• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN FREE CASH FLOW TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Free Cash Flow Terhadap Manajemen Laba Riil Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Mo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN FREE CASH FLOW TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Free Cash Flow Terhadap Manajemen Laba Riil Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Mo"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN FREE CASH FLOW TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

MIFTHA ADELINA MAYESTI

B 200 130332

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN FREE CASH FLOW TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

MIFTHA ADELINA MAYESTI B 200130332

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujioleh :

Dosen Pembimbing

(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN FREE CASH FLOW TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL DENGAN

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan free cash flow terhadap manajemen laba riil dengan kepemilikan institusional sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 310 perusahaan. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahan dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba riil sedangkan leverage dan free cash flow

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil. Ukuran perusahaan dan free cash flow yang dimoderasi dengan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil sedangkan profitabilitas dan leverage yang dimoderasi dengan kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap manajemen laba riil.

Kata Kunci: profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, free cash flow, kepemilikan institusional dan manajemen laba riil

ABSTRACT

The aim of this research was to analyzed the effect of capital structure as measured by profitability, leverage, the size of the company and free cash flowonreal earning management with institusional ownership as variable moderation in manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange the period 2011-2015.The sampling method used in this research is purposive sampling with the total sample as much as 310 companies. Analysis used by multiple regression methode with Moderated Regression Analysis (MRA).The results showed that profitability, the company's size and institusional ownership has a effect on real earnings management while the leverage andfree cash flowhave no effect on real earnings management. The size of the company,and free cash flowis moderated by institusional ownership have no effect on real earnings management. The profitability and leverage is moderated by institusional ownership has aeffect on real earnings management.

Keywords: profitability,leverage,the size of the company,free cash flow, institusional ownership and realearning management

1. PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal

(6)

2

posisi keuangan, laporan laba rugi, dan kondisi perusahaan bermanfaat untuk

pengambilan keputusan ekonomi. Perusahaan go public membuat laporan keuangan

berdasarkan SAK dan aturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) serta harus

menyesuaikan laporan keuangannya untuk menyajikan laba fiskal berdasarkan aturan

perpajakan (Rice, 2016).

Merchan dan Rockness dalam Naftalia dan Marsono (2013), manajemen laba

adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi

laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan

ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang

dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan. Sedangkan,

manajemen laba riil didefinisikan sebagai tindakan-tindakan manajemen yang

menyimpang dari praktek bisnis yang normal yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk mencapai target laba (Cohen dan Zarowin, 2010; Roychowdhury, 2006).

Manajemen laba menimbulkan dampak persoalan keagenan yaitu adanya

ketidakselarasan kepentingan antar pemilik dan manajemen. Masalah manajemen

laba merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya pemisahan

peran atau perbedaan kepentingan antara pemilik (pemegang saham) denganpengelola

(manajemen) perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh

keuntungan dalam menjalankan operasionalnya. Profitabilitas mencerminkan tingkat

efektifitas perusahaan. Apabila perusahaan memiliki laba yang rendah ataupun tinggi,

manajer cenderung melakukan tindakan manajemen laba. Salah satu tindakan

manajemen laba adalah perataan laba. Biasanya manajer melakukan perataan laba

untuk menunjukkan laba perusahaan terlihat konsisten. Oleh karena itu, manajemen

berusaha mencapai target laba sesuai dengan keinginan perusahaan untuk

memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik untuk menarik perhatian dari pihak

eksternal. Tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan keyakinan bagi

investor bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dan juga dapat mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan investasi kedepannya, perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi, akan mendorong manjemen untuk melakukan perataan laba

(7)

3

Leverage merupakan salah satu dari penyebab terjadinya manajemen laba.

Leverage merupakan perbandingan dari total hutang dengan total aset. Menurut Madli

(2014) dalam Wiyadi et.al. (2016), rasio leverage mengukur sejauh mana perusahaan

mendanai usahanya dengan membandingkan antara dana sendiri yang telah

disetorkan dengan jumlah pinjaman dari para kreditur. Sehingga perusahaan akan

cenderung menampilkan kinerja yang baik supaya akan membahayakan perusahaan

karena perusahaan akan masuk dalam kategori ekstreme leverage (utang ekstrem)

yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan

beban utang tersebut (Wiyadi et.al.,2016).

Ukuran perusahan merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi

manajemen laba. Ukuran perusahaan berkaitan dengan kinerja perusahaan, apabila

ukuran suatu perusahaan besar maka dapat diasumsikan bahwa kinerja perusahaannya

baik. Menurut Gunawan et.al. (2015), perusahaan besar mempunyai dorongan yang

cukup besar untuk melakukan manajemen laba, karena salah satu alasan utamanya

adalah perusahaan besar harus mampu memenuhi ekspektasi dari investor atau

pemegang sahamnya. Dana suatu perusahaan dapat diperoleh dari modal sendiri,

investor maupun hutang.

Salah satu penyebab masalah keagenan antara manajer dan prinsipal adalah

konflik kepentingan berkaitan dengan penggunaan arus kas bebas (free cash flow)

perusahaan (Jensen, 1986 dalam Yogi dan Damaynthi, 2016). Ross et al. (2000)

dalam Yogi dan Damaynthi (2016) mendefinisikan arus kas bebas sebagai kas

perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak

digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Perusahaan dengan arus

kas bebas (free cash flow) yang tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih besar

untuk melakukan manajemen laba, karena perusahaan tersebut terindikasi

meng-hadapi masalah keagenan yang lebih besar (Chung et al., 2005 dalam Agustia, 2013).

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh pihak

luar perusahaan atau institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana

pensiun dan investment banking (Siregar dan Utama, 2005 dalam Fachrony dan

Laksito, 2015). Pihak luar atau institusi keuangan yang berinvestasi pada saham

(8)

4

memonitor tindakan manajemen yang berdampak pada berkurangnya tindakan

manajemen laba (Rice, 2016). Mengurangi terjadinya praktik manajemen laba,

dibutuhkan adanya peraturan dan mekanisme monitoring yang secara efektif dapat

mengarahkan kegiatan operasional perusahaan dan kemampuan untuk

mengidentifikasikan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.

2. METODE PENELITIAN 2.1.Sampel dan Data Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang bersifat kuantitatif. Populasi

dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2011 – 2015. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling dari seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Adapun kriteria penentuan

sampel dalam penelitian ini, yaitu: 1) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

periode tahun 2011-2015. 2) Perusahaan Manufaktur yang menerbitkan laporan

keuangan tahunan secara berturut-turut selama periode penelitian. 3) Memiliki semua

data yang digunakan untuk menghitung variabel yang diteliti. 4) Menggunakan mata

uang rupiah dalam penyampaian laporan keuangan.

2.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 2.2.1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah Manajemen Laba Riil. Manajemen

laba riil adalah tindakan manajemen yang menyimpang dari praktek bisnis yang

normal yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mencapai target laba. Manajemen

laba riil dihitung dengan pendekatan yang arus kas dengan rumus yang digunakan

dalam Roychowdhury (2006) sebagai berikut:

Abnormal Cash Flow Operation

Abnormal CFO = Aktual CFO – level normal CFO CFOt/At-1=a0+a1(1/At-1)+b1(St/At-1)+b2(ΔSt/At-1)+et Keterangan:

CFOt = arus kas operasi perusahaan ipada tahun t

(9)

5 St = Penjualan perusahaan pada akhir tahun t

ΔSt = Perubahan penjualan perusahaan padatahun t dibandingkan dengan penjualan pada akhir tahun t-1

menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba pada tahun

tertentu. ROA dihitung dengan menggunakan:

ROA =

2.2.2.2. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahaan untukmenggunakan dana yang

mempunyai beban tetap atau hutang secara efektif sehingga dapat memperoleh

tingkat penghasilan usaha yang optimal (Wikratama dan Suriyani, 2015 dalam

Wijayadi et.al., 2016). Rumus yang digunakan dalam Sari dan Astika, 2015:

Leverage =

2.2.2.3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan mencerminkan harta atau kekayaan perusahaan, semakin

tinggi nilai aktiva maka semakin baik kinerja perusahan (Fatmawati dan Djajanti,

2015). Rumus yang digunakan dalam pengukuran (Fachrony dan Laksito, 2015)

adalah:

UP= Log Total Aset 2.2.2.4. Free Cash Flow

Free Cash Flow merupakan arus kas yang didistribusikan kepada investor

setelah melakukan semua investasi maupun modal guna menjaga kelangsungan

operasional perusahaan.Variabel ini dihitung dengan menggunakan rumus Rosdini

(10)

6 FCF =

2.2.2.5 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh pihak luar atau institusi keuangan.Pengukuran kepemilikan institusional

dapat dilakukan dengan rumus (Sari dan Astika, 2015):

KI =

2.3 Teknik Analisis Data 2.3.1 Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa uji asumsi klasik yaitu: (1) Uji Normalitas,(2) Uji

Miltikolinearitas, (3) Uji Autokorelasi, (4) Uji Heteroskedastisitas.

