PENGARUH KINERJA PEGAWAI DINAS SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH
DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
Surya Mesliani, Sarintan E. Damanik, Tuahman Sipayung, Anggiat Sinurat Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji Analisis Kinerja Pegawai Dinas Sosial dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Wilayah baik secara parsial maupun simultan. Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis Kinerja Pegawai dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Toba Samosir, penelitian ini dilaksanakan di Dinas sosial dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kabupaten Toba Samosir sebanyak 100 orang sampel.
Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan uji validitas dan realibitas menggunakan SPSS 22, dimana hasil uji data variabel kinerja berpengaruh terhadap pengembangan wilayah dan variabel partisipasi berpengaruh terhadap pengembangan wilayah. Kinerja Pegawai Dinas Sosial Dan Partisipasi Masyarakat secara bersamaan berpengaruh terhadap pengembangan wilayah. Kinerja dinas sosial melalui program-program yang membantu masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Pembangunan Kabupaten Toba Samosir lebih baik.
Kata Kunci: Kinerja, Partisipasi Masyarakat dan Pengembangan wilayah PENDAHULUAN
Studi kewilayahan menjadi sangat penting karena program dan kegiatan pembangunan daerah membutuhkan data dan informasi yang berkaitan dengan kewilayahan. Keberadaan sosial (seperti masukan dan sumbangan masyarakat) menjadi energi besar untuk memberikan sumbangsihnya guna mendukung dan mendorong keberhasilan pembangunan daerah dengan maksimal. Keberhasilan pembangunan daerah merupakan kinerja aparatur yang ada di daerah yang dilakasanakan oleh pemerintah daerah beserta seluruh masyarakat dan para
pemangku kepentingan. Untuk
mempermudah dan mempercepat
tercapainya visi misi daerah maka kinerja
melalui sinergisitas aparatur daerah
menjadi sangat penting. Sumber daya aparatur menjadi faktor utama bagi pencapaian kinerja aparatur pemerintah di pusat maupun di daerah. Memang harus diakui bahwa pengembangan wilayah membutuhkan dukungan kinerja aparatur
sebagai agen pembangunan yang
bersinergi dengan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan yang direncanakan.
Dengan adanya penilaian kinerja akan mempermudah memperolah data atau informasi dalam melakukan pembinaan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah maka identifikasi dan analisis kinerja akan menghasilkan kebijakan dan strategi pengembangan wilayah yang akuntabel. Bagaimana mengelola sumber
daya manusia akan memberikan
kemudahan dalam perumusan kinerja
pembangunan, yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Menerima aspirasi, pendapat, tuntutan, dan dukungan dari elemen masyarakat merupakan saran dan masukan untuk efektifitas pembangunan yang dilakukan pemerintah termasuk oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.
Partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan mengikuti sosialisasi, advokasi,
public hearing, penyuluhan, bimbingan teknis dan sebagainya. Meningkatkan
Partisipasi masyarakat terkait dalam
pengendalian pembangunan. Aspirasi
masyarakat dalam perencanaan
pembangunan adalah wujud aspirasi yang
harus dikerjakan oleh pemerintah.
Kebutuhan kelompok masyarakat
masing-masing tentulah berbeda-beda sesuai
profesi atau status sosialnya. Ada yang
berprofesi sebagai petani, karyawan,
pedagang, nelayan, pegawai swasta,
aparatur pemerintah dan sebagainya yang keseluruhannya harus mendapat sentuhan atau intervensi yang tak luput dari perhatian pemerintah dalam perencanaan,
pelaksanaan maupun pengendalian
pembangunan.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Toba Samosir 2018, tercatat bahwa jumlah
penduduk Kabupaten Toba Samosir
sebanyak 178.568 jiwa, dengan jumlah rumah tangga 37.581 RT dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2018 sebesar 84,8 jiwa/km2. Kondisi rasio jenis
kelamin penduduk Kabupaten Toba
Samosir adalah sebesar 97,2% dengan rasio tanggungan 713,77 per seribu dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 50.848 orang. Berdasarkan data tersebut masih banyak jumlah penduduk miskin yaitu
sebesar 28,28% dari total jumlah
penduduk. Angka kemiskinan ini akan mendatangkan kerawanan sosial bagi keseluruhan penduduk dan berpotensi
mendatangkan perbuatan yang
mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. Oleh karena itu, kehadiran dan
campur tangan pemerintah sangat
dibutuhkan untuk mengentaskan
kemiskinan itu, dan juga menangani berbagai dampak kerawanan sosial yang ditimbulkannya. Dinas Sosial mempunyai
tugas melaksanakan perumusan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervise, serta
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan di bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Rehabilitasi Sosial, serta
bidang Pemberdayaan Sosial dan
Penanganan Fakir Miskin pada wilayah kerjanya di Kabupaten Toba Samosir.
