• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK REVIU RENSTRA RENCANA STRATEGIS REVIU KE 2 Pta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK REVIU RENSTRA RENCANA STRATEGIS REVIU KE 2 Pta"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Pta Pontianak

www.pta-pontianak.go.id @PtaPontianak

@PtaPontianak

PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK

BERINTEGRITAS DAN PROFESIONAL

REVIU

RENSTRA 2020-2024

RENCANA STRATEGIS

REVIU KE 2

(2)
(3)
(4)

Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya dokumen Reviu Kedua Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2020-2024. Dokumen ini memuat visi, misi, tujuan, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan pada Pengadilan Tinggi Agama Pontianak.

Penyusunan Reviu Kedua Renstra Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2020-2024 berpedoman pada Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024. Secara substansi Reviu Kedua Renstra Pengadilan Tinggi Agama Pontianak disusun berdasarkan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan berpedoman pada Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 18 Tahun 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024., serta mengacu pada Keputusan Sekma Nomor : 237A/SEK/SK/V/2020 tentang Rencana Strategis Mahkamah Agung Tahun 2020-2024.

Penyusunan Reviu Kedua Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2020-2024 ini melibatkan seluruh stakeholder yang ada pada Pengadilan Tinggi Agama Pontianak dan sudah diupayakan secara optimal. Namun kami menyadari apabila masih ada kekurangan, maka tidak menutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan yang disesuaikan prioritas dan kebijakan Pimpinan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Semoga Rancangan Rencana Strategis ini benar-benar bermanfaat untuk mendukung tercapainya Visi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, yaitu “Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Yang Agung”

Pontianak, 3 Januari 2022

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

Dr. Drs. H. FIRDAUS MUHAMMAD ARWAN,S.H., M.H.

NIP. 195803201985031002

(5)

ii Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Kondisi Umum ... 1

1.2. Analisa SWOT ... 21

1.3. Srategi Pemenuhan Kebutuhan Stakeholder ... 25

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ... 28

2.1. VISI dan MISI ... 28

2.2. Tujuan Dan Sasaran Strategis ... 33

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ... 38

3.1. Arah Kebijakan Dan Strategi Mahkamah Agung ... 38

3.2. Arah Kebijakan Dan Strategi Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI ... 87

3.3. Arah Kebijakan Dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak ... 88

3.4. Kerangka Regulasi ... 93

3.5. Kerangka Kelembagaan ... 95

BAB IV TARGET KINERJA DAN TARGET PENDANAAN ... 99

4.1. Target Kinerja ... 99

3.2. Target Pendanaan ... 102

BAB V PENUTUP ... 104

4.1. Target Kinerja ... 99

3.2. Target Pendanaan ... 102

(6)

iii Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perbandingan penyelesaian perkara banding tahun 2015 – 2019 4

Tabel 1.2 perbandingan penyelesaian perkara PA tahun 2015 - 2019. ... 4

Tabel 1.3. Jenis perkara tahun 2015-2019 ... 5

Tabel 1.4. Pelayanan pembebasan biaya perkara ... 6

Tabel 1.5. Pos Layanan Hukum PA se Kalimantan Barat ... 7

Tabel 1.7. Pelayanan sidang diluar gedung PA se Kalimantan Barat ... 8

Tabel 1.8 Pelayanan sidang terpadu PA se Kalimantan Barat ... 9

Tabel 1.9. Jumlah pelaksanaan E-Court dan E-Litigasi ... 14

Tabel 1.10 Capaian Reformasi Birokrasi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak 2015-2019... 17

Tabel 1.11. Jumlah pengawasan yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama Pontianak tahun 2015 -2019 ... 20

Tabel 1.12. Klasifikasi Pihak Yang Berkepentingan ... 25

Tabel 1.13. Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Pihak-Pihak yang Berkepentingan ... 25

Tabel 2.1 Indikator Tujuan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak ... 33

Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Pontianak .... 35

Tabel 3.1 Kerangka Regulasi. ... 93

Tabel 4.1. Sasaran Kinerja Pengadilan Tinggi Agama Pontianak ... 99

Tabel 4.2. Target Pendanaan ... 102

(7)

iv Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi ... 97

(8)

v Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Frame work Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 - 2024 Lampiran 2 Matriks Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak

Tahun 2020 - 2024

Lampiran 3 Matriks Pendanaan Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Lampiran 4 Indikator Kinerja Utama (Reviu Tahun 2022)

Lampiran 5 Surat Keputusan Penetapan Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 - 2024

Lampiran 6 SK Tim Penyusun Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 - 2024

(9)

1 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

BAB I – PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di bawah Mahkamah Agung yang mengemban tugas memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat pencari dan pengguna pengadilan. Yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak meliputi seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 12 (dua belas) Kabupaten, 2 (dua) Kota yang merupakan wilayah yang sangat luas dibanding dengan Pengadilan Tinggi Agama lainnya di Indonesia (luas wilayah 146.807 Km2 atau 7,53% dari luas wilayah Indonesia, luas wilayah terbesar ke 4 setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimatan Tengah).

Berdasarkan pasal 49,51dan 52 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir dengan Undang- undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, maka tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Agama Pontianak adalah :

1. Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding.

2. Mengadili ditingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama diwilayah hukumnya.

3. Tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan Undang-undang.

Sesuai dengan pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Pengadilan Tinggi Agama Pontianak adalah merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu yang diatur dalam Undang-undang ini.

Berdasarkan pasal 49 (i) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama ditegaskan bahwa Peradilan Agama bertugas memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara termasuk ekonomi syari’ah.

Lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama telah

(10)

2 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

membawa perubahan besar dalam eksistensi Peradilan Agama antara lain dalam bidang ekonomi syari’ah.

Lahirnya Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama semakin memperkuat eksistensi keberadaan Peradilan Agama, sebagai salah satu lembaga penegak hukum di Indonesia.

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak selain menjalankan tugas pokok mengadii perkara sebagaimana tersebut diatas, juga menjalankan fungsi sebagai voorpost/kawal depan Mahkamah Agung yaitu melakukan melakukan pembinaan dan pengawasan teradap jalannya peradilan bagi 11(sebelas) Pengadilan Agama yang berada di Propinsi Kalimantan Barat.

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak yang terbentuk pada tahun 1984berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 95 Tahun 1983 wilayah hukumnya membawahi 6 (enam) Pengadilan Agama yaitu :

1. Pengadilan Agama Pontianak;

2. Pengadilan Agama Sambas;

3. Pengadilan Agama Sanggau;

4. Pengadilan Agama Sintang;

5. Pengadilan Agama Putussibau;

6. Pengadilan Agama Ketapang.

Sejak tanggal 22 Otober 2019 dengan diresmikannya operasional 85 (delapan puluh lima) pengadilan baru oleh Ketua Mahkamah Agung Prof. Dr.

