• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SENI DALAIL KHAIRAT DALAM MENOLAK PAHAM WAHABI DI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN SENI DALAIL KHAIRAT DALAM MENOLAK PAHAM WAHABI DI ACEH"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

No. Reg: 211010000045556

RINGKASAN HASIL SEMENTARA

PERAN SENI DALAIL KHAIRAT DALAM MENOLAK PAHAM WAHABI DI ACEH

Ketua Peneliti Asmanidar, S.Ag., MA

NIDN: 2031127701 NIPN: 197712312007102001

Anggota:

1. Khairil Fazal, S.Th.I., M.Ag 2. Rani Maqfirah, S.Hum

Klaster Penelitian Pembinaan/ Peningkatan Kapasitas (PPPK)

Bidang Ilmu Kajian Adab dan Humaniora

Sumber Dana DIPA UIN Ar-Raniry Tahun 2021

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

SEPTEMBER 2021

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Aceh sebagai daerah pertama masuknya Islam di Nusantara dan bahkan di Asia Tenggara, disamping sebagai daerah rebutan diantara bangsa-bangsa luar untuk menguasainya baik bangsa Timur Tengah maupun Eropa. Semua itu telah menjadikan Aceh sebagai sebuah daerah yang membuat masyarakatnya berkarakter “Islamis”

dan “heroik” yang tercermin dalam berbagai keseniannya. Aceh adalah propinsi paling barat dari wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia yang secara historis pernah tercatat sebagai sebuah daerah yang pernah jaya dengan kemajuan peradabannya yang gemilang, tentu saja memiliki warisan kekayaan seni dan budaya yang luar biasa1 tergolong unik dan heroik dibandingkan dengan daerah- daerah lain di tanah air. Hal ini tidak terlepas dari perjalanan sejarahnya.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersamaan oleh sekelompok manusia yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang selalu dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Budaya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan hasil produk manasia, berupa aktifitas-aktifitas yang dilakukan secara turun temurun. Setiap kebudayaan memiliki tujuh

1Dilihat dari sisi kebudayaannya, Aceh memiliki budaya yang unik dan beraneka ragam. Kebudayaan Aceh ini banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya melayu, karena letak Aceh yang strategis karena merupakan jalur perdagangan maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya yang ada sekarang adalah hasil dari Akulturasi antara budaya melayu, Timur Tengah dan Aceh sendiri. Suku bangsa yang mendiami Aceh merupakan keturunan orang-orang melayu dan Timur Tengah hal ini menyebabkan wajah-wajah orang Aceh berbeda dengan orang Indonesia yang berada di lain wilayah.

(3)

unsur dasar, yaitu: kepercayaan, nilai, norma dan sangsi, simbol, teknologi, bahasa dan kesenian.2 Salah satu dari tujuh unsur kebudayaan itu adalah kesenian. Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki kesenian yang beragam dan unik dan masih kental keberadaannya sampai saat ini. Kesenian yang ada merupakan nilai budaya dalam bentuk komunikasi verbal dan non verbal yang telah lama ada.

Ada pemahaman dalam kehidupan masyarakat Aceh dahulu, bahwa seseorang yang mempunyai nilai seni, maka ia akan menjadi sosok yang akan menjadi perhatian,3 di antaranya Meudikée, Seudati, Rukoen, Rapai Geleng, Rapai Daboeh, Biola Aceh, Saman, Seulaweut (Dalail Khairat), Didong,dan sebagainya. Sepintas lalu, kegiatan seni yang dilakukan bertujuan untuk menghibur diri atau kelompok tertentu, tapi sebenarnya, mengandung banyak makna. Utamanya internalisasi nilai budaya lokal yang kuat, dan mengakar yang pada gilirannya menjadi corak ciri khas dari kebudayaan yang mereka miliki.

Jenis-jenis kesenian tersebut secara keseluruhan, di mana pada awal penciptaannya digunakan sebagai hiburan di sela-sela kesibukan mereka sehari-hari, termasuk dalam bahagian pengenalan ajaran agama. Islam sebagai agama yang mayoritas diimani masyarakatnya, menjadi pedoman dalam menjalankan tiap sendi kehidupan, termasuk dengan menyertakan seni sebagai bahagian

2Rafael Raga Maran, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 38.

3Ulfatun Hasanah, Analisis Struktur, Makna, dan Fungsi Meudikee Anggok Pada Acara Maulid di Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara, (Medan, Universitas Sumatera Utara, 2020), h. 3.

(4)

dalam pelaksanaan aktifitas-aktifitas keagamaan. Penggunaan seni pada setiap aktifitas menjadi salah satu media dalam penyebaran agama Islam, walaupun kesenian yang dilakukan merupakan hiburan bagi mereka di antara kegiatan keagamaan, sehinga terlihat keseimbangan dalam menjalankan agama dengan aktifitas keduniaan.

Kesenian adalah salah satu unsur yang terdapat dalam kebudayaan. Diciptakan oleh sekelompok masyarakat sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, mencerminkan kepribadian sekelompok masyarakat tersebut yang dituangkan kedalam hasil karya seni sebagai identitas mereka.4 Kesenian juga merupakan kekayaan budaya bangsa, juga dapat digunakan sebagai media dakwah, sebagaimana yang dilakukan oleh ulama yang memasukkan serta menyebarkan Islam ke Nusantara melalui media seni, seperti di pulau Jawa terkenal dengan wayang kulitnya sebagai media dakwah, sebagaimana juga di Aceh terkenal dengan budaya kesenian “Dalail Khairat”.

Dalail Khairat merupakan salah satu jenis kesenian yang sangat islami dalam masyarakat Aceh, karena Dalail Khairat termasuk salah satu strategi dakwah dalam menyampaikan berbagai persoalan bagi masyarakat. Dalail Khairat adalah sebuah mahakarya yang keberadaanya sudah diterima jutaan umat di penjuru dunia, selain itu kitab tersebut dapat dijadikan wasilah mengadukan hajat manusia. Dalail Khairat menjadi sebuah kitab pembimbing sekaligus pusaka bagi pengamalnya dan menuntun umat untuk menjadi

4Safriadi, Dakwah Kultural dalam Budaya “MEURUKON” di Aceh, dalam Jurnal Bimas Islam, Vol. 11, No. 2, Tahun 2018, h. 226.

(5)

tawakal kepada tuhan-Nya.5 Dalail Khairat saat ini di Gampong Cot menjadi anjuran khususnya kepada pemuda untuk belajar tentang untaian syairnya, serta menjadi local wisdom bagi masyarakat Aceh yang wajib dilestarikan dan dijaga agar tidak tergerus oleh pesatnya teknologi pada zaman ini.

Wahabi yang dipahami secara umum adalah istilah generik untuk menyebut atau merujuk pada kelompok Salafi.Terminologi Wahabi pun dipakai sebagai euphemisme karena ada kelompok tertentu yang sangat sensitif dengan nama ini. Wahabi adalah paham keagamaan yang dianut oleh kalangan yang tidak suka pada adat- istiadat dan kebiasaan menyimpang yang mengharap kekuatan leluhur, melanggar tradisi adat, tidak ikut perayaan maulid Nabi, tidak percaya kepada sunan, wali dan keramat-keramatnya, anti tahyul, khurafat, dan bid’ah.

Salah satu cara yang dilakukan sehingga mengagetkan masyarakat Aceh dan menjadi pusat perhatian seluruh media Aceh adalah peristiwa kudeta Mesjid Raya Baiturrahman pada hari Jumat tanggal 19 Juni 2015. Pada hari itu, jamaah berduyun-duyun menuju ke mesjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Namun ritual ini terkendala beberapa saat karena kelompok Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) dan Front Pembela Islam (FPI) mengambil alih manajemen pelaksanaan tata tertib shalat Jumat.

5Mahbub, dkk, “Memahami Puasa Dalail Khairat secara Bijak”, dalam Majalah Manhaj LPS Fikro Ponpes Darul Falah, Edisi ke 2, Maret, 2010, h. 14.

(6)

Upaya penolakan terhadap paham Wahabi ternyata tidak hanya dengan aksi massa seperti yang terjadi di Mesjid Raya Baiturrahman, namun dilakukan juga dengan cara lain seperti seni.

Salah satu seni yaitu seni suara dalam bentuk lagu dalam bahasa Aceh dinamakan dengan cae dengan nama dalael khairat.

Paham Wahabi ini bagi masyarakat Aceh merupakan momok yang sangat menakutkan dan harus diingatkan pada generasi muda Aceh untuk mengenal wahabi dan menjauhkan Wahabi. Maka dari itu penelitian ini menarik untuk peneliti kaji lebih dalam terutama yang menjangkut tentang Peran seni Dalail Khairat dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana peran seni Dalail Khairat dalam menolak paham Wahabi di Aceh...?

2) Bagaimana Dampak Seni Dalail Khairat terhadap masyarakat Aceh...?

3) Nilai-nilai apa saja yang terkadung dalam seni Dalail Khairat...?

C. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui peran seni Dalail Khairat dalam menolak paham Wahabi di Aceh.

2) Untuk mengetahui dampak Seni Dalail Khairat terhadap masyarakat Aceh...?

3) Untuk mengetahui nilai-nilai apa saja yang terkadung dalam seni Dalail Khairat.

(7)

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses, rangkaian langkah- langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.6 Dalam penulisan karya ilmiah, metode penelitian merupakan suatu hal yang akan menentukan efektifitas dan sistematisnya sebuah penelitian. Suatu penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan suatu masalah atau problem statemen tertentu. Dalam konteks ini, penelitian berfungsi sebagai alat untuk memecahkan suatu masalah.

Suatu penelitian berkepentingan dengan penemuan baru, jadi bukan sekedar mensintesis atau mereorganisasi hal-hal yang telah diketahui sebelumnya, di sini penelitian berfungsi sebagai sebuah inovasi.7

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Fokusnya pada Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh. Penggunaan pendekatan metode penelitian ini yaitu ingin mendeskripsikan dan menemukan makna serta pemahaman mendalam atas permasalahan penelitian yang diteliti berdasarkan latar sosialnya. (natural setting), Lexy J. Moleong.8 Maksud natural dalam penelitian ini adalah

6Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 36.

7Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori- Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) h. 1.

8Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 4.

(8)

penelitian yang dilaksanakan secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak di manipulasi keadaan dan kondisinya.9

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh berdasarkan sudut pandang dan penilaian masyarakat dilapangan.

Atas deskripsi tersebut ditarik pemahaman mengenai fenomena yang berkembang di dalam masyarakat.

2. Pendekatan Yang di Gunakan (Fenomenologi)

Secara harfiah, fenomenologi berasal dari kata pahainomenon dari bahasa Yunani yang berarti gejala atau segala sesuatu yang menampakkan diri. Istilah fenomena dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu fenomena itu selalu menunjuk keluar dan fenomena dari sudut pandang kesadaran kita. Oleh karena itu, dalam memandang suatu fenomena kita harus terlebih dulu melihat penyaringan atau ratio, sehingga menemukan kesadaran yang sejati.

Fenomenologi ini berasal dari filsafat yang mengelilingi kesadaran manusia yang dicetuskan oleh Edmund Husserl (1859- 1938) seorang filsuf Jerman. Pada awalnya teori ini digunakan pada ilmu-ilmu sosial. Menurut Husserl ada beberapa definisi fenomenologi diantaranya yaitu:

1. Pengalaman subjektif atau fenomenologikal.

2. Suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang.

Teori ini merupakan hasil dari perlawanan teori sebelumnya yang memandang sesuatu dari paradigma ketuhanan. Jadi secara

9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 11.

(9)

sederhana, fenomenologi diartikan sebagai sebuah studi yang berupaya untuk menganalisis secara deskriptif dan introspektif tentang segala kesadaran bentuk manusia dan pengalamannya baik dalam aspek inderawi, konseptual, moral, estetis, dan religius. Lebih lanjut, Martin Heidegger berpendapat tentang fenomenologi10 bahwa manusia tidak mungkin memiliki “kesadaran” jika tidak ada “lahan kesadaran”, yaitu suatu tempat, panorama atau dunia agar

“kesadaran” dapat terjadi di dalamnya yang berujung pada eksistensi yang bersifat duniawi.

Fenomenologi adalah pendekatan yang dimulai oleh Edmund Husserl dan dikembangkan oleh Martin Heidegger untuk memahami atau mempelajari pengalaman hidup manusia. Pendekatan ini berevolusi sebuah metode penelitian kualitatif yang matang dan dewasa selama beberapa dekade pada abad ke dua puluh.

Fenomenologi adalah sebuah metodologi kualitatif yang mengizinkan peneliti menerapkan dan mengaplikasikan kemampuan subjektivitas dan interpersonalnya dalam proses penelitian eksploratori. Studi ini dapat ditekankan pada kondisi mengapa seseorang ingin seperti ini dan menginterpretasikan hidup mereka berdasarkan sudut padang yang mereka pahami. Studi ini bertujuan untuk memahami dan menggambarkan sebuah fenomena spesifik yang mendalam dan diperolehnya esensi dari pengalaman hidup partisipan pada suatu fenomena.

10Abdul Mujib, “Pendekatan Fenomenologi dalam Studi Islam”

Dalam Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, Desember 2015, h.

167-183.

(10)

Ada hal yang harus diperhatikan dalam penelitian kualitatif, khususnya yang menggunakan pendekatan fenomenologi. Banyak peneliti kontemporer yang mengklaim menggunakan pendekatan fenomenologi tetapi mereka jarang menghubungkan metode tersebut dengan prinsip dari filosofi fenomenologi.11 Hal ini perlu digaris bawahi agar kualitas penelitian fenomenologi yang dihasilkan memiliki nilai dan hasil standar yang tinggi. Untuk menuju ke hasil tersebut, penelitian fenomenologi harus memperhatikan ciri- ciri yang melingkupinya, yaitu sebagai berikut:

1. Mengacu pada kenyataan.

2. Memahami arti peristiwa dan keterkaitannya dengan orang- orang yang berada dalam situasi tertentu.

3. Memulai dengan diam.

Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi juga memiliki karakteristik yang melekat di dalamnya. Dalam menggali data pada pendekatan ini dibantu denga disiplin ilmu yang lain, seperti sejarah, arkeologi, filologi, psikologi, sosiologi, studi sastra, bahasa, dan lain-lain. Fenomenologi sebagai metode penelitian juga memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan. Pertama, sebagai metode keilmuan, fenomenologi dapat mendeskripsikan dan menggambarkan suatu fenomena secara apa adanya tanpa memanipulasi data di dalamnya. Dalam kondisi ini, kita sebagai peneliti harus mengesampingkan terlebih dahulu pemahaman kita tentang agama, adat, dan ilmu pengetahuan agar pengetahuan dan

11Sohn, dkk, “Hearing The Voices of Students and Teachers: A Phenomenological Approach to Educational Research” Journal Qualitative Research in Education, Vol. 6 No. 2, Juni 2017, h. 2374

(11)

kebenaran yang ditemukan benar-benar objektif. Kedua, metode ini memandang objek kajiannya sebagai sesuatu yang utuh dan tidak terpisah dengan objek lain. Artinya, pendekatan ini menekankan pada pendekatan yang holistik dan tidak parsial sehingga diperoleh pemahaman yang utuh tentang suatu objek.

3. Sumber Data

Dalam penelitian yang menjadi sumber data adalah Kantor Kepala Desa Gampong Cot, Ketua Pemuda Gampong Cot, Pembina Sanggar Dalai Gampong Cot, Para Syeikh (Pelaku Seni Dalai), Anggota Dalai dan Masyarakat setempat yang ada di Gampong Cot Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Adapun Data-data dapat dibagi sebagai berikut:

a. Data Primer, merupakan data yang berhubungan dengan variabel peneliti dan diambil dari responden hasil observasi dan wawancara dengan subjek penelitian.

Dalam hal ini penulis bekerja sama dengan Kepala Desa Gampong Cot, Ketua Pemuda Gampong Cot, Pembina Sanggar Dalai Gampong Cot, Para Syeikh (Pelaku Seni Dalai), Anggota Dalai dan Masyarakat setempat yang ada di Gampong Cot Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

b. Data Sekunder, merupakan data pendukung yang berasal dari buku arsip, jurnal, dan data-data yang yang mendukung penelitian ini.

c. Kepustakaan, sumber data kepustakaan diperlukan untuk memperjelas dan memperkuat penelitian ini dan terutama dipergunakan untuk menyusun kerangka

(12)

berpikir peneliti dalam menuangkan konsep yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menentukan data yang valid dan relevan, peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data. Hal ini dimaksud agar metode yang satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Berikut merupakan metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala subjek yangditeliti.12 Observasi disebut juga dengan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh indera.13

Sebagai metode ilmiah, menurut Kartini, bahwa observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan.14 Observasi juga dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki.15 Dalam metode ini peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan, artinya tidak ikut dalam proses kegiatan yang dilakukan hanya mengamati dan

12Winaryo Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode dan Teknik (Bandung: Tarsito, 1990), h. 162.

13Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 80.

14Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1990), h.157.

15Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 136.

(13)

mempelajari kegiatan dalam rangka memahami, mencari jawaban dan mencari bukti Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh.

b. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara, dengan kata lain, wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan dengan sistematis berdasarkan tujuan umum penelitian.16

Jadi peneliti melakukan wawancara dengan para informan Kepala Desa Gampong Cot, Ketua Pemuda Gampong Cot, Pembina Sanggar Dalai Gampong Cot, Para Syeikh (Pelaku Seni Dalai), Anggota Dalai dan Masyarakat setempat yang ada di Gampong Cot Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar mengenai tentang Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik memperoleh data dari kumpulan dokumen-dokumen yang ada pada benda tertulis, seperti, buku, buletin, catatan harian, dan sebagainya.17 Sedangkan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data yang terkait dengan Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses menyusun atau mengolah data dengan tujuan mendapat hasil yang baik. Analisis data ini

16Sutrisno Hadi, Metodologi, h.137.

17Sutrisno Hadi, Metodologi, h.138.

(14)

bersifat induktif, penulis melakukan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengklasifikasi, mengorganisasi, menjabarkan sehingga peneliti menemukan apa yang penting dan bermakna serta membuat kesimpulan agar mudah dipahami. Teknik analisis data dipandang cukup penting untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dari informan.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data yang bersifat kualitatif dengan deskriptif analitik non statistik.

Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian yang berhubungan dengan Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data melalui beberapa tahapan mulai dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau kesimpulan.18 Adapun langkah-langkahnya dalam teknik analisis data sebagai berikut:

a. Data Collection (Pengumpulan Data)

Data dikumpulkan dengan berbagai teknik pengumpulan data (triangulasi), yaitu merupakan penggabungan dari berbagai macam teknik pengumpulan data baik wawancara, observasi, maupun dengan menggunakan dokumen. semakin banyak data yang terkumpul, maka hasil penelitian yang di dapat semakin valid.19

18Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, An Expended Source Book: Quality Data Analysis, Qualitative, terj. Tjetjep Rohendi Rohid, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1992), h. 12.

19Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, An Expended., h. 93.

(15)

Hasil yang telah dilakukan oleh peneliti dalam metode pengamatan, yaitu peneliti melihat serta memahami secara langsung Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh.

Kemudian peneliti melakukan metode wawancara dengan para informan seperti Kepala Desa Gampong Cot, Ketua Pemuda Gampong Cot, Pembina Sanggar Dalai Gampong Cot, Para Syeikh (Pelaku Seni Dalai), Anggota Dalai dan Masyarakat setempat yang ada di Gampong Cot Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti berusaha mempelajari secara mendalam untuk mencari tahu tentang bagaimana proses Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh.

b. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, dengan demikian, data perlu dicatat secara sistematis. Kemudian data dirangkum, dipilih hal-hal yang utama, difokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema serta polanya. Data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari data berikutnya jika itu diperlukan. Peneliti harus fokus pada data yang telah direduksi.20

c. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah menyajikan data. Penyajian data dapat berupa tabel, atau bentuk kumpulan kalimat. Melalui penyajian data dalam bentuk display, maka data dapat terorganisir, tersusun dalam pola hubungan,

20Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, An Expended., h. 96.

(16)

sehingga akan semakin mudah untuk dipahami. Display data. dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Penyajian data dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

d. Verifying (Verifikasi)

Langkah berikutnya dalam analisis data adalah verifikasi yaitu memverifikasi data dan menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil harus didukung oleh data-data yang valid dan konsisten, sehingga kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan yang diperoleh merupakan jawaban dari fokus penelitian yang telah dirumuskan sejak awal dan dapat berkembang sesuai dengan keadaan di lapangan. Kesimpulan yang diperoleh juga dapat berupa temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya.21

Membuat kesimpulan (verifikasi) dengan melihat kembali pada reduksi data maupun display data, sehingga dengan demikian kesimpulan tidak menyimpang dari data yang dianalisis. Analisis data merupakan proses menyusun atau mengolah data dengan tujuan mendapat hasil yang baik. Analisis data ini bersifat induktif, penulis melakukan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengklasifikasi, mengorganisasi, menjabarkan sehingga peneliti menemukan apa yang penting dan bermakna serta membuat kesimpulan agar mudah dipahami. Teknik analisis data dipandang cukup penting untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dari informan.

21Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, An Expended., h. 97.

(17)

e. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Gampong Cot, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Alasan kenapa peneliti memilih lokasi penelitian di Gampong Cot, dikarena daerah tersebut sering dilakukan atau memainkan seni Dalail Khairat dari zaman dulu bahkan sampai saat ini secara turun temurun masih dimainkan baik di kalangan remaja sampai orang dewasa. Kemudian pemilihan lokasi tersebut karena keadaan sekarang tidak memungkinkan untuk keluar daerah disebabkan covid-19 maka dari itu peneliti memilih wilayah Aceh Besar Desa Gampong Cot.

f. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang ada.

Adapaun sampel peneliti dalam penelitian yaitu berasal dari kalangan Organisasi desa, yang meliputi kepala desa, ketua pemuda, para syeik (pimpinan Dalail Khairat), anggota Dalail Khairat, bahkan masyarakat yang terlibat dalam seni Dalail Khairat.

g. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang mengetahui secara teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari.

Misalnya pada penelitian tentang Peran Seni Dalail Khairat Dalam Menolak Paham Wahabi Di Aceh, maka orang yang di pilih adalah orang-orang yang betul paham akan masalah yang di kaji, seperti kepala desa, ketua pemuda, para syeik (pimpinan Dalail Khairat), anggota Dalail Khairat, bahkan masyarakat yang terlibat dalam seni Dalail Khairat, alasanya mudah untuk mendapatkan informasi, walaupun kadang kala ada sedikit kendala dengan situasi saat ini akibat virus corona atau yang disebut covid-19. Jadi untuk

(18)

mengumpulkan orang-orang tersebut tidaklah mudah, melainkan harus berkoordinasi dan komunikasi yang baik sebab ditakutkan akan terjangkit dengan wabah virus tersebut.

E. Ringkasan Hasil yang Dicapai 1. Pengertian Wahabi

Wahabi merupakan salah satu gerakan tauhid dalam Islam yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab pada abad ke 18 Masehi. Gerakan ini mengusung pemahaman bahwa ajaran Islam harus bersih dari bid’ah, takhyul dan khurafat. Pada awalnya pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab ditolak di beberapa daerah seperti di Nedj, Basrah dan Huraimah. Akan tetapi pemikarannya kemudian diterima ketika ia tiba di Arab Saudi. Penerimaan gerakan ini di Arab Saudi tidak terlepas dari kepentingan raja yang menginginkan adanya suatu mazhab untuk menyokong politiknya.

Pada saat itulah paham Wahabi mulai berkembang di Arab Saudi dan di beberapa daerah Jazirah Arab lainnya. Kini paham dan pengikut Wahabi tersebar di beberapa wilayah di dunia, seperti Al- Jazair, India, dan Indonesia termasuk Aceh.22

Asal mula penamaan Wahabi diambil dari nama alirannya

“Wahabiah”. Nama tersebut dipertalikan dengan nama pendiri, yaitu Muhammad bin Abdul Wahab (1703- 1787 M) untuk membedakan dengan paham-paham yang lain.23 Pendiri dan pengikut Wahabi

22Mulyana Idris dan Muhammad Sahlan, “Antara Salah Paham Dan Paham Yang Salah: Pandangan Teungku Seumeubeut Terhadap Wahabi”, dalam Substantia, Volume 20 Nomor 1, April 2018, h. 82.

23Ahmad Hanafi, Pangantar Theology Islam, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya Jakarta, 1995), h. 149.

(19)

disebut “muwahhidun” atau “muwahhidin” yang berarti kaum pemersatu dan sistem atau tarekatnya adalah “Muhammadan”. Kata terakhir ini dapat menunjuk kepada Muhammad bin Abdul Wahab selaku pendiri, tetapi dapat juga mengisyaratkan kepada Nabi Muhammad Saw. Mereka mengaku golongan Sunni, pengikut mazhab Ahmad bin Hambal versi Ibnu Taimiyah yang dalam tulisan- tulisannya banyak menyerang pemujaan berlebihan kepada para syekhtarekat.24

2. Pengertian Dalail Khairat

Dalail Khairat adalah berasal dari lafadz (dalāil) yang berarti petunjuk, dan (khaīrāt) yang berarti kebajikan. Nama sebuah buku petunjuk kesalehan, yang merupakan kumpulan doa-doa pujian keagamaan yang didasarkan dengan membaca sembilan puluh nama Allah.25 Yang di tambah surat al-Ikhlas tiga kali di awali dengan taawud, surat al-Falaq, an-Nas, al-Fatiḥah di awali dengan basmalah, sembilan nama Allah, dua ratus satu nama-nama Nabi Saw, dan juga doa-doa tertentu pada hari tertentu sebagai wiridnya.26

Secara etimologi, Dalail adalah kata dalam bahasa Arab yang berbentuk jamak bersal dari kata mufrad (tunggal). Dalail artinya sesuatu yang mengarah pada petunjuk yang baik. Alasan, nasihat,

24Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia IAIN Syarif Hidatullah, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 974.

25Crilly Glase, Esiklopedia Islam (ringkas), Ter. Grufron A. Masdi, The Coise Enciclipedia, (Raja Grafindo Persada, Jakarta), h. 69. Dalam Mohammad Adib, “Urgensi Puasa Dalail al-Khairat dalam Membentuk Prilaku Moral Santri Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus”, (Dakwah: STAIN Kudus, 2010), h. 17.

26Ahmad Basyir, Fi Tashihi Dalail al-Khairat, (Menara Kudus: Kudus, t.th.), h. 7-42.

(20)

dan jalan bagi pelaku yang memiliki tradisi atau ajaran. Asal kata

“alKhairat”adalah jamak dari “khairat” yang berati sesuatu yang baik dan utama atau beberapa kebaikan yang keutamaan. Dengan demikian, Dalāil al-Khaīrāt merupakan beberapa jalan yang terdiri dari ajaran dan tuntunan yang dapat mengatur seseorang menuju kebaikan dan keutamaan.27

Dalail Khairat bisa disebut sebuah alat atau media komunikasi antara seorang hamba yang bermunajat dan mengungkapkan cinta kasihnya kepada Nabi Saw. Lewat shalawat Dalail Khairat, manusia akan lebih mengenal siapa Rasulnya, lebih dekat, lebih cinta, dan lebih merasa memiliki. Dalail Khairat juga merupakan sebuah mahakarya yang keberadaanya sudah diterima jutaan umat di penjuru dunia, selain itu kitab tersebut dapat dijadikan wasilah mengadukan hajat manusia. Dalail Khairat menjadi sebuah kitab pembimbing sekaligus pusaka bagi pengamalnya dan menuntun umat untuk menjadi tawakal kepada tuhan-Nya.

3. Peran seni Dalail Khairat dalam menolak paham Wahabi di Aceh

Dalail Khairat merupakan seni atau media komunikasi yang dimainkan di oleh kelompok maupun beberapa orang di surau setelah sholat isya, dalam dalail khairat yang dilakukan ada dengan membaca kitab, dimana kitab tersebut mengandung sholawat,

27Mohammad Adib, “Urgensi Puasa Dalail al-Khairat dalam Membentuk Prilaku Moral Santri Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus”, (Dakwah: STAIN Kudus, 2010), h. 18.

(21)

asmaul husna maupu persoala lainnya. Menurut tgk Abu Bakar28 Dalail Khairat merupakan kumpulan doa-doa pujian keagamaan yang didasarkan dengan membaca sembilan puluh nama Allah. Yang di tambah surat al-Ikhlas tiga kali di awali dengan taawud, surat al- Falaq, an-Nas, al-Fatiḥah di awali dengan basmalah, sembilan nama Allah, dua ratus satu nama-nama Nabi Saw, dan juga doa-doa tertentu pada hari tertentu sebagai wiridnya.

Dalail Khairat juga berhubungan dengan keutamaan yang membedakan dengan keutamaan lain yakni dari amalan Dalail Khairat sendiri. Menurut Imam Mahdi, Dalail Khairat adalah tuntunan dan bimbingan yang dapat mengantarkan seseorang mencapai derajat kebaikan dan keutamaan dengan cara membaca shalawat Nabi, dan beberapa doa atau wirid lainnya.29 Cara membacanya yaitu pertama-tama di bacakan Surat al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca istighfar, tasbih, tahmid masing- masing dibaca tiga kali, dan beberapa bacaan lain seperti: surat Al- Ikhlas tiga kali, surat Al-Falaq, surat Al-Nas, dan al-Fatiḥah masing- masing satu kali. Beralih halaman berikutnya mambaca Asma al- Ḥusna (99 nama Allah yang terdapat dalam al-Qur`an). Bagian kedua ini di akhiri dengan doa niat melaksanakan wirid shalawat Dalail Khairat.30 Bagian ketiga berisi kumpulan wirid shalawat Nabi yang diklarifikasikan Imam Al-Jazuli yang harus dibaca sesuai hari yang

28Wawancara dengan Tgk Abu Bakar (Pembina Dalail Khairat) pada Jumat malam tanggal 19 September 2021, pada pukul 23.00 WIB.

29Al-Imam Mahdi Ibn akhmad Ali Yusuf Al-Zasi, Mithali Al Massarat bi Jalai Dalail al-Khairat, (Mesir, Mathabah Musthofa al-Babi al-Halabi, 1980), h. 16.

30Wawancara dengan Tgk M. Rizal (Kepala Desa Gampong Cot Aceh Besar) pada Kamis tanggal 18 September 2021, pada pukul 16.35 WIB

(22)

telah ditentukan. Adapun peran dalail khairat dalam menolah paham wahabi menurut Tgk Abu Bakar Bahwa pandangan Teungku terhadap Wahabi sangat bervariasi. Namun pada umumnya cara memahami bahwa beberapa ajaran Wahabi menyimpang dari ajaran Islam.31 Beberapa ajaran Wahabi yang dinilai menyimpang adalah larangan menziarahi kubur, larangan talkin mayat, pelaksaan shalat tarawih delapan rakaat,32 larangan berdoa terhadap orang yang sudah meninggal, larangan merayakan mauled nabi, mengharamkan bertawassul, larangan azan dengan suara mengalun-alun, larangan melagukan al-Qur’an, larangan menyanyikan qasidah, larangan berzikir, larangan dalail khairat, sifat 20 tidak wajib, Allah mempunyai tempat di „arsy, tidak ada penakwilan terhadap ayat- ayat mutasyabihat, dan mengharamkan pembangunan kubah diatas kubur. Maka dari itu ada dalam syair dalail yang menyinggung tentang wahabi pada penutup dalail khairat.

Di samping itu, menurut Tgk. Waled Bini memperkuat argumennya dengan menambahkan bahwa jika berdoa kepada orang yang sudah tiada, maka dia akan mendapatkan kesejukan di dalam kubur. Ada juga yang mengatakan bahwa doa merupakan hadiah untuk orang yang ditinggal pergi, karena dengan doa dapat membantu meringankan siksa kubur. Perayaan maulid dalam pandangan lumrah dilakukan oleh umat Islam. Di samping tujuan utamanya mengingat kembali jasa-jasa perjuangan Rasulullah Muhammad Saw, juga membantu memberikan kesenangan kepada

31Wawancara dengan Tgk Firdaus (Pimpinan Syeikh Dalail Khairat) pada Jumat malam tanggal 19 September 2021, pada pukul 22.35 WIB

32Wawancara dengan Tgk Edi Saputra (Anggota Dalail Khairat) pada Jumat malam tanggal 19 September 2021, pada pukul 22.35 WIB

(23)

masyarakat kurang mampu. Dalam ceramah maulid, penceramah sering membawa hadis yang artinya;“Barangsiapa yang senang menyambut hari kelahiranku, maka mereka akan berada di dalam syurga bersamaku kelak”.33 Selanjutnya larangan mendengungkan azan dengan suara yang mendayu-dayu, melagukan al-Qur‟an, menyanyi lagu qasidah dan dalail khairat. Sepengetahuan Teungku Seumeubeut, nabi belum pernah melarang seseorang melakukan hal seperti itu.

Dalail Khairat dapat memberikan sisi positif berupa syiar dan motivasi kepada masyarakat untuk lebih mencintai Nabi. Larangan lainnya berupa tidak mewajibkan sifat 20. Di sini Tgk. Abu Bakar menyebutkan bahwa, jika seseorang belum bisa menghafal i’tiqad dua puluh, maka imannya dianggap belum sempurna, dikarenakan belum mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah Swt., menghafal sifat dua puluh hukumnya wajib. Dan i’tiqad yang seharusnya dihafal bukan hanya sifat dua puluh yang wajib dimiliki oleh Allah saja, akan tetapi sifat yang mustahil pada Allah, kemudian yang harus bagi Allah, sifat yang wajib bagi rasul yang empat dan yang mustahil bagi rasul, dan juga yang harus bagi rasul.34

Kemudian yang dianggap menyimpang lainnya adalah mengatakan bahwa Tuhan bertempat di arsy., dalam al-Quran yang dikatakan arsy itu bukanlah seperti yang dipikirkan manusia. Jika membayangkan bahwa Tuhan bertempat, maka sudah menyalahi sifat dua puluh yang ke empat yaitu mukhalafatuhu lil hawadis,

33Wawancara dengan Tgk Rasyidin (Anggota Dalail Khairat) pada Jumat malam tanggal 19 September 2021, pada pukul 22.50 WIB.

34Wawancara dengan Tgk Abu Bakar (Pembina Dalail Khairat) pada Jumat malam tanggal 19 September 2021, pada pukul 23.00 WIB.

(24)

yang artinya bersalahan Allah dengan yang baharu. Maka jika demikian hal yang terjadi maka menurut Tgk. Abu Bakar di mana letak perbedaan Allah dengan makhluk. Selanjutnya mengenai tidak adanya takwilan terhadap ayat-ayat yang mutashabihat. Bahwa ayat yang mengandung mutasyabihat harus ditakwilkan agar tidak lari dari makna yang terkandung didalamnya. Mengenai kata yaddullah dalam al-Quran menurut Tgk. Waled Bini tidak boleh diartikan sebagai tangan Tuhan, karena jika seperti ini cara pemberian makna berarti itu salah. Sebenarnya arti dari yaddullah itu adalah kekuasaan Allah. Larangan lainnya adalah mengharamkan membuat kubah di atas kubur.

Padahal Aceh merupakan wilayah dengan seni dan kebudayaan yang beragam. Salah satu seni yang sampai saat ini terus dipelihara keberadaannya adalah Dalail Khairat.35 Contoh Dalail Khairat tersebut adalah:

Wahee kawom lon ureung Iseulam, Ikot syariat Muhammad Nabi Meu bek ta ikot saboh jamaah Kawom bideuah kawom wahabi ...dan seterusnya...

Arti dari penggalan Dalail Khairat di atas adalah wahai kaumku kaum Islam, ikutlah syariat nabi Muhammad, jangan ikut satu kaum, kaum bid’ah kaum wahabi. Dan seterusnya.

35Dalail khairatadalah sebuah seni untuk membaca puji-pujian dan juga selawat pada Nabi Saw yang dibacakan secara beramai-ramai atau berkelompok dalam satu gampong (desa), biasanya dibaca pada malam Jumat atau tergantung kesepakatan gampong.

(25)

Bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Aceh, akan mengira bahwa kata-kata pada bait di atas hanya sebuah sastra atau lagu Aceh yang bersajak ab-ab. Namun, bagi yang mengerti bahasa Aceh dan pernah mendengar pasti akan mengetahui bahwa lirik tersebut merupakan lirik atau syair yang sering dilantunkan pada acara dalail khairat dan juga zikir pada perayaan maulid Nabi Saw. Pesan dari lirik tersebut untuk mengingatkan masyarakat Aceh tentang bahaya dari paham Wahabi.

4. Dampak Seni Dalail Khairat terhadap masyarakat Aceh Dampak seni Dalail Khairat dalam kehidupan masyarakat salah satunya yaitu dapat menciptakan suasana keakraban dalam Gampong Cot Aceh Besar, kemudian dapat menjauhi anggota masyarakat dari pengaruhnya terhadap gejala-gejala sosial saat ini, dan juga dengan adanya Dalail Khairat di Gampong Cot budaya Dalail Khairat dapat dilestarikan sepanjang masa agar regenerasi Aceh pada umumnya, khususnya masyarakat Gampong Cot dapat tahu tentang Dalail Khairat dan juga dapat tahu apa saja yang dimaikan dalam seni Dalail Khairat. Karena kalau kita melihat kondisi saat ini seni Dalail Khairat hanya ada di beberapa daerah saja melainkan kalau zaman dulu Dalail Khairat hidup dari segala lini yang ada di gampong-gampong, dan juga Dalail Khairat di perlombakan pada ajang hari-hari besar Islam.36

Dalail Khairat juga menjadi sebagai kontrol sosial diantaranya dapat dilihat dari adanya lembaga-lembaga yang sesuai dengan

36Wawancara dengan Tgk Firdaus (Ketua Pemuda Gampong Cot) pada Jumat malam tanggal 19 September 2021, pada pukul 22.00 WIB

(26)

kontrol untuk kehidupan yang bersifat insting. Sedang perubahan sosial, menurut Selo Soemarjan, adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara kelompok dalam masyarakat. Menurut Clifford Geertz, dalam The interpretation of cultures (Tafsir kebudayaan), untuk mendekati peristiwa sosial, perlulah seorang ilmuwan tidak sekedar mencari hubungan sebab akibat, melainkan berupaya memahami makna yang dihayati dalam sebuah kebudayaan. Sebab kebudayaan adalah anyaman makna- makna, dan manusia adalah binatang yang terperangkap dalam jerat- jerat makna itu. Karena itu kebudayaan bersifat simiatis dan kontektual.

5. Nilai-nilai yang terkadung dalam seni Dalail Khairat Adapun nilai-nilai dalam seni Dalail Khairat ialah sebagai berikut:

a) Nilai kekeluargaan

Secara umum setiap seni dan budaya bertujuan mewujudkan nilai-nilai kekeluargaan yang harmonis, utuh dan kompak. Hal ini tercermin dalam masyarakat Aceh khususnya masyarakat desa Gampong Cot Aceh Besar. Sejalan dengan ajaran Islam yang menginginkan terwujudnya masyarakat yang bersifat kekeluargaan atau rasa persaudaraan yang utuh dan kuat.37

37Wawancara dengan Tgk M.Rizal (Kepala Desa Gampong Cot) pada Jumat malam tanggal 19 September 2021, pada pukul 16.30 WIB

(27)

Dalam ajaran Islam menginginkan terwujudnya rasa kekeluargaan dikalangan umat Islam, sebab mereka memiliki keyakinan yang sama, sehingga lebih besar kemungkinan terbentuk persaudaraan di antara sesama penganut Islam. Sikap ajaran Islam yang menginginkan kekeluargaan di antara sesama kaum muslimin atau masyarakat Aceh pada umumnya tercermin dalam falsafah orang Aceh (Udeep Saree Matee Syahid).

b) Nilai persatuan

Terbinanya kekompakan masyarakat Aceh secara keseluruhan khususnya masyarakat desa Gampong Cot Aceh Besar tentu sejalan dengan ajaran Islam, yang semenjak awal pertumbuhan dan perkembangan dan kebangkitannya dilandasi oleh persatuan, sebagaimana yang ditempuh Rasulullah Saw., ketika tahun pertama di Kota Madinah yang telah berusaha membuat perjanjian dengan semua kelompok masyarakat Madinah.

c) Nilai musyawarah

Musyawarah sering juga kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, di atas sudah jelas dikatakan bahwa setiap ada acara kegiatan di dalam lingkungan masyarakat selalu dengan musyawarah agar acara yang dijalankan berjalan dengan lancar.

d) Nilai Pendidikan (edukatif)

Nilai pendidikan adalah nilai nilai yang terkandung di dalamnya unsur pendidikan dan mengajar kepada orang lain tentang apa yang tidak diketahuinya menjadi tahu. Nilai-nilai yang terdapat dalam Dalail Khairat nilai-nilai pendidikan dalam mendidik generasi muda. Pendidikan bagi generasi muda bertujuan agar selalu berusaha keras, hal ini berarti generasi muda tidak boleh lemah dan

(28)

menyerah dengan keadaan. Berusaha dan tabah merupakan kewajiban, dan cobaan merupakan ujian dari Allah Swt.38

e) Nilai Budaya

Kebudayaan mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan-kebiasaan yang dibuat oleh manusia sebagai anggota masyarakat, dipandang sebagai realitas yang menjadi sasaran ajaran Alquran (Islam). Peran Islam dalam kebudayaan ini adalah memberikan nilai-nilai etis yang menjadi pedoman dan ukurannya.

Kebudayaan itu sendiri dalam kerangka Islam (Alquran) diartikan sebagai proses pengembangan potensi kemanusiaan, yaitu mengembangkan fitrah, hati nurani, dan daya untuk melahirkan kekuatan dan perekayasaan. Oleh karena itu, apabila dari segi prosesnya, kebudayaan dalam Islam adalah pendayagunaan segenap potensi kemanusiaan agar manusia dapat mempertahankan dan mengembangkan akal budi yang manusiawi. Kebudayaan dalam tahap apapun tidaklah bebas nilai. Dalam tahap proses, ia terikat dengan nilai-nilai, baik estetika, logika maupun etika. Sedangkan dalam tahap produk ia adalah penjelmaan nilai-nilai itu sendiri.

penjelmaan nilai estetika berkembang dalam kesenian, penjelmaan nilai logika atau epistemologi berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan sedangkan penjelmaan nilai etika berkembang dalam adat istiadat dan etika pergaulan.39

38Taat Kurnita Yeniningsih, “Nilai- Nilai Budaya Dalam Kesenian Tutor PmtoH”, dalam HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI, Volume VIII No.2 / Mei-Agustus 2007, h. 220.

39Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2003), hal 248.

(29)

F. Penutup

Wahabi yang dipahami secara umum adalah istilah generik untuk menyebut atau merujuk pada kelompok Salafi.Terminologi Wahabi pun dipakai sebagai euphemisme karena ada kelompok tertentu yang sangat sensitif dengan nama ini. Wahabi adalah paham keagamaan yang dianut oleh kalangan yang tidak suka pada adat- istiadat dan kebiasaan menyimpang yang mengharap kekuatan leluhur, melanggar tradisi adat, tidak ikut perayaan maulid Nabi, tidak percaya kepada sunan, wali dan keramat-keramatnya, anti tahyul, khurafat, dan bid’ah.

Salah satu cara yang dilakukan sehingga mengagetkan masyarakat Aceh dan menjadi pusat perhatian seluruh media Aceh adalah peristiwa kudeta Mesjid Raya Baiturrahman pada hari Jumat tanggal 19 Juni 2015. Pada hari itu, jamaah berduyun-duyun menuju ke mesjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Namun ritual ini terkendala beberapa saat karena kelompok Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) dan Front Pembela Islam (FPI) mengambil alih manajemen pelaksanaan tata tertib shalat Jumat.

Upaya penolakan terhadap paham Wahabi ternyata tidak hanya dengan aksi massa seperti yang terjadi di Mesjid Raya Baiturrahman, namun dilakukan juga dengan cara lain seperti seni.

Salah satu seni yaitu seni suara dalam bentuk lagu dalam bahasa Aceh dinamakan dengan cae dengan nama dalael khairat. Paham Wahabi ini bagi masyarakat Aceh merupakan momok yang sangat menakutkan dan harus diingatkan pada generasi muda Aceh untuk mengenal wahabi dan menjauhkan Wahabi

(30)

Dalail Khairat bisa disebut sebuah alat atau media komunikasi antara seorang hamba yang bermunajat dan mengungkapkan cinta kasihnya kepada Nabi Saw. Lewat shalawat Dalail Khairat, manusia akan lebih mengenal siapa Rasulnya, lebih dekat, lebih cinta, dan lebih merasa memiliki. Dalail Khairat juga merupakan sebuah mahakarya yang keberadaanya sudah diterima jutaan umat di penjuru dunia, selain itu kitab tersebut dapat dijadikan wasilah mengadukan hajat manusia. Dalail Khairat menjadi sebuah kitab pembimbing sekaligus pusaka bagi pengamalnya dan menuntun umat untuk menjadi tawakal kepada tuhan-Nya.