Permasalahan utama yang dihadapi Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir pada Dasarnya adalah: Kurangnya Personil di Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir, Rendahnya tingkat profesionalitas personil di Dinas Sosial Toba Samosir, Minimnya Anggaran yang tersedia, Kurang kerja sama dan koordinasi antara bidang dan
tidak ada spirit work, Kurangnya
partisipasi masyarakat untuk membantu
Dinas Sosial dalam pengentasan
kemiskinan, Tidak adanya Panti Sosial yang terkait dengan penanganan orang
yang mengalami gangguan jiwa,
Kurangnya kerjasama dan koordinasi dengan OPD lain dalam penanganan PMKS (LAKIP Dinas Sosial Toba Samosir, 2018). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Kinerja Pegawai Dinas Sosial dan Partisipasi Masyarakat terhadap Pengembangan wilayah di Kabupaten Toba Samosir.”
METODE PENELITIAN
Dengan menggunakan pendekatan
desain kuantitatif, maka diperoleh
informasi terkait tentang analisa pengaruh Kinerja Dinas Sosial dan Partisipasi
Masyarakat terhadap Pengembangan
Wilayah di Kabupaten Toba Samosir. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka disebarkan daftar pertanyaan secara acak kepada responden yang dipilih dari masyarakat yang memerlukan pelayanan
perlindungan dan jaminan sosial,
rehabilitasi sosial, serta bidang
pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin yang berada di seluruh kecamatan pada Kabupaten Toba Samosir.
Pendapat atau persepsi masyarakat menjadi data yang diperlukan dalam penyusunan tesis ini. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memerlukan pelayanan perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, serta
bidang pemberdayaan sosial dan
penanganan fakir miskin yang berada di
seluruh kecamatan Kabupaten Toba
Variabel dan Definisi Operasional
Defenisi operasional variabel
penelitian, indikator dan ukuran yang
dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Operasionalisasi Varibel Penelitian
Variabel Defenisi Operasional Indikator
Skala Pengukuran
Kinerja Pegawai Tingkat keberhasilan yang melaksanakan tugas pada periode tertentu sesuai dengan peraturan yang ada.
1. Efektifitas dan Efisiensi 2. Tanggungjawab 3. Displin 4. Inisiatif 5. Memperbaiki keadaan Skala Likert Partisipasi Masyarakat Keikutsertaan
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
2. Partisipasi dalam pelaksanaan keputusan
3. Partisipasi dalam menerima hasil keputusan
4. Partisipasi dalam menilai keputusan
5. Partisipasi dalam menjaga keputusan
Skala Likert
Pengembangan Wilayah.
Dalam rangka usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat
1. Kejelasan informasi tentang potensi luas wilayah. 2. Kejelasan informasi tentang
sumber daya manusia 3. Kejelasan informasi tentang
sumber daya alam
4. Kejelasan informasi tentang sarana kewilayahan 5. Kejalasan informasi tentang
prasarana wilayah.
Skala Likert
Populasi, Sampel dan Unit Analisis
Populasi penelitian jumlahnya tersebar dan tidak diketahui secara pasti. Maka
ukuran sampel penelitian ditetapkan
sebesar 100 orang dari data yang sudah menerima Program penanganan masalah
kesejahteraan sosial melalui Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang terdata pada Dokumentasi Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir yang saat penelitian dilakukan masih berada di lingkungan masyarakat. Penarikan sampel
penelitian berdasarkan metode purposif
sampling.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
1. Menyebarkan daftar pertanyaan tertutup
kepada responden penelitian.
2. Meninjau atau melihat ke lokasi
penelitian untuk mengetahui
perkembangan informasi tentang
fenomena penelitian.
3. Menganalisa dan membaca studi
kepustakaan dari bahan bahan literatur, dokumen yang memiliki hubungan dengan fenomena penelitian.
Teknik Analisis Data
Data primer yang telah dikumpulkan, selanjutnya ditabulasi, dianalisa serta dibahas sesuai dengan rumusan masalah
dan hipotesis penelitian yang ada.
Sedangkan pengolahan data dan proses pengujian statisitik diolah dengan alat menggunakan komputer program aplikasi SPSS 22.
Uji Validitas dan Realiabitas
Uji Validitas. Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah vailiditas isi (content validity). Salah satu cara untuk memperoleh validitas isi alat ukur adalah dengan menyesuaikan aitem-aitem dalam skala yang telah ditulis
dengan blue print (Azwar, 2007). Sebelum
kuesioner digunakan, maka perlu diuji dahulu validitas dari masing- masing pertanyaan yang ada dalam alat pengambil data ini.
Untuk mengukur validitas dari
masing-masing alat pengambil data atau
kuesioner, dilakukan dengan jalan
mengkorelasikan skor butir-butir
pertanyaan terhadap total skor pada
setiap faktor dari masing-masing
responden yang diuji coba. korelasi yang
dibentuk berdasarkan tehnik korelasi
“Product Moment” dan kemudian dibandingkan dengan nilai tabel. Apabila nilai korelasi yang didapat dari hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai
korelasi tabel, maka berarti butir
pertanyaan yang diuji nilai korelasinya dinyatakan valid, dan sebaliknya. rumus yang digunakan untuk mencari nilai
korelasi adalah korelasi product moment:
Uji Reliabilitas. Uji reliabilitas
menggunakan cara External Criterian
(kriteri luar) dengan menggunakan orang yang ahli misalnya seperti pembimbing, pelatih dan lain-lain yang disebut
dengan professional judgment. Estimasi
reliabilitas menggunakan pendekatan
konsistensi internal dengan teknik alpha
Cronbach (r ≥ 60%). Selanjutnya untuk mengukur atau menguji apakah kuesioner yang dipakai untuk mengambil data dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel
digunakan uji reliabilitas dengan
menggunakan koefisien reliabilitas
(Coeffisient of Reliability).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas. Untuk pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria pengujian adalah :
1. Data berdistribusi normal jika nilai
p-value > 0,05.
2. Data tidak berdistribusi normal jika
nilai p-value < 0,05.
Uji Multikolinearitas. Untuk
mendeteksi adanya gejala multikolinearitas dalam model penelitian, dilakukan dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Infation
Factor). Jika nilai VIF di bawah 10 maka dapat disimpulkan bahwa di dalam model tidak terdapat gejala multikolinearitas yang serius.
Uji Heterokedastisitas. Untuk
mendeteksi adanya gejala
heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan metoda scatter plot, dengan
kriteria pengujian adalah : jika model
scatter plot membentuk suatu pola tertentu maka dapat disimpulkan bahwa di dalam model terjadi gejala heterokedastisitas.
Pengujian Hipotesis
Data yang telah terkumpul
dianalisis dengan metode Regresi Linear Berganda dengan bantuan program SPSS 22. Untuk mengetahui apa pengaruh variable Kinerja (X1), Variabel
p a r t i s i p a s i (X2), terhadap
P e n g e m b a n g a n w i l a y a h (Y),
dengan rumus persamaan sebagai berikut: Y = a + b¹ X¹ + b² X² + et Keterangan : Y = Pengembangan Wilayah X¹ = Kinerja X² = Partisipasi a = intercept b = koefisien regresi
et = (error term) Pengujian signifikansi. Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan, pengambilan keputusan dilakukan dengan melakukan pengujian uji kriteria statistic, yaitu dengan :
Uji t. Uji parsial dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat. Adapun kriteria penarikan kesimpulan adalah :
a. Jika tratio< ttabel, tolak H1 dan terima H0
pada taraf kepercayaan 95 %
b. Jika tratio> ttabel, tolak H0 dan terima H1
pada taraf kepercayaan 95 %
Uji F. Uji simultan dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi ariable bebas
terhadap ariable terikat secara
bersamaan. Adapun kriteria pengujian adalah:
a. Jika Fratio< Ftabel, tolak H1 dan terima
H0 pada taraf kepercayaan 95%
b. Jika Fratio> Ftabel, tolak H0 dan terima
H1 pada taraf kepercayaan 95%.
Uji Determinasi. Uji determinasi
(R2) dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar variabel bebas mampu
menerangkan variabel terikat. Nilai
determinasi R2berada pada interval 0 <
2
R <1. Artinya, jika R2mendekati satu
yang berarti nilai R2semakin tinggi, maka
estimasi model regresi yang diperoleh
semakin mendekati keadaan yang
sebenarnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas. Uji validitas dilakukan guna mengukur ketetapan suatu instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Hasil uji validitas dari item kuisioner untuk masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Kuisioner Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil uji validitas
diketahui nilai rhitung lebih besar dari rtabel
dan lebih besar dari 0,195 maka dapat disimpulkan bahwa tiap item dalam
variabel kinerja pegawaidinyatakan valid.
2. Kuisioner Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan hasil uji validitas
diketahui nilai rhitung lebih besar dari rtabel
dan lebih besar dari 0,195 maka dapat disimpulkan bahwa tiap item dalam
variabel partisipasi masyarakat dinyatakan
valid
3. Kuisioner Pengembangan Wilayah Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.12 diketahui nilai rhitung lebih besar
dari rtabel dan lebih besar dari 0,195 maka
dapat disimpulkan bahwa tiap item dalam
variabel pengembangan wilayah dinyatakan
valid.
Uji Reliabilitas. Reliabilitas
merupakan ketepatan atau consistency
atau dapat dipercaya, yang artinya akan memberikan hasil yang sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapa dan kapan saja. Suatu kuesioner dikatakan
reliable jika nilai Croanbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,60 Hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian No Variabel Penelitian Nilai Cronbach’s Alpha Kesimpulan 1. Kinerja Pegawai 0.576 Reliabel 2. Partisipasi Masyarakat 0.528 Reliabel 3. Pengembangan Wilayah 0.639 Reliabel
Sumber : data diolah, 2019.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas. Uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.
Gambar 1.Histogram Kinerja Pegawai dan Partisipasi masyarakat terhadap Pengembangan
Wiayah
Pada Gambar 1 grafik P-P Plot terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa model garis regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 2. Normal P-P Plot Histogram Kinerja Pegawai dan Partisipasi Masyarakat terhadap
Pengembangan Wiayah
Uji Multikolonierisitas. Uji
Multikolinearitas untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi.
Pada uji multikolenearitas, jika dalam model terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Berdasarkan hasil tersebut maka dalam
model regresi tidak terjadi
multikolinearitas. Antara variabel-variabel bebas, yaitu Kinerja dan partisipasi karena VIF lebih kecil dari 10 dan Tolerance lebih besar dari 0,1.
Uji Heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan
gambar scatterplot, apabila titik-titik
menyebar dibawah dan di atas angka 0, dan titik-titik tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan model regresi terhindar dari masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian terlihat pada Gambar 3:
Gambar 3.Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di bawah dan di atas angka 0, serta tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresinya tidak terdapat unsur heteroskedastisitas.
Nilai DW 1,960, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel sebanyak 100 orang (n) dan jumlah variabel independen 2 (k=2) maka diperoleh nilai du 1,715. Nilai DW 1,960 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,715 dan kurang dari (4-du) 4-1,715 = 2,285 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji-t). Uji Parsial adalah
uji beda untuk mengetahui adanya
perbedaan mean atau rata-rata yang bermakna antara dua kelompok bebas yang berskala data interval/rasio. Dua kelompok bebas yang dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak berpasangan, artinya
sumber data berasal dari subjek yang berbeda, dengan tujuan apakah kedua kelompok tersebut mempunyai rata-rata
yang sama atau tidak. Hasil uji-t secara parsial disajikan pada 3.
