• Tidak ada hasil yang ditemukan

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman1dari26 halaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman1dari26 halaman"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman1dari26 halaman

BAB I

GAMBARAN UMUM A. Pendahuluan.

Sejalan dengan langkah menuju Good Governance dan Clean Government yang diamanatkan dalam reformasi birokrasi serta pelaksanaan sistem pengendalian intern yang memadai dalam UU nomor 1 tahun 2004 khususnya pasal 56 ayat (4) maka RSJD Dr. RM. Soedjarwadi menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (selanjutnya disebut SPIP).

Penyelenggaraan SPIP pada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah didasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 tahun2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang mengacu pada PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

SPIPdiartikan sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui empat pilar, yaitu:

1. Efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan;

2. Keandalan pelaporan keuangan;

3. Pengamanan aset negara; dan

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Konsep pengendalian intern tersebut menjadi panduan minimal dalam merancang pengendalian intern di sektor pemerintahan untuk memberikan keyakinan memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset daerah, dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Latar Belakang.

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 8 tahun 2008 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Jawa Tengah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi.Peraturan Daerah

tersebut telah di jabarkan pula dalam Peraturan Gubernur nomor 98 tahun 2008

(2)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman2dari26 halaman

tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.

RM. Soedjarwadimaka RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah memiliki tugas & fungsi sebagai berikut:

Tugas

Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan khususnya usaha Pelayanan Kesehatan Jiwa dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa;

b. pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa;

c. penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa;

d. pelayanan medis Kesehatan Jiwa;

e. pelayanan penunjang medis dan non medis;

f. pelayanan keperawatan;

g. pelayanan rujukan;

h. pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan khususnya Kesehatan Jiwa;

i. penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat;

j. pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum.

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi RSJD Dr. RM Soedjarwadi berdasar pada Sesuai Peraturan

Gubernur Jawa Tengah nomor 98 tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok,

Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah DR. RM. Soedjarwadi, RSJD Dr. RM

Soedjarwadi dipimpin oleh seorang Direktur dibantu oleh Subbagian Tata Usaha,

Seksi Pelayanan Medis Dan Non Medis, Seksi Keperawatan,Seksi Penunjang Medis

dan Non Medis, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

(3)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman3dari26 halaman

Susunan Organisasi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi terdiri dari:

a. Direktur;

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Seksi Pelayanan Medis Dan Non Medis;

d. Seksi Keperawatan;

e. Seksi Penunjang Medis Dan Non Medis;

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Visi dan Misi

RSJD Dr. RM. Soedjarwadi merupakan Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maka visi rumah sakit sesuai RPJMD 2018-2023 yaitu Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari: “Tetep Mboten Korupsi Mboten Ngapusi”.Upaya untuk mencapai visi tersebut dirumuskan misi sebagai berikut:

a. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran & guyup untuk menjaga NKRI,

b. Mempercepat reformasi birokrasi yg dinamis serta memperluas sasaran ke pemerintah Kab/Kota,

c. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran

d. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya dan mencintai lingkungan

Sesuai tugas dan fungsi yang telah dijelaskan diatas, maka RSJD Dr. RM.

Soedjarwadi menitikberatkan pada misi ke empat, yaitu menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya dan mencintai lingkungan.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan pernyataan tentang sesuatu yang ingin dicapai yang dapat menggambarkan fungsi pelayanan sesuai tupoksi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.

Adapun tujuan yang ingin dicapai RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah

“Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat” dan “Meningkatkan tata

kelola organisasi perangkat daerah”.

(4)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman4dari26 halaman

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai secara berkesinambungan dan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi adalah ”Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian”, “Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah”, dan

“Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah”.

C. Sekilas tentang SPIP.

Definisi SPIP dipahami oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sebagai suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh pimpinan dan seluruh pegawai serta diintegrasikan dengan proses kegiatan sehari‐hari dan dilaksanakan secara berkesinambungan guna mencapai tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi tersebut harus dapat diraih dengan cara menjaga dan mengamankan aset negara/

daerah yang diamanatkan kepada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi menjamin tersedianya laporan manajerial yang handal, mentaati ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak negatif keuangan/ kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati‐hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

D. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian.

Dasar penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Intern adalah:

1. Undang-Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,

3. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah,

4. Keputusan Direktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Nomor 700/1126 Tahun 2019,

tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.

(5)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman5dari26 halaman

E. Tujuan, Maksud, Ruang Lingkup dan Manfaat Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian.

1. Tujuan

Rencana Tindak Pengendalian (RTP) bertujuan untuk memberikan arah yang jelas dalam rencana tindak pengendalian atas pelaksanaan tugas pokok RSJD Dr. RM.

Soedjarwadi sehingga diharapkan dapat memperoleh keyakinan memadai bahwa tujuan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi yang telah ditetapkan dapat tercapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien.

2. Maksud

Rencana tindak pengendalian RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pimpinan dan para pegawai di lingkungan RSJD Dr. RM.

Soedjarwadi dalam rangka membangun pengendalian yang diperlukan untuk mencegah kegagalan/penyimpangan dan/atau mempercepat keberhasilan pencapaian tujuan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Rencana Tindak pengendalian di RSJD Dr.RM.Soedjarwadi adalah:

a. Direksi

b. Jabatan Struktural c. Jabatan Fungsional

d. Seluruh tingkatan manajemen fungsional di RS;dan e. Pegawai.

4. Manfaat

Manfaat Rencana Tindak Pengendalian diarahkan untuk menjadi landasan/ asar dalam hal:

a. Pengembangan SPIP secara menyeluruh di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi,

b. Perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan SPIP di RSJD Dr. RM.

Soedjarwadi,

c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SPIP,

d. Pendokumentasian, pemantauan, dan pengukuran perkembangan/progres

penyelenggaraan SPIP.

(6)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman6dari26 halaman

BAB II

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN A. Pemantauan Tahap Persiapan.

Pengendalian Intern Pemerintahan di rumah sakit sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2014. Di tahun 2019 ini untuk meningkatkan kinerja dibentuklah Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern yang baru dengan Surat Keputusan Direktur Nomor 700/1126 tahun 2019 dengan tugas:

1. Menyusun Dokumen Rencana Tindakan Pengendalian (RTP) tahun 2019.

2. Melaksanakan kegiatan SPIP di RSJD Dr.RM.Soedjarwadi antara lain:

a. Penguatan pengendalian, b. Menyusun peta resiko,

c. Melaksanakan penilaian resiko,

d. Melaksanakan proses informasi dan komunikasi antara staf dan stakeholder,

e. Melaksanakan evaluasi implementasi penilaian dan pengendalian resiko.

3. Mengoptimalkan pengawasan secara berjenjang terhadap ASN untuk mencegah terjadinya pungutan liar dan tindakan yang menciderai integritas ASN RSJD Dr.RM.Soedjarwadi.

4. Bertanggung-jawab terhadap setiap hasil pengawasan dan pengendalian Tim Satuan Tugas SPIP dan melaporkan kepada Direktur.

Sebagai langkah awal pengembangan pengendalian intern, Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP telah melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, melalui kegiatan evaluasi atas efektivitas pengendalian intern yang telah ada dan menemukan celah atau kekurangan pengendalian yang ada/terpasang serta merancang rencana tindak perbaikan pengendalian intern yang lebih baik. Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tersebut antara lain dibahas materi tentang:

1) Identifikasi Resiko berdasarkan 8 area lingkungan pengendalian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan pendekatan Controling Self Assesment.

2) Metodologi penilaian kondisi lingkungan pengendalian dan teknis penyusunan

rencana penguatan lingkungan pengendalian dengan pendekatan Control

Environment Evaluation.

(7)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman7dari26 halaman

3) Proses penilaian resiko yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang profil resiko dan aktivitas yang diperlukan untuk mengendalikan resiko pada kegiatan utama RSJD Dr. RM. Soedjarwadi .

Hasil kegiatan Focus Group Discussion(FGD) tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern di RSJD Dr.RM.Soedjarwadi.Rencana Tindak Pengendalian Intern ini merupakan action plan untuk menindaklanjuti hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang terdiri atas dua paket rencana aksi, yaitu:

a. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian.

b. Rencana kegiatan penanganan resiko yang relevan dengan kegiatan utama organisasi.

Kegiatan pengendalian intern di RSJD Dr.RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah di awal tahun 2019 ini telah dilakukan koordinasi melalui rapat rutin dan fokus grup diskusi dalam pembahasan:

1. Evaluasi keberhasilan pengendalian resiko tahun 2018.

2. Penilaian kondisi lingkungan pengendalian di semua unit biologis RSJD Dr.RM.Soedjarwadimelalui self assesment.

3. Penyusunan register resiko RSJD Dr.RM.Soedjarwadi.

4. Validasi Hasil survey Control Environment Evaluation (CEE) setelah self Assesment.

B. Perencanaan Tahap Penyelenggaraan

1. Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP

Penyelenggaraan SPIP pada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi tahun 2019 mengacu pada Surat Keputusan Direktur Nomor 700/1126 tahun 2019 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) RSJD Dr. RM.

Soedjarwadi. Dimana program kerja SPIP tahun 2019 terlampir dengan jadwal yang telah disusun pada saat rapat koordinasi satgas SPIP.

2. Penguatan Lingkungan Pengendalian

Unsur lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari unsur‐unsur

pengendalian intern lainnya sehingga unsur lingkungan pengendalian memiliki

pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan SPIP.

(8)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman8dari26 halaman

Lingkungan pengendalian yang baik/buruk menentukan keberhasilan/kegagalan penerapan unsur SPIP lainnya. Oleh karena itu, secara umum pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan untuk menciptakan “atmosfir” yang kondusif yang mendorong terimplementasinyasistem pengendalian intern secara efektif di lingkungan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi. Berdasarkan hasil penilaian terhadap lingkungan pengendalian di lingkungan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil self-assessment lingkungan pengendalian 2019

No Unsur Lingkungan Pengendalian Kondisi

1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika Cukup Memadai

2 Komitmen terhadap Kompetensi Cukup Memadai

3 Kepemimpinan yang Kondusif Memadai

4 Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Kurang Memadai 5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat Cukup Memadai

6 Kebijakan Pengembangan SDM Memadai

7 Pengawasan Internal yang Efektif Kurang Memadai

8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Memadai

Hasil self-assessment didasarkan pada diskusi satgas SPIP dengan data yang ada dilapangan dan wawancara, baik kepada pihak manajemen maupun sampling staff.

Penilaian self-assessment diperkuat dengan survey CEE pada beberapa pegawai.

Hasil evaluasi atas kondisi lingkungan pengendalian dengan pendekatan Control Environment Evaluation, menunjukan masih adanya kelemahan lingkungan pengendalian yang perlu segera diperbaiki. Self-assessmenttahun 2019 mengenai unsur lingkungan pengendalian di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sebagai berikut:

a. Penegakan Integritas dan Nilai Etika 1) Adanya aturan perilaku

Aturan perilaku telah dibuat dan didistribusikan serta berlaku

menyeluruh dalam hal pembayaran tidak wajar, kelayakan penggunaan

sumberdaya, benturan kepentingan, kegiatan politik pegawai, gratifikasi

(9)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman9dari26 halaman

dan penerapan kecermatan professional. Pegawai secara berkala telah menandatangani komitmen untuk menerapkan aturan perilaku tersebut dalam pakta integritas. Para pegawai juga telah memperlihatkan bahwa ada perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima serta hukuman yang akan dikenakan, namun masih minimnya reward &

punishment menjadikan aturan-aturan tersebut menjadi kurang efektif dalam penerapannya.

2) Terciptanya suasana etis

Pimpinan telah membina serta mendorong terciptanya budaya yang menekankan pada nilai-nilai integritas dan etika. Nilai integritas merupakan salah satu nilai yang diterapkan organisasi. Para pegawai juga memperlihatkan adanya dorongan sejawat untuk berperilaku baik.

Respon time tindak lanjut atas masalah yang ada secara cepat dan tepat selalu diterapkan pimpinan dengan mencari akar masalah lalu diskusi antar unit terkait.

3) Pelaksanaan pekerjaan dengan tingkat etika yang tinggi

Laporan keuangan dan kinerja telah disampaikan kepada stakeholder, laporan keuangan 2017 telah diaudit BPK dan selama 2018 telah ada pendampingan dari inspektorat provinsi jawa tengah sebagai partner kerja guna meningkatkan kualitas kegiatan dan akuntabilitas kewajaran laporan. Tindak lanjut hasil pemeriksaan juga telah dilaksanakan sesuai rekomendasi, sehingga meminimalisir terjadinya resiko kerugian negara.

4) Adanya sanksi atas tindakan indisipliner

Adanya komite etik dan hukum mengawal terlaksananya segala aturan yang diterapkan. Koordinasi rutin antara SPIP-SPI-Komite etik dan hukum serta unit/instalasi terkait menjadi alat yang efektif untuk monitoring dan evaluasi atas tindakan yang menyimpang dari aturan.

5) Adanya penjelasan mengenai intervensi atas pengendalian intern

Salah satu contoh ataspenjelasan mengenai intervensi atas pengendalian

intern ada pada dokumen benturan kepentingan, dimana ada resiko

benturan kepentingan untuk beberapa jabatan namun karena

keterbatasan SDM maka resiko benturan kepentingan tersebut tetap

dilaksanakan.

(10)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman10dari26 halaman

6) Pimpinan telah meminimalisir kebijakan yang mendorong perilaku tidak etis

Tujuan yang ditetapkan dalam renstra masih realistis untuk dicapai, penghargaan untuk meningkatkan penegakan integritas masih belum secara rutin dan kurang monitoring serta evaluasi tindak lanjutnya dan sebagian besar kompensasi kenaikan jabatan telah didasarkan pada prestasi dan kinerja.

b. Komitmen Terhadap Kompetensi

1) Pimpinan telah mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tupoksi.

Pimpinan telah menganalisis tugas yang perlu dilaksanakan dan dituangkan dalam masing-masing sasaran kinerja pegawai dan telah memutakhirkan uraian jabatan yang ada. Kelemahan yang masih dirasa kurang adalah karena sederhana nya struktur organisasi maka resiko akan salah pendelegasian wewenang relative besar jika tidak dijembatani dengan koordinasi lintas subbagian/seksi.

2) Standar kompetensi untuk setiap tugas telah disusun

Setiap jabatan telah teridentifikasi dan secara rutin telah ada sosialisasi mengenai perubahan kebijakan tentang standar kompetensi masing- masing jabatan. Analisis jabatan juga memastikan yang terpilih telah memenuhi standar yang ada, yang masih perlu ditingkatkan adalah mengurangi gap kesenjangan kompetensi antara pelayanan dan administrasi manajemen.

3) Pelatihan dan pembimbingan telah rutin dilaksanakan

Peningkatan kualitas SDM menjadi concern rumah sakit sesuai dengan standar akreditasi maupun ISO. Program pelatihan telah ada setiap tahun dengan tersedianya dana, kelemahan yang masih perlu diperbaiki adalah monitoring dan evaluasi hasil pelatihan serta perlunya peningkatan kompetensi pada jajaran administrasi dan manajemen.

4) Pimpinan telah memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis

yang luas dalam pengelolaan rumah sakit

(11)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman11dari26 halaman

Standar kompetensi pimpinan telah diatur dan telah mengiktui pendidikan dan pelatihan guna menunjang tugasnya.

c. Kepemimpinan yang kondusif

1) Pimpinan memiliki sikap yang selalu mempertimbangkan resiko dalam pengambilan keputusan

Daftar resiko telah disusun sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan dan tidak terlepas dari koordinasi pada masing-masing subbag/seksi yang membidangi.

2) Telah diterapkan manajemen berbasis kinerja

Penetapan capaian kerja menjadi tolak ukur memberikan reward &

punishment telah dilaksanakan seperti pemberian reward pada persentase jasa pelayanan, kesempatan untuk mengikuti seminar/diklat guna menunjang karier dan koordinasi bersama tim kode etik dan hukum secara teratur dalam penerapan reward &punishmentserta pemilihan pegawai ber integritas.

3) Penerapan akuntabilitas dalam bidang manajemen keuangan

Akuntabilitas menjadi salah satu misi organisasi, hal ini berlaku juga pada penyelenggaraan Akuntansi dan manjemen keuangan. Pengendalian keuangan serta data operasional telah sebagian didukung dengan sistem informasi manajemen. Namun kelemahan yang ada adalah minimnya sumberdaya manusia pada administrasi dan manajemen sehingga membuat pembinaan sumberdaya juga kurang dapat terlaksana secara efektif.

4) Adanya SOP perlindungan aset dan kerahasiaan manajemen informasi Untuk meningkatkan keamanan atas perlindungan asset telah disusun SOP perlindungan asset dimana setiap yang bertandatangan pada KIR merupakan penanggungjawab aset di ruangan. Keamanan informasi digital juga dilindungi dengan adanya kebijakan hak akses yang dapat membuka sistem informasi manajemen rumah sakit.

5) Terjalin interaksi yang intensif antara pimpinan dengan tingkatan yang

lebih rendah

(12)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman12dari26 halaman

Sederhananya struktur organisasi juga mempunyai kelebihan diantaranya interaksi antara pimpinan dengan tingkatan dibawahnya lebih intens karena jarak struktur yang pendek. Intruksi dari pimpinan dapat tersalurkan secara cepat dan lebih sedikit hambatan.

6) Pimpinan telah memiliki sikap yang positif dan responsif atas keuangan, anggaran dan program kegiatan

Rapat pengendalian rutin bulanan adalah sarana menyampaikan informasi capaian kinerja baik keuangan maupun pelayanan rumah sakit. Dalam rapat ini dihadiri oleh manajemen dan kepala ruang/instalasi sertajabatan lain yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Pelaporan keuangan dan pertanggungjawaban kinerja juga telah secara wajar disajikan dan di publikasikan.

7) Mutasi pegawai dilakukan berdasarkan pertimbangan dan prosedur

Pelaksanaan mutasi sesuai dengan pola dan pedoman mutasi, sehingga tidak ada perputaran pegawai yang tinggi sehingga membuat lemahnya pengendalian intern.

d. Struktur Organisasi

1) Struktur organisasi belum disesuaikan dengan perkembangan yang ada Perda SOTK serta Pergub turunannya masih merupakan struktur sejak tahun 2008, dimana pada saat itu belum menjadi kelas A dan struktur yang sangat sederhana. Perkembangan pelayanan pada rumah sakit kelas A belum di imbangi dengan struktur yang ada sehingga banyak terjadi penumpukan kewenangan.

2) Bagan struktur dan kewenangan telah ada

Bagan struktur telah ada sesuai Perda Jateng no.8 tahun 2008 mengenai SOTK, kewenangan dijabarkan dalam Pergub Jateng No. 98 tahun 2008.

Namun, yang masih menjadi kendala adalah aturan tersebut sudah tidak relevan dengan perkembangan pelayanan yang ada.

3) Telah ada jenjang pelaporan internal

Jenjang pelaporan internal telah dijelaskan dalam Pergub Jateng No.98 tahun 2008, masing-masing subbagian/seksi lalu kepada direktur.

4) Pimpinan telah melakukan evaluasi secara periodik

(13)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman13dari26 halaman

Evaluasi mengenai struktur organisasi telah dibuat dan diajukan untuk di revisi.

5) Pimpinan telah menetapkan analisis kebutuhan pegawai

Analisis kebutuhan pegawai telah rutin dilaksanakan. Uraian jabatan serta analisis jabatan juga telah disusun.

e. Pendelegasian Wewenang

1) Kewenangan telah dibuat secara tepat serta dikomunikasikan kepada pegawai.Pendelegasian wewenang telah dikomunikasikan kepada setiap pegawai, namun dengan sederhananya struktur maka benturan kewenangan seringkali terjadi.

2) Pegawai yang diberi wewenang telah memahami wewenang dan tanggungjawabnya. Setiap pendelegasian wewenang di evaluasi oleh para pimpinan.

3) Pegawai telah memahami kewenangan yang dimiliki terkait penerapan SPIP.Peta resiko dan kewenangan yang ada telah dikomunikasikan, sehingga pelaksanaan tugas lebih terkontrol dan mengurangi resiko yang ada.

f. Kebijakan Pengembangan SDM

1) Telah ada standar kompetensi pegawai

Telah dibuat uraian jabatan dan standar kompetensi serta telah dikomunikasikan kepada para pegawai. Standar rekruitmen juga telah disusun dan bekerjasama dengan BKD Provinsi. Program orientasi telah dijalankan terhadap seluru pegawai baru. Sanksi atas pelanggaran diberikan dengan koordinasi tim kode etik dan hukum.

2) Penelusuran latar belakang pegawai

Untuk proses penerimaan pegawai baru ada wawancara yang didalamnya dapat digunakan sebagai penelusuran latar belakang (pindah/baru).

3) Supervise secara periodik telah dilaksanakan oleh masing-masing subbagian/seksi terhadap kinerja bawahannya.

g. Pengawasan Internal

1) APIP telah melaksanakan kegiatan secara rutin dan membuat hasil

laporan yang segera ditindaklanjuti oleh rumah sakit.

(14)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman14dari26 halaman

2) Rapat koordinasi setiap bulan merupakan salah satu deteksi dini atas resiko yang ada pada pelaksanaan kegiatan dan program rumah sakit, sehingga tujuan dapat dicapai dengan efektif.

3) Terdapat upaya memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan yang baik yang di cerminkan pada roadmap pelaksanaan zona integritas.

h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi pemerintah terkait

Hubungan kerja yang baik diterapkan rumah sakit terhadap instansi pemerintah terkait. Komunikasi yang efektif dibangun guna menguatkan hubungan yang baik dengan sesama instansi.

3. Penilaian Resiko (identifikasi dan analisis rasio)

Kegiatan penilaian resikodilaksanakan melalui proses identifikasi dan analisis resiko, guna menghasilkan output yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen.

Dengan penghitungan status resiko ditetapkan rumus berdasarkan pengukuran konsekuensi/dampak dikalikan probabilitas/frekuensi kemungkinan sebagai berikut:

a. Pengukuran dimensi konsekuensi/dampak resiko dan kemungkinan kejadian resiko menggunakan 4 (empat) tingkatan, seperti tabel berikut:

Tabel 2.2

Dimensi Pengukuran konsekuensi/dampak resiko

Rating Kategori Contoh Deskripsi

4 Luar Biasa Mengancam Organisasi secara keseluruhan 3 Besar Mengancam sebagian program

2 Rendah Mengganggu sebagian kegiatan 1 Tidak Signifikan Mengganggu administrasi

Tabel 2.3

Dimensi Pengukuran kemungkinan kejadian resiko

Rating Kategori Contoh Deskripsi

(15)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman15dari26 halaman

4 Hampir pasti terjadi Terjadi setiap tahun

3 Kemungkinan besar Terjadi 1 kali dalam 2 tahun 2 Kemungkinan Kecil Terjadi 1 kali dalam 3 tahun 1 Hampir mustahil terjadi Tidak terjadi lebih dari 3 tahun

b. Peringkat/status resiko ditentukan berdasarkan tingkat konsekuensi/dampak resiko dan kemungkinan kejadian resiko, sebagai berikut:

Tabel 2.4

Peringkat/Status Resiko

Konsekuensi/Dampak Luar Biasa (4)

Besar (3)

Rendah (2)

Tidak Signifikan (1)

Hampir Mustahil

(1)

Kemungkinan Kecil

(2)

Kemungkinan Besar

(3)

Hampir Pasti

(4)

Kemungkinan

Hasil kegiatan penilaian resiko selanjutnya dituangkan dalam rancangan aktivitas pengendalian intern yang berfokus pada upaya penanganan resiko yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan utama RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.

Gambaran umum profil resiko yang teridentifikasi dari 2 tujuan yang ditetapkan

dapat diidentifikasi 42 resiko dengan 3 resiko sama pada kegiatan BLUD, untuk

lebih jelasnya ada pada tabel sebagai berikut:

(16)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman16dari26 halaman

(17)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman17dari26 halaman

1) Tujuan : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indikator tujuan : Angka harapan hidup

Sasaran : Menurunnya angka kesakitan dan kematian Indikator sasaran : Persentase capaian Standar Pelayanan Minimal

Tabel 2.5

Identifikasi resiko sasaran menurunnya angka kesakitan dan kematian

No Program/Kegiatan Resiko Rencana Penanganan Resiko

1 Program Pelayanan kesehatan Ketersediaan alat pendukung layanan rawat inap kurang

Rapat koordinasi validasi peralatan kesehatan/kedokteran

Ketersediaan alat pendukung layanan rawat jalan kurang

Rapat koordinasi validasi peralatan kesehatan/kedokteran

Terjadinya pasien jatuh Monitoring dan Evaluasi dokumen RCA KNC/ KTD/

SENTINEL Peralatan laboratorium dan alat ukur tidak

terkalibrasi tepat waktu

Rapat koordinasi validasi peralatan kesehatan/kedokteran

Peralatan radiologi rusak Rapat koordinasi validasi peralatan kesehatan/kedokteran Ketersediaan alat pendukung life saving

kurang

Rapat koordinasi validasi peralatan kesehatan/kedokteran

Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai jadwal Monev pelaksanaan kegiatan, PPTK dan Pejabat

Pengadaan/ Penerima

(18)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman18dari26 halaman

No Program/Kegiatan Resiko Rencana Penanganan Resiko

Alat tidak sesuai dengan kebutuhan user Monev pengadaan dan pihak ketiga

Peralatan bank darah kurang mendukung Rapat koordinasi validasi peralatan kesehatan/kedokteran Ketersediaan ruang terbuka hijau kurang Monev masterplan berdasar RTH

Ketidaksesuaian data pegawai antara perencana dengan kepegawaian

Pemantauan alur perencanaan

Tidak terpenuhinya standar akreditasi Peningkatan pemahaman Tim Akreditasi Tidak terlaksananya perencanaan perbaikan

strategis

Persiapan monev perbaikan strategis

Ketidaksiapan ambulance/kereta jenazah Monev jadwal pemeliharaan

Keterlambatan dokumen perbaikan Peningkatan koordinasi pelaksana dan pihak ketiga 2 Program Sumberdaya Kesehatan Peningkatan kompetensi tidak sesuai

kebutuhan

Penyusunan Training Need Analysis

Pemberi layanan di IGD tidak mempunyai sertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS

Monev pemilik sertifikat

Terdapat pegawai yang mendapat pelatihan

<20 jam per tahun

Monev data diklat

Output kegiatan tidak tercapai Peningkatan pemahaman keselarasan output dan outcome kegiatan/program

Terdapat anggota PPI yang belum terlatih Monev data diklat

3 Farmasi dan Perbekalan Kekosongan stock obat Analisis rasio perputaran obat

Keterlambatan bahan pangan Monev ketersediaan bahan dan pengiriman bahan

(19)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman19dari26 halaman

No Program/Kegiatan Resiko Rencana Penanganan Resiko

Kekurangan stock reagent Peningkatan manajemen logistik reagent Rendahnya kualitas alat kesehatan habis

pakai

Monev kualitas alat

4 Program Promosi dan Pemberdayaan

Outcome program tidak sesuai yang diharapkan

Peningkatan pemahaman pihak terkait

Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai jadwal Pembuatan rencana kerja Kurangnya dukungan untuk inovasi Si Terpa

Daya Jiwa

Pembuatan rencana kerja

5 Program Pelayanan dan Pendukung Pelayanan (BLUD)

CRR partial < 90% Monitoring dan evaluasi cashflow BLUD

CRR total < 40% Monitoring dan evaluasi pelaksanaan APBD Keterlambatan pembayaran piutang pasien

jaminan

Monitoring dan evaluasi rutin kegiatan tim klaim pasien jaminan

Keterlambatan dokumen pendukung pembayaran

Evaluasi tingkat efektivitas SOP pengajuan klaim pasien jaminan

Koordinasi PPTK mengenai kegiatan yang dilaksanakan Administrasi penerimaan dan pengeluaran

masih lemah

Peningkatan kualitas SDM administrasi dan manajemen

Tidak tercapainya target CRR Peningkatan kompetensi SDM BLUD Kurang tertibnya administrasi pendukung

penerimaan dan pengeluaran

Peningkatan kompetensi administrasi dan manajemen

(20)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman20dari26 halaman

No Program/Kegiatan Resiko Rencana Penanganan Resiko

Keterlambatan pembayaran kegiatan Monitoring dan evaluasi PPTK dan pejabat pengadaan/

penerimaan 6. Peningkatan Mutu Pelayanan

BLUD

Tidak tercapainya target CRR Peningkatan kompetensi SDM BLUD Kurang tertibnya administrasi pendukung

penerimaan dan pengeluaran

Peningkatan kompetensi administrasi dan manajemen

Keterlambatan pembayaran kegiatan Monitoring dan evaluasi PPTK dan pejabat pengadaan/

penerimaan

(21)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman21dari26 halaman

2) Tujuan : Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah Indikator tujuan : Zona Integritas (WBK/WBBM)

Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah Indikator sasaran : Nilai kepuasan masyarakat

Tabel 2.6

Identifikasi resiko sasaran meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah

No Program/Kegiatan Resiko Rencana Penanganan Resiko

7 Manajemen administrasi pelayanan umum, kepegawaian dan keuangan perangkat daerah

Koordinasi dengan pengampu OPD kurang optimal Monitoring dan evaluasi ketersediaan kendaraan

Penyampaian informasi hasil tindak lanjut aduan terlambat diterima

Monitoring dan evaluasi ketersediaan kendaraan

Tidak teraturnya klaim pendapatan pasien jaminan Monitoring dan evaluasi SOP pengajuan klaim Lemahnya pengarsipan dokumen Peningkatan pemahaman pegawai mengenai

arsip

Kurang efisien dalam penggunaan kertas Monitoring dan evaluasi permintaan ATK

(22)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman22dari26 halaman

Sasaran : Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah Indikator sasaran : Nilai SAKIP

Tabel 2.7

Identifikasi resiko sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

No Program/Kegiatan Resiko Rencana Penanganan Resiko

8 Perencanaan dan evaluasi kinerja perangkat daerah

Terlambatnya dokumen perencanaan Peningkatan kualitas SDM terkait perencanaan Kurangnya keterkaitan dokumen perencanaan Monitoring dan evaluasi tim renstra

Terlambatnya dokumen evaluasi kinerja Penguatan proses validitas data

Terlambatnya data pendukung evaluasi kinerja Internalisasi sistem SPM

(23)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman23dari26 halaman

4. Penyelenggaraan Kegiatan Pengendalian

Lingkungan pengendalian yang kondusif merupakan unsur paling penting dalam penerapan pengendalian intern. RSJD Dr. RM. Soedjarwadi menginginkan terciptanya Lingkungan Pengendalian yang kondusif, sehingga mampu mendorong terciptanya perilaku dan tindakan yang lebih efisen dan efektif dari seluruh pegawai dalam melaksanakan tugasdan fungsinya. Peningkatan kualitas perilaku dan tindakan tersebut diharapkan menjadi modal utama untuk menghasilkan aktivitas pengendalian yang handal guna mencapai tujuan organisasi.

Media rapat koordinasi bulanan merupakan salah satu kegiatan pengendalian rutin yang dilaksanakan guna monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan, pada forum ini baik kinerja pelayanan maupun kinerja manajemen (keuangan) ditampilkan dan dibahas bersama.Kegiatan pengendalian intern membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan untuk mengurangi resiko yang telah di identifikasi dan merupakan media untuk mendapatkan informasi atas resiko baru yang belum ter-identifikasi. Agar dapat berjalan efektiv, pengendalian intern juga harus rutin di evaluasi. Masing-masing resiko yang ada dibahas sesuai prioritas kegiatan yang telah ada pada identifikasi dan analisis resiko.

5. Informasi dan Komunikasi

Parameter pemantauan atas implementasi informasi dan komunikasi SPIP sebagai berikut:

a. Analisis Informasi SPIP

Guna mendukung berjalannya lingkungan pengendalian yang dibangun, maka diperlukan media untuk menyampaikan masing-masing unsur lingkungan pengendalian. Beberapa contoh media penyampaian informasi yang dilakukan adalah:

1. Rapat koordinasi, baik masing-masing subbagian/seksi maupun lintas subbagian/seksi.

2. Apel pagi.

3. Monitoring dan evaluasi terhadap capaian SPM.

4. Daftar produk hukum baik internal maupun eksternal yang berkaitan dengan rumah sakit.

5. Monitoring dan evaluasi kepatuhan SOP.

(24)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman24dari26 halaman

6. Monitoring dan evaluasi pengaduan masyarakat.

7. Dokumen perencanaan.

8. Monitoring dan evaluasi rekanan.

9. Monitoring dan evaluasi indikator mutu.

10. Pola ketenagaan, uraian jabatan dan analisis jabatan.

11. Program pendidikan pelatihan.

b. Perkembangan Sistem Informasi SPIP

Guna meningkatkan kecepatan penyajian data dan mengurangi kesalahan dari sistem manual maka perlu dikembangkan sistem informasi SPIP, dimana tahap awal dari pengembangan sistem yang akan dibangun adalah sistem informasi SPM guna mengukur capaian SPM dan evaluasi mengenai hambatan yang ada.

Sejalan dengan proses integrasi pengembangan sistem, pengembangan sistem SPIP diharapkan dapat ter integrasi dengan grand design SIM rumah sakit.

c. Implementasi Sistem SPIP

Sistem SPIP telah terbangun sejak tahun 2014, dan berkembang sesuai dengan dinamisnya pelayanan pada rumah sakit. Rencana Tindak Pengendalian dan Program Kerja rutin dilaksanakan, ada beberapa resiko yang sudah dapat di minimalkan dampaknya namun ada juga resiko yang masih harus menjadi fokus guna meningkatkan mutu pelayanan serta terwujudnya tujuan dan sasaran organisasi.

6. Pemantauan

Pemantauan dan evaluasi atas pengendalian intern pada dasarnya ditujukan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif mengatasi resiko dan apakah tindakan perbaikan yang diperlukan telah dilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan meliputi:

a. Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan berkelanjutan dilaksanakan atas pengendalian kunci untuk

meyakinkan bahwa pengendalian tersebut dijalankan sebagaimana

seharusnya.Pemantauan berkelanjutan yang perlu dilakukan meliputi sebagai

berikut:

(25)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman25dari26 halaman

1) Pemantauan pelaksanaan capaian SPM.

2) Pemantauan pembayaran piutang pasien jaminan.

3) Pemantauan CRR total dan parsial.

4) Pemantauan pelaksanaan RTP.

5) Pemantauan pelaksanaan APBD.

6) Pemantauan stock opname persediaan dan rekonsiliasi aset tetap.

Pemantauan berkelanjutan atas pengendalian tertuang dan terintegrasi dalam kebijakan dan prosedur pengendalian.

b. Evaluasi Terpisah

Evaluasi terpisah yang dilaksanakan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi bertujuan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif. Evaluasi terpisah yang perlu dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi meliputi sebagai berikut:

1) Pendampingan stock opname masing-masing unit pelayanan;

2) Pemantauan potensi benturan kepentingan; dan 3) Evaluasi renstra dan IKU RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.

Evaluasi terpisah atas pengendalian tertuang dan terintegrasi dalam kebijakan dan prosedur pengendalian. Beberapa hal yang harus disiapkan dalam proses ini adalah:

 Bentuk pengendalian yang direncanakan;

 Bentuk/metode pemantauan yang diperlukan;

 Penanggung jawab pemantauan;

 Prosedur pemantauan;

 Waktu pelaksanaan.

c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit

Sebagai bagian dari penyelenggaraan dan perbaikan SPIP, atas

setiaprekomendasi hasil audit/evaluasi/reviu dari auditor eksternal maupun

internal, setiap unit kerja RSJD Dr.RM. Soedjarwadi melaksanakan tindak

lanjutnya. Sebagai contoh, tindak lanjut hasil pemeriksaan atas alih fungsi nama

bangunan telah diselesaikan di tahun 2018, rekomendasi atas penilaian

bongkaran sedang dalam tahap taksiran bongkaran oleh tim yang telah

ditunjuk.

(26)

RTP RSJD Dr. RM. Soedjarwadi 2019 halaman26dari26 halaman

BAB III PENUTUP

Demikian dokumen Rencana Tindak Pengendalian disusun, sebagai instrumen untuk merencanakan sekaligus memantau capaian perbaikan/pembangunan infrastruktur pengendalian intern agar berjalan efektif, efisien, dan mencapai tujuan/sasaran.

Komitmen dari segenap manajemen dan seluruh pegawai serta ditunjang manajemen

yang profesional, efektif, efisien, transparan, serta akuntabel diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pengendalian, sehingga peningkatan kualitas penyelenggara-

an SPIP secara bertahap dan berkelanjutan akan dapat tercapai.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah atau saat ada konsultasi dengan pasien gangguan pernafasan - Masker bedah - Gaun - Penutup kepala - Sarung tangan rumah tangga - Pelindung mata /

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Alat Kantor dan Rumah Tangga Pembelian almari makanan, bor tunner, gergaji lidtrik, dll, sesuai SPK no.. Rizqi Cendikia

Alhaq Nafsi Setyawan Wakil

Kendala yang dihadapi dalam pelaporan keuangan RSJD Dr RM Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah masih minimnya kebijakan yang menguatkan pelaporan

dan Jawa Timur, di mana dari pendapatan daerah yang tercantum dalam statistik keuangan pemerintah daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, ternyata pos pendapatan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pene- litian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Sukoharjo ini efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir

siswa yang taraf penguasaannya kurang dari 60% diberikan remidi pada pokok bahasan yang belum dikuasai, sedangkan bagi siswa yang telah mencapai penguasaan 60% atau

Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu.. Pemilihan proses pembriketan tentunya harus mengacu pada