• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN PENGUNAAN MODUL TEKA-TEKI SILANG MATEMATIKA PADA MATERI STATISTIKA UNTUK SMA KELAS XI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEEFEKTIFAN PENGUNAAN MODUL TEKA-TEKI SILANG MATEMATIKA PADA MATERI STATISTIKA UNTUK SMA KELAS XI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAJU, p-ISSN: 2355-3782 Volume 9 No.1,Maret 2022 e-ISSN: 2579-4647 Page: 1 – 9

KEEFEKTIFAN PENGUNAAN MODUL TEKA-TEKI SILANG MATEMATIKA PADA MATERI STATISTIKA UNTUK

SMA KELAS XI

Yuli Amalia1), Dazrullisa2)

1) Dosen STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab.

Aceh Barat 23615, E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

2) Dosen STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab.

Aceh Barat 23615,E-mail: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas dari modul tetak-teki silang matematika pada materi statistika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan pendekatan kualitatif yang berorientasi pada pengembangan produk. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Pada tahap analisis dilakukan analisis kurikulum dan karakteristik siswa. Pada tahap perancangan dilakukan perancangan storyboard modul pembelajaran. Penyusunan modul dan instrumen penelitian, beserta validasi dilakukan pada tahap pengembangan.Pada tahap implementasi dilakukan uji coba.Pada tahap evaluasi dilakukan perhitungan data yang telah dikumpulkan selama penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul teka-teki silang matematika pada materi statistika ini layak digunakan pada pembelajaran matematika.Kelayakan modul dapat dilihat dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Pada aspek kevalidan, rata-rata skor yang diperoleh dari ahli media adalah 4 dan ahli materi3,9 sehingga modul termasuk ke dalam kategori valid. Berdasarkan angket respon siswa, rata-rata yang diperoleh adalah 3,6 sehingga modul ini dikatakan praktis. Rata-rata aktivitas guru dan siswa, angket respon siswa, beserta hasil belajar siswa adalah 4,03 dengan kategori efektif.

Kata-kata kunci: Pengembangan, Modul, Statistika

PENDAHULUAN

Materi-materi pembelajaran yang diujikan pada ujian nasional matematika tingkat SMA diantaranya: (1) logika matematika, statistika, dan peluang;(2) operasi aljabar; (3) geometri dan trigonometri; dan (4) kalkulus.

Berdasarkan data menunjukkan adanya perbedaan persentase penguasaan siswa terhadap masing-masing materi matematika yang diujiankan. Untuk logika matematika, statistika dan peluang memiliki persentase sebesar 58,46 di tingkat provinsi dan 53,17 di tingkat nasional. Untuk operasi aljabar memiliki

persentase sebesar 71,78 di tingkat provinsi dan 65,01 di tingkat nasional. Untuk geometri dan trigonometri memiliki persentase sebesar 49,78 di tingkat provinsi dan 51,52 di tingkat nasional.

Sedangkan untuk kalkulus memiliki persentase 60,20 di tingkat provinsi dan 53,41 di tingkat nasional.

Berdasarkan data tersebut, baik di tingkat nasional maupun di provinsi Aceh, materi logika matematika, statistika dan peluang merupakan salah satu materi yang memiliki persentase rendah. Penelusuran data hasil ujian nasional matematika pada sekolah MAN 1 Aceh Barat, ditemukan bahwa pemahaman siswa

(2)

2 terhadap materilogika matematika, statistika,

dan peluang jugatermasuk ke dalam kategori terendah dengan persentase penguasaan materi siswa sebesar 39,46 pada tingkat sekolah dan 35,68 pada tingkat kota/kabupaten.

Tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan sumber belajar. Pada umumnya dalam pembelajaran guru dan siswa hanya berpatokan kepada satu sumber belajar saja. Penggunaan sumber belajar yang terbatasakan menyulitkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa membutuhkan sumber belajar yang lebih banyak dan bervariasi, salah satunya modul pembelajaran.

Hasil observasi pada MAN 1 Aceh Barat, siswa kelas XI tidak menggunakan suatu buku referensi ataupun modul pembelajaran tertentu, hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam belajar dan hanya berfokus kepada materi yang disampaikan oleh guru. Karena tidak adanya buku referensi yang digunakan, siswa juga mengalami kesulitan dalam mengingat materi pelajaran, sehingga siswa menjadi sulit dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Sebagai akibat dari masalah ini adalah siswa menjadi malas untuk mengerjakan soal- soal latihan maupun pekerjaan rumah dengan alasan soal yang diberikan terlalu sulit untuk dikerjakan. Padahal salah satu cara agar siswa mampu menguasai bidang studi matematika adalah dengan sering mengerjakan soal-soal yang terkait.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa siswa paling sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi

statistika, karena materi tersebut memuat istilah yang terkadang susah untuk diingat seperti misalnya data normal dan pencilan. Kebanyakan siswa masih kesulitan dalam menginterpretasikan permasalahan yang disajikan dalam bentuk soal cerita.Hal serupa juga diungkapkan oleh Eryfianawati (2015: 2) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari serta memahami materi statistika yaitu ketika siswa diminta untuk membedakan antara sampel dan populasi jika permasalahan yang ada disajikan dalam bentuk soal cerita, mencari nilai ukuran pemusatan data, serta ukuran penyebaran data.

Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka salah satu alternatif yang dapat diberikan adalah dengan mengembangkan suatu modul pembelajaran.Modul merupakan salah satu sumber belajar yang disajikan secara unik dan menarik agar siswa lebih senang dan mudah dalam mempelajari maupun mengerjakan soal- soal bidang studi yang terkait.Salah satu bentuk modul yang bisa dikembangkan adalah modul teka-teki silang.Teka-teki silang merupakan salah satu permainan yang mengasah otak, dimana seseorang harus mengisi jawaban berupa huruf dari pertanyaan sesuai jumlah kotak-kotak kosong.

Modul serupa pernah dicetuskan sebelumnya oleh Zonita (2013: 36) yang melakukan pengembangan modul biologi berorientasi mind map dilengkapi dengan teka- teki silang. Modul tersebut memuat uraian materi pada bagian lembar kegiatan siswa, mind map (peta pikiran) dan teka-teki silang pada bagian lembar kerja siswa, serta soal evaluasi pada bagian lembaran tes.Teka-teki silang pada

(3)

3 modul tersebut digunakan untuk kembali

mengingat materi yang sebelumnya sudah dilengkapi oleh siswa pada peta pikiran.

Berbeda dengan modul yang telah dikembangkan sebelumnya, modul pada penelitian ini menggunakan teka-teki silang sebagai alternatif soal latihan bagi siswa, baik secara individu maupun kelompok yang terdapat pada setiap akhir pembahasan.Modul teka-teki silang ini memuat materi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh siswa, terdapat juga peta konsep beserta rangkuman dari setiap pembahasan.Teka-teki silang yang dikembangkan ini akan dirancang dengan menggunakan software yang bernama Eclipse Crossword versi 1.2 dan juga dibantu dengan beberapa software lainnya.

Perpaduan modul dengan soal berbentuk teka-teki silang ini akan menarik perhatian siswa. Teka-teki silang dapat membantu siswa dalam menguasai materi tanpa siswa menyadarinya, hal ini dikarenakan pembelajaran dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan hal ini dapat mengatasi kejenuhan siswa yang selama ini hanya menjawab soal-soal dengan model soal pilihan ganda atau uraian.Selain itu tantangan yang ada pada teka- teki silang dapat membangkitkan motivasi, daya ingat dan semangat tersendiri untuk siswa pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

METODE

Metode yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan pendekatan kualitatif berorientasi pengembangan modul teka-teki silang matematika. Metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu

dan menguji keefektifan produk tersebut.

Sedangkan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang hasilnya lebih menekankan kepada makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2011: 9dan 297). Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) dengan 5 tahapan kerja: analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XIIPA-A di MAN 1 Aceh Barat. Ujicoba produk dilakukan pada skala kecil (terbatas) yaitu pada 10 siswa. Pemilihan sampel berdasarkan rata-rata hasil belajar dan kemampuan siswa selama mengikuti pelajaran matematika dengan kategori intelektual yang rendah, sedang, dan tinggi. Pemilihan dilakukan langsung oleh guru bidang studi matematika (purposive sampling). Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2010: 183).

