PERKIRAAN SEBARAN CURVE NUMBER U.S SOIL CONSERVATION SERVICE PADA SUB DAS BRANTAS HULU
Muhammad Nuurussubchiy Fikriy1,Lily Montarcih L2, Ery Suhartanto2
1 Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
2Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Lokasi studi terletak pada sub DAS Brantas Hulu yang memiliki luas 782,913 Km2. Dalam studi ini diharapkan dapat menentukan sebaran nilai CN dan CN Komposit pada tahun 2001, 2006, dan 2011.
Parameter-parameter sub DAS Brantas Hulu diproses dengan menggunakan perangkat lunak HEC-HMS 3.5 untuk menguji kecocokan antara debit permodelan dengan debit pencatatan AWLR yang dipengaruhi oleh sebaran nilai CN.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui sebaran nilai CN dan nilai CN komposit pada tahun 2001, 2006, dan 2011 dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh U.S SCS (United States Soil Conservation Service) yang dikalibrasikan dengan pencatatan debit pada titik control di AWLR (Automatic Water Level Recorder) Gadang.
Dari hasil analisa, didapatkan bahwa nilai CN Komposit pada sub DAS Brantas Hulu pada tahun 2001 sebesar 46,646; pada tahun 2006 sebesar 47,718; dan pada tahun 2011 sebesar 47,227 serta nilai E dengan menggunakan uji efisiensi Nash-Sutcliffe pada tahun 2001 sebesar 0,11; pada tahun 2006 sebesar 0,71; dan pada tahun 2011 sebesar 0,40.
Kata Kunci: Sub DAS Brantas Hulu, Bilangan Kurva, Tataguna Lahan
ABSTRACT
This study is located in Upper Brantas Sub Watershed which has 782,913 Km2. In this study is expected to get distribution of Curve Number and Composite Curve Number at year 2001, 2006, and 2011. The parameters of Upper Brantas sub Watershed processed by HEC-HMS 3.5 for suitable test between simulated outflow against recorded outflow of control point at Gadang Automated Water Level Recorder that influenced by distribution of Curve Number.
This study is aimed to determine the distribution of Curve Number and Composite Curve Number in Upper Brantas sub Watershed with a method that developed by United States Soil Conservation Service and calibrated with recorded outflow at Gadang Automatic Water Level Recorder.
From the results of analysis, it was found that Composite CN in Upper Brantas Sub Watershed for year 2001 was 46,646; for year 2006 was 47,718; and for year 2011 was 47,227 and the value of E with Nash- Sutcliffe Model Efficiency Coefficient method for year 2001 was 0,11; for year 2006 was 0,71; and for year 2011 was 0,40.
Keywords: Upper Brantas Sub Watershed, Curve Number, Landuse
PENDAHULUAN
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (yang selanjutnya disingkat menjadi DAS) adalah suatu proses formulasi dan implementasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia yang terdapat di daerah aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya air dan tanah. Ia mempunyai arti sebagai pengelolaan dan alokasi sumberdaya alam di daerah aliran sungai termasuk pencegahan banjir dan erosi, serta perlindungan nilai keindahan yang berkaitan dengan sumber daya alam.
Termasuk dalam pengelolaan DAS adalah identifikasi keterkaitan antara tata guna lahan, tanah dan air, dan keterkaitan antara daerah hulu dan hilir suatu DAS.
Pengelolaan DAS perlu
mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan yang beroperasi di dalam dan di luar daerah aliran sungai yang bersangkutan. (Asdak, 2004:5)
Studi ini mengambil lokasi di Sub DAS Kali Brantas Hulu yang selama ini belum banyak dilakukan pemaparan mengenai sebaran nilai Bilangan Kurva terhadap tata guna lahan yang mempengaruhi air limpasan di daerah tersebut dengan metode U.S. Soil Conservation Service.
TUJUAN
Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan sebaran nilai CN dan perubahan CN Komposit di sub DAS Brantas Hulu pada tahun 2001, 2006, dan 2011 sehingga sedapat mungkin pola sebaran nilai CN tersebut dapat digunakan pada tahun-tahun berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA Analisa Hidrologi
Dari stasiun hujan yang berpengaruh di DAS yang ditinjau digunakan data curah hujan harian selama
15 tahun mulai dari tahun 1999 hingga 2013.
Apabila terdapat data yang hilang maka digunakan metode ratio normal dengan persamaan berikut (Soemarto, 1995):
a.
ni nx n
1 i
x
A
R A n R 1
(1) b. Dengan R
xadalah tinggi curah hujan
pada stasiun x
c. n adalah banyaknya stasiun curah hujan disekitar stasiun x
d. R
iadalah tinggi curah hujan pada stasiun disekitar stasiun x
e. A
nxadalah tinggi curah hujan rerata tahunan di stasiun x
f. A
niadalah tinggi curah hujan tahunan pada stasiun-stasiun di sekitar stasiun x
Uji Konsistensi Data
Data hujan yang diambil dari berbagai stasiun curah hujan diuji untuk mengetahui data tersebut konsisten atau tidak. Uji konsistensi data merupakan uji kebenaran data lapangan yang mnggambarkan keadaan sebenarnya.
Uji konsistensi data dapat dilakukan dengan menggunakan kurva massa ganda (double mass curve).
Dengan metode ini dapat dilakukan koreksi untuk data hujan yang tidak konsisten. (Subarkah, 1980)
Gambar 1. Lengkung Massa Ganda Sumber: Nemec, 1973
Dari gambar tersebut diperoleh
garis ABC bila tidak ada perubahan
terhadap lingkungan. Tetapi bila pada
tahun tertentu terjadi perubahan lingkungan maka garis patah ABC’ dan dilakukan koreksi dengan rumus (Nemec, 1973):
a.
z z
X α Y tg
b.
o o
o
X
α Y tg
c. BC'
tg B tg
o
C
d. Dengan BC adalah data hujan yang diperbaiki
e. BC’ adalah data hujan pengamatan f. Tg α
oadalah kemiringan sebelum ada
perubahan
g. Tg α adalah kemiringan setelah ada perubahan
Poligon Thiessen
Cara ini memberikan proporsi luasan daerah pos pengaruh hujan untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak.
Daerah pengaruh dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar terdekat. Hujan rerata DAS dapat dihitung dengan persamaan berikut (Suripin, 2003):
a.
n
i i n
i i i
n n n
A A P A
A A
A P A
P A P P
1 1 2
1 2 2 1 1
...
...