H. M. Hatta Ali, SH, MHum di Melanguane, Kabupaten Talaud Propinsi Sulawesi Utara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 13 tahun 2016 tentang Pembentukkan Pengadilan Baru, maka Pengadilan Agama di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Pontianak bertambah menjadi 11 (sebelas) yaitu :

1. Pengadilan Agama Pontianak Kelas I A 2. Pengadilan Agama Sambas Kelas I B 3. Pengadilan Agama Mempawah Kelas I B 4. Pengadilan Agama Sanggau Kelas II 5. Pengadilan Agama Sintang Kelas II 6. Pengadilan Agama Putussibau Kelas II

(11)

3 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

7. Pengadilan Agama Ketapang Kelas II 8. Pengadilan Agama Bengkayang Kelas II 9. Pengadilan Agama Singkawang Kelas II 10. Pengadilan Agama Nanga Pinoh Kelas II 11. Pengadilan Agama Sungai Raya Kelas II.

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya tersebut (walaupun terbatas sumber daya manusia, anggaran dan sarana prasarana) memberdayakan Hakim Tinggi, unit Kepaniteraan dan unit Kesekretariatan untuk memberikan dukungan dalam hal pengawasan dan pembinaan kepada 11 (sebelas) Pengadilan Agama se Proipinsi Kalimantan Barat, agar dapat berkinerja tinggi, profesional, dan berintegritas serta pemberian pelayanan prima kepada masyarakat dapat terwujud. (Uraian tupoksi dari Hakim Tinggi, Unit Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak tersebut dalam lampiran).

CAPAIAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK Tahun 2015-2019.

Adapun capaian pelaksanaan Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2015-2019 antara lain yaitu :

1. Penyelesaian perkara .

Capaian penyelesaian perkara Pengadilan Tinggi Agama Pontianak tahun 2015-2019 meliputi penyelesaian perkara pada tingkat banding dan tingkat pertama sebagai berikut :

Beban perkara yang harus diselesaikan terdiri dari sisa perkara tahun 2014 dan perkara yang diterima pada tahun berjalan (tahun 2015-2019).

a. Beban perkara yang harus diselesaikan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak sejumlah 148 perkara, terdiri atas :

 Sisa perkara tahun sebelumnya (tahun 2014) sejumlah 1 perkara

 Perkara yang diterima tahun berjalan (tahun 2015-2019) sejumlah 147 perkara.

(12)

4 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

b. Beban perkara yang harus diselesaikan 11 (sebelas) Pengadilan Agama se Kalimantan Barat sejumlah 35.248 perkara, terdiri atas :

 Sisa perkara tahun sebelumnya (tahun 2014) sejumlah 709 perkara

 Perkara yang diterima tahun berjalan (tahun 2015-2019) sejumlah 34.539 perkara

Tabel 1.1. Perbandingan penyelesaian perkara banding tahun 2015 - 2019

Tabel 1.2. perbandingan penyelesaian perkara PA tahun 2015 - 2019

(13)

5 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Tabel 1.3 jenis perkara tahun 2015-2019

(14)

6 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

2. Access to justice

Dalam mendukung program nasional tentang access to justice/memberikan kemudahan akses bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2014, berupa pembebasan biaya perkara, sidang diluar gedung pengadilan, pos layanan bantuan hukum dan pelayanan sidang terpadu pada Pengadilan Agama se Kalimantan Barat, maka capaiannya dalam tahun 2015-2019 sebagai berikut :

a. Pembebasan biaya perkara.

Pembebasan biaya perkara adalah negara menanggung biaya proses perkara di Pengadilan Agama.

Tahun 2015-2019, 11 (sebelas) Pengadilan Agama se Kalimantan Barat melalui pembebasan biaya perkara dapat melayani sejumlah 509 perkara dengan rincian seperti tesebut dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.4. Pelayanan pembebasan biaya perkara

(15)

7 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

b. Pos Layanan bantuan hukum.

Pos layanan bantuan hukum adalah kegiatan pemberian informasi, konsultasi dan advis hukum serta pembuatan dokumen yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara yang diberikan oleh Pihak III hasil kerjasama dengan Pengadilan Agama.

Pos Layanan Bantuan Hukum ini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat pencari keadilan terutama bagi yang tidak mampu.

Pos layanan bantuan hukum oleh PA se Kalimantan Barat tahun 2015-2019 sejumlah 8.415 perkara, dengan rincian sepeti tersebut dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.6. Pos Layanan Hukum PA se Kalimantan Barat

3. Sidang diluar Gedung Pengadilan

Sidang diluar gedung pengadilan merupakan layanan untuk mempermudah masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau daerah yang jauh dari gedung kantor pengadilan dan mengalami hambatan dalam mengakses pengadilan, seperti hambatan transportasi.

(16)

8 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Pelayanan sidang di luar gedung pengadilan yang dilakukan oleh Pengadilan Agama se Kalimantan Barat tahun 2015-2019 sejumlah 5.361 perkara, dengan rincian seperti tersebut dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.7. Pelayanan sidang diluar gedung PA se Kalimantan Barat

4. Pelayanan Sidang Terpadu

Pelayanan sidang terpadu dilakukan oleh Mahkamah Agung sebagai respon atas tuntutan masyarakat terhadap identitas hukum anak yang belum mempunyai akta kelahiran.

Kegiatan ini didasarkan pada Peraturan Mahkamah Agung No 1 tahun 2001, dan pelaksanaannya bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama.

Pelayanan sidang terpadu dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dalam hal pengesahan perkawinan dan isbath nikah. Dalam waktu 2015-2019 telah dilaksanakan pelayanan sidang terpadu oleh Pengadilan Agama se Kalimantan Barat sejumlah 512 perkara, dengan rincian sebagaiman tersebut dalam rincian di bawah ini.

(17)

9 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Tabel 1.8. Pelayanan sidang terpadu PA se Kalimantan Barat

5. Pelaksanaan E-SKUM

Dalam rangka kemudahan akses masyarakat untuk melakukan pendaftaran perkara di pengadilan, Mahkamah Agung membuat suatu aplikasi yang memudahkan masyarakat menentukan besaran panjar biaya perkara secara mandiri yang dinamakan dengan aplikasi e-SKUM. Penentuan besaran panjar biaya perkara sering menjadi pertanyaan masyarakat pencari keadilan, dengan adanya aplikasi ini maka masyarakat bisa menghitung sendiri berapa besar panjar biaya perkara yang harus dibayarkan tanpa minta bantuan petugas pengadilan untuk membantu menghitungnya, sehingga opini masyarakat akan mahalnya biaya di pengadilan bisa dengan sendirinya ternetralisir. Maksud dan tujuan dalam penerapan Sistem Aplikasi e-SKUM adalah untuk memberikan pelayanan terbaik serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tujuan akhir

(18)

10 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

terciptanya peningkatan kualitas pelayanan publik di pengadilan, agar pelayanan peradilan dapat terselenggara lebih cepat, sederhana dan berbiaya ringan.

Penerapan E-SKUM untuk Pengadilan Agama se Kalimantan Barat sebagai percontohan yang ditunjuk Mahkamah Agung adalah Pengadilan Agama Pontianak dalam waktu 2016-2017.

6. ATR

Dalam rangka akurasi dalam pembuatan berita acara persidangan, Mahkamah Agung membuat suatu aplikasi yang dapat mentranskip dari bahasa lisan menjadi tulisan, aplikasi ini diharapkan memudahkan panitera dalam mencatat jalannya persidangan dan mengurangi disparitas perbedaan memudahkan hakim didalam membuat pertimbangan hukum. Akurasi data atau ketidaktepatan pencatatan secara manual terhadap keterangan saksi dan proses persidangan yang berakibat pada keterlambatan pembuatan Berita Acara Sidang (BAS), putusan dan minutasi perkara serta transparansi dan akuntabilitas proses persidangan.

Dengan adanya aplikasi ATR ini diharapkan BAS bisa selesai hari itu juga setelah sidang, sebelumnya secara manual rata-rata selesai 1 sampai 5 hari, minutasi berkas perkara bisa selesai rata-rata 3 sampai 7 hari setelah perkara diputus, salinan putusan dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat dan akurat. Para pihak dapat mengambil salinan putusan atau penetapan sesaat setelah dibacakan untuk perkara sederhana sedangkan untuk perkara yang kompleks (sengketa waris, harta bersama, hibah, dan lain-lain) salinan putusan bisa diambil rata-rata 3 sampai 7 hari setelah pembacaan putusan dan dapat meminimalkan komplain terhadap keterangan saksi yang ada pada BAS dan putusan.

Penerapan ATR Pengadilan Agama se Kalimantan Barat sebagai percontohan adalah Pengadilan Agama Pontianak.

7. E-court dan E-Litigasi

Mahkamah Agung (MA) telah meluncurkan aplikasi pengadilan elektronik (e-Court) pada hari Jum’at tanggal 13 Juli 2018 di Balikpapan.

(19)

11 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Aplikasi administrasi perkara berbasis online ini merupakan implementasi Peraturan MA No. 3 Tahun 2018 tentang Pedoman Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik tertanggal 29 Maret 2018 dan resmi diundangkan pada 4 April 2018.

E-court mengatur mulai dari pengguna layanan administrasi perkara, pendaftaran administrasi perkara, pemanggilan para pihak, penerbitan salinan putusan, dan tata kelola administrasi, pembayaran biaya perkara yang seluruhnya dilakukan secara elektronik/online saat mengajukan permohonan/gugatan perkara perdata, agama, tata usaha negara yang berlaku di masing-masing lingkungan peradilan.

Dengan e-Court ini untuk memperlancar proses administrasi dan pelayanan peradilan bagi pencari keadilan, selama ini untuk mendaftarkan perkara setiap pemohon/penggugat atau diwakili advokat harus datang ke pengadilan, dengan adanya aplikasi e-Court maka pengguna terdaftar dapat mendaftarkan perkara gugatan secara elektronik dari kantor atau rumah (e- filling) sehingga tercipta asas cepat dan biaya ringan. Dengan aplikasi e-Court pembayaran biaya perkara semakin ringkas karena terhubung dengan sistem e-payment yang pembayaran ditujukan ke rekening pengadilan pada bank melalui saluran pembayaran elektronik yang tersedia. Saat ini, pembayaran secara elektronik dapat dilakukan melalui bank-bank pemerintah yaitu Bank BTN, Bank BRI, Bank BNI 46, Bank BNI Syariah, Bank Mandiri, dan Bank Mandiri Syariah.

Tak hanya itu, pemanggilan elektronik (e-summons) sangat ringkas dan menghemat biaya hingga nol rupiah. Sebab, sistem pemanggilan para pihak yang berperkara bisa dilakukan langsung ke alamat domisili elektronik termasuk meniadakan kebutuhan prosedur delegasi dalam hal para pihak ada bertempat tinggal di wilayah berbeda.

Dalam hal penyampaian panggilan/pemberitahuan/ e-summons, sesuai Perma No.3 Tahun 2018, prosedur ini hanya bisa ditempuh apabila para pihak menyetujui dilakukan panggilan secara elektronik untuk mengantisipasi kesenjangan yang mungkin terjadi dalam masa awal pengenalan aplikasi ini. Kini pendaftaran perkara perdata secara

(20)

12 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

online ini sudah diterapkan pada 910 pengadilan.

Seiring dengan tuntutan proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, Mahkamah Agung kini mengembangkan aplikasi e- Court ini dengan fitur e-litigasi, sehingga semua proses penyelesaian perkara dapat dilakukan secara elektronik tanpa hadirnya para didepan pengadilan.

Tanggal 19 Agustus 2019 merupakan momen penting dengan adanya perubahan paradigma penyelesaian perkara secara manual berubah secara keseluruhan berbasis teknologi informasi, hal ini merupakan batu loncatan sangat signifikan bagi Mahkamah Agung dan peradilan dibawahnya dalam penyelesaian perkara perdata dengan di launchingnya aplikasi e- litigasi, aplikasi e-litigasi adalah kelanjutan dari e-court yang diberlakukan untuk perkara perdata, perdata agama, tatausaha militer, dan tata usaha negara sejak tahun lalu.

Aplikasi e-litigasi migrasi dari sistem manual ke sistem elektronik tidak hanya dilakukan pada tataran administrasi perkara saja, namun dalam praktek persidangan. Sistem elektronik tidak hanya diberlakukan dalam pendaftaran perkara, pembayaran panjar dan panggilan para pihak, tetapi diberlakukan juga dalam pertukaran dokumen jawab- jinawab, pembuktian, dan penyampaian putusan secara elektronik.

Aplikasi e-litigasi selain memperluas cakupan aplikasi sistem elektronik, kehadiran e-litigasi juga membuka lebar praktek peradilan elektronik di Indonesia. Hal ini tergambar dengan setidak-tidaknya dua indikator selain yang disebutkan sebelumnya.

Pertama, e-litigasi memperluas cakupan subyek hukum yang dapat memanfaatkan sistem peradilan elektronik. Semula hanya untuk para advokat sebagai Pengguna Terdaftar, hingga mencakup juga Pengguna Lain yang meliputi Jaksa selaku Pengacara Negara, Biro Hukum Pemerintah/TNI, Polri, Kejaksaan RI, Direksi/Pengurus atau karyawan yang ditunjuk badan hukum, dan kuasa insidentil yang memenuhi syarat sebagai pengguna Sistem Informasi Peradilan.

Kedua, pemanfaatan e-litigasi tidak hanya untuk persidangan di tingkat pertama, tetapi juga bisa dilakukan untuk upaya hukum banding,

(21)

13 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

kasasi dan peninjauan kembali terhadap perkara yang menggunakan e- litigasi pada tingkat pertama, berbagai manfaat yang dapat dinikmati oleh masyarakat pencari keadilan jika menggunakan e-litigasi yaitu :

a. Menjadikan sistem peradilan lebih sederhana dan lebih cepat. Para pihak berperkara juga tidak perlu berlama-lama antri menunggu persidangan yang selama ini sering dikeluhkan, sehingga proses persidangan juga menjadi lebih cepat.

b. Sistem ini dapat menjembatani kendala geografis Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari bentangan ribuan pulau.

c. Jumlah layanan dukungan manajemen eselon I, layanan perkantoran, dan layanan sarana dan prasarana menekan biaya perkara karena proses peradilan dilaksanakan secara elektronik, seperti biaya pemanggilan, kehadiran di persidangan untuk jawab menjawab, pembuktian maupun mendengarkan pembacaan putusan.

d. Sistem elektronik meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan. Sistem e-litigasi membatasi interaksi langsung antara pengguna layanan peradilan dengan hakim dan aparatur peradilan, dengan mengurangi kedatangan pengguna layanan ke pengadilan serta mengkanalisasi cara berinteraksi, sehingga meminimalisir kemungkinan penyimpangan etik maupun pelanggaran hukum.

Mahkamah Agung menyatakan bahwa kehadiran e-litigasi meredesain praktek peradilan Indonesia setara dengan praktik peradilan di negara-negara maju.

Perubahan sistem peradilan dengan menu e-litigasi ini disadari membutuhkan proses dan menghadapkan Mahkamah Agung dan badan- badan peradilan di bawahnya pada tantangan yang tidak mudah. Karena itu, untuk sementara aplikasi ini akan diterapkan pada 13 pengadilan percontohan, yang terdiri dari 6 Pengadilan Negeri, 4 Pengadilan Agama dan 3 Pengadilan Tata Usaha Negara. Diharapkan pada Tahun 2020 seluruh pengadilan di Indonesia sudah menerapkan e-litigasi ini.

(22)

14 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Tabel 1.9. Jumlah pelaksanaan E-Court dan E-Litigasi

8. SIKEP

Sesuai dengan amanat Reformasi Birokrasi terkait dengan pengelolaan SDM melalui Sistem Informasi, Pengadilan Tinggi Agama telah menggunakan SIKEP (Sistem Informasi Kepegawaian) yang telah dikembangkan oleh Makamah Agung. Sebuah aplikasi Sistem Informasi yang berfungsi sebagai alat untuk menyimpan dan mengelola data dan dokumen elektronik sumber daya manusia, yang dapat diolah menjadi sebuah informasi sesuai kebutuhan organisasi untuk dimanfaatkan bagi kepentingan lembaga dalam memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam rangka manajemen sumber daya manusia.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, ditunjang dengan inovasi dan keterampilan dari pegawai Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, maka layanan pegawai telah memanfaatkan teknologi guna mengatasi kendala jarak, waktu dan kendala lainnya, sehingga dapat mempercepat, memudahkan dan membuat transparansi layanan bidang kepegawaian.

(23)

15 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

9. SIPERMARI

Dalam upaya mewujudkan peradilan modern, Mahkamah Agung meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Perlengkapan Mahkamah Agung (SIPERMARI) yang dapat dipergunakan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya untuk menatausahakan aset berupa Barang Milik Negara (BMN) agar terwujud tertib administrasi, tertib fisik atau pengelolaan dan tertib hukum. Sistem Informasi Perlengkapan Mahkamah Agung merupakan kebijakan strategis dalam penatausahaan aset BMN di lingkungan Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya.

Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya membutuhkan aplikasi untuk penatausahaan BMN sebagaimana yang sudah diterapkan seluruh kementerian dan lembaga lain melalui aplikasi SIMAN (Sistem Informasi Manajemen Aset Negara). Aplikasi ini bersifat umum belum mengakomodir kebutuhan-kebutuhan khusus dalam pengelolaan aset di Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya. Sistem Informasi Perlengkapan Mahkamah Agung menjadi solusi terbaik sebagai media atau alat bantu yang bisa digunakan untuk mendapatkan informasi BMN pada satuan kerja di lingkungan Mahkamah Agung dan pengadilan di bawahnya secara cepat dan akurat.

Sistem Informasi Perlengkapan Mahkamah Agung dapat dipergunakan terhadap lima hal:

1. bahan pertimbangan pimpinan untuk mengambil kebijakan terkait alokasi anggaran untuk perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan aset.

2. Dapat dipergunakan Sebagai pengolah data BMN secara akurat yang bersifat terperinci.

3. Dapat dipergunakan sebagai sarana pengawasan dan pengendalian atau monitoring dan evaluasi BMN.

4. Dapat dipergunakan untuk pelaporan dan pencetakan data BMN.

5. Dapat dipergunakan sebagai sebagai wahana informasi bagi publik dan stakeholder terkait data aset yang digunakan satuan kerja di

(24)

16 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya.

Dengan diluncurkannya aplikasi SIPERMARI bidang manajemen aset, Mahkamah Agung semakin menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan era baru peradilan modern berbasis teknologi informasi.

Komitmen ini bagian dari ikhtiar tiada henti Mahkamah Agung untuk Mewujudkan Badan Peradilan Indonesia Yang Agung sebagaimana termuat dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 dan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak telah menggunakan SIPERMARI.

10. Reformasi Birokrasi PTA

Reformasi Birokrasi pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat secara akuntabel, serta memegang teguh nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku aparatur negara. Prinsip-prinsip di atas, sebagaimana yang dimuat di dalam Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, terkandung dalam visi Reformasi Birokrasi Nasional yang hendak dicapai Pemerintah pada Tahun 2025 yaitu “Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia.”

Demi kelancaran perwujudan visi Reformasi Birokarasi Nasional maka ditetapkan Roadmap RB 2015-2019 sebagai pedoman pelaksanaan operasional grand design. Target capaian pada periode akhir roadmap adalah “Terwujudnya Pemerintahan Berbasis Kinerja,”

dan untuk itu dirumuskan tiga sasaran reformasi birokrasi yang harus diperhatikan Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di intansinya:

1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel;

2. Birokrasi yang efektif dan efisien;

3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Program Reformasi Birokrasi di Mahkamah Agung disusun,

(25)

17 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan memperhatikan tiga sasaran tersebut 6 (enam) area perubahan dibangun berlandaskan prinsip birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien dan berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas. Sehingga dapat digambarkan, pencapaian Reformasi Birokrasi dalam kurun waktu 2015- 2019 sebagai berikut:

Tabel 1.10. Capaian Reformasi Birokrasi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak 2015-2019 No Area

Perubahan

Capaian RB (2015-2019)

1. Manajemen Perubahan

Pembentukkan Tim Pembangunan Zona Integritas

Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritaas

Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas

Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

Penetapan Role Model

Pemilihn Agen perubahan 2. Penataan

Tata Laksana

 SOP sudah ditetapkan, diterapkan dan dievaluasi

 Penggunaan Teknologi informasi untuk pemenuhan kebutuhan kantor agar pelaksanaan kerjaan menjadi efektif dan efisien

 Memberikan pelayanan informasi dengan menggunakan teknologi informasi contohnya melalui Website, medsos dan lain sebagainya

 Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan Teknologi informasi dalam pengukuran kinerja dan pelayanan publik

 Melakukan keterbukaan informasi publik dengan website yang bisa diakses dan telah ilakukan beberapa inovasi aplikasi e-tamu , valkot, e-kinerja

(26)

18 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

3, Penataan Sistem SDM

 Pembuatan Perencanaan kebutuhan pegawai

 Pembuatan Analisa Jabatan

 Telah dilakukan monitoriigndan evaluasi penempatan pegawai

 Pola mutasi telah berjalan dan telah memperhatikan kompetensi pegawai

 Pengembangan pegawai berbasis kompetensi

 Memiliki rencana pengembangan kompetensi pegawai

 Telah melaksanakan penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi

 Telah dilakukan penukuran kinerja individu secara periodik

 Telah di berikan reward trhadap kinerja indivisu

 Teah dilakukan penegakan disiplin

 Adanya sistem informasi kepegawaian dan telah dilakukan pemuktahiran data

4. Penguatan Akuntabilitas

 Keterlibatan pimpinan dalam penyusunan perencanaan baik tencana program mapun perencanaan anggaran

 Telah dilakukan pemantauan pencapaian kinerja secara berkala

 Telah tersedia dokumen perencanaan dan telah berorientasi hasil dan indikator kinerjana telah SMART

 Telah tersedinya laporan akuntabilitas kinerja

 Pengembangan kompetensi pengelola SAKIP Adasnya dokuem SAKIP

5. Penguatan Pengawasan

 Telah dilakukan publik campaign tentang penegendalian gratifikasi

 Pengendalian gratifikasi telah di implementasikan

 Telah dibangun lingungan pengendalian dan telah dilakukam kegiatan pengendalian

 Telah dilakukan penilaian resiko ats pelaksanaan kebijakan

 SPI telah diinformaskan dan dikomukasikan dengan pihak terkait

 Kebiajakn pengaduan masyarakat telah diimplementasikan dengan menerapkan penggunaan aplikasi SIWAS

 Tealh dilakukan monev atas pengaduan masyaratkat seecaara berkala

 Whisle blowing telah diinternaliasaikan dan telah diterapkan serta telah dimonitoring adan dievaluasi dan hasil evaluasi telah

ditindaklanjuti

(27)

19 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

 Telah diidentifikasi benturan kepentingan dan telah disosialisasikan, ddimonitoring, evaluasi dantelah ditindaklanuti hasil evaluasinya

6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

 Terdapat standar pelayanan publik dan telah dimaklumatkan

 Terdapat SOP tentang standar pelayanan dan telah direviu dan diperbaiki

 Telah dilaksanakan budaya pelayanan yang prima

 Informasi tentang pelayanan dapat dengan mudah diakses melalui berbagai media

 Telah ada punisment/reward bagi pelaksanaan layanan

 Telah terapat sarana layanan terpadu/terintegrasi

 Telah terapat iovasi pelayanan

Telah dialkukan survei kepuasan masyarakat, hasilnya dapat diakses oleh masyarakat secara terbuka dan telah dilakukan tindaklanjut atas hasil kepuaan massyarakat

11. Akreditasi Penjaminan Mutu PTA. Pontianak

Sejak penerapan akreditasi penjaminan mutu diterapkan di badan peradilan agama Pengadilan Tinggi Agama Pontianak telah medapatkan sertifikasi APM dengan akreditasi “A” sejak tahun 2018 sampai dengan sekarang

12. Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi

Pembangunan Zona Integritas (ZI) pada hakikatnya adalah merupakan miniatur Reformasi Birokrasi yang bertujuan untuk membangun program Reformasi Birokrasi sehingga mampu mengembangkan budaya kerja birokrasi yang anti korupsi, berkinerja tinggi, dan memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Berbekal komitmen untuk menciptakan sistem peradilan yang bersih, maka Pimpinan Mahkamah Agung telah melakukan pencanangan Zona Integritas pada tanggal 19 Januari 2016. Komitmen ini juga disertai dengan kebijakan untuk mendorong pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada unit-unit kerja baik yang di tingkat pusat maupun daerah.

(28)

20 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Pembangunan Zona Integritas pada Pengadilan Tinggi Agama Pontianak bermula dari adanya komitmen bersama para pimpinan dan seluruh aparat Pengadilan Tinggi Agama Pontianak mulai dari pimpinan paling atas sampai kepada pegawai terendah untuk melakukan Reformasi Birokrasi dengan menjadikan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak sebagai wilayah zona integritas menuju WBK dan WBBM. Komitmen ini diwujudnyatakan dengan pencanangan pembangunan Zona intergritas pada tanggal 7 Januari 2019 yang dihadiri oleh pejabat yang tergabung dalam FORKOPINDA (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) dan perwakilan instansi lain.

13. Pengawasan

Pengawasan yang telah dilakukan dari tahun 2015 – 2019 adalah pengawasan ke daerah dan pengawaasan bidang di internal Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

Adapaun pengawasan kesatuan kerja di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak yang telah dilakukanan dari tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.11 Jumlah pengawasan yang dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama Pontianak tahun 2015 -2019

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah

Satker

9 9 9 9 11

14. Penanganan pengaduan (SIWAS)

Dengan diresmikannya aplikasi SIWAS MA ini menjadi tonggak penting dan revitalisasi upaya mengembalikan kepercayaan publik dan mewujudkan badan peradilan yang Agung. Karena itu, jauhilah segala bentuk tindakan yang tidak baik dan tercela karena sorotan masyarakat lebih tajam kepada lembaga peradilan ketimbang aparat penegak hukum atau instansi lain.

Seiring diluncurkan whistleblowing system ini, MA siap bekerja sama dengan berbagai instansi dan masyarakat sipil guna

(29)

21 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

memberantas mafia peradilan. Sebab, whisleblowing system ini bagian dari upaya MA memerangi korupsi di peradilan. Selama ini MA selalu membuka diri ke pihak eksternal untuk memberantas mafia peradilan sekaligus mencari akar permasalahannya.

Fitur SIWAS ini untuk menerima pelaporan atau pengaduan dari masyarakat ataupun internal pengadilan mengenai dugaan pelanggaran-pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH), panitera, jurusita dan pegawai pengadilan. Perkembangan terkini pengadilan tingkat banding di setiap wilayah memiliki kewenangan (dalam koordinasi dengan Badan Pengawasan) untuk secara langsung menindaklanjuti pelaporan terhadap setiap dugaan pelanggaran aparat peradilan.

Fitur-fitur baru ini diharapkan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pengawas lembaga peradilan oleh Badan Pengawasan. Namun faktanya masyarakat/internal pengadilan masih banyak yang masih melaporkan pengaduan melalui fasilitas lain, seperti lewat email, sms, telpon, fax, surat. Terbanyak, pengaduan melalui melalui surat.

Selama periode 2015 – 2019 belum ada laporan masyarakat mengenai aparat Pengadilan Tinggi Agama Pontianak.

1.2. ANALISIS SWOT

POTENSI DAN PERMASALAHAN

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak dalam memenuhi tuntutan masyarakat pencari keadilan maka potensi dan permasalahan yang dihadapi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak akan semakin kompleks dengan banyaknya tantangan tersebut maka dituntut adanya peningkatan kinerja Pengadilan Tinggi Agama Pontianak dalam mempercepat terwujudnya kepastian hukum yang berkeadilan. Disamping banyaknya permasalahan yang dihadapi, namun Pengadilan Tinggi Agama Pontianak mempunyai potensi yang cukup banyak untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.

(30)

22 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

A. Kekuatan (Strength)

Kekuatan Pengadilan Tinggi Agama mencakup hal-hal yang memang sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dkembangkan kemudian, mencakup:

1. Pengadilan Tinggi Agama Pontianak merupakan voorpost (kawal depan Mahkamah Agung) di wilayah propinsi Kalimantan Barat

2. Pengadilan Tinggi Agama Pontianak merupakan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) dan memiliki hubungan baik dengan pemerintah daerah di propinsi Kalimantan Barat

3. Merupakan pengambil keputusan dalam pertimbangan karir (promosi dan mutasi) pegawai sewilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

4. Adanya undang undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak selaku Pengadilan Tingkat Banding dan menjalankan fungsi Pengawasan dan pembinaan

5. Adanya pelaksanaan reformasi tata kelola pengadilan (reformasi birokrasi)

6. Adanya dukungan system berbasis web/desktop (pemanfaatan tehnologi informasi)

7. Telah adanya kode etik dan Pedoman Perilaku Hakim/Pegawai

8. Pembangunan Zona integritasa dan Akreditasi Penjaminan Mutu (APM)

B. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Tinggi Agama Pontianak dirinci dalam beberapa aspek:

1. Aspek Proses Peradilan

 Belum semua perkara dapat terselesaikan (ada tunggakan/sisa perkara)

 Belum optimalnya pelaksanaan dan evaluasi SOP

 Belum optimalnya pemanfaatan Teknologi Informasi 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Kurangnya jumlah dan kompetensi SDM bidang kepaniteraan dan kesekretariatan

(31)

23 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

 Kurangnya kuantitas pelatihan/pendidikan Hakim, pegawai dibidang kepaniteraan maupun di kesekretariatan

 Kurangnya kuantitas pendidikan penjejangan untuk pejabat struktural

 Kurangnya kuantitas tenaga fungsional dan pendidikan/pelatihannya

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

 Belum optimalnya evaluasi penilaian kinerja dan pemberian reward dan punishment

 Belum optimalnya pelaksanaan pengawasan dan pembinaan 4. Aspek Sarana dan Prasarana

 Sarana dan prasarana belum memadai dan sudah banyak yang perlu peremajaan.

5. Aspek Anggaran

 Keterbatasan anggaran yang ada dalam menunjang kinerja C. Peluang (Opportunities)

Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Tinggi Agama Pontianak untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek :

1. Aspek Proses Peradilan

 Adanya pegembangan dan diciptakannya Aplikasi yang berbasis web/desktop (pemanfaatan tehnologi informasi)

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Adanya kesempatan untuk melakukan evaluasi tunjangan kinerja/remunerasi sebagai motivasi dalam peningkatan kinerja

 Adanya kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (secara daring)

 Adanya aturan untuk penambahan pegawai melalui pindah melimpah

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

(32)

24 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

 Adanya kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung secara daring

4. Aspek Sarana dan Prasarana

 Adanya kesempatan untuk mengajukan usulan peningkatan sarana dan prasarana melalui hibah, APBN-P

4. Aspek Anggaran

 Terbukanya kesempatan untuk penambahan anggaran melalui APBN-P dan pemanfaatan kembali PNBP

D. Tantangan yang dihadapi (Threats)

Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Tinggi Agama Pontianak yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan.

1. Aspek Proses Peradilan

 Tuntutan global menjadikan peradilan yang modern (e-office)

 Belum sinkron data perkara yang manual dan data elektronik

 Belum optimalnya one day publish setelah perkara diputus

 Munculnya permasalahan dalam pemanfaatan tehnologi informasi 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Terbatasnya jumlah peserta pelatihan/pendidikan yang diadakan oleh Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Agama

 Rekruitmen SDM kewenangan Kementerian Menpan dan RB 3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

 Belum optimalnya sistem reward memotivasi kinerja aparat peradilan

4. Aspek Sarana dan Prasarana

 Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasarana tidak sesuai dengan kebutuhan terutama dalam pengembangan dan peremajaan fasilitas Teknologi Informasi, kendaraan operasional berupa kendaraan dinas roda empat, peralatan dan fasilitas perkantoran dan sarana prasarana lingkungan kantor dan rumah dinas

5. Aspek Anggaran

(33)

25 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

 Usulan penambahan anggaran memerlukan prosedur ke pusat

 Adanya penyesuaian anggaran oleh Pemerintah untuk penanganan covid 19

6. Luasnya wilayah kerja/yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak 7. Kemungkinan adanya intervensi pihak luar

1.3. STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN STAKEHOLDER

Strategi pemenuhan terhadap kebutuhan stakeholder dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi Pihak-pihak yang berkepentingan Tabel 1.12. Klasifikasi Pihak Berkepentingan

NO. PIHAK BERKEPENTINGAN

KLASIFIKASI PIHAK BERKEPENTINGAN

(Pilih Salah Satu)

Kunci Utama Penunjang 1. MASYARAKAT PENCARI

KEADILAN

X

2. MAHKAMAH AGUNG RI X

3. BADILAG MA RI X

4. PENGADILAN AGAMA X

5. EKSPEDISI X

b. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Harapan Pihak-pihak yang berkepentingan

Tabel 1.3. Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Pihak-Pihak yang Berkepentingan

NO. STAKEHOLDER KEBUTUHAN/HARAPAN STRATEGI 1. PENCARI

KEADILAN

Diterimanya salinan putusan tepat waktu

Melaksanakan

minutasi tepat waktu atau one day minutes

(34)

26 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Tersedianya layanan informasi perkara

Menyediakan meja informasi beserta fasilitas terkait

Tersedianya layanan pengaduan

Menyediakan meja pengaduan beserta media pengaduannya 2. MAHKAMAH

AGUNG

Menurunnya persentase pengajuan upaya hukum berupa Kasasi dan PK

Melaksanakan

diskusi hukum, mengeksaminasi putusan banding Kevalidan data perkara

pada aplikasi SIPP Banding

Membentuk Tim Monitoring SIPP Tk

Banding dan

melaksanakan DDTK SIPP

Diterimanya laporan perkara tepat waktu

Menyiapkan Rekap Data Perkara, Pemanfaatan

Teknologi Informasi Mengefektifkan fungsi

pembinaan dan

pengawasan ke

Pengadilan Agama untuk meningkatkan kualitas aparatur peradilan

Membuat perencanaaan, melakukan

pengawasan secara

online dan

melaksanaan DDTK Pengawasan

Terpenuhinya seluruh

posisi jabatan struktural di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

Memaksimalkan fungsi Baperjakat dan melengkapi database pegawai di lingkungan

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

(35)

27 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Tercapainya penyerapan anggaran DIPA 01

Membuat

perencanaan secara baik

3. BADILAG Diterimanya laporan perkara tepat waktu

Menyiapkan Rekap Data Perkara, Pemanfaatan

Teknologi Informasi Kevalidan data perkara

pada aplikasi SIPP Banding

Membentuk Tim Monitoring SIPP dan melaksanakan DDTK SIPP

Tercapainya penyerapan anggaran DIPA 04

Membuat

perencanaan secara baik

Terpenuhinya seluruh posisi jabatan fungsional Hakim, Kepaniteraan dan Kejurusitaan di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

Memaksimalkan fungsi Baperjakat dan melengkapi database pegawai di lingkungan

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak 4. PENGADILAN

AGAMA

Layanan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak yang maksimal

Memaksimalkan pelayanan PTA.