Prosedur penelitian sesuai dengan langkah-langkah pengembangan model ADDIE:

analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).

Skema desain model pengembangan ADDIE yang telah diadaptasi:

(4)

4 (Sumber: adaptasi dari Gupitasari, 2015: 28)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, tes, dan kuesioner.Adapun teknik analisis data:

1. Analisis efektivitas

a. Hasil penilaian pada lembar observasi aktivitas guru:

= ∑ ̅ (Sudijono, 2011: 81)

Keterangan :

:nilai rata-rata aktivitas guru :nilai rata-rata aktivitas guru ke-i n : banyak pengamatan

b. Hasil penilaian pada lembar observasi aktivitas siswa;

= ∑ ̅

(Sudijono, 2011: 81) Keterangan :

: nilai rata-rata aktivitas siswa : nilai rata-rata aktivitas siswa ke-i n : banyak siswa

c. Pemberian nilai rata-rata aktivitas:

̅ = + 2 (Sudijono, 2011: 81)

Keterangan :

̅ : nilai rata-rata aktivitas :nilai rata-rata aktivitas guru : nilai rata-rata aktivitas siswa d. Pemberian nilai rata-rata respon siswa:

= ∑ ̅ (Sudijono, 2011: 81)

Keterangan :

: nilai rata-rata respon siswa : nilai rata-rata respon siswa ke-i n : banyak siswa

e. Pemberian nilai rata-rata hasil belajar siswa:

= ∑ ̅ (Sudijono, 2011: 81)

Keterangan :

: nilai rata-rata hasil belajar siswa : nilai hasil belajar siswa ke-i n : banyak siswa

a. Pemberian nilai rata-rata efektivitas:

= × 30% + × 30% + × 40%

100%

(Sudijono, 2011: 81) Keterangan :

: nilai rata-rata efektivitas : nilai rata-rata aktivitas : nilai rata-rata respon siswa

: nilai rata-rata hasil belajar siswa

(5)

5 Skor rata-rata keefektifan yang diperoleh

dibandingkan dengan kriteria pengkategorian keefektifan modul:

Tabel Kriteria Pengkategorian Efektivitas Modul

Interval Skor Kategori 0 ̅ 1,8 Tidak efektif 1,8 ̅ 2,6 Kurang efektif 2,6 ̅ 3,4 Cukup efektif

3,4 ̅ 4,2 Efektif

4,2 ̅ 5 Sangat efektif (Sumber: Yusefdi, 2014: 51)

Keterangan skor rata-rata efektivitas:

a. 0 s/d 1,8 tidak efektif (pergantian).

b. 1,8 < 2,6 kurang efektif (perbaikan).

c. 2,6 < 3,4 cukup efektif.

d. 3,4 < 4,2 efektif.

e. 4,2 < 5 sangat efektif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keefektifan modul diperoleh dari data aktivitas guru dan siswa, angket respon serta tes hasil belajar siswa.Penilaian aktivitas guru dan siswa dilakukan melalui lembar observasi yang diisi oleh observer. Lembar observasi yang telah diisi oleh observer kemudian dicari nilai rata- ratanya dengan rumus rata-rata, berikut analisis datanya:

= ∑

=3,5 + 3,8 + 4 + 4

4 = 3,8

dan

=

=4 + 4 + 2,5 + 3,5 + 3,9 + 3,7 + 3,4 + 3,3 + 3,3 + 3,3 10

= 3,5

Setelah nilai rata-rata total tiap aktivitas guru dan siswa diperoleh, kemudian nilai tersebut

digunakan untuk menghitung nilai rata-rata total aktivitasnya dengan rumus:

̅ = +

2 =3,8 + 3,5 2 = 3,7 Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata total aktivitas adalah 4.

Adapun perincian data analisis hasil observasi tersebut dapat terlihat dari gambar berikut.

Gambar 4.16 Data Hasil Analisis Angket Respon

Selanjutnya angket respon yang telah diisi oleh siswa diberikan skor untuk menghitung rata-rata hasil pengisian lembar angket dengan rumus:

= ̅

=2,9 + 4,3 + 4 + 3 + 3,1 + 4,1 + 4 + 3,7 + 3,5 + 3 10

= 3,6

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata total adalah 3,6. Setelah aktivas dan respon dihitung, maka tahap terakhir untuk menghitung keefektifan modul adalah menghitung skor rata-rata hasil belajar siswa dengan menjumlahkan skor hasil belajar per- siswa yang dikonversi dari hasil nilai tes yang asli, kemudian dibagi banyaknya siswa yang mengikuti tes tersebut, berikut perinciannya:

= ∑ ̅

=5 + 5 + 3 + 5 + 5 + 5 + 4 + 5 + 5 + 4 10

= 4,6 0 1 2 3 4 3.5

3.8 4 4

3.4

2.8 2.9

1.7 Aktivitas

Guru

Aktivitas Siswa

(6)

6 Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah

80,2. Jika skor rata-rata dikonversi maka memperoleh hasil sebesar 4,6. Adapun data hasil belajar siswa disajikan berikut.

Tabel 4.11 Data Tes Hasil Belajar Siswa No

. Siswa Nilai

Total Skor Kategori

1. S-1 89 5 Tuntas

2. S-2 87 5 Tuntas

3. S-3 55 3 Tidak Tuntas

4. S-4 87 5 Tuntas

5. S-5 89 5 Tuntas

6. S-6 82 5 Tuntas

7. S-7 75 4 Tidak Tuntas

8. S-8 82 5 Tuntas

9. S-9 82 5 Tuntas

10. S-10 74 4 Tidak Tuntas

Gambar 4.17 Data Tes Hasil Belajar Siswa Tabel dan gambar di atas menunjukkan bahwa 7 siswa tuntas secara individual karena memperoleh nilai sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 80.Selain itu siswa juga memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal.Hal ini dapat terlihat dari besarnya persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 70% sehingga dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Sedangkan untuk skor rata-rata efektivitas diperoleh dengan menjumlahkan

30% hasil dari aktivitas guru dan siswa selama 4 kali pertemuan dengan 30% hasil dari angket respon yang telah diisi oleh siswa, dan 40% hasil tes belajar siswa. Berdasarkan hasil penjumlahan tersebut diperoleh total nilai efektivitas modul adalah 4, berikut perinciannya:

= × 30% + × 30% + × 40%

100%

= 3,7 × 30% + 3,6 × 30% + 4,6 × 40%

100%

= 4,03

= 4

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh nilai rata-rata total yaitu 4. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan kriteria efektivitas media oleh Yusefdi (2014: 51) dan hasil dari perbandingan tersebut adalah modul yang dikembangkan termasuk ke dalam kriteria kualitatif “efektif”.Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak untuk digunakan dan memberikan manfaat pada proses pembelajaran yaitu mengefektifkan aktivitas kegiatan belajar-mengajar, respon, dan hasil belajar siswa pada materi statistika.

Modul pembelajaran dalam peneltiian ini dapat dikatakan efektif jika aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar-mengajar menunjukkan kategori efektif, hasil belajar siswa dapat memenuhi standar indikator ketercapaian materi yang telah ditentukan, hasil tes evaluasi belajar siswa menunjukkan tuntas secara klasikal dan di atas KKM yang ditetapkan sekolah. serta adanya respon positif siswa dari angket yang telah disusun sesuai dengan kriteria dan karakteristik keefektifan suatu media menurut Yusefdi (2014: 33-34).

70%

30%

Tuntas Tidak Tuntas

(7)

7 Berdasarkan hal tersebut, maka pada uji

efektivitas digunakan tiga cara yaitu menggunakan lembar aktivitas guru dan siswa, lembar angket respon siswa, dan hasil belajar siswa. Uji efektivitas dilakukan terhadap 10 siswa kelas XI IPA-A MAN 1 Aceh Barat.Aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar dianalisis melalui observasi, yaitu observasi guru dan siswa.Aspek pengamatan yang diamati oleh observer merupakan aktivitas terukur.Skor aktivitas guru dan siswa oleh observer menunjukkan tingkat aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar- mengajar berlangsung.Uji efektivitas pada tahap aktivitas ini dilaksanakan selama empat pertemuan dan memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,7.

Uji efektivitas dengan angket respon siswa memperoleh nilai rata-rata dari angket tersebut adalah 3,6. Sedangkan uji efektivitas dengan tes hasil belajar diberikan setelah siswa selesai belajar menggunakan modul untuk seluruh pertemuan. Secara klasikal terdapat tujuh dari sepuluh siswa yang memiliki nilai di atas KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah dan berdasarkan tes hasil belajar siswa tersebut maka diperoleh nilai rata-ratanya sebesar 4,6.

Berdasarkan ketiga tahapan di atas maka skor rata-rata efektivitas dapat diperoleh dengan menjumlahkan 30% hasil dari aktivitas guru dan siswa selama 4 kali pertemuan dengan 30% hasil dari angket respon yang telah diisi oleh siswa, dan 40% hasil tes belajar siswa, kemudian diperoleh hasil dari efektivitas yaitu 4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan dapat dikatakan efektif baik dari segi aktivitas guru dan siswa, respon siswa, maupun hasil belajar siswa.Hal ini berdasarkan

perbandingan skor efektivitas dengan kriteria keefektifan media pembelajaran menurut Yusefdi (2014: 51).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa modul teka-teki silang matematika pada materi statistika efektif digunakan untuk siswa SMA kelas XI. Tiga cara uji efektifitas yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: menggunakan lembar aktivitas guru dan siswa, lembar angket respon siswa, dan hasil belajar siswa. Uji efektivitas dilakukan terhadap 10 siswa kelas XI IPA-A MAN 1 Aceh Barat.

Berdasarkan ketiga tahapan skor rata-rata efektivitas diperoleh dengan menjumlahkan 30% hasil dari aktivitas guru dan siswa selama 4 kali pertemuan dengan 30% hasil dari angket respon yang telah diisi oleh siswa, dan 40% hasil tes belajar siswa, kemudian diperoleh hasil dari efektivitas yaitu 4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan dapat dikatakan efektif baik dari segi aktivitas guru dan siswa, respon siswa, maupun hasil belajar siswa.

SARAN

Adapun yang dapat peneliti sarankan berikan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Penelitian selanjutnya dapat diimplementasikan ke skala yang lebih besar lagi.

2. Modul teka-teki silang matematika ini dapat dikembangkan sebagai sumber belajar untuk siswa kelas XI di SMA/MA lainnya.

(8)

8 3. Modul teka-teki silang matematika dapat

dikembangkan lebih lanjut dengan sistem penilaian yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Aribowo, E.K. (2014). “Media Pembelajaran DIY: Membuat Flash Card dan Teka-Teki Silang Mandiri”. Prosiding Seminar Nasional.Universitas Widya Dharma Klaten.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Ayu, I., Sugiharto., dan Masykuri, M. (2013).

“Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Menggunakan Media Teka-Teki Silang dan Peta Konsep pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Semester II SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”.Jurnal Pendidikan Kimia.

Volume 2 No. 3. Hal 92-99.

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta:

Badan Standar Nasional Pendidikan.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2013).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eryfianawati, Z. (2015). “Pengembangan Modul Matematika pada Materi Statistika untuk

Siswa Kelas IX

SMP/MTs”.Artikel.Surabaya: Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fadillah, M. (2015). “Pengembangan Media Teka-Teki Silang (TTS) pada Materi Benzena untuk Siswa Kelas XII MAN Kota Bakti”.Skripsi.Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Fathonah, R. at al. (2013). “Studi Komparasi Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS) dengan Kartu pada Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Prestasi

Belajar”.Jurnal Pendidikan Kimia. Volume 2 No.3. Hal 68-76.

Gupitasari, D.N. (2015). “Pengembangan Alat Peraga Distilasi Berbahan Limbah Sebagai Implementasi Project Based Learning Guna Meningkatkan Psikomotorik Siswa dalam Memahami Pemisahan Fraksi Minyak Bumi”.Skripsi.Universitas Negeri Semarang.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hastuti, W. (2015). “Pengembangan Media Crossword Puzzle Chemistry (CROPCHEM) di SMA Negeri 9 Banda Aceh”.Skripsi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Khikmah, T.Y. (2013). “Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif Materi Struktur dan Fungsi Sel Dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash”.Skripsi.Universitas Negeri Semarang.

Lestari, E., dan As’ari, A.R. (2012).

“Pengembangan Modul Pembelajaran Soal Cerita Matematika Kontekstual Berbahasa Inggris untuk Siswa Kelas X.”Jurnal Online UM.Volume 1 No. 2. Hal 1-8.

Lubis, M.S., Syahrul, R., dan Juita, N. (2015).

“Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbantuan Peta Pikiran pada Materi Menulis Makalah Siswa Kelas XI SMA/MA”.Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Volume 2 No. 1. Hal 16-28.

Mulyatiningsih, E. (2013). Pengembangan

Model Pembelajaran.

http://staff.uny.ac.id/(diunduh 7 April 2017).

Nugraha, G.H.S. (2013). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian melalui Permainan Tradisional Dakon pada Siswa Kelas IV SDN Genengan 2 Kawedanan”.Skripsi.IKIP PGRI Madiun.

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

(9)

9 Prihadi, Y. (2014).“Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual pada Pokok Bahasan Trigonometri untuk SMA Kelas X”.Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.

Prasetio. (2015). Pengertian Statistika.

http://slideplayer.info/slide/2912678/

(diunduh 6 Mei 2017).

Purwono, U. (2008). Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran. http://staf.cs.ui.ac.id/

(diunduh 17 Mei 2017).

Rahman, M.H.R. (2015). “Pengembangan Media Pembelajaran Bentuk Soal dengan Model Teka-Teki Silang pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan untuk Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 3

Yogyakarta”.Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.

Rusdiawati, A.S. (2017). “Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Think Pair Share dan Student Teams Achievement Division terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat Komunikasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura”.Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sadiman, A.S, at al. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana.

Sholihah, A. (2016). Bab III Metode Penelitian.https://repo.iain-

tulungagung.ac.id(diunduh10 April 2017).

Sudijono. A. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sudjana, N. dan Rivai, A. 2007.Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sulun, H.S. dan Munir, R. (2010). “Pembangkit Teka-Teki Silang dengan Algoritma Backtracking serta Aplikasi Permainannya yang Berbasis Web”.Jurnal Informatika.

Volume 4 No. 2. Hal 457-466.

Supardi, N.S. (2011). “Pengembangan Modul Jamur dan Aplikasinya dalam Pembelajaran di SMA”.Skripsi.Universitas Negeri Semarang.

Susanta, N.A., Sudhita, I.W.R., dan Sudarma I.K. (2014). “Pengembangan Multimedia Interaktif Materi Transportasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Negeri 3 Pegadungan”.Jurnal Teknologi Pendidikan. Volume 2 No.1. Hal 95-104.

Widodo, C. dan Jasmadi. (2008). Buku Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Winarsih. (2015). “Pengembangan Teka-Teki Silang (TTS) Biologi Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia sebagai Alternatif Latihan Soal Siswa Kelas XI SMA-MA”.

Skripsi.Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Yusefdi. (2014). “Pengembangan LKS Matematika dengan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif pada Materi Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMAN 6 Bengkulu”.Skripsi. Universitas Bengkulu.

Zonita, F. (2013). “Pengembangan Modul Biologi Berorientasi Mind Map Dilengkapi Teka-Teki Silang untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama”.Jurnal Pendidikan Biologi Kolaboratif. Volume 1 No. 3. Hal 35-41.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa semua mahasiswa Politeknik Negeri Manado beranggapan pendidikan pemakai khususnya cara menggunakan katalog

Kuesioner yang diberikan kepada staf Perum DAMRI, terdiri dari tiga bagian yaitu bagian 1 berisi data umum responden, bagian 2 mengenai pengetahuan tentang komponen

Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS 16.0 for windows dan hasil analisis regresi yang diperoleh akan dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit kayu manis (Cinnamomum burmani Blume) terhadap bakteri Escherichia coli multiresisten

Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis Kinerja Pegawai dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Wilayah

Kerangka Regulasi ini berisikan gambaran umum mengenai kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta

Kegiatan penelitian pada kelas eksperimen mengembangkan perkembangan sosial anak dengan permainan outbound sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan pemberian tugas

komunikasi budaya harus memiliki kemampuan, dimana harus mengerti satu sama lain, harus menerima perbedaan dalam segi apapun, dan apabila itu tercapai akan menjadi