commit to user
15 BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Definisi
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
PT. Denso Indonesia Sunter Plant merupakan perusahaan yang bergerak dibidang otomotif yang berlokasi di Jalan Gaya Motor 1 No.6 Tanjung Priok, Jakarta Utara 14330 berdiri pada tanggal 12 Mei 1975 dan memiliki luas area 37.848 m2. PT. Denso Indonesia (DNIA) adalah perusahaan dengan penanaman modal asing yang bergerak di bidang pembuatan komponen kendaraan bermotor seperti spark plug, filter, stick coil, Oxygen sensor, dan radiator. Batas-batas lokal
industri PT. Denso Indonesia Sunter Plant adalah sebagai berikut:
Utara : Pojok Busana
Selatan : PT. Denso Sales Indopart Utama dan PT. Tjahja Sakti Motor Timur : PT. Toyota Astra Motor
Barat : PT. Auto 2000 dan PT. Astra Daihatsu Motor b. Keadaan Darurat Banjir
Keadaan darurat menurut PT. Denso Indonesia Sunter Plant adalah kondisi dimana ada material atau aktivitas di luar control yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan kerja.
Kesiapsiagaan dan tanggap darurat adalah suatu jaminan keadaan siap siaga berupa kesatuan orang beserta keahlian dan sarannya, yang
mampu mencegah dan menanggulangi keadaan darurat serta mengembalikan atau memulihkan suasana tidak normal menjadi normal kembali.
PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat banjir yang tujuannya sebagai acuan dalam mencegah potensi bahaya keadaan darurat dan menanggulangi kondisi darurat serta dampak lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja yang ditimbulkan akibat banjir.
2. Prosedur Banjir
PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang di dalamnya terdapat tentang prosedur banjir. Isi prosedur tersebut adalah:
a. Identifikasi potensi dan pencegahan keadaan darurat banjir
Departemen SHE (Safety Health and Environment) dibantu manajer tertinggi (Manager Representatif) terkait mengidentifikasi dan menginventarisir lokasi kegiatan dan sarana kerja yang berpotensi terjadi keadaan darurat banjir untuk menghindari timbulnya keadaan darurat serta mengurangi dampaknya bila keadaan darurat tersebut terjadi.
b. Identifikasi sarana dan prasarana penanggulangan keadaan darurat banjir
Departemen SHE (Safety Health and Environment) membuat proposal untuk realisasai sarana penanggulangan agar potensi keadaan
darurat banjir tidak mungkin terjadi dan bila terjadi dapat di atasi semaksimal mungkin dengan mengakibatkan dampak yang seminimal mungkin.
c. Cara pengamanan area yang berpotensi terjadi keadaan darurat banjir Area-area yang berpotensi terjadi keadaan darurat banjir harus dilengkapi dengan sarana-sarana penanggulangannya.
d. Sistem komunikasi tanggap darurat
Departemen SHE bersama dengan melibatkan manager di masing- masing departemen, menetapkan sistem komunikasi tanggap darurat baik secara internal maupun eksternal.
e. Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
TKTD PT. Denso Indonesia disahkan oleh BOD (Board Of Directors) atas usulan dan saran Management Representative SHE,
dengan usulan sebagai berikut:
1) BOD (Board Of Directors)
2) Pusat Komando, yang terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor, staf humas dan staf umum.
3) Koordinator TKTD 4) Satuan Tugas Keamanan 5) Satuan Tugas Pemulihan 6) Satuan Tugas Pemadam 7) Satuan Tugas P3K 8) Satuan Tugas Evakuasi
9) Satuan Tugas Inspeksi f. Pelatihan dan Pengujian
Semua anggota TKTD sesuai dengan tanggung jawab masing- masing satuan tugas, harus dilatih dalam menangani keadaan darurat banjir.
g. Penanggulangan dan Pemulihan Keadaan Darurat Banjir
Bila keadaan darurat terjadi di luar jam kerja produksi, penanggulangan dilakukan oleh petugas security dibantu oleh petugas departemen lain yang sedang berdinas. Petugas security harus menghubungi Koordinator TKTD, Manager Departemen dan anggota Dewan Direksi (Board Of Directors) lainnya untuk melaksanakan perintah penanggulangan.
h. Simulasi dan Evaluasi
PT. Denso Indonesia sering menyebut istilah simulasi sama dengan uji coba. Melakukan simulasi prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat dilakukan minimal satu tahun sekali dan diikuti oleh semua karyawan. Setelah melakukan simulasi TKTD, tim kesiapsiagaan tanggap darurat dan departemen SHE (Safety Health and Environment) melakukan evaluasi terhadap hasil simulasi yang telah dilakukan, dan membuat laporan dari hasil simulasi tersebut.
3. Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Banjir
PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk menghadapi keadaan darurat banjir sudah membentuk satgas untuk penanggulangan banjir dan jika
terjadi banjir atau keadaan darurat PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat dengan susunan sebagai berikut:
a. BOD (Board Of Directors)
BOD merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di PT. Denso Indonesia Sunter Plant. Dalam menghadapi keadaan darurat kebakaran, huru hara, banjir. Board Of Directors bertanggung jawab untuk mengendalikan kedaan-keadaan secara keseluruhan. Sedangkan tugas BOD pada saat terjadi keadaan darurat banjir adalah memantau seluruh kegiatan penanggulangan keadaan darurat banjir dan memastikan seluruh tim bekerja secara maksimal. Selanjutnya memberikan keputusan terakhir mengenai cara penanggulangan terhadap keadaan darurat banjir.
b. Pusat Komando
Pusat komando terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor, staf humas dan staf umum. Pusat komando memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
1) Sebagai Departemen yang memberikan usulan dan saran kepada Board Of Directors tentang sistem pelaksanaan atau kegiatan
TKTD (Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat) baik pada saat terjadi keadaan darurat maupun pada saat tidak terjadi keadaan darurat.
2) Mengadakan pelatihan yang berhubungan dengan keadaan darurat kepada TKTD yang ada, sehingga mampu mencegah atau menanggulangi suatu keadaan darurat.
3) Meyakinkan bahwa TKTD beserta saran dan prasarana yang siap dan mampu menanggulangi keadaan darurat yang terjadi.
4) Membina kesiapsiagaan peralatan dan personil dalam rangka keadaan darurat.
Tugas dari pusat komando pada saat dan setelah terjadi keadaan darurat adalah sebagai berikut:
1) Memberikan saran kepada koordinator TKTD agar dapat menanggulangi keadaan darurat secara maksimal.
2) Menginvestigasi dan mendokumentasikan laporan keadaan darurat yang terjadi.
3) Melaporkan secara tertulis kepada Board Of Directors.
c. Koordinator TKTD
Bila terjadi keadaan darurat koordinator TKTD menginformasikan keadaan darurat ini kepada Board Of Directors untuk selanjutnya meminta saran dan pertimbangan, selain itu juga menghubungi manager maintenance atau utility untuk siap siaga terhadap panel-
panel listriknya. Tanggung jawab dari koordinator TKTD adalah bertangung jawab langsung kepada Board Of Directors untuk meyakinkan bahwa personil TKTD yang ditunjuk selalu diperbarui dan
memiliki kemampuan sebagai satuan tugas TKTD. Sedangkan tugas dari koordinator TKTD adalah sebagai berikut:
1) Mengkoordinir seluruh satuan tugas TKTD, sehingga mampu menanggulangi keadaan darurat yang terjadi sesuai dengan tugas masing-masing.
2) Membantu mengumpulkan data yang diminta oleh Departemen SHE mengenai keadaan darurat yang terjadi.
d. Satuan Tugas Evakuasi
Bertanggung jawab langsung kepada koordinator TKTD untuk menanggulangi dan melokalisir keadaan darurat yang diakibatkan oleh kebakaran atau peledakan, pencemaran dan banjir. Untuk tugas- tugasnya pada saat terjadi kejadian adalah sebagai berikut:
1) Memeriksa jumlah orang dimasing-masing line.
2) Menerima laporan keadaan dari masing-masing line, kemudian kepala regu memeriksa tempat kejadian tersebut dan melaporkan kepada koordinator TKTD.
