• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR TATA CARA PENGAJUAN ELECTRONIC-FILING IDENTIFICATION NUMBER (E-FIN) DI KANTOR PELAYANANPAJAK (KPP)PRATAMA MEDAN BELAWAN O L E H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR TATA CARA PENGAJUAN ELECTRONIC-FILING IDENTIFICATION NUMBER (E-FIN) DI KANTOR PELAYANANPAJAK (KPP)PRATAMA MEDAN BELAWAN O L E H"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

TATA CARA PENGAJUAN ELECTRONIC-FILING IDENTIFICATION NUMBER (E-FIN) DI KANTOR PELAYANANPAJAK (KPP)PRATAMA

MEDAN BELAWAN

O L E H

NAMA : FEBY MONICA TRIANA SINULINGGA N I M : 152600090

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Adminitrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASIPERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

ii

(3)

iii

ABSTRAK

Tata Cara Pengajuan Electronic-Filing Identification Number ( e-FIN) Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Oleh

FEBY MONICA TRIANA SINULINGGA (152600090)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengajuan Electronic- Filing Identification Number (e-FIN) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja kendala yang terjadi pada saat melakukan tata cara pengajuan e-FIN di KPP Pratama Medan Belawan. Adapun batasan masalah yang akan penulis teliti yaitu Bagaimana proses pengajuan penerbitan e-FIN di KPP Belawan, Bagaimana Kendala Wajib Pajak dan Bagaimana strategi dalam mengoptimalkan e-FIN di KPP Belawan.

Penelitian ini termasuk dalam metode kualitatif yaitu membandingkan data yang diambil. Sumber data ini diambil dari Kantor Pelayanan Pajak(KPP) Pratama Medan Belawan dan dilakukan wawancara dengan seksi pelayanan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, studi literaturdisertai dengan analisis data.

Pengajuan e-FIN dilakukan dengan datang ke KPP setempat dengan membawa syarat fotocopy KTP, fotocopy NPWP, e-mail aktif beserta surat permohonan yang terdapat di KPP tersebut. Pada saat melakukan proses pendaftaran e-FIN terdapat beberapa kendala yang dialami yaitu masih banyak dijumpai server down, maka solusi yang ditawarkan adalah menghapus history agar mempercepat proses pendaftaran e-FIN. Kendala kedua yaitu WP Orang pribadi tidak dapat hadir dalam mendaftar e-FIN, maka strategi yang ditawarkan adalah memberi surat kuasa khusus dengan diberi materai 6000. Kendala selanjutnya yaitu WP lupa akan password e-FIN, solusi yang ditawarkan adalah masuk ke halaman website. Adapun solusi jika wajib pajak tersebut lupa akan password Direktorat Jenderal Pajak online nya yaitu wajib pajak tersebut harus mendatangi KPP dan tidak bisa diwakilkan dan wajib pajak tersebut harus memiliki e-FIN agar bisa mencetak kembali password e-FIN. Kemudian petugas KPP akan meriset kembali dengan megklik “Lupa Password” dan petugas akan mengganti dengan password yang baru. Kendala terakhir yaitu WP lupa akan e- FIN pajaknya, strateginya adalah datang langsung ke kantor pajak dan mengajukan permohonan cetak ulang e-FIN.

Adapun beberapa saran yang telah penulis uraikan yaitu KPP Medan

Belawan seharusnya menambah kecepatan jaringan internet ataupun koneksi di

KPP Pratama Medan Belawan menjadi 300mps, seharusnya KPP Pratama Medan

Belawan harus mlakukan sosialisasi yang lebih efektif dengan datang dan

mendekatkan diri kepada masyarakat dengan membuat beberapa klinik perpajakan

di tempat umum, KPP Medan Belawan seharusnya memberikan kemudahan bagi

Wajib Pajak dengan mempersingkat beberapa proses atau tahap untuk mereset

password e-FIN sehingga Wajib Pajak tidak perlu melakukan proses yang panjang

untuk mereset password e-FIN yang baru, KPP Medan Belawan sebaiknya

membuat akun khusus DJP online bagi Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak bisa

mencetak kembali e-FIN pajaknya yang lupa tanpa harus pergi ke KPP.

(4)

iv

ABSTRACT

Submission Procedures Electronic-Filing Identification Number (e-FIN) at Medan Belawan Primary Tax Service Office

From

FEBY MONICA TRIANA SINULINGGA (152600090)

The purpose of this study was to find out the Filing of Electronic-Filing Identification Number (e-FIN) at the Pratama Medan Tax Service Office. This is done to find out what are the obstacles that occur when doing the procedure for submitting e-FIN at Medan Belawan KPP Pratama. The limitation of the problem that the author will examine is how is the process of submitting e-FIN issuance at KPP Belawan, How is the Taxpayer Problem and What is the strategy in optimizing e-FIN in the Belawan Tax Service Office.

this research is included in the qualitative method of comparing data taken. This data source was taken from the Pratama Medan Tax Service Office and conducted an interview with the service section with data collection techniques in the form of observation, literature study accompanied by data analysis.

Submission of e-FIN is done by coming to the local KPP with the requirements for photocopy of ID card, photocopy of NPWP, active e-mail along with the application letter contained in the KPP. During the e-FIN registration process, there were several obstacles that were experienced, namely there were still many server downs, so the solution offered was to delete history to speed up the e-FIN registration process. The second problem is that Tax Payer Individuals cannot be present in registering e-FIN, so the strategy offered is to give a special power of attorney with a stamp of 6000. The next problem is that the WP forgets the e-FIN password, the solution offered is to go to the website page. The solution if the taxpayer forgets the Directorate General of Tax's online password, namely the taxpayer must go to the Tax Office and cannot be represented and the taxpayer must have an e-FIN in order to reprint the e-FIN password. Then the KPP officer will research again by clicking "Forgot Password" and the officer will replace it with a new password. The last problem is that the Tax Payer forgets about the tax e-FIN, the strategy is to come directly to the tax office and submit a request to reprint the e-FIN.

As for some suggestions that the author has described, namely KPP Medan Belawan should increase the speed of internet network or connection in Medan Belawan KPP to 300mps, the Belawan Pratama Tax Service Office in Medan should have more effective socialization by coming and getting closer to the community by making several tax clinics in public places, the Medan Belawan Tax Service Office should provide convenience for taxpayers by shortening several processes or stages to reset e-FIN passwords so that taxpayers do not need to take a long process to reset the new e-FIN password, the Tax Service Office Medan Belawan Medan Belawan should make a special online DGT account for taxpayers so that taxpayers can reprint forgotten tax e-FIN without having to go to the Belawan Tax Office.

Keywords: Submission of e-FIN, Addition of Networks, Constraints and

Solution

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan YME atas rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas akhir yang berjudul

“ Tata Cara Pengajuan Electronic-Filling Identification Number (E- FIN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan” dalam waktu yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pendidikan di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat dipahami oleh pembacanya, Sekiranya Proposal Tugas Akhir ini berguna untuk saya sendiri dan orang lain yang membacanya. Dengan demikian kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari berbagai pihak untuk diperbaiki kedepannya

Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin,S.Sos, M.Si Selaku Dekan FISIP USU

2. Bapak Husni Thamrin ,S.Sos,M.SP. Selaku Wakil Dekan FISIP USU

3. Bapak Drs.Rasudyn Ginting,M.Si Selaku Ketua Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan FISIP USU

(6)

vi

4. Ibu Dr.Dara Aisyah M.Si Selaku Dosen Pembimbing dimana telah meluangkan segenap waktu untuk memberikan bimbingan,petunjuk,dan pengetahuan kepada penulis. Sehat dan murah rejeki selalu untuk ibu.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di FISIP USU

6. Untuk Kak Fenny penulis ucapkan juga terimakasih banyak karena selalu bersedia membantu dan direpotkan selama masa penulisan Tugas Akhir ini

7. Teristimewa kepada keluarga penulis terkhusus Orangtua yang selama ini telah memberikan doa,dokungan moral,materil semangat dan segala sesuatu yang dibutuhkan penulis.

8. Seluruh pegawai KPP Pratama Medan Belawan terkhusus Kak Maria, Bang Veri dan Pak Dedi yang sudah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini

9.Teruntuk “Beru Mejile” Rika Agustina, Nora Ruth Monica Htg, Halimah Matondang, Masriah, Fatimah Zahara dan Desi Ardyta yang sudah memberikan waktunya selama 3 tahun ini untuk mendengarkan keluh kesah penulis dalam menghadapi perkuliahan dan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini serta memberikan semangat yang sangat dibutuhkan.

10. Kepada Crew “Aigoo Shop” Elisabet Mogaria R Lubis, Marcelina

Teorasi Manik,Eva Mutiara Sembiring dan Nora Ruth Monica Htg

terimakasi teman yang sudah memberikan masukan dan memberi

(7)

vii

semangat dan info yang bermanfaat semoga online shop kita semakin laris dan jaya selalu.

11. Kepada Tridah K Sembiring yang selalu menemani dan menjadi penyemangat penulis terimakasih atas waktu dan motivasi yang diberikan agar selalu semangat dan tidak gampang menyerah untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12.Teman-Teman Administrasi Perpajakan angkatan 2015 dan teman- teman seperjuangan stambuk 2015

13. Senior-Senior yang sudah berbaik hati berbagi ilmu dan menjawab hal- hal yang penulis tanyakan.

Demikianlah yang dapat di penulis sampaikan, atas perhatiannya dan kerjasama nya yang baik penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2018

FEBY MONICA TRIANA S

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACK... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR SKEMA... xii

BAB I PENDAHULUAN... 13

A. Latar Belakang... 13

B. Batasan Masalah... 16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 17

D. Uraian Teoritis... 18

E. Metodologi Penelitian... 26

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN (KPP) PRATAMA MEDAN BELAWAN... 32

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan... 32

B. Visi Misi KPP Pratama Medan Belawan... 33

(9)

ix

C. Wilayah Kerja KPP Pratama Medan Belawan... 33

D. Struktur KPP Medan Belawan... 34

E. Tugas dan Fungsi... 34

BAB III PROFIL PROSES PENGAJUAN PERMOHONAN E-FIN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN... 39

A. Proses Pengajuan Electronic Filing Identification Number di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan... 41

B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pembuatan e-FIN Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan... 43

C. Strategi Dalam Mengoptimalkan Pendaftran e-FIN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan... 44

BAB IV ANALISIS KASUS PENDAFTARAN E-FIN DAN STRATEGI PENYELESAIAN DI KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN.. 34

A. Indentifikasi Kasus Dalam Pendaftaran E-FIN Di KPP Pratama Medan Belawan... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 51

A. Kesimpulan... 51

B. Saran... 52 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.l Kasus Dalam Pendaftaran E-FIN... 35

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 Formulir Aktivasi E-FIN... 29

Gambar 3.3 Contoh E-FIN... 30

(12)

xii

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Pengajuan Permohonan E-FIN Di KPP Medan Belawan... 28

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pajak merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan masyarakat terhadap negaranya dengan membayar kas negara. Pajak merupakan iuran rakyat dari masyarakat yang bersifat memaksa dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung terhadap kelangsungan sistem pemerintahan di suatu negara. Pajak yang di pungut pemerintah digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup negara dan sumber pembiayaan pembelanjaan negara guna untuk menjalankan roda pemerintahan. Mengingat begitu pentingnya peranan pajak maka dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak,diharapkan upaya yang dilakukan mampu untuk dijadikan sebagai penggerak pembangunan yang sedang dan akan terjadi(Negara 2016).

Pemerintah melakukan perubahan mendasar dengan dikeluarkannya UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Perubahan tersebut disebabkan karena ada sistem pemungutan pajakdi Indonesia yaitu self assessment system yang masih diterapkan sampai sekarang. Sistem self assessment merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak (WP)untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan peundang- undangan perpajakan(Resmi 2017).

Sejak tahun 2005 Direktorat Jendral Pajakdalam melaksanakan sistem

(14)

yang sudah digunakan dan telah berkembang sertasudah diterapkan kepada Wajib yaitu menyampaikan Surat Pembeitahuan (SPT) dengan menggunakan aplikasi elektronik atau yang disebut dengan Electronic Filing System (e-Filling).

Electronic Filing System adalah sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) secara elektronik baik untuk Orang Pribadi (OP) maupun Badan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP), melaluijaringan internet menggunakan ASP (Application Service Provider) atau Penyedia Jasa Aplikasi lainnya, sehingga WP tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan (Casavera 2009).

Penyampaian SPT melalui pelayanan e-Filing atau e-SPT pertama kali diatur dengan keputusan dirjen pajak melalui KEP- 05/PJ./2005 tentang tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).Melalui e-Filing maka sistem pelaporan wajib pajak tahunan (SPT Tahunan) harus dilakukan secara online, jika sebelumnya wajib pajak setiap tahun melapor ke KPP dan mengisi formulir pendaftaran secara manual, kini tidak perlu dilakukan lagi karena melalui e-Filing ini wajib pajak bisa melakukannya secara online tanpa perlu ke KPP lagi, hanya saja wajib pajak harus memiliki e-FIN terlebih dahulu agar bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya agar bisa memproses e-Filing(Casavera 2009).

Sewaktu Wajib Pajak ingin melapormenggunakan e-Filing, maka Wajib

Pajak harus mengajukan e-FIN terlebih dahulu. Electronic Filing Identification

Number adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak

kepada wajib pajak untuk melakukan transaksi elektronik di antaranya adalah

proses e-Filing pajak.Gunanya adalah sebagai salah satu alatagar setiap transaksi

(15)

elektronik atau e-Filing SPT (surat pemberitahuan pajak) dapatterjamin kerahasiaannya, namun kenyataannya,Electronic Filing Identification Number(e- FIN) masih belum diketahui oleh kebanyakan masyarakat pada umumnya.

Kendala ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan Wajib Pajak akan peraturan perpajakan yang masih sangat rendah serta kurangnya sosialisasi tentang pentingnya e-FIN saat melakukan pelaporan melalui e-Filing. Kendala lainnya yaitu masih banyak Wajib Pajak yang belum mengerti teknologi informasi atau bagaimana cara mengoperasikan komputer. Masalah ini membuat pemerintah mempunyai tugas untuk mencari solusinya, karena tingkat kepatuhan Wajib Pajak memegang peranan penting dalam realisasi penerimaan pajak (Dina 2018).

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya

informasi yang akurat dan jelas mengenai tata cara serta prosedur e-FIN demi

kepentingan Wajib Pajak agar sistem e-Filing dapat digunakan untuk membantu

mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan Wajib Pajak untuk

mempersiapkan,memproses dan melaporkan Surat pemberitahuan ke Kantor

Pelayanan Pajak secara benar dan tepat waktu. Sehubungan dengan uraian diatas

maka penulis tertarik untuk mengkaji dengan judul “Tata Cara Pengajuan

Electronic-Filling Identification Number ( E-FIN) di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Belawan ”.

(16)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan pada uraian diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pengajuan permohonan penerbitan Electronic- Filling Identification Number Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan ?

2. Bagaimana kendala dan solusidalam pembuatan e-FIN Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan ?

4. Bagaimana strategi dalam pendaftaran e-FIN di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Belawan ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sangat berguna agar dapat membantu penulis dalam merencanakan suatu permasalahan yang diteliti.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

 Mengetahui proses pengajuan permohonan penerbitan Electronic-Filling Identification Number Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

 Mengetahui kendala dan solusi dalam pembuatan e-FINDi Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

(17)

 Bagaimana strategi dalam mengoptimalkan pendaftaran e-FIN di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Belawan.

Berdasarkan rumusan tujuan penelitian tersebut, penulis dapat menguraikan apa-apa saja tujuan dari penelitian tersebut dengan membuat daftar rumusan agar tujuan penelitian ini tepat sasaran dan dapat berjalan dengan sebaik- baiknya

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berfungsi untukmeningkatkan motivasi mahasiswa/I dalam

bidang administrasi perpajakan. Selanjunya penelitian ini bermanfaat untuk KPP

Pratama Medan Belawan sebagai sarana menciptakan hubungan baik dengan

Universitas Sumatera Utara program studi Diploma III Administrasi Perpajakan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU),sebagai sarana untuk

mempromosikan Kantor Pelayanan Medan Belawan, dandapat dijadikan sebagai

masukan dalam hal pengajuan Electronic-Filling Identification Number dan bagi

program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan,penelitian ini berfungsi

sebagai sarana untuk membuka hubungan antara Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam

memberikan ilmu pengetahuan yang diterima, mendapat masukan dan saran untuk

perbaikan dan penyempurnaankurikulum yang berlaku di program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara, dan mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai

dalam bidangnya masing-masing.

(18)

D. Uraian Teoritis

1. Definisi Administrasi dan Administrasi Perpajakan

Pada dasarnya administrasi melingkupi seluruh kegiatan dari pengaturan hingga pengurusan sekelompok orang yang memiliki perbedaan pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.Penulis mengutip beberapa pengertian Administrasi menurut para ahli diantaranya Leonard D. White(1958) menyatakan bahwa Administrasi merupakan sebuah mekanisme yang umum pada seluruh usaha-usaha sebuah kelompok baik pada usaha umum ataupun usaha pribadi.

William H. Newman (1963)mengatakan bahwa administrasi yaitu pembimbingan,leadership (kepemimpinan) dan pemantauan usaha-usaha sebuah kelompok individu untuk menggapai pencapaian dan tujuan bersama. Terakhir menurut SondangPSiagian (1973), administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (https://satujam.com).

Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

administrasi merupakan proses penyelenggaraan bersama atau proses kerjasama,

antara sekelompok orang-orang secara tertentu untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang telah ditentukan dan direncanakan sebelumnya. Selanjutnya jika

dikaitkan dengan konsep administrasi pajak yaitu bagian dari pelaksanaan hukum

formal di bidang perpajakan dalam rangka menjalankan fungsi

pelayanan,pengawasan dan pembinaan,karenamelalui administrasi perpajakan

pelaksanaan tata usaha perpajakan dan sarananya timbul bukan karena hasil

imaginasi ataupun rekaan dari para penyelenggara, akan tetapi disusun sebagai

(19)

kehendak ketentuan formal perpajakan untuk melaksanakan misi, sehingga menjadikan ketentuan material perpajakan suatu kenyataan yang baik dan benar.

Sebagai salah satu instrumen pelaksanaan di bidang perpajakan dalam rangka menjalankan fungsi pelayanan dan pengawasan masyarakat dalam rangka pelaksanaankewajibanperpajakan(Gunadi 2005).Selanjutnya pengertianadministrasi perpajakan adalah suatu proses administrasi pajak yang dilakukan secara komprehensif meliputi aspek teknologi, sumber daya manusia dengan tujuan mencapai tingkat kepatuhan perpajakan dan tercapainya produktivitas kerja aparat sehinga dapat mengurangi korupsi (Sadhani 2005).

Adapun menurut Bird dan Jantscher (dalam Rahman 2010) administrasi perpajakan merupakan kebijakan di bidang perpajakan yang mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Perubahan kebijakan tanpa didukung dengan adanya perubahan administrasi perpajakan menjadi tidak berarti karena adanya perubahan di bidang perpajakan harus sejalan dengan kualitas administrasinya.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa administrasi perpajakan adalah proses dibidang perpajakan yang dilakukan melalui kerja sama sekelompok orang, untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya kebijakan dan implementasi bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan administrasi perpajakan guna meningkatkan penerimaan sektor pajaksecara optimal.

Berbicara sektor pajak, perlu kita jelaskan terlebih dahulu apa itu pajak.

Pengertian pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-

Undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut

(20)

berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum(Negara 2016).

Ada bermacam-macam definisi tentang pajak menurut para ahli diantaranya S.I Djajadiningrat(dalam Halim 2018) yaitu pajak sebagai suatu kewajiban yang menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan adanya tuntutan keadilan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman,namun karena adanya peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. dalam buku “ Teori Perpajakan dan Kasus” (dalam Halim 2018) mengemukakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Selanjutnya pajak adalah iuran masyarakat kepada negara(yang dapat dipaksakan) kepada setiap orang agar membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat imbalan langsung, dapat ditunjuk dan digunakan membiayai pengeluaran pengeluaran umum dalam menyelenggarakan pemerintahan (dalam Adriani 2005).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pajak

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (bersifat memaksa)

dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

(21)

2. Modernisasi Adminisrasi Perpajakan

Modernisasi administrasi perpajakan berperan penting dalam sistem perpajakan disuatu negara. Suatu negara dapat dengan sukses mencapai sasaran yang diharapkan dalam menghasilkan penerimaan pajak yang optimal karena administrasiperpajakannya sudah mampu berinovasi sehingga administrasi perpajakan semakin efisien dan efektif. Pengertian modernisasi perpajakan yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerja, baik secara individu, kelompok, maupun secara kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat (Sofyan 2009).Selanjutnya modernisasi administrasi perpajakan adalah suatu prosespembaharuan dalam bidang administrasi perpajakan yang dilakukan meliputi aspek teknologi seperti e-SPT, e- FIN dan e-Filing (Pandiangan 2014).

Berdasarkan penjelasan tersebut modernisasi administrasi perpajakan sangat berhubungan dengan sistem aplikasi maupun sistem pemrograman melalui pekerjaan teknologi untuk mengaplikasikan administrasi yang lebih cepat, mudah dan mampu mengakses untuk keperluan wajib pajak.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak ialah sebuah cara yang digunakan untuk

menghitung besarnya pajak seseorang yang harus dibayar kepada negara yang

ditempatinya. Pada dasarnya terdapat tiga sistem atau cara yang dipergunakan

untuk menentukan siapa yang menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang

terutang oleh seseorang yaitu sistem pemungutan pajak Official assessment

(22)

Penulis akan menjelaskan pengertian pertamasistem pemungutan pajak sebagai berikut, Official Assessment System yaitumemberikan wewenang kepada pemerintah (petugas pajak) untuk menentukan besarnya pajak terhutang wajib pajak.Sistem pemungutan pajak ini sudah tidak berlaku lagi setelah reformasi perpajakan pada tahun 1984. Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini adalah (i) pajak terhutang dihitung oleh petugas pajak, (ii) wajib pajak bersifat pasif, dan (iii) hutang pajak timbul setelah petugas pajak menghitung pajak yang terhutang dengan diterbitkannya surat ketetapan pajak.

Self Assessment Systemyaitusistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk mendaftar sendiri, menghitung sendiri, melaporkan sendiri, dan membayar sendiri pajakterhutangnya yang seharusnya dibayar. Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini adalah (i) pajak terhutang dihitung sendiri oleh wajib pajak, (ii) wajib pajak bersifat aktif dengan melaporkan dan membayar sendiri pajak terhutang yang seharusnya dibayar, dan (iii) pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak setiap saat, kecuali jika ada kasus- kasus tertentu saja seperti wajib pajak terlambat melaporkan atau membayar pajak terhutang atau terdapat pajak yang seharusnya dibayar tetapi tidak dibayar.

Akhirnya penulis ingin menjelaskan WithholdingSystemyaitusistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak lain atau pihak ketiga untuk memotong dan memungut besarnya pajak yang terhutang oleh wajib pajak. Pihak ketiga disini adalah pihak lain selain pemerintah dan wajib pajak (Suandy 2006).

Berdasarkan penjelasan diatas, sebagai warga negara Indonesia tentulah

kita sudah dapat memahami sistem pemungutan pajak yang dapat kita terapkan

pada saat membayar pajak tersebut, karena sebagai warga negara yang baik

(23)

tentulah kita harus taat pada peraturan yang ada, termasuk dengan membayar pajak.

3. Wajib Pajak

Menurut UU No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan berbunyi : “ Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, Pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan”(Resmi 2017).

Kewajiban Perpajakan terdiri dari kewajiban mendaftar diri, kewajiban pembayaran pemotongan atau pemungutan dan pelaporan pajak serta kewajiban dalam hal diperiksa. Sesuai dengan self assessment system yang berlaku di Indonesia maka Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftar sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal dari wajib pajak tersebut untuk diberikan nomor pokok wajib pajak.

4. Surat Pemberitahuan ( SPT )

Menurut Pasal 1 Undang-Undang KUP no 28 Tahun 2007, Pengertian

Surat Pemberitahuan ( SPT ) adalah Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan, pembayaran pajak, objek pajak, bukan objek pajak ,

harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan(Wirawan 2017).Fungsi SPT adalah sarana melaporkan seluruh

penghasilan objek PPh maupun bukan objek PPh, harta dan kewajiban, termasuk

penghitungan dan pembayaran pajak suatu tahun pajak, sarana melaporkan jumlah

(24)

Penulis akan menjelaskan beberapa jenis formulir yang digunakan untuk mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) diantaranya adalah Formulir 1771, Formulir 1770, Formulir 1770S (Digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilan dari pekerjaannya lebih dari satu pemberi kerja, atau penghasilannya lebih dari Rp.60.000.000,00setahun), Formulir 1770 SS (Formulir SPT Tahunan yang paling sederhana yang ditujukan Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilannya setahun hanya dari pekerjaan dan jumlahnya tidak lebih dari Rp.

60.000.000,00 setahun.) , bukti potong 1721 –A1 dan 1721- A2 (Zahira 2016).

5. Electronic Filing Identification Number (e-FIN)

Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada wajib pajak.Kode E-FIN digunakan sebagai identifikasi bagi setiap wajib pajak agar dapat melakukan transaksi elektronik seperti pelaporan SPT.Electronic Filing Identification Number adalah merupakan syarat yang wajib untuk melakukan e-filing, baik di websit

e

DJP Online ataupun ASP dengan fitur efiling pajak gratis seperti halnya OnlinePajak. Melalui adanya aplikasiE-FIN, wajib pajak dapat melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan) tahunan via online dengan aman sehingga kerahasiaan data sudah terjamin

(

Casavera 2016).

Beberapa manfaat dari aktivasi E-FIN di antaranya adalah wajib pajak bisa

mengakses sistem pajak onlinedan melaporkan SPT Tahunan tanpa perlu antre di

KPP, e-FIN menjamin kerahasiaan data yang sudah dimasukkan ke sistem pajak

online, dengan melaporkan pajak secara online, maka data sudah terekam di

(25)

sistem pajak yang akan digunakan untuk laporan pajak tahun berikutnya, dan tidak perlu mengulang isian dari awal lagi.

5.1 Cara Mendapatkan e-FIN

Berdasarkan ketentuan yang tertuang pada Pasal 2 dari peraturan DJP Nomor PER-04/PJ/2015 tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online, wajib pajak diharuskan mengajukan permohonan pembuatan E-FIN menggunakan formulir yang formatnya sudah diatur dan melengkapi lampiran yang sudah dipersyaratkan kemudian disampaikan langsung ke KPP terdekat untuk mendapatkan e-FIN.

Tata cara pembuatan e-FIN orang pribadi yaitu dengan mengisi formulir aktivasi e-FIN setelah itu, ajukan formulir e-FIN dan dokumen yang dibutuhkan seperti formulir aktivasi e-FIN, Fotokopi KTP, Fotokopi NPWP dan e-mail aktif wajib pajak. Setelah mendapat e-FIN pajak dari petugas KPP, wajib pajak harus melakukan aktivasi, selanjutnya akan menerima e-mail konfirmasi berisi password sementara dang anti dengan kata sandi yang diinginkan.

Pembuatan e-FIN pajak badan perlu dilakukan dengan berbagai syarat

yaitu dengan mengisi formulir aktivasi e-FIN dan dokumen yang dibutuhkan

seperti formulir aktivasi e-FIN, kartu NPWP atau SKT (Surat Keterangan

Terdaftar) Wajib Pajak Badan, Kartu NPWP nama pengurus yang bersangkutan,

KTP identitas diri pengurus dan Surat Kuasa penunjukan pengurus yang mewakili

wajib pajak badan.

(26)

5.2 Hasil Kajian Sebelumnya

Adapun beberapa kajian yang dilakukan mengenai Electronic Filing Identification Numberatau e-FIN diantaranya kajian Amalia (2018) didapati hasil bahwa setiap wajib pajak harus memiliki e-FIN agar bisa mengaktifkan SPT secara online. Kajian menurut Utami (2018)menjelaskan bahwa memperoleh e- FINitu mudah bagiWajib Pajak, hanya cukup sekali saja mendaftar ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk mendapatkan Electronic Filing Identification Number (e-FIN), selanjutnya baru bisa melakukannya secara online. Terakhir menurutGideon(2016) menyatakan bahwa e-FIN wajib pajak pribadi dan e-FIN wajib pajak badan berbeda dalam pengurusannya. Electronic Filing Identification Number (e-FIN) badan dilakukan oleh pengurus yang ditunjuk mewakili perusahaan dengan membawa surat penunjuk pengurus, KTP, NPWP, dan SKT (Surat Keterangan Terdaftar), sementara dalam pengurusan e-FIN wajib pajak pribadi harus dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri dan tidak bisa di kuasakan kepada pihak lain dengan membawa dokumen diantaranya surat permohonan e- FIN, fotocopy KTP, fotocopy NPWP serta alamat e-mail aktif.

E. Metodologi Penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Belawan yang berlokasi di Jl. Kolonel Laut Yos Sudarso No 27 KM 8,2 Tanjung

Mulia Medan Deli Sumatera Utara 20241. Adapun alasan pemilihan lokasi di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan ini karena KPP tersebut

telah melakukan modernisasi administrasi perpajakan sejak tahun 2015, namun

(27)

masih banyak dijumpai keluhan-keluhan Wajib Pajak selama pelaksanaan proses dengan aplikasi Electronic Filing Identification Number.

2.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dipilih penulis karena bersesuaian dengan permasalahan yang akan diteliti. Metode kualitatif dalam hal ini dimulai dengan mengamati setiap orang dalam lingkungan organisasi di KPP Pratama Medan Belawan, kemudian penulis berinteraksi dengan mereka serta berusaha memahami keadaan di KPP Pratama Medan Belawan tersebut, mendekati atau berinteraksi dengan orang-orang yang berhubungan dengan fokus penelitian yang sedang dikaji dengan tujuan mencoba memahami, dan mencari pengalaman mereka untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan.

Bodgan dan Taylor menjelaskan bawa metodologi penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan juga mengemukakan bahwa karakteristik dari penelitian kualitatif adalah alamiah, data bersifat deskriptif, dan analisa data dengan benar (Lexy 2000).

3. Tahap Penelitian

Tahapan Penelitian dalam metode penelitian harus sistrmatis dan prosedur harus terencana. Tahapan tersebut adalah :

a. Tahapan Persiapan Penelitian

Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan

(28)

yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun ditunjukkan kembali kepada pembimbing untuk mendapat masukan mengenai isiwawancara,setelah mendapat masukan atau koreksi dari pembimbing maka akan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara kembali.

b. Tahap Pelaksaanaan Penelitian

Peneliti membuat kesepakatan dengan key informan (narasumber) yaitu Ibu Maria bagian seksi pelayanan KPP Pratama Medan Belawan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat, setelah melakukan wawancara peneliti memindahkan hasil wawancara kedalam bentuk hasil tertulis.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Kualitatif memerlukan suatu data sebagai hasil akhir dari penelitian tersebut. Pengumpulan data yang benar harus dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi

Kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung dengan terjun

ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar,

dan meneliti bagaimana tata cara pengajuan Electronic- Filling

Identification Number (E-FIN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan. Penelitan ini menggunakan observasi langsung yaitu melakukan

pengamatan ke KPP Pratama Medan Belawan untuk mengamati wajib

pajak yang akan melakukan pembuatan atau penerbitan ulang e-FIN

(29)

pajak,fasilitas yang dimiliki KPP Pratama Medan Belawan, s Visi Misi, serta struktur KPP Pratama Medan Belawan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang mewawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Arikunto 2003). Wawancara dilakukan dengan menyusun daftar key informan untuk dialogkepada seksi pelayanan yaitu Ibu Maria dan Bapak Veri, serta staff helpdesk yang bernama Bapak Michael secara langsung di KPP Pratama Medan Belawan. Hasil wawancara kemudian akan ditulis dalam struktur ringkasan, batasan masalah yang sesuai dengan judul yang telah dibuat peneliti.

c. Studi Literatur

Studi Literatur ini penulis akan menyediakan persiapan kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan , catatan – catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan penelitian.

5. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data dan mengelompokkan

kedalam suatu uraian sehingga dapat ditemukan sebuah masalah yang terjadi

dalam tata cara pembuatan e-FIN di KPP Pratama Medan Belawan. Penelitian ini

dilakukan secara terstruktur dari awal sampai akhir penelitian baik di lapangan

maupun di luar lapangan dengan menganalisa data permasalahan berupa informasi

data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif, jelas , dan objektif.

(30)

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penyusunan penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.

b. Batasan Masalah.

c. Tujuan dan Manfaat.

d. Uraian Teoritis.

e. Metodologi Penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan. Struktur organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut serta gambaran lain jika dibutuhkan.

BAB III HASIL PENELITIAN BERUPA DATA KUALITATIF

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang

dilakukan di KPP Medan Belawan secara data yang sudah

diperoleh berupa data kualitatif.

(31)

BAB IV PEMBAHASAN

Penulis dalam bab ini akan menganalisis sesuai dengan masalah terhadap data-data yang berhubungan dengan judul Tugas Akhir yang sudah ditentukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab

sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan

sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat

dan tujuan dari Proposal Tugas Akhir.

(32)

32

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan pada mulanya bernama KantorPelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan surat Mentri Keuaangan Nomor : 94/KMK/.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi KPP PratamaMedan Belawan dengan surat keputusan MentriKeuangan Nomor 443/KMK/.01/2001 tanggal 21 Juli 2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan Direktorat Jendral pajak (DJP), maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan pajak serta Kantor Pemeriksaan danPenyidikan Pajak (KARIKPA) yang akan melayani PPh dan PPN serta melakukan pemeriksaan tetapi bukan sebagai lembaga yang memutuskan keberatan.

B. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Belawan

Sebagai bagian dari Direktorat Jendral Pajak KPP Pratama Medan

Belawan memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Direktorat Jenderal Pajak

(DJP). Adapun Visi dan Misi KPP Pratama Medan Belawan adalah sebagai

berikut :

(33)

33

1. Visi

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dapat dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

2. Misi

Misi Segi fiskal yaitu menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang dan tingkat efektifitas dan efisien yang tinggi.Sisi Ekonomiyaitu mendukung kebijaksanaan pemerintah dalammengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang meminimalkan ketidak efisien. Misi Aspek Politik yaitu mendukung proses demokrasi bangsa, dan dari sisi kelembagaan yaitu senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat.

C. Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan

Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri dari 4 kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Medan Labuhan.

2. Kecamatan Medan Marelan.

3. Kecamatan Medan Deli.

4. Kecamatan Medan Belawan.

D. Struktur Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

(34)

34

Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit- unit kerja dalam sebuah organisasi. Adanya struktur organisasi maka kita dapat melihat pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik. Selain itu, dengan adanya struktur organisasi kita dapat melihat hubungan antar komponen yang ada didalamnya dan semua komponen tersebut mengalami saling ketergantungan dan akan saling melengkapi di dalam struktur organisasi tersebut.

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri dari Kepala Kantor, Sub Bagian Umum,Pengolahan Data dan Informasi, Pelayanan, Penagihan, Pemeriksaan, Ekstentifikasi, Pengawasan dan Konsultasi 1, Pengawasan dan Konsultasi 2, Pengawasan dan Konsultasi 3, Pengawasan danKonsultasi 4 dan Fungsional Pemeriksan.

E. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Kemenkeu Nomor 206/PMK.01/2010 uraian tugas dan fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan akan penulis diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala KPP (Kepala Kantor)

Tugas Kepala KPP adalah mengkoordinasi penyusunan rencana kerja Kantor

Pelayanan Pajak sebagai bahan penyusunan rencana strategi kantor, menyusun

rencana pengamanan penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,

mengembangkan kegiatan ekonomi keuangan dan realisasi penerimaan tahun lalu,

melaksanakan tindak lanjut nota kesepahaman (MOU) sesuai arahan kepala kantor

wilayah, merencanakan pencarian data strategis dan potensial dalam rangka

(35)

35

intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan,mengolah data yang sumber datanya strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan,merinci dasar pengenaan pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan wajib pajak berdasarkan hasil penghitungan ketetapan pajak.

2. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tatausaha dan rumah tangga kantor.Tugas kepala sub bagian umum dalam pelaksanaan tugas di bidang administrasi yaitu penerimaan pengiriman surat – surat serta pelaksanaan tugas bendaharawan. Mendistribusikan surat – surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan pengiriman surat- surat keluar kepada instansi yang terkait. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin, adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengurusan surat masuk ke KPP yang bukanWajib Pajak.

b. Melaksanakan pengurusan surat keluar KPP.

c. Memproses berkas/arsip umum (Non Wajib Pajak).

d. Menyusun rencana kinerja,revisi rencana kinerja pelaksana, serta evaluasi kinerja pelaksanaan di lingkungan KPP.

e. Menyetujui konsep Surat Perjalanan Dinas ( SPD).

(36)

36

Pada umumnya Seksi PDI mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, pengolahan data perpajakan, urusantatausaha penerimaan perpajakan serta pengelolan kinerja organisasi. Adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

a. Perekaman dokumen perpajakan.

b. Memantau aplikasi e-SPT dan e-Filing.

c. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan kinerja.

d. Menyusun laporan sebagai pertanggung jawaban kerja.

e. Merekam SSP lembar 3, SPT Masa PPN, SPT PPh Pasal 21, Pasal 23/26, SPT Final Pasal 4.

4. Seksi Pelayanan

Pada umumnya seksi pelayanan mempunyai fungsi melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan,serta penerimaan surat lainnya. Adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

a. Melakukan dan meneliti serta merekam surat permohonan dari Wajib Pajak.

b. Melaksanakan pendaftaran, pemindahan data dan pencabutan identitas Wajib pajak.

c. Melaksanakan penerimaan SPT Tahunan dan SPT Masa.

d. Menerbitkan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

e. Menyelesaikan regristrasi Wajib Pajak, Objek Pajak atau

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

(37)

37

f. Membantu Wajib Pajak dalam mendapatkan e-FIN dan melaporkan Surat Pemberitahuannya melalui aplikasi e-Filing.

g. Mengurus kearsipan Wajib Pajak baik dalam bentuk formulir maupun bentuk media elektronik.

h. Menyimpan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dan mensortir ke dalam gudang jika sewaktu-waktu diperlukan kembali.

i. Menyusun surat tanggapan atas permasalahan dari Wajib Pajak.

j. Melaksanakan kerjasama perpajakan dengan instansi lain.

5. Seksi Penagihan

Pada umumnya Seksi Penagihan mempunyai tugas untuk melakukan urusan penatausahaanpiutang pajak, memproses permohonan pengangsuran pajak, penundaan pembayaran pajak, penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

Adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

a. Mengusulkan penghapusan piutang pajak.

b. Melakukan penerbitan Surat Tagihan,Surat Paksa, dan Surat Perintah.

c. Mengajukan permohonan perpanjang jangka waktu penyelesaian pemeriksaan.

d. Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan.

e. Menyusun daftar atau lembar penugasan pemeriksaan Wajib Pajak yang akan diperiksa.

f. Mengirim Surat Laporan Hasil Pelaksanaan Pegamatan.

6. Seksi Ekstensifikasi

(38)

38

Pada umumnya Seksi Ekstensifikasi mempunyai tugas untuk melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan,pendataan objek dan subjek pajak.dan penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi. Adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pengawasan Wajib Pajak Baru yaitu upaya yang dilakukan untuk mengawasi perhitungan, pembayaran, penyetoran, dan pelaporan kewajiban perpajakan Wajib Pajak Baru.

b. Pelaksanaan Ekstensifikasi yaitu upaya yang dilakukan dalam rangka penambahan Wajib Pajak, pemberian dan penghapusan NPWP atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

c. Pengawasan Kewajiban Perpajakan tertentu merupakan upaya aktif yang dilakukan untuk mengawasi kepatuhan perhitungan,pembayaran, dan pelaporan kewajiban perpajakan dari Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) dan Pajak Penghasilan atas hak tanah atau bangunan.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Pada umumnya Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak, memberikan kosultasi, serta menganalisis kinerja tiap Wajib Pajak. Adapun uraian tugasnya sebagai berikut :

a. Meneliti penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.

b. Melaksanakan rekonsiliasi data Wajib Pajak.

(39)

39

c. Menerbitkan konsep penerbitan Surat Keterangan Bebas Pemotongan Pemungutan PPh dan Pemungutan PPn.

d. Menetapkan pembuatan profil Wajib Pajak serta usul rencana kunujungan kerja ke lokasi Wajib Pajak dalam rangka pengawasan data Wajib Pajak.

e. Memberikan konsultasi kepada Wajib Pajak tentang ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

8. Fungsional Pemeriksaan dan Penelitian

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Pejabat fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan sedangkan dengan pejabat fungsional penilai berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi. Kelompok Jabatan terdiri dari :

a. Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

b. Pejabat Fungsional Pemeriksaan seperti Pemeriksa paja madya,

pemeriksa pajak muda, pemeriksa pajak pratama dan pemeriksa pajak

pelaksana.

(40)

40

BAB III

PROFIL PROSES PENGAJUAN PERMOHONAN PENERBITAN ELECTRONIC-FILING IDENTIFICATION NUMBER DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN.

Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)kepada wajib pajak. Kode e-FIN digunakan sebagai identifikasi bagi setiap wajib pajak agar dapat melakukan transaksi elektronik seperti pelaporan SPT. Tujuan dibuat nya e-FINagarwajib pajak dapat melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan)tahunan via online dengan amansehingga kerahasiaan data dapat terjamin. Adapun manfaat dalam pembuatan e-FIN yaitu wajib pajak bisa mengakses sistem pajak online dan melaporkan SPT Tahunan tanpa perlu antri di KPP,menjamin kerahasiaan data yang telah dimasukkan ke sistem pajak online.Apabila pajak telah dilaporkan secara online, maka data sudah terekam pada e-FIN. Setelah data telah terekam maka untuk laporan pajak tahun berikutnya, tidak perlu diisi dari awal lagikarena syarat untuk melakukan e-Filing telahterpenuhi.

Electronic Filing Identification Numberperlu dilakukan di setiapKPP

karena di era modernisasi perpajakan pelaporan pajak atau yang dikenal dengan e-

Filing harus terlebih dahulu menguruse-FIN pajaknya,jika tidak maka pelaporan

SPT secara online tidak akan terlaksana. Adapun Dasar Hukum dalam Electronic

Filing Identification Number (e-FIN) yaituPeraturan Direktur Jenderal Pajakdiatur

Nomor PER-41/PJ/2015 (www.itijen.kemenkeu.go.id).

(41)

41

Penulis akan merumuskan bahwa Electronic Filing Identification Number

(e-FIN) merupakan suatu aplikasi di era modernisasi administrasi perpajakan yang

bertujuan untuk memudahkan para wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakan.

(42)

42

A. Proses PengajuanElectronic Filing Identification Number (e-FIN) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

Ada beberapa peraturan yang telah diberlakukan oleh Direktorat Jenderal dalam proses pengajuan Electronic FilingIdentification Number(e-FIN) yaitu dalam permohonan aktivasi e-FIN, dilakukan oleh wajib pajak sendiri dantidak diperkenankan untuk dikuasakan kepada pihak lain, wajib pajak diharapkan dapat mengisi, menandatangani, dan menyampaikan formulir aktivasi e-FIN dengan mendatangi secara langsung Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Wajib Pajak menyerahkan syarat seperti fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) beserta Kartu Tanda Penduduk (KTP), menyampaikan email aktif yang digunakan sebagai sarana dalam menerbitkan e-FIN pajak tersebut.

Berikut ini adalah skema dalam pengajuan permohonan Electronic Filing Identification Number (e-FIN) di KPP Pratama Medan Belawan.

Skema 3.1 Pengajuan e-FIN

Sumber : Diolah dari Hasil Wawancara (2018).

Syarat-Syarat WP

Mendatangi Tempat Pelayanan Terpadu ( TPT)

Surat Permohonan

e-FIN

E-mail Aktif WP Mengambil

Surat Permohonan pembuatan E-

FIN

Fotocopy NPWP

Fotocopy

KTP

(43)

43

Berdasarkan skema 3.1proses pembuatan e-FIN, maka terlebih dahulu diawali dengan pengambilan surat permohonan pembuatan e-FINoleh wajib pajak dengan membawa persyaratan yang telah ditetapkan yaitu membawa Fotocopy NPWP, Fotocopy KTP, Surat Permohonan yang diisi serta email aktif wajib pajak. Setelah email aktif diberikan makae-FIN yang sudah diaktivasi oleh petugas pajak akan masuk ke alamat email wajib pajak tersebut(Sumber Wawancara dengan Seksi Pelayanan KPP Medan Belawan 2018).

Setelah melengkapi beberapasyarat untuk aktivasi e-FIN maka tahap selanjutnya yaitu mengisi surat permohonan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral untuk mengaktivasie-FIN yang tertera dalam lampiran 1,setelah Wajib Pajak mendapatkan e-FIN,contoh e-FIN pada (lampiran 2) sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan,maka e-FIN akan diberikan langsung kepada Wajib Pajak pada 1 hari kerja.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis akan merumuskan bahwa ada

beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk

proses pengajuan e-FIN danwajib pajak harus melengkapi semua persyaratan

tersebut agar pembuatan e-FIN dapat terlaksana.

(44)

44

B. KendalaWajib Pajak Pada Saat Melakukan Pembuatan e-FINDiKantor PelayananPajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Pada sub bab ini penulis akan menjelaskan beberapa kendala dalam aplikasi e-FINyang telah diberikan oleh KPP berdasarkan hasil wawancara selama melaksanakan studi lapangan yaitu kendala dalam pembuatan e-FIN yang sering bermasalah diantaranya,yaitudalam proses pembuatan e-FIN masih didapati masalah serverdown (alamat website tidak dapat diakses),Kendala selanjutnya dalam pembuatan e-FIN masih sering dijumpai yaituWajib pajak orang pribadi untuk membuat e-FIN baruyang datang bukan orang yang sebenarnya,sehingga tidak diperbolehkan untuk melakukan proses pembuatane-FIN dan untuk Wajib Pajak badan dalam mengurus pembuatan e-FIN didapati yang datang tidak pengelola.Adapun kendala dalam pembuatan e-FIN yaituWajib Pajak lupa akan passworde-FIN dan Wajib Pajak lupa e-FIN pajaknya.Lupa password e-FIN dan lupa e-FIN pajak sering dialami oleh Wajib Pajak disebabkan karena kecerobohan oleh Wajib Pajak tersebut yang tidak menyimpan e-FIN beserta passwordnya yang sudah diberikan oleh petugas pajak pada saat mendaftar e-FIN di tahun sebelumnya(Sumber Wawancara dengan Seksi Pelayanan KPP Pratama Medan Belawan 2018).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis perlu merumuskan bahwa

kendala Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Belawan

selalu terkait tentang masalah server down (alamat website tidak dapat diakses),

dalam pembuatan e-FIN orang pribadi yang mengurus bukan orang bersangkutan

atau dalam pengajuan e-FIN badan yang datang bukan pengelola sebenarnya,

wajib pajak lupa password e-FIN, dan permasalahanberikutnya yang dijumpai

(45)

45

yaitu Wajib Pajak lupa akan e-FIN. Permasalahan ataupun kendala yang didapati penulis di KPP Pratama Medan Belawan akanpenulis uraikan dengan membuat strategi atau solusi yang ditawarkan oleh KPP untuk menjawab kendala yang terjadi saat penulis melaksanakan studi lapangan di sub bab berikutnya.

C.Strategi dalam mengoptimalkan pendaftaran e-FINDi KantorPelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Berdasarkan sub bab sebelumnya, bahwa banyak dijumpai kendala Wajib Pajak dalam penggunaan aplikasi e-FIN. Oleh karena itu, penulis pada bagian ini berusaha menjelaskan tentang strategi solusi yang telah diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan berdasarkan hasil wawancara selama melaksanakan studi lapangan.

Kendala yang sering dihadapi Wajib Pajak sepertimasalah server down

(alamat website tidak dapat diakses), memerlukanstrategi dengan cara menghapus

history (riwayat) internet agar mempercepat proses sistem internet. Selanjutnya

dalam pembuatan e-FIN orang pribadi yang mengurus bukan orang bersangkutan

atau dalam pengajuan e-FIN badan yang datang bukan pengelola sebenarnya,

maka strateginya adalah harus melampirkan surat kuasa dan khususe-FIN badan

harus diberikan cap stempel perusahaan. Strategi selanjutnya yang diberikan KPP

jika Wajib Pajak lupa akan password e-FIN adalah masuk ke halaman

websitehttps://djponline.pajak.go.id/resetpass,kemudian masukkan nomor NPWP,

kode e-FIN pajak, kode pengamanan. Tahap selanjutnya yaitu dengan cek email

yang digunakan saat daftar akun e-Filing dan klik link yang diberikan untuk

(46)

46

lupa akan e-FIN pajaknya, strategi yang diberikan oleh KPP yaitu mencetak kembali e-FIN Pajak. Pencetakan ulang e-FIN pajak yang lupa ini hanya bisa dilakukan oleh petugas pajak dan tidak bisa mengecek e-FIN melalui aplikasi DJP online. Satu-satunya cara cek e-FIN adalah dengan datang langsung ke KPP dan kemudian dapat mengajukan permohonan untuk cetak ulang e-FIN. Apabila diwakilkan, maka perlu melampirkan surat kuasa yang ditandatangani dengan materai 6000. Syarat yang perlu dibawa untuk mencetak ulang e-FIN yaitu mengisi formulir cetak ulange-FIN,kemudian melampirkan fotokopi KTP, fotokopi NPWP. Setelah itu serahkan berkas tersebut ke petugas pajak di seksi pelayanan, dan e-FIN pajak akan langsung dicetak (Sumber Wawancara dengan Seksi Pelayanan KPP Pratama Medan Belawan 2018).

Penulis telah merumuskan bahwa ada beberapa strategi yang telah

ditawarkan oleh pihak KPP untuk meningkatkan pendaftaran e-FIN. Strategi yang

diberikan oleh KPP Belawan tersebut berguna agar meningkatkan daya minat

masyarakat untuk mendaftar e-FIN untuk mempermudah proses e-

Filing.Berdasarkan penjelasan diatas, maka di dalam profil pengajuan

permohonan penerbitan Electronic Filing Identification Number(e-FIN) kita harus

mengetahui terlebih dahulu proses dalam pengajuan e-FIN tersebut. Pada

kenyataan, masih banyak kendala yang dijumpai dalam pembuatan e-FIN di KPP

Pratama Medan Belawan maka ada beberapa strategi yang ditawarkan oleh

KPPagar pengajuan e-FIN dapat berjalan secara optimal.

(47)

47

BAB IV

ANALISIS KASUS PENDAFTARAN E-FIN DAN STRATEGI PENYELESAIAN DI KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN

A. Indentifikasi Kasus Dalam Pendaftaran Electronic Filing Identification Number (e-FIN) Di KPP Pratama Medan Belawan

Pendaftaran e-FIN dalam era modernisasi perpajakan sekarang sangatlah penting agar pelaporan pajak yang kita lakukan dapat berjalan secara efisien, namun dalam kenyataannya pada proses pendaftaran e-FIN masih di temukan banyak masalah atau kasus yang membuat proses pendaftarane-FINmenjadi tidak lancar. Adapun beberapa kasus tersebut akan dijelaskan penulis pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis Kasus beserta Strategi Penyelesaian NO Kasus Atas Pendaftaran e-FIN di KPP

Pratama Medan Belawan

Strategi/Solusi Yang di Lakukan KPP Pratama

Medan Belawan 1 Masih banyak dijumpai terjadi server down

dalam melaksanakan pembuatan e-Fin.

Menghapus cache (sampah dalam istilah internet) yang ada pada browserdan juga menghapus adanya history (riwayat)website internet agar mempercepat proses pendaftaran e-FINdan pihak

KPP telah

menambahjaringan internet.

2 Wajib Pajak Orang pribadi maupun Badan tidak dapat hadir dalam mendaftarkan e-FIN.

Memberi surat kuasa

khusus dengan diberi

materai 6000 sedangkan

untuk pengurusan e-FIN

wajib pajak badan harus

diberi stempel oleh direktur

perusahaan.

(48)

48

3 Wajib Pajak lupa akan password e- FIN.

Masuk ke halaman website https://djponline.pajak.go.id/resetpass, kemudian masukkan nomor NPWP, kode e-FIN pajak, kode pengamanan.

Tahap selanjutnya yaitu dengan cek email yang digunakan saat daftar akun e-Filing dan klik link yang diberikan untuk mereset password e- Filing DJP online.

4 Wajib Pajak lupa akan e-FIN pajaknya.

Datang langsung ke kantor pajak dan kemudian dapat mengajukan permohonan untuk cetak ulang e-FIN.

Apabila diwakilkan, maka perlu melampirkan surat kuasa yang ditandatangani dengan materai 6000.

Syarat yang perlu dibawa untuk mencetak ulang e-FIN yaitu mengisi formulir cetak ulang e-FIN, kemudian melampirkan fotokopi KTP, fotokopi NPWP. Selanjutnya serahkan berkas tersebut ke petugas pajak di seksi pelayanan, dan e-FIN pajak akan langsung dicetak.

Sumber : (Hasil Wawancara dengan seksi pelayanan 2018)

Berdasarkan Penjelasan dari tabel 4.1, penulis akan menganalisis beberapa kasus ataupun kendala yang sering terjadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan seperti masalah server down. Permasalahan server down sering sekali terjadi dalam pembuatan e-Fin diakibatkan banyaknya Wajib Pajak yang mendaftarkan e-FIN di akhir batas tanggal yang telah ditentukan.

Permasalahan ataupun kendala ini juga telah dikaji olehSucianingsih

(2018)menjelaskan bahwa masalah serverdowndiakibatkan karena banyaknya

pendaftaran yang masuk sehingga mengakibatkankan sistem menjadi lambat

bahkan ada yang tidak dapat diakses. Pada akhir batas tanggal yang ditentukan

banyak sekali yang ingin membuat atau mencetak kembali e-FIN untuk mencoba

mengisi e-Filing. Hal ini menunjukkan bahwa ada tantangan pemerintah dimasa

(49)

49

depan dalam meningkatkannaspek teknisnyaseperti elektronik atau server. Ada juga kendala yang telah dikaji oleh Praditya (2014)didapati hasil bahwaserver down biasanya terjadi pada saat mendekati hari-hari penutupan laporan SPT, apabila server terus menerus downmaka sesuai dengan UU KUP pasal 36 Wajib Pajak akan diberikan toleransi yaitu memperpanjang tanggal akhir sehingga Wajib Pajak tidak perlu merasa khawatir.

Adapun kendala selanjutnya yaitu dalam pembuatan e-FIN orang pribadi

maupun badan sering dijumpai yang datang bukan sebenarnya ataupun dalam

pembuatan e-FIN badan yang datang bukan pengelola sebenarnya. Permasalahan

tersebut dibuktikan dengan hasil kajianWahyuni (2016)menyatakan bahwa

berdasarkan pasal 4 ayat 3 Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen) Pajak Nomor

PER-41PJ/2015 tentang Pengamanan TransaksiElektronik Pajak Online,

permohonan aktivasi e-FIN harus dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dan tidak

diperbolehkan untuk dikuasakan kepada pihak lain. Kendala ini diperkuat dengan

adanya kajian dari Gideon(2016) menjelaskan bahwa e-FIN wajib pajak pribadi

dan e-FIN wajib pajak badan berbeda dalam pengurusannya. Electronic Filing

Identification Number (e-FIN) badan dilakukan oleh pengurus yang ditunjuk

mewakili perusahaan dengan membawa beberapa persyaratan seperti Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),dan SKT (Surat

Keterangan Terdaftar), jika diwakilkan kepada pihak lain, maka harus

memberikan surat kuasa khusus dengan diberi materai 6000, sedangkan dalam

pengurusan e-FIN wajib pajak pribadi harus dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri

dan tidak bisa diwakilkan oleh orang lain.

Gambar

Tabel 4.1 Analisis Kasus beserta Strategi Penyelesaian  NO  Kasus Atas Pendaftaran e-FIN di KPP

Referensi

Dokumen terkait

[r]

• Investment bankers are in touch with potential foreign investors and know what they currently require, and can also help navigate the numerous institutional and. regulatory

Kemukakan kemampuan awal peserta didik yang dapat digali dan potensi yang dimiliki peserta didik berkaitan dengan konsep tersebut.. Kemukakan kesulitan yang kemungkinan

[r]

Dengan 7 Layer OSI, dapat dijelaskan bagaimana informasi dari software aplikasi pada satu komputer berpindah melalui suatu media kemudian sampai akhirnya diterima kembali oleh

Hasil wawancara dengan Bapak Muslim Surbakti, Amd.IP.SH selaku Kasubsi Bimkemaswat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kota Binjai menyatakan bahwa ruang lingkup petugas dalam

Dampak interaksi antara karakteristik informasi broadscope sistem akuntansi manajemen dengan keti� dakpastian lingkungan akan semakin posi� tif terhadap kinerja

Harris (dalam Worchel dan Cooper, 1986) menyatakan bahwa kadar frustasi ringan dan sedang tidak akan menimbulkan agresi, sedangkan menurut Geen dan Bertkowitz menyatakan bahwa