• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DIMODERASI OLEH POLITICAL CONNECTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DIMODERASI OLEH POLITICAL CONNECTION"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)1. PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DIMODERASI OLEH POLITICAL CONNECTION: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2007 - 2018. TESIS. Oleh: Rahmadani 187017060. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) 2. PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DIMODERASI OLEH POLITICAL CONNECTION: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2007 - 2018. Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister Akuntansi. Oleh: Rahmadani 187017060. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020. i. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) 3. ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) 4. TIM PENGUJI TESIS Telah Diuji dan Dinyatakan LULUS di Depan Tim Penguji Pada Hari Rabu Tanggal 11 Maret 2020. Judul Tesis. : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Manajemen Laba Terhadap Penghindaran Pajak Dimoderasi Oleh Political Connection: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007 – 2018. Nama Mahasiswa. : Rahmadani. NIM. : 187017060. Program Studi. : Magister (S2) Akuntansi. Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA, CSP. Ketua Penguji/Pembimbing. Dr. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CA, CSP. Anggota Penguji/Pembimbing. Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA. Anggota Penguji. Dr. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA. Anggota Penguji. Dr. Rujiman, MA. Anggota Penguji. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) 5. iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) 6. v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) 7. DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Alamat Tempat/ Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Status Perkawinan. : Rahmadani : Pelintahan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai : Pelintahan/ 18 Februari 1995 : Perempuan : Islam : Belum Menikah. RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun 2018 – 2020 : Program Magister Akuntansi (S2) Universitas Sumatera Utara Medan Tahun 2013 – 2017 : Program Studi Ekonomi Islam (S1) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan Tahun 2010 – 2013 : SMA Negeri 1 Sei Rampah : SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2007 – 2010 Tahun 2001 – 2007 : SD Negeri 104303 Kp Ibus PENGALAMAN KERJA Tahun 2017 – 2018 : Konsultan Pajak : PT. Interprima Nusantara Mandiri Tahun 2019 – sekarang. vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) 8. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, manajemen laba terhadap penghindaran pajak secara simultan dan parsial, serta untuk mengetahui pengaruh political connection sebagai variabel moderasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 – 2018. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh (sensus), maka dari populasi sebanyak 47 perusahaan akan dijadikan sebagai sampel seluruhnya selama 12 tahun berturut-turut sehingga total pengamatan yaitu sebanyak 478 perusahaan. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan manajemen laba, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Secara parsial, ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penghindaran pajak, profitabilitas dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak, manajemen laba berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap penghindaran pajak. Political connection signifikan dalam memoderasi profitabilitas terhadap penghindaran pajak dan political connection tidak signifikan dalam memoderasi ukuran perusahaan, leverage, dan manajemen laba terhadap penghindaran pajak. Kata kunci:. Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Manajemen Laba, Penghindaran Pajak, Political Connection.. vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) 9. viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) 10. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, perlindungan dan kemudahan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Manajemen Laba Terhadap Penghindaran Pajak Dimoderasi Oleh Political Connection: Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007 2018”. Tesis ini merupakan karya tulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Pascasarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, guna meraih gelar Magister (S2). Tesis ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis, Ibu tercinta Masbah Rangkuti dan Ayah tersayang Rifa’i yang selalu memberikan motivasi, dukungan baik dari segi materil maupun spiritual. Terima kasih atas kasih sayangnya, semoga selalu sehat wal afiat. Dalam menyelesaikan proses Studi Magister Akuntansi di Universitas Sumatera Utara, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus atas dukungan, motivasi, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) 11. 2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi dan sekaligus sebagai dosen pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan tesis. 4. Bapak Dr. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, CA, CSP selaku Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi dan sekaligus sebagai pembimbing utama yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan banyak saran, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan tesis. 5. Bapak Dr. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CA, CSP selaku dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan banyak saran, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan tesis. 6. Bapak Dr. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan tesis. 7. Bapak Dr. Rujiman, MA selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan tesis. 8. Abang-abang tersayang Asmawi dan Mahrojan, Kak ipar terbaik Melisa dan Evi serta adik-adik tercinta Rosma Wati dan Mhd. AlHafiz. 9. Segenap Bapak/ Ibu dosen serta Staf Sekretariat Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Akuntansi.. x UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) 12. xi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) 13. DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ....................................................................................................... i Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii Halaman Tim Penguji .......................................................................................... iii Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah ........................................ iv Halaman Pernyataan Originalitas ........................................................................v Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vi Abstrak ................................................................................................................. vii Abstract ............................................................................................................... viii Kata Pengantar .................................................................................................... ix Daftar Isi .............................................................................................................. xii Daftar Tabel..........................................................................................................xv Daftar Gambar ................................................................................................... xvi Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii Daftar Arti dan Lambang Singkatan ............................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 1.1. Latar Belakang ...................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................8 1.3. Pertanyaan Penelitian .........................................................................8 1.4. Tujuan Penelitian ...............................................................................9 1.5. Manfaat Penelitian ...........................................................................10 1.6. Originalitas .......................................................................................11 BAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR .........................13 2.1. Landasan Teori .................................................................................13 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) ..........................................13 2.1.2. Teori Motivasi (Motivation Theory) ......................................14 2.2. Telaah Literatur ................................................................................16 2.2.1. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) ....................................16 2.2.2. Ukuran Perusahaan.................................................................21 2.2.3. Profitabilitas ...........................................................................24 2.2.4. Leverage .................................................................................26 2.2.5. Manajemen Laba ....................................................................28 2.2.6. Political Connection...............................................................33 BAB III KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...............................36 3.1. Kerangka Penelitian .........................................................................36 3.2. Hipotesis Penelitian..........................................................................38 3.2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak ................................................38 3.2.