3) Bersiap-siap memberikan peringatan atau informasi kepada seluruh karyawan di area masing-masing.
4) Apabila ada perintah persiapan evakuasi, kepala regu memberikan instruksi kepada anggota untuk meminta mereka menunggu di jalur evakuasi.
5) Memimpin karyawan menuju ke tempat yang aman dan teratur pada saat evakuasi.
e. Satuan Tugas Inspeksi
Satuan tugas inspeksi bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk melakukan inspeksi atau pengecekkan terhadap fasilitas utility pabrik dan mempunyai tugas-tugas seperti di bawah ini:
1) Mematikan valve LPG yang ada
2) Melindungi barang-barang yang mudah terbakar
3) Pengecekkan setelah penanggulangan kejadian dan melaporkan kerusakan yang terjadi kepada koordinator area
4) Mematikan listrik f. Satuan Tugas Keamanan
Satuan tugas keamanan bila terjadi keadaan darurat langsung mengamankan karyawan, barang dan dokumen ke lokasi aman.
Tanggung jawab dari satuan tugas keamanan adalah bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk melakukan penanggulangan dan melokalisir keadaan darurat yang disebabkan oleh kebakaran.
Sedangkan tugas dari satuan tugas keamanan adalah sebagai berikut:
1) Menjaga agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak masuk ke lokasi.
2) Mengamankan lokasi penampungan korban
3) Mengamankan lokasi penempatan penyelamatan dokumen dan barang berharga.
g. Satuan Tugas P3K
Satuan tugas P3K bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk memberikan P3K terhadap korban di tempat kejadian dan mempersiapkan pertolongan lebih lanjut bila diperlukan, untuk tugas- tugasnya adalah sebagai berikut:
1) Mencari dan melaporkan kepada koordinator TKTD apakah dia yang luka atau tidak.
2) Jika diberikan P3K sesuai petunjuk atasan.
3) Menyiapkan kendaraan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat.
h. Satuan Tugas Pemulihan
Tanggung jawab satuan tugas pemulihan adalah bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk mengembalikan kondisi setelah kejadian menjadi normal kembali dan memenuhi standar.
Sedangkan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:
1) Membersihkan lokasi kejadian.
2) Menginventarisasikan peralatan yang rusak.
3) Merehabilitasikan dan mengfungsikan kembali peralatan atau fasilitas yang rusak.
4) Melakukan investigasi.
5) Mengevaluasi dan memantau dampak dan memberi saran rekomendasi perbaikan.
4. Kejadian Banjir
Banjir seringkali melanda ibukota Jakarta. Banjir biasanya datang di awal tahun. Salah satu perusahaan yang hampir tiap tahun dilanda banjir adalah PT. Denso Indonesia Sunter Plant. Di bawah ini kronologis kejadian banjir yang pernah dialami oleh PT. Denso Indonesia Sunter Plant:
a. Kronologis kejadian banjir di Tahun 2008 1) Banjir tanggal 1 Februari 2008
Tahun 2008 ini Jakarta dilanda banjir kembali, termasuk PT.
Denso Indonesia Sunter Plant. Banjir disebabkan hujan deras sejak hari kamis malam (31 Januari 2008) dan pada tanggal 1 Februari 2008 air mulai menggenangi Jalan Gaya Motor I (depan PT. Denso Indonesia Sunter Plant kira-kira pukul 08.30 WIB dan meningkat hingga pukul 19.00 mencapai 32 cm. Mulai dari pukul 19.30 WIB hingga dini hari air berangsur-angsur surut. Tepat hari Sabtu pada pukul 11.30 WIB genangan air di depan PT. Denso Indonesia Sunter Plant sudah kering tetapi disekitar Sunter masih banyak dijumpai genangan air.
2) Banjir tanggal 14 Februari 2008
Pada tanggal 14 Februari 2008 PT. Denso Indonesia kembali di landa banjir. Banjir datang dengan tiba-tiba, sekitar pukul 12.30 WIB dalam keadaan mendung dan tak lama kemudian gerimis hingga menjadi deras dan semakin deras. Sekitar pukul 14.00 WIB
jalan yang ada di dekat Spark Plug air mulai menggenang dan di area delivery, air juga sudah mulai naik keadaan di luar perusahaan air juga sudah mulai naik tetapi masih di bawah level aman. Hal ini terjadi karena pompa got Utara dan Selatan belum dioperasikan.
Setelah pompa got dioperasikan dan dapat berfungsi secara maksimal akhirnya pada pukul 15.00 WIB air sudah mulai surut.
b. Kronologis Kejadian Banjir pada Tahun 2013
Pada tanggal 17 hingga 18 Januari 2013 PT. Denso Indonesia kembali dilanda banjir. Sejak hari kamis dini hari kawasan Sunter dan sekitarnya sudah diguyur hujan. Pada pukul 09.00 WIB hujan dikawasan PT. Denso Indonesia semakin deras hingga menyebabkan ketinggian air banjir dari jalan sudah mencapai 38 cm. Tim Keadaan Tanggap Darurat (TKTD) banjir kemudian bergerak cepat menangani air banjir yang sudah masuk area perusahaan hingga ketinggian 10 cm. Tim TKTD Banjir menggunakan pompa got untuk mengurangi air banjir yang masuk ke area perusahaan dengan memompa keluar air dan dialirkan ke got kemudian mengalir ke laut.
5. Sarana dan Fasilitas Tanggap Darurat Banjir a. Perahu
Pada tahun 2007 PT. Denso Indonesia Sunter Plant membeli sebuah perahu motor berbahan fiber glass yang hanya dapat digunakan untuk mengangkut 2 orang. Untuk persiapan menghadapi keadaan
banjir di PT. Denso Indonesia Sunter Plant memiliki 2 buah perahu dan 4 dayung. Perahu tersebut disimpan dalam kondisi tertutup dengan terpal agar tidak kotor dan mudah rusak. Perahu diletakkan di dekat pintu masuk agar mudah dijangkau ketika akan digunakan. Perahu yang ada sekarang ini dalam keadaan masih bisa digunakan karena dilakukan perawatan dan pengecekkan setiap 1 tahun sekali.
b. Pelampung
Pelampung merupakan alat pelindung diri yang wajib digunakan oleh TKTD saat terjadi keadaan darurat banjir. PT. Denso Indonesia Sunter Plant memiliki 10 buah pelampung yang dilengkapi dengan peluit yang digunakan bila pemakai pelampung mengalami kecelakaan atau keadaan darurat.
c. Alarm
PT. Denso Indonesia Sunter Plant menggunakan alarm untuk mendeteksi banjir. Alarm tersebut terpasang di pos security, alarm dilengkapi sensor dan sirine yang akan berbunyi pada level tertentu.
Alarm kebanjiran untuk saat ini hanya akan berbunyi ketika level sudah mencapai warna merah. Sensor tersebut terdiri dari kawat elektroda, holder dan terminal. Kawat elektroda terdiri dari 3 kawat yang memiliki fungsi dan warna yang berbeda-beda. Fungsi dari ketiga kawat elektroda tersebut adalah untuk kawat hijau sebagai tanda aman, kawat yang pertama berwarna kuning sebagai tanda peringatan, dan kawat kedua warna merah sebagai tanda bahaya. Namun PT. Denso
Indonesia Sunter Plant belum memasang tanda lampu strobo sebagai salah satu tanda peringatan banjir.
d. Level air
Level air berfungsi untuk mendeteksi ketinggian level air hujan di luar perusahaan. Level air menempel di tembok bagian luar perusahaan tepatnya disebelah kanan dari pintu utama perusahaan. Level air yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian level air di luar perusahaan terdiri dari tiga warna yaitu level I (warna hijau), level II (warna kuning), dan warna merah yang tidak ada tulisan level. Level air ini bekerja secara otomatis. Jika air menyentuh warna hijau berarti keadaan masih aman, jika menyentuh warna kuning sebagai peringatan kalau akan terjadi banjir dan apabila air menyentuh warna merah berarti perusahaan sudah dalam keadaan bahaya.
e. Karung pasir
PT. Denso Indonesia pada tahun 2012 melakukan penambahan jumlah karung pasir. Jumlah karung pasir yang dimiliki sebelumnya ada 1000 karung tetapi sekarang sudah mencapai 5000 karung dimana setiap karung memiliki berat masing-masing 15 kg. Karung-karung tersebut ditempatkan di setiap main gate PT. Denso Indonesia. PT.
Denso Indonesia memiliki 2 main gate yang selalu dalam penjagaan pihak security.
f. Pompa Got
Pompa got merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mengurangi air banjir yang masuk ke area perusahaan. PT. Denso Indonesia Sunter Plant memiliki 10 buah pompa got yang terdiri dari pompa 5 pompa got di sebelah utara dan 5 pompa got di sebelah selatan.
g. Generator Set (Genset)
PT. Denso Indonesia dipasok listrik dari PLN sebanyak 346,5 KVA. Apabila listrik dari PLN mengalami gangguan atau mati lampu maka PT. Denso Indonesia Sunter Plant menanggulanginya dengan bantuan genset.
h. Truk
Pada saat terjadi kejadian banjir PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah menyediakan truk, yang digunakan untuk delivery. Pada saat terjadi keadaan banjir truk tersebut sebagian digunakan untuk mengangkut karyawan, karena jika terjadi banjir dan level air mencapai 1 meter lebih sepeda motor ataupun mobil tidak bisa masuk ke perusahaan. Kapasitas masing-masing truk dapat mengangkut sekitar 30 orang.
i. Komunikasi
Bila terjadi keadaan darurat banjir, Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Banjir langsung memberitahukan keadaan darurat banjir tersebut kepada seluruh karyawan. PT. Denso Indonesia Sunter Plant
telah memiliki alat komunikasi yang baik. Alat komunikasi yang digunakan diantaranya adalah email, faksimil, handlytalky, paging dan telepon.
j. Peta evakuasi
Jika terjadi keadaan darurat perusahaan telah membuat layout untuk jalur evakuasi keadaan darurat sedangkan untuk layout jalur evakuasi keadaan darurat banjir belum dibuat oleh Departemen SHE.
Sehingga ketika keadaan darurat banjir terjadi maka semua karyawan menuju ke safe area dengan mengikuti jalur evakuasi yang telah ditunjukkan.
k. Titik Pertemuan (assembly point/safe area)
Titik pertemuan saat terjadi keadaan darurat banjir yaitu menuju ke safe area yang sudah tersedia di perusahaan. Perusahaan memiliki 2
tempat sebagai titik pertemuan yaitu di depan Koperasi Karyawan Mandiri Sejahtera (K2MS) dan juga di depan masjid. Secara visual luas safe area di PT. Denso Indonesia Sunter Plant kurang cukup luas untuk menampung semua karyawan ketika keadaan darurat terjadi.
6. Diagram Proses Komunikasi Dalam Keadaan Darurat Banjir
Gambar 2. Diagram proses komunikasi dalam keadaan darurat banjir Sumber : PT. Denso Indonesia, 2013
Hujan besar, maintenance dan utility siap
di pompa got
Air di luar sudah mencapai level
Security menutup pintu
gerbang - Team TKTD
bersiap-siap di lokasi - Seksi yang ada siap
di areanya
- Koordinator TKTD - SHE Dept
Management
7. Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat Banjir
Simulasi Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (TKTD) merupakan suatu program untuk melatih seluruh para karyawan untuk menanggulangi terjadinya keadaan darurat banjir di tempat kerja. Kegiatan simulasi TKTD ini dilakukan minimal setiap satu tahun sekali. Simulasi Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat banjir bermanfaat untuk menghadapi keadaan darurat banjir yang kadang datang dengan tiba-tiba. Oleh karena itu anggota TKTD harus siap siaga setiap diperlukan, di PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk TKTD setiap hari dibagi menjadi tiap shift, yaitu untuk shift pagi dan shift malam sehingga bila terjadi keadaan darurat yang mendadak TKTD sudah siap siaga.
Simulasi untuk keadaan darurat banjir dilakukan pertama kali pada tanggal 7 Januari 2005. Simulasi yang kedua dilakukan di luar perusahaan, simulasi yang ke dua ini merupakan simulasi untuk perahu yang berlokasi di Danau Sunter. Dalam memandu simulasi TKTD yang dilakukan antara lain:
1. Menyusun skenario simulasi keadaan darurat banjir berdasarkan prosedur yang ada.
2. Pembagian tugas untuk setiap anggota TKTD banjir 3. Pemaparan skenario simulasi
4. Komunikasi darurat banjir
5. Koordinasi dengan instansi terkait 6. Pelaksanaan simulasi TKTD banjir
7. Melakukan evaluasi kegiatan simulasi TKTD banjir
Tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan simulasi TKTD ini antara lain : a. Persiapan
Pada tahap ini simulasi TKTD dirancang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan ini, antara lain:
1) Penentuan tema untuk simulasi TKTD.
2) Membuat suatu dokumen yang di dalamnya terdapat latar belakang dilakukannya simulasi TKTD ini, tujuan, sarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan simulasi TKTD, lay out lokasi, dan evaluasi.
3) Membuat skenario untuk simulasi TKTD.
4) Melakukan rapat internal dengan seluruh panitia yang terlibat mengenai pembahasan skenario simulasi TKTD.
5) Melakukan rapat anggota Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (TKTD).
6) Melakukan rapat koordinasi persiapan simulasi TKTD.
b. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Simulasi TKTD
1) Mengevaluasi kondisi sarana fasilitas terhadap kondisi tanggap darurat sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan baik dari dari sisi kuantitas, kualitas dan kemudahan akses. Kesiapan prosedur dari kesiagaan personal dalam menanggulangi bahaya banjir secara
handal, aman, lancar, dan singkat agar kondisi darurat dapat cepat teratasi dengan kegiatan operasional segera pulih kembali.
2) Menyusun program improvement untuk meningkatkan aspek kesiapsiagaan tanggap darurat khususnya evakuasi saat terjadinya banjir.
c. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan simulasi TKTD banjir di PT. Denso Indonesia Sunter Plant dilakukan melalui tahapan penyusunan skenario keadaan darurat untuk melengkapi/menyempurnakan prosedur tanggap darurat dan Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat banjir yang ada serta uji coba skenario dilapangan dan evaluasi terhadap simulasi.
d. Lingkup Simulasi TKTD
Pelaksanaan simulasi TKTD dilakukan dengan simulasi banjir yang disebabkan karena hujan deras. Simulasi ini dilakukan dalam rangka latihan penanggulangan keadaan darurat banjir dengan menggunakan pompa got, karung pasir, latihan pemulihan keadaan akibat banjir, latihan evakuasi dan latihan P3K.
Simulasi penanggulangan banjir pada tahun 2011 bertempat di area PT. Denso Indonesia Sunter Plant memiliki ruang lingkup koordinasi antar anggota tim TKTD banjir, cara meletakkan karung pasir, cara pengangkatan karung pasir, cara pemasangan terpal. Sedangkan untuk simulasi perahu pada 15 Desember 2012 di Danau Sunter memiliki ruang lingkup yang meliputi cara menggunakan pelampung, cara
memasang motor perahu, cara menyalakan mesin (engine) dan cara mengemudikan perahu motor.
e. Skenario Simulasi Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Banjir 1) Pada tanggal 4 Desember 2011
Tabel 1. Simulasi keadaan darurat banjir di PT. Denso Indonesia pada tanggal 4 Desember 2011
Waktu (WIB) Perencanaan
08.00 - 09.00 Situasi hujan dan karyawan bekerja normal 09.00 - 09.10 Tiba-tiba lampu hijau monitor ketinggian air
berbunyi (dilakukan manual)
09.10 - 09.20 Petugas security lapor ke koordinator dan dengan paging memerintahkan tim TKTD agar bersiap siaga ke pos security untuk mengambil perlengkapan komunikasi (HT) dan menggunakan jas hujan lalu memonitor situasi.
09.20 - 09.30 Kondisi air meningkat lampu kuning menyala, security informasi ke coordinator
09.30 - 09.45 Menginstruksikan dengan HT agar dilakukan pemeriksaan peralatan penutup pintu gerbang (terpal biru, karung pasir) di 2 pintu gerbang dan perahu dan petugas kebersihan bertugas membersihkan parit, Operator pompa siaga ditempat (3 lokasi), persiapan kalau air terus meninggi oleh GO (informasi kepulangan karyawan dan kedatangan karyawan).
09.45 - 10.00 Lampu merah menyala, security informasi ke koordinator dan diteruskan ke BOD, tim TKTD bertugas menutup pintu dan memasang tanggul.
Sumber : PT. Denso Indonesia, 2013
2) Pada tanggal 15 Desember 2012
Tabel 2. Simulasi perahu di Danau Sunter pada tanggal tanggal 15 Desember 2012
Waktu Perencanaan Keterangan
07.30 – 08.00 WIB Persiapan alat-alat yang diperlukan:
Truk Perahu Pelampung Dayung
Semua satgas sudah siap di depan security dengan membawa peralatan yang diperlukan
08.00 – 08.30 WIB Berangkat menuju danau 08.30 – 09.00 WIB Menurunkan perahu dan
alat-alat
09.00 – 09.15 WIB Sambutan Ketua TKTD dan SHE
09.15 – 09.30 WIB Pengarahan sistem dan cara pengendalian perahu
Oleh teknisi
09.30 – 11.00 WIB Mulai dan bergantian Secara bergiliran perkelompok
11.00 – 11.30 WIB Selesai/istirahat makan siang
11.30 – 12.00 WIB Persiapan kembali ke PT.
Denso Indonesia
12.00 – selesai Review pelaksanaan Divisi dengan evaluasi hasil pelaksanaan.
Sumber : PT. Denso Indonesia, 2013
f. Sumber Daya Manusia dan Peralatan yang Dibutuhkan
Penyebaran peralatan dan personil disesuaikan dengan layout.
Satuan Tugas (Satgas) yang terlibat dalam simulasi TKTD ini berjumlah 91 orang meliputi:
a) Satgas evakuasi (15 orang) b) Satgas inspeksi (15 orang) c) Satgas pemulihan (15 orang) d) Satgas P3K (31 orang) e) Satgas Keamanan (15 orang)
Satgas pemadam tetap ikut serta ketika terjadi keadaan darurat banjir. Satgas pemadam diharapkan dapat membantu Satgas yang lain dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
Peralatan yang digunakan untuk simulasi Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat banjir antara lain:
a) Perahu beserta dayung b) Pelampung
c) Terpal biru (blue sheet) d) Karung pasir (sand bag) e) Pompa got
f) Peluit
g) Perlengkapan P3K
g. Rapat Persiapan dan Koordinasi
Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (TKTD) harus mempunyai perencanaan yang matang demi keefektifan program yang dilakukan dan manfaat yang diinginkan dapat diperoleh. Untuk sejumlah rapat koordinasi diadakan diantaranya rapat internal TKTD mengenai pembahasan skenario untuk simulasi TKTD, rapat masing-masing satgas TKTD mengenai persiapan simulasi TKTD, dan rapat koordinasi persiapan simulasi TKTD.
h. Pelaksanaan
Pada tahapan ini kegiatan simulasi TKTD dilaksanakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada tahap persiapan.
Kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
1) Simulasi keadaan darurat banjir
Tabel 3. Simulasi di PT. Denso Indonesia Sunter Plant pada tanggal 4 Desember 2011
Waktu (WIB) Perencanaan Pelaksanaan
08.00 - 09.00 Situasi hujan dan karyawan bekerja normal
Pelaporan
berjalan sesuai skenario.
09.00 – 09.10 Tiba-tiba lampu hijau monitor ketinggian air berbunyi (dilakukan manual)
Pelaksanaan berjalan sesuai dengan skenario 09.10 - 09.20 Petugas security lapor ke
koordinator dan dengan paging memerintahkan tim TKTD agar bersiap siaga ke pos security untuk mengambil perlengkapan komunikasi (HT) dan menggunakan jas hujan lalu
Informasi
berjalan dengan baik diterima oleh koordinator, pelaporan
dilakukan dengan menggunakan
Waktu (WIB) Perencanaan Pelaksanaan
09.20 – 09.30 Kondisi air meningkat lampu kuning menyala, security informasi ke coordinator
Pelaksanaan berjalan sesuai dengan scenario
09.30 – 09.45 Menginstruksikan dengan HT agar dilakukan pemeriksaan peralatan penutup pintu gerbang (terpal biru, karung pasir) di 2 pintu gerbang dan perahu dan petugas kebersihan bertugas membersihkan parit, Operator pompa siaga ditempat (3 lokasi), persiapan kalau air terus meninggi oleh GO (informasi kepulangan karyawan dan kedatangan karyawan).
Informasi berjalan
dengan baik.
Pelaporan dilakukan dengan menggunakan HT, akan tetapi pengangkutan karung
pasir belum
menggunakan sarung
tangan, cara
meletakan terpal dan karung pasir masih salah, tali pengikat terpal dan tali perahu belum disiapkan.
09.45 – 10.00 Lampu merah menyala, security informasi ke koordinator dan diteruskan ke BOD, tim TKTD bertugas menutup pintu dan memasang tanggul.
Informasi berjalan dengan baik diterima oleh koordinator dan diteruskan ke BOD
Sumber : PT. Denso Indonesia, 2013 2) Simulasi evakuasi karyawan
Tabel 4. Simulasi pada tanggal 15 Desember 2012
Sumber : PT. Denso Indonesia, 2013
Waktu (WIB) Perencanaan Pelaksanaan
08.00 – 08.30 Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat banjir mempersiapkan perahu, dayung, perahu motor serta pelampung untuk evakuasi karyawan dan korban.
Pelaksanaan sesuai dengan skenario.
08.30 – 12.00 Evakuasi karyawan dan korban Pelaksanaan sudah sesuai dengan
skenario.
Sambungan…
i. Evaluasi
Setelah simulasi TKTD banjir dilaksanakan, kemudian dilakukan evaluasi sesuai dengan poin-poin yang telah ditetapkan pada tahap persiapan dokumen.
Tahap evaluasi ini juga melibatkan pihak luar diluar anggota TKTD yang bertugas dengan tujuan untuk mendapatkan feed back, sehingga pada simulasi TKTD selanjutnya dapat dilaksanakan lebih baik lagi.
Berdasarkan hasil rapat evaluasi simulasi keadaan darurat pada:
a) Hasil evaluasi simulasi penanggulangan keadaan banjir pada 4 Desember 2011 yaitu:
1. Pintu untuk karyawan keluar pagar yang dibagian luar belum ada.
2. Landasan palet karung pasir rusak (keropos).
3. Pengangkatan karung pasir tidak menggunakan sarung tangan.
4. Cara meletakkan terpal masih belum smooth (perlu tanda).
5. Cara meletakkan karung pasir salah (yang semula vertikal seharusnya horizontal).
6. Tali pengikat terpal belum disiapkan.
7. Tali perahu saat dikeluarkan belum ada (supaya tidak terbawa air).
8. Jumlah dayung kurang 1 buah.
b) Hasil evaluasi simulasi perahu
Tabel 5. Hasil evaluasi perahu pada tanggal 15 Desember 2012
No. Saran/Masukan Perbaikan PIC
1. Pada saat menyalakan motor perahu tidak memahami SOPnya
Education SOP dan setiap anggota harus memahami terlebih dahulu sebelum mengoperasikan.
TKTD
2. Para satgas banjir belum banyak yang tahu bagaimana posisi mendayung yang benar
Education cara
mendayung yang benar
TKTD
3. Roller tempat perahu rusak pada saat menurunkan perahu
Minta perbaikan ke bagian facility
Facility
Sumber : PT. Denso Indonesia, 2013
8. Prosedur Tetap Pelaksanaan Penanggulangan Banjir Pada Jam Kerja Langkah-langkah penanggulangan keadaan darurat banjir yang terdapat di PT. Denso Indonesia di klasifikasikan menjadi beberapa kriteria langkah tanggap darurat berdasarkan level air ada 5 kriteria yaitu : a. Aktivitas ketika level air mencapai 0 cm
Terjadi hujan yang cukup deras pada jam kerja (working hour) namun level air sebagai salah satu tanda darurat banjir yang terpasang di PT. Denso Indonesia masih berada pada batas 0 hingga 9 cm berarti lampu hijau menyala (green lamp on).
Saat terjadi keadaan seperti itu maka pihak keamanan (security) menginformasikan kepada departemen SHE bahwa air banjir sudah mulai mencapai antara 0 hingga 9 cm dari jalan raya. Security
melakukan pencatatan kondisi cuaca dan tingkat air dari jalan dengan menggunakan lembar pengecekkan.
Bagian facility (perlengkapan), PA/GA (General Affair), dan semua seksi ikut berkontribusi dalam penanganan keadaan darurat banjir tersebut. Pihak facility bertugas menginformasikan keadaan cuaca kepada semua seksi 1 kali dalam sehari melalui e-mail. Selain itu dari bagian facility juga bersiap 1 orang untuk memantau jika ada ketidaknormalan fungsi pada pompa got. Sedangkan bagian PA/GA bertanggungjawab untuk melakukan patroli dan membersihkan sampah yang seringkali masuk di selokan (1kali/hari) dan ika menemukan kebocoran diharapkan semua seksi (all section) menginformasikan ke bagian facility.
b. Aktivitas ketika tingkat air mencapai 10 cm
Ketika level air sebagai salah satu tanda darurat banjir yang terpasang di PT. Denso Indonesia (DNIA) sudah berada pada batas 10 hingga 29 cm maka lampu kuning akan menyala (yellow lamp on).
Saat terjadi keadaan tersebut maka pihak keamanan (security) menginformasikan kepada departemen SHE (Safety Health and Environment) bahwa tingkat air banjir sudah mulai mencapai 10 cm
dan mungkin nanti akan mencapai 29 cm dari jalan. Selanjutnya security mencatat kondisi cuaca dan level air dengan lembar pengecekkan (1kali/hari).
Tim tanggap darurat DNIA kemudian segera berkumpul untuk pembagian tugas. Langkah selanjutnya yang paling penting adalah melakukan pertemuan darurat banjir untuk melakukan upaya antisipasi oleh departemen-departemen yang ada di PT. Denso Indonesia.
Pihak facility, PA/GA, dan semua seksi juga ikut berkontribusi dalam penanganan keadaan darurat tersebut. Pihak facility bertugas menginformasikan keadaan cuaca kepada semua bagian/departemen 1kali dalam sehari melalui e-mail. Selain itu dari bagian facility bersiap 1 orang untuk memantau jika ada gangguan fungsi atau ketidaknormalan pada pompa motor. Pemeriksaan tembok beton disekitar perusahaan juga dilakukan oleh bagian facility.
Pada saat keadaan darurat banjir bagian PA/GA (General Affair) bertanggung jawab melakukan patroli, membersihkan sampah yang seringkali masuk ke selokan, memeriksa bahan logistik makanan untuk persediaan selama 2 hari, menyiapkan sarana transportasi untuk evakuasi semua tenaga kerja perusahaan dan menginformasikan pada semua karyawan yang parkir di sebelah kantor diminta untuk memindahkan mobilnya ke area yang aman (safe area) dan untuk semua bagian jika ada yang menemukan kebocoran diharapkan menginformasikan ke bagian facility.
Pada bagian/departemen P/C (production control) melakukan pemeriksaan dan penyetokan barang untuk pelanggan, memeriksa jumlah stok DNIA serta mempersiapkan produksi yang lebih di
dahulukan. Bagian produksi (production) mencari informasi tentang keadaan banjir.
Pada bagian distribusi dalam keadaan darurat banjir bertanggung jawab mempersiapkan truk untuk penyetokan barang. PA/GA (General Affair) dan distribusi bertanggung jawab pula untuk mempersiapkan
sopir truk penyetokan barang. Selanjutnya Denso Sales Indonesia (DSIA) menghubungi pelanggan untuk mengetahui jumlah stok barang dan jadwal produksi serta menginformasikan kepada DNIA kondisi banjir. Untuk bagian pembelian (procurement) melakukan pemeriksaan keadaan banjir di area pemasok (supplier) dan kondisi stok di supplier.
c. Aktivitas ketika level air mencapai 30 cm
Lampu tanda banjir akan menyala kuning jika level air dijalan sudah mencapai 30 - 39 cm. Security segera menginformasikan ke departemen SHE bahwa air sudah mencapai 30 cm dari jalan dan untuk selanjutnya security menginformasikan pula ke semua bagian dengan menggunakan paging. Departemen SHE (Safety Health and Environment) bertanggungjawab untuk menginformasikan ke direktur
dan pimpinan (President).
Bagian facility selama turun hujan selalu menginformasikan keadaan cuaca ke semua bagian 1 kali dalam sehari melalui e-mail.
Selain itu dari facility juga bersiap 1 orang untuk memantau jika ada
ketidaknormalan pada pompa got serta memeriksa tembok beton disekitar perusahaan.
Pada bagian PA/GA (General Affair) pada keadaan darurat banjir bertanggungjawab untuk melakukan patroli, membersihkan sampah yang seringkali masuk selokan, memeriksa bahan logistik makanan untuk persediaan selama 2 hari, menyiapkan sarana transportasi untuk evakuasi semua tenaga kerja perusahaan kepada shift pertama dan kedua tenaga kerja untuk dievakuasi serta memeriksa pencatatan kehadiran karyawan selama banjir. Sedangkan untuk semua seksi melakukan pemeriksaan terhadap kebocoran di area perusahaan dan menginformasikan kepada bagian facility jika menemukan suatu kebocoran.
Langkah selanjutnya yang paling penting ketika aktivitas pada level air yang telah mencapai 30 cm adalah P/C (production control)
bersama dengan departemen yang terkait melakukan pertemuan keadaan darurat banjir. Selanjutnya P/C (production control) menginformasikan jumlah stok dan produk yang didahulukan untuk diproduksi. Untuk bagian produksi mengikuti instruksi dari P/C.
Pada bagian distribusi menyiapkan truk untuk penyetokan barang sedangkan untuk PA/GA (General Affair) dan bagian distribusi bertanggung jawab menyiapkan sopir truk untuk penyetokan barang.
DSIA bertanggunng jawab menghubungi customer untuk mengetahui jumlah stok dan jadwal produksi. Sedangkan untuk bagian pembelian
(procurement) bertugas memeriksa kondisi supplier dan menginformasikan keadaan Denso Indonesia (DNIA) Sunter Plant.
d. Aktivitas ketika level air mencapai 40 cm
Ketika level air dari jalan sudah mencapai 40 hingga 69 cm maka lampu tanda bahaya banjir akan menyala merah. Pada keadaan bahaya ini pihak keamanan (security) menginformasikan kepada departemen SHE bahwa tingkat air dari jalan sudah mencapai 40 cm kemudian air mencapai 50 cm dan terus naik mencapai 60 cm. Setelah itu security menginformasikan kepada semua bagian bahwa status darurat banjir sudah dalam keadaan bahaya melalui paging.
Langkah yang dilakukan oleh pihak security yaitu dengan menutup pintu utama (main gate) dengan menggunakan terpal biru (blue sheet) dan karung pasir. Contohnya pada pintu Indoparts ditutup seluruhnya dan untuk pintu DNIA ditutup sebagian kemudian security membawa perahu keluar perusahaan sedangkan departemen SHE menginformasikan ke direktur dan presiden perusahaan.
Selanjutnya Pihak facility bertugas menginformasikan keadaan cuaca kepada semua seksi selama 1kali dalam sehari melalui e-mail.
Selain itu dari facility juga bersiap 1 orang untuk memantau jika ada gangguan fungsi/ketidaknormalan pada pompa got serta memeriksa tembok beton disekitar perusahaan.
Bagian PA/GA membantu tim tanggap darurat untuk menyiapkan terpal (blue sheet) dan karung pasir (sand bag), menyiapkan makanan
bagi tenaga kerja yang tidak bisa kembali ke rumah, dan yang paling penting dari tugas PA/GA (General Affair) yaitu melakukan evakuasi tenaga kerja dan kendaraan dengan menggunakan truk dan menginformasikan bagaimana tenaga kerja akan kembali ke perusahaan serta memeriksa pencatatan kehadiran karyawan selama banjir. Untuk semua seksi juga ikut membantu dalam pengevakuasian karyawan-karyawan. P/C (production control) bersama dengan departemen-departemen yang terkait mengadakan pertemuan koordinasi TKTD. Memulai pengiriman ke customer menggunakan stok barang yang ada di gudang jika dibutuhkan. Pada bagian produksi mengikuti instruksi dari P/C (production control) sedangkan pada bagian distribusi mempersiapkan truk pengiriman ke customer untuk di luar gudang (jika dibutuhkan) serta melakukan evakuasi dengan truk (karyawan dan kendaraan bermotor). Sedangkan pada bagian Denso Sales Indonesia (DSIA) menginformasikan ke pelanggan PT. Denso Indonesia (DNIA) bahwa pengiriman dilakukan menggunakan stok barang dari gudang (jika dibutuhkan) kemudian untuk bagian pembelian (procurement) menginformasikan ke supplier untuk menghentikan pengiriman dan menginformasikan pada DNIA untuk langkah selanjutnya.
e. Aktivitas ketika level air mencapai 70 cm
Jika tingkat air dari jalan sudah mencapai 70 hingga 205 cm maka lampu tanda bahaya banjir akan menyala merah. Langkah awal yang
dilakukan oleh security adalah menginformasikan ke Departemen SHE bahwa level air dari sudah mencapai 70 cm dari jalan kemudian Departemen SHE menginformasikan ke Direktur dan Presiden perusahaan. Selanjutnya security menginformasikan ke semua bagian bahwa status darurat banjir sudah sangat berbahaya melalui paging.
Bagian PA/GA (General Affair) bertugas memantau dan mengikuti arahan dari Direktur dan Presiden perusahaan. Selain itu bagian PA/GA menyiapkan kantor sementara (jika diperlukan).
Pada bagian P/C (production control) bersama melakukan pertemuan koordinasi dengan departemen yang terkait, kemudian pemesanan barang untuk customer dipindahkan ke Bekasi Plant. Pada bagian distribusi menyiapkan truk untuk evakuasi dokumen dan Denso Sales Indonesia (DSIA) memperbaharui informasi terkait customer
(jika ada) dan pada bagian pembelian bertanggung jawab memperbaharui kondisi pada supplier dan menginformasikan PT.
Denso Indonesia (DNIA) jika ada permintaan.
9. Urutan Pelaksanaan Penanggulangan Darurat Banjir Pada Hari Libur/ Shift Malam
a. Aktivitas ketika level air mencapai 10 cm
Tim Tanggap Darurat bersama pimpinan pekerja (jika pada shift malam bekerja) sedangkan untuk pihak security menginformasikan ke departemen SHE dan HR-GA (General Affair) departemen bahwa level air telah mencapai 10 cm dari jalan.
Selanjutnya departemen SHE bertugas menginformasikan ke Direktur dan anggota tim darurat banjir:
1. Bagian facility
2. HR-GA (General Affair) 3. Production Control (P/C) 4. Produksi (production)
5. Bagian Pembelian (procurement) 6. Denso Sales Indonesia (DSIA) 7. Distribusi (distribution)
Bagian facility menginformasikan kondisi cuaca kepada semua seksi selama 1 kali dalam sehari melalui e-mail, dan bagian facility ada yang bersiap 1 orang untuk memantau jika terjadi ketidaknormalan pada pompa got serta memeriksa tembok beton di sekitar perusahaan.
Sedangkan untuk PA/GA (General Affair) bertugas melakukan patroli dan membersihkan sampah yang kerap kali masuk ke selokan (1 kali/hari), melakukan pengecekkan logistik makanan untuk persediaan selama 2 hari, menyiapkan transportasi untuk evakuasi pekerja (bagaimana, kapan) menginformasikan kepada semua pekerja yang memarkirkan mobil diluar kantor untuk dipindahkan ke area yang aman (safe area). Dan semua seksi melakukan pengecekkan kebocoran di area pabrik dan menginformasikan ke departemen facility (jika menemukan suatu kebocoran).
Bagian P/C (production control) memeriksa jumlah stok barang DNIA dan melakukan penyetokan barang untuk pelanggan (customer) dan menyiapkan barang produksi yang lebih di dahulukan. Bagian distribusi bertugas menyiapkan truk untuk penyetokan barang tetapi untuk mempersiapkan sopir truk menjadi tanggung jawab distribusi dan PA/GA (General Affair).
PT. Denso Sales Indonesia (DSIA) bertanggung jawab menghubungi pelanggan untuk mengetahui jumlah stok dan jadwal produksi dan menginformasikan situasi banjir di PT. Denso Indonesia (DNIA). Sedangkan untuk bagian pembelian (procurement) bertugas memeriksa kondisi banjir di area pemasok (supplier) dan jumlah stok pada pemasok.
b. Aktivitas Ketika Tingkat Air mencapai 30 cm
Bersama dengan Tim Darurat Banjir. Bagian security menghubungi Departemen SHE bahwa tingkat air dari jalan sudah mencapai 30 cm dan menginformasikan kepada all associate dengan paging dan untuk Departemen SHE (Safety Health and Environment) bertanggung jawab menginformasikan kepada Direktur dan Presiden perusahaan.
Bagian facility menginformasikan kondisi cuaca untuk semua seksi selama 1 kali/ hari melalui email, melakukan pemeriksaan pada tembok beton disekitar perusahaan. Untuk PA/GA (General Affair) bertugas melakukan patroli dan membersihkan sampah yang kerap kali
masuk ke dalam selokan (1 kali/hari), memeriksa logistik makanan untuk persediaan selama 2 hari, menginformasikan transportasi karyawan shift pertama dan shift kedua untuk evakuasi. Selain itu PA/GA juga memeriksa kehadiran karyawan. Sedangkan untuk semua bagian melakukan pengecekkan terhadap kebocoran di area perusahaan dan menginformasikan pada departemen facility jika menemukan kebocoran.
Production Control (P/C) bersama dengan departemen terkait
bekerja sama dengan Tim Tanggap Darurat banjir, mencari informasi jumlah stok barang, menginformasikan barang produksi yang di dahulukan. Kemudian bagian Produksi mengikuti instruksi dari bagian P/C. Sedangkan untuk bagian distribusi menyiapkan truk untuk penyetokan barang dan untuk bagian distribusi dan PA/GA (General Affair) menyiapkan sopir truk untuk penyetokan barang. PT. Denso
Sales Indonesia (DSIA) bertanggung jawab menghubungi pelanggan untuk mengetahui jumlah stok dan jadwal produksi serta menginformasikan kondisi banjir DNIA sedangkan untuk bagian pembelian (procurement) bertugas memeriksa kondisi pemasok dan menginformasikan keadaan pada DNIA.
c. Aktivitas ketika tingkat air mencapai 40 cm
Bersama berkoordinasi melakukan pertemuan untuk menindak lanjuti pertemuan darurat banjir. Security bertugas menginformasikan tingkat air dari jalan sudah mencapai 40 cm, menginformasikan kepada
semua bagian bahwa keadaan darurat banjir sudah bahaya melalui paging, serta menutup pintu utama dengan terpal dan karung pasir.
Bagian facility bertugas memeriksa tembok beton yang mengelilingi perusahaan. Bagian PA/GA ikut membantu tim darurat untuk mempersiapkan terpal dan kantong pasir, menyiapkan stok makanan untuk pekerja yang tidak dapat kembali ke rumah, melakukan evakuasi karyawan dan motor dengan menggunakan truk serta menginformasikan bagaimana karyawan dapat ke perusahaan (menggunakan bus dan mobil pick up), memeriksa kehadiran karyawan.
Semua seksi mengkoordinasikan evakuasi pada karyawan dan mendata karyawan yang akan datang ke perusahaan (besok/hari selanjutnya). Bagian Production Control (P/C) bersama departemen yang terkait mengadakan pertemuan koordinasi, memulai pengiriman ke pelanggan menggunakan stok dari gudang jika diperlukan, menginformasikan stok serta meminta produksi dihentikan atau aktivitas lain. Untuk bagian produksi mengikuti instruksi dari P/C.
Bagian distribusi menyiapkan truk pengiriman barang ke pelanggan dari gudang (jika diperlukan) dan melakukan evakuasi dengan truk (karyawan dan motor). Sedangkan untuk distribusi dan PA/GA (General Affair) menyiapkan sopir untuk pengiriman barang ke pelanggan dari gudang (jika dibutuhkan), mengkoordinasikan karyawan untuk di evakuasi dan pekerja shift selanjutnya yang akan
datang ke perusahaan. PT. Denso Sales Indonesia (DSIA) menginformasikan ke pelanggan DNIA untuk memulai pengiriman menggunakan stok dari gudang.
d. Aktivitas ketika level air mencapai 70 cm
Bersama berkoordinasi dalam pertemuan dengan tujuan memperoleh petunjuk dan direksi oleh Presiden. Security menginformasikan ke Departemen SHE bahwa level air dari jalan sudah mencapai 70 cm lalu Departemen SHE (Safety Health and Environment) menyampaikan informasi tersebut ke Direktur dan
Presiden perusahaan. Bagian security menginformasikan ke semua bagian bahwa status darurat banjir lebih bahaya melalui paging serta menutup pintu utama DNIA (dengan menggunakan terpal dan karung pasir). Bagian facility melakukan pemeriksaan pada tembok beton yang mengelilingi perusahaan.
Untuk PA/GA (General Affair) memantau atau mengikuti arahan dan Direksi dari Presiden, mendata kehadiran karyawan serta memantau dan menyiapkan kantor sementara jika diperlukan.
Sedangkan P/C bersama dengan Departemen terkait melakukan pertemuan koordinasi, memperoleh arahan dan direksi dari Presiden serta memindahkan pemesanan customer ke Bekasi Plant. Bagian Distribusi dan PA/GA menyiapkan truk untuk evakuasi dokumen sedangkan untuk PT. Denso Sales Indonesia (DSIA) memperbaharui informasi pelanggan jika ada dan untuk bagian pembelian terus
memperbaharui kondisi supplier dan menginformasikan permintaan pada DNIA (jika ada).
B. Pembahasan 1. Prosedur
Upaya yang dilakukan oleh PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan tanggap darurat yaitu dengan membuat suatu prosedur yang salah satu isinya tentang penanggulangan banjir dan pemulihannya. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lampiran I yang di dalamnya telah di atur antara lain mengenai prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana. Hal ini juga berhubungan dengan penerapan ISO 14001 elemen 4.4.7 yang menyebutkan bahwa organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi situasi keadaan darurat dan kecelakaan, yang dapat menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan menanggapinya.
Selain itu PT. Denso Indonesia juga sudah melakukan salah satu upaya pencegahan banjir sesuai yang tercantum pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada aspek pemeliharaan lingkungan hidup. Pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tercantum bahwa
konservasi sumber daya alam, pencadangan sumber daya alam, dan/atau pelestarian fungsi atmosfer. Salah satu upaya konservasi sumber daya alam yang telah dilakukan oleh PT. Denso Indonesia yaitu dengan melakukan penanaman mangrove seperti di kawasan Pantai Kapuk. Karena salah satu yang menjadi penyebab banjir di DKI Jakarta adalah berkurangnya hutan mangrove di kawasan pantai Jakarta Utara. Tanpa adanya hutan mangrove berarti tidak ada penahan limpasan air laut ke daratan. Sehingga untuk mencegah banjir yang diakibatkan oleh pasang laut, fungsi dari hutan mangrove harus dikembalikan.
2. Pembentukan TKTD
PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (TKTD) untuk mendukung kelancaran prosedur mengenai pengendalian tanggap darurat. Menurut Sahab S (1997) perlu dibentuk suatu tim untuk menanggulangi kondisi tanggap darurat.
Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dengan susunan sebagai berikut : a. BOD (Board Of Directors)
b. Pusat Komando c. Koordinator TKTD d. Satgas Keamanan e. Satgas Pemulihan
f. Satgas Pemadam g. Satgas P3K h. Satgas Evaluasi i. Satgas Inspeksi
Pada saat terjadi keadaan banjir satgas pemadam tetap ikut serta ketika terjadi keadaan darurat banjir. Satgas pemadam diharapkan dapat membantu Satgas yang lain dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Koordinator TKTD menginformasikan keadaan darurat ini kepada Board Of Directors untuk selanjutnya meminta saran dan pertimbangan dan juga menghubungi manajer maintenance atau utility untuk siap siaga terhadap panel-panel listriknya.
Satgas TKTD segera turut mengupayakan agar semua pompa saluran dan pompa banjir (yang berada di got utara atau dekat mushola dan got selatan atau dekat pos cleaning service) berfungsi secara maksimal dengan bantuan departemen maintenance dan utility.
Satgas inspeksi harus sudah bertindak untuk memadamkan aliran listrik jika keadaan semakin memburuk, serta tetap menjaga agar generator listrik tenaga diesel selalu berfungsi untuk mensuplai aliran listrik untuk pompa banjir.
Satgas evakuasi dan satgas keamanan segera bertugas sesuai dengan tugasnya masing-masing dengan dibantu departemen maintenance dan utility. Jika keadaan semakin memburuk dan tidak bias teratasi, akibat dari ketidakmampuan pompa banjir dan tanggul
yang dibuat, maka masing-masing satgas TKTD bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing dengan dibantu departemen lain guna mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Apabila keadaan darurat sudah berakhir, satgas pemulihan segera melaksanakan tugasnya masing-masing serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Departemen SHE (Safety Health and Environment) bersama satgas pemulihan melakukan penyelidikan atas
terjadinya keadaan darurat banjir untuk selanjutnya dilaporkan kepada BOD (Board Of Directors).
3. Sarana dan fasilitas Keadaan Darurat Banjir a. Perahu
PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah mempunyai 2 buah perahu untuk menghadapi keadaan darurat banjir yang biasanya datang pada awal tahun. Perahu yang dimiliki PT. Denso Indonesia Sunter Plant berbentuk motor perahu dari fiber glass.
Dalam menghadapi keadaan darurat dua perahu tersebut tidak cukup untuk evakuasi seluruh karyawan yang tetap bekerja meskipun banjir. Perahu hanya digunakan untuk keperluan menyediakan logistik dan evakuasi dokumen penting saja, sehingga untuk evakuasi karyawan menggunakan truk delivery.
b. Alat Pelindung Diri
Dalam undang-undang No.1 tahun 1970 pasal 12 telah menyebutkan kewajiban menggunakan alat pelindung diri. Alat
pelindung diri yang digunakan pada saat terjadi keadaan banjir adalah pelampung yang dilengkapi dengan peluit. Pelampung yang ada di PT. Denso Indonesia Sunter Plant berjumlah 20 buah yang masing-masing memiliki kekuatan 150 kg, padahal jumlah karyawan yang ada di perusahaan berjumlah 1629 karyawan sehingga pelampung tersebut tidak cukup untuk seluruh karyawan yang ada di perusahaan.
c. Alarm
Alarm akan menyala pada level hijau, kuning maupun merah namun alarm yang ada di PT. Denso Indonesia Sunter Plant hanya berbunyi bila ketinggian air yang di luar perusahaan sudah mencapai kawat yang berwarna merah. Alarm hanya berbuyi ketika pada level merah dikarenakan bunyi alarm yang mirip dengan suara ambulance ini memiliki intensitas suara yang cukup keras sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu konsentrasi kerja para karyawan PT. Denso Indonesia Sunter Plant. Alarm tersebut berbunyi dengan durasi yang sebentar.
Menurut Sahab S (1997) bunyi irama untuk masing-masing keadaan harus dibedakan. Di PT. Denso Indonesia bunyi alarm antara keadaan darurat banjir, peledakan, kebakaran dan keadaan darurat lainnya sama maka alarm yang ada di PT. Denso Indonesia kurang efektif karena tidak dapat memberikan informasi keadaan
darurat dengan baik kepada seluruh karyawan yang ada di PT.
Denso Indonesia.
d. Level air
Level air yang ada di PT. Denso Indonesia memiliki tiga warna dan tiga tingkatan yaitu warna hijau atau level II merupakan tanda aman, warna kuning atau level I merupakan tanda peringatan dan warna merah merupakan tanda bahaya. Masing-masing level air tersebut memiliki ketinggian yang berbeda-beda yaitu untuk level II memiliki ketinggian 55 cm, level I memiliki ketinggian 80 cm dan level bahaya memiliki ketinggian 105 cm. Ketinggian air diukur dari ketinggian jalan raya.
Jika hujan turun terus menerus maka departemen SHE akan memantau keluar dan melihat ketinggian level air. Jika air masih di level hijau maka karyawan masih dapat bekerja dengan aman, jika
air yang ada di luar sudah mencapai level kuning maka semua anggota TKTD harus bekerja sesuai dengan tugasnya masing- masing, dan jika air sampai masuk perusahaan dapat menimbulkan bahaya (level merah). Level air yang ada di PT. Denso Indonesia sampai sekarang masih berfungsi dengan baik. Antara data yang diperoleh dengan fakta yang sebenarnya sudah sesuai.
Perubahan level air pada tahun 2012, dimana pada tahun sebelumnya:
1. 0 – 39 cm : lampu belum menyala
2. 40 – 59 cm : green lamp on 3. 60 – 79 cm : yellow lamp on 4. 80 – 205 cm : red lamp on
Namun untuk tahun 2013 ini level air sudah dinaikkan menjadi berikut ini:
1. 0 – 9 cm : green lamp on 2. 10 – 39 cm : yellow lamp on
3. 40 – 205 cm : red lamp on e. Pompa Got
Pompa got merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mengurangi air banjir yang masuk ke area perusahaan.
Jika terjadi banjir anggota TKTD dibantu dengan seksi utility langsung menghidupkan pompa got. Saat terjadi banjir pompa got yang ada di PT. Denso Indonesia merupakan fasilitas pendukung yang utama untuk penanggulangan keadaan darurat banjir.
Pompa got yang ada di PT. Denso Indonesia ini sangat efektif untuk penanggulangan keadaan darurat banjir karena dengan adanya pompa got keadaan darurat banjir dapat diminimalkan dengan cara air dibuang ke got-got yang ada diluar perusahaan yang akan langsung dialirkan ke laut. Pompa got tersebut dapat bekerja secara manual maupun otomatis. Untuk pompa got manual memerlukan pengawasan yang berbeda dengan pompa got otomatis.
f. Peta evakuasi
Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant pembuatan lay out untuk jalur evakuasi untuk keadaan darurat secara umum yang dibuat dengan jelas dan ringkas agar mudah dipahami oleh semua karyawan sedangkan untuk layout jalur evakuasi khusus untuk keadaan banjir belum dibuatkan karena jalur evakuasi sama seperti jalur evakuasi pada keadaan darurat lainnya seperti pada keadaan darurat kebakaran, huru hara, pencemaran. Semua karyawan keluar sesuai dengan petunjuk keluar menuju safe area yang telah disediakan. Safe area terletak di depan K2MS (Koperasi Karyawan Mandiri Sejahtera) dan depan masjid PT. Denso Indonesia.
g. Truk
PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah menyediakan truk yang biasanya digunakan untuk delivery. Namun pada keadaan banjir truk dialih fungsikan untuk mengangkut karyawan karena bila terjadi banjir dan level air mencapai 1 meter lebih sepeda motor ataupun mobil tidak bisa masuk ke perusahaan. Truk yang digunakan sudah cukup untuk mengangkut seluruh karyawan karena perusahaan memiliki 2 truk yang masing-masing muat untuk mengangkut 30 orang. Selain menggunakan truk delivery perusahaan juga menyewa truk dan bus pariwisata yang digunakan untuk mengangkut karyawan.
h. Komunikasi
Radio panggil atau peralatan komunikasi keadaan darurat lainnya harus diberikan kepada tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat masing- masing harus memiliki radio panggil, telepon genggam, atau radio komunikasi sehingga mereka dapat dikumpulkan ke tempat kejadian secepat mungkin (Kuhre W.L, 1996)
Bila terjadi keadaan darurat banjir PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah memiliki alat komunikasi yang baik. Alat komunikasi yang digunakan diantaranya adalah e-mail, facsimile, handlytalky, paging dan telepon.
i. Penentuan Titik Pertemuan (assembly point)
Tempat berkumpul harus lebih dari satu agar pekerja tidak mendekati lokasi kejadian saat menuju tempat berkumpul. Setiap tempat berkumpul harus diberi tanda yang jelas dan diberi nomor pengenal serta dilengkapi dengan alat komunikasi (Syahab S, 1997).
Titik pertemuan saat terjadi keadaan darurat banjir yaitu menuju ke safe area/assembly point yang sudah tersedia di perusahaan. PT. Denso Indonesia memiliki 2 tempat sebagai titik pertemuan yaitu di depan Koperasi Karyawan Mandiri Sejahtera (K2MS) dan juga di depan masjid. PT. Denso Indonesia memiliki 2 safe area untuk keadaan darurat banjir. Safe area tersebut selain
sebagai titik pertemuan pada keadaan darurat banjir namun juga digunakan untuk keadaan darurat lainnya seperti kebakaran, ledakan, huru hara. Secara visual luas safe area di PT. Denso Indonesia Sunter Plant kurang cukup luas untuk menampung semua karyawan ketika keadaan darurat terjadi.
4. Proses Komunikasi Dalam Keadaan Darurat Banjir
Ketika terjadi hujan yang sangat deras maka maintenance dan bagian utility bersiap-siap di pompa got baik yang sebelah Utara maupun Selatan. Hingga air banjir yang berada di jalan sudah mencapai level merah maka alarm banjir akan berbunyi kemudian security menutup pintu gerbang (main gate) dan semua anggota TKTD
bersiap-siap dilokasi sedangkan untuk seksi yang ada bersiap di areanya masing-masing kemudian keadaan darurat tersebut segera diinformasikan pada koordinator TKTD dan Departemen SHE.
Selanjutnya departemen SHE (Safety Health and Environment) bertanggung jawab untuk menginformasikan pada managemen.
5. Aktivitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat a) Simulasi Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Banjir
Istilah simulasi sering dianggap sama dengan uji coba oleh PT.
Denso Indonesia Sunter Plant. Perusahaan mengadakan pelatihan banjir satu tahun sekali bersamaan dengan pelatihan keadaan darurat lainnya misalnya untuk uji coba perahu biasanya dilakukan
tiga bulan sekali. Tujuan diadakan uji coba ini adalah untuk persiapan menghadapi keadaan darurat banjir pada awal tahun.
Pelatihan dan uji coba ini sudah cukup untuk menghadapi keadaan darurat banjir karena pelatihan dan uji coba dilakukan secara rutin, sehingga jika sewaktu-waktu banjir datang seluruh anggota TKTD sudah siap dan tidak panik dalam menghadapi bencana tersebut.
b) Ketersediaan TKTD
Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus siap setidak- tidaknya selama jam kerja operasional dari fasilitas tersebut. Untuk kegiatan operasional yang berlangsung terus menerus, berarti tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus berada di tempat kerja selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu (Kuhre W.L, 1996).
Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant jika terjadi kedaan darurat banjir TKTD selalu siap siaga dalam 24 jam sehari karena TKTD dibagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi dan shift malam.
Jumlah anggota TKTD 134 anggota, dalam melaksanakan tugasnya TKTD tidak bekerja sendiri TKTD dibantu seksi utility. Sehingga jika TKTD dibutuhkan sewaktu-waktu selalu siap dan dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.