Pontianak terhadap Pengadilan Agama 5. EKSPEDISI Dokumen yang akan

dikirim sudah terkemas dengan baik dan tercantum alamat yang jelas

Mengemas dokumen yang akan dikirim dan mencantumkan alamat yang jelas

Biaya pengiriman dibayar tepat waktu

Membayar biaya pengiriman tepat waktu

(36)

28 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

BAB II – VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1. VISI DAN MISI

Pengadilan Tinggi Agama Pontianak sebagai salah satu pengadilan tingkat banding dibawah Mahkamah Agung dan sebagai voorpost/kawal depan Mahkamah Agung, disamping tugas pokoknya untuk mengadili perkara dan melakukan pembinaan dan pengawasan ke 11 (sebelas) Pengadilan Agama di Propinsi Kalimantan Barat, dalam menjalankan kinerjanya selalu berpedoman pada Program dan kebijakan Mahkamah Agung/Direktorat Jenderal Peradilan Agama Mahkamah Agung.

Penyusunan Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2020 – 2024 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, untuk mencapai efektivas dan efesiensi, dengan terus berupaya melakukan pembaharuan atau inovasi yang menunjang kinerja.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja Pengadilan Tinggi Agama Pontianak. diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 – 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional 2020 – 2024 dan Rencana Strategis Mahkamah Agung Tahun 2020 - 2024, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2020 – 2024.

VISI

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

(37)

29 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Visi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK YANG AGUNG”

Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Pontianak yang Agung bercirikan : 1. Pelaksanakan fungsi Kekuasaan Kehakiman secara independen, efektif,

dan berkeadilan.

2. Pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan secara proporsional dalam APBN.

3. Adanya struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan terukur.

4. Penyelenggaraan manajemen dan administrasi proses perkara yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan dan proporsional.

5. Mengelola sarana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.

6. Pengelolaan dan Pembinaan sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif, sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan profesional.

7. Adanya pengawasan secara efektif terhadap perilaku, administrasi, dan jalannya peradilan.

8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.

9. Adanya manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi.

10. Pelaksanaan bisnis proses peradilan yang modern dengan berbasis TI terpadu.

MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, adalah sebagai berikut : 1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan

(38)

30 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkadilan kepada Pencari Keadilan

3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan 4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan

Dari empat misi Pengadilan Tinggi Agama Pontianak tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :

Menjaga Kemandirian Badan Peradilan

Syarat utama terselenggaranya suatu proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel adalah adanya kemandirian badan peradilan serta kemandirian hakim dalam menjalankan tugasnya. Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara efektif. Independensi kekuasaan kehakiman harus dijamin oleh negara dan ditetapkan dalam konstitusi atau Undang-Undang suatu negara. Adalah kewajiban semua lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya untuk menghormati dan menjaga independensi kekuasaan kehakiman.Independensi Kekuasaan Kehakiman PBB (Resolusi Sidang Umum 40/32 tanggal 29 November 1985 dan 40/146 tanggal 13 Desember 1985.

kemandirian badan peradilan juga mengandung aspek kemandirian hakim untuk memutus (kemandirian individual/fungsional) yang terkait erat dengan tujuan penyelenggaraan pengadilan. Tujuan penyelenggaraan pengadilan yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil bagi setiap manusia. Selain itu, juga perlu dibangun pemahaman dan kemampuan yang setara di antara para hakim mengenai masalah- masalah hukum yang berkembang.

Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan

Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Menyadari hal ini, orientasi

(39)

31 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

perbaikan yang dilakukan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak adalah mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan dengan meningkatkan pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang pasti dan adil.

Keadilan, bagi para pencari keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang subyektif, karena adil menurut satu pihak belum tentu adil bagi pihak lain. Penyelenggaraan peradilan atau penegakan hukum harus dipahami sebagai sarana untuk menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam rangka menghasilkan putusan yang mempertimbangkan kepentingan (keadilan menurut) kedua belah pihak.

Perbaikan yang akan dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, selain menyentuh aspek yudisial, yaitu substansi putusan yang dapat dipertanggungjawabkan, juga akan meliputi peningkatan pelayanan administratif sebagai penunjang berjalannya proses yang adil. Sebagai contoh adalah adanya pengumuman jadwal sidang secara terbuka dan pemberian salinan putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.

Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan

Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan kualitas dan kecepatan gerak perubahan badan peradilan. Peran pimpinan badan peradilan, selain menguasai aspek teknis yudisial, diharuskan juga mampu merumuskan kebijakan-kebijakan non-teknis (kepemimpinan dan manajerial). Terkait aspek yudisial, seorang pimpinan pengadilan bertanggungjawab untuk menjaga adanya kesatuan hukum di pengadilan yang dipimpinnya. Untuk area non-teknis, secara operasional, pimpinan badan peradilan dibantu oleh pelaksana urusan administrasi. Dengan kata lain, pimpinan badan peradilan harus memiliki kompetensi yudisial dan non-yudisial.

Demi terlaksananya upaya-upaya tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Pontianak ikut serta dalam peningkatan kualitas kepemimpinan badan peradilan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Agung untuk membangun dan mengembangkan kompetensi teknis yudisial dan non- teknis yudisial (kepemimpinan dan manajerial).

(40)

32 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan Kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan faktor penting untuk mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan. Upaya menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan mengefektifkan sistem pembinaan, pengawasan, serta publikasi putusan- putusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban publik, adanya pengelolaan organisasi yang terbuka, juga akan membangun kepercayaan pengemban kepentingan di dalam badan peradilan itu sendiri. Melalui keterbukaan informasi dan pelaporan internal, personil peradilan akan mendapatkan kejelasan mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan pendidikan dan pelatihan, serta penghargaan ataupun hukuman yang mungkin mereka dapatkan. Terlaksananya prinsip transparansi, pemberian perlakuan yang setara, serta jaminan proses yang jujur dan adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para personil peradilan untuk bekerja secara profesional dan menjaga integritasnya.

Optimalisasi teknologi informasi dalam melaksanakan proses peradilan sudah menjadikan keharusan yang tidak dapat dihindarkan, pergeseran layanan peradilan dari manual harus diubah dengan berbasis teknologi informasi. Banyak hal yang sudah dilakukan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak dalam rangka layanan teknis dan administrasi peradilan berbasis teknologi informasi dimulai dengan melaksanakan penggunaan aplikasi Sistem Informasi Perkara (SIAP), aplikasi Sistem Infomasi Penelusuran Perkara (SIPP), pendaftaran perkara secara online (e-Court), keharusan memasukkan putusan dalam direktori putusan dan melaksanakan kebijakan Pimpinan Mahkamah Agung untuk menerapkan one day publish. Selain itu Pengadilan Tinggi Agama Pontianak juga membuat inovasi untuk melaksanakan one day sent, aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMAWAS) di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak.

Dalam bidang administrasi umum Pengadilan Tinggi Agama Pontianak juga telah melaksanakan penerapan aplikasi dari Mahkamah Agung yaitu aplikasi Komdanas, aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian

(41)

33 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

(SIKEP), aplikasi Sistem Informasi Perlengkapan Mahkamah Agung RI (SIPERMARI). Selain itu Pengadilan Tinggi Agama Pontianak juga telah membuat inovasi buku tamu (e-Buku tamu), Monitoring

pelaksanaan kegiatan kepaniteraan maupun kesekretariatan (e-monitoring), Monitoring pelaksanaan sasaran kinerja pegawai (e-

kinerja), buku-buku diperpustakaan (e-perpus) dan aplikasi survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dan persepsi korupsi online (e-survey).

2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Tinggi Agama Ponntianak seperti yang telah dirumuskan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

berusaha mengindentifikasi apa yang akan dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dalam memformulasikan tujuan strategis dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.

Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga kan memungkinkan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.

Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Meningkatnya Kepastian Hukum

2. Meningkatnya Pelayanan Peradilan Dengan indikator tujuan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Indikator Tujuan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

No.

TUJUAN TARGET

JANGKA MENENGAH

URAIAN INDIKATOR

1. Peningkatan Persentase sisa perkara Perdata Agama 100%

(42)

34 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Kepastian Hukum yang diselesaikan.

Persentase perkara Perdata Agama yang diselesaikan Tepat Waktu

100%

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi

60%

Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap Layanan Peradilan Tingkat Banding

90%

2. Peningkatan Pelayanan

Peradilan

Persentase Salinan Putusan Perkata Perdata yang Dikirim ke Pengadilan Pengaju tepat Waktu

100%

Persentase Putusan Perkara Yang Menarik Perhatian Masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak di putus

100%

Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.

100%

Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti.

100%

Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

100%

Persentase anggaran fasilitas sarana Teknologi Informasi

100%

Persentase anggaran peralatan dan fasilitas perkantoran

100%

Persentase anggaran sarana dan prasarana lingkungan kantor

100%

Berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Nomor W14-A/102/OT.01.2/I/2022 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama, maka Reviu Kedua Rencana Strageis Pengadilan Tinggi Agama Pontianak disinkronisasikan dengan Reviu Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Pontianak sebagaimana tersebut di bawah ini :

(43)

35 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

Tabel. 2.2 Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi Agama Pontianak

NO. KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Terwujudnya proses peradilan yang Pasti,

Transparan dan Akuntabel

a. Persentase sisa perkara perdata agama yang diselesaikan

100%

b. Persentase perkara Perdata Agama yang diselesaikan Tepat Waktu

100%

c. persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi

60%

d. Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap

Layanan Peradilan Tingkat Banding

90%

2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

a. Persentase Salinan Putusan Perkara Perdata Yang Dikirim Ke Pengadilan Pengaju Yang tepat Waktu

100%

b. Persentase Putusan Yang Menarik Perhatian Masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak di putus

100%

Untuk mewujudkan visi “Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Yang Agung”, maka Pengadilan Tinggi Agama Pontianak menetapkan 5 (lima) sasaran strategis sebagai berikut :

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran ini adalah : a. Persentase sisa perkara perdata agama yang diselesaikan.

b. Persentase perkara Perdata Agama yang diselesaikan Tepat Waktu.

c. persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi.

d. Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap Layanan Peradilan Tingkat Banding.

2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran ini adalah : a. Persentase Salinan Putusan Perkara Perdata Yang Dikirim Ke

Pengadilan Pengaju Yang tepat Waktu.

(44)

36 Reviu Kedua Rencana Strategis PTA. Pontianak Tahun 2020 – 2024

b. Persentase Putusan Yang Menarik Perhatian Masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak di putus.

3. Peningkatan Peningkatan kualitas pengawasan.

Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran ini adalah : a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti.

4. Peningkatan kualitas SDM

Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran ini adalah : a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial 5. Peningkatan Peningkatan Sarana dan Prasarana.

Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran ini adalah : a. Persentase anggaran fasilitas sarana Teknologi Informasi.

b. Presentase anggaran peralatan dan fasilitas perkantoran

c. Persentase anggaran sarana dan prasarana lingkungan kantor

Untuk mencapai Tujuan dan Sasaran Strategis dimaksud, Pengadilan Tinggi Agama Pontianak menggunakan program dan kegiatan sesuai program dan kegiatan Mahkamah Agung sebagai berikut :

1. Program : Dukungan manajemen

Kegiatan: Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung

Indikator Kegiatan : Persentase realisasi anggaran belanja agar berjalan lancarnya proses pelayanan kepada Satker di Lingkungan PTA.

Pontianak dan Pencari Keadilan serta Masyarakat

Program dan kegiatan ini untuk mendukung capaian indikator kinerja :

 Persentase sisa perkara perdata agama yang diselesaikan.

 Persentase perkara Perdata Agama yang diselesaikan Tepat Waktu.

 persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi.

 Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas terhadap Layanan Peradilan Tingkat Banding.

 Persentase Salinan Putusan Perkara Perdata Yang Dikirim Ke Pengadilan Pengaju Yang tepat Waktu.

Referensi

Dokumen terkait

Mahkamah Agung melalui berbagai kebijakannya telah berupaya untuk mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang diperlukan internal organisasi maupun

Empat sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Negeri Kisaran untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program

(5) Kawasan peruntukan Keselamatan dan Operasi Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, yaitu kawasan udara sekitar bandar udara Buntu Kunik berupa

Dalam perjalanan pelaksanaan program dan kegiatan pada kurun waktu 2017 - 2020 telah terjadi berbagai perubahan kebijakan khususnya Regulasi tentang Nomenklatur yang tertuang dalam

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja Pengadilan Militer I-04 Palembang diselaraskan dengan arah kebijakan dan

membuatpengembangan media pembelajaran dapat digunakan dalam bentuk CD (Compact Disk) pembelajaran. Media pembelajaran interaktif berbantuan Adobe Flash CS5 ini di

KARTIKA DEWI PRANASARI MURSITO 197804172010012004 Penata Tingkat I, III/d UPTD PUSKESMAS KOTABARU DINAS KESEHATAN 664 YUSI

ini menunjukkan bahwa perawatan endodontik yang diikuti dengan pemasangan pasak fiber komposit dan mahkota logam dapat dilakukan dengan baik pada molar pertama permanen muda