LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK
PANITIA KERJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI
RUU TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
KE KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT
MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2020 – 2021
10-12 MARET 2021
Sekretariat Komisi VIII DPR RI set_komisi8@dpr.go.id
JAKARTA TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
JADWAL DAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK BAB I PENDAHULUAN
BAB II HASIL KUNJUNGAN KERJA
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
DAFTAR NAMA
TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK PANITIA KERJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI RUU TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
KE KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TANGGAL 10-12 MARET 2021 NOMOR
N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL URUT ANG
1. A-166 DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si.
KETUA TIM/ WK KOMISI
VIII
F-PDIP JABAR III
2. A-107
LAKSDYA TNI (PURN) MOEKHLAS SIDIK, MPA.
WK KOMISI
VIII F-GER JATIM II
3. A-172 SELLY ANDRIANY
GANTINA, A.Md. ANGGOTA F-PDIP JABAR VIII
4. A-298
Hj. ITJE SITI DEWI KURAESIN, S.Sos., MM.
ANGGOTA F-PG JABAR IX
5. A-98 ABDUL WACHID ANGGOTA F-GER JATENG II 6. A-371 HJ. SRI WULAN, SE.,
MM ANGGOTA
F-NASDEM JATENG III 7. A-14 H. MAMAN IMANUL
HAQ ANGGOTA F.PKB JABAR IX
8. A-552 WASTAM, SE., SH. ANGGOTA F-PD JATENG VIII 9. A-483 H. MHD ASLI
CHAIDIR, SH ANGGOTA F.PAN SUMBAR I 10. - BAMBANG
KRISWANTO SEKRETARIAT KOMISI VIII 11. - YUSUP KAMALUDIN SEKRETARIAT KOMISI VIII 12. - MOHAMMAD
HASYIM, M.Si TA KOMISI VIII 13. - MAULANA FITYAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Umum
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana dalam rangka pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana melakukan Kunjungan Kerja Spesifik pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2020-2021. Kunjungan Kerja Spesifik ini dilakukan oleh Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU Penanggulangan Bencana ke Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
2. Dasar Kunjungan Kerja
A. Pasal 20A ayat (1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat memiliki Fungsi Legislasi, Fungsi Anggaran, dan Fungsi Pengawasan;
B. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2014 yang diubah dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2014 dan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2018 serta diubah kembali dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
C. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia No 01/DPR RI/ 2014;
D. Hasil Rapat Internal Komisi VIII DPR RI.
3. Maksud dan Tujuan
A. Maksud
1) Melakukan komunikasi, menggali dan menyerap aspirasi baik dari unsur Pemerintah Daerah maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan berkaitan dengan pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana.
2) Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan penanggulangan bencana.
B. Tujuan
1) Secara umum untuk mendapatkan informasi dan data faktual mengenai penanggulangan bencana di Kabupaten Bogor.
2) Secara khusus untuk mengetahui kinerja Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Cianjur dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Dinas Sosial Kabupaten Bogor dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Bogor.
A. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan manajemen penanggulangan bencana.
B. Memperbaiki dan mencarikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan penanggulangan bencana.
C. Merumuskan norma-norma dalam RUU Penanggulangan Bencana untuk menjawab permasalahan efektivitas penanggulangan bencana.
5. Hasil
Mendapatkan masukan dalam perbaikan manajemen penanggulangan bencana di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dalam rangka pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana.
6. Lokasi Kunjungan Kerja
Lokasi kunjungan kerja spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana ini adalah Kantor Bupati Kabupaten Bogor di Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
BAB II
HASIL KUNJUNGAN KERJA
1. Peta Rawan di Kabupaten Bogor
Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU Penanggulangan Bencana berangkat dari Gedung DPR RI Jakarta pada hari Rabu tanggal 10 Maret 2021 pukul 08.30 WIB dengan menggunakan Bus DPR RI. Tim tiba di Kantor Bupati Bogor di Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor pada pukul 09.30 WIB.
Dalam kunjungan kerja spesifik tersebut, Tim Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana diterima oleh Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Bogor Drs. Deni Ardiana.
Selain itu hadir pula Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Ir. Yani Hassan; perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang); perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Bogor; perwakilan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Bogor; serta perwakilan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bogor.
Dalam pemaparannya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor menjelaskan bahwa sebanyak 1.337 bencana terjadi selama tahun 2020 di wilayah Kabupaten Bogor, meliputi 428 bencana tanah longsor, 375 angin kencang, 175 banjir, 98 kekeringan, 51 pergeseran tanah, 41 kebakaran, 18 kali gempa bumi dan 151 bencana lainnya.
Rangkaian bencana ini mengakibatkan 213.838 orang terdampak, 40 korban jiwa, 3 orang hilang, 13 rumah hancur, 728 rumah rusak berat, 1.624 rumah rusak sedang dan 7.580 rumah rusak ringan.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis Kabupaten Bogor memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi, terutama bencana tanah longsor, angin puting beliung dan banjir.
Potensi bencana longsor terjadi di wilayah yang berkontur perbukitan seperti Bogor Barat, Selatan, dan Timur akibat curah hujan yang semakin tinggi pada awal tahun 2021 ini.