Tabel 3. Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error
Zero-order Partial Part
Tolera
nce VIF
(Constant) 9.316 3.861 2.413 .018
Kinerja .301 .104 2.900 .005 .453 .282 .247 .760 1.315
Partisipasi .402 .113 3.569 .001 .487 .341 .304 .760 1.315
Hasil uji-t secara parsial
me ng ha sil kan Persamaan regresi linier sederhana yang dapat ditulis sebagai berikut: Y = 9,316 + 0,301X1 + 0,402X2 .
Hasil dari pengujian variabel
independen (kinerja pegawai dan
partisipasi masyarakat) terhadap
pengembangan wilayah akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:
1. K i n e r j a P e g a w a i (X1)
Berdasarkan hasil uji-t diperoleh: thitung > ttabel (2,900 > 1,660).
berdasarkan hasil pengujian bahwa
kinerja pegawai berpengaruh terhadap
pengembangan wilayah maka Ho ditolak
dan H1 diterima untuk kinerja pegawai.
2. Partisipasi Masyarakat (X2)
Berdasarkan hasil uji-t secara
parsial diperoleh thitung > ttabel (3,569 > 1,660) berdasarkan hasil diperoleh
bahwa partisipasi masyarakat
berpengaruh positif dan nyata terhadap
pengembangan wilayah maka Ho ditolak
dan H1 diterima untuk variabel partisipasi
masyarakat.
Tabel 4. Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 511.276 2 255.638 20.568 .000b
Residual 1205.634 97 12.429
Total 1716.910 99
Uji F. Berdasarkan hasil perhitungan secara serempak atau secara bersama-sama
diperoleh bahwa Fhitung = 20.568. Dengan
menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5% df 1 (jumlah variabel - 1) atau 3 - 1 = 2 , dan df 2 (n - k - 1) atau 100-2-1 = 97, sedangkan Ftabel = 1,40. Karena Fhitung >
Ftabel, maka (30,386 > 1,40) berdasarkan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 berarti terdapat pengaruh nyata (signifikan)
antara kinerja pegawai (X1) dan partisipasi
masyarakat (X2) secara bersama-sama
Tabel 5. Hasil Uji koefisen determinasi Model R R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .546a .298 .283 3.526 .298 20.568 2 97 .000
Uji Koefisen Determinasi. Dari
Tabel 5 dapat diketahui koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0,298 atau 29,8 %. Hasil tersebut memberikan
pengertian bahwa pengaruh variabel
independen yakni Kinerja Pegawai (X1)
dan Partisipasi Masyarakat (X2) terhadap
variabel dependen yaitu Pengembangan Wilayah (Y) sebesar 29,8%, sedangkan sisanya sebesar 71,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial, Kinerja Pegawai Dinas
Sosial Kabupaten Toba Samosir
berpengaruh terhadap Pengembangan
Wilayah Kabupaten Toba Samosir dengan nilai thitung > ttabel (2,900 > 1,660) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa kinerja pegawai berpengaruh positif dan nyata terhadap pengembangan wilayah. Kinerja pegawai Dinas Sosial juga secara kumulatif merupakan kinerja organisasi Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir, pegawai Dinas Sosial harus
memiliki kemampuan, keahlian,
pengetahuan, sikap, motivasi, kepaduan,
kepemimpinan, lingkungan, teknologi,
strategi, struktur dan proses. Semua aparatur Dinas Sosial harus dapat melaksanakannya sesuai dengan tupoksi masing masing yang telah ditugas dari dinas. Dinas Sosial harus mampu menyelaraskan visi misi Bupati dengan visi
misi Kementerian sosial, dimana
perpanjangan kementerian di daerah adalah Dinas Sosial yang berada di tingkat kabupaten. Kinerja pegawai Dinas Sosial
harus aktif melaksanakan sosialisasi
program-program kerja, baik itu program
kerja mengentaskan kemiskinan,
meningkatkan pendapatan masyarakat
semua disampaikan kepada masyarakat Toba Samosir.
Secara parsial, Partisipasi masyarakat
berpengaruh terhadap Pengembangan
Wilayah. Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung > ttabel (3,569 > 1,660) pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti
bahwa partisipasi masyarakat
berpengaruh positif dan nyata terhadap
pengembangan wilayah. Partisipasi
masyarakat Toba Samosir perlu
ditingkatkan dalam pembangunan wilayah
Toba Samosir. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa partisipasi
masyarakat memberikan kontribusi
keberhasilan pengembangan wilayah,
partisipasi masyarakat menjadi modal besar dalam penguatan sumber daya manusia sehingga pengembangan wilayah menjadi merata sesuai dengan visi dan misi kepala daerah.
Partisipasi dari masyarakat Toba Samosir mutlak diperlukan, karena masyarakat itulah yang pada akhirnya melaksanakan berbagai kegiatan Dinas Sosial Kabupaten Toba Samosir dalam pembangunan wilayah Toba Samosir, rakyat banyak pada akhirnya memegang peranan sekaligus subyek dan obyek pembangunan.” Partisipasi masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya modal sosial utama disamping modal kerja lainnya. Kehadiran partisipasi masyarakat merupakan bagian tidak terpisahkan dari
masyarakat sebagai unsur pelaksana
pembangunan. Partisipasi masyarakat
dalam mendukung program Dinas Sosial,
pemberdayaan yang dibentuk oleh Dinas Sosial.
Masyarakat perlu semakin aktif
memantau jalannya program-program
kegiatan pemerintah, agar program Dinas Sosial tersebut tidak menjadi sia sisa, program tersebut besar manfaatnya kepada setiap lapisan masyarakat. Baik masyarakat yang kurang mampu maupun masyarakat yang sudah lanjut usia. Pengembangan Wilayah dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan menambah, meningkatkan,
memperbaiki atau memperluas. Konsep pengembangan wilayah di Indonesia lahir
dari suatu proses iteratif yang
menggabungkan dasar-dasar pemahaman teoritis dengan pengalaman-pengalaman praktis sebagai bentuk penerapannya yang bersifat dinamis (Sirojuzilam dan Mahalli, 2010).
Secara serempak atau secara
bersama-sama. diperoleh bahwa Fhitung = 20.568
sedangkan Ftabel = 1,40 maka (30,386 >
1,40). Disimpulkan bahwa kinerja pegawai
(X1) dan partisipasi masyarakat (X2) secara
bersama-sama berpengaruh positif dan nyata (signifikan) terhadap pengembangan wilayah (Y) me ng ha silk an mo del Persamaan regresi linier berganda: Y = 9,316 + 0,301X1 + 0,402X2. Nilai
koefisien determinasi (R Square) sebesar
0,298 atau 29,8%. Artinya bahwa variasi
variabel independen yakni Kinerja
Pegawai (X1) dan Partisipasi Masyarakat
(X2) dapat menjelaskan variasi variabel
Pengembangan Wilayah (Y) sebesar 29,8%
sedangkan sisanya sebesar 71,2%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Secara parsial Kinerja Pegawai
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembangan wilayah di Kabupaten Toba
Samosir. Secara parsial Partisipasi
Masyarakat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Pengembangan wilayah di Kabupaten Toba Samosir. Secara
bersama-sama Kinerja Pegawai dan
Partisipasi Masyarakat berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Pengembangan wilayah di Kabupaten Toba Samosir. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Dwiyanto, Agus (editor), 2006.
Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Jogjakarta : UGM Pres.
Fadel, Muhammad.2004. Reinventing
Government (Pengalaman Dari
Daerah). PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Gibson, James L.,John F. Ivanceich and
James H. Donnelly, JR. 1996.
Organisasi, Perilaku, struktur dan Proses. Terjemahan Nunuk Adriani. Jakarta : Bina Aksara.
Hadisaroso. 1993. Konsep Dasar
Pengembangan Wilayah di
Indonesia, dalam Prisma No. 8 Agustus, Jakarta
Irawan dan M.Supramoko. 1999.
Ekonomika Pembangunan. Jogjakarta : BPFE
Kartasasmita, Ginandjar. 1996.
Pemba-ngunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: CIDES.
Karten, D. C. dan Syahrir. 1988.
Pembangunan Berdimensi Kerak-yatan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Keban, Yeremis T, 2001, Pokok-pokok Pikiran Penyusunan Rencana Strategis
Kabupaten/Kota, Workshop Pejabat
Legislatif dan Eksekutif Daerah
Kab/Kota, MAP UGM, Yogyakarta.
Mahmudi. 2005. Manajamen Kinerja
Sektor Publik. Jogjakarta : UPP AMP YKPN
Koontz, Harold, Cyril O Donnel, and
Heinz Weihrich. 1989. Intisari
Managemet. Terjemahan Hasymi Ali. Jakarta : Bumi Aksara.
Kuncoro, Mudrajat, 2004, Otonomi dan
Pembangunan Daerah, Jogjakarta : PT. Gelora Aksara.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Jogjakarta : UPP YKPN.
Marzali, Amri. 2007. Antropologi
Pembangunan Indonesia. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. Miraza, B. H. 2005. Peran Kebijakan
Publik dalam Perencanaan Wilayah.
Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 2 Desember 2005
Mulyanto. H.R. 2008. Prinsip-Prinsip
Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu.Yogyakarta
Rasyid, M. Ryass. 1996. Makna
Pemerintahan, Jakarta: PT. Yarsif Watampone
Ratminto dan Winarsih.2005. Manajement
Pelayanan. Jogjakarta: PT. Pustaka Pelajar
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi:
Struktur, Desain dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Terjemahan Jusuf Udaya Lic. Jakarta: ArcanSalusu, J, 1996.
Sadyohutomo, Mulyono. 2008.
Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
Safi’i, H.M. 2009. Perencanaan
Pembangunan daerah. Malang: Averroes Press.
Siagian,Sondang P. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Sirojuzilam dan Kasyiful Mahalli , 2010.
Regional: Pembangunan,
Perencanaan, dan Ekonomi. USU Press, Medan.
Sirojuzilam. 2005. Regional Planning
and Development. Wahana Hijau.
Jurnal Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah. Vol.1
Nomor 1 Agustus 2005.
Sandy. I.M. 1992. Pembangunan
Wilayah. Monografi. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Siagian, H. 1982. Pembangunan
Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita. Penerbit Alumni, Bandung
Sjafrizal. 2015. Perencanaan
Pembangunan Daerah Dalam Era
Otonomi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Soetomo. 2006. Strategi-Strategi
Pembangunan Masyarakat.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2004. Methode Penelitian
Administrasi, Bandung : Alfabeta,
Sumaryadi, I Nyoman, 2005, Perencanaan
Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Penerbit Citra Utama.
Sumodiningrat, Gunawan. 2000. Strategi
Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar
Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suharto, Edi, 2006, Membangun
Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung.
Supriatna, Tjahja. 1997. Birokrasi,
Pemberdayaan dan Pengentasan kemiskinan. Bandung: Humaniora Press.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Solihin, Dadang, 2008. Sistem, Proses,
Mekanisme, dan Dokumen
Perencanaan Pembangunan Nasional Sesuai UU25/2004. Badiklat Depdagri Diklat Perencanaan dan Evaluasi
Kinerja Program Pembangunan
Jakarta.
Soegijiko, S. 1997. Bunga Rampai
Perencanaan Pembangunan
Indonesia. Grasindo, Jakarta
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Yakarta : PT. Bumi Aksara.
Tjiptono, Fandy, 2000, Manajemen Jasa,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tjokroamidjojo, Bintoro, 1996,
Perencanaan Pembangunan, Jakarta : Toko Gunung Agung.
Tjokrowinoto, Moelijarto, 2003,
Pembangunan Dilemma dan
Tantangan, Jakarta, Pustaka Pelajar Wrihatnolo, Randi R dan Riant Nugroho
Pemberdayaan. Sebuah Pengantar dan
Panduan Untuk Pemberdayaan
Masyaakat. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
B. Peraturan Perundang-undangan Undang- Undangan No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir
Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan perangkat daerah
Kabupaten Toba Samosir.
Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, susunan Organisasi, Tugas, Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Sosial
Kabupaten Toba Samosir
Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara ( MENPAN) Nomor 63 Tahun 2004 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan.
Kep Menpan No.Kep / 26 / M.PAN / 2 /
2004 Tentang Petunjuk Tehnis
Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Petunjuk Teknis Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) tahun 2015. Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indo-nesia. Direktorat Jenderal Pember-dayaan Sosial dan Penanggulanggan Kemiskinan.
Petunjuk Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi tahun 2014. Jakarta : Kementerian Sosial Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulanggan Kemiskinan Pede-saan. BPS Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018