Menurut hasil penelitian dilapangan secara keseluruhan masyarakat desa Gampong Cot Aceh Besar menolak paham Wahabi karena paham wahabi menurut hasil peneliti

sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan adanya jarak pandang, kurangnya kajian, dan minimnya interaksi antar sesama pemeluk Islam yang sedikit heterogen dalam masyarakat Aceh.

Selain itu, cara pandang yang mengandalkan patron klien atau

hirarki keilmuan juga memberi pengaruh terhadap terjadinya

distorsi di kalangan masyarakat Gampong Cot dalam

memahami Wahabi. Akibatnya terjadi simplifikasi simbolik

dan upaya membangun phobia di kalangan masyarakat yang

menyebabkan terjadinya disintegrasi, kecurigaan dan

kebencian dalam masyarakat Aceh. Dalam ini Wahabi indentik

dengan kelompok yang melarang merayakan maulid nabi

karena digolongkan perbuatan bid’ah.Karena itu jika ada

(31)

masyarakat atau kelompok masyakarat yang tidak setuju dengan peryaaan maulid nabi, maka mereka digolongkan Wahabi.

Adapun dampak seni Dalail Khairat dalam kehidupan masyarakat salah satunya yaitu dapat menciptakan suasana keakraban dalam Gampong Cot Aceh Besar, kemudian dapat menjauhi anggota masyarakat dari pengaruhnya terhadap gejala- gejala sosial saat ini, dan juga dengan adanya Dalail Khairat di Gampong Cot budaya Dalail Khairat dapat dilestarikan sepanjang masa agar regenerasi Aceh pada umumnya, khususnya masyarakat Gampong Cot dapat tahu tentang Dalail Khairat dan juga dapat tahu apa saja yang dimaikan dalam seni Dalail Khairat.

Bibliography

Ahmad Basyir, Fi Tashihi Dalail al-Khairat, (Menara Kudus: Kudus, t.th.).

Ahmad Hanafi, Pangantar Theology Islam, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya Jakarta, 1995).

Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2003).

Al-Imam Mahdi Ibn akhmad Ali Yusuf Al-Zasi, Mithali Al Massarat bi Jalai Dalail al-Khairat, (Mesir, Mathabah Musthofa al-Babi al- Halabi, 1980).

Crilly Glase, Esiklopedia Islam (ringkas), Ter. Grufron A. Masdi, The Coise Enciclipedia, (Raja Grafindo Persada, Jakarta).

(32)

Dalam Mohammad Adib, “Urgensi Puasa Dalail al-Khairat dalam Membentuk Prilaku Moral Santri Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus”, (Dakwah: STAIN Kudus, 2010).

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia IAIN Syarif Hidatullah, (Jakarta: Djambatan, 1992).

Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1990).

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996).

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, An Expended Source Book: Quality Data Analysis, Qualitative, terj. Tjetjep Rohendi Rohid, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode- Metode Baru, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1992).

Mohammad Adib, “Urgensi Puasa Dalail al-Khairat dalam Membentuk Prilaku Moral Santri Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus”, (Dakwah: STAIN Kudus, 2010).

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori- Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).

Rafael Raga Maran, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007).

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Bina Aksara, 1989).

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008).

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 2004).

(33)

Ulfatun Hasanah, Analisis Struktur, Makna, dan Fungsi Meudikee Anggok Pada Acara Maulid di Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara, (Medan, Universitas Sumatera Utara, 2020).

Winaryo Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode dan Teknik (Bandung: Tarsito, 1990).

Jurnal-Jurnal

Abdul Mujib, “Pendekatan Fenomenologi dalam Studi Islam”

Dalam Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, Desember 2015.

Mahbub, dkk, “Memahami Puasa Dalail Khairat secara Bijak”, dalam Majalah Manhaj LPS Fikro Ponpes Darul Falah, Edisi ke 2, Maret, 2010.

Mulyana Idris dan Muhammad Sahlan, “Antara Salah Paham Dan Paham Yang Salah: Pandangan Teungku Seumeubeut Terhadap Wahabi”, dalam Substantia, Volume 20 Nomor 1, April 2018.

Safriadi, Dakwah Kultural dalam Budaya “MEURUKON” di Aceh, dalam Jurnal Bimas Islam, Vol. 11, No. 2, Tahun 2018.

Sohn, dkk, “Hearing The Voices of Students and Teachers: A Phenomenological Approach to Educational Research”

Journal Qualitative Research in Education, Vol. 6 No. 2, Juni 2017.

Taat Kurnita Yeniningsih, “Nilai- Nilai Budaya Dalam Kesenian Tutor PmtoH”, dalam HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI, Volume VIII No.2 Mei-Agustus 2007.

Referensi

Dokumen terkait

value through profit or loss (FVTPL) are determined with reference quoted market prices that are observable for the assets or liability. Aset dan liabilitas keuangan lainnya yang

Sajian berita berjudul “Presiden Jakarta Selatan” ini menarik, karena di satu sisi telah ada hasil sementara hitung cepat Pilpres 2019 dengan keunggulan

Tiga negara pantai, seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura memiliki perspektif yang berbeda atas manajemen Selat untuk mengatasi problem tersebut, meskipun mereka

Seorang teolog mesti a krab dengan migrasi dalam konteks Indonesia, melalui perjumpaan dengan para migran dan kisah-kisah pengalaman hi dup mereka yang konkret sebagai manu-

Peran pemda dalam penataan aspek sarana dan prasarana usaha PKL kuliner, antara lain; menyediakan lahan sebagai lokasi usaha yang dapat digunakan oleh PKL kuliner

Apabila dalam skema handover user dari eNB cell sumber yang congested ke eNB cell tetangga yang tidak congested ditambahkan syarat bahwa RSRP user dari eNB

Bahan organik lainnya yaitu pupuk hayati merupakan suatu bahan yang mengandung mikroorganisme bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil tanaman,

Untuk data pemesanan barang dari Stockpoint yang sebelumnya sudah mempunyai data penjualan, nilai pemesanan barang didapat dari peramalan yang dapat dilihat pada