ANALISIS POTENSI EMISI KARBON PADA AKTIVITAS PRODUKSI TANAMAN PADI
(Kasus Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedhangsari, Gunungkidul)
Fathurrahman Masykur rahman.4tul97@live.com
Sudrajat
sudrajatgeo@yahoo.com Abstact
This research has the goal of identifying the types of activities that have the potential production of rice plants produce carbon emissions and estimate the amount of carbon emissions generated in the case study Hargomulyo Village, Sub District Gedhangsari, Gunungkidul. This study divides the agricultural production activities in 5 groups:
agricultural processing activities, nursery activities, maintenance activities, activities of harvesting and processing activities the rest of the crop. Data is collected through interviews with a sample of 92 family farmers obtained by simple random method (simple random sampling). The analysis showed that the indicated activity produces carbon emissions is land cultivation with estimated emissions of 9.26 tons/year, maintenance activities with estimated emissions of 516.74 tons/year and harvesting activities with estimated emissions of 83.15 tons/year the total emissions of 609.15 tons/year stemming from the use of agricultural machinery, fertilizers, flooding and residual activity on agricultural land due to deficient processing.
Keywords : estimation of carbon emissions, agricultural activities,
Abstrak
Penelitian ini mempunyai tujuan mengidentifikasi jenis aktivitas produksi tanaman padi yang berpotensi menghasilkan emisi karbon dan mengestimasi besaran emisi karbon yang dihasilkan dalam studi kasus di Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedhangsari, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini membagi aktivitas produksi pertanian dalam 5 kelompok yaitu aktivitas pengolahan pertanian, aktivitas pembibitan, aktivitas pemeliharaan, aktivitas pemanenan dan aktivitas pengolahan sisa hasil panen. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dengan jumlah sampel 92 keluarga petani yang diperoleh dengan metode acak sederhana (simple random sampling). Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas yang terindikasi menghasilkan emisi karbon adalah aktivitas pengolahan lahan dengan estimasi emisi sebesar 9,26 ton/thn, aktivitas pemeliharaan dengan estimasi emisi sebesar 516,74 ton/th dan aktivitas pemanenan dengan estimasi emisi sebesar 83,15 ton/th dengan total emisi 609,15 ton/th yang berasal dari penggunaan mesin pertanian, pupuk kimia, aktivitas penggenangan serta residu pada lahan pertanian dikarenakan pengolahan kurang sempurna.
Kata kunci : estimasi emisi karbon, aktivitas produksi pertanian
PENDAHULUAN
Atmosfer Bumi terdiri atas gas karbon yang paling besar adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan), namun gas ini memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
Pada skala global, pemanfaatan lahan pertanian telah berkontribusi sekitar 15% dari seluruh emisi gas rumah kaca (GRK). Mengingat besarnya dampak terhadap suhu dan iklim global yang diakibatkan oleh adanya emisi gas rumah kaca tersebut, dimana sektor pertanian juga mempunyai potensi kontribusi yang cukup besar. Sektor pertanian yang menjadi sumber emisi gas rumah kaca yaitu pada aktivitas pertanian mulai dari proses awal pembukaan lahan hingga pemanenan hasil pertanian. Menurut Maulyani, dkk (2009) sejak tahun 2006 total emisi CH4 dari lahan sawah meningkat tajam dari rata-rata 1,5 juta ton per tahun menjadi sekitar 1,8 juta per tahun. Dengan mengetahui data aktivitas produksi pertanian pada satu kawasan serta data jumlah bahan yang digunakan dalam aktivitas produksi pada satuan luas lahan pertanian, akan dapat dihitung estimasi emisi karbon yang dihasilkan pada tiap aktivitas produksi untuk tanaman padi.
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi jenis aktivitas yang berpotensi menghasilkan emisi karbon dalam produksi tanaman padi.
2. Mengestimasi besar emisi karbon yang dihasilkan pada berbagai aktivitas produksi tanaman padi.
Peraturan Daerah No. 2 Th 2005 menyebutkan bahwa emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Sumber Emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, maupun sumber tidak bergerak spesifik.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia. Berdasarkan PP No.41 tahun 2009 diketahui bahwa jika faktor emisi sesuatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu.
Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) pada tahun 2006 menyebutkan bahwa kegiatan penggunaan lahan, alih guna lahan dan kehutanan adalah salah satu sumber CO2 utama yang menyebabkan perubahan iklim. Kegiatan alih guna lahan menyumbang sekitar 25 % emisi CO2 tahunan selama dekade terakhir mencapai 8 Gt. Menurut Maulyani,dkk (2009) Hasil pengukuran suhu udara yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisoka menunjukkan bahwa pada periode 2000 – 2007 suhu udara maksimum diwilayah indonesia cenderung meningkat.
Hasil penelitian PPLH-IPB dalam Agenda Nasional dan Rencana Aksi 2007 menyatakan bahwa secara sektoral pada tahun 1990, sektor kehutanan dan tata guna lahan menghasilkan 42,5 % dari total emisi GRK, sedangkan sektor pertanian menyumbang 99.515,24 Gg CO2-eq atau setara dengan 13,4 % dari keseluruhan emisi GRK. Sumber emisi dari sektor pertanian salah satunya aktivitas budidaya padi, khusus untuk budidaya padi sawah (rice cultivation: flooded rice field).
Budidaya padi sawah (rice cultivation:
flooded rice fields) berkontribusi pada peningkatan emisi GRK berupa gas metan dan N2O. Sumber gas metan dari budidaya
padi sawah dihasilkan karena terjadi kondisi anaerobik pada lahan sawah akibat penggenangan air yang terlalu tinggi dan lama. Untuk menghitung gas metan yang diemisikan dari budidaya padi, pola penggenangan air menjadi faktor utama karena perbedaan pola penggenangan akan menyebabkan jumlah emisi yang berbeda.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah desa Hargomulyo, Kecamatan Gedhangsari, Kabupaten Gunung Kidul. Pemilihan daerah penelitian dengan pertimbangan lahan di desa Hargomulyo didominasi lahan pertanian yaitu sebesar 74,7 % dari keseluruhan wilayah dengan tanaman pertanian yang mendominasi adalah padi, jagung, kacang, ketela dan kedelai.
Kecamtan Gedhangsari merupakan salah satu wilayah yang mempunyai luas panen dan produksi padi terbesar kedua sekabupaten Gunungkidul terutama pada desa Hargomulyo. Berdasar data monografi kecamatn desa Hargomulyo memiliki 14 dusun dengan jumlah KK petani mencapai 1123 petani.
Wawancara dilakukan pada 92 responden yang pengambilannya dilakukan dengan metode acak sederhana ( Simple Random Sampling). Responden adalah masyarakat desa Hargomulyo kecamatan Gedhangsari kabupaten Gunungkidul yang berprofesi sebagai petani dengan jenis tanaman padi dengan sistem irigasi maupun sistem tadah hujan baik penduduk asli maupun pendatang pada saat penelitian masih bertempat tinggal didaerah tersebut.
Analisis yang dilakukan analisis deskriptif antara lain penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik potensi emisi karbon dibagi atas 2 bagian yaitu analisis untuk klasifikasi aktivitas produksi pertanian yang menghasilkan emisi karbon dan analisis perbandingan untuk tiap aktivitas produksi pertanian. Analisis untuk klasifikasi aktivitas produksi pertanian ini lebih fokuskan pada perbandingan data lapangan dengan dugaan awal aktivitas produksi
pertanian yang diduga menghasilkan karbon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Gedhangsari mempunyai lokasi yang kurang strategis
karena hampir 80 % daerahnya mempinyai topografi berbukit hingga terjal, sedangkan daerah datar hanya sekitar 20% yang mayoritas daerahnya di desa Hargomulyo.
Desa Hargomulyo merupakan desa yang letaknya ditengah-tengah Kecamatan Gedhangsari dikelilingi oleh perbukitan sebagai batas dengan desa lainnya.
Masyarakat memanfaatkan tegalan untuk pertanian tadah hujan dan menjadikannya sebagai matapencaharian pokok. Aktivitas produksi pertanian di desa Hargomulyo masih tergolong kurang, hal ini disebabkan kondisi alam dan perekonomian masyarakat Hargomulyo yang belum memadai.
Pelaksanaan produksi pertanian di desa Hargomulyo sudah mulai mengadopsi teknologi untuk memudahkan aktivitas pertanian terutama penggunaan alat-alat pertanian dalam pengolahan lahan pertanian hingga aktivitas pemanenan.
Tabel 1. Aktivitas Produksi Tanaman Padi Yang Menimbulkan Emisi Karbon Aktivitas Produksi
Pertanian
Sumber Emisi Karbon
Pengolahan lahan
Pembajakan
Gas buang dari mesin bajak yang berbahan bakar fosil
Residu jerami
Pembusuka
n sisa pemotongan saat panen
Residu pupuk kandang
Penggunaan pupuk kandang yang belum melalui proses pengolahan
Pemeliharaan
Pemupukan Urea
Penggunaan pupuk kimia Pengairan
Penggenang an lahan pertanian
Pengairan (mesin)
Gas buang dari mesin pompa air yang
berbahan bakar fosil
Pemanenan
Penggilingan
Gas buang dari mesin penggilinga n yang berbahan
bakar fosil Sumber : Hasil Analisis
Estimasi emisi karbon pada aktivitas pengolahan lahan berasal dari aktivitas pembajakan, residu jerami dan residu penggunaan pupuk kandang pada Tabel 1.
Aktivitas pembajakan merupakan salah satu aktivitas yang menghasilkan emisi karbon.
Sumber emisi karbon berasal dari gan buang mesin traktor yang menggunakan bahan bakar fosil. Aktivitas pengolahan lainnya yang menghasilkan emisi karbon adalah sisa dari penggunaan pupuk kandang pada awal pemupukan. Residu pupuk kandang adalah bagian dari pupuk kandang yang belum mengalami perubahan sempurna menjadi tanah sehingga masih menyumbang emisi karbon. Residu jerami sisa pemotongan pada saat pemanenan juga menjadi penyumbang emisi karbon. Sisa jerami dan pupuk kandang membutuhkan waktu untuk berubah menjadi remah tanah dan perubahan menjadi remah tanah membutuhkan waktu sehingga sisa-sisa yang belum menjadi tanah dalam perubahannya menyumbang emisi karbon ke udara.
Estimasi emisi karbon pada aktivitas pemeliharaan didasarkan pada aktivitas pemupukan dan pengairan. Aktivitas pemupukan masuk dalam kelompok aktivitas produksi tanaman padi yang
menimbulkan emisi disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia pada aktivitas pemeliharaan. Aktivitas pengairan masuk kedalam kelompok aktivitas produksi tanaman padi yang menimbulkan emisi disebabkan 2 hal yaitu penggunaan mesin pompa air sehingga gas buangan yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan proses penggenangan itu sendiri. Gas buang hasil pembakaran bahan bakar fosil memang menyumbang emisi karbon diudara karena pembakaran tidak sempurna, sedangkan proses penggenangan dipengaruhi oleh lama dan pola penggenangan.
Aktivitas pemanenan yang berpotensi menimbulkan emisi hanya pada aktivitas penggilingan. Sumber emisi karbon yang dihasilkan pada aktivitas penggilingan yaitu penggunaan mesin penggilingan dimana mesin penggilingan menggunakan bahan bakar fosil yang dalam proses pembakarannya tidak sempurna.
Tabel 2. Aktivitas Produksi Tanaman Padi Yang Tidak Menimbulkan Emisi Karbon
Aktivitas Produksi Pertanian
Alat / Metode Yang Digunakan
Penana man
Persemaian benih
Tebar, tidak memakai pupuk Pemindahan
benih
Tali penanda, borongan Pemeli
haraan
Penyiangan gulma
Tangan dan garu kayu Pemane
nan
Pemotongan
padi Sabit Perontokan
gabah
Alat perontok berpedal Pemanf
aatan Sisa Hasil Pertani an
Pemanfaatan batang padi
Pakan ternak, pupuk organik, penjualan Pemanfaatan
kulit gabah
Pakan ternak dan pupuk organik Sumber : Hasil Analisis
Aktivitas penanaman yang terdiri atas persemaian benih dan pemindahan benih berdasar Tabel 2 masuk pada kelompok aktivitas produksi tanaman padi yang tidak menimbulkan emisi. Tidak adanya sumbangan emisi dari 2 aktivitas ini disebabkan masih digunakannya metode tradisional yaitu pada persemaian benih menggunakan cara tebar manual menggunakan tangan dan tidak memakai pupuk secara khusus hanya menggunakan tanah yang telah mengalami aktivitas pengolahan lahan. aktivitas pemindahan benih hanya menggunakan tali sebagai penanda agar jarak tanaman padi sama dan tidak terlalu berdekatan.
Aktivitas pemeliharaan tidak semua menghasilkan emisi karbon, ada salah satu aktivitas yang tidak menghasilkan emisi karbon yaitu aktivitas penyiangan gulma.
Aktivitas penyiangan gulma ini masih menggunakan metode tradisional yaitu menggunakan tangan dan garu kayu sehingga ramah lingkungan walaupun waktu pengerjaan lama.
Aktivitas pemanenan tidak semua aktivitasnya menimbulkan emisi karbon, ada 2 aktivitas pemanenan yang tidak menimbulkan emisi karbon yaitu aktivitas pemotongan padi dan aktivitas perontokan gabah. Aktivitas pemotongan padi masih menggunakan metode tradisional yang ramah lingkungan yaitu menggunakan sabit kecil sedangkan aktivitas perontokan gabah hanya menggunakan alat perontok berpedal yang digerakkan dengan kaki. Kedua aktivitas yang masing menggunakan cara tradisional sangat ramah lingkungan karena hanya menggunakan tenaga manusia tidak menggunakan bantuan mesin.
Aktivitas pemanfaat sisa hasil pertanian masuk pada kelompok yang tidak menimbulkan emisi karbon. Aktivitas pemanfaatan sisa hasil pertanian terdiri atas pemanfaatan batang padi dan pemanfaatan kulit gabah. Pemanfaatan batang padi (damen) oleh masyarakat Hargomulyo digunakan sebagai pakan ternak maupun dijual untuk mendapatkan untung.
Pemanfaatan batang padi ini telah
mengalami kemajuan yaitu dengan adanya pengolahan terlebih dahulu seperti fermentasi untuk meningkatkan kadar protein sehingga dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak atau dapat disimpan sebagai cadangan makanan ternak.
Pengolahan batang padi juga meliputi pembuatan pupuk organik serta media jamur.
Tabel 4.15 Estimasi Jumlah Emisi Karbon Pada Aktivitas Produksi Tanaman Padi Di Desa Hargomulyo Aktivitas
Pertanian
Persenta se Emisi
(%)
Total Emisi (ton/th)
Pengola han Lahan
Pembaja
kan 1,55 9,26
Residu
jerami 2,55.10
-7 1,55.10-6 Residu
pupuk kandang
2,68.10-7 1,62.10-6
Pemeli haraan
Pemupuk
an Urea 7,73 48,04
Pengaira
n 68,56 417,75
Pengaira
n (mesin) 8,25 50,95 Pemane
nan
Penggili
ngan 13,92 83,15
Total Emisi 609,15
Sumber : Hasil Analisis
Perbandingan estimasi sumbangan karbon ketiga aktivitas pengolahan lahan, aktivitas pembajakan menyumbang emisi karbon paling banyak yaitu 1,55% dari total emisi kemudian residu jerami menyumbang paling sedikit dengan 2,55.10-7% dan residu pupuk kandang sekitar 2,68.10-7%.
Perbandingan ketiga aktivitas sangat wajar walaupun jumlah pupuk kandang yang digunakan dalam pemupukan bisa mencapai kuintal bahkan ton mengingat pupuk kandang ini adalah hasil akumulasi kotoran ternak selama 1 semester tetapi dekomposisi berjalan sangat lambat. Jumlah residu jerami tidak terlalu banyak dikarenakan adanya pergiliran tanam dan
sisa je pertania tanah dengan lain pen sedikit sebesar aktivita ton/thn, 1,55.10 1,62.10 aktivita penggun mempu besar penggun sulit di diolah bertamb kandang proses emisi penyera pemelih menyum 68,56%
produks penggun 8,25%
menggu emisi p dengan total ak tidak dibandi tetapi dibandi padi la aktivita atau pe dibandi Hampir penggen pengair hanya mengge tanah d baik dal Pemupu
erami yan an sekitar
hingga ak aktivitas p ngolahan la
emisi di 9,26 to as pembaja
, residu 0-6 ton/th d 0-6 ton/thn.
as pengolah naan bahan unyai nilai p
bahkan naan bajak ijangkau at maka nil bah besa g sebagai p terlebih da karbon d apan oleh ta Perbanding haraan, mbang pali
% emisi da si pertani naan mesin
sedangkan unakan pup paling sed
ketiga akt ktivitas pro hanya pa ingkan den merupak ingkan akti ainya. Perb as wajar dise enggenangan ingkan den r 80% h nangan, se ran menggu
dilakukan enang mul di desa Har
lam menaha ukan kim
ng dibiarka 2cm pem kar. Jika produksi p ahan menyu desa Harg on/thn den akan meny
jerami an residu p Perbanding an menyim n bakar untu potensi emi jika mem
pada lahan taupun tipe ai potensi ar. Pembe pupuk dasar
ahulu untuk dan agar anaman pert gan dari ke
proses ing banyak ari total em ian. Perse
n pompa n aktivitas puk kimia dikit bila d tivitas yait oduksi. Pro aling besa ngan 2 ak kan pal ivitas prod bandingan
ebabkan pro n dilakukan ngan aktiv hari digun dangkan u unakan mes
pada sa lai surut p
rgomulyo l an air agar t mia hanya
an di lah motongan d
dibandingk pertanian ya umbang pal gomulyo ya
ngan rinc yumbang 9 menyumba pupuk kanda gan ketiga s mpulkan bah
uk mesin ba si yang cuk mperhitungk n yang san e tanah ya
emisi ak erian pup r harus mela k mengura
memudahk tanian.
etiga aktivi penggenang k yaitu sek
misi aktivi entase un
hanya sek s pemupuk
menyumba dibangdingk tu 7,73% d oses pengai
ar persent ktivitas lain
ling tin duksi tanam
antara ket oses pengai n paling la vitas lainn nakan un untuk aktivi sin pompa aat air ya padahal je lempung ya
tidak meres a dilakuk
han dari kan ang ling aitu cian 9,26 ang ang sub hwa ajak kup kan ngat ang kan puk alui angi kan itas gan itar itas ntuk itar kan ang kan dari iran tase nya nggi man tiga iran ama nya.
ntuk itas air ang enis ang sap.
kan
seb den res san Ak pal tan yai kes pad sek di ton pem me 48 me pen me sek kar pp den lai me 83
p
banyak 4ka ngan takara sidu pupuk ngat lama u ktivitas p ling besar naman padi
itu menc seluruhan di yang me kitar 516,74 desa Hargo n/th. Rin
meliharaan enggunakan ,04 ton enyumbang ngairan me enyumbang Aktivi kitar 13,92 rbon yang roduksi ta ngan aktiv nnya, enyumbang
,15 ton/th.
Gambar 1 persentase a
Pe Karb
Ba Pen
ali dalam s an dan renta k kimia tid
untuk meny pemeliharaa diantara i lainnya di capai 84,5
aktivitas enghasilkan 4 ton/th dari omulyo yan ncian emisi antara n pupuk ki n/th, pr
417,75 to enggunakan 50,95 ton/t itas pemane 2 % emisi
dihasilkan anaman pa vitas produ
aktivitas kedua terb
1. Diagram aktivitas per emisi karb
24 68%
0%
rsentase on Anta
Emis
han bakar P ngairan R
satu musim ang waktu s
dak banyak yatu dengan an meny
aktivitas p i desa Harg 54% dari produksi t n emisi karb i total emisi ng mencapai i karbon a lain pem imia meny oses pe on/th dan a n mesin po
th.
enan meny i dari tota n dalam a adi. Perba uksi tanama
peng besar yaitu
perbanding rtanian peny bon
4%
8%
e Emisi r Sumbe si
Pemupukan Residu lahan
m tanam sehingga
k tetapi n tanah.
yumbang produksi gomulyo
i total tanaman bon atau i karbon i 609,15 aktivitas mupukan yumbang engairan aktivitas mpa air yumbang
al emisi aktivitas andingan an padi
gilingan u sekitar
gan yebab
%
er
produks emisi pemelih bahwa menggu bensin menyum pemupu menyum pengair pertania memud cukup menyum Optima perlu d pertania
Ga perse ak
produks pengola aktivita Aktivita Hargom 2 % d aktivita menyum paling b Pemane
nan 14%
Hasil anali si pertania
karbon ya haraan serta penggu unakan bah
dan solar s mbang sek ukan mbang 8 % ran yaitu 6
an di de dahkan akti efektif d mbang ba alisasi peng
dilakukan a an yang mel
ambar 2. Di entase penye
ktivitas pro
Perbanding si tanaman ahan lahan, as pemelih as pengol mulyo hanya
dari total p as sedangka mbang seba
besar adala e
Persen Karbon Ak
isis dari ke an yang aitu pengo a pemanena unaan m
han bakar secara kesel kitar 24 %
secara
% paling te 68%. Pengg esa Hargom
ivitas perta dan tidak anyak em ggunaan me agar mend limpah.
iagram perb ebab emisi k
duksi tanam
gan anta n padi y
aktivitas p haraan san lahan laha
a menyumb persentase
an aktivita anyak 14 % ah aktivitas
ntase Em n Antar ktivitas
etiga aktivi menghasilk olahan lah an menyatak mesin ya fosil sep luruhan han
% sedangk keseluruh erbesar ada
gunaan me mulyo un anian terny
menyumba misi karb
esin pertan dapatkan ha
bandingan karbon pada man padi
ar aktivi aitu aktivi emanenan d ngat timpa
an di d bang sebany
emisi karb as pemanen . Penyumba pemelihara Pengol
han Lahan 2%
Pemelih araan
84%
misi Sub
itas kan han, kan ang erti nya kan han alah esin ntuk yata ang bon.
nian asil
a
itas itas dan ang.
desa yak bon nan ang aan
seb kar per dik pen Ha sis tan em bes tan mu den den kar KE Be pen akt seb
DA Dj a
n
h
besar 84 % rbon di d rsentase karenakan
ngairan ata argomulyo m stem penga nah lempun misi karbon
sar. Peman nah adalah ungkin diu ngan penge ngan benar rbon dapat t ESIMPULA erdasarkan
nelitian p tivitas pe bagai beriku
1. Aktivi yang b karbon aktivit yaitu lahan, aktivit 2. Estima
dihasil produk Hargo pengol ton/thn sebesa peman AFTAR PU ajadilaga, M
H Sw Su Ru A D K
% dari tot desa Hargo
aktivitas penyumban au penggen
memanfaatk airan dan ng yang m n untuk pe nfaatan air h faktor ubah tetap elolaan buk r sehingga p
terpenuhi.
AN
hasil ana otensi em ertanian d
ut :
itas produk berpotensi m n diklasifik tas produk pada akt aktivitas tas pemanen asi besar e lkan pada ksi tanama
mulyo yai lahan lah n, aktivit ar 516,74 to nenan sebes USTAKA
Maulyani, eru Ha wastikarina udarmanto.
umah Kac sisten Dep an Inform ementerian
tal estimas omulyo. B peme ng terbesar angan. Ma kan air huja mempunya menyebabkan emeliharaan r hujan da alam yang pi dapat ka-tutup sal penguranga
alisis mak misi karbon apat disim
ksi tanama menghasilka kasikan men ksi tanama tivitas pen pemelihara nan.
emisi karbo berbagai a an pangan
itu pada a an sebesa tas peme on/th dan a ar 83,15 ton
Aksa Teja arnowo,
(2009). Em ca Dalam puti Urusa masi Ling
si emisi Besarnya
eliharaan r adalah
syarakat an dalam ai jenis n angka n sangat an jenis g tidak
disiasati luran air an emisi
ka dari n pada mpulkan
an padi an emisi njadit 3 an padi ngolahan
aan dan
on yang aktivitas
di desa aktivitas ar 9,26 eliharaan
aktivitas n/th.
alaksana, Agnes Gusthi, misi Gas Angka.
an Data gkungan,
Negara
Lingkungan Hidup. Jakarta.
Indonesia
Haryono Eko, H. Pramono, A. Rofi., S.R.
Budiani, E. Nurjani Dan Sudrajat, (2009). Karakterissai Proses Geomorfologi Dan
Antropogenik Dalam Mekanisme Siklus Karbon,
Laporan Petanitian. Fakultas Geograf. Universitas Gadjah Mada
Intergovernmental Panel On Climate Change. (2006). IPCC Guidelines For National Greenhouses Gas Inventories Meiviana, Armely, Diah R. Sulistiowati,
Moekti H. Soejachmoen.
(2004). Bumi Makin Panas : Ancaman Perubahan Iklim Di
Indonesia. Kementrian Lingkungan Hidup, JICA Dan
Pelangi. Jakarta Indonesia Slamet-S. , Lilik. (2009). Skenario Emisi
CO2 Di Indonesia. Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer Dan Iklim, LAPAN. Bandung.
Indonesia
Tim Kerja Bidang Statistik Kabupaten Dan Tim Kerja BPPD. (2008).
Kabupaten Gunung Kidul Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunung Kidul. Wonosari .Indonesia
Tim Kerja Bidang Statistik Kecamatan.(2008). Kecamatan Gedangsari Dalam Angka 2008.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunung Kidul.
Wonosari .Indonesia
Tim Kerja Departemen Pertanian. (2007).
Agenda Nasional (2008-2015) Dan Rencana Aksi (2008-2009) : Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Indonesia
Tim KKL 3 Angkatan 2006. (2010).
Laporan KKL 3 : Evaluasi Sumberdaya Wilayah dan Lingkungan. Program studi Geografi dan Ilmu Lingkungan.
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Indonesia