• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Pekalongan. Berdiri : 22 Mei Nomor Statistik : NPSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Pekalongan. Berdiri : 22 Mei Nomor Statistik : NPSN :"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

56

A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Pekalongan 1. Profil sekolah

Nama sekolah : SMP Negeri 6 Pekalongan

Berdiri : 22 Mei 1976

Jenis Sekolah : Sekolah Standar Nasional Nomor Statistik : 201036402006

NPSN : 20329536

Kepala sekolah : Zaenal Muhibbin, S.Pd.

Kurikulum : Kurikulum 2013

Jumlah siswa : 730 siswa/periode 2014/2015

Status : Negeri

Alamat : Jalan RA. Kartini, No: 36, Pekalongan.

Telp/faks : (0285) 423794

2. Sejarah berdirinya

SMP Negeri 6 Pekalongan merupakan sekolah yang telah cukup tua usianya. Berdiri pada tahun 1976 merupakan peralihan dari sekolah keputrian yang dibangun pada jaman Belanda. Oleh karena itu, pemerintah daerah menetapkan bahwa SMP Negeri 6 Pekalongan merupakan bagian dari Cagar Budaya yang harus dilestarikan. Secara geografis, SMP Negeri 6 Pekalongan terletak di Jalan RA. Kartini No: 36, berdekatan dengan SD

(2)

Keputran dan SMA Negeri 1 Pekalongan. Letak SMP Negeri 6 Pekalongan ini sangat strategis karena terletak di tengah jalur penghubung pinggir kota dengan pusat kota.

Seiring dengan perkembangan jaman, SMP Negeri 6 Pekalongan setapak demi setapak berbenah mencari jati dirinya. Kini diusianya yang ke-38 tahun sekolah ini telah mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Merupakan sekolah yang mengembangkan nilai karakter bangsa khususnya religius. Keadaan ini ditandai dengan kemampuan sebagian besar siswanya (95%) telah mempunyai ijazah BTQ.

b. Merupakan sekolah yang mendapat animo besar dari masyarakat.

Setiap tahun, SMP Negeri 6 Pekalongan selalu padat dengan pendaftar. Bahkan beberapa tahun yang lalu, pernah beberapa kali menolak hampir 2/3 jumlah pendaftarnya. Jumlah siswa pada tahun pelajaran ini adalah 730 siswa yang terbagi dalam 22 rombel yang ditangani oleh 37 guru dan 13 staff.

c. Input sekolah ini tergolong baik. Berdasarkan data PPDB tahun 2014, nilai UN SD terendah yang diterima di SMP Negeri 6 Pekalongan adalah 25,85.

d. Merupakan sekolah yang berkomitmen tinggi dalam pelaksanaan pendidikan nasionalisme dan karakter bangsa. Hal ini ditandai dengan adanya Ikrar Pendikar yang setiap tahun diucapkan dan pakta integritas yang wujudkan dengan tanda tangan seluruh warga sekolah pada selembar kain putih.

(3)

e. Merupakan sekolah yang mengembangkan potensi siswa yang beragam sesuai dengan prinsip multiple intellegence/kecerdasan ganda. Berbagai kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler dioptimalkan untuk pencapaian prestasi sekolah. Hasil dari optimalisasi tersebut adalah banyaknya kejuaraan akademik dan non akademik yang diraih oleh siswa SMP Negeri 6 Pekalongan baik di tingkat kota, propinsi dan nasional.

3. Visi dan misi

a. Visi SMP Negeri 6 Pekalongan

Visi sekolah merupakan rumusan cita-cita bersama warga sekolah dan stakeholder yang akan diwujudkan. Visi sekolah menjadi inspirasi, motivasi, dan kekuatan bagi warga sekolah. Berdasarkan rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite sekolah, maka rumusan visi SMP Negeri 6 Pekalongan adalah

“Mewujudkan Sekolah Unggul yang Mengembangkan Insan Cerdas, Berahklak Mulia dan Cinta Tanah Air”.

b. Misi SMP Negeri 6 Pekalongan

Misi sekolah dirumuskan untuk memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Misi sekolah merupakan tujuan yang akan dicapai dalam periode waktu 2013/2014 sampai dengan 2014/2015.

(4)

Berdasarkan keputusan rapat dewan pendidik dan dengan mempertimbangkan masukan dari komite sekolah dan stakeholder, maka dirumuskan misi sekolah sebagai berikut:

1) Melaksanakan seleksi masuk secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan, baik untuk siswa maupun untuk tenaga pendidik dan kependidikan.

2) Melengkapi dan mengadakan perawatan secara berkala sarana dan prasarana sekolah sehingga dapat menunjang pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

3) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial psikologis.

4) Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik sehingga terampil dalam melaksanakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

5) Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan sehingga cekatan dalam memberikan pelayanan prima untuk menunjang upaya peningkatan mutu.

(5)

6) Mengembangkan kurikulum yang memperhatikan potensi dan kemampuan siswa sehingga dapat lebih berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.

7) Meningkatkan kerjasama dengan orangtua siswa dalam meningkatkan mutu sekolah.

8) Melaksanakan diversifikasi pelayanan pembelajaran melalui optimalisasi program remidial dan pengayaan, pelayanan bimbingan konseling yang berkualitas, pembinaan kreatifitas, dan disiplin.

9) Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan PHBI dan kehidupan sehari-hari.

10) Mengimplementasikan pendidikan nasionalisme dan karakter bangsa secara berkesinambungan.

4. Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah menggambarkan tingkat kualitas yang akan dicapai dalam jangka waktu menengah (empat tahunan). Rumusan tujuan sekolah mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) untuk SMP selengkapnya adalah:

a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.

b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

c. Menunjukkan sikap percaya diri.

(6)

d. Memahami aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.

e. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.

f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif.

g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

j. Mendeskripsi gejala alam dan sosial.

k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.

l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

m. Menghargai karya seni dan budaya nasional.

n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.

o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.

p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.

(7)

q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.

r. Menghargai adanya perbedaan pendapat.

s. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.

t. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana

u. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Setelah mengakomodasi segenap masukan dari komite sekolah dan stakeholder, maka dalam forum rapat dewan pendidik dirumuskan tujuan sekolah yang hendak dicapai pada akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1) Meraih peringkat 2 nilai UN tingkat kota.

2) Meraih peringkat I POPDA tingkat kota.

3) Juara 1 sekolah berkarakter tingkat Provinsi.

4) Juara 2 OSN IPS tingkat nasional 5) Juara 1 Mapsi tingkat kota

6) Meraih 5 besar MTQ tingkat nasional

7) Meraih kejuaraan lomba akademik dan nonakademik baik tingkat kota, provinsi, dan nasional.

8) Melaksanakan pengajaran berbasis Informasi dan Teknologi (IT).

(8)

9) Memiliki mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang transparan dan adil, sehingga peserta didik dapat mengembangkan kompetensinya secara maksimal.

10) Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan kriteria minimal standar sarana prasarana.

11) Memperkuat pelaksanaan manajemen berbasis sekolah secara transparan dan akuntabel sehingga dapat memaksimalkan partisipasi masyarakat.

5. Struktur Organisasi

Tabel 2

Struktur organisasi SMP Negeri 6 Pekalongan tahun 2014

No Nama Jabatan

1 Zaenal Muhibbin, S.Pd. Kepala sekolah

2 Sachur Komite sekolah

3 Nuryanto, S.Pd. Wakil kepala sekolah 1 (Standar Pengelolaan, Pembiayaan dan Sarpras) 4 Saptawati Nurprihatin, S.Pd. Wakil kepala sekolah 2

(Standar Isi, Proses, SKL dan Penilaian)

5 Agustina Heni Wirasti, S.Pd. Urusan administrasi 6 Dwi Riyani, S.Pd. Urusan kurikulum 7 Nur Hayati, S.Ag. Urusan kesiswaan 8 Sulistiyanti,S.Pd. Urusan humas 9 H. Mohamad Maskur,S.Pd,SE. Urusan sarpras

(9)

6. Sarana dan Prasarana Sekolah/ Madrasah a. Ruangan SMP Negeri 6 Pekalongan

Tabel 3

No Jenis ruangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondisi*)

1 Perpustakaan 1 84 Baik

2 Lab. IPA 1 120 Baik

3 Ketrampilan 1 63 Baik

4 Multimedia - - -

5 Keseniaan 1 63 Baik

6 Lab. Bahasa 2 63 Baik

7 Lab. Komputer 2 63 Baik

8 PTD - - -

9 Serbaguna/aula - - -

Tabel 4

No Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondisi *)

1 Kepala Sekolah 1 50 Baik

2 Wakil Kepala

Sekolah - - -

3 Guru 1 99 Cukup

4 Tata Usaha 1 60 RR

5 Tamu - - -

(10)

Tabel 5

No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran (pxl) Kondisi *)

1 Gudang - - -

2 Dapur 1 - RB

3 Reproduksi - - -

4 KM/WC Guru 2 8 Cukup

5 KM/WC Siswa 5 - Baik

6 BK 1 63 Baik

7 UKS 1 8 Cukup

8 PMR/Pramuka - - -

9 OSIS 1 31 Cukup

10 Ibadah 1 50 Baik

11 Ganti 1 12 Cukup

12 Koperasi 1 12 Cukup

13 Hall/lobi - - -

14 Kantin 1 12 Cukup

15 Rumah Pompa/Menara Air - - -

16 Bangsal Kendaraan 2 24 Cukup

17 Rumah Penjaga 1 24 Cukup

18 Pos Jaga - - -

(11)

b. Koleksi Buku SMP Negeri 6 Pekalongan

Tabel 6

NO Jenis Jumlah Kondisi

Rusak Baik 1 Buku siswa/pelajaran (semua mata

pelajaran)

3.950 1% 99%

2 Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu pengetahuan dan teknologi dsb

3000 eks 50% 50%

3 Buku referensi (misalnya kamus, ensiklopedia, dsb).

200 25% 75%

4 Jurnal - - -

5 Majalah 7 - -

6 Surat Kabar 2 - -

7 Lainnya:... 9 - -

Total 7.168 - -

Keterangan Kondisi

NO Kategori Keterangan

1 Baik (B) Kerusakan <15%

2 Rusak ringan (RR) 15% - <30%

3 Rusak sedang (RS) 30% - <45%

4 Rusak berat (RB) 45% - 65%

5 Rusak total (RT) >65%

(12)

7. Keadaan guru dan siswa

a. Keadaan tenaga kependidikan di SMP Negeri 6 Pekalongan Tabel 7

NO

Tingkat Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jumlah GT/PNS GTT/Guru Bantu

L P L P

1. S3/S2 1 - - - 1

2. S1 9 20 1 2 32

3. D-4 - - - - -

4. D3/Sarmud - 2 - - 2

5. D2 - - - - -

6. D1 1 - - - 1

7. SMA/sederajat - - - - -

Jumlah 12 22 1 2 37

b. Keadaan siswa SMP Negeri 6 Pekalongan Tabel 8

No Kelas Rombel Peserta didik

1 VII 7 251

2 VIII 7 254

3 IX 8 225

Jumlah 22 rombel 730 peserta didik

8. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

(13)

pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu tersebut mencakup tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk peserta didik kelas VII dan VIII menggunakan kurikulum 2013.1

B. Profil Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VII di SMP Negeri 6 Pekalongan

Guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VII di SMP Negeri 6 Pekalongan bernama: ibu Hj. Nur Hayati, S.Ag, beliau lahir di Magelang, 18 November 1968 dan sekarang beliau tinggal di jalan Pisma 1 No: 26, perumahan limas Pekalongan. Riwayat pendidikan beliau yaitu S1 fakultas Tabiyah jurusan pendidikan agama Islam di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau telah mengajar mata pelajaran pendidikan agama Islam ini selama 18 tahun, dimulai dari tahun 1996 dengan mengajar di SMP Negeri 1 Candimulyo, tahun 1998 mengajar di SMP Negeri 11 Magelang dan

1 Dokumentasi SMP Negeri 6 Pekalongan tahun 2014/2015, Diambil: 11 November 2014.

(14)

kemudian tahun 2001 beliau mulai mengajar di SMP Negeri 6 Pekalongan sampai sekarang.2

C. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan

1. Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan.

Materi pelajaran pada umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Materi pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan menggunakan buku paket dari pusat, sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“Materi PAI menggunakan bahan ajar dari pusat, untuk kelas VII itu menggunakan buku paket dari pusat, namanya BPSN kepanjangan dari Buku Pedoman Standar Mutu Nasional dan juga menggunakan LKS (lembar kerja siswa). Kalau buku dari pusat kita diberi sesuai dengan jumlah siswa. Setiap kelas ada 36 siswa jumlah kelas VII ada 7 kelas. Jadi, 36x7 kelas kira-kira ada 251 buku dari pusat itu.”3

Adapun materi pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VII di SMP Negeri 6 Pekalongan, sebagai berikut:

Pelajaran 1: Lebih Dekat dengan Allah SWT. yang Sangat Indah Nama- Nya. Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu:

a. Mengartikan iman kepada Allah SWT.

2 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

3 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(15)

b. Menunjukkan makna asmaul husna: Al-khabir, Al-alim, As-sami’, dan Al-basir.

c. Menyebutkan contoh perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat Al-khabir, Al-alim, As-sami’, dan Al-basir.

Pelajaran 2: Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah, dan Istiqamah.

Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu:

a. Mengartikan Pengertian jujur, amanah dan istiqomah sebagai implementasi dari surah al-Anfal: 27 dan hadis yang terkait.

b. Menyebutkan makna amanah jujur, amanah dan istiqomah sebagai implementasi dari surah al-Anfal: 27 dan hadis yang terkait.

c. Menampilkan contoh perilaku jujur, amanah dan istiqomah sebagai implementasi dari surah al-Anfal: 27 dan hadis yang terkait.

Pelajaran 3: Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman

Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu:

a. Mengartikan pengertian thaharoh.

b. Mempraktikkan tata cara tayamum denagn baik dan benar.

c. Menyebutkan hikmah thaharoh.

Pelajaran 4: Indahnya kebersaman dengan shalat berjamaah.

Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu:

a. Menunjukkan tata cara shalat wajib berjamaah.

b. Mendemontrasikan tata cara shalat wajib berjamaah.

c. Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam.

(16)

d. Menjelaskan pengertian shalat wajib berjamaah dan dasar hukumnya.

e. Menyebutkan halangan, keutamaan, dan tata cara shalat wajib berjamaah.

f. Mempraktikkan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajaran ke 5: Selamat datang Nabi Kekasihku

Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu:

a. Menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

b. Mengidentifikasi Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rosul.

c. Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah.

Pelajaran 6: Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah.

Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu:

a. Membaca QS. Al- Mujadillah: 11 dan QS. Ar-rahman: 33 dengan baik dan benar.

b. Mengartikan QS. Al- Mujadillah: 11 dan QS. Ar-rahman: 33.

c. Menyebutkan kandungan isi QS. Al- Mujadillah: 11 dan QS. Ar- rahman: 33.4

2. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan

Pembelajaran adalah inti dari suatu proses pendidikan secara umum dan seorang guru memegang peran yang penting dalam suatu proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mampu membimbing dan menfasilitasi peserta didik agar mereka dapat

4 Dokumentasi Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII tahun 2014/2015. Diambil: 15 November 2014.

(17)

memahami mampu mengeksplore pengetahuan yang mereka miliki, dan juga memberikan motivasi kepada peserta didik agar ia terdorong untuk belajar sebaik mungkin untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.

Sebelum proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti dimulai seorang guru terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang didalamnya mencakup: K1 dan KD, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media, metode dan evaluasinya. Setiap proses pembelajaran tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai.

Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“Tujuannya itu untuk pembentukan karakter dan budi pekerti siswa atau akhlak siswa dan keimanan siswa. Secara umum akhlak anak disini ya bisa dilihat sendiri ya kalau dibandingkan dengan yang lainnya insyaallah baik, maksudnya bisa diarahkan karena kedisiplinan itu kita tetap jaga. Ada anak melanggar anak waktu tadarrusan tidak membawa al-qur’an saja kan itu dapat point, membuang sampah sembarangan dan berkata kotor ya dapat sanksi, walaupun pada kenyataannya lingkungan juga sangat berpengaruh ya.”5

Selain itu, guru juga menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, dimana guru menggunakan pendekatan scientific agar peserta didik mampu berpikir secara ilmiah terhadap fenomena yang ada.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Nur Hayati:

5 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(18)

“Pada pembelajaran PAI ini menggunakan strategi pembelajaran yang mampu menumbuhkan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pelajaran, tetapi tetap disesuaikan dengan materi pelajarannya. Dan yang jelas untuk pendekatannya menggunakan pendekatan scientific yaitu pendekatan ilmiah yang mana diharapkan melalui pembelajaran ini siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya.”6

Selain menggunakan strategi dan pendekatan dalam proses pembelajaran, guru juga menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, seperti: metode diskusi, praktek langsung, sosiodrama, tanya jawab, penugasan, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ini disesuaikan dengan materi dan tujuan yang hendak dicapai melalui proses pembalajaran tersebut. Misalnya metode diskusi ini digunakan untuk mendiskusikan masalah dengan cara berdiskusi secara berkelompok, metode diskusi ini digunakan agar peserta didik mampu berpikir kritis terhadap permasalahan yang sadang dihadapinya.

Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“Macam-macam ya, metode yang digunakan dalam pembalajaran itu, tapi tetap disesuaikan dengan materinya. Kadang diskusi, kadang praktek langsung, sosiodrama, tanya jawab, penugasan.

Dan yang jelas disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Misalnya: untuk metode diskusi itu sering digunakan untuk materi tertentu, seperti untuk mendiskusikan materi tema iman kepada Allah karena dengan metode ini diharapkan anak mampu berpikir secara kritis, metode ini biasanya digunakan di awal pembelajaran dan inti pembelajaran PAI, untuk mendiskusikan materi siswa dibagi

6 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(19)

dalam beberapa kelompok belajar untuk membahas materi tersebut dan untuk metode tanya jawab juga sering digunakan dalam pembelajaran PAI ini, karena dengan metode ini dapat mengeksplore pengetahuan siswa. Metode tanya jawab ini kadang digunakan di awal pembelajaran dan kadang di inti.”7

Dengan penggunaan berbagai metode dan media pembelajaran yang bervariasi serta pendekatan scientific dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti tersebut diharapkan peserta didik mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga materi yang diajarkan mampu diserap dengan baik oleh peserta didik dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan akan tercapai dengan baik dan pada akhirnya peserta didik tidak hanya mampu menguasai materi pelajaran saja namun ia mampu berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-harinya.

Secara umum metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ini sudah baik, karena mampu menarik perhatian dari peserta didik dan rasa ingin tahu peserta didik juga sangat tinggi, ini ditandai dengan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran terlihat aktif.8 Dan menurut penuturan beberapa peserta didik “Pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ini, sangat menyenangkan dan banyak siswa yang aktif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan saat pelajaran”.

Sedangkan bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran ini yaitu:

7 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

8 Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 15 November 2014.

(20)

menggunakan tes tertulis, tes lisan, unjuk kerja, dan tugas portofolio.

Selain itu, peserta didik dalam setiap pertemuannya diberi tugas untuk mengerjakan latihan-latihan yang ada di LKS, kemudian untuk mengevaluasi materi pertemuan sebelumnya guru kadang mengadakan pre test dan post test pada akhir pembelajaran terkait materi yang telah diajarkan.9

D. Metode Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pembentukan karakter peserta didik harus dilakukan dengan metode yang tepat agar karakter tersebut dapat melekat pada diri peserta didik, sehingga ia mampu berperilaku dengan baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuat.

Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“Karakter itu pembentukan pribadi siswa, jadi anak itu mau dibentuk seperti apa, kemudian mau dibentuk biar berkarakter punya akhlak seperti ini, itu berarti kita ingin membentuk karakter anak seperti itu. Misalnya di SMP Negeri 6 ingin membentuk karakter untuk disiplin, maka kita tegakkan kedisiplinan kalau yang datang terlambat tidak dapat masuk, itu membentuk agar anak terbiasa untuk dalam kehidupan sehari-harinya seperti itu menjadi anak yang disiplin. Misalnya lagi karakter sopan berarti dalam kesehariannya selalu 3S (senyum, salam, dan sapa), kemudian nanti

9 Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 15 November 2014.

(21)

di rumah, di sekolah, maupun di luar itu dia terbiasa untuk seperti itu. Jadi, karakter itu membentuk kepribadian siswa ya.”10

Dalam sebuah proses pembelajaran tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, begitu pula pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti yang diterapkan di SMP Negeri 6 Pekalongan ini, tentunya mempunyai maksud dan tujuan tersendiri, yaitu “Terbentuknya karakter religius pada diri peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya, baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat”.

Pembentukan karakter peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ini. Pembentukan karakter dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Pembentukan karakter peserta didik harus menggunakan cara atau metode yang tepat agar terjadi perubahan karakter pada diri peserta didik yang nyata. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“Metode yang digunakan untuk membentuk karakter siswa itu bisa dengan pembiasaan, keteladanan, pengarahan, tata tertib, dan aturan-aturan. Karena dalam aturan itu kan nanti di dalamnya sudah masuk konsekuensi dari setiap perbuatan anak itu ada sanksinya apa. Jika dia melanggar tata tertib tentunya akan mendapat sanksi, begitu pula sebaliknya, kalau dia baik otomatis dia dapat reward juga. Jadi, itu tertuang dalam tata tertib sekolah.”11

10 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

11 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(22)

Sedangkan cara atau metode yang digunakan untuk membentuk karakter peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah:

1. Pembiasaan memberikan penghormatan

Salah satu cara untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 6 Pekalongan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah memberikan penghormatan kepada guru dan juga memberikan penghormatan kepada bendera Indonesia. Hal ini terlihat ketika guru masuk ke dalam kelas, ketua kelas langsung menyiapkan teman-teman yang lainnya untuk berdiri dan memberikan salam kepada guru. Kemudian dilanjutkan dengan hormat kepada bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia sesuai dengan jadwalnya, menyanyikan lagu kebangsaan ini di pimpin oleh salah satu peserta didik bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau sesuai dengan nomor urut absen peserta didik. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan tersebut ketua kelas melaporkan kepada guru bahwa peserta didik kelas tersebut siap untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan penuturan dari guru, pembiasaan ini bertujuan agar peserta didik cinta pada tanah airnya dengan selalu menghormati bendera dan selalu mengingat jasa-jasa perjuangan para pahlawannya dengan selalu ingat lagu-lagu kebangsaan Indonesia, serta peserta didik mampu hormat, patuh dan taat kepada guru yang memberikan ilmu kepadanya.

(23)

2. Pembiasaan membaca do’a sebelum pelajaran

Salah satu cara lain untuk membentuk karakter peserta didik di SMP Negeri 6 Pekalongan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti guru selalu mengawali dengan pembacaan surat al- fatihah sebelum pembelajaran dimulai, hal ini dimaksudkan agar peserta didik selalu mengawali segala pekerjaan dengan bacaan basmalah dan do’a agar ilmu yang dipelajari memberikan manfaat bagi peserta didik maupun guru yang mengajar. Kegiatan pembiasaan membaca do’a sebelum pelajaran dimulai adalah salah satu cara untuk membentuk karakter religius pada diri peserta didik.

3. Pemberian nasehat

Selain metode pembiasaan guru juga sering memberikan nasehat kepada peserta didik misalnya seperti ucapan-ucapan yang selalu ditekankan dalam setiap pembelajaran ataupun diluar pembelajaran yaitu ucapan tetap 5S (senyum, salam, sapa, sopan santun, dan sodaqoh).

Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“Kata-kata yang sering ditekankan oleh bapak atau ibu guru kepada siswa SMP 6 baik itu di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran adalah membiasakan 5S (senyum, salam, sapa, sopan santun dan sodaqoh). Selain itu, kita juga sering mengingatkan siswa untuk masuk kelas tepat waktu dan jujur ketika mengerjakan ulangan.”12

Tujuan dari ucapan ini adalah agar dalam diri peserta didik tertanam sifat sopan santun kepada siapa saja yang bertemu dengannya,

12 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(24)

mereka selalu memberikan senyuman, salam dan menyapa dengan penuh rasa sopan. Tidak hanya kepada bapak ibu guru saja tetapi seluruh warga sekolah SMP Negeri 6 Pekalongan. Metode pemberian nasehat kepada peserta didik ini guru gunakan untuk membentuk karakter santun pada diri peserta didik, sehingga peserta didik mampu bersikap santun kepada seluruh warga sekolah dan mempraktekkannya baik itu di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat.

Selain itu, Ketika peserta didik sedang mengerjakan ulangan guru juga sering menyelipkan kata “kerjakan sendiri-sendiri”. Hal ini guru gunakan agar peserta didik mampu bersikap jujur dalam mengerjakan ulangan dan percaya diri atas hasil jawabannya sendiri.

4. Keteladanan

Metode keteladanan ini juga guru gunakan yaitu dengan selalu memberikan contoh untuk membuang sampah pada tempatnya, guru juga terbiasa selalu memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya dan memilah serta memilih sampah dengan bijak, hal ini terlihat di setiap kelas sudah ada tempat sampah masing-masing tujuannnya agar sampah kertas yang dihasilkan oleh setiap kelas dapat diolah secara bijak di bank sampah SMP Negeri 6 Pekalongan. Metode ini guru gunakan untuk membentuk karakter peduli lingkungan pada diri peserta didik, sehingga peserta didik mampu membiasakan diri untuk hidup bersih karena

“kebersihan sebagian dari iman”. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

(25)

“Disini bapak ibu guru selalu memberikan contoh yang baik kepada siswa ya, baik itu untuk berkata sopan maupun untuk berperilaku baik kepada seluruh warga sekolah. Bapak ibu guru selalu memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya.

Hal ini dilakukan sebagai contoh bagi siswa bahwa ia harus selalu menjaga kebersihan lingkungan. Di samping itu, sekolah juga sering mengadakan lomba kebersihan antar kelas agar siswa termotivasi untuk selalu menjaga kerapian dan kebersihan sekolah,”13

Selain itu, guru juga selalu menggunakan bahasa yang baik dan sopan kepada peserta didik, karena secara sadar atau tidak sadar peserta didik akan meniru apa yang didengar dan dilihat olehnya, guru selalu memanggil anak-anak dengan panggilan yang baik yaitu “memanggil dengan panggilan mbak atau mas”, dan tidak pernah memanggil dengan panggilan yang kasar kepada peserta didik. Guru juga selalu menggunakan kata “tolong” jika ingin meminta bantuan kepada peserta didik, dan selalu mengucapkan “terima kasih” setelah mendapat bantuan dari peserta didik.

Metode ini guru gunakan untuk membentuk karakter santun pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat meniru gurunya berbicara dengan sopan dan santun kepada semua orang terutama orang yang lebih tua darinya misalnya bapak dan ibu gurunya.

5. Pemberian reward dan punishment

Guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti juga menggunakan metode pemberian reward dan punishment untuk membentuk karakter peserta didik. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

13 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(26)

“Metode ini digunakan untuk memotivasi siswa untuk berbuat baik dan patuh terhadap aturan dan tata tertib sekolah. Jika dia melanggar tata tertib tentunya akan mendapat sanksi, begitu pula sebaliknya, kalau dia baik otomatis dia dapat reward juga.”14 Hal ini terlihat sebelum guru memulai pelajaran beiau selalu mengamati dan melihat kelengkapan atribut peserta didik misalnya ID card dari masing-masing peserta didik, jika ada yang tidak memakai

atribut tersebut guru menyuruh peserta didik untuk ke ruang BK dan meminta ID card baru serta mendapat point dari guru BK untuk mendapat peringatan. Selain itu juga, guru selalu memberikan reward kepada peserta didik yang berperilaku baik, berupa pujian ataupun apresiasi tinggi kepada peserta didik tersebut. Metode ini guru gunakan untuk membentuk karakter tanggung jawab pada diri peserta didik, sehingga peserta didik mampu bersikap sesuai dengan aturan sekolah yang telah diterapkan.

6. Pengarahan

Guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti, dalam pembelajaran juga menggunakan metode pengarahan untuk membentuk karakter peserta didik. Hal ini terlihat saat mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ini berlangsung guru selalu memberikan arahan agar masuk kelas tepat pada waktunya, setelah jam istirahat telah usai ada peserta didik yang belum masuk tanpa adanya keterangan izin keluar kelas, guru tidak mengizinkan peserta didik tersebut untuk masuk ke dalam kelas selama 15 menit. Metode ini guru gunakan untuk

14 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(27)

membentuk karakter disiplin pada diri peserta didik, sehingga ia mampu mengahargai gurunya dan juga dapat menghargai waktu.

Guru juga selalu memberikan pengarahan kepada peserta didik baik pada waktu pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ataupun diluar jam pelajaran untuk tidak membawa makanan ke dalam ruang kelas pada jam istirahat, “Pada waktu istirahat tidak ada anak yang membawa makanan ke dalam kelas dan buanglah sampah pada tempatnya”. Hal ini dilakukan untuk menjaga lingkungan belajar tetap bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar, pengarahan ini lakukan untuk membentuk karakter peduli lingkungan pada diri peserta didik, sehingga ia mampu menciptakan lingkungan belajar yang bersih karena jika semua bersih hidup menjadi nyaman dan indah.15

Selain beberapa cara diatas ada beberapa cara yang dilakukan oleh guru dan sekolah untuk membentuk karakter peserta didik di luar proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti, seperti:

1. Kegiatan mencium tangan guru

Peserta didik SMP Negeri 6 Pekalongan sudah mulai berangkat ke sekolah pukul 06.30 pagi ketika peserta didik datang, bapak dan ibu guru piket bergiliran setiap hari menyambutnya dengan penuh keramahan.

Sambil mencium tangan bapak/ibu guru dan salam sapa menghias di bibir mereka. bapak/ibu guru juga memberikan selipan pesan "senyum dan semangat belajarnya....". Dengan kata-kata ini anak-anak akan merasa

15 Observasi Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Sabtu, 15 November 2014.

(28)

lebih semangat untuk belajar di kelas. Pada kegiatan ini bapak dan ibu guru juga mengecek kelengkapan atribut peserta didik dari ID card, pin bendera Indonesia serta kuku peserta didik. Kegiatan ini digunakan untuk membentuk karakter santun dan bersahabat kepada peserta didik.16

2. Tadarrus pagi

Kegiatan ini rutin dilakukan setiap pagi di SMP Negeri 6 Pekalongan kegiatan ini bertujuan agar peserta didik senantiasa membaca Al-qur’an dalam kehidupan sehari-harinya. Kegiatan tadarrus pagi ini dimulai pada pukul 07.00 WIB diawali dengan pembacaan do’a sebelum belajar oleh Ibu Nur Hayati atau Bapak Abdul Aziz dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat al-qur’an yang dipimpin oleh bapak Abdul Aziz menggunakan speaker di ruang TU, kemudian pembacaan ayat suci Al- qur’an oleh beberapa peserta didik yang telah dilatih tartil Al-qur’an dan digilir sesuai dengan jadwalnya dengan menggunakan pengeras suara, sehingga peserta didik yang berada di dalam kelas menyimak dan membacanya di ruang kelas masing-masing yang dipantau oleh guru, jika ada peserta didik yang tidak membawa Al-qur’an atau ada yang mengerjakan PR pada waktu tadarrus sedang berlangsung ia langsung diberi peringatan untuk ke ruang BK dan mendapatkan point. Kegiatan tadarrus ini diakhiri dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh guru

16 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan Mukhasabah di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Rabu, 12 November 2014.

(29)

pendidikan agama Islam. Kegiatan tadarrus pagi ini digunakan untuk membentuk karakter religius pada diri peserta didik.17

3. BTQ pagi

Kegiatan BTQ pagi di SMP Negeri 6 Pekalongan dilaksanakan setiap 2 kali dalam seminggu, kegiatan ini memberikan wawasan keislaman kepada peserta didik. Kegiatan BTQ ini dimulai pada pukul 06.30 WIB, materi yang diajarkan pada pelajaran BTQ pagi ini meliputi tafsir hadis dari QS. Al-fatihah sampai QS. An-Nass dan mutiara hadis.

Pada materi tafsir hadis peserta didik dijelaskan tentang kosa kata per ayat, terjemah dan asbabul nuzul surat tersebut, kemudian pada materi mutiara hadisnya peserta didik dijelaskan tentang hadis pendidikan, seperti: keutamaan menuntut ilmu, tata krama/etika kepada pendidik, syarat peserta didik dan juga pendidik. Menurut penuturan guru pendidikan agama Islam dan budi pekerti “kegiatan ini digunakan untuk membentuk karakter religius dan santun pada diri peserta didik, karena dalam pelajaran tersebut juga diajarkan tentang etika terhadap bapak atau ibu guru”.18

4. Shalat berjama’ah

Shalat berjama’ah yang dilakukan di SMP Negeri 6 Pekalongan ini adalah shalat dzuhur. Pada jam istirahat kedua berlangsung peserta didik melakukan shalat dzuhur berjamaah di musholla SMP Negeri 6

17 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan Tadarrus Al-qur’an di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Rabu, 12 November 2014.

18 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan BTQ Pagi di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Selasa, 18 November 2014.

(30)

Pekalongan yang diimami oleh pak guru. Kegiatan sholat berjamaah ini digunakan untuk membentuk karakter religius pada diri peserta didik, karena “sholat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat munfarid”.

Bapak atau ibu guru juga selalu mengarahkan peserta didik untuk mengumandangkan adzan, kemudian dilanjutkan dengan membaca shalawat bersama-sama, sebelum shalat dhuhur dimulai untuk menunggu jamaah datang ke mushola sekolah.19

5. Kegiatan PHBI

Kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) rutin dilakukan sekolah, menurut penuturan salah satu guru bahwa kegiatan PBHI disini seperti: penyembelihan hewan qurban pada hari raya idul adha dan tanggal 10 Muharram sekolah juga mengadakan santunan kepada anak yatim di sekolah. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“... Kegiatan PHBI itu Peringatan Hari Besar Islam, itu ada:

peduli dhuafa, qurban pada hari raya idul adha yang dibagikan kepada semua anak-anak yang tidak mampu disini, panti asuhan dan lingkungan masyarakat sekitar yang membutuhkan, kemudian pada tanggal 10 muharram juga membagikan sodaqoh pada anak yatim piatu dari dana infaq selama 4 hari dana dikumpulkan dan kemudian pada tanggal 10 muharramnya dibagikan kepada semua anak-anak yang yatim, piatu ataupun yatim piatu yang kemaren setiap anak dapat 70.000 per anak yang semua jumlahnya 40 anak, tetapi itu bukan hanya anak yang memberikan bapak dan ibu guru juga memberikan kepada anak yatim piatu itu.”20

Menurut penuturan guru pendidikan agama Islam “Diharapkan siswa itu mampu mencontoh sikap dari bapak atau ibu guru dan kegiatan

19 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan Shalat Dzuhur Berjama’ah di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Rabu, 12 November 2014.

20 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(31)

ini sekolah lakukan untuk membentuk karakter peduli sesama pada diri siswa”.

6. Ekstrakurikuler PAI

Salah astu cara untuk membentuk karakter peserta didik di luar pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti yaitu dengan kegiatan ekstrakulikuler PAI di SMP Negeri 6 Pekalongan, kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu yang dipimpin oleh bapak Abdul Aziz.

Kegiatan ekstrakulikuler ini dimulai pada pukul 08.00 WIB diawali dengan pembacaan Asma’ul Husna dilanjutkan dengan latihan tartil Al- qur’an bersama-sama dan kemudian bershalawat bersama diiringi oleh rebana.21

7. Infaq sosial siswa

Infaq sosial siswa di SMP Negeri 6 Pekalongan ini dilaksanakan pada hari jum’at, setiap kelas diberi tempat untuk mengisi infaq seikhlasnya. Infaq sosial siswa ini di kelola oleh anak-anak OSIS SMP Negeri 6, adapun dana infaq sosial siswa ini dapat dimanfaatkan bagi keperluan peserta didik, misalnya untuk menjenguk peserta didik jika ada yang sakit dan untuk membantu peserta didik yang membutuhkan atau peserta didik yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya karena kebutuhan itu tidak tercukupi oleh dana BOS. Infaq sosial siswa ini

21 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Ahad, 16 November 2014.

(32)

merupakan kegiatan untuk membentuk karakter kepedulian.22 Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“... Ada juga setiap hari jum’at ada infaq sosial siswa yang mengelola anak OSIS, infaq untuk dana sosial siswa itu diperuntukkan untuk anak misalkan ada anak yang sakit, kemudian anak yang tidak mampu tapi tidak terbiayai oleh dana BOS, misalnya sepatunya sudah mulai mangap, tidak punya tas, ada anak tidak punya buku, mau bayar ini tidak mampu padahal sudah dapat dana BOS tapi uang BOS itu sudah tidak dapat mencukupi, nah itu bisa dari dana itu.”23

8. Kuliah ahad pagi

Kegiatan kuliah ahad pagi ini dilaksanakan setiap 2 minggu sekali, dengan mendatangkan seorang pemateri pada hari minggu ke SMP Negeri 6 Pekalongan. Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 WIB yang diikuti oleh peserta didik dan bapak/ibu guru SMP Negeri 6 Pekalongan.

Kegiatan ini diisi dengan materi keislaman yang berganti-ganti setiap pertemuannya dengan mendatangkan langsung pemateri dari luar.

Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“... Kemudian ada kegiatan kuliah ahad pagi, kegiatan ini berlangsung 2 minggu sekali ya, biasaya kita datangkan pemateri dari luar. Ada juga do’a bersama/istighosah, yang dilaksanakan bagi siswa kelas IX pada hari jumat yang dipimpin oleh pak Abdul Aziz.”24

22 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan Infaq Sosial Siswa di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Jum’at, 21 November 2014.

23 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

24 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(33)

Adapun tujuan adanya kegaiatan kuliah ahad pagi ini dilakukan untuk membentuk karakter religius pada diri peserta didik.25

9. Kegiatan Character Building

Kegiatan character building di SMP Negeri 6 Pekalongan ini berlangsung 1 minggu sekali dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran. Saat jam pelajaran CB berlangsung peserta didik langsung menuju ke ruang bank sampah yang ada di SMP Negeri 6, kegiatan ini dipantau oleh wali kelas masing-masing, kegiatan character building ini diarahkan agar peserta didik mampu mengolah sampah organik yang dihasilkan oleh sekolah menjadi pupuk. Kegiatan character building yang dikoordinatori oleh bapak Heru Pramono ini bertujuan untuk membentuk karakter peduli lingkungan pada diri peserta didik, karena dalam pembelajaran character building ini peserta didik diberi keterampilan untuk mengolah sampah

secara bijak sehingga menjadi barang yang berguna dan dalam kegiatan ini peserta didik diberi keterampilan untuk mendaur ulang sampah dan juga kompsoter. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hayati bahwa:

“... Dan ada juga pembelajaran CB itu kegiatan Character Building, jadi dalam kegiatan CB itu diarahkan untuk mengarahkan kreativitas anak, dimana sampah-sampah yang sudah tidak terpakai diolah di tempat khusus namanya itu bank sampah dan sekarang kompos pun sudah dijual 5000 per kantong yang ngolah anak-anak sendiri, Kemudian sampah yang sudah tidak terpakai itu dibuat barang-barang yang indah dilihat dan dapat dijual.”26

25 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Ahad Pagi di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Ahad, 23 November 2014.

26 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(34)

Sekolah juga sering mensosialisasikan gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pada waktu kegiatan character building ini peserta didik

juga dibekali keterampilan untuk mengolah sampah, sampah yang sudah tidak terpakai itu dibuat barang-barang yang indah dilihat dan dapat dijual, menurut penuturan dari salah satu guru “Kegiatan character buliding ini mengarahkan pada kreativitas peserta didik”.27

10. Mengikuti kegiatan perlombaan

Selain cara-cara di atas, ada juga salah satu cara yang digunakan sekolah dan juga guru untuk membentuk karakter peserta didik, seperti dengan mengikutsertakan peserta didik dalam berbagai kegiatan perlombaan, seperti: lomba pidato, lomba tilawatil qur’an, lomba kaligrafi, lomba sekolah berkarakter, dan sebagainya. Menurut penuturan dari guru pendidikan agama Islam “kegiatan lomba seperti ini dapat menumbuhkan rasa cinta siswa kepada sekolah sebagai salah satu wujud kecintaan terhadap tanah air dan membela serta mempertahankan nama baik sekolah”. Kegiatan ini dapat digunakan untuk membentuk karakter tanggung jawab, karena dapat melatih tanggung jawab peserta didik terhadap amanah yang telah sekolah dan bapak-ibu berikan kepadanya.

Selain itu, di lingkungan sekolah juga sering diselenggrakan lomba kebersihan kelas taupun lomba mading kelas. Hal ini untuk melatih tanggungjawab peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan

27 Observasi Pada Pelaksanaan Kegiatan Character Building di SMP Negeri 6 Pekalongan, Hari Rabu, 19 November 2014.

(35)

belajar dan selalu menjaga rasa gotong-royong sesama teman dan juga dapat melatih sportifitas peserta didik di lingkungan sekolah.

Selanjutnya, “Teknik yang digunakan untuk menilai karakter atau menilai perilaku yang telah dibentuk tentunya dengan teknik observasi atau pengamatan terhadap perilaku sehari-hari peserta didik baik di dalam pembelajaran ataupun di luar pembelajaran”.

Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Nur Hayati bahwa:

“Membentuk karakter anak itu membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi saya yakin bisa, karena pada dasarnya setiap anak itu punya karakter masing-masing. Hanya kita bukan harus begini tapi kita mengarahkan untuk karakter yang bagus itu seperti ini. Pada dasarnya sudah tapi hanya saja kita meluruskan dan setiap anak itu pada dasarnya baik dan tidak ada yang tidak baik, hanya saja kadang-kadang pengaruh dari luar, pengaruh lingkungan keluarga, dan masyarakat itu akhirnya ada perubahan. Siapa yang membentuk karakter seperti itu, nah kita disini berusaha meluruskan ini loh yang baik itu seperti ini”.28

E. Efektivitas Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Efektif dapat diartikan sesuatu yang ada efeknya atau pengaruhnya.

Pembentukan karakter peserta didik di SMP Negeri 6 Pekalongan dikatakan efektif apabila metode atau cara yang digunakan dan diterapkan melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di di SMP Negeri 6 Pekalongan tersebut membawa peserta didik yang berkarakter.

Metode atau cara yang digunakan untuk membentuk karakter peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti tidak

28 Nur Hayati, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 6 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 November 2014.

(36)

terlepas dengan yang namanya perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh seorang pendidik. Salah satu indikator kefektifan pembentukan karakter peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah munculnya perilaku yang diharapkan oleh guru melalui metode tersebut.

Berikut kriteria ketuntasan minimal untuk karakter yang telah dibentuk dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan, sebagai berikut:

Tabel 9

Kriteria ketuntasan minimal karakter

No Skor Predikat Keterangan skor

1 4 Sangat baik Selalu/sangat baik untuk semua indikator 2 3 Baik Sering/baik untuk semua indikator

3 2 Cukup Kadang-kadang/cukup baik untuk semua indikator

4 1 Kurang Tidak pernah/kurang untuk semua indikator

Tabel 10 Interval nilai sikap

No Skor Predikat

1 3,6 sampai 4 Sangat baik (SB)

2 2,6 sampai 3,5 Baik (B)

3 1,6 sampai 2,5 Cukup (C)

4 1 sampai 1,5 Kurang (D) 29

29 Dokumentasi SMP Negeri 6 Pekalongan tahun 2014/2015, Diambil: 22 November 2014.

(37)

Tabel 11

Interval efektivitas karakter

No Skor Predikat

1 3,6 sampai 4 Sangat efektif

2 2,6 sampai 3,5 Efektif

3 1,6 sampai 2,5 Cukup efektif

4 1 sampai 1,5 Kurang efektif

Dalam rumusan masalah yang tertera pada bab pendahuluan, peneliti memberikan batasan efektivitas pembentukan karakter melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan.

Jumlah peserta didik kelas VII yaitu 251 peserta didik. Jadi, peneliti mengambil sampel 15% dari jumlah populasi peserta didik kelas VII tersebut, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini, berjumlah: 37 peserta didik.

(38)

93

2. Bima Ahmad Aditya Fahrezi 4 4 3 3 4 3 3 4 3,5 B

3. Choirun Nisa 4 4 4 3 4 3 4 3 3,6 A

4. Cholisa Rosada 4 4 3 3 4 3 3 3 3,4 B

5. Cindy Monica 4 4 3 3 4 3 3 3 3,4 B

6. Dewi Santiko Wati 4 4 4 3 4 3 3 3 3,5 B

7. Dhea Feby Rosalina 3 4 4 3 3 3 4 3 3,4 B

8. Elvina Yuniarti Prasetya 3 4 4 2 3 3 2 3 3 B

9. Finni Nur Fildza 4 4 3 3 4 3 4 2 3,4 B

10. Gangsar Bima Nur Lemoucyn 4 4 3 3 4 4 4 2 3,5 B

11. Irda Istiqomah 4 4 4 3 4 3 3 3 3,5 B

12. Jihan Amalia 4 4 4 2 4 3 4 2 3,4 B

13. Lasna Nur Khatimah 3 4 4 3 4 4 4 4 3,7 A

14. Laura Putri Prasetya 4 4 4 4 4 4 4 2 3,7 A

15. Lingga Awang Ariya Putra 2 4 3 2 2 3 3 3 2,7 B

16. M. Abiyyu Fawaz Faruq 4 3 3 3 4 3 3 2 3,1 B

17. Mahfirotul Khikmah 4 4 4 4 4 3 3 3 3,6 A

18. Melati Indah Nugraheni 2 4 4 3 2 4 3 3 3,1 B

19. Muhammad Devanda Hendra 4 4 3 2 4 3 3 3 3,2 B

20. Muhammad Nabil 2 4 3 3 2 3 3 2 2,7 B

21. Muhammad Naufal Hibatullah 4 4 3 3 4 3 3 2 3,2 B

(39)

23. Muhammad Zufar Azmi 4 3 3 3 4 2 2 3 3 B

24. Nabela Abdis Salam 2 4 3 3 4 3 3 2 3 B

25. Najmi Raja’ 2 4 3 3 2 3 3 3 2,9 B

26. Nauval Hilmi Pradika 4 4 4 3 2 3 3 3 3,2 B

27. Nur Azizah 4 4 4 3 4 3 3 2 3,4 B

28. Nur Faiz Ashar 4 4 4 3 4 3 3 3 3,5 B

29. Nurul Aini 3 4 4 3 3 3 3 3 3,2 B

30. Putri Ariska 2 4 4 3 2 3 3 3 3 B

31. Riftiani Mufid Firmansyah 2 4 3 3 2 3 2 2 2,6 B

32. Rizka Firamdhani 3 3 4 3 4 3 4 4 3,5 B

33. Rofiatul Khusna 3 4 4 3 4 3 3 3 3,4 B

34. Satria Ibtihal Wibisono 2 4 4 3 2 3 3 2 2,9 B

35. Tamara Afiani 4 4 4 3 2 3 3 3 3,2 B

36. Vannya Putri Amalia 4 4 4 3 4 3 3 3 3,5 B

37. Widdy Sekar Ayu 2 4 4 3 2 3 4 3 3,1 B

Rata-rata nilai karakter 3,3 3,9 3,6 2,9 3,4 3,1 3,2 2,8 3,3 B

Keterangan:

1 = Religius 5 = Disiplin

2 = Cinta tanah air 6 = Santun

3 = Jujur 7 = Peduli lingkungan

4 = Tanggung jawab 8 = Kepedulian

(40)

56

karakter peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP Negeri 6 Pekalongan dapat dikatakan efektif, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap peserta didik baik di dalam pembelajaran ataupun di luar pembelajaran yang menunjukkan kriteria nilai baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata karakter yang telah dibentuk menunjukan angka 3,3 yang berada pada interval angka 2,6 sampai 3,5 yang artinya efektif.

Gambar

Tabel 10  Interval nilai sikap

Referensi

Dokumen terkait

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada D Huruf kecil ke samping (dalam satu baris) menunjukkan

Pengaruh pemerintah pusat terhadap daerah berjalan melalui mekanisme perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yaitu melalui dana perimbangan berupa transfer

Sumber data dalam penelitian ini adalah Serat Pararaton: Ken Angrok, dengan data primernya yaitu isi dari Serat Pararaton: Ken Angrok koleksi perpustakaan Radya

Melihat adanya teripang yang matang gonad pada tiap pengamatan serta pendeknya waktu pengamatan (Juni-Juli), maka penelitian ini belum bisa menyimpulkan bahwa teripang di

Atas dasar hal tersebut ada empat strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan inovasi berbasis komitmen dan pola fikir tersebut, yaitu: menetapkan kebijakan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kapur dalam media budidaya pada frekuensi setiap 5 hari sekali dengan dosis 16,67 mg/L menunjukkan nilai Laju Pertumbuhan Spesifik

Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan atau hubungan sebab akibat dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Supartin dengan judul “Studi PerbandinganIimplementasi Hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fisika