2.3.2 Pengujian Regresi Berganda

Pengujian hipotesis di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

SPSS 21.0 dengan Moderated Regression Analysis (MRA). Dalam penelitian ini

terdapat model regresi penelitian sebagai berikut :

Y = α+ β1.ROA+ β2.LEV+ β3.UP+ β4.FCF+ β5.KI + ε

Y = α+ β1.ROA+ β2.LEV+ β3.UP+ β4.FCF+ β5.KI+β6.ROA.KI+ β7.LEV. KI+ β8.UP.KI+β9.FCF.KI+ ε

Keterangan:

Y = Manajemen Laba α = Nilai konstanta β1-β9 = Koefisien Regresi ROA = Profitabilitas

LEV = Leverage

UP = Ukuran Perusahaan

FCF = Free Cash Flow

(11)

7 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 Uji Asumsi Klasik

Permasalahan yang umum terjadi dalam model regresi linear berganda yaitu

uji normalitas, uji autokolerasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedasitas. Untuk

itu dilakukan uji asumsi klasik mengenai keberadaan permasalahan tersebut.

3.1.1 Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas persamaan 1 dan persamaan 2 yang menggunakan

pengujian Kolmogorov-Smimov Z masing-masing menunjukkan nilai sebesar 1,350

dan nilai sebesar 1,305 Sedangkan, nilai asymp. Sig sebesar 0,052dannilai asymp. Sig

sebesar 0,067. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk model regresi persamaan 1 lebih besar dari α = 5%, berarti dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 dan persamaan 2 berdistribusi normal.

3.1.2 Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas di atas dapat diketahui bahwa seluruh

variabel independen memiliki nilai Tolerance Value (TV) lebih besar dari 0,10 dan

nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas.

3.1.3 Uji Heterokedastisitas

Pada penelitian ini, uji yang digunakan untuk menguji terjadinya

heterokedastisitas adalah uji Glejser. Ketentuan dalam pengujian ini yaitu apabila

probabilitas > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan probabilitas <

0,05 maka terjadi heterokedastisitas. Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas diatas

terlihat bahwa semua variable independen memiliki nilai sigifikansi lebih besar dari

5% (p>5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dari persamaan 1 dan 2

terbebas dari heterokedastisitas.

3.1.4 Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas nilai D-W pada persamaan 1 dan

persamaan 2 masing-masing sebesar 1,225 dan 1,223 yang berarti model regresi

berganda dalam penelitian ini telah terbebas dari autokorelasi. Sesuai dengan kriteria

Singgih Santoso (2000:219) yang menyatakan angka D-W di antara -2 sampa +2

(12)

8 3.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

3.2.1 Pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

profitabilitas sebesar 0,006 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H1 diterima.Berdasarkan hasil

pengujian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka

manajemen laba akan semakin meningkat pada perusahaan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa baik maupun buruk kinerja perusahaan, akan memicu manajer

melakukan tindakan oportunis dengan cara menaikkan atau menurunkan laba sesuai

dengan kondisi perusahaan tersebut (Amertha, 2013).

3.2.2 Pengaruh leverage terhadap manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

leverage sebesar 0,891 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H2 ditolak.Berdasarkan hasil

pengujian, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah ataupun tinggi leverage tidak

akan mempengaruhi tindakan manajemen laba pada perusahaan. Karena semakin

besar utang suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi resiko yang dihadapi.

Manajer melakukan manajemen laba untuk membuat keuntungan perusahaan yang

konsisten agar mendapat keuntungan pribadi dari pemilik perusahaan atau untuk

kepentingan perusahaan dari pemegang saham.Dengan laba yang konsisten membuat

kinerja perusahaan terlihat baik dimata pemegang saham sehingga dapat membuat

pemegang saham tertarik untuk investasi.Apabila hal ini terjadi terus-menerus dapat

membuat perusahaan tersebut dilikuidasi.

3.2.3 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

ukuran perusahaan sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H3 diterima.Berdasarkan

hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dapat memperkecil atau

memperbesar tindakan manajemen laba.Karena perusahaan yang besar memiliki asset

yang besar pula sehingga memungkinkan manajer melakukan manajemen laba pada

(13)

9

yang membutuhkan dana dari pemegang saham sehingga memerlukan manipulasi

laporan keuangan untuk menarik para pemegang saham (Reviani dan Sudantoko,

2012).

3.2.4 Pengaruh free cash flow terhadap manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

free cash flow sebesar 0,169 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa free cash flow

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H4 ditolak.Berdasarkan hasil

pengujian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi atau rendahnya free cash flow

tidak dapat memengaruhi manajemen laba. Dalam kondisi ini menunjukkan bahwa

sumber dana yang digunakan perusahaan tidak hanya berasal dari free cash flow saja,

melainkan juga berasal dari modal dan sumber pendanaan lainnya, sehingga arus kas

bebas tidak mempengaruhi manajemen laba (Muhlisin,2014).

3.2.5 Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

kepemilikan institusional sebesar 0,002<0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H5

diterima.Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

institusional memengaruhi manajemen laba.Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional tidak mempunyai kemampuan untuk mengontrol pihak manajemen

dalam mengurangi tindakan manajemen laba.Sehingga pada saat pemegang saham

institusi meningkat maka manajemen laba juga mengalami

peningkatan.Kemungkinan para pemegang saham institusional lebih focus pada

current earning. Transient investors justru akan membuat pihak manajer mengambil

kebijakan agar bisa mencapai target laba yang diinginkan para investor (Agustia,

2013).

3.2.6 Pengaruh kepemilikan institusional terhadap hubungan antara

profitabilitas dengan manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

profitabilitas dengan moderasi kepemilikan institusional sebesar 0,007 > 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional memengaruhi hubungan antara

(14)

10

pengujian, dapat disimpulkan bahwa penambahan kepemilikan institusional bukan

hanya sekedar memenuhi ketentuan formal, namun dapat memengaruhi hubungan

antara profitabilitas dengan manajemen laba. Pemegang saham institusional

diharapkan mampu menjadi pengendali dari kegiatan manajemen labaperusahaan.

Pemegang saham menjalankan tugasnya dengan optimal sehingga dapat

memengaruhi hubungan antara profitabilitas dengan manajemen laba.

3.2.7 Pengaruh kepemilikan institusional terhadap hubungan antara leverage dengan manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

leverage dengan moderasi kepemilikan institusional sebesar 0,001 < 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional memengaruhi hubungan antara

leveragedengan manajemen laba, sehingga H7 diterima.Berdasarkan hasil pengujian,

dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional dapat memonitor hubungan

antara leverage dengan manajemen laba.Kepemilikan saham institusi bukan hanya

sekedar memenuhi regulasi yang ada, namun sebagian tugas yang ada tidak berjalan

optimal. Hal ini dikarenakan kepemilikan institusional yang sementara dan hanya

berharap akan adanya pengembalian yang tinggi. Sehingga kepemilikan institusional

memiliki kemampuan untuk memengaruhi hubungan leverage dengan manajemen

laba, namun tidak memperkuat hubungannya.

3.2.8 Pengaruh kepemilikan institusional terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

ukuran perusahaan dengan moderasi kepemilikan institusional sebesar 0,486 > 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak memengaruhi

hubungan antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba, sehingga H8

ditolak.Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

kepemilikan institusional tidak mampu mengontrol hubungan antara ukuran

perusahaan dengan manajemen laba. Kepemilikan institusional hanya sekedar

regulasi, namun menjalankan tugasnya secara optimal.Perusahaan besar yang

(15)

11

Dengan adanya kepemilikan saham institusional mampu menekan adanya praktik

manajemen laba, sehingga keadaan perusahaan akan baik.

3.2.9 Pengaruh kepemilikan institusional terhadap hubungan antara free cash flow dengan manajemen laba

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel

free cash flow dengan moderasi kepemilikan institusional sebesar 0,0803> 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak memengaruhi

hubungan antara free cash flowdengan manajemen laba, sehingga H9

ditolak.Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa besar atau kecilnya

persentase kepemilikan institusional tidak dapat mengontrol hubungan antara free

cash flow dengan manajemen laba. Hal ini dikarenakan free cash flow tersedia hanya

untuk pertumbuhan, pembayaran utang, dan deviden sangat sedikit. Sehingga manajer

tidak dapat memanfaatkan free cash flow secara optimal apalagi digunakan untuk

kepentingan pribadi dengan tindakan oportunis. Dengan adanya kepemilikan

institusional sebagai pengendali tidak menutup kemungkinan bahwa manajemen laba

dapat dilakukan oleh manajer.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1)Variabel Profitabilitas memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,008

sehingga H1 diterima. Artinya profitabilitas memengaruhi manajemen laba. 2)Variabel Leverage (LEV) memiliki memiliki nilai signifikansi sebesar 0,891 < 0,05

dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,00044 sehingga H2 ditolak. Artinya Leverage tidak memengaruhi manajemen laba. 3)Variabel Ukuran Perusahaan (UP)

memiliki memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 nilai koefisien regresi

sebesar 0,017 sehingga H3 diterima. Artinya ukuran perusahaan memengaruhi manajemen laba. 4)Variabel Free Cash Flow (FCF) memiliki memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,169 > 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,007

(16)

12

5)Variabel Kepemilikan Institusional (KI) memiliki memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,002 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,023 sehingga H5 diterima. Artinya kepemilikan institusional memengaruhi manajemen laba. 6)Variabel Profitabilitas yang dimoderasi dengan Kepemilikan Institusional

(ROA_KI) memiliki memiliki nilai signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 dengan nilai

koefisien regresi sebesar -0,189 sehingga H6 diterima. Artinya Profitabilitas yang

dimoderasi dengan Kepemilikan Institusional memengaruhi manajemen laba.

7)Variabel Leverage yang dimoderasi dengan Kepemilikan Institusional (LEV_KI)

memiliki memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 dengan nilai koefisien

regresi sebesar -0,098 sehingga H7 diterima. Artinya Leverage yang dimoderasi dengan Kepemilikan Institusional memengaruhi manajemen laba. 8)Variabel Ukuran

Perusahaan yang dimoderasi dengan Kepemilikan Institusional (UP_KI) memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,486 > 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,007

sehingga H8 ditolak. Artinya Ukuran Perusahaan yang dimoderasi dengan Kepemilikan Institusional tidak memengaruhi manajemen laba. 9)Variabel Free

Cash Flow yang dimoderasi dengan Kepemilikan Institusional (FCF_KI) memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,379 > 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,031

sehingga H9 ditolak. Artinya Free Cash Flow yang dimoderasi dengan Kepemilikan

Institusional memengaruhi manajemen laba.

4.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: (1) Sampel

penelitian ini hanya menggunakan kelompok perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan dengan

perusahaan lain. (2) Pengukuran yang digunakan dalam manajemen laba riil hanya

menggunakan pengukuran melalui arus kas operasi sehingga belum menunjukkan

hasil manajemen laba seutuhnya. (3) Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel

independen yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, free cash flow, beserta

variabel moderasinya yaitu kepemilikan institusional mampu menjelaskan variabel

dependen yaitu manajemen laba sebesar 31,7% sedangkan 68,3% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar model sehingga belum mewakili sebagian besar dari factor-faktor

(17)

13 4.3 Saran

Atas dasar simpulan dan keterbatan dalam penelitian ini, peneliti memberikan

rekomendasi sebagai berikut: (1) Memperluas ruang lingkup penelitian, karena masih

banyak sector yang dapat dijadikan penelitian agar hasil penelitian dapat

digeneralisasikan. (2) Pengukuran manajemen laba dapat ditambah dengan

pengukuran melalui biaya produksi dan biaya-biaya diskresioner sehingga dapat

mencerminkan nilai dari manajemen laba secara keseluruhan. (3) Peneliti selanjutnya

diharapkan menambah variabel lain karena kemungkinan ada variabel lain yang dapat

dijadikan variable dalam penelitian selanjutnya yang mungkin memiliki pengaruh

terhadap manajemen laba seperti asimetri informasi, klasifikasi industri, likuiditas,

mekanisme corporate governance ataupun earning power.

DAFTAR PUSTAKA

Amertha, Indra Satya Prasavita. 2013. Pengaruh Return On Asset Pada Praktik Manajemen Laba dengan Moderasi Corporate Governance. ISSN : 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 : 373-387.

Fachroni dan Herry Laksito. 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba.

Diponegoro Journal Of Accounting Volume 4, Nomor 4 Tahun 2015.

Fatmawati dan Atik Djajanti. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan

Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ISSN:2337-5965. Kelola Vol. 2 No.3 Edisi September 2015.

Ghozali, I. 2011. Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, I Ketut, Nyoman Ari Surya Darmawan dan Gusti Ayu Purnamawati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1, Vol. 3, No.1.

(18)

14

Juniarta, I Wayan Agus dan I Ketut Sujana. 2015. Pengaruh Financial Leverage Pada

Income Smoothing Dengan GoodCorporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3 (2015): 921-939

Jao, Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94

Machmuddah, Zaky. 2016. Corporate Governance Mechanisms, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. ISSN: 2476-8820 Indonesian Accounting Research Journal, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2015.

Muhlisin.2014. Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran Perusahaan,Ukuran Kantor Akuntan Publik, Masa Perikatan Audit Dan Piutang Tidak Tertagih Terhadap Manajemen Laba. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang

Naftalia, Veliandina Chivan dan Marsono. 2013. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 2, No.3.ISSN: 2337-3806.

Ningsih, Suhesti dan Wiyadi. 2012. Praktek Manajemen Laba Riil Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol.13, No.2, Desember 2012

Nugraheni, Sitaweni; Yeterina Widi Nugrahanti dan Hans Hananto Andreas. 2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. The 8th NCFB and Doctoral Colloqium 2015 ISSN:1978-6522.

Rice. 2013. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dan Nilai Perusahaan Terhadap Tindakan Manajemen Laba. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 3, Nomor 01, April 2013

Rice. 2016. Pengaruh Faktor Keuangan Terhadap Manajemen Laba Dengan

Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 6, Nomor 01, April 2016

Reviani, Dinni dan Djoko Sudantoko. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. ISSN : 1411-1497 Prestasi Vol.9 No 1-Juni 2012

Roychowdhury, Sugata. 2006. Earning Management Through Real Activities Manipulation. Journal of Accounting and Economics 42 (2006) 335-370. Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media

(19)

15

Sari, A.A. Sg. Putri Puspita dan Ida Bagus Putra Astika. 2014. Moderasi Good Corporate Governance Pada Pengaruh Antara Leverage Dan Manajemen Laba. ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 hal 64-78.

Siagian, Sondang. 1985. Filsafat Administrasi. PT Gunung Agung: Jakarta

Tampubolon, Mayasari dan Didin Mukodim. 2012. Pengaruh Leverage. Free Cash Flow, Dan Good Corporate Governance Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek Indonesia. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Wiyadi, Rina Trisnawati, Noviana Puspitasari dan Noer Sasongko. 2016. Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. The 3rd University Research

Colloquium 2016. ISSN 2407-9189.

Yogi, Luh Made Dwi Parama dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi. 2016. Pengaruh Arus Kas Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate GovernancePada Manajemen Laba. ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Referensi

Dokumen terkait

Novian Wahyu Setiabudi, 2005. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia untuk Mata Pelajaran Fisika Bahasan Kinematika Gerak Lurus. Program Studi Pendidikan

yang terpasang ( on ) pada sistem tenaga listrik akan berbeda, sesuai dengan jenis. beban pada saat itu

Berdasarkan hasil pre test yang dilakukan sebelum penyuluhan dari pengisian kuisioner tentang minat pada aspek kognitif rata-rata memiliki pemikiran yang baik dan

beberapa hibrida sejalan dengan tingginya salah satu komponen hasil yang dimiliki hibrida yaitu besarnya diameter dan panjang tongkol' Penelitian. sebelumnya menunjukkan

Berdasarkan persamaan regresi diperoleh bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi secara parsial terhadap kinerja dosen STMIK/AMIK Royal Kisaran

18. Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis keuangan

Strategi itu bisa dilakukan dengan membuat produk baru dengan merambah pada pers online maupun dengan menimgkatkan kualitas, baik itu dengan perubahan desain produk maupun

Main motto in this paper is the reactive route discoveries that bear a resemblance to the Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) protocol [1], whose role can be priceless: