Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303
333
Penyuluhan Kesehatan Makanan Dari Cemaran Bahan Plastik Dan Styrofoam Di Lingkungan Desa Peunayong Banda Aceh
T. Andi Roza1, Zuliani2, Arisnaini3, Syarifah Mauli Masyithah4, Musfira5
1,4Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sabang Banda Aceh
2,3,5
Program Studi FAI Universitas Serambi Mekkah
Email. Teukuandiroza99@gmail.com, Zuliani@serambimekkah.ac.id, aris.naini@serambimekkah.ac.id, symasyithah88@gmail.com,
Musfira@serambimekkah.ac.id,
ABSTRAK
Penggunaan plastik semakin meningkat dikalangan masyarakat, baik desa maupun perkotaan. Plastik kemasan sering digunakan sebagai pembungkus makanan dan minuman siap saji maupun bahan baku. Hal ini dikarenakan keamanan pangan yang dikemas oleh plastik dapat menghambat masuknya perusak makanan, baik unsur debu maupun unsur perusak makanan seperti mikroba. Penggunaan plastik semakin digemari karena terbuat dari bahan yang ringan, mudah dibawa, anti pecah, harga relatif murah dan mudah didapatkan, selain itu kedap terhadap udara luar. Selain bermanfaat untuk keamanan pangan dari sisi ketahanan dan umur pangan, namun belum tentu aman untuk sisi kesehatan. Plastik dan styrofom merupakan jenis bahan sintetis yang melibatkan bahan plasticizers untuk kemudahan dalam membentuk kemasan. Cemaran bahan berbahaya plastik berdampak terhadap risiko kesehatan apabila bahan monomer plastik ikut bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas. Menghindari cemaran kemasan bahan plastik ke dalam makanan dapat dihindari dengan mengetahui kode dan jenis plastik untuk digunakan. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan makanan agar terhindar dari bahaya cemaran kemasan plastik ke dalam makanan yang dikemas. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Peunayong, Banda Aceh dengan partisipan sasaran adalah ibu rumah tangga. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang pemakaian plastik, kode dan jenis plastik, keamanan plastik terhadap makanan, dan risiko bahaya kesehatan yang akan ditimbulkan.
Kata Kunci: Penyuluhan, plastik kemasan, styrofoam, cemaran
PENDAHULUAN
Plastik kemasan sudah lama dikenal dan terus berkembang, bahkan disinyalir plastik kemasan telah menduduki posisi paling depan dalam menggantikan bahan alam.
Hal ini dikwatirkan akan berdampak terhadap timbulan sampah di lingkungan. Plastik diketahui sangat mudah didapatkan dan dihasilkan, namun jika plastik menjadi sampah akan berpotensi merusak lingkungan. Hal ini karena plastik terdiri dari bahan sintetis yang tahan lama dan sulit didaur ulang, bahkan membutuhkan puluhan tahun untuk terdegradasi di lingkungan manusia. Sampah plastik paling banyak berakhir di lingkungan, bahkan sekitar 8 juta ton berakhir di lautan, yang berkemungkinan merusak ekosistem sekitar. Seperti dilansir dari situs (BBC, 2018) seekor paus sperma
334
ditemukan mati terdampar akibat menelan hampir enam kilogram sampah plastik di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ada lagi seekor penyu tersangkut di dalam plastik kresek yang banyak mengapung di lautan.
Masalah lingkungan akibat kemasan paling banyak berasal dari kemasan plastik, terutama kemasan pangan. Berbagai makanan dan minuman siap saji maupun bahan baku hampir semuanya berbungkus plastik. Selain menarik, aman dan dapat mempertahankan pangan namun, semakin menyimpulkan bahwa plastik sangat mudah didapatkan sehingga beredar sampai ke semua lini masyarakat. Plastik kemasan yang digunakan umumnya merupakan plastik sekali pakai. Hal ini akan semakin menambah daftar akan menjadi sampah akibat tidak lagi dapat digunakan (Jumadewi, 2022).
Kemasan plastik terus berinovasi menciptakan ragam dan variasi kemasan.
Beberapa contoh kemasan seperti: polietilen, polipropilen, poliamida, polisulfon, polyester, poliuretan, polikarbonat, poliviniklorida, polifenilinoksida, polivinilasetat, poliakrilionitril dan melamin formaldehid. Plastik di atas dapat digunakan dalam bentuk lapis tunggal, ganda maupun komposit, dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan (Setyowati and Widodo, 2017). Styrofoam juga sering dijadikan kemasan makanan, berwarna putih dan kaku. Semakin baiknya kualitas kemasan, maka akan semakin baik pula untuk melindungi makanan atau minuman dari unsur-unsur perusak seperti sinar matahari, bakteri, jamur, serangga, gesekan dan hempasan (Kaihatu, 2014).
Hukum kesehatan telah mensyaratkan plastik yang digunakan untuk kemasan pangan harus memiliki syarat tidak toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, dapat mencegah kepalsuan, kemudahan membuka dan menutup, kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat harus sesuai (Kaihatu, 2014). Penggunaan plastik berbahaya bagi kesehatan, walaupun dengan jangka waktu yang tidak dapat diketahui pastinya namun risiko cemaran plastik berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Hal ini karena bahan plastik terdiri dari monomer-monomer plastik dan mengandung zat tambahan berupa plasticizers dan bahan lain untuk memudahkan plastik dibentuk sesuai pesanan. Zat tambahan ini dapat bermigrasi ke dalam makanan dan minuman yang dikemas, apalagi dalam keadaan panas dan berminyak. Masalah ini dapat dihindari dengan mengetahui penggunaan plastik secara benar menurut kode dan jenisnya. Keamanan pangan akan semakin baik jika terbebas dari bahan cemaran plastik yang bermigrasi (Jumadewi and Yasni, 2020) dan (Jumadewi, Orisinal and Erlinawati, 2022).
Kesehatan seseorang merupakan hasil aktivitas kegiatan individu dalam melakukan kebiasaan atau perilaku sehat. Perilaku tentu mempengaruhi kesehatan seseorang agar terhindar dari penyebab penyakit dari manusia, dan lingkungan.
Meningkatkan perilaku masyarakat bukan suatu hal yang mudah, membutuhkan waktu yang relatif lama, dilakukan secara intensif serta komprehensif. Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat untuk melakukan perilaku sehat dapat dilakukan dengan tahapan promosi kesehatan seperti gerakan edukasi dan penyuluhan.
Edukasi meliputi intervensi dari predisposing, enabling dan reinforcing determinant.
Promosi kesehatan dapat dimulai dari tingkat tatanan terendah yaitu keluarga (Kemenkes, RI, 2011).
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303
335 METODE PELAKSANAAN
Metode pengabdian yang dilakukan adalah pemberian informasi tentang mengelola makanan agar terbebas dari potensi cemaran plastik kemasan. Informasi diberikan kepada 25 partisipan yang diundang dan bersedia hadir dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi melalui penyebaran kuesioner sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan untuk menilai pengetahuan awal partisipan dan diakhir penyuluhan untuk menilai efektifitas penyuluhan. Penyuluhan menggunakan alat bantu visual ppt atau (powerpoint), plastik kemasan sebagai alat peraga dan pengeras suara.
Penilaian hasil sebelum melakukan penyuluhan berupa pre-test dan post-test, dengan mempersentasekan jumlah keseluruhan dari setiap jawaban pertanyan di dalam kuesioner. Sehingga dapat digambarkan besaran persentase setiap pertanyaan dan dibandingkan dengan setelah dilakukan penyuluhan ini.
Rancangan Evaluasi
Rancangan evaluasi yang digunakan pengabdian masyarakat ini terdiri dari:
1. Tahapan penyuluhan, yaitu tentang risiko cemaran bahan berbahaya kemasan plastik dan styrofoam yang dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas.
2. Tahapan demonstrasi dengan memperagakan jenis-jenis plastik yang safety untuk makanan yang dikemas.
3. Tahapan pasca-penyuluhan kepada partisipan dan didampingi oleh tim pengabmas.
4. Tahapan penilaian banding pre-test dan post-test, dengan mempersentasekan jumlah keseluruhan dari setiap jawaban pertanyan.
Jadwal Pelaksanaan
Pengabdian Masyarakat dilaksanakan selama sehari di salah satu rumah warga pada bulan Juni 2022 di wilayah Desa Peunayong Banda Aceh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran distribusi partisipan sebelum dan sesudah penyuluhan disajikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Distribusi partisipan sebelum dan sesudah penyuluhan
Gambaran sajian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebelum dilakukan edukasi memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan pada
336
kategori cukup. Oleh karena itu penulis berupaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan menjadi kategori baik dengan memberikan penyuluhan tentang potensi cemaran bahan kemasan plastik terhadap makanan yang dikemas. Setelah dilakukan perbandingan menunjukkan peningkatan pengetahuan baik. Hal ini sejalan dengan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa edukasi dapat meningkatkan pengetahuan partisipan untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku kesehatan (Jumadewi and Yasni, 2020).
Perilaku sehat merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sendiri sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan masyarakat mampu menolong dirinya sendiri atau mandiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Melalui pendekatan kesehatan dengan melakukan tindakan promotif dan preventif. Edukasi dan penyuluhan adalah bagian tindakan promosi dan tindakan pencegahan terhadap kejadian penyakit. Sesuai dengan teori kesehatan, bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan dapat dimulai dari individu, keluarga dan komunitas masyarakat (Ryadi, 2016). Menangani permasalahan kesehatan harus dilakukan secara bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pencegahan penyakit akibat penggunaan plastik kemasan dapat dihindari dengan mengetahui cara penggunaan plastik dan styrofoam secara benar dan tepat.
Makanan yang disajikan dalam bungkusan tersebut aman dari sisi unsur perusak dan aman dari segi kesehatan.
PENUTUP Kesimpulan
Pengabdian masyarakat yang dilakukan di desa Peunayong menunjukkan peningkatan pengetahuan terhadap tindakan preventif kesehatan pangan akibat menggunakan kemasan plastik dan styrofoam. Persentase meningkat dari pengetahuan, sikap dan tindakan cukup menjadi pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik. Hal ini dapat menjadi diseminasi informasi terhadap masyarakat lain di komunitas lingkungan yang sama ataupun terhadap masyarakat lainnya.
Meningkatkan derajat kesehatan sangat ditentukan oleh kesadaran seseorang untuk melakukan dan membiasakan perilaku sehat sebagai tindakan pencegahan atas bahaya kesehatan yang mengancam.
DAFTAR PUSTAKA
BBC, 2018. Paus di Wakatobi telan '115 gelas plastik' dan sandal jepit. Diakses:
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46284830
Jumadewi, A. (2022) Monograf Penyehatan Makanan dari Paparan Kemasan Plastik. 1st edn. Edited by Safwan and Orisinal. Banda Aceh: Prodi DIII Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Aceh.
Jumadewi, A., Orisinal and Erlinawati (2022) ‘Food Safety Education From Leaflet- Based Plastic And Styrofoam Packaging’, Serambi Journal of Agricultural Technology, 4(2), pp. 104–108. doi: https://doi.org/10.32672/sjat.v4i2.5381.
Jumadewi, A. and Yasni, H. (2020) ‘Edukasi Kesehatan tentang Penggunaan Plastik sebagai Wadah Makanan dan Minuman Daerah Pasie Raja’, 8(4), pp. 569–574.
doi: https://doi.org/10.32672/jsa.v8i4.2198.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303
337 Kaihatu, T. S. (2014) Manajemen Pengemasan. 1st edn. Edited by Putri Christian.
Yogyakarta: Penerbit Andi. Available at:
https://books.google.com/books/about/Manajemen_Pengemasan.html?id=hA6C CwAAQBAJ.
Ryadi, A. L. S. (2016) Ilmu Kesehatan Masyarakat. 1st edn. Edited by Y. Sincihu, Steven, and C. J. Dewi. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Setyowati, V. A. and Widodo, E. W. R. (2017) ‘Studi Sifat Fisis, Kimia, dan Morfologi pada Kemasan Makanan Berbahan Styrofoam dan LDPE (Low Density Polyethylene): Telaah Kepustakaan’, Mechanical, 8(1).