Sementara wilayah Bogor Utara relatif aman dari ancaman longsor karena berada di wilayah yang berkontur datar tetapi tidak luput dari ancaman banjir dan angin puting beliung.
Pemerintah Kabupaten Bogor Cq. BPBD Kabupaten Bogor telah melakukan mitigasi bencana dengan mengevaluasi serangkaian bencana yang terjadi setiap tahunnya, termasuk bencana yang terjadi sepanjang tahun 2020, sebagaimana infografis berikut ini:
2. Kesiapsiagaan Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor menjelaskan bahwa dalam rangka memitigasi dan melakukan kesiapsiagaan bencana pihaknya telah menghimpun personel, relawan dan juga forum pengurangan risiko bencana. Tujuannya untuk memastikan bahwa upaya mitigasi becana telah berjalan dan apabila terjadi bencana sudah dilakukan kesiapsiagaan bencana.
Mengenai sarana dan prasarana di BPBD Kabupaten Bogor, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor mengatakan bahwa pihaknya sudah memiliki peralatan penanggulangan bencana seperti kendaraan operasional untuk bencana, dapur umum, tanki air, alat berat seperti buldozer, perahu karet tenda pengungsi dan lain-lain.
Namun Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor mengakui bahwa jumlah personel, relawan dan sarana serta prasarana yang ada masih belum
memadai dibandingkan dengan potensi ancaman bencana di Kabupaten Bogor yang relatif tinggi.
Oleh sebab itulah dia memandang perlu kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dari Pemerintah Pusat dalam rangka memastikan bahwa kapasitas BPBD Kabupaten Bogor dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat lebih memadai.
Menanggapi hal ini, Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana Hj. Diah Pitaloka, S.Sos., M.Si. menyesalkan ketidakhadiran Bupati Bogor Hj. Ade Yasin, SH., MH. dalam pertemuan tersebut.
Bahkan Komisi VIII DPR RI sudah menyalurkan bantuan setidaknya empat kali dalam rangka menanggulangi bencana di wilayah Kabupaten Bogor tetapi belum sekalipun Bupati Bogor hadir dalam acara penyerahan bantuan tersebut.
Anggota Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana H. Maman Imanul Haq bahkan menilai Bupati Bogor telah merendahkan martabat DPR RI karena lebih mementingkan mendampingi Menparekraf ke Lido Puncak Bogor ketimbang menerima kedatangan Tim Komisi VIII DPR RI.
Menurut H. Maman Imanul Haq, lembaga DPR RI memiliki positioning yang sejajar dengan lembaga kepresidenan sehingga dia kecewa karena Bupati Bogor lebih mementingkan kedatangan seorang Menteri dibanding Tim Kunsfik dari DPR RI.
Anggota Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana Abdul Wachid juga menyatakan kekecewaannya karena Bupati Bogor tidak dapat menerima Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana.
Ketidakhadiran Bupati Bogor dalam pertemuan ini dipertanyakan sebab Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana tidak hanya ingin mendengar teknis penyelenggaraan penanggulangan bencana melainkan juga terkait dengan kebijakan yang dijalankan oleh Kepala Daerah.
Padahal jika Bupati Bogor tidak mau menerima Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana masih banyak Kepala Daerah lain yang bersedia menerima Komisi VIII DPR RI dalam rangka mencari masukan untuk pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana.
Dia pun menyatakan akan melaporkan persoalan ini kepada Pimpinan DPR RI untuk dijadikan catatan dan ditindaklanjuti dalam pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana.
Senada dengan itu, Anggota Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana Selly Andriany Gantina, A,Md. Juga menegaskan bahwa kehadiran Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja
Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana ke Kabupaten Bogor bukan tanpa alasan.
Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana ingin mengakomodasi aspirasi daerah dalam pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana. Tetapi jika daerah tersebut merasa tidak berkepentingan dengan RUU Penanggulangan Bencana maka bisa dialihkan ke daerah yang lain.
Apalagi Komisi VIII DPR RI sebagai mitra Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki peran yang strategis dalam kebijakan penanggulangan bencana, baik dari fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Bogor dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi memerlukan peningkatan kapasitas dalam penanggulangan bencana, namun tidak dibarengi dengan keinginan politik dari Bupati Bogor untuk mendukung pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana.
2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, maka dapat direkomendasikan sebagai berikut:
1) Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan bencana mengingat tingginya potensi ancaman bencana di Kabupaten Bogor.
2) Memperkuat koordinasi antara BPBD dengan stakeholders terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana.
3) Menyesalkan ketidakhadiran Bupati Bogor karena tidak memiliki political will untuk mendukung pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana.
BAB IV PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Panitia Kerja Komisi VIII DPR RI mengenai Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bogor untuk dijadikan masukan dalam perbaikan manajemen penanggulangan bencana pada pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI WAKIL KETUA,
ttd
FOTO-FOTO KEGIATAN
Pertemuan di Kantor Bupati Bogor Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor
FOTO-FOTO KEGIATAN
Pertemuan di Kantor Bupati Bogor Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor
FOTO-FOTO KEGIATAN
Pertemuan di Kantor Bupati Bogor Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor