Tujuan Penelitian

(1). Untuk mengetahui proses pembuatan pesan Public Relations dalam strategi branding melalui aplikasi Pospay

(2). Untuk mengetahui strategi branding PT Pos Indonesia (Persero) yang dilakukan Public Relations melalui aplikasi Pospay pada akun Instagram @posindonesia.ig

2. Kajian Pustaka 2.1 Public Relations

Public Relations digunakan sebagai kegiatan dalam membangun hubungan antara perusahaan dan pelanggannya, kegiatan tersebut berupa usaha yang direncanakan secara terus – menerus dengan sengaja untuk membangun citra organisasi secara langsung dengan pelanggan melalui komunikasi yang efektif dan komunikasi dua arah. Adapun fungsi Public Relations menurut Center dan Canfield (1982) dalam buku Manajemen Komunikasi dan Pemasaran (2017:217), yakni :

(1). Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi

(2). Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik, dan mengatur arus komunikasi, publikasi serta pesan dari perusahaan ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra bagi kedua belah pihak

(3). Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik yang berupa khalayak sasaran (4). Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat

terhadap perusahaan yang diwakilinya atau sebaliknya

Program atau aktivitas yang dilaksanakan oleh Public Relations harus disusun melalui proses perencanaan.

Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Manajemen Komunikasi dan Pemasaran (2017:217) menyatakan ada empat langkah dalam strategi Public Relations, yakni :

(1). Mendefinisikan masalah (Defining the problem) : menentukan apa yang sedang terjadi saat ini pada perusahaan

(2). Merencanakan dan memprogram (Planning and programming) : ada tahap ini dapat menjawab “kita mempelajari situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan, atau dikatakan”

(3). Mengambil aksi dan mengkomunikasikannya (Taking action and communicating) : Pada tahap ini pertanyaanya adalah “siapa yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta kapan, dimana, dan bagaimana”

(4). Mengevaluasi program (Evaluating the programs) : langkah terakhir yaitu melibatkan penilaian, implementasi, dan hasil dari program yang sudah dilaksanakan.

2.2 Strategi Branding

Menurut Schults dan Barnes (1999) brand strategy atau strategy branding dinyatakan sebagai tata kelola suatu brand yaitu kegiatan yang dituntun oleh berbagai aspek untuk membentuk suatu brand tersebut. Aspek yang mempengaruhi strategi branding menurut Gelder dalam Rahmadhani (2017:7) yaitu brand positioning, brand identity. Schults juga menambahkan brand communication ke dalam strategi branding. Jadi, terdapat tiga aspek yang berfungsi untuk membangun sebuah brand. Tiga aspek ini dapat memberikan fokus untuk peneliti mengetahui strategi branding Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) melalui aplikasi Pospay pada sosial media Instagram @posindonesia.ig

2.2.1 Brand Positioning

Brand positioning dalam Mushlih, (2018:18) merupakan kegiatan untuk memposisikan brand di benak sasaran target atau calon pelanggan, Terdapat tiga hal mendasar yang perlu dipahami menurut Scoot M. Davis dalam Mushlih (2018:18), yakni :

(1). Definisi target pasar yang hendak dituju, karena positioning harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan

(2). Definisi pada kelompok industri mana perusahaan berkompetisi

(4)

(3). Pernyataan pemosisian harus benar – benar mewakili perbedaan dan manfaat kunci yang dijanjikan brand tersebut

Seperti yang dinyatakan oleh Gelder dalam S. Sari & Yulianti (2016:314), “Brand positioning as a way of demonstrating a brand’s advantage over and differentiation from its competition”. Komunikasi yaitu demonstrasi mengenai keunggulan brand tersebut. Dalam mendemonstrasikan keunggulan brand menurut Kotler dan Amstrong 2001 yang dikutip oleh Rahmadhani (2017:7) terdapat tiga langkah, yakni :

(a) Mengidentifikasikan keunggulan :

Keunggulan merupakan nilai tambah dari suatu brand, maka perusahaan harus mampu menjelaskan keunggulan suatu brand untuk membuat pelanggan memilih brand tersebut.

(b) Menentukan keunggulan bersaing yang tepat :

Sebagai dasar dalam membangun strategi positioning perusahaan harus dapat menentukan beberapa keunggulan untuk suatu brand.

(c) Posisi yang telah dipilih dikomunikasikan dan disampaikan :

Posisi yang sudah didapatkan dari keunggulan brand tersebut menjadikan perusahaan dapat mengambil langkah selanjutnya, yaitu mengkomunikasikan posisinya kepada target sasarannya dengan menggunakan strategi yang telah dibuat.

Berdasarkan brand positioning peneliti bermaksud untuk lebih mengetahui manfaat serta keunggulan yang digunakan Public Relations sebagai upaya mengenalkan aplikasi Pospay pada media sosial Instagram

@posindonesia.ig.

2.2.2 Brand Identity

Brand identity atau identitas merek merupakan seperangkat aspek yang dapat menjelaskan maksud dari brand perusahaan kepada masyarakat. Adapun komponen brand identity menurut Mushlih (2018:19), yakni :

(1). Nama : nama untuk sebuah produk memiliki fungsi sebagai pembeda dengan pesaing, daya tarik produk, pemberi keyakinan, alat pengendali persaingan pasar, jaminan kualitas dan pangkat kepada pelanggan, serta alat promosi dan alat membangun citra

(2). Logo : digunakan untuk menggambarkan sesuatu sebagai pembeda produk dengan pesaingnya.

(3). Warna : biasanya dapat berupa pesan dan kesan perusahaan, supaya pelanggan dapat lebih mudah dan cepat mengingat produk tersebut

(4). Jingle : Didesain dengan memperhatikan segala aspek terutama kombinasi antara kemudahan penggunaan produk dengan konsep visual yang ada. Karena jingle diibaratkan sebagai lagu kebangsaan suatu brand, tujuannya agar publik mudah mengenali brand tersebut.

(5). Desain atau kemasan : kemasan dari perspektif pelanggan maupun perusahaan menurut Keller memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai alat untuk mengidentifikasi brand, memberi informasi dan deskripsi produk. Maka, kemasan berfungsi sebagai alat komunikasi yang efektif kepada pelanggan untuk itu harus didesain dengan memperhatikan berbagai aspek

(6). Slogan dan tagline : tagline adalah slogan, namun slogan belum tentu tagline. Tagline biasanya dinyatakan secara mendalam untuk mengkomunikasikan pemosisian brand. Maka, penempatan tagline biasanya berdampingan dengan logo perusahaan, sedangkan slogan sering digunakan untuk iklan yang bertujuan membangkitkan ingatan atau kesadaran pelanggan terhadap brand secara cepat.

(7). Endorser brand : seseorang yang dijadikan sebagai karakter brand suatu produk yang dipilih dari kalangan selebriti, tujuannya untuk persepsi atau citra ketokohannya menular pada brand yang diiklankan

(8). Karakter : mempermudah proses komunikasi supaya brand dapat mudah dikenal, biasanya perusahaan menyambungkan dengan karakter tertentu seperti kartun hewan atau kombinasi unik lainnya

(9). Situs Web dan URL (Uniform Resource Locators) : alamat situs web seolah menjadi hal yang wajib, tidak hanya untuk memudahkan pencarian informasi mengenai manfaat yang ditawarkan, juga dapat digunakan sebagai media komunikasi secara mendalam dengan pelanggan dan menjaga citra di mata kolega bisnis.

Brand identity yang dimaksud pada penelitian ini merupakan penjelasan mengenai aspek yang menjadi latar belakang atau identitas aplikasi Pospay yang disajikan pada media sosial Instagram @posindonesia.ig oleh Public Relations.

2.2.3 Brand Communications

Brand communications menurut Schults & Barnes (1999) dalam Indriati & Fadhila (2020:38), yaitu sebagai cara brand berkomunikasi melalui visualisasi yang bertujuan untuk menciptakan memori yang mudah

(5)

dipahami dan kuat di benak pelanggan mengenai karakter dari sebuah brand. Kaferer juga membuat model brand communications yaitu proses komunikasi diawali oleh pengirim pesan (sender) yang mempunyai brand identity perusahaan seperti nama, simbol visual, produk, iklan, sponsor, patronase, dan artikel. Kemudian, pesan akan diartikan oleh penerima pesan (receiver) sebagai brand image perusahaan (Tamitiadini & Andrian, n.d.). Brand communication pada penelitian ini difokuskan oleh peneliti melalui media Instagram dalam mengkomunikasikan hasil dari brand positioning dan brand identity yang telah didapatkan. Maka, akan terlihat strategi branding PT Pos Indonesia (Persero) yang dilakukan Public Relations melalui aplikasi Pospay.

2.2.4 Media Sosial

Media sosial dijelaskan oleh Sulianta, (2015:5) dalam buku Keajaiban Sosial Media sebagai cara berkomunikasi baru dengan teknologi yang berbeda dengan media sosial tradisional, sehingga komunikasi yang dilakukan merupakan interaksi sosial antara manusia yang memiliki jaringan kaya tanpa batasan ruang dan waktu dalam memproduksi, berbagi dan bertukar informasi yang didalamnya terdapat berbagai konten secara virtual.

Media baru ini memiliki karakteristik tersendiri. Berikut merupakan karakteristik pada sosial media modern, yakni :

(1). Transparansi : informasi berupa konten pada media sosial menjadi konsumsi publik

(2). Dialog dan komunikasi : akan adanya hubungan yang interaktif dengan menggunakan fitur yang tersedia

(3). Jejaring relasi : adanya hubungan antar pengguna yang saling terhubung satu sama lain dan memiliki peranan yang kuat dalam mempengaruhi audiensnya

(4). Multi opini : setiap orang dapat berargumen dan mengatur pendapatnya

(5). Multi form : informasi dapat disajikan berupa sosial media press release, video news release, portal web, dan elemen lainnya

(6). Kekuatan promosi online : media sosial dipandang sebagai tool yang memiliki peluang mewujudkan visi misi organisasi

2.2.5 Instagram

Dalam buku 99 Strategi Branding di Era, 4.0 Ainurrofiqin (2021:168) menjelaskan Jika perusahaan akan melakukan branding, Instagram tersebut harus menarik dan kreatif sehingga dapat meraih pengikut di media sosial. Adapun strategi dasar dalam melakukan branding di Instagram, yakni :

(1). Membuat akun bisnis di Instagram

Memisahkan akun pribadi dengan bisnis, supaya pesan yang disampaikan tidak tercampur dengan pribadi, sera menentukan nama pengguna menjadi hal penting dalam membuat akun Instagram.

(2). Mengelola bagian profil

Pada profil menunjukan integritas brand, jadi dapat di tampilkan link atau tautan ke situs website untuk menambah jangkauan. Maka, dalam membuat penjelasan pada profil tidak boleh sembarangan.

(3). Membangun konten

Konten merupakan hal utama dalam branding di Instagram. Apa karakter dari brand yang ingin ditonjolkan, konten apa yang original dan hanya bisa ditemukan di Instagram.

(4). Memperhatikan kualitas gambar

Foto yang akan ditampilkan harus dengan kualitas gambar yang tinggi supaya publik yang melihat dapat memberikan kesan yang positif terhadap brand perusahaan, karena kualitas akan menentukan kelas produk perusahaan.

(5). Mengatur waktu kiriman

Instagram menyediakan fitur analytics untuk mengetahui kapan atau jam berapa mayoritas pengikut menggunakan Instagram. Artinya, pada waktu tersebut adalah waktu yag ideal untuk mengirimkan konten ke Instagram. Harus selalu dipastikan dan diperhatikan waktu pengiriman pada jam ramai, karena semakin ramau pengguna yang melihat brand, semakin besar kesadaran merek yang akan didapatkan.

(6). Konsistensi adalah kunci

Konsisten adalah kunci utama dalam membangun brand di Instagram, didapatkan dari konsistensi dalam jumlah kiriman atau konten, konsisten dalam pesan yang disampaikan, konsisten dalam gaya bahasa, konsisten pada warna yang ditonjolkan. Karena, semakin konsisten, semakin kuat aktivitas branding tersebut.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Biklen, deskriptif yaitu menjelaskan apa yang didengar, dirasakan, dilihat, serta yang ditanyakan oleh peneliti. Hasilnya akan berupa data - data yang berbentuk kata atau gambaran lengkap mengenai objek yang diteliti (Sugiyono, 2020:28). Pada

(6)

penelitian ini peneliti melakukan observasi melalui Instagram @posindonesia.ig, serta wawancara langsung dengan Public Relations. Kemudian, hasil observasi maupun wawancara dideskripsikan oleh peneliti menjadi suatu gambaran dalam bentuk narasi yang kemudian akan menghasilkan data berupa strategi branding PT Pos Indonesia (Persero) melalui aplikasi Pospay melalui media sosial Instagram @posindonesia.ig.

4. Hasil dan Pembahasan

Public Relations bertanggung jawab dalam membangun hubungan antara perusahaan dan pelanggannya dengan perencanaan yang terus – menerus dan dengan sengaja untuk membangun citra perusahaan secara langsung melalui komunikasi dua arah (Wibowo & Priansa, 2017:205). Hal ini dilakukan oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) melalui strategi branding aplikasi Pospay pada media sosial Instagram

@posindonesia.ig. Sebelum melakukan branding, Public Relations harus dapat mengelola pesan yang akan disampaikan untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Maka pesan tersebut dibuat, berdasarkan proses perencanaan menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Manajemen Komunikasi dan Pemasaran, (2017:217), yakni :

(1). Mendefinisikan Masalah (Defining the Problem)

Menentukan apa yang sedang terjadi saat ini pada perusahaan. Pada tahap ini PT Pos Indonesia (Persero) memiliki pandangan publik sebagai perusahaan yang terkesan kuno dan belum mengikuti zaman, pandangan tersebut didapatkan oleh Public Relations melalui media monitoring dan sosial media listening.

Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Center dan Canfield (1982) bahwa, salah satu fungsi Public Relations yaitu mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap perusahaan yang diwakili.

Dalam hal ini, peneliti melihat bahwa permasalahan yang terjadi pada PT Pos Indonesia (Persero) yaitu opini publik yang menyatakan bahwa PT Pos Indonesia (Persero) merupakan perusahaan kuno dan perusahaan yang belum mengikuti zaman. Opini tersebut didapatkan oleh Public Relations melalui media monitoring dan sosial media listening. Hal tersebut sejalan dengan proses perencanaan Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Manajemen Komunikasi dan Pemasaran, (2017:217).

(2). Merencanakan dan Memprogram (Planning and Programming)

Menanggapi permasalahan yang terjadi, Public Relations membuat konten pada sosial media Instagram perusahaan dengan pesan yang bertujuan untuk memperbaiki citra perusahaan agar tidak lagi dipandang sebagai perusahaan kuno dan tidak mengikuti zaman. Hal ini dilakukan Public Relations dengan menargetkan ibu – ibu serta anak muda melalui konten berisikan produk digital layanan keuangan PT Pos Indonesia (Persero) yaitu aplikasi Pospay.

Dalam tahap ini, peneliti melihat bahwa Public Relations memiliki tujuan untuk memperbaiki pandangan publik kepada perusahaan, hal tersebut dilakukan dengan cara memberitahukan publik mengenai adanya produk digital yang dimiliki PT Pos Indonesia (Persero). Hal ini sejalan dengan proses perencanaan Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Manajemen Komunikasi dan Pemasaran, (2017:217), serta sesuai dengan fungsi Public Relations menurut Center dan Canfield (1982) bahwa, Public Relations menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi dan membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik yang berupa khalayak sasaran

(3). Mengambil aksi dan Mengkomunikasikannya (Taking Action and Communicating)

Tahap ini merupakan tindakan komunikasi dalam mencapai tujuan spesifik yaitu siapa yang melakukan dan memberitahukan program, serta kapan, dimana dan bagaimana. Maka pada tahap ini, Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) bekerjasama dengan bagian Marketing jasa keuangan. Promosi aplikasi Pospay dilakukan oleh bagian Marketing jasa keuangan, sedangkan Public Relations mendukung kinerja bagian Marketing jasa keuangan dengan melakukan publikasi seminggu sekali mengenai campaign yang sudah dilakukan bagian Marketing jasa keuangan untuk aplikasi Pospay pada media sosial Instagram perusahaan

@posindonesia.ig dengan penggunaan bahasa yang soft tidak melakukan promosi seperti tugas bagian Marketing jasa keuangan.

Dalam tahap ini peneliti melihat bahwa Public Relations bertanggung jawab terhadap pandangan publik mengenai perusahaan. Hal tersebut diatasi oleh Public Relations dengan melakukan publikasi dalam seminggu sekali mengenai aplikasi Pospay sebagai bentuk komunikasi bersama publik untuk menunjukan bahwa PT Pos Indonesia (Persero) sudah mengikuti zaman dengan adanya aplikasi digital ini yang diberi nama aplikasi Pospay. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi Public Relations menurut Center dan Canfield (1982) bahwa Public Relations menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik, dan mengatur arus komunikasi, publikasi serta pesan dari perusahaan ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra bagi kedua pihak.

(4). Mengevaluasi Program (Evaluating the Programs)

(7)

PT Pos Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang sudah berdiri sejak lama. Maka, dalam melaksanakan branding, Public Relations mendapatkan hambatan dalam mengolah pandangan publik yang mengharuskan Public Relations mengikuti keinginan publik saat ini, namun tetap harus memperhatikan pelanggan perusahaan pada generasi lainnya seperti generasi babyboomers. Adapun, penilaian dari branding yang dilakukan Public Relations didapatkan melalui melalui media monitoring dan juga survey random kepada para jurnalis, yang kemudian hasilnya akan dijadikan sebagai masukan untuk tim Marketing jasa keuangan dan tim Public Relations. Hal ini sesuai dengan proses perencanaan Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Manajemen Komunikasi dan Pemasaran, (2017:217) yaitu melibatkan penilaian, implementasi dan hasil dari program yang sudah dilakukan.

Dalam proses pembuatan pesan strategi branding, Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) dapat dikatakan berhasil, karena proses yang dijalankan sesuai dengan tahapan proses perencanaan Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Manajemen Komunikasi dan Pemasaran, (2017:217). Hal tersebut juga didukung oleh fakta bahwa adanya peningkatan jumlah pengguna aplikasi Pospay setiap bulannya, dengan salah satu penggunanya menyatakan bahwa konten yang disajikan cukup menarik membuat seseorang tertarik untuk menjadi pengguna aplikasi Pospay, serta menjadi tepat dan baik dengan menggunakan bahasa yang soft untuk menjelaskan visi branding tersebut.

Bersamaan dengan observasi yang peneliti lakukan yaitu dengan memantau akun Instagram @posindonesia.ig, menyatakan bahwa akun media sosial Instagram PT Pos Indonesia (Persero) yang dikelola oleh Public Relations berbeda dengan Instagram @pospay_official yang dikelola oleh bagian Marketing jasa keuangan, walaupun terkadang ada konten dengan visualisasi yang serupa namun bahasa yang digunakan berbeda, bagian Marketing lebih kepada promosi dengan hard selling sedangkan Public Relations lebih kepada mengajak dengan bahasa yang soft selling. Serta, walaupun konten mengenai Pospay hanya ada satu kali dalam seminggu pada Instagram

@posindonesia.ig, namun hashtag mengenai Pospay selalu digunakan oleh Public Relations dalam setiap kontennya.

Keempat proses perencanaan menurut Cutlip, Center, dan Broom telah dilakukan oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) dalam membuat pesan strategi branding melalui aplikasi Pospay juga sesuai dengan fungsi Public Relations menurut Center dan Canfield (1982). Artinya, Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) dalam menjalankan programnya disusun dengan tahapan yang terencana secara matang, maka program tersebut mampu mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

4.3.2 Strategi branding PT Pos Indonesia (Persero) melalui aplikasi Pospay pada akun Instagram

@posindonesia.ig

Kegiatan branding menurut B. Prasetyo & Febriani (2020:5) adalah kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh perusahaan (pemilik produk) untuk mendapat respon dan citra yang baik dari pelanggan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan branding Public Relations PT Pos Indonesia (Persero), melalui aplikasi Pospay yang disajikan pada akun Instagram @posindonesia.ig, Public Relations berharap bahwa publik tidak akan memandang PT Pos Indonesia (Persero) sebagai sebagai perusahaan kuno atau perusahaan yang tidak mengikuti zaman.

Kegiatan branding tersebut dilakukan secara terus – menerus dan menggunakan strategi, untuk dapat diterima oleh publik dengan baik. Strategi yang digunakan Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) di media sosial Instagram, yaitu mengacu kepada brand strategy dari Van Gelder, Schults dan Barnes, yaitu brand positioning, brand identity, dan brand communications. Penelitian yang dilakukan oleh Autar et al., (2022) juga menyatakan bahwa, brand strategy dari Van Gelder jika digunakan dengan baik mampu membangun brand image perusahaan yang maksimal di mata publik, terlebih dengan menggunakan media sosial secara efektif.

(1). Brand Positioning

Branding yang dilakukan oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) pada media sosial instagram

@posindonesia.ig yang pertama yaitu definisi target pasar untuk aplikasi Pospay yaitu seller dan juga anak muda.

Kedua, definisi kelompok industri mana perusahaan berkompetisi, untuk aplikasi Pospay berada pada industri layanan keuangan digital atau banking digital. Kemudian ketiga, pernyataan yang mewakili perbedaan dan manfaat yang dijanjikan, untuk manfaat dari aplikasi Pospay yaitu mudah karena dapat digunakan kapan dan di mana saja, selain itu adanya layanan Wesel Pos yang menjadi pembeda aplikasi Pospay dengan yang lain, Wesel Pos ini berfungsi untuk melakukan transaksi O to O yaitu Online to Online atau Online to Offline dan sebaliknya, hal ini diidentifikasikan oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) bersama dengan pihak Marketing jasa keuangan.

Dalam tahap ini peneliti melihat bahwa branding yang dilakukan Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) yaitu dengan mengenalkan aplikasi Pospay kepada publik melalui konten yang berisi manfaat serta keunggulan aplikasi Pospay dan kemudian disajikan pada Instagram @posindonesia.ig. Hal ini sesuai dengan brand positioning menurut Kotler dan Amstrong (2001) dalam Rahmadhani (2017:7), bahwa brand positioning merupakan cara perusahaan mengkomunikasikan keunggulan brand. Keunggulan serta manfaat yang disajikan

(8)

dalam konten Instagram @posindonesia.ig juga sesuai dengan salah satu karakteristik media sosial menurut Sulianta (2015:5) bahwa media sosial dipandang sebagai tool yang memiliki peluang untuk mewujudkan visi misi organisasi.

(2). Brand Identity

Aplikasi Pospay memiliki identitas yang sama dengan pemiliknya yaitu PT Pos Indonesia (Persero), baik pada logo yang menggambarkan burung, warna merah, dan juga nama Pos diambil dari nama perusahaan Pos Indonesia dan Pay menandakan aplikasi layanan pembayaran. Untuk meyakinkan publik bahwa aplikasi Pospay miliknya PT Pos Indonesia (Persero), Public Relations menyajikan komponen seperti logo, nama, warna, jingle, slogan dan tagline, desain atau kemasan, serta menjelaskan mengenai karakter aplikasi Pospay pada konten Instagram @posindonesia.ig.

Komponen tersebut sesuai dengan Brand Identity menurut Mustari et al., (2021:280) yaitu, hal yang berperan sebagai produk perusahaan, dimana hal tersebut bertujuan untuk menyampaikan suatu brand kepada publik.

Bersamaan dengan observasi yang dilakukan peneliti pada media sosial Instagram @posindonesia.ig. Peneliti melihat bahwa Public Relations menggunakan enam komponen untuk brand identity aplikasi Pospay, yaitu nama, jingle, slogan dan tagline digunakan melalui hashtag, logo selalu ditampilkan pada konten yang di unggah, dan warna, desain atau kemasan serta karakter aplikasi Pospay menjadi konsep yang ditampilkan dalam konten yang diunggah.

Hal ini menunjukan bahwa Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) tidak menggunakan sembilan komponen brand identity menurut Mushlih (2018:18), dua diantaranya adalah endorser brand dan situs Web, dikarenakan hal tersebut digunakan pada akun @pospay_official yang menjadi tanggung jawab bagian Marketing jasa keuangan.

Namun, konten yang disajikan sudah sesuai dengan salah satu karakteristik media sosial menurut Sulianta, (2015:5) yaitu transparansi yang merupakan informasi berupa konten pada media sosial menjadi konsumsi publik.

(3). Brand communications

PT Pos Indonesia (Persero) memiliki dua akun Instagram untuk mengkomunikasikan aplikasi Pospay yaitu Instagram perusahaan @posindonesia.ig dan akun bisnis bagian jasa keuangan @pospay_official, karena adanya kegiatan komunikasi yang berbeda yaitu hard selling dan soft selling. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ainurrofiqin (2021:168) bahwa branding pada Instagram salah satunya dengan membedakan akun bisnis dan pribadi, supaya pesan yang disampaikan tidak tercampur dengan pribadi. Public Relations bekerjasama dengan pihak ketiga dalam menyajikan konten pada Instagram @posindonesia.ig, konten tersebut merupakan campaign aplikasi Pospay dengan menggunakan fitur yang tersedia di Instagram yaitu fitur video, dan photo dengan template carousel. Hal tersebut sesuai dengan brand communications menurut Schults & Barnes (1999) yaitu cara brand berkomunikasi melalui visualisasi yang bertujuan untuk menciptakan memori yang mudah dipahami dan kuat di benak pelanggan mengenai karakter dari sebuah brand.

Bersamaan dengan observasi yang peneliti lakukan yaitu dengan memantau akun Instagram @posindonesia.ig, selain fitur video, dan photo dengan template carousel. Public Relations juga menggunakan caption box untuk lebih menjelaskan konten yang disajikan dan untuk menimbulkan komunikasi dengan publik, serta membuka kolom komentar beserta like untuk publik. Kegiatan tersebut dapat dinyatakan memiliki peran yang kuat dalam mempengaruhi audiensnya, sesuai dengan salah satu karakteristik media sosial Sulianta, (2015:5) yaitu jejaring relasi.

Adapun, komunikasi yang dilakukan Public Relations yaitu dengan bahasa yang dapat menarik publik yaitu dengan mengandung unsur pertanyaan, sehingga dapat menimbulkan komunikasi dua arah bersama pengikutnya di Instagram.

Bahasa yang digunakan oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) tersebut sudah tepat bagi praktisi Public Relations sehingga publik tidak akan kebingungan dalam menanggapi maksud yang disampaikan oleh Public Relations. Langkah tersebut dapat menghasilkan multi opini sesuai dengan karakteristik media sosial menurut Sulianta, (2015:5) yaitu setiap orang dapat berargumen dan mengatur pendapatnya.

Dalam tahap ini peneliti melihat bahwa brand communications yang dilakukan oleh Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) yaitu dengan menggunakan Instagram perusahaan dan menyajikan konten dengan bahasa yang lebih soft dan menimbulkan komunikasi dua arah. Hal ini sesuai dengan Brand communications menurut Schults &

Barnes (1999) yaitu cara brand berkomunikasi melalui visualisasi untuk menciptakan memori yang mudah dipahami dan kuat dibenak pelanggan. Tahap ini juga sesuai dengan karakteristik media sosial menurut ulianta (2015:5) yaitu dialog dan komunikasi yang memiliki hubungan interaktif dengan menggunakan fitur yang tersedia.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) benar – benar memaksimalkan strategi – strategi yang ada dan juga memaksimalkan fitur yang tersedia pada Instagram, serta semua langkah tersebut diikuti dengan terencana dan tersusun dengan baik, sehingga dapat menarik perhatian publik. Hal ini sesuai dengan penelitian Supriatna & Hidayat (2021:212) bahwa, branding melalui Instagram bagus untuk membuat citra positif, karena selain Instagram menarik perhatian publik, Instagram juga memiliki fitur – fitur untuk mendukung proses branding perusahaan, seperti fitur yang digunakan Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) dalam branding pada media sosial Instagram @posindonesia.ig yaitu photo, video dengan template carousel ditambah dengan penggunaan caption pada fitur caption box yang tersedia dan like serta komentar yang dibuka untuk publik.

(9)

Berdasarkan penjelasan hasil observasi dan hasil wawancara, peneliti melihat bahwa Public Relations melakukan branding PT Pos Indonesia (Persero) melalui aplikasi Pospay pada Instagram @posindonesia.ig sebagai cara mendukung kinerja bagian Marketing jasa keuangan yaitu dengan membuat konten mengenai kegiatan aplikasi Pospay yang telah dilakukan Marketing jasa keuangan. Konten tersebut dibuat mengacu kepada aspek strategi branding Van Gelder, Schults & Barnes yaitu brand positioning, brand identity, dan brand communications. Namun, menurut pandangan peneliti brand identity lebih berperan penting pada konten Instagram @posindonesia.ig, dikarenakan pada konten Instagram @posindonesia.ig selalu menampilkan logo aplikasi Pospay sehingga dapat menarik rasa penasaran publik terhadap aplikasi Pospay, serta hashtag mengenai aplikasi Pospay akan terlihat jika publik mencari pada fitur pencarian yang kemudian publik akan mendapatkan hasil mengenai aplikasi Pospay sekaligus dengan PT Pos Indonesisa (Persero).

Brand identity yang diterapkan oleh Public Relations dalam melakukan branding memang tidak sepenuhnya mengacu kepada komponen brand identity menurut Mushlih (2018:18), dari sembilan komponen yang dikemukakan hanya tujuh yang dilakukan oleh Public Relations, namun ketujuh komponen tersebut secara pandangan peneliti terlihat menarik dan benar – benar diterapkan dengan baik oleh Public Relations. Selain itu, brand communications yang digunakan Public Relations dapat membantu konten yang disajikan dari aspek brand identity menjadi lebih menarik dan lebih jelas untuk diterima publik, serta dapat juga menimbulkan komunikasi dua arah antara perusahaan dan juga publik. Hal tersebut sesuai dengan Brand Communications menurut Kaferer (2008) yaitu Brand Communications diawali oleh pengirim pesan yang mempunyai brand identity dan kemudian pesan akan diartikan oleh penerima. Maka dari itu, brand communications yang digunakan Public Relations sesuai dengan konsep Schults

& Barnes (1999). Sedangkan untuk brand positioning, Public Relations hanya diawal saja ketika pertama kali mengenalkan aplikasi Pospay kepada publik, jadi menurut pandangan peneliti brand positioning tidak terlalu berperan dalam branding PT Pos Indonesia (Persero), karena branding merupakan kegiatan komunikasi yang harus terus menerut dilakukan.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti paparkan pada bab sebelumnya, peneliti membuat kesimpulan mengenai strategi branding PT Pos Indonesia (Persero) pada media sosial instagram @posindonesia.ig.

1. Proses perencanaan pesan branding yang dilakukan Public Relations yaitu dengan melakukan monitoring terhadap pandangan publik kepada PT Pos Indonesia (Persero), kemudian menargetkan ibu - ibu dan anak muda untuk memberitahukan bahwa PT Pos Indonesia (Persero) sudah mengikuti zaman digital dengan adanya aplikasi Pospay, dengan target tersebut Public Relations bekerjasama dengan bagian Marketing untuk mensajikan konten aplikasi Pospay seminggu sekali pada akun instagram perusahaan

@posindonesia.ig dengan bahasa yang soft selling. Kegiatan tersebut dievaluasi oleh Public Relations dengan melakukan monitoring dan juga survey kepada jurnalis yang kemudian hasilnya akan dijadikan sebagai masukan bagi tim Marketing jasa keuangan maupun Public Relations.

2. Strategi branding PT Pos Indonesia (Persero) yang dilakukan Public Relations melalui aplikasi Pospay pada akun @posindonesia.ig adalah dengan menyajikan perbedaan dan manfaat aplikasi Pospay, serta latar belakang aplikasi Pospay yaitu berupa logo, nama, jingle, tagline, hashtag, warna, desain atau kemasan. Dan yang terakhir, Public Relations mengkomunikasikan aplikasi Pospay dengan visualisasi melalui Instagram

@posindonesia.ig dengan menggunakan fitur Instagram yaitu fitur video, dan photo dengan template carousel. Kemudian, menjalankan komunikasi dua arah melalui caption dengan unsur pertanyaan pada caption box dan dibukanya fitur like serta komen untuk publik menyampaikan opini kepada PT Pos Indonesia (Persero).

Strategi branding yang sudah dilakukan oleh Public Relations dapat dinyatakan berhasil, dikarenakan Public Relations sudah memaksimalkan strategi yang ada dan media yang ada sehingga melalui media Instagram tersebut pesan tersampaikan dengan tepat dan menarik.

(10)

Referensi

Sumber Junal

Indriati, L., & Fadhila, A. N. (2020). Perancangan Visual Brand Communication Bank Sampah Induk Surabaya. 5, 38–38. https://doi.org/10.25124/rupa.v5i1.2936

Ismaulidina, Juliana Hasibuan, E., & Wal Hidayat, T. (2020). Strategi Komunikasi Public Relation Dalam Membangun The Role of the Social Service in Dealing with the Problem of Social Violence Against Children in North Sumatra Province. Ilmu Pemerintahan, Administrasi Publik Dan Ilmu Komunikasi (JIPIKOM), 2(1), 14–14.

Malik, A., Aris, D., Nugroho, D., Sulthan, I., Saifuddin, T., & Alamat, J. (2016). Menuju Paradigma Penelitian Sosiologi yang Integratif. In Menuju Paradigma Penelitian Sosiologi yang Integratif Sosiologi Reflektif (Vol. 10, Issue 2).

Mushlih, A. (2018b). Implementasi Strategi Branding Enterpreneur di TK Khalifah Sewon Yogyakarta. JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, 2(2), 18–18. https://doi.org/10.29313/ga.v2i2.4292

Mushlih, A. (2018c). Implementasi Strategi Branding Enterpreneur di TK Khalifah Sewon Yogyakarta. GOLDEN AGE: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, 2(2), 19–20. https://doi.org/10.29313/ga.v2i2.4292 Mustari, N., Hartaman, N., Sahrir, V. A., Aulia, N. R., & Atirah, S. (2021). Branding Pariwisata Dalam

Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Majene. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 10(10), 280–280.

https://doi.org/10.14710/jiip.v6i2.11912

Oktaviani, F. (2018). Strategi Branding Public Relations "Jendela Alam" Dalam Mengembangkan Produk Agrowisata.

MediaTor (Vol. 11, Issue 2).

Rahmadhani, Y. (2017a). Strategi Branding Portal Online WWW.Tripriau.Com Dalam Membangun Brand Awareness Sebagai Portal Online Pariwisata Provinsi Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, 4, 7–7.

Riyanto, A., Primiana, I., Yunizar, & Azis, Y. (2018). Disruptive Technology: The Phenomenon of FinTech towards Conventional Banking in Indonesia. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 407(1), 1–1.

https://doi.org/10.1088/1757-899X/407/1/012104

Sari, A., & Susilowati, E. (2021). Branding dan Kelanggengan Merek: Studi Pada Public Relations Kusuma Sahid Prince Hotel Solo. Academic Journal of Da’wa and Communication, 2(1), 56–56.

https://doi.org/10.22515/ajdc.v1i1.3298

Sari, S., & Yulianti, N. (2016). Komparasi Strategi Brand (Branding) Mystylez Dance Studio Dengan Wannabe Pro Dancer. 2(1), 314–315.

Tamitiadini, D., & Andrian, M. (n.d.). Strategi Brand Communication Pada Rebranding Galaxy Property Dalam Membentuk New Brand Identity.

Umanailo, M. C. B. (2019). Neo Positivisme- Positivisme- Post positivisme. 1.

https://doi.org/10.31219/OSF.IO/BZ4YH

Valentyna, C., & Tua, H. (2016). Inovasi Pelayanan PT. Pos Indonesia Dalam Menghadapi Persaingan Jasa Pengiriman Uangan (Studi Kasus PT. Pos Indonesia di Pekanbari). JOM FISIP, 3(2), 10–10.

Wainira, M., Liliweri, Y., & Mandaru, S. (2021). Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Dalam Membangun Brand Image (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Akun @kopipapaganteng). Jurnal Communio, 10(2), 139–139.

Yosephine, M., & Diniati, A. (2021). Strategi Public Relations Sinar Mas Land Dalam Membangun Brand Image Perusahaan. PRofesi Humas, 5(2), 209–209.

Sumber Buku

Abdussamad, Zuchri. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. In P. Rapanna (Ed.), e-book: Vol. x (1st ed., pp. 33–33).

Syakir Media Press.

(11)

Ainurrofiqin. Moh (2021). 99 Strategi Branding Di Era 4.0 (F. Husaini, Ed.; 1st ed., pp. 168–170). Quadrant.

Ginantra, N., Simarmata, J., A, R., Tojiri, M., Purba, Duwila, A., Siregar, M., Nainggolan, L., Marit, E., Sudirman, A., & Siswanti, I. (2020). Teknologi Finansial: Sistem Finansial Berbasis Teknologi di Era Digital. In A.

Rikki (Ed.), E-Book: Vol. xiv (1st ed., pp. 1–2). Yayasan Kita Menulis.

Panorama, Maya., Muhajirin (2017). Pendekatan Praktis (Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif) (1st ed., Vol.

8, pp. 13–13). Idea Press.

Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach). In Google Book: Vol. viii (1st ed., pp. 1–1). Deepublish.

Sudaeson, A., Kumiullah, Z., Purba, P., Halim, F., Simarmata, H., Sipayung, R., Purba, B., Sudirman, A., &

Manullang, O. (2020). Manajemen Merek. In A. Karim (Ed.), Google Book (1st ed., Vol. 14, pp. 52–53).

Yayasan Kita Menulis.

Sugiyono. (2020b). Metode Penelitian Kualitatif (Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif) (S. Suryandari, Ed.; 3rd ed., pp. 28–28). Alfabeta.

Sulianta. (2015). Keajaiban sosial media (1st ed., pp. 5–7). PT Elex Media Komputindo.

Sumber Website

Aulia, M. (2021, November 3). Belum Akhir Tahun, PosPay Tembus Target Diunduh 1 Juta Pengguna. News.

https://www.msn.com/id-

Natalia, M. (2021, September 11). Tingkatkan Daya Saing, Ini 7 Transformasi Modern Pos Indonesia. INews.

https://www.inews.id/finance/bisnis/tingkatkan-daya-saing-ini-7-transformasi-modern-pos-indonesia

Naviandri. (2021, October 8). PT Pos Indonesia raih 4 Penghargaan Top GRC Award 2021. MEDIA INDONESIA.

https://mediaindonesia.com/ekonomi/438551/pt-pos-indonesia-raih-4-penghargaan-top-grc-award-2021 https://mediaindonesia.com/ekonomi/438551/pt-pos-indonesia-raih-4-penghargaan-top-grc-award-2021 Sumber Lainnya

Hardiyana, R. (2022). Alasan PT Pos Indonesia (Persero) bertansformasi

Referensi

Dokumen terkait

Pesatnya pertumbuhan Android karena Android adalah platform yang sangatlah lengkap baik dari segi sistem operasinya, aplikasi dan tools pengembangannya, market yang menyimpan

Oleh karena itu, peningkatan peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, mempunyai arti penting dalam upaya untuk

38 Bab 3 Masalah, Menemukan Solusi Masalah yang Mengakibatkan MacBook Air Tidak Dapat Digunakan Jika MacBook Air tidak merespons atau penunjuk tidak

Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengambilan sampel secara “Sampel Jenuh”dimana seluruh ibu yang mempunyai balita menderita pneumonia yang telah memenuhi

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar emisi emsis gas buang yang dihasilkan dari bahan bakar cair (premium) dengan bahan bakar gas (LPG) dengan menggunakan

Kegiatan atau progam yang kami lakukan merupakan produksi sebuah konten foto untuk membantu promosi produk dari mitra. Setiap keberhasilan dan kesuksesan tidak

Pembahasan mengenai Pengaruh Media Sosial Instagram Traveling Terhadap Minat Berkunjung Media sosial Instagram memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat menarik

Metode FOQ adalah ukuran yang ditentukan lot secara subjektif, dengan besarnya dapat ditentukan yang berdasarkan pengalaman produksi atau intuisi. Dan tidak ada Teknik yang