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak ................................................38 3.2.3. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak ................................................39 3.2.4. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak ................................................40. xii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) 14. 3.2.5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................40 3.2.6. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................41 3.2.7. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................43 3.2.8. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................43 3.2.9. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Manajemen Laba Secara Simultan terhadap Penghindaran Pajak ...............................................................44 BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................................45 4.1. Desain Penelitian ..............................................................................45 4.2. Definisi Operasional Variabel ..........................................................45 4.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......................52 4.4. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................52 4.5. Teknik Analisis Data ........................................................................53 4.5.1. Analisis Statistik Deskriptif ..................................................53 4.5.2. Analisis Regresi Data Panel ..................................................54 4.5.3. Pengujian Hipotesis ...............................................................56 4.5.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ......................................57 4.5.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................57 4.5.3.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)..................................58 4.5.3.4. Uji Signifikansi Interaksi (MRA) ............................58 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................59 5.1. Hasil Analisis Data ...........................................................................59 5.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................................59 5.1.2. Analisis Regresi Data Panel ..................................................60 5.1.2.1. Penentuan Model Estimasi antara CEM dan FEM dengan Uji Chow ...........................60 5.1.2.2. Penentuan Model Estimasi antara FEM dan REM dengan Uji Hausman ......................61 5.1.3. Pengujian Hipotesis ...............................................................62 5.1.3.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................62 5.1.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................63 5.1.3.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)..................................63 5.1.3.4. Uji Signifikansi Interaksi (MRA) ............................64 5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................66 5.2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak ................................................66 5.2.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak ................................................68 5.2.3. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak ................................................69 5.2.4. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak ................................................71. xiii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) 15. 5.2.5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................72 5.2.6. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................73 5.2.7. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................74 5.2.8. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection .......................75 5.2.9. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Manajemen Laba Secara Simultan terhadap Penghindaran Pajak ...............................................................75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................77 6.1. Kesimpulan ......................................................................................77 6.2. Keterbatasan .....................................................................................78 6.2. Saran .................................................................................................78 Daftar Pustaka ......................................................................................................80 Lampiran ..............................................................................................................86. xiv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) 16. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Perbandingan Tax Ratio........................................................................2 Tabel 1.2. Originalitas Penelitian ........................................................................12 Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 51 Tabel 5.1. Statistik Deskriptif ..............................................................................59 Tabel 5.2. Hasil dari Uji Chow ............................................................................60 Tabel 5.3. Hasil dari Uji Hausman ......................................................................61 Tabel 5.4. Nilai Statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t ...............62 Tabel 5.5. Uji Signifikansi Interaksi ....................................................................65. xv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) 17. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Kerangka Konseptual .......................................................................36. xvi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) 18. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Halaman Ringkasan Penelitian Terdahulu ....................................................86. Lampiran 2. Daftar Sampel.................................................................................92. Lampiran 3. Data Penelitian ...............................................................................94. Lampiran 4. Data Eviews .................................................................................103. xvii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) 19. DAFTAR SINGKATAN APBN BEI BPS CETR DER PC PDB ROA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Bursa Efek Indonesia Badan Pusat Statistik Cash Effective Tax Rate Debt to Equity Ratio Political Connection Produk Domestik Bruto Return On Asset. xviii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.. Latar Belakang. Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data, pendapatan APBN sekitar 70% bersumber dari penerimaan negara atas pajak. Penerimaan negara yang bersumber dari pendapatan pajak tersebut digunakan untuk memenuhi keperluan negara dan diharapkan. dapat. dimanfaatkan. untuk. kemajuan. negara.. Soemitro. mengungkapkan pajak ialah iuran rakyat kepada negara yang berdasarkan undangundang (yang dapat. dipaksakan) dengan. tiada mendapat. jasa timbal. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2013). Di sisi lain, (Finance dan Miller, 2009) menjelaskan bahwa pajak bagi suatu perusahaan merupakan bagian terpenting dalam kebijakan pengeluaran dan memungkinkan. untuk. pajak. laba. bersih. perusahaan. pembayarannya. diminimalkan. (Dyreng, Hanlon, & Maydew, 2008) mengungkapkan bahwa kebijakan pihak manajemen terkait dengan pengeluaran perusahaan tidak terlepas dari motivasi pajak pada manajemen perusahaan. Kepentingan yang berbeda diantara perusahaan dengan pemerintah, berdasarkan teori keagenan, keadaan tersebut mengakibatkan perusahaan untuk berbuat tidak patuh dimana perusahaan melakukan praktik tax avoidance. Perusahaan yang merupakan salah satu bagian dari wajib pajak pasti akan berusaha meminimalkan pembayaran pajak perusahaan, dengan begitu dapat meningkatkan keuntungan pemegang saham dan terkait dengan political cost. 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) 2. (Tang and Firth, 2011). Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah sebuah bentuk pengaturan transaksi untuk mendapatkan keuntungan, manfaat, atau pengurangan pajak dengan cara memanfaatkan kelemahan undang-undang perpajakan, namun tidak etis karena tindakan tersebut merupakan penghinaan terhadap administrasi pajak serta merugikan berbagai pihak (Brown, 2012). Tax ratio adalah salah satu skala yang dapat dijadikan untuk mengukur kinerja pendapatan atas pajak dalam suatu negara. Tax ratio merupakan perbandingan antara pemasukan atas pajak dengan pendapatan domestik bruto dimasa yang sama. Heritage Foundation (2016) menunjukkan tax ratio sampai dengan tahun 2016 di beberapa Kawasan Asia Tenggara masih sangat kecil dibandingkan dengan beberapa negara di dunia. Data tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.1. Perbandingan Tax Ratio Negara. Tax Ratio. Indonesia. 11,8%. Malaysia. 15,8%. Thailand. 16,2%. Philipina. 13,3%. Singapura. 13,8%. Denmark. 48,6%. Prancis. 45%. Austria. 42,5%. Inggris. 32,9%. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) 3. Australia. 