furnal Huhum feitei llegerc
Diterbitkan
oleh:Basian Hukum Tata Neeara
Fa[ultas
Hukum Univeisitas Malikussa]eh#E:ffi
Volume I No. 1 Desember 2o12 l55N 2302-6219
Reformasi Birokrasi dalam Membansun Tata Kelola Pemerintahan daram
Penyelenfgaraan otono*i#]#i;f,
tfrftf
Gambaran Umum Kedudukan Maielis Permusvawaratan Ulama (MPU) di Aceh dalam Sistein Pemerintan1,Pf,:;;*
ranggungf awabrndividur".tlllt,Sfl
ft1tffr",si,lt?1HEl.1ii
Malahayaii Reformasi dan Penegakan Hukum yang Berk11,ilr?t,
Tanggung fawab Negara terhadap Bantuan Hukum MasYarakat
Prrrlf#
Penvelesaian Sensketa Linskungan Menurut Undang-Undang Nomor 32-Tahun 2009 ttntang PErlinilungan dan Pengelolaan Lin['ku4gan
EksistensiBadan'""F8l3l*f#l?ifr18*ff
;it'f ffi *Eb1",l[?,t"H"t]#il#t
Nuribadah
PerbandinganPeneru,'"?fi
filllfif; Hi33l]'ffr[",UHtrf$]
Amiizal
rf,rGGnoE
aalurnol Huhum Toto Negoro
Volume 1, Nomor 1, Desember2012 Daftar lsi
Editorial Abskaksi
Reformasi Birokrasi d.alam Membangun
Tata Kelola
Pemerintahan dalarn Penyetenggaraan Otonomi Khusus AcehHusni Jalil,
dkk
Gambaran Umum Kedudukan Majelis Permusyawatan Ulama (MPU) di Aceh dalam Sistem Pemerintahan Daerah
Elidar
Sari 18-29Tanggung Jawab lndividu terhadap Kejahatan Kemanusiaan (Analisis Kasus Khmer Merah)
Malahayati
Reformasi dan Penegakan Hukum yang Berkeadilan Yusrizal
1-1 iii vii
,r/
7
!
Jumal
l'/a
Malikussaleh Vo&.
mengangkat
topl dengan
hukum, pelaksanaank*
Tulisat
pa
MembangunT*
Aceh mengurdka
daerah
sebag.i modelpenyderg
kajian merunjddu hubunganyarp
( membangmsril
pemerindt dard
dalam
rnen*ud I
kepada sbtem
t perubahanperid
transparan,
maf
Tulisan
ke Kedudukn W
Pemeintdwt M
dalam sbtem pent
satu-sdunP ler,t khusrs, ntld rr
Aceh
pascarefo
lembagn@r
yAceh serb merrcd .li lea la^ !n[
Ul llqll grr r --
ulama dalan kons
lrt@
tulisan yang
beri,
(Analisis ,(as{rs X 30-43Tanggung Jawab UmmiKalsum
Negara terhadap Bantuan Hukum Masyarakat Miskin
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Marlia Sasfro
Eksistensi Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) dalam Pelaksanaan Undang-Undang Pemerintahan Aceh
Nuribadah
Da'h3nrlin^an Danaranan I-\nlztrin Damieah:n (otzr racaan ,ntar2 l gr vqr rul rysr r I vr rvr uPet
lndonesia dan Malaysia
Amrizal
Biodata Penulis
Pedoman Penulisan Jurnal Nanggro€
44-57
58.70
71.87
88-1 04
1 05.1 20
121 123
Reformasi
Birokrasi
Dalam Membangun Tata Kelola Pemerintahan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Khusus Aceh-Oleh
HusniJalil, dkk"
Abstract
This
studyis
aimedat
reviewingif
thereis
any changein
regional goverment in relationto
good governanceframe of
referenceas
influencedby
bureaucratic reformation,so
that it will be able to pefform a model of clean and good governance.The finding of review shows that fhe successful of regional autonomy implementation
has
significant relationship with bureaucratic reform which enableto be
developing democratic condition throughgiving
opportunityto the
regional government and societyin
developing balance cooperation with its regional policy making, Thereforethe
bureaucratic reformation not only oriented to governmental administration system and process,but
alsoit
covers behavior change whtcltis
sfressrngon
neutrality,professionality, democratic, transparent, independent, and accountable' Keyword: bureacratic reformation and regional autonomy
A.
PENDAHULUAN1.
Latar Belakang MasalahSemangat reformasi menghasilkan sebuah sistem
penyelenggaraanpemerintahan baru yang disebut otonomi daerah, itu merupakan
strategi pembangunan serta per,rberdayaan daerah sesuaidengan perkembangan dan kondisi masyarakat lndonesia saat ini mengembangkan demokrasi di berbagai segi. Strategitersebut diterapkan sebagai
counterterhadap terjadinya krisis ekonomi
dankepercayaan yang kernudian berimbas pada pergantian kekuasaan politik di lndonesia pada tahun 1998 (daripemerintahan orde baru ke pemerintahan orde refornnasi).
' Artikel ini
bagian dari hasil penelitian Statregis Nasional yang dibiayai Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendiclikan Tingoi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelal<sanaan Penugasan Penelitian Strategis Nasional Nomor:01 1 I SPZHI PLID itabm as/l I li20 1 2, Tan g ga | 7 Mar el 201 2.
'.
Prof Dr. HusniJalil, S H., M.H., Dr. Eddy Purnama, S.H, N4H
dan Mohd. Daud Yoesoef, S.H., M.H. adalah Dosen Fakultas Hukum Unsyiah Darussalam banda AcehJurnal Nanggro€, Volume l, Nomor I, Desember 2012 ISSN 2302-6219 Menurut Syaukani HR1, reformasi jangan hanya dijadikan justifikasi terhadap berbagai perilaku oknum tertentu untuk berlaku
anarkis dan
melanggar hukum, sehingga arus reformasi yang kini tengah bergulir tidak dibelokkan dalam konteks yang keliru atau salah kaprah. Menurutnya reformasi merupakan bentuk perubahan yang memiliki berbagai dimensi yakni:a.
adanya upaya untuk merubah struktur pemerintahan/ tatanan politik yang dianggap membungkam kebebasan hak asasi manusia.b. adanya upaya yang lebih konkret untuk
memberdayakan lembaga/organisasi
sosial
politik yang selamaini
dimarginalkanbisa
mengurus kelangsungan Bangsa, danc.
adanya upaya memfungsikan kembali peran-peran komponen masyarakat yang semasa pemerintahan terdahulu tidak difungsikan.Dengan desakan reformasi
sistem
pemerintahandengan
mengakomodasi prinsip demokrasi yang disuarakan dalam gerakan rakyat untuk reformasi total pada pertengahantahun 1998 itu pula telah menghasilkan beberapa
perubahanfundamental di tingkat sistem tata pemerintahan daerah.
Pelaksanaan desentralisasi
dan
otonomi daerahdi
lndonesiadapat
diatur dalam kerangka Konstitusi NKRI. Dalam UUD 1945 terdapatdua
nilai dasar yang dikembangkan yakni, nilai unitaris dan nilai desentralisasi territorial. Nilai dasar unitaris diwujudkan dalam pandangan bahwa lndonesiatidak akan
mempunyal kesatuan pemerintah lain di dalamnya yang bersifat Negara. Artinya, kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik lndonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan. Sementaraitu, nilai
dasar desentralisasi teritorial diwujudkan dalam penyelenggaraan pemeritahandi
daerah dalanr bentuk otonomi daerah.Dengan ciua nilai dasar konstitusi tersebut, penyelenggaraan desentrallsasi di lndonesia terkait
erat
dengan pola pembagian kekuasaan antara pemerintah dan pemerintahdaerah. Hal ini
karena dalam penyelenggaraan desentralisasi selalu terdapat 2 (dua) elemen penting, yakni pembentukan daerah otonom dan penyerahan kekuasaansecara hukum dan
pemerintahpusat ke
pemerintahdaerah
untuk mengatur dan mengurus bagian-bagian tertentu urusan pemerintahan.Ada dua tujuan utama yang ingin dicapai melalui kebijakan desentralisasi, yaitu tLrjrran p6lilik dan fitittan administratif Tujuan politik akan memposisikan oemerintah daerah sebagai medium pendidikan politik bagi masyarakat di tingkat lokal dan secara
1
SyaukaniHR,
Dalam Andi Abidin, Ekstensi Otonomi Khusus Dalam Negara Kesatuan Berdasarkan UUD 1945, Disertasi, PPs Universitas Muslim lndonesia (Makassar: 2012) Hlm. 16.)
agregat
aka mempercepa:memposisika berfungsi ..r::
ekonomis.
Oler ';
konsepsi
c::-,
mengedepa-,:daerah.
Ur:-r
diperlukan:e-
konsepsi:E-,.
2.
Tinjauan,K='= =.
didambaxar :{
diarahka:,ca,z Cionentas
ra: :
birckrasi
1?Z;-ielbana- -x,
d
s:r cie- S;x dergar: i':,r:.3*:
.ii-€lJa:"] reaia
2i' -
12 ,-i:,2:r
-
?'.a:"2:-
3- r:,i:t =*= )- -ta _:_ -= t-a a
a-::'2'a' :r-
, alnr13-
-:-:i- :;:l: =-
t::y"aiai'
*Zt-.;i;,-;'3
-:a:z
::- : r:!
--,::.::-
ISSN 2302-6219
an jr:stifi kasi terhadap
n
rnelanggar hukum, okkan dalam konteksar.
bentuk perubahanr
:aianan politik yangi^B
nrdayakan
lembaga/dkan bisa
mengurus:ofliponen masyarakat
n
gan
mengakomodasi k re'ormasi total padabeherapa
perubahandonesia dapat
diaturdua
nilai dasar yangial.
l,lilai dasar unitaris rne:npunyal kesatuan laulatan yang melekat r[dak
akan terbagi dir
Casar desentralisasi dae:ah dalanr bentukraan
desentralisasi dinb:a
pemerintah dan desentralisasi selalumcrr
dan penyerahanxr:lah daerah
untuk Er,an.r
Cesentralisasi, yaitu ncr<:cikan pemerintah rmLat iokal dan secaraiaa-
"legara Kesatuannes:
lJakassar: 2012)Ret'ornusi Birokrasi DalctntNlunbangunTata Kelola pemerintahan... (Husni lalil, dkh)
agregat akan berkon{ribusi pada pendidikan poritik secara nasionar
untuk mempercepat tenvujudnya.civil.
society.sedangian tuluan aoministratif
akan memposisikan pemerintahdaerah sebagai unit
p#erintariin oilingrai i.rrr vr.g
berfungsi
untuk
menyediakan pelayana"n masyarakatsecara efektif, efisien
danekonomis.
oreh
karenaitu,
perru dirintis adanya pemikiran, untuk menciptakan suatu konsepsi otonomidgelalr
.yang responsif terhadap nttii-nitait
reionnasi
denganmengedepankan nilai-nilai demokrasi dan otonomi oatam penjelolaan pemerintahan
9lryl
untuk dapat mernberikan kontribusi yang optimar terhadap reformasi, maka diperlukan berbagai pemikiran secara sistematr:s untur<J,tuangian oatam
suatu konsepsi menyangkut reformasi birokrasi dalam pelaksanaan otonomi daerah.2.
Tinjauan pustakaKata
reformasi sampaisaat ini
masih menjadi idoraatau
primadona yang didambakan penrujudannya.
oleh sebagian besar masy;"k;t indonesia
yang diarahkan.pada tenrvujudnya efisiensi, efektr:vitas, oan cteangi*iiirert.Reformasi
inidiorientasikan pada perubahan masyarakat yang termasui'didaramnya masyarakat birokrasi, daram pengertian perubahan
ke ara6
kemajuan.orr* prngertian
ini perubahan masyarakat diarahkan pada deveropment.2iarr Mr;;hr;,
sebagaimana disitiroleh susanto
menjeraskan bahwa perubahan;r;y;;;k;i;darah
berkaitandengan norma-normanya. Deveropment adattah.
purr,.rulngrr"i"i, tertuju
padakemajuan keadaan dan hrdup anggota masyarakat, dimana kemajuan kehidupan ini akhirnya juga dinikmati oleh masyirikat.
Dengan demikian,
perubahan masyarakat dijadikansebagai
peningkatan martabat manusia, sehingga hakekatnya peiubahan,uryrrrt rt ooiait
erat dengankemajuan. Dilihat dari ispek pe*ernrrgrn
masyarakattersebut ada
unsur keseimbangan antara tuntuianeionomi,
poiiit, rosirr oin nr[ur,"
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta konsensus'antara prinsip_prinsip daram masyarakat.3Khan memberi pengertian reformasi sebagai suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi yang ber.tujuan mengubah struktur, tingkah raku, dan keberadaan
atau
kebiasaanyang
terah rama.a seranjutnyaeuah
mendefinisikan reformasi sebagai suatu proses untuk mengubahprosls, 'pruruori
birokrasi pubrik dan sikap serta tingkah laku birokrat untut< riencapai efektivitas birokiasi dan tujuan
Susanto, dalam lbid. Hlm. 1g0.
lbid. Hlm. 185-'186
iffi,,1,fl:?r'iftah roha,
Dimenasi Prima ttmu Administrasi Negara (Jakarta: Rajawati,Jurnal Nanggro€, Volume I, Nomor I, Desember
2012
ISSN 2302-6219 pembangunan nasional.Aktivitas
reformasisebagai
padananlain dari
change,i m p rovement, atau mod e m ization.s
Berdasarkan pengertian ini, reformasi ruang lingkupnya tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan sikap tingkah laku (the ethics being). Arah yang akan dicapai reformasi, antara lain, adalah tercapainya pelayanan masyarakat secara efektif dan efisien.
Birokrasidiartikan sebagai kekuasaan atau pengaruh dari para kepala dan staf biro pemerintah. Dalam pengertian selanjutnya birokrasi adalah pegawai pemerintah,
yang
menjalankandan
menyelenggarakan tugasyang
ditentukanoleh
konstitusi, menjalankan program pembangunan, pelayanan publik,dan
penerapan kebijakan pemerintah,yang
biasanya disebut Pegawai Sipil.o Dalamhal di
lndonesia lebihdikenal dengan istiah Aparatur Pemerintah.
Aparatur pemerintah adalah orang-orang yang dipercaya dan diberi mandat
oleh negara dan
rakyatuntuk
mengelola pemerintahannyaguna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, maka efektivitas aparatur harus diukur berdasarkansejauh mana
kemampuan pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, dan ukurannya antara lain adalah seberapa tinggi tingkat pelayanan kepada masyarakat baik di bidang kesehatan, pendidikan dan lainnya.TBirokrasi dalam pengertian keseharian selalu dimaknai institusi resmi yang melakukan
fungsi
pelayanan terhadap kebutuhandan
kepentingan masyarakat.s Segala bentuk upaya pemerintah dalam mengeluarkan produk kebijakannya semata- mata dimaknai sebagai manifestasi dari fungsi melayani orang banyak. Walaupun persepsiini
mengandungtitik-titik
kelemahan, namun sampaisaat ini
pemerintahyang diwakili oleh institusi birokrasi tetap saja diakui sebagai
penggerak pembangunan. Pemaknaan birokrasi sebagai organ pelayanan bagi masyarakat luas tentu merupakan pemaknaan yang bersifat idealis, dan pemaknaan ideal terhadapfungsi
pelayananyang
diperankan birokrasitidakiah bisa
menjelaskan orientasi birokrasi.Birokrasi
di
lndonesia masih tampak menjagajarak
sosial(social
distance) yang terialrrjauh
dengan kelompok sasarannya, yakni publikdan
pengguna jasa layanan, sehinggarakyat
nyaris dalam situasi yang tidakberdaya
(powerless/ dan"
Quan, dalam lDto.6
ibid. Hlm. 33.7
Gaspersz, dalam Mukhlis Hamdi, Desentralisasi dan pembangunan daerah, Makalah padfa Pengembangan kemampuan Pemda Tingkat ll (Jakarta:.1999) Htm. 8.8
Moeljarto Tjokrowinoto, Pembangunan:
Dilema dan Tantangan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999)Hlm. 1124
tidak
re*
pelayanar : dasar b,n:.-
-12:
- ,.{-E - - ,.,J..,)a .
:3iap r:-:
=N:e:]at . :-i 5zr,eiz: ::
-35i'a=f i:
-^.^
<^.
^-:
3. lfetode
Jtri-r: l;
-e- t-.A-i; :i
';-'.-:aA? - -
!- --- ur :r-r
l:- sr:B-
,,-: 'ra -,* --'i --r J- -a,-
,:E-y:i-
:*:,,r.:a- :3- :'1-1:ii
3
;Eil,3,r,:-.r*
3!r'i-3,7
,,f,-il:*1a:i,3 -B*3:
_:' ' | -a: - . L=
ISSN 2302-6219
lara;i lain dari
change,*"ya i dak hanya terbatas
f'a: :ada
tingkat strukturt,r3roi
reformasi, antara rf Cai efisien.r Ca- para kepala dan staf
dar
:egawai pemerintah, fiten:rKanoleh
konstitusi,1a-
penerapan kebijakanr :: di
lndonesia lebihrca;a
dan diberi mandat1r!3
EUna meningkatkanribs
aparatur harus diukur runEratkan kesejahteraann t:.ggi
tingkat pelaYananm
lar:ya.i
dr.ai
rnstitusi resmi yangkepentngan
masYarakat.s S"rk kebijakannya semata-ora':
banyak. WalauPunrnca.
saatini
Pemerintaha\1, sebagai
Penggerakra' Iagt
masyarakat luasE-amaan
ideal terhadapsa',reijelaskan
orientasiak s:s ai (social
distance)r.lb k dan
Pengguna jasale-iaya
(powerless) danro--'-
:asran l\4akalah padfai -- :
;a-,!i- i
o:yakarta: PustakaRet'orntasiBirohrasiDalatnMcntbangunTata KelolaPemerintalnn... (Husni lalil, tlkk) tidak memiliki pirihan.s
,Dengan kondisi yang demikian iturah penerapan organisasi pelayanan publik yang berorientasi pada kemanusiaan akan sulit dilakukan. Budaya dasar birokrasi rebih banyak bersandar pada efos feodarisme.
Upaya reformasi yang berkaitan dengan proses
dan
prosedur reratif rebih mudah dilakukan, karena sebagian besar beii<ait denganpror.r-rorinistrasi.
Akan tetapi yang lebih fundamentar adarah bagaimana,.irkrr,rn p.rrnrnrn
sikap dan perilaku(the
ethics!.eing), sehingga biiokrasi sebagai
,.rln
pemerintah dapatberjalan dengan
baik,
menuju ke tuluan, yakni
meningkatnya kesejahteraan masyarakattanpa
melakukan hal-halying tidik oak yant"
oerientangan dengan moraldan etika.Birokrasi sebagai komponen pemerintah harus dikembarikan ragi untuk hanya tedokus kepada fungsi, tugas prinsip perayanan pubrik (pubtic seruice).Birokrasi harus
netral dan bukan
sebagai arat poritik, 'sehinggaia bebas untu(
nersinergi dan berinteraksi dengan customels.oiriented yang paoa hakikatnyauJrrun
kepentingan pelayanan untuk masyarakat. Netral oatamirti siap menpdi-puL},.n
publik yang bebas dari intervensi kekuatan politik.3.
Metode PenetitianPenelitian ini adarah peneritian hukum normatif (tegat
research),
dan untuk menunjangakurasi data
dipergunakan metode
atau"penaeiitin
historis dan pendekatan soslo/ogis. Data yang diperoreh, baik dari
,rror, [.p*takaan
maupundari
sumber lapangan, disusun -menurutkebutuhan untur.
serln;rtnya
dianarisis dengan dukungan teori atau Konsep Demokrasi (kedaur;ta;;rr,yuti,'xo*.p
NegaraHukum, Teori sejarah Hukum dan Teori otonomi.
oleh
karenap.n.irtirn
ini adarahpenelitian deskriptif atau data kualitatif bukan kuantitatif, maka analisis data diiakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu analisis terhadap
isi atau ,rirli,
isi (contentanalysis).
B.
PEMBAHASANPelaksanaan desentrarisasi dijarankan merarui otonomi daerah yang luas, nyata
9'n
bertanggungjawab dengan berbagai aspeknya sangat tergantung
pada kemampuan birokrasipemerintihan oae[rr. sampai'saat in]
tenrampuan daerah masih belunr sesuai dengan harapan, halini
terlihat masiho.nyu[ryu
kebutuhan masyarakatyanq
belum terlavani denoan haikdan
matzcimer carrnaaair- ^r^^..^
berbagai permasalahan
,kelembagarn
"yung
dijurpui ;;r"ffi;i ffi#]5,li;
maupun masih ierjadi tarik ntenarik kewenangan.
e
lbid, Him.33Jurnal Nanggro€, Volume l, Nomor I, Desember 2012 ISSN 2302-62I9
Yerernias T.
Kebanl0 menjelaskanbahwa ada beberapa
permasalahan kelembagaan pemerintahan daerah ditinjau dari beberapa dimensi, yaitu:1)
Kebijakan,yaitu
belum sesuainya rencana strategis dengan potensi lokalsehingga kegiatan banyak ditujukan untuk kepentingan pusat
yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat.2)
Organisasi, dengan adanya lembagayang
kaku dan tidak sesuai dengan kebutuhan lokal sehingga sentralitas berkembang dan kreativitas berkurang.3)
Manajemen,dengan adanya sifat top-down dan
pengawasan belum ditujukan untuk pengembangan.4) Akuntabilitas, dengan banyaknya penyalahgunaan jabatan,
kurang responsifnyaprogram terhadap kebutuhan rakyat, serta
bergesernya kepentingan masyarakat demi kepentingan prosedur.5)
Moral dan etos kerja, dengan adanya kekurangadilan atau pelanggaran hak asasi oleh aparat serta merosotnya etos kerja dari masing-masing individu aparat.Berbagai macam permasalahan yang
telah
diidentifikasi tersebut menuntut perlunya pembangunan kelembagaan (capacity building)sehingga muncul paradigmabaru posf
birokratik menggantikan paradigma birokratik.Dalam
paradigma baru tersebut terdapat5
(lima) faktor kunci kesuksesan bagi organisasi pemerintah, yaitutujuan,
insentif, akuntabilitas, kekuasaandan budaya.
Kelimanya dikembangkan melalui strategi yang dikenal dengan:1)
Core strategy, menuntut adanya kemampuan untuk menghasilkan kebijakan publik yang tepat dan benar;2)
Consequences strategy, menuntutadanya
kemampuan pengembangan manajemen yang mengarah pada kompetisi, enterpriser dan kinerja3)
Customer strategy, menuntut peningkatan derajat akuntabilitas pemerintah daerah terhadap publik dengan memberi pilihan dan jaminan kualitas bagi para pelanggan pelayanan Public.4) Controt stretegy, menuntut peningkatan kemampuan
pengeinbangan organisasi publik yang dapat meningkatkan empowernenf bagi organisasi, pegawai pelayanan Publik,5)
Cutturestrategy,
menuntut peningkatanmoral dan etika .para
birokrat dengan merubah kebiasaan-kebiasaan mereka yang kurang menguntungkan 10 Yeremias T Keban, Pemberdayaan Pemda, Makalah pada Lokakarya Kecamatan SebagaiPusat Pengembangan Ekonom, (Yogyakarta: 1999) i6j
:E -.:-l=:
-=',],i
+ a:,;EF
a.
P:t:; :*-rj7
-ri?tt,:
-r-ll
-t-?-l]|}
-.]f.?
-
fl-ti(j
r::i,;ii.-
*::;
r?-: :9.
;." i a,,
'? _rJ:
*,i tu,
*i:-t:*"
:-:
- -:--
, :I L:
ISSN 2302-6219
FJ'?:a
permasalahannsr
laitu.:er!an
potensi lokaliriirgan pusat
yangr ::ak
sesuai denganL( "eatvitas berkurang.
:enEawasan
belumar jabatan,
kurangI serta
bergesernYaa:er
pelanggaran hak yis;t' g-maSiflg individuas;i tersebut menuntut gga
runcul
paradigma ar,ar- paradigma baru usas pemerintah, yaiturrr.a'Ja
dikembangkan'er
r: : asilkan kebijakan'!-a"
pengembangani. :a^
kinerja.r,.r
iarilitas
pemerintah' .a- tan
kualitas bagiF,r.,an pengei'nbangan
r:-=.:
bagi organisasi,r .: (a .para
birokrat( i.,l'a:
t
rlenguntungkane ,. /
aaamalan SebagaiRet'ormasi B irohrasi DalarnMemb angun T ata Kelol a P enrcritiahan... (Husni
J al il, dhk)
rnasyarakat.
Ke
lima unsur tersebuttidak
boleh berdiri sendiridan
harus merupakan satu kesatuan.llUntuk menjalankan semua itu perlu adanya komitmen untuk memperbaharui segala macam praktek atau pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah
yang
tidak mencerminkan upaya meningkatkan pelayanan publik secara maksimal. Adap-un halyang
kiranya perlu diperhatikan dalam meningkatkan peranan pemerintah daerah, diantaranya melalui pemberdayaan atau penirigkatan kemampuan dalam beberapa aspek sebagai berikut:a.
Peningkatan Kemampuan Membuat Kebijakanseiring dengan
pelaksanaan otonomidaerah dan
dengan diserahkannyabeberapa kewenangan oleh pemerintah pusat kepadi daerah
untuk mengelolanya, maka diperlukan kemampuandari
pemerintah daerah, birokrasi, parlemen danlembaga-lembaga
daerah lainnyadi
dalam merumuskan suatu kebijakan yang tepat.Peningkatan kema.mpuan diantaranya melalui kerja sama diantara lembaga pengambil kebijakan dengan masyarakat dan menggabungkan kekuatan diaerah mereka, sehingga timbul sinergi bersama untuk memecihkan, mencegah dan mengurangi permasalahan
yang timbul di masyarakat luas
untuk- saling mendengar, berdiskusi, bertukar pikiran tentang permasalahanyang
terladi dlmasyarakat, baik dilakukan secara formal maupun informal. Hal ini akan memberi m91.ukan
dan
memperkuat kebijakanyang diambil oleh
lembaga pengambil kebijakandi tingkat daerah, sehingga dapat diterima dan dioukun{
olen masyarakatnya,b.
Peningkatan Kemampuan Organisasi dan Manajemen.Kewenangan dan keleluasaan yang telah diberikan oleh pemerintah kepada daerah membawa konsekuensi berupa tantangan untuk memberikan pelayanan
yang lebih baik dan untuk memberikan
perlanggungjawaban dalammengembangkan kebijaksanaan, sehingga diperlukan
penyempurnaan kelembagaan maupun manajemen guna mengantisipasinya..
Diantara penyempurnaan kelembagaan itu adalah struktur birokrasi yang lebih longgar dan fleksibel yang memungkinkan semua pihak terlibat dan meninolatkan kaoasttas dan mampu melaksanakannya. Struktur birokrasi yang bersifat ierbukadan
berinteraksi dengan lingkungannya,baik
internal maupun eksternal akan membuat organisasi selalu berciinamika dan berkelanjutan dalam nrelangsungkanlbid. Hlm.8
Jurnal Nanggroe, Volume I, Nomor I, Desember 2012 ISSN 2302-6219 kehidupannya guna mencapai tujuannya yaitu memberikan pelayanan yang prima kepada publik.
Penataan organisasi pemerintah daerah didasarkan pada visi, misi, Sasaran, strategi, agenda kebijakan, program,
dan
kinerja kegiatan yang terencana; dan diarahkan pada terbangunnya sosok birokrasi dengan tugas dan tanggung jawabyang jelas,
rarnping, desentralistik,efisien, efektif,
berpertanggung jawaban, terbuka,dan
aksesif; serta terjalin denganjelas
satu, Sama lain Sebagai satukesatuan birokrasi. Seiring dengan itu,
penyederhanaantata kerja
dalam hubungan intra dan antar aparatur, Sefta antara aparatur dengan masyarakat dan dunia usaha berorientasi pada kriteria dan mekanisme yang impersonal terarah pada penerapan pelayanan prima (peningkatan efisiensi dan mutu pelayanan);peningkatan kesejahteraan sosial dalam
arti
luas; serta peningkatan kreativitas, otoaktivitas, dan produktivitas nasional.c.
Peningkatan Sumber Daya ManusiaPelaksanaan otonomi daerah
yang
nyatadan
bertanggungjawab
denganberbagai
aspeknya sangat tergantungpada kualitas
sumberdaya
manusia sebagai pelaksananya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) aparat pemerintahdaerah
dapat dilakukanmelalui
berbagai bidang pendidikan dan latihan,juga
pendidikan yang formal dan non formal. Hal in dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pemahamanyang
mendalam, agar dapat digunakan dalam menjamin kelancaran tugasse(a
menambah motivasi guna meningkatkan karir,Peningkatan kualitas SDM pemerintahan daerah tidak hanya sebatas ilmu dan pengetahuan saja, tetapi terkait dengan banyak aspek lain seperti, kelembagaan, orEanisasi dan manajemen, sarana dan prasarana serta yang lebih utama adalah etika, moral dan mental aparat pemerintah daerah sebagai pelayan publik.
Peningkatan SDM dalam istilah dunia birokrasi yang dikenal dengan dengan
istilah
"kepegawaian"
biasanyaidentik dengan urusan
administratif, seperti pengangkatan, kepangkatandan
penggajian pegawai, penyelesaian tnutasi, pemberhentian, dan pemensiunan, serta tata usaha kepegawaian. Padahal dalam tatanan reformasi birokrasi peningkatan SDM atau peningkatan kapasitas pegawaierat
kaitannya dengan perencanaandan
pengembangan pegawaiyang
akan menyokong pengembangan kapasitas kelembagaan reformasi birokrasi tatanan organisasi pemerintahan.Sebagai langkah awal dalam melakukan peningkatan SDM dalam tatanan biiokrasi adalah melakukan kajian mengenai fungsi bagian kepegawaian sebagai unit yang melaksanakan pengelolaan dan pembinaan kepegawaian. Kajian yang dilakukan meliputi perbaikan mekanisme
kerja dan
desain struktur organisasi'u;'',
untuk me
dan
rekr".lcenter
;peningka:
POmbina r
Selul'
perencar€
Kemen:s:ri
kabupatr, dan le'z
^^i^,^--- Pcldld.=
;^..^ ---
udld n=. t-
t^-^^, --
^anaitat=)
tsv JvvJ3
^^^"^t^-- -E tta i=t ,'
Prl ",;*
F:-k- rii.
F^ ^+F-- !,
r = '- -,C-= . _\:S,4,{
: : :€-a*lrA-r
l:,-,1x"?ltrr
=: |
3 3l-ift :=- -,:.,ea-
.' _*:.
'-a
- -ts-ll
:
"E"rm;li-al
- r*r*riii
ia rr I *ir"-ia :E-t$
i _cr-lg t -.-
--: -
: -r*-tll
tssN 2302-6219
ielaianan
yang prima1a , si, misi, sasaran,
ia:g
terencana; dan:
Ca: tanggung jawabeianggung
jawaban,rna ain
sebagai satum iata kerja
dalam [,gan masyarakat dan1t
rnpersonal terarahja'
:nutu pelayanan),:r-;':
<atan kreativitas,o:r-g jawab
denganmber daya
manusia rrarusra (SDM) aparatda.j
pendidikan danr
:naksudkan untuk agar dapat digunakan 6r guna meningkatkananr:
sebatas ilmu danse:e:i
kelembagaan,rg :bih
utama adalah ear:.r
publik.i,
e":
dengan denganai'i- "istratif,
seperti;e" .:'esaian
tnutasi,u: :"
Padahal dalamta' :,::asitas
pegawai:e;auai yang
akan-,as
bi.okrasi tatananSD',1 dalam tatanan
.::.jawaian
sebagai Ea.,,aan
Kajian yangl: s:-l<tur
organlsasiRet'omasiBirokrasiDalamMetnbangtmTaraKtlola Pcnerirtahan. (Husni Jalit, dkh)
untuk mengoptimalisasikan fungsi berupa, perencanaan sumber daya manusia
dan
rekrutmen, pembangunan pola mutasi, pembangunan sysfem assessmenfcenter, pembangunan sistem informasi kepegawaian yang
terintegrasi, peningkatan akuntabilitas, dan peningkatan koordinasi dan kolaborisidengai
unit pembina kepegawaian dan unit teknis terkait.seluruh kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari
programperencanaan dan pengembangan sDM, sehingga organisasi
birokrasi Kementerian Kesehatan dan jaringannya termasuk Dinas Kesehatan propinsi, kabupaten/ kota atau bahkan puskesmas akan memilikisDM
yang profesionaldan
bertanggungjawab yang akan
meningkatkanefisiensi dan
efektifitas pelayanan kepada masyarakat. selain itu dalam melakukan peningkatan sumber daya manusia harus berprinsipdalam
penempatansDM
yang kompeten padatempat dan waktu yang
sesuai,sistem pola karir yang jelas dan
terukur,pengelolaan sDM berbasis
kompetensi,serta keakuratan dan
kecepatan penyajian informasi SDM sesuai kebutuhan manajemen organisasi.Peningkatan
sDM
terhadap masing-masing Individusebagai
masyarakat birokrasi dilakukan dengan menyelenggarakan pendidikan diberbalaijenjang
dan pelatihan berbasis kompetensi yang akan mendukung tujuan orginisasi tersebut yang pada akhirnya mencapai reformasi birokrasi yang paripurna.-sosok
birokrat-
ataupunsDM
aparatur (pegawai negeri) pada umumnya- penampilannyaharus
profesionalsekaligus taat hukum, netral,
rasional, demokratik, inovatif, mandiri, memiliki integritas yang tinggi serta menjunjung tinggietika
administrasipublik
dalam memberikan pelayanan kepada'masyirat<it.Peningkatan profesionalisme aparatur
harus
ditunjang dengan integritas yang tinggi, dengan mengupayakan terlembagakannya kaiakteristik sebagai berikut:1)
mempunyai komitmen yang tinggi terhadap perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan bernegara;2) memiliki
kompetensiyang
dipersyaratkandalam
mengemban tugas pengelolaan pelayanan dan kebiiakan publik,3) 4)
5) ri)
7)
8)
berkemampuan melaksanakan tugas dengan terampil, kreatif dan inovatif;
taat asas, dan disiplin dalam bekerja
berdasarkansifat dan
etika professional;memiliki daya tanggap dan sikap bertanggung gugat (akuntabilitas);
memiliki
jati
diri sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, serta bangga terhadap profesinya sebagai pegawai negeri;memiliki derajat otonomi yang penuh rasa tanggung jawab dalam membuat dan melaksanakan berbagai keputusan sesuai kewenangan; dan
memaksimalkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas.
Jurnal Nanggro€, Volume l, Nomor 1, Desember 2012 rssN 2302-6219 Selain itu perlu pula diperhatikan reward sysfern yang kondusif (baik dalam bentuk gaji maupun perkembangan karier yang didasarkan atas sistem merit; serta penalty sysfem yang bersifat preventif dan repressif. Mengantisipasi tantangan global, pembinaan Sumber daya manusia aparatur negara
juga
perlu mengacu pada standar kompetensi internasional (world c/ass)'d.
Peningkatan Komitmen Akuntabilitas, Etika dan MoralEtika dan moral merupakan daya dorong internal dalam hati nurani manusia
untuk
mengarahkan kepada perbuatan-perbuatanbaik dan
menghindari yang jelek. Arahan mempelajari etika dan moral berarti memahami sifat dasar tindakan manusia, pertentangan moralyang ada
dibatinnya, pertimbanganmoral
yang mendasarinya, kesadaran moralyang menuntun perilakunya, kewajiban-kewajiban moral dan juga kelakuan moral yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari.12Birokrasi memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan publik dan membawa amanah rakyat, sehingga nilai-nilai
etika
moralserta
prinsip-prinsip organisasiyang
rasionaldan
modern dalamsetiap
aktivitasnvaharus
selalu menjadi pegangan karena akan diminta pertangungjawabannya oleh publik.Acia berbagar macam pertangungjawaban kepada publik
yaitupertanggungjawaban birokratis, pertanggungawaban
professional, pertanggungjawaban legal, pertanggungjawaban politis yang kesemuanya dalamiingfup
pertanggungjawaban administrasi. Dengan nilaietika
moral yang tumbuhdari hati
nuraniakan
memberikan arahan padadiri
Seseorang untuk berbuat kebajikan pada orang lain sehingga mereka sadar bahwa akan diminta pertanggungjawabannya baik oleh publik maupun oleh sang pencipta, sehinggaakan senantiasa berbuat yang terbaik untuk
kemaslahatanbersama
dan mengarah pada kebajikan.Reformasi birokrasi dalam skim "pembangunan sistem administrasi negara", memerlukan strategi dan program aksi yang terarah
pada
proses perubahan dan pencapaian sasaran yang pada pokoknya meliputi :a.
Demokrasi dan pemherdaYaan.Hidupnya demokrasi dalamsuatu negara bangsa, dicernrinkan oleh adanya pengakuan dan penghormatan negara dan seluruh unsur aparatur rlegara atas hak dan kewajiban T/3t"g3 negar?, termasuk keb'ebasan untLtx menentrrkarr nilihan dan mengekspresikan
diri
secara i'asional sebagaiwujud
rasa tanggung jawabnya12 Wahyudi Kumorotomo, Etika Adninistrasl Negara (Jakarta: Rajawali Press, 1992) Hlm. 30.
.t--..
, i0
ldalam
p mereka' De'juga ta
bermak
bersanu menegd keadilar*a
pembaq ('sieeru.n sfeenng mencapi D?i pembafi
(a)
petrTIE
(b)
pe"ekc
(c)
pe'me i-ne S€. n5
b.
PeFe' Kelenb:
Peningk mekanis otomais masya,"a
san-cal :
oleh
inssuafu
i'pelaya,l'll
ISS\ 2302-6219
;rf
ibaik
dalamem merit;serta ras; tantangan
ndu
mengacumjrenl manusta
ghindari
yangdaar
tindakann mcral
yanghar-kewajiban etran-hari,12 nan publik dan
pnnsip-prinsip
r harus
selalut pr.rblik.
pl.rblik
yaitu professional, rnuanya dalamka
rnoral yang seor-ang untukr
akan diminta$pia
sehingga Errersama dansrasi
negara", Fer"ubahan dann
nieh adanya e-:a:a atas hak i=rr nilil2P6rn
1.:rg jawabnya'!;21
Hlm. 30.Ret'ormasiBirokrasiDalamMenrbangtmTataKelolaPoneritalnn... (HusniJalil, tlkk)
dalam
penyelenggaraandan
pembangunan daerah,dan
pemberdayaan bagi mereka yang dalam posisi |emah secara rasional dan berkeadilan'Demokrasi tidak hanya mempunyai makna dan berisikan kebebasan, tetapi
juga
tanggungjawab;
demokrasijuga
mengandung tuntutan kompetensi dantelrmafni-teirlian
dalam memikul tanggung jawab dalam mewujudkan tujuanbersama, yang dilakukan berkeadaban, disertai komitmen tinggi
untuk menegakkan kepentingan publik dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran.Dalam hubungan itu, birokrasi dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan,
tidik harus
berupaya melakukan sendiri,tetapi
mengarahkan '("steeringrather than
rowing'),atau
memilih kombinasiyang optimal
antaraifeerlng-dan
rowing apabila langkah tersebut merupakancara terbaik
untukmencapai kesejahteraan sosial yang maksimal.
Dalam rangka memberdayakan masyarakat dalam memikul tanggung jawab pembangunan, peran pemerintah dapat diperbaharui antara lain melalui :
(a)
pengurangan hambatan dan kendala-kendala bagi kreativitas dan partisipasi masyarakat;(b)
perluasanakses
petayananuntuk
menunjang berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat, dan(c)
pengembanganprogram untuk lebih
meningkatkankemampuan
danmemberftan kesempatan kepada masyarakat berperan aktif
dalammemanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya produktif yang tersedia sehingga memiliki
nilai
tamhahtinggi guna
meningkatkan kesejahteraan mereka.b.
Pelayanan.Reformasi birokrasi
yang
mempunyai unsur adanya perbaikandalam
hal Kelembagaan (organisasi); Ketatalaksanaan atau perbaikan bisnis proses, dan Peningkatan manajemensumber daya manusia akan
menciptakan suatu mekanisme kerja organisasi pemerintahan yang baik. Organisasi vang baik secara otomatisdengin sLndirinya akan bisa
menyuguhkan pelayananprima
bagi masyarakat.n^t^.,^^^^ -.1*^ t^i^^ Jil,a+^lzan mamhn.itron nclnrranrn torhqilz atarr hahkarr raloyallall Plllllo ulJq vtl\qlqr\qrr -'.-.- '.. -
sangat balk, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh- instansi
yang
memberikan pelayanan. Pertanyaannya bagaimana apabilasuatu instansi netum memiliki standar
pelayanan,tetapi bisa
memberikan pelayanan yang sangat baik atau terbaik sehingga bisa memuaskan pihak yangil
Jurnal Nanggroe, Volume l, Nomor l, Desember 2012 ISSN 2302-62iS dilayani (pelanggan) Apakah bisa disebut menyuguhkan pelayanan prima kepada pelanggan?
Upaya pemberdayaan memerlukan semangat untuk melayani masyarakat (,,a spirit of public services") dan menjadi mika masyara kal ("partier
of
society,y; atau melakukan kerja sama dengan masyarakat ("coproduct'nn atau parlnersiip',i1. Hat tersebut memerlukan. Perubahan perilaku yang antara lain dapat dilakukan melalui pembudayaankode etik
("codeofethical conducts")yang didasarkan
pada dukungan lingkungan(enabting
strategy'')yang
diterjemaikandalam
standar tingkah laku yang dapat diterima umum, dan dijadikan acuan perilaku aparatur pemerintah daerah.Pelayanan berarli pula semangat pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan bangsa dalam membangun, yang dimanifeitasikan antara lain dalam perilaku "melayani, bukan "dilayani", "mendorong, bukan menghambat,',
"mempermudah, bukan mempersulit", "sederhana, bukan berbelit-belit',, ,,terbuka untuk setiap orang, bukan hanya untuk segelintir orang,,.
c.
Transparansi.Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, disamping mematuhi kode etik, aparatur dan sistem manajemen publik harus mengembangkan keterbukaaan dan sistem akuntabilitas, bersikap terbuka dan bertanggung jawab untuk mendorong para pimpinan dan seluruh sumber daya
manusii-oi
oatamnya berperan dalam mengamalkandan
melembagakankode etik dimaksud, sehingga
dapat menjadikandiri
mereka sebagai panutan masyarakat; dan itu dilakukan sebagaibagian dari
pelaksanaan tanggungjawab dan
pertanggungjawabankepala
masyarakat dan negara.
Upaya pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha, peningkatan partisipasi dan kemitraan, yaitu :
(1)
memerlukan keterbukaan birokrasi pemerintah,(2)
memerlukan langkah-langkah yang tegas dalam mengurangi peraturan dan prosedur yang menghambat kreativitas dan otoaktivitaJmeret<a, oan(3)
mernberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat berperan serta dalam proses penyusunan peraturan kebijaksanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.Pemberdayaan dan keterbukaan akan lebih mendorong akuntabilitas dalam pemanfaatan sumber daya, dan adanya keputusan-keputusan pembangunan yang benar-benar diarahkan sesrrai prioritas dan kebutuhan masyarakat,
serti
dilakukan secara riil dan adilsesual aspirasi dan kepentingan masyarakat.l2
t:_ -,:
: --a t'
*{z
:.-
_ - - -- -:-:' ' '
-"- d -i-,: i
:-':"
'":' :
ISSN 2302-6219 m
!e
ayanan prima kepadaJ(
-slayani
masyarakat ("a'. ':ainer of
societl')', ataur,:'"
aiau partnership"), Hal aL- Japat dilakukan melaluir
3nJ didasarkan
padar"e-ahkan
dalam standarr eluar)
perilaku aparaturr;
*::rgutamakanefisiensi rm3r festasikan antara lain
:r-,j
bukan menghambat",r:'
b:rbelit-belit", "terbukart,i-,:
mematuhi kode etik, :a^jran
keterbukaaan dang
.a,,;ab untuk mendorongta3Tnya
berperan dalamra,s,rC sehingga
dapat:a-
ru dilakukan sebagaiz-:gungjawaban
kepada-: :=iingkatan
partisipasi-€-r;l'angi
peraturan dan','t:s
r,ereka, danace:
berperan serta dalam ,rS3. 33r-r. dan pengawasank':- :
aruntabilitas dalam-:-.;.,
:embangUnan yangl*,
erakat, serta dilakukan 't?^?'2'..Ret'ortnasi BirolerasiDalant t\ltntbangLnTota KelolaPcnttrirtahan... (Husni.lalil, dkk)
d.
PartisipasiMasyarakat diikutsertakan daram proses menghasirkan pubric
good
and services dengan mengembangkan pola kemitraan da-n kebersamaan, dan bukan semata-matadilayani. Untuk itulah
kemampuan masyarakatharus
diperkuat ("empowering rather than. seruing"), kepercayaan masyarakat harus meningkat, dan kesempatan masyarakat untuk Oerpirtisipasl ditingkitkan.Konsep
pemberdayaan
("empowerment1iuga
serarudikaitkan
dengan pendekatan partisipasidan
kemitraandalam
manajemen penrbangunan, danmemberikan penekanan pada
desentrarisasi daiam dil
pengambiran keputusan agar diperoreh hasir yang diharapkan dengan;;y;;g
paring efektif dan efisien dalam pelaksanaan pembangunan. Dalarn' hubungan it"u pertu dicatat pentingnya peranan keswadayaan masyarakat,dan
menekinkan bahwa fokus pembangunanyang hakiki adarah
peningkatan tapasitai [erorangan
dan kelembagaan ('capactty buitding'). Jangan d]abaikanpur, p.nyiorran
informasilengenai
berbagai potensi dan peruang pembangunannisionai
,egionar, dan global yang terbuka bagi daerah; serta pn:vatisasidjlam
pengetotaan usaha_usaha daerah.e.
Kemitraan.Dalam membangun masyarakat yang modern dimana dunia usaha menjadi ujung tombaknya, tenvujudnya
kemitraan,ian
modernisasi dunia usaha terutama usaha kecildan
menengah yang terarah pada peningkatan mutu- oan efisiensiserta
produktivitas usaha amat penting, khususnya d-alam pengembangan dan penguasaan teknorogi dan manajemen produksi, pemasaran, drn inlormari.Dalam upaya
mengembangkankemitraan dunia usaha yang
saringmenguntungkan antara usaha besar, menengah, dan kecir,
prrrnun
pemerintah daerah, ditujukan kearah perlumbuhan yang serasi. pemerintah daerah dalam menciptakanikrim usaha dan kondisi
ririgkunganbisnis, m.rrili
berbagai kebijaksanaandan
perangkat,perundang-und'angin yang mendorong terjadinya kemitraan antar skala, usaha besar, me"nengan,"
oan
ie"cit oaram-proouksi dan pemasaranbarang dan jasa, dan daram berbagai kegiatan
Jt<onomi oan pembangunan lainnya, serta pengintegrasian usaha kecir ke daram sektor mcrjern dalam ekonomi nasional, serta mendoiong proses pertumbuhannva Daram nroqoc tersebut adanya kepastian hukum sangatdiperlukan. I t-
' - - -f. Konsistensi
kebijakandan
kepastian hukum.Tegaknya hukum yang berkeadilan secara efektif merupakan
jasa pemerintahanyang
terasa teramatsulit
diwujudkan, namunmufla[
diperlukandalam
penyelenggaraan pemerintahanyang baik dan
bersih,justru di
tengaht3
Jurnal Nanggro6, Volume l, Nomor l, Desember 2012 ISSN 2302-6219
kemajemukan, merajalelanya KKN termasuk money politics,
berbagaiketidakpastian perkembangan lingkungan, dan menajamnya
persaingan.Peningkatan
dan
efisiensi nasional membutuhkan penyesuaian kebijakan danperangkat
perundang-undangan,namun tidak berarti harus
mengabaikan kepastian hukum.Adanya kepastian hukum merupakan indikator professionalisme dan syarat
bagi
kredibilitas pemerintahan,sebab bersifat vital dalam
penyelenggaraan pemerintahandan
pembangunan,serta dalam
pengembangan hubungan internasional. Tegaknya kepastian hukum juga mensyaratkan kecermatan dalam penyusunan berbagai kebijakan pembangunan, Sebab berbagai kebijakan publik iersebutpada
akhirnyaharus
dituangkandalam sistem
perundang-undangan untuk memiliki kekuatan hukum dan harus mengandung kepastian hukum.Wujud dari cita-cita reformasi birokrasi adalah berupa sistem
dan
prosespemerinfahan negara berdasarkan hukum yang merupakan penruujudan atas nilai peradaban dan kemanusiaan yang luhur, dilaksanakan dengan penuh kearifan, ketaatan, atau kepatuhan Sebagai aparatur negara, warga negara,
dan
wargamasyarakat dunia. Dengan demikian hukum dapat ditempatkan pada tingkat yang paling tinggi, yang pada akhirnya tidak boleh lagi menjadi subordinasi dari bidang- bidang lain,
tapi
menghikmati bidang-bidanglain.
Pembangunan hukum harus ditujukanuntuk
mencapai tegaknya supremasi hukum, sehingga kepentingan ekonomi dan politik tidak dapat lagi memanipulasi hukum sebagaimana lazimnya terjadi. Pembangunan hukum sebagai sarana mewujudkan supremasi hukum, harus diartikan bahwa hukum termasuk penegakan hukum, harus diberikan tempat yang strategis sebagai instrumen utama yang akan mengarahkan, menjaga dan mengawasijalannya
pemerintahan. Hukumjuga harus
bersifatnetral
dalam menyelesaikan potensi konflik dalam hidup dan kehidupan masyarakat lndonesia yang majemuk.Penegakan hukum harus dilakukan secara sistematis, terarah dan dilandasi oleh konsep yang jelas, dan integritas yang tinggi. Selain itu penegakan hukum harus benar-benar ditujukan untuk meninEkatkan jaminan dan kepastian hukum dalanr masyarakat, baik
di
tingkat pusat maupun daerah sehingga keadilan danperlindungan hukum terhadap HAM benar-benar dapat dirasakan
oleh masyarakit. Untuk menjamin adanya pemerintah yang hersih (clean government) oarla lzonomarinlahan \/?n^ hailz lnnnr! amrarnanoa\ l.n?(.2 nolelzcan:an iu;i.ei i\;PU;;i;i;iiiJ'is; , i,ri:J ,;i.\ ivuuu yrtv'/'sl'Ivvl'pembangunan hukum harus memenuhi asas-asas kewajiban prosedural (falrness), pertanggungjawaban publik (accountabiiity) dan dapat dipenuhi kewajiban untuk peka terhe da p aspi rasi masyara kat (re sp o n sibil ity).
Akuntabilitas secara filosofik timbul karena adanya kekuasaan yang berupa amanah yang diberikan kepada orang
atau
pihak tertentu untuk menjalankanlJ
'-l
ISSN 2302-6219
\ ;c/lllcs,
berbagai^a
zt :'la
persaingan,ss;a an
kebijakan dan^:
-JS
mengabaikans-. :^alisme dan syarat
a?-
:enyelenggaraanp-bangan
hubungan:{:-
(ecermatan dalam.'!a3ai
kebijakan publikr
:e"rndang-undangan:€s: :'r
hukum.r;,a
s stemdan
prosesr
:€',',ujudan atas nilaihe.;a:,
penuh kearifan,ga .egara, dan
warga;tra-
pada tingkat yang i",:l'::jnasi
dari bidang-er',j-"an
hukum harussr rgga
kepentingan se:aEaimana lazimnyara^
supremasi hukum,'=--s
dibenkan tempatle'z'/,an.
menjaga dan:e's {at netral
dalam| -Z3t2.2kzl
lndonesias :=':'ah
dan dilandasir :- ::negakan
hukumr
..ra- itepastian hukums;- -i!a
xeadilan danla:,: Jirasakan
oleh:r-
: ean gOvernment)*?,2
pelaksenaanr. :':
sedural (falrness),:e---
<er,lajrban untuk a$-3saan yang berupa-:- --:r(
menjalankanRe/onnasi BirolerasiDalantNlentbangunTataKelolaPetnerittahan.(Husntlalil,dkh)
tugasnya dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan, serta berdasarkan visi, misi, dan strategi. Dari pengertian
di
atas tersirat bahwa pihak yang diberikanamanah harus
memberikanlaporan atas tugas yang telah
dipercayakan kepadanya,dengan
mengungkapkansegala
sesuatuyang
dilakukan, dilihat, ataupun dirasakan,yang
mencerminkan keberhasilandan
kegagalan. Dengan kata lain laporan akuntabilitas bukan sekedar laporan kepatuhan dan kewajaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tetapi juga termasuk berbagai indikator kinerja yang dicapai,di
samping kewajiban untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang apa yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam nalini si penerima amanah harus dapat dan berani
mengungkapkan dalam laporannya semua kegagalan yang terjadi berkenaan dengan kebiiakan yang telah dikeluarkan oleh pihak yang lebih tinggi.Secara analitik,
akuntabilitasdapat pula dilihat dari segi internal
daneksternal. Secara internal, dapat pula diidentifikasi akuntabilitas
spiritual seseorang. Dalam hubunganini
akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban orang seorang kepada Tuhannya. Halini
adalah sesuai dengan tata nilai yang terkandung dalam konstitusi. Akuntabilitas ini meliputi perlanggungjawaban sendiri mengenai segala sesuatu yang dijalankannya, hanya diketahui dan difahami yang bersangkutan. Semua tindakan akuntabilitas spiritual didasarkan pada hubunganorang
bersangkutan denganTuhan.
Namunapabila
betul-betul dilaksanakan dengan penuh iman dan taqwa, kesadaran akan akuntabilitas spiritualini
akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pencapaian kinerja kelembagaan.Itulah sebabnya mengapa seseorang dapat melaksanakan pekerjaan dengan hasil
yang
berbeda dengan oranglain, atau
mengapa suatu instansi menghasilkan kuantitas dan kualitas yang berbeda terhaoap suatu pekerjaan yang sama-sama dikerjakan oleh instansi lainnya walaupun uraian tugas pokok dan fungsinya telah nyata-nyata dijelaskan secara rinci.Akuntabilitas dapat pula dilihat dari sisi eksternal, yaitu akuntabilitas orang tersebut kepada lingkungannya baik lingkungan formal (atasan bawahan) maupun lingkungan masyarakat. Kegagalan seseorang mernenuhi akuntabilitas eksternal mencakup pemborosan waktu, pemborosan sumber dana
dan
sumber-sumber daya Pemerintah yang lain, kewenangan, dan kepercayaan masyarakat keoada pemerintah. Akuntabilitas eksternal lebih rnudah diukur mengingat norma dan standaryanq
tersedia memanq sudahjelas.
Kontroldan
penilaiandari
faktor ekternal sudah ada dalam mekanisme yang terbentuk dalam suatu sistem dan prosedur kerja. Seorang atasan akan memantau pekerjaan bawahanya dan akan memberikan teguran apabilaterjadi
penyimpangan.Rekan kerja
akarr saling mengingatkandalam
pencapaia,t akuntabilitas masing-masing.Hal ini
dapat terwujud dikarenakan ada saling ketergantungan diantara mereka, Masyarakat danI5
Jurnal Nanggro€, Volume l, Nomor l, Desember 2012 ISSN 2302-6219 lembaga-lembaga pengontrol dan penyeimbang akan bersuara dengan lantang
apabila pelayanan yang diterimanya dari birokrasi tidak seperti
yangdiharapkannya.
Dengan penerapan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
maka keberpihakan birokrasi pada kepentingan masyarakat akan menjadi lebih besarserta dapat
mempertahankanposisi
netralnya. Akuntabilitaskinerja
instansi pemerintah inijuga
akan menjadi semacam sistem pengendalian internal bagi birokrasi.C.
PENUTUP1. Kebijaksanaan desentralisasi yang Cijalankan melalui otonomi
daerahmemperkuat
pemerintahdaerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiriyang didasarkan pada keinginan, kebutuhan, kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh daerah.2.
Desentralisasiakan
dapat membangunsuatu
kehidupan pemerintahan yang demokratisdimana
memberi kesempatankepada
pemerintahdaerah
dan masyarakat baik secara individu maupun secara kelembagaan, untuk mengambil prakarsa utama dalam membuat kebijakan harus dapat membangun suatu kerja sama yang solid antara semua elemendi
daerah baik lembaga pemerintaah daerah maupun masyarakat.3.
Reformasi birokrasi Pemda merupakan bagian dari reformasi sistem dan proses.administrasi negara, yang di dalamnya pada hakikinya merupakan transformasi berbagai dimensi nilai yang terkandung dalam UUD 1945.
4.
Dalam melakukan reformasi birokrasi pemda pada posisidan misi atau perannyayang sebenarnya selaku "pelayan publik" (public servant),
diperlukan kemampuan dan kemauan kalangan birokrasi untuk melakukan langkah-langkahyang mencakup perubahan perilaku yang
mengedepankan "netralitas.professionalitas, demokratis, transparan, dan mandiri",.
\t-- --- -
It-- --^
' -: i -
ISSN 2302-62I':
? b€rsuara dengan lantang
rasi tidak seperti
yangstansi pemerintah
makat ak:n
menjadi lebih besarur:abilitas kinerja
instans pengendalian internal baErelalui otonomi
daeraltr jan mengurus
rumal et,.ruhan, kemampuan darducan
pemerintahan yangl
pemenntahdaerah
darrnbagaan, untuk mengambi mt rnembangun suatu kerja
ba
k
lembaga pemerintaallhr.rasi
sistem dan proses ya nenrpakan transformas 945ssj
dan misi atau perannyarcr
c seruant),
diperlukar ne akukan langkah-langkal ar,;aCepankan "netralitasKota.
Makalah Jakafta.Ret'ornasi BirohrasiDalamMembangrnTotaKelolaPemerintahan... (Hnvri latil, dhh)
DAFTAR PUSTAKA
Andi Abidin, 2012, Ekstensi
otonomi
Khusus Dalam Negara Kesatuan Berdasarkan UUD 1945, Disertasi, PPs Universitas Muslim lndonesia, Makassar.Miftah rhoha,
'1990, DimensiPrima llmu
Administrasi Negara, Rajawari press, Jakarta.,1999, OfonomiDaerah : Masalah Hubungan pusat Can Daerah, Koridor 200Q Suplemen Republika, Jakarta.
Moeljarto Tjokrowinoto , Pembangunan : Dilema dan Tantangan (yogyakarta: pustaka Pelajar, 1999) Hlm. 112
Moeljarto Tjokrowinoto,
1999,
Pembangunan:
Dilemadan
Tantangan. pustaka Pelajar, Yogyakarta.Mukhlis
Hamdi, 1999,
Desenfra/isasidan
Pembangunan Daerah, Makalah pada lokakarya Pengembangan Kemampuan Pemda TK ll. Jakarta.wahyudi Kumorotomo,1992, Etika Adminisfrasi Negara. Rajawari press, Jakarta.
Yeremias T Keban 1999,
Pemberdayaanpemda,
Makarahpada
Lokakarya Kecamatan Sebagai PusatPengembangan Ekonom, yogyakarta.Dasar Pemikiran Pengembangan Kemampuan
pemda
dan pada Lokakara Pengembangan Kemampuanpemda TK
ll,17