• Tidak ada hasil yang ditemukan

Research Model in Information Systems

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Research Model in Information Systems"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Research Model in Information Systems

Oleh: Prashant Palvia, Vishal Midha, Praveen Pinjani CAIS Vol 17 hal 1042-1063 , 2006

Kelompok : 276

Nama : Imairi Eitiveni, Nur Asyiah NPM : 1205000452, 120500069x Abstraksi

Model penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan penelitian di bidang apapun, termasuk bidang sistem informasi (SI). Sebelas model telah diuji secara mendalam untuk mengetahui bagaimana model-model tersebut digunakan oleh peneliti. Hasilnya, multi tier influence diagram merupakan model yang paling dering digunakan oleh peneliti SI. Selain itu model-model lainnya seperti no model, listing of variables, mathematical model, and simple influence diagram juga sering digunakan oleh para peneliti SI.

Kata Kunci

Model-model penelitian, frameworks, penelitian sistem informasi, meta analysis.

I. Introduction

Penelitian SI pada dekade 60-an dan 70-an sangat deskriptif dan tidak secara eksplisit menggunakan suatu model penelitian. Namun sekarang-sekarang ini banyak hasil penelitian yang di-publish dalam jurnal-jurnal top SI telah memiliki landasan teori dan juga model atau framework dalam penelitiannya. Diluar tren tersebut, sebenarnya masih belum ada guide yang tersedia bagi para peneliti dalam membuat model-model penelitian.

Tujuan paper ini adalah untuk mengembangkan taxonomy dari model-model penelitian berdasarkan literatur penelitian SI.

Models, Theory, and Frameworks

Model penelitian merupakan gambaran teori dari obyek yang sedang dipelajari. Model dapat dijadikan sebagi suatu cara yang berguna untuk menjelaskan atau menghubungkan ide-ide yang ada.

Hal penting yang harus dicatat adalah tidak semua hal teoritis harus mengandung gambar ataupun reperesentasi gambar yang menggambarkan adanya suatu relationship dengan panah-panah dan konsep atapun variabel yang ditunjukan dalam suatu kotak, namun representasi visual memang lebih menjelaskan pemikiran penulis dan juga meningkatkan pemahaman pembaca [Whetten 1989].

Idealnya, model harus berdasarkan teori. Namun, banyak yang berpendapat bahwa teori- teori SI yang ada kurang dikembangkan secara baik. Oleh karena itu banyak peneliti yang menggunakan framework. Framework, dalam ketidakadaannya teori, sangat membantu meng-organize subyek yang kompleks, identifikasi relationship antar bagian, dan menyatakan area pengembangan mana yang akan dibutuhkan [Sprague 1980].

(2)

A Taxonomy of Research Models Klasifikasi dari model-model penelitian:

Secara umum, model penelitian dapat diklasifikasi menjadi dua bentuk yaitu:

1. Model deskriptif (D) : Model sederhana yang menjelaskan pertanyaan-pertanyaan peneliti dan mendaftarkan bermacam-macam variabel dependent juga independent tanpa menjelaskan relationship antar variabel tersebut.

2. Model preskriptif (P) : Model yang lebih kompleks, terkadang ditampilkan secara visual, fokus dalam pemahaman relationship antar hubungan variabelnya.

Dari dua bentuk tersebut, dibentuk lagi pengklasifikasian menjadi sebelas kategori model sebagai berikut:

1. Listing of variables (D) : Hanya variabel yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian yang dimasukan dalam daftar.

2. Listing of variables and levels (D) : Memasukkan jenis level dari variabel.

3. Listing of variables and implicit relationships (D/P) : Selain menjelaskan variabel, model ini juga menyatakan hubungan antara beberapa variabel secara implisit.

4. Simple influence Diagram- 2tier (P) : Model ini menggambarkan variabel dependent dan independent dan juga relationship diantara variabel tersebut. Penggambaran biasanya ditampilkan dalam bentuk diagram.

5. Multi tier influence diagram (P) : Pengembangan dari model 4 dengan melibatkan jenis-jenis tingkatan. Level 1 terdiri dari variabel yang independent, level terakhir terdiri dari variabel yang dependent sedangkan level lainnya terdiri dari intermediate variables.

6. Temporal Influence Diagram (P) : Model ini menunjukkan keterkaitan waktu antara bermacam-macam variabel. Dengan kata lain, kejadian diurutkan berdasarkan waktu dan kejadian tertentu tidak dapat terjadi sebelum kejadian sebelumnya selesai.

7. Simple Grid (D/P) : Model yang dapat digunakan untuk menguji pengaruh dari dua variabel yang independent. Model ini membandingkan berbagai alternatif dari banyak karakteristik. Dalam bentuk yang umum dan paling sederhana, variabel-variabel hanya memiliki dua level dalam bentuk grid 2x2 sehingga terbentuk 4 sel.

8. Complex Grid (D/P) : Simple grid model yang melibatkan lebih dari 2 variabel.

9. Venn Diagram (D/P) : Menyajikan representasi grafis yang tidak hanya menggambarkan obyek/variabelnya saja tapi juga interaksi diantaranya. Setiap obyek atau kelompok digambarkan sebagai sebuah lingkaran dimana interaksi diantaranya ditunjukkan dengan perpotongan antar lingkaran.

10. Mathematical Model (P) : Berbeda dari model-model lainnya, model ini menggambarkan hubungan antar variabel dengan fungsi atau persamaan matematis.

11. Combination of above (D/P) : Kombinasi dari dua atau lebih model penelitian yang telah disebutkan sebelumnya. Model ini cukup kompleks dan dapat lebih

(3)

II. Research Method for This Study

Sehubungan dengan analisis isi yang dilakukan, maka diambil artikel-artikel yang diterbitkan oleh jurnal-jurnal terkenal di bidang MIS seperti:

1. Communication of the ACM (CACM) 2. Decision Sciences (DS)

3. Information and Management (I&M) 4. Information System Research (ISR)

5. Journal of Management Information System (JMIS) 6. MIS Quarterly (MISQ)

7. Management Science (MS)

Namun, tidak semua artikel dari jurnal-jurnal tersebut ditinjau, hanya artikel-artikel yang dipublikasikan dari tahun 1998-2003 dengan menganalisis judulnya apakah mengandung kata kunci sistem informasi atau tidak. Pada akhirnya didapatkan 1226 artikel yang digunakan untuk analisis isi.

Model riset yang diterapkan pada setiap artikel adalah skema klasifikasi berdasarkan taksonomi berikut:

Biasanya lebih dari satu model yang diaplikasikan pada artikel. Oleh karena itu, untuk kepentingan riset ini diperbolehkan menggunakan dua model. Selain model riset, topik riset juga diperhitungkan dengan menggunakan skema klasifikasi oleh Barki, Rivard dan Talbot (1998). Klasifikasi ini menghasilkan tujuh level. Level pertama menggambarkan klasifikasi yang luas dan terus menurun dengan nomor level yang semakin besar.

Metodologi juga dianalisis. Metodologi bisa didefinisikan sebagai proses keseluruhan yang memandu proyek sampai selesai. Sebagaimana artikel bisa menggunakan lebih dari satu model, mungkin saja satu artikel juga menerapkan lebih dari satu metodologi. Untuk kepentingan riset ini, setiap artikel digolongkan berdasarkan maksimal dua metodologi yang digunakan. Tahap ini menghasilkan 1474 artikel.

Nomor Deskripsi

0 No model

1 Listing variable

2 Listing variable and level

3 Listing variable and implicit relationship

4 Simple Influence Diagram

5 Multi-Tier Influence Diagram

6 Temporal Influence Diagram

7 Simple Grid

8 Complex Grid

9 Diagram Venn

10 Model matematika

11 Kombinasi

(4)

Artikel-artikel ini diprogram oleh tiga orang mahasiswa selama satu semester. Proses pemrograman melalui dua fase. Pada fase satu, ketiga programmer memogram lima puluh artikel yang sama secara independen. Pada fase kedua, ketiga programmer memogram 25 artikel lainnya secara individual.

III. Results Model Usage

Berdasarkan hasil pemrograman didapatkan hasil bahwa 78.5% dari artikel menggunakan model, sedangkan sisanya tidak menggunakan model. Diantara semua jurnal dan periode yang diteliti didapatkan bahwa multi-tier influence diagram adalah yang paling sering digunakan (34.9%).

Kedua terbesar tidak menggunakan model sama sekali / no model (21.5%). Model listing variable menduduki peringkat ketiga dengan mendapatkan 12.7%, model matematika mendapatkan 9%, simple influence diagram dengan 7.7%, simple grid dengan 4.4%, dan temporal influence diagram dengan 4.1%.

Model Usage Trends

Setelah sebelumnya diumumkan bahwa multi-tier inference diagram adalah yang paling sering digunakan. Riset dari tahun-tahun menunjukkan model listing variables menunjukkan kenaikan yang signifikan pada tahun 1999 dan hampir mencapai peringkat kedua, lebih sering digunakan pada tahun 2002 dan akhirnya bertahan di posisi ketiga. Model riset lainnya lebih jarang digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi dikotomi pada riset MIS yaitu banyak artikel dipublikasikan tanpa menggunakan model (21.5%) dan lebih banyak lagi artikel yang menggunakan multi-tier influence diagram (34.9%).

Models by Journal

Jurnal yang berbeda sering menggunakan tipe model yang berbeda. Hal ini ingin dibuktikan secara statistik dengan cara mengombinasikan dua jurnal sehingga menghasilkan 21 kombinasi.

Hasilnya menunjukkan bahwa ISR menunjukkan kombinasi model yang sama dengan I&M, JMIS, dan DS. Kombinasi lainnya berbeda secara statistik dengan tingkat ketepatan 95%.

Model distribusi dari MISQ, JMISR, ISR dan MS sebagai jurnal tingkat atas secara statistik berbeda dari ketiga jurnal lainnya yaitu: I&M, DS, CACM. Multi-tier influence model adalah model yang paling banyak digunakan pada semua jurnal keuali CACM, yang menempatkan multi-tier influence model di posisi kedua. Artikel di CACM lebih sering tidak menggunakan model. Hal ini berhubungan dengan kebutuhan praktisi CACM akan perkembangan yang cepat.

Model by Methodology

Terjadi hal yang cukup menarik pada kombinasi model dan metodologi. Seperti metodologi spekulasi/komentar tidak menggunakan model. Hal ini menjelaskan kenapa 22.7% makalah yang tidak menggunakan model didefinisikan sebagai spekulasi.

(5)

menyediakan gambaran yang cepat dari kejadian yang sedang berlangsung. Metodologi ini juga menjadi grup terbesar pada diagram multi-tier. Bisa dilihat bahwa kebanyakan model menggunakan metodologi survey untuk mengumpulkan data, sehingga metodologi ini menjadi yang paling populer pada riset IS.

Model by Subject Area

Terjadi dominasi dari no model dan multi-tier influence diagram. Model listing variables berada pada peringkat ketiga.

IV. Discussion Limitations

Batasan pada bahasan kali ini adalah:

1. Hanya tujuh jurnal yang digunakan. Walaupun sudah dibatasi menjadi tujuh jurnal, jumlah artikel yang diteliti masih cukup besar, sehingga harus dibatasi lagi.

Penggunaan tujuh jurnal paling terkemuka bisa menjadi kekuatan riset.

2. Batasan lainnya adalah skema klasifikasi yang digunakan tidak cukup untuk mengakomodasi semua artikel, sehingga harus jumlah subjek yang yang bisa dimasukkan ke dalam skema harus dibatasi.

Results

Studi menunjukkan terjadinya dikotomi pada penggunaan model pada riset MIS. Sepertiga artikel tidak menggunakan model apapun, sedangkan sisanya menggunakan berbagai model dengan multi-tier influence diagram sebagai favorit. Berikutnya model listing variables adalah yang kedua paling banyak digunakan. Berikutnya simple influence diagram, temporal influence diagram, dan simple grid adalah yang sering digunakan. Sedangkan sisanya jarang digunakan.

Peneliti bisa memanfaatkan pengetahuan tentang tren setiap jurnal untuk mempermudah publikasi artikel. Seperti CACM menerbitkan banyak artikel yang tidak menggunakan model dan lain-lain.

Disamping itu, kombinasi model dan metodologi adalah yang sering diperhatikan. Seperti artikel yang tidak menggunakan model sering menggunakan metodologi spekulasi/komentar dan tidak menyediakan data dan lain-lain.

V. Conclusion

Artikel ini berguna untuk pengembangan taksonomi model riset pada IS sehingga memudahkan peneliti muda untuk memilih dan mengembangkan model yang tepat untuk melakukan riset mereka. Selain itu, artikel ini juga memaparkan paradigma yang dianut tujuh jurnal terkemuka.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian BSLT ekstrak kayu teras Suren menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki bioaktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak n-heksan dan metanol..

Hambatan dari penegakan tindakan administratif keimigrasian (TAK) pada Kantor Imigrasi Kelas I Tanjungpinang adalah personil keimigrasian yang tidak memadai untuk melakukan

Maksudnya ketika aku liat papa saya ya ya ya tu orang cuma bisa buat masalah aja cuma ya nda sampe benci atau apa kayak gitu ya ndak cuma ya perasaan jengkel

H0 : Penggunaan inhibitor korosi berupa fatty acid diethanolamide yang berbahan dasar palm kernel oil (PKO) dengan konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm

Identifying the word that was heard Identify the meaning of words Identify the relationship between the speaker Identify the meaning of speech acts expressed suggest,

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD 2

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif (McMillan & Schumacher, 2001: 281-282), yang berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan kondisi

Ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderating pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terbukti