27,5%. Sumber : http://www.heritage.org/taxes (2016) Badan Pusat Statistik mengeluarkan data, selama tahun 2014-2018 industri pertambangan batubara dan lignit rata-rata menyumbang 2,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per tahunnya atau setara dengan Rp 235 triliun. Di balik tingginya nilai ekonomi yang dihasilkan industri pertambangan batubara, ternyata kontribusi pajaknya sangat minim. Data dari Kementerian Keuangaan menunjukkan tax ratio yang dikontribusikan dari sektor pertambangan mineral dan batubara pada 2016 hanya sebesar 3,9%. Rendahnya tax ratio tersebut tidak terlepas dari permasalahan penghindaran pajak (tax avoidance). Perusahaan sektor pertambangan merupakan salah satu bagian sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mampu bertahan pada kondisi. ekonomi. di. Indonesia.. Dibuktikan. semakin. banyaknya. sektor. pertambangan yang melakukan IPO, dan hingga tahun 2018 sektor pertambangan yang terdaftar di BEI berjumlah 47 perusahaan yaitu 25 perusahaan sub sektor pertambangan batubara, 10 perusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi, 10 perusahaan sub sektor pertambangan logam dan mineral, dan 2 perusahaan sub sektor pertambangan batubatuan. Fenomena praktik penghindaran pajak banyak dilakukan di Indonesia dan bahkan sampai menyeret pejabat pajak. Mantan penyidik pegawai negara sipil pada Direktorat Jenderal Pajak, yaitu Handang Soekarno. Terbukti bersalah menerima suap dari Direktur PT. EK Prima sebanyak Rp 1,9 M, berdasarkan putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, 24 Juli 2017.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) 4. Indonesia sendiri mengalami kerugian yang cukup besar akibat kasus praktik penghindaran pajak oleh perusahaan pertambangan seperti PT. Adaro Energy, PT. Bumi Resources Tbk, dan PT. Kaltim Prima Coal. Berbagai macam cara telah mereka lakukan untuk menghindari pembayaran pajak penghasilan (PPh) badan usaha, mulai dari transfer pricing, memodifikasi laporan keuangan sampai melakukan merger dengan unit-unit usaha diluar perusahaan yang merugi. Laporan terbaru Global Witness berjudul Taxing Times for Adaro yang dirilis pada 4 Juli 2019, lembaga nirlaba internasional bidang lingkungan hidup, memberikan laporan investigasi terkait perusahaan tambang batubara di Indonesia, yaitu PT Adaro Energy Tbk memperluas jaringan perusahaan luar negeri ke Singapura dan Mauritius, penggunaan negara suaka pajak untuk menyimpan dana dan aset. Sehingga ratusan juta dolar yang disimpan Adaro di luar negeri, tidak akan pernah kena pajak di Indonesia. Dari laporan tersebut disebutkan bahwa dari tahun 2009-2017, perseroan melalui anak perusahaannya di Singapura, Coaltrade Services International membayar USD 125 juta atau lebih sedikit dari yang seharusnya dilakukan di Indonesia. Aktivitas tax avoidance sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Manajemen Laba dan Political Connection. Ukuran perusahaan (firm size) menggambarkan keadaan perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan serta tindakan pengembalian keputusan perpajakannya. (Kurniasih & Sari, 2013) menyatakan keadaan perusahaan besar mengakibatkan menjadi pusat perhatian pemerintah sehingga cenderung untuk taat pajak. Pada penelitian. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) 5. sebelumnya terdapat hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak yaitu (Selviani, 2019), (Dewinta dan Setiawan, 2016), (Dharma dan Ardiani, 2016), (Siregar dan Widyawati, 2016), berbeda dengan penelitian (Sabli dan Md Noor, 2012), (Rinaldi dan Charoline, 2015), (Dewi dan Noviari, 2017) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Profitabilitas. merupakan. rasio. yang menggambarkan. kemampuan. perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu terkait dengan tingkat penjualan, aset, dan ekuitas. Salah satu rasio profitabilitas yaitu Return On Assets (ROA). Nilai ROA didapat dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset perusahaan. Return On Assets berguna untuk memperhitungkan tingkat pengembalian atas aset perusahaan seberapa besar (Maharani dan Suardana, 2014). Penelitian (Rinaldi dan Charoline, 2015), (Dewinta dan Setiawan, 2016), (Dewi dan Noviari, 2017), (Darmawan dan Sukartha, 2014), profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak dan penelitian (Arianandini dan Ramantha, 2018) mengungkapkan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Leverage adalah rasio yang menunjukkan banyaknya utang suatu perusahaan yang digunakan dalam pembiayaan aktivitas operasi perusahaan. Utang yang bertambah berdampak pada bertambahnya beban bunga perusahaan, dengan begitu beban pajak perusahaan menjadi berkurang. Rasio leverage terdapat hasil yang berbeda-beda terhadap tax avoidance, penelitian (Kurniasih dan Sari, 2013), (Selviani, 2019), (Pajriyansyah dan Firmansyah, 2016),. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) 6. menyatakan leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, dan (Dewi dan Noviari, 2017) mendapatkan hasil penelitian bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Dua jenis manajemen laba yang dapat digunakan pada perusahaan untuk memanipulasi laba yaitu manajemen laba riil dan manajemen laba akrual (Badertscher, 2011). Manajemen laba riil digunakan untuk memanipulasi kegiatan transaksi perusahaan riil dengan cara mengubah waktu transaksi. Sedangkan manajemen laba akrual bertujuan menyamarkan kinerja ekonomi perusahaan dengan memanfaatkan metode dan standart akuntansi yang ada dalam penyusunan laporan keuangan (Roychowdhury, 2006). Hasil penelitian untuk manajemen laba juga berbeda-beda, (Shiwei Wang, 2012), (Larastomo, Perdana, Triatmoko, & Sudaryono, 2016), (Anne, et al., 2016), (Supramono, 2012), (Frank et al., 2009), mengungkapkan. bahwa. manajemen. laba. berpengaruh. positif. terhadap. penghindaran pajak dan hasil penelitian manajemen laba berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak (Wulandari, 2017). Manajemen laba berbasis akrual dan riil terhadap penghindaran pajak pada perusahaan yang memiliki keterlibatan dalam dokumen panama papers tidak memiliki pengaruh. Political connection dalam memoderasi hubungan manajemen laba akrual dan riil terhadap penghindaran pajak juga tidak berpengaruh. Akan tetapi, political connection terhadap penghindaran pajak secara langsung terbukti berpengaruh negatif secara empiris (Simamora, 2017). Politik dan bisnis merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Aspek politik diyakini mempunyai manfaat yang besar bagi pengambilan keputusan yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) 7. dilakukan oleh manajemen. Keadaan politik yang baik akan memberikan dampak positif pada dunia bisnis, dan tidak dipungkiri bahwa pendanaan politik dibiayai dari hasil bisnis. Perusahaan didefinisikan sebagai terhubung dengan politik, jika setidaknya salah satu pimpinan perusahaan (CEO, Presiden, Wakil Presiden, Ketua, atau Sekretaris) adalah anggota parlemen, seorang menteri, atau terkait erat dengan politisi atau pimpinan partai politik (Faccio et al., 2004). Political connection terlihat dari ditempatkannya sejumlah politisi partai dan pejabat negara sebagai dewan komisaris perusahaan. Political connection dapat menjadi salah satu potensi terjadinya penghindaran pajak (Zhang & Marquis, 2016). Hal ini terkait dengan kedekatan politik yang dimiliki oleh perusahaan akan menurunkan tingkat pengawasan pemerintah dan informasi regulasi pajak yang lebih baik. Political connection sendiri jika dikaitkan secara langsung dengan penghindaran pajak memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran pajak (Ritchter et al., 2009) (Kim dan Zhang, 2015), tetapi di sisi lain (Chaney, Faccio, dan Parsley, 2011) mengungkapkan bahwa koneksi politik suatu perusahaan dapat membuat perusahaan untuk berbuat patuh. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, diketahui belum ada penelitian yang meneliti hubungan keempatnya secara bersamaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tesis yang berjudul: “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak Dimoderasi oleh Political Connection: Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007 – 2018”.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) 8. 1.2.. Rumusan Masalah. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas maka dijelaskan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan manajemen laba pada perusahaan dapat digunakan dalam upaya melakukan aktivitas penghindaran pajak. Artinya penggunaan ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan manajemen laba, yang terjadi di perusahaan dapat memberikan peluang yang sama dalam meningkatkan praktik penghindaran pajak. Selain itu, salah satu faktor yang dijadikan pengambilan keputusan perusahaan yaitu aspek koneksi politik yang dimiliki perusahaan. 1.3.. Pertanyaan Penelitian. Berdasarkan uraian masalah di atas dilakukan analisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, manajemen laba terhadap penghindaran pajak yang dimoderasi oleh political connection. Adapun pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak? 4. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap penghindaran pajak? 5. Apakah political connection memoderasi hubungan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak? 6. Apakah political connection memoderasi hubungan profitabilitas terhadap penghindaran pajak?. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) 9. 7. Apakah political connection memoderasi hubungan leverage terhadap penghindaran pajak? 8. Apakah political connection memoderasi hubungan manajemen laba terhadap penghindaran pajak? 9. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, manajemen laba secara simultan berpengaruh terhadap penghindaran pajak? 1.4.. Tujuan Penelitian. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan peneliti yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2. Profitabilitas. berpengaruh. terhadap. penghindaran. pajak. pada. perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 3. Leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 4. Manajemen laba berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 5. Political connection memoderasi hubungan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) 10. 6. Political connection memoderasi hubungan profitabilitas terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 7. Political. connection. memoderasi. hubungan. leverage. terhadap. penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 8. Political connection memoderasi hubungan manajemen laba terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 9. Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, manajemen laba secara simultan berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 1.5.. Manfaat Penelitian. Bersama dengan tujuan penelitian di atas, adapun manfaat dilakukannya penelitian ini yaitu : 1. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru serta memberikan. gambaran. secara. mendalam. mengenai. praktik. penghindaran pajak (tax avoidance). Dimana praktik penghindaran pajak yang terjadi pada penelitian ini berhubungan dengan koneksi politik, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan strategi manajemen laba pada perusahaan pertambangan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) 11. 2. Aspek Praktisi Penelitian ini diharapkan memberikan kemudahan dalam pertimbangan dan pengambilan keputusan bagi sejumlah stakeholder. Misalnya manfaat terkait dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah mengenai pemungutan pajak, selain itu juga terkait dengan aktivitas investasi dan pemberian kredit. 1.6.. Originalitas. Penelitian ini adalah penelitian yang direplika dari penelitian yang dilakukan oleh Agustina Lastarida Simamora (2017) dengan judul “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak Dimoderasi oleh Political Conection (Studi Kasus Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki keterlibatan dalam dokumen panama papers Tahun 2011 – 2015)”. Adapun perbedaan penelitian yang peneliti lakukan ini dengan penelitian yang dilakukan Agustina Lastarida Simamora yaitu dari segi tahun penelitian, variabel independen, alat uji (software), dan sampel yang dipakai dalam penelitian. Dimana penulis melakukan penelitian pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rentang waktu yang lebih panjang yaitu dari tahun 2007 – 2018. Selain itu penulis memiliki empat variabel independen.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) 12. Tabel 1.2. Originalitas Penelitian Pembeda Tahun Penelitian Variabel. Peneliti Terdahulu 2011 – 2015 Independen: - Manajemen Laba. Dependen: Penghindaran Pajak. Peneliti 2007 - 2018 Independen: -Manajemen Laba -Ukuran Perusahaan -Profitabilitas -Leverage Dependen: Penghindaran Pajak. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) 13. BAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR 2.1.. Landasan Teori. 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory yang diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling (1976), yaitu teori yang berhubungan dengan keagenan sebagai kontrak antara pemberi kerja (principal) dengan yang dipekerjakan (agent) dengan tujuan membantu perusahaan dalam memutuskan keputusan yang akan diambil perusahaan. Teori keagenan pada dasarnya menggambarkan bertemunya antara principal dengan agent. Hubungan antara agent dan principal akan timbul masalah jika terdapat informasi yang asimetri (asymmetry information). Assymmetry information dapat timbul jika terjadi pendistribusian informasi yang diberikan principal tidak merata kepada para agent. Sehingga kondisi tersebut menimbulkan kecenderungan melakukan tindakan yang tidak sesuai. Misalnya manipulasi dalam penyusunan laporan keuangan berupa praktik memanajemen laba perusahaan. Agency problem pada penelitian ini yaitu terkait dengan hal pemungutan pajak dan pembayaran pajak. Pemerintah dalam hal ini fiskus, menginginkan adanya pemasukan yang besar atas pemungutan pajak yang dilakukan, sementara dari pihak wajib pajak (manajemen perusahaan) memiliki pandangan yang sebaliknya, yaitu perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang besar dengan kewajiban pajak yang rendah. Pandangan yang berbeda diantara pihak manajemen. 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) 14. sebagai wajib pajak dengan pihak fiskus yang berwenang untuk memungut pajak tersebutlah menyebabkan timbulnya konflik. Sistem self assessment pada pembayaran pajak di Indonesia, mengartikan bahwa agent pelaksana kewajiban perpajakan merupakan wajib pajak. Sementara yang berperan sebagai principal yaitu fiskus pada kaitannya dengan keagenan tersebut. Dalam upaya agar pajak yang dibayarkan seminimum mungkin, wajib pajak dalam hal ini selaku agent akan berupaya dengan berbagai cara. Tindakan meminimalkan beban pajak yang dilakukan pihak agent ditempuh baik secara legal maupun illegal (Frank et al. 2009). 2.1.2. Teori Motivasi (Motivation Theory) Motivasi merupakan kekuatan yang membangkitkan semangat dalam menjalankan suatu kegiatan, semangat tersebut dapat berasal dari individu itu sendiri maupun dari luar individu tersebut. Motivasi yang dimiliki akan memberikan dampak terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam hal bekerja maupun dalam sektor kehidupan lainnya. Ada banyak teori yang menjelaskan mengenai motivasi dan teori-teori tersebut sebagian besar membahas mengenai kaitan motivasi dengan kebutuhan manusia. Adapun teori motivasi yang terkait dengan penelitian ini yaitu, teori hierarki Maslow dan teori X dan Y Mc Gregor. Teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yang kita kenal dengan teori hierarki maslow, mengungkapkan bahwa ada 5 kebutuhan manusia jika berdasarkan hierarkinya. Diawali dari kebutuhan yang sangat dasar hingga. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) 15. kebutuhan yang paling tinggi. Berikut 5 kebutuhan manusia yang dibahas dalam teori hierarki maslow, yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar, yaitu kebutuhan sandang, pangan, dan lainnya yang digunakan untuk kelangsungan hidup. 2. Kebutuhan keamanan, kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan akan kondisi aman baik aman fisik maupun psikis. Misalnya seperti keadaan lingkungan yang aman dari perang, teroris, dan ancaman lainnya. 3. Kebutuhan sosial, merupakan kebutuhan akan orang lain dalam kehidupan yang dijalankan sehari-hari. Misalnya kebutuhan untuk hidup saling tolong menolong. 4. Kebutuhan penghargaan, kebutuhan penghargaan ini berupa kebutuhan akan dihargai maupun diakui oleh orang lain. 5. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan aktualisasi ialah kebutuhan tertinggi dalam tingkatan hierarki maslow, dimana kebutuhan aktualisasi diri ialah kebutuhan ingin memenuhi ambisi pribadi. Teori X dan Y Mc Gregor merupakan teori motivasi yang dikemukakan oleh Mc Gregor dimana teori hasil penggabungan dari teori internal dan eksternal. Teori X dan Y yang dikemukakan oleh Mc Gregor ialah dua perbedaan dasar perilaku manusia. Teori X dibeberapa perusahaan masih banyak dipakai disebabkan para manager perusahaan meyakini bahwa teori tersebut ialah benar dan dari tingkah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) 16. perilaku manusia masih dapat untuk diamati. Tetapi, Teori X ini masih belum dapat menjawab semua pertanyaan yang timbul, sehingga muncullah teori yang didasarkan pada kenyataan sebagaimana yang dikemukakan Mc. Gregor. Teori Y merupakan suatu motivasi yang berasal dari dalam diri dan memiliki tanggungjawab atas apa yang telah dilakukan. Dimana dalam menjalankan perusahaan dapat memecahkan masalah yang ada dikarenakan memiliki kemampuan yang sangat besar dan imajinasi yang tinggi serta yang paling penting adanya motivasi yang tertanam pada diri untuk selalu mencintai atas pekerjaan yang dilakukan. 2.2.. Telaah Literatur. 2.2.1. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada umumnya penghematan pajak (tax saving) yang dilakukan dapat dijadikan ukuran kepatuhan wajib pajak dalam hal ini perusahaan, dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Penyelundupan pajak (tax evasion), dan penghindaran pajak (tax avoidance) yang ketiganya bertujuan untuk meminimumkan kewajibaban perpajakannya. Adapun cara yang dilakukan dengan penguranganpengurangan, pengecualian-pengecualian, penghasilan yang bukan objek pajak, insentif pajak, pajak yang ditangguhkan, negara yang menanggung pajak, suapmenyuap dan pemalsuan (Zain, 2007). (Kirchler, Maciejovsky, dan Schneider, 2002) penghindaran pajak adalah upaya yang dilakukan pada pembayaran pajak yang dikurangi tetapi dengan tindakan yang legal, misalnya memanfaatkan kelemahan undang-undang perpajakan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) 17. Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan upaya menghindari kewajiban perpajakannya yang dilakukan dengan tidak bertentangan dengan peraturan perpajakan yang berlaku, hal ini karena cara yang dipakai cenderung memanfaatkan atas kelemahan (grey area) dari undang-undang perpajakan yang ditetapkan (Pohan, 2016). (Dyreng, Hanlon, & Maydew, 2010) mengungkapkan penghindaran pajak ialah upaya meminimalkan pembayaran beban pajak atau jika memungkinkan meniadakan beban pajak yang harus dikeluarkan perusahaan dengan tetap berpedoman dan tidak melanggar undang-undang perpajakan. (Kichler, 2007) menyatakan dikatakan praktik penghindaran pajak jika terdapat rekaya “tax affairs” yang tindakan tersebut tetap masih dikoridor yang sesuai dengan peraturan perpajakan (lawful). Jadi, aktivitas penghindaran pajak merupakam usaha yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan pembayaran pajak yang dilakukan dengan tidak melanggar peraturan perpajakan melainkan memanfaatkan celah hukum sehingga dapat membantu memperbaiki arus kas perusahaan (Priantara, 2009). Adapun penghindaran pajak sendiri bertujuan sebagai pengurangan pajak eksplisit perusahaan yang dilakukan untuk mengurangi kewajiban pajak dari kegiatan yang mereka lakukan secara langsung terang-terangan (JiménezAngueira, 2018). Menurut (Kovermann & Wendt, 2019) penghindaran pajak bertujuan mengurangi pembayaran atas pajak yang sah dan sesuai secara ekonomi, tetapi juga diikuti dengan risiko tertentu, contohnya pembayaran tambahan atas pajak yang tidak terduga, denda, bunga, reputasi yang jelek, audit pajak intensif dan mahal. Legalitas tindakan perencanaan pajak penting dan harus dipikirkan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) 18. secara matang jika seseorang mengevaluasi risiko perencanaan pajak untuk perusahaan pemegang saham (Blaufus, Möhlmann, Schwäbe, Blaufus, & Hannover, 2019). Upaya yang dilakukan perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak satu diantaranya melalui cara memanfaatkan negara yang pajaknya rendah atau di kenal dengan negara surganya pajak. Biasanya mereka memindahkan subjek pajak dan atau objek pajak ke negara-negara tersebut. Seperti yang terlibat dalam skandal yang dikenal dengan “The Panama Papers”, skandal ini juga menyeret sekitar 2.961 orang Indonesia yang terkenal di negaranya (Merks 2007). Praktik penghindaran pajak (tax avoidance) dapat dilakukan dengan berbagai modus, misalnya (1) Modus franchisor yaitu dengan membuat laporan keuangan seolah-olah rugi; (2) Modus pembelian bahan baku dari perusahaan satu grup. Pembelian bahan baku dilakukan dengan harga mahal dari perusahaan satu grup yang berdiri di negara yang bertarif pajak rendah (negara surganya pajak); (3) Modus berhutang atau menjual obligasi kepada afiliasi perusahaan induk dan membayar kembali cicilan tersebut dengan bunga yang sangat tinggi; (4) Modus menggeser biaya usaha ke negara bertarif pajak tinggi (cost center) dan untuk profit dialihkan ke negara yang bertarif pajak rendah (profit center), dengan begitu laba perusahaan tampak kecil sehingga tidak perlu membayar pajak korporasi; (5) Modus menarik deviden lebih besar dengan menyamarkan biaya royalti dan jasa manajemen untuk menghindari pajak korporasi; (6) Modus terakhir ialah dengan mengecilkan omset penjualan (Suryana 2013).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) 19. Penelitian yang dilakukan oleh (Hoque, McArthur, & Sikdar, 2012) mengungkapkan beberapa cara perusahaan melakukan penghindaran pajak, yaitu: a. Memperlihatkan laba aktivitas operasional sebagai laba dari modal sehingga mengurangi laba bersih dan utang pajak perusahaan. b. Mengakui. belanja. modal. sebagai. belanja. operasional. dan. membebankan yang sama pada laba bersih sehingga mengurangi utang pajak perusahaan. c. Membebankan biaya pribadi sebagai biaya bisnis sehingga mengurangi laba bersih. d. Membebankan penyusutan produksi yang berlebihan di bawah nilai penutupan peralatan sehingga mengurangi laba kena pajak. e. Melakukan pencatatan atas pembuangan yang berlebihan dari bahan baku pada industri manufaktur sehingga mengurangi laba kena pajak. (Simarmata 2014) mengungkapkan bahwa tiga karakter penghindaran pajak ialah timbulnya unsur peraturan yang dibuat (artificial arrangement), pemanfaatan kelemahan atas peraturan perpajakan (undang-undang perpajakan) dan adanya kerahasian dimana didalam suatu perusahaan menggunakan jasa konsultan yang berwenang terhadap pengurusan perpajakan perusahaan. Pasal 18 Undang – Undang Pajak Penghasilan sudah menjelaskan praktik penghindaran perpajakan yang dikenal dengan specific anti avoidance rule, dikarenakan makin kompleksnya bentuk penghindaran pajak yang dilakukan sehingga tidak mampu untuk mencakup berbagai jenis transaksi tax avoidance. Untuk meminimalkan pembayaran kewajiban perpajakan, pemilik perusahaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) 20. memerintahkan agar manajemen perusahaan untuk melakukan tindakan tax avoidance ( Chen, Cheng, & Shevlin, 2010). Besarnya tarif pajak yang ditetapkan, peluang terdeteksinya penghindaran pajak, hukuman, denda maupun tidak ingin menanggung risiko merupakan faktorfaktor yang secara teori dapat mempengaruhi tindakan seseorang dalam perpajakannya (Allingham and Sandmo 1972). Aktivitas penghindaran pajak sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, manajemen laba dan political connection. Ukuran perusahaan mampu menggambarkan keadaan sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan, dengan begitu cara perusahaan dalam menjalankan kewajiban perpajakannya dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaannya dan ukuran suatu perusahaan merupakan salah satu faktor dilakukannya praktik penghindaran pajak (tax avoidance). Tidak jarang ukuran perusahaan yang besar beroperasi antar negara, kondisi seperti inilah yang akan menimbulkan kecenderungan pihak perusahaan untuk melakukan praktik penghindaran pajak (tax avoidance) lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi hanya didalam satu negara saja. (Kurniasih & Sari, 2013) yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar (listed) di BEI tahun 2007-2010. Selain itu, faktor yang dijadikan indikator penghindaran pajak (tax avoidance) ialah profitabilitas. Tingginya nilai profitabilitas suatu perusahaan dapat membuka kesempatan perusahaan untuk melakukan kegiatan penghindaran. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) 21. pajak. Faktor selanjutnya yang dapat dijadikan sebagai alat tax avoidance ialah leverage. Adapun motif perusahaan memakai leverage yaitu agar laba yang didapat lebih besar dibandingkan biaya atas sumber modalnya dengan begitu dapat memuaskan pemegang saham dengan memberikan keuntungan yang besar. Selain itu, beban pajak perusahaan menjadi berkurang, keadaan leverage yang besar pada perusahaan mampu mengurangi biaya pajak yang ditanggung perusahaan, dengan begitu langkah untuk berhutang lebih dipilih oleh manajemen. Penelitian yang dilakukan (Janrosl, 2018) mengungkapkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Manajemen laba juga merupakan salah satu faktor tax avoidance, dengan adanya berbagai metode memanajemen laba yang dapat dilakukan manajer perusahaan, maka manajer akan memakai satu diantara dari berbagai bentuk manajemen laba tersebut dengan tujuan dan motivasi yang diinginkan. Perusahaan agar dapat memaksimalkan perolehan laba pasti berupaya untuk meminimumkan beban perusahaan dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut (Nirmala & Devi, 2018). 2.2.2. Ukuran Perusahaan Ukuran. perusahaan. merupakan. skala. yang. dapat. digunakan. untuk. mengklasifikasikan perusahaan tersebut besar atau kecil, berdasarkan beberapa cara, misalnya berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata omset penjualan maupun jumlah penjualan (Machfoedz 1994). (Brigham dan Houston, 2006) ukuran perusahaan ialah pengelompokkan kedalam. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) 22. perusahaan besar atau kecil berdasarkan ukuran pendapatan, total aset dan total ekuitas. Ukuran perusahaan dapat mengklasifikasikan besar atau kecilnya perusahaan yang bisa diukur berdasarkan total ekuitas, total penjualan, total karyawan dan total aset (Saifudin & Yunanda, 2016). Kondisi ukuran perusahaan yang besar menimbulkan semakin banyaknya informasi untuk investor sehingga secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk mengambil keputusan terkait dengan investasi saham yang ditanamkan pada perusahaan. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus jelas dengan menjaga kualitas dari laporan keuangan agar terbebas dari tindakan manajemen laba. Terutama memperkecil pembayaran. pajak. dengan. meminimalisasi. laba. perusahaan. sehingga. meminimumkan pendapatan kena pajak (Utama, 2005). Perusahaan berskala besar (aset yang banyak) lebih cenderung mampu dan stabil dalam menghasilkan keuntungan jika dibandingkan perusahaan yang total asetnya sedikit (Indriani, 2005). Tindakan penghindaran pajak satu diantaranya didorong oleh keadaan laba perusahaan yang besar dan stabil. Untuk perusahaan kecil staf ahli perpajakannya sangatlah minim sehingga tidak mampu mengelola beban pajaknya sebagaimana perusahaan yang berukuran besar (Nicodeme, 2007). 3 kategori perusahaan pada umumnya, yaitu ukuran besar, ukuran menengah, dan ukuran kecil. Kategori besar atau kecilnya perusahaan diukur berdasarkan total asset, log size, dan sebagainya. Semakin banyak total aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan itu besar (Hormati, 2009). Besarnya ukuran perusahaan tidak bisa dipungkiri transaksi yang terjadi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) 23. didalam perusahaan tersebut juga sangat kompleks. Kondisi ini memicu perusahaan untuk melakukan aktivitas penghindaran pajak dengan memanfaatkan kelemahan yang ada (Rego, 2003). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan memakai rumus yang dipergunakan oleh (Hanlon, 2005), model ini menggunakan model jumlah aktiva (natural logarithm total asset) perusahaan. Derashid dan Zhang (2003) menyatakan perusahaan yang dikategorikan skala besar, membayar kewajiban pajaknya lebih rendah dibandingkan perusahaan yang berskala kecil. Dimana perusahaan besar cenderung mempunyai celah yang lebih besar untuk perencanaan pajak yang baik (Rodriquez dan Arias, 2012). Berbeda dengan (Renaldi dan Charoline, 2015) menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar lebih mampu dan stabil dalam menghasilkan laba dan membayar kewajibannya dibandingkan dengan perusahaan yang total asetnya kecil. Sabli dan Md Noor (2012) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tax planning, sedangkan hasil penelitian (Putri dan Putra, 2017) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax avoidance. Penelitian yang dilakukan oleh (Nugroho, 2011), (Fatharani, 2012), (Darmawan, 2014) dan (Calvin, 2015) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kurniasih dan Sari (2013), semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya, hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) 24. dimilikinya untuk melakukan perencanaan pajak yang baik (political power theory). 2.2.3. Profitabilitas Profitabilitas perusahaan merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Profitabilitas mampu mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Profitabilitas sendiri dapat diukur dengan beberapa rasio, satu diantaranya dengan menggunakan rasio return on assets. Return On Assets (ROA) dihitung dengan membandingkan nilai laba bersih perusahaan dan total aset yang dimiliki perusahaan. Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA mencerminkan laba yang dihasilkan diperoleh dari perolehan modal yang telah diinvestasikan dari keseluruhan total aset perusahaan. ROA yang merupakan rasio yang memperhitungkan laba bersih perusahaan dengan menilai seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan tidak selamanya bernilai positif, jika laba perusahaan dalam keadaan negatif (rugi) maka bisa dipastikan nilai ROA juga negatif. Kondisi nilai ROA yang negatif menunjukkan bahwa modal yang diinvestasikan dalam bentuk aset belum mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba diasumsikan tidak melakukan aktivitas tax avoidance karena diyakini dapat mengelola pendapatan dan kewajiban pajaknya. (Maharani dan Suardana, 2014). (Sugiono,. 2016). mengungkapkan bahwa profitabilitas dapat diproksikan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) dengan membandingkan antara laba setelah pajak dan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) 25. total aset yang dimiliki suatu perusahaan. (Sartono, 2011) menyatakan rasio yang dikatakan sebagai rasio profitabilitas ialah dimana penjualan, total aset dan modal sendiri mampu menghasilkan laba perusahaan dan (Dewinta dan Setiawan, 2016) menyatakan return on assets ialah pengukuran penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan. keuntungan. perusahaan.. Semakin. tinggi. nilai. ROA. mengindikasikan semakin tingginya keuntungan yang didapat perusahaan, sehingga pengelolaan aset perusahaan semakin baik. (Siahan, 2004) menyatakan rasio return on assets bermanfaat untuk mengukur pemanfaatan yang dilakukan perusahaan serta efektivitas terhadap seluruh sumber daya yang dimiliki. Anderson dan Reeb (2003) mengungkapkan nilai effective tax rates yang tinggi pada perusahaan menunjukkan profitabilitas yang dimiliki perusahaan lebih baik serta nilai kompensasi rugi fiskal yang dimiliki perusahaan lebih sedikit. Return On Asset (ROA) dapat menggambarkan keadaan keuangan perusahaan. ROA dinyatakan dalam persentase, nilai ROA yang semakin tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik. ROA mempunyai hubungan terhadap laba bersih perusahaan dengan pengenaan pajak penghasilan (Kurniasih dan Sari, 2013). (Chen et al., 2010) tingginya nilai profitabilitas perusahaan mengakibatkan kesempatan melakukan tax planning yang bertujuan agar meminimalkan jumlah kewajiban perpajakan perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Kurniasih dan Sari, 2013) mengenai penghindaran pajak yang dipengaruhi oleh ROA, ditemukan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Performa perusahaan yang baik dalam memanfaatkan aset untuk tujuan memperoleh laba bersih akan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) 26. menghasilkan rasio profitabilitas yang baik. Return On Assets, rasio yang juga memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang terlepas dari pendanaan. (Derazhid dan Zhang, 2003) profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif, dimana jika tingat efisiensi perusahaan semakin baik, maka perusahaan akan membayar kewajiban beban pajak yang lebih kecil sehingga menimbulkan rendahnya tarif pajak efektif perusahaan. (Darmadi, 2013) Beban pajak yang rendah disebabkan oleh adanya efisiensi yang tinggi yang dilakukan perusahaan terhadap pendapatan yang tinggi yang dimiliki perusahaan. Efisiensi pendapatan yang dilakukan pihak perusahaan yaitu melalui pemanfaatan celah peraturan yang ada seperti pemanfaatan keuntungan dari adanya insentif pajak. 2.2.4. Leverage Leverage adalah satu diantara rasio keuangan yang merupakan hubungan antara hutang terhadap aset maupun modal perusahaan. Rasio ini bertujuan untuk menilai seberapa besar aset maupun modal perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio yang dikenal juga dengan nama rasio solvabilitas ini merupakan perbandingan antara besarnya dana yang bersumber dari pemilik perusahaan dengan dana yang diperoleh dari pinjaman pihak luar. Leverage terbagi dua jenis, yaitu operating leverage dan financial leverage (Martono dan Harjito, 2010). Operating leverage didefinisikan sebagai kemampuan memanfaatkan biaya operasi tetap agar memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap Earning Before Interest and Taxes (EBIT) (Syamsuddin, 2007). Financial leverage ialah suatu proksi yang dijadikan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) 27. indikator mengambil keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan. Financial leverage diukur dengan membandingkan total liabilitis dengan total equity perusahaan yang disebut dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER mengambarkan bagaimana perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, dengan modal yang dimiliki sendiri yang dipakai membayar hutang perusahaan. Keputusan perusahaan dalam pendanaan dapat menjadi gambaran tax avoidance terkait tarif pajak efektif, hal tersebut disebabkan adanya peraturan perpajakan yang mengatur pendanaan perusahaan (Gupta dan Newberry, 1997). (Manzon dan Plesko, 2002) mengungkapkan pada penelitiannya mengenai kaitan penghindaran pajak yang menggunakan hutang dimana mendapati hasil bahwa pendapatan sebelum pajak dan perubahan penjualan bersih berpengaruh signifikan pada tingkat konvensional terhadap book-tax accounting differences. Leverage keuangan muncul karena perusahaan diberi dana yang menyebabkan beban tetap, yaitu hutang dengan bunga sebagai beban tetap. Semakin besar hutang perusahaan akan semakin besar pula beban bunga yang muncul. Dengan begitu bunga yang tinggi mampu menyebabkan pengaruh penurunan pendapatan sebagai penyebab pajak perusahaan menurun (Aminah, 2017). Sejalan dengan penelitian (Ozkan, 2001) dan (Choi, 2003), bahwa perusahaan yang mempunyai beban pajak tinggi lebih banyak mengajukan hutang supaya munculnya beban bunga sehingga beban pajak yang dibayar menjadi lebih kecil. Kebijakan perusahaan terkait pendanaan dapat memberikan pengaruh terhadap tarif pajak efektif, hal ini dikarenakan struktur modal suatu perusahaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) 28. mempunyai perlakuan yang berbeda. Salah satu kebijakan pendanaan ialah dengan hutang (leverage). Nilai hutang perusahaan yang semakin tinggi maka berbanding terbalik dengan CETR perusahaan yaitu akan semakin rendah (Richardson, Taylor, dan Lanis, 2015). Leverage secara parsial memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak dan signifikan (Ridho, 2016). Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian (Umi Hanafi, 2014) yaitu hasil penelitian menyatakan leverage tidak memiliki pengaruh pada penghindaran pajak. 2.2.5. Manajemen Laba Manajemen laba sendiri mempunyai begitu banyak definisi, tidak terdapat konsesus tentang pengertian tunggal mengenai manajemen laba. Namun terkait konteks penelitian ini, manajemen laba lebih diartikan usaha-usaha pihak manajemen memanfaatkan kebijakannya mengenai penyusunan laporan keuangan perusahaan, dengan begitu dapat mempengaruhi besaran pendapatan yang disusun pada laporan keuangan (Healy & Wahlen, 1999). Untuk cara memanajemen laba sendiri itu banyak dan teknik manajemen laba telah menjadi pusat berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh (Copeland & Wojdak, 2018) untuk mengetahui adanya manajemen laba menggunakan perubahan perlakuan akuntansi, (Bremser, 1975) membandingkan nilai EPS dan ROI diantara dua kelompok perusahaan. (Jones, 2006), (Dechow, Sloan, Sweeney, Sloan, & Sweeney, 2013) memakai metode akrual non diskresioner. (Sweeneeey, 1994) dengan menguji secara langsung atas penggunaan metode akuntansi tertentu. (Eckel, 1981) menggunakan indeks Eckel. (Burgstahler, Jiambalvo, 2002) memakai model distribusi laba. (Schilit, 2002) dengan 30 teknik pengelolaan laba. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) 29. yang diperkenalkannya. Dan yang dikemukakan (Roychowdhury, 2006) ialah dengan mendeteksi manajemen laba melalui aktivitas real yang dimanipulasi. 2.2.5.1. Manajemen Laba Akrual Teknik pengelolaan laba yang biasa dipakai manajemen salah satunya yaitu teknik akrual. Akrual ialah kas masuk bersih hasil operasi perusahaan dengan menyelisihkan laba yang terdapat dalam laporan laba rugi, hasil ini bisa bersifat non discretionary accrual maupun discretionary accrual. Disusunnya laporan keuangan secara proses akrual, membuat angka-angka di laporan keuangan mengandung proses akrual, baik yang discretionary maupun non discretionary. Cara melakukan manajemen laba yaitu dapat dilakukan dengan memanipulasi akrual murni, dimana discretionary accrual tidak mampu mempengaruhi arus kas perusahaan secara langsung (Roychowdhury, 2006). Tetapi, laporan keuangan tidak dapat diobservasi langsung, umumnya manipulasi laba secara akrual dilakukan di akhir periode dimana manajer telah mengetahui laba sebelum dimanipulasi sehingga dapat diambil tindakan untuk melakukan manipulasi laba yang dinginkan agar target terhadap laba tercapai. 2.2.5.2. Manajemen Laba Riil Roychowdury (2006) teknik manajemen laba secara riil diartikan sebagai perbedaan praktik aktivitas yang dilakukan dengan praktik-praktik aktivitas normal, aktivitas ini termotivasi adanya keinginan pihak manajemen perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan yang sesuai target dengan praktik operasi normal. sehingga. menyesatkan. stakeholders.. Walaupun. aktivitas. ini. memungkinkan manajer mencapai laporan keuangan yang diinginkan, tetapi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) 30. tindakan ini tidak akan memberikan manfaat apapun terhadap nilai perusahaan. Aktivitas manajemen laba secara riil misalnya seperti memberikan diskon, melakukan penurunan pengeluaran discretionary. Aktivitas ini dapat dikatakan manajemen laba secara riil jika aktivitas tersebut dilakukan secara lebih ekstensif dari aktivitas normalnya agar laba yang ditargetkan tercapai. Sejalan dengan (Roychowdhury, 2006), (Graham, Harvey, & Rajgopal, 2005) mengemukakan bahwa eksekutif keuangan memberikan perhatian yang besar terhadap target laba seperti laba nol, laba periode sebelumnya dan ramalan analisis, kemudian melakukan aktivitas manajemen laba riil agar target laba terpenuhi, walaupun nilai perusahaan dengan cara seperti ini akan berkurang. Aktivitas meningkatkan laba seperti ini, akan berdampak negatif pada periode selanjutnya. Misalnya persedian yang banyak yang diakibatkan oleh over produksi sehingga meningkatknya biaya atas pemeliharaan persediaan perusahaan tersebut. Mendeteksi aktivitas manajemen laba riil yang dilakukan perusahaan, (Roychowdhury, 2006) menggunakan model (Dechow, Kothari, & Watts, 1998) dan fokus pada 3 metode pengelolaan, yaitu: 1.. Pengelolaan penjualan. Pengelolaan penjualan merupakan usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan perusahaan secara temporer dengan menawarkan diskon harga dan memperlunak kredit yang diberikan. Misalnya, peningkatan volume penjualan sebagai hasil dari penawaran diskon harga pada waktu tertentu akan menimbulkan arus kas masuk menjadi lebih besar, namun arus kas masuk per penjualan, diskon bersih dari tambahan penjualan, lebih. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 31. rendah dari arus kas per normal penjualan atau dengan kata lain terjadi penurunan margin. Adapun cara lain yang dilakukan manajemen dalam meningkatkan volume penjualan yaitu dengan menawarkan kredit lunak, contohnya menawarkan zero percent financing pada akhir tahun fiskal. 2.. Melakukan pengurangan pengeluaran diskresioner seperti research and development, iklan, dan pemeliharaan yang secara umum adalah beban pada periode terjadinya pengeluaran perusahaan tersebut. Perusahaan dapat mengurangi beban yang dilaporkan sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Pengeluaran diskresioner misalnya pengeluaran atas beban diskresioner dalam bentuk kas, maka pengurangan pengeluaran ini akan memperkecil arus kas keluar dan akan memiliki dampak positif terhadap abnormal arus kas masuk pada periode sekarang, namun bisa jadi sebaliknya.. 3.. Overproduction merupakan melakukan peningkatan produksi dengan tujuan agar melaporkan cost of goods sold yang lebih rendah. Dengan level produksi yang tinggi, biaya tetap disebar pada unit yang besar, sehingga menghasilkan jumlah biaya tetap per unit yang lebih rendah. Sepanjang penurunan pada biaya tetap per unit tidak dapat ditutupi oleh peningkatan biaya marginal per unit, total biaya per unit menurun. Sehingga cost of goods sold yang dilaporkan lebih rendah dan perusahaan dapat melaporkan margin operasi yang lebih baik.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) 32. Pohan (2016) mengatakan bahwa penghindaran pajak menggunakan sejumlah metode dan teknik yang mengarah pada pemanfaatan kelemahan yang ada yang terdapat dalam peraturan maupun undang-undang perpajakan. Sejalan dengan motivasi melakukan manajemen laba yaitu motivasi pajak, maka manajemen akan memanfaatkan celah-celah standar akuntansi yang ada demi metode akuntansi yang akan dipakai perusahaan sehingga beban pajak perusahaan menjadi berkurang (Dewi & Ulupui, 2014). Shiwei Wang (2012) menemukan adanya pengaruh positif penghindaran pajak dengan manajemen laba. Kemudian penelitian (Larastomo, Perdana, Triatmoko, & Sudaryono, 2016) juga menyatakan terdapatnya pengaruh secara positif di antara penghindaran pajak dengan manajemen laba. (Anne, et al., 2016) juga menemukan bahwa penghindaran pajak secara positif mempengaruhi manajemen laba dan membuktikan bahwa berbagai metode yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak memiliki tujuan utama untuk melakukan manajemen laba. Adanya perbedaan standar akuntansi keuangan dan peraturan perpajakan yang bisa digunakan oleh pihak manajer untuk melakukan manajemen laba merupakan pengaruh timbulnya penghindaran pajak yang disebabkan oleh manajemen laba. Manajemen laba riil merupakan praktik manajemen laba yang dilakukan dengan tujuan pencapaian target laba dan menghindari terjadinya kerugian dalam aktivitas operasional perusahaan. Perusahaan semaksimal mungkin berusaha agar pajak yang dibayarkan ke pemerintah kecil dengan melakukan tax avoidance. Manajemen dengan sengaja melakukan penghindaran pembayaran pajak yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) 33. besar dengan cara meningkatkan beban melalui penggunaan metode dan kebijakan akuntansi tertentu sehingga pajak yang dibayarkan lebih sedikit. Penghindaran pajak dengan cara menurunkan laba demi beban pajak yang kecil secara otomatis meningkatkan terjadinya praktik manajemen laba. (Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa, 2016) manajemen laba berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak tetapi tidak signifikan. (Supramono, 2012) menjelaskan manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. (Frank et al., 2009) juga mengemukakan adanya hubungan positif di antara aggressive financial reporting dan tax reporting. Sedangkan penelitian (Wulandari, 2017) manajemen laba tidaklah memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. 2.2.6. Political Connection Perusahaan yang dikatakan memiliki hubungan politik yaitu perusahaan atau konglomerat yang memiliki ikatan intim dengan pihak pemerintah atau merupakan bagian dari tokoh politik ataupun pemerintah (Gomez dan Jomo 2009). Perusahaan memiliki ikatan dekat terhadap pemerintah dapat dicontohkan seperti perusahaan milik pemerintah, misalnya perusahaan yang berbentuk BUMN atau BUMD. Tokoh politik yang merupakan bagian dari perusahaan ialah anggota dewan di pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah atau yang merupakan anggota partai politik. Dengan kata lain, koneksi politik merupakan tingkat kedekatan perusahaan dengan pemerintah (Pranoto, Negeri, & Maret, 2015). Perusahaan terkoneksi politik akan membuat perusahaan menjadi agresif untuk mengimplementasikan perencanaan perpajakan perusahaan (Butje & Tjondro, 2014).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) 34. Perusahaan yang dikatakan terkoneksi politik yaitu yang memiliki hubungan politik melalui usaha maupun cara yang dilakukan perusahaan agar tercipta ikatan dengan pemerintah maupun partai politik. Upaya kedekatan tersebut dilakukan karena pihak perusahaan meyakini koneksi politik sebagai suatu aset yang sangat berharga (Leuz & Oberholzer-gee, 2006). (Faccio et al., 2004) mengungkapkan perusahaan yang memiliki pemegang saham yang dapat mengendalikan paling tidak 10% dari jumlah saham dengan hak suara atau satu diantara pimpinan perusahaan merupakan bagian dari parlemen, menteri, atau seorang politikus baru dapat dikatakan perusahaan tersebut mempunyai hubungan secara politik. (Adhikari et al., 2006) menyatakan untuk melihat koneksi politik yang dimiliki perusahaan dapat terlihat dari ada atau tidaknya perusahaan tersebut dimiliki oleh pemerintah. Perusahaan yang memiliki ikatan politik bisa berdampak positif ataupun negatif pada nilai perusahaan. Satu sisi koneksi politik bermanfaat menaikkan nilai perusahaan dan dilain sisi justru bisa mengancam nilai perusahaan. (Fan et. al., 2004) menyatakan pada penelitiannya kinerja suatu perusahaan lebih turun sekitar 37% jika CEO mempunyai hubungan politik dibandingkan dengan tidak terhubung politik jika diukur dengan stock return perusahaan mereka tiga tahun setelah IPO. Selain itu, perusahaan mendapatkan perlakuan khusus jika memiliki kedekatan politik, misalnya dengan mudah memperoleh pinjaman modal, risiko pemeriksaan pajak oleh pihak fiskus rendah (Sugiyarti, 2017). Keuntungan lain yang diperoleh perusahaan yang memiliki hubungan politik salah satunya yaitu mudahnya memperoleh pembiayaan hutang.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) 35. Kemudahan pinjaman yang diperoleh pihak perusahaan yang mempunyai ikatan politik disebabkan banker-banker sering mendapatkan paksaan agar mencairkan pinjaman guna untuk melancarkan proyek-proyek yang akan dilakukan walaupun diperkirakan kedepannya proyek tersebut tidak mendapatkan keuntungan (Zhang et. al., 2010). Negara-negara berkembang menjadi tempat seringnya terjadi koneksi politik, dikarenakan masih lemahnya hukum yang diterapkan, termasuklah Indonesia didalamnya (Fisman, 2001). Perusahaan terkoneksi politik lebih agresif terhadap pajak daripada yang tidak terhubung politik, (Zhang, 2012) menyatakan pengaruh koneksi politik terhadap tax aggressiveness yaitu negatif. Bertentangan dengan penelitian (Richter et al., 2009) (Brown et al., 2014) (Kim dan Zhang, 2015) yang mengungkapkan bahwa koneksi politik terhadap tax aggressiveness berpengaruh positif. Jadi, kedekatan secara politik dapat memberikan dampak positif terhadap tax avoidance maupun dampak negatif.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) 36. BAB III KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1.. Kerangka Penelitian. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, adapun kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:. Ukuran Perusahaan (X1) Profitabilitas (X2) Penghindaran Pajak (Y) Leverage (X3). Manajemen Laba (X4). Political Connection (Memoderasi) Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya praktik penghindaran pajak (tax avoidance) sebelum akhirnya berkembang menjadi masalah yang merugikan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada faktor yang menyebabkan terjadinya penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan empat variabel independen dan satu variabel moderasi. Selanjutnya, variabel dependen penelitian, yaitu penghindaran pajak yang diproksikan dengan Cash Effective Tax. 36 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) 37. Rate. Perhitungan Cash Effective Tax Rate dijadikan sebagai indikator telah terjadinya penghindaran pajak pada perusahaan. Pemasukan negara yang paling besar salah satunya berasal dari pajak. Penerimaan atas pajak tersebut digunakan untuk memenuhi keperluan negara sehingga yang dinyatakan sebagai wajib pajak harus mentaati peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan begitu kita ikut berpartisipasi dalam pertumbuhan dan pembangunan nasional. Namun kenyataannya di lapangan, banyak masyarakat tidak mentaati peraturan perpajakan yang berlaku, mereka menganggap pembayaran pajak merupakan suatu beban. Hal tersebut karena pembayaran atas pajak yang dilakukan, masyarakat tidak merasakan imbalan secara langsung. Sehingga, banyak selaku wajib pajak melakukan praktik penghindaran pajak. Praktik penghindaran pajak merupakan tindakan yang legal tetapi tidak diinginkan. Maka dari itu diperlukan yang namanya motivasi untuk membayar pajak. Motivasi sendiri dapat diartikan sebagai kekuatan dalam menjalankan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun motivasi dari luar diri (motivasi ekstrinsik). Besarnya motivasi yang dimiliki individu banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, dalam konteks ini yaitu terkait dengan kesadaran akan membayar pajak. Faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan kewajiban perpajakannya antara lain, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, manajemen laba dan political connection.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) 38. 3.2.. Hipotesis Penelitian. Sejalan dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: 3.2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak Ukuran perusahaan (firm size) menggambarkan bagaimana kemampuan aktivitas ekonomi perusahaan dan kestabilannya serta tindakan pengembalian keputusan perpajakan. Besar atau kecilnya ukuran perusahaan dapat diukur dari nilai ekuitas, penjualan, total karyawan, dan total aset. Perusahaan dengan total aset besar lebih mampu dan stabil dalam menghasilkan keuntungan jika dibandingkan dengan perusahaan yang total asetnya lebih kecil (Indriani, 2005). Sehingga keadaan laba besar tersebut memicu perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak (tax avoidance). Semakin besar perusahaan maka semakin kompleks transaksinya sehingga menimbulkan celah untuk melakukan tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) (Rego, 2003). Hal ini sejalan dengan penelitian (Swingly dan Sukartha, 2015) dan (Siregar dan Widyawati, 2016) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Ukuran Perusahaan Berpengaruh Positif terhadap Penghindaran Pajak 3.2.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak Profitabilitas. menunjukan. aktivitas. ekonomi. perusahaan. terkait. dengan. pengelolaan aset yang bertujuan untuk menghasilkan laba yang dikenal dengan ROA (Return On Asset). Tingginya nilai profitabilitas perusahaan, akan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) 39. mendorong pihak manajemen perusahaan untuk melakukan efisiensi. Tindakan tersebut dipicu karena jika laba perusahaan meningkat otomatis profit juga akan meningkat. Meningkatnya profit perusahaan menyebabkan semakin tinggi kewajiban atas pajak yang dibayarkan, sehingga timbul kecenderungan untuk melakukan praktik penghindaran pajak (Setiani, 2016). Pendapat di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan (Darmawan dan Sukartha, 2014), dimana penelitian tersebut menyatakan hasil bahwa profitabilitas terhadap penghindaran pajak memiliki pengaruh positif. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut : H2: Profitabilitas Berpengaruh Positif terhadap Penghindaran Pajak 3.2.3. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak Leverage pada perusahaan merupakan tingkat dukungan modal perusahaan yang diperoleh dari pihak luar perusahaan. Hutang yang dilakukan perusahaan menimbulkan beban tetap yaitu berupa bunga yang harus dibayarkan. Berdasarkan Peraturan Perpajakan Pasal 6 ayat 1 huruf 3 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang PPh, bunga pinjaman adalah biaya yang dapat dikurangkan (deductible expense) terhadap penghasilan kena pajak sehingga akan mengakibatkan laba kena pajak perusahaan berkurang. Berkurangnya laba kena pajak akan mengurangi beban pajak yang harus dibayar perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Suyanto dan Supramono, 2012) yang mengungkapkan, leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak perusahaan, dimana semakin tinggi leverage maka akan semakin tinggi agresivitas pajak perusahaan. Sama dengan hasil penelitian (Pajriyansyah dan Firmansyah, 2016) dimana leverage. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) 40. berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini menjelaskan bahwa adanya hubungan searah antara leverage dengan penghindaran pajak. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut : H3: Leverage Berpengaruh Positif terhadap Penghindaran Pajak 3.2.4. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak Manajemen laba ialah praktik terhadap pengelolaan laba yang dilakukan dengan tujuan pencapaian target laba dan menghindari terjadinya kerugian yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin agar pajak yang dibayarkan rendah dengan melakukan tax avoidance. Adapun tindakan yang dapat dilakukan pihak manajemen untuk memanajemen laba yaitu dengan memanfaatkan penggunaan teknik dan metode akuntansi tertentu pada penyusunan laporan keuangan perusahaan, sehingga laba yang dilaporkan menjadi lebih kecil. Hal tersebut sejalan dengan penelitian (Supramono, 2012) manajemen laba terhadap penghindaran paja memiliki pengaruh positif dan signifikan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian mengajukan hipotesis sebagai berikut : H4: Manajemen Laba Berpengaruh Positif terhadap Penghindaran Pajak 3.2.5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak dengan Moderasi Political Connection Ukuran perusahaan dapat menggambarkan keadaan sumber daya pada suatu perusahaan, dengan begitu cara perusahaan dalam menjalankan kewajiban perpajakannya dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaannya dan ukuran suatu perusahaan merupakan salah satu faktor dilakukannya praktik penghindaran pajak. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari profitabilitas, leverage , ukuran perusahaan dan free cash flow terhadap manajemen laba riil dengan kepemilikan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan free cash flow terhadap manajemen laba riil dengan kepemilikan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, manajemen laba terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR) pada

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan koneksi politik terhadap penghindaran pajak pada

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, manajemen laba dan corporate social responsibility terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage , dan pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas modal dan leverage terhadap penghindaran pajak dengan ukuran perusahaan sebagai variabel