• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang telah memiliki beberapa Undang-undang yang mengatur tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang telah memiliki beberapa Undang-undang yang mengatur tentang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan pada tiap negara Indonesia, yang telah memiliki beberapa Undang-undang yang mengatur tentang perbankan, diantaranya yaitu :

1. Undang undang RI Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 jo Nomor 10/10/PBI/2008 Tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

3. Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.

4. Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

5. Undang-undang RI No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

”Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.”

Bank adalah salah satu lembaga keuangan sebagai tempat bagi perusahaan,

badan-badan pemerintah swasta maupun perorangan untuk menyimpan dana-

dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank

untuk melayani kebutuhan pembiayaan serta meluncurkan mekanisme sistem

pembangunan bagi semua sektor perekonomian, kedudukan bank itu sendiri

(2)

adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat, sebab bank itu sendiri memperoleh pendapatan dan modalnya dari simpanan masyarakat pada bank tersebut.

1

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara Indonesia. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah.

Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana, uang hanya berdiam di Menurut UU RI Pasal 1 angka 2 No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang dimana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan.

Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh atasan bagian keuangan yang memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.

1 Thomas Suyitno, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta : PT.Gramedia, 1993), hlm 11.

(3)

saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena tidak memiliki dana pinjaman.

2

1. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama bank sebagai penghimpun dan pengatur dana masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional dalam peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Dengan adanya jasa bank, maka pihak nasabah mendapat kemudahan dalam melakukan segala transaksi yang berhubungan dengan keuangan, dan dapat terlindung dari segala bentuk ketidak adilan lintah darat yang di dalam memberikan pinjaman kepada nasabah seperti praktek bank-bank gelap yang memberi pinjaman dengan bunga tinggi.

Interaksi di dunia perbankan antara nasabah dan bank bukanlah suatu hal yang tidak mungkin apabila terjadi masalah, dan apabila tidak segera diselesaikan dapat berubah menjadi sengketa antara nasabah dan bank.

Di dalam sistem hukum Indonesia,segala bentuk praktek perbankan haruslah berdasarkan pada prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Ideologi Negara Indonesia yakni Pancasila dan tujuan Negara Indonesia dalam UUD 1945.

Kekhususan ini dapat dilihat dalam kehidupan perbankan Indonesia, diantaranya adalah :

2. Perbankan Indonesia sebagai sarana pembangunan nasional, juga guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

2 http: WWW. Google.com (Wikipedia) available on 20 November 2009

(4)

pancasila dan UUD 1945, pelaksanaan perbankan Indonesia harus banyak memperhatikan keselarasan, kesinambungan dan unsur-unsur Trilogi Pembangunan.

3. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya senantiasa bergerak cepat guna menghadapi tantangan-tantangan yang semakin luas dalam perkembangan perekonomian nasional maupun internasional.

3

Berdasarkan dasar Negara Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945, perbankan harus memperhatikan kesejahteraan nasabah dan tidak merugikan nasabah. Dengan cara kerja seperti itu dapat meningkatkan pemasukan bank itu sendiri, karena minat nasabah untuk menyimpan dana di bank.

Basis utama dalam bisnis lembaga keuangan dan perbankan adalah kepercayaan (trust) dan kejujuran (honesty). Sebagai fondasi utama, idealnya kedua hal tersebut harus menjiwai setiap aktivitas perbankan. Mulai dari iklan produk perbankan sampai aneka ragam transaksi dalam dunia perbankan. Dari kasus-kasus pengaduan konsumen perbankan terlihat ada kecenderungan krisis kepercayaan dalam dunia perbankan di Indonesia. Secara umum ada dua kelompok besar pengaduan konsumen perbankan. Pertama, pengaduan konsumen yang berhubungan dengan produk perbankan termasuk iklan produk perbankan.

Kedua, pengaduan konsumen menyangkut pelayanan yang meliputi cara kerja

petugas yang berkaitan.

4

3 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia (Bandung : PT. citra Aditya Bakti, 1999), hlm 3.

4 Sudaryatmo, Hukum dan Advokasi Konsumen (Bandung: PT. citra Aditya Bakti, 1999), hlm 22

(5)

Apabila nasabah merasa dirugikan hak keperdataannya, maka pihak nasabah dapat mengajukan pengaduan pada pihak bank. Dalam hal ini bank harus dapat menyelesaikan dengan baik menggunakan mekanisme atau sistem yang telah ditetapkan. Pihak bank harus segera memberi tanggapan dan menindaklanjuti hingga tuntas mengenai ketidakpuasan nasabah tersebut. Bank bertanggung jawab penuh atas penyelesaian pengaduan hingga tuntas berkaitan dengan diberlakukannya Undang-undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dimana bank sebagai pelaku usaha tidak boleh melanggar hak dari nasabahnya selaku konsumen produk perbankan.

Perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution) memegang peranan penting dalam proses pembangunan nasional. Hal

ini membuat sarat akan pengaturan baik melalui peraturan perundang-undangan di bidang perbankan sendiri maupun perundang-undangan lain yang terkait. UU No.

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) khususnya dalam hal perlindungan hukum bagi nasabah bank selaku konsumen.

5

Perlindungan konsumen selaku nasabah lahir karena hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati secara seksama. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini banyak bermunculan berbagai macam produk barang atau jasa yang dipasarkan kepada konsumen di tanah air, baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran secara langsung oleh pihak bank. Jika tidak berhati-hati dalam memilih produk barang atau jasa yang diinginkan, konsumen hanya akan menjadi objek eksploitasi dari pelaku usaha yang tidak bertanggung

5 Khotibul Umam, Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Sebagai Konsumen Jasa Perbankan. http:www.google.com avialable on 17 Oktober 2009

(6)

jawab. Tanpa disadari konsumen atau nasabah menerima begitu saja barang atau jasa yang dikonsumsinya.

Adanya UUPK tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha. UUPK dapat mendorong usaha yang sehat, serta mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan yang ada, dengan menyediakan barang atau jasa yang berkualitas.

6

Dalam interaksi antara bank dengan nasabahnya pada setiap masalah yang terjadi dapat menurunkan kualitas bank tersebut dalam hubungannya dengan kepercayaan masyarakat. Dari berbagai pengalaman yang ada timbulnya masalah dan sengketa antara nasabah dan perbankan disebabkan oleh 4 hal yakni :

7

1. Informasi yang kurang memadai tentang karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan oleh bank tersebut.

2. Pemahaman nasabah terhadap aktivitas dan produk atau jasa perbankan masih kurang.

3. Ketimpangan hubungan antara nasabah dengan bank, khususnya bagi nasabah peminjam dana.

4.

Tidak adanya saluran yang memadai untuk menfasilitasi penyelesaian awal masalah yang timbul anatra nasabah dan bank.

UUPK diberlakukan dalam rangka menyesuaikan daya tawar konsumen terhadap pelaku usaha dan mendorong pelaku usaha untuk bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatannya. UUPK mengacu pada filosofi pembangunan nasional, yakni bahwa pembangunan nasional termasuk

6 Happy Susanto, HAk-Hak Konsumen Jika Diragukan.(Jakarta: visi Media), hlm 1.

7 Muliaman, D. Hadad, Perlindungan dan Pemberdayaan Nasabah Bank dalam Arsitektur Perbankan Bank Indonesia.http:www.bi.go.id di akses tanggal 20 Desember 2009.

(7)

pembangunan hukum perlindungan terhadap konsumen adalah dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya berlandaskan pada falsafah kenegaraan Republik Indonesia, yaitu dasar negara Pancasila dan Konstitusi Negara, UUD NKRI Tahun 1945.

Konsumen jasa perbankan lebih dikenal dengan sebutan nasabah. Dalam praktik perbankan nasabah dibedakan menjadi tiga yaitu: Pertama, nasabah deposan, yaitu nasabah yang menyimpan dananya pada suatu bank, misalnya dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Kedua, nasabah yang memanfaatkan fasilitas kredit atau pembiayaan perbankan, misalnya kredit kepemilikan rumah, pembiayaan murabahah, dan sebagainya. Ketiga, nasabah yang melakukan transaksi dengan pihak lain melalui bank (walk in customer), misalnya transaksi antara importir sebagai pembeli dengan eksportir di luar negeri dengan mempergunakan fasilitas letter of credit (L/C).

8

Pengaturan melalui UUPK yang sangat terkait dengan perlindungan hukum bagi nasabah selaku konsumen perbankan adalah ketentuan mengenai klausula baku. Sedangkan dari peraturan perundang-undangan di bidang perbankan ketentuan yang memberikan perlindungan hukum bagi nasabah bank selaku konsumen antara lain adalah dengan diintrodusirnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam UU No. 10 Tahun 1998. Di tingkat teknis payung hukum yang melindungi nasabah antara lain adanya pengaturan mengenai penyelesaian pengaduan nasabah dan mediasi perbankan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI).

9

8 www.kaskus.blogspot.com di akses 23 Desember 2009

9 Khotibul Umam, http :www.google.com available 20 Oktober 2009

(8)

Bank Indonesia selaku Central Bank mengeluarkan peraturan yang menjadi dasar hukum di dalam pemberian izin bagi nasabah untuk menyatakan ketidakpuasnnya dan mengajukan pebgaaduan pada pihak perbankan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/7/PBI/2005 Jo. No.10/10/PBI/2008 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

Upaya perlindungan nasabah ini dikeluarkan BI sebagai satu pilar dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang diluncurkan oleh gubernur BI tanggal 9 Januari 2004. API menerapkan 6 (enam) pilar/visi untuk mewujudkan sistem perbankan yang sehat, antara lain:

10

a. Struktur perbankan yang sehat b. Sistem pengaturan yang efektif.

c. Sistem pengawasan yang independen dan efektif.

d. Industri perbankan yang kuat.

e. Infrastruktur yang mencukupi.

f. Perlindungan nasabah.

Perlindungan konsumen perbankan merupakan salah satu permasalahan yang sampai saat ini belum mendapatkan tempat yang baik dalam sistem perbankan nasional. Untuk masalah perlindungan dan pemberdayan konsumen mendapatkan perhatian khusus dalam pilar keenam API. Dengan mengangkat masalah perlindungan konsumen dalam Arsitektur Perbankan Indonesia, hal ini menunjukkan besarnya komitmen Bank Indonesia dan perbankan untuk

10 www.google.com di akses tanggal 23 desember 2009

(9)

menempatkan konsumen jasa perbankan memiliki posisi yang sejajar dengan bank.

11

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka diperolehlah beberapa permasalahan yang penting untuk diajukan, yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana mekanisme penyelesaian pengaduan nasabah berdasarkan PBI No.7/7/PBI/2005 jo. No.10/10/PBI/2008 ?

2. Bagaimana hak dan kewajiban nasabah selaku konsumen berdasarkan UU Perlindungan Konsumen ?

3. Bagaimana usaha penyelesain pengaduan nasabah yang diterapkan oleh PT. Bank Sumut Cabang Medan ?

4. Bagaimana batasan tanggung jawab bank terhadap penyelesaian pengaduan nasabah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui mekanisme penyelesaian pengaduan nasabah berdasarkan PBI No.7/7/PBI/2005 Jo. No. 10/10 PBI/2008..

2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban nasabah selaku konsumen berdasarkan UU Perlindungan Konsumen.

11 Hermansyah, Hukum Perbankan Indonesia( Jakarta: Kencana, 2008), hlm 188

(10)

3. Untuk mengetahui usaha penyelesaian pengaduan nasabah yang diterapkan oleh PT. Bank Sumut Cabang Medan.

4. Untuk mengetahui batasan tanggung jawab bank terhadap penyelesaian pengaduan nasabah.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul “ Tinjauan Hukum Penyelesaian Pengaduan Nasabah Berdasarkan Peraturan BI no.7/7/PBI/2005 Jo. No.10/10/PBI/2008 Dikaitkan Dengan UU Perlindungan Konsumen”. Merupakan hasil karya dan ide sendiri. Skripsi ini belum pernah dibahas oleh pihak manapun. Skripsi ini dibuat sebagaimana seharusnya dan tidak merekayasa dan meniru dari skripsi yang pernah ada. Penulis menyusun melalui referensi buku-buku, media cetak, dan elektronik dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam penulisan ini dituangkan segala pemikiran untuk kelayakan di dalam penulisan skripsi ini dan menjamin bahwa skripsi dengan judul seperti yang telah disebutkan di atas belum pernah dibuat.

E. Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan hukum dalam penyelesaian pengaduan nasabah, sangat berhubungan erat dengan Bank, dan perlindungan hukum bagi nasabah. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap Negara Indonesia.

Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang-perorangan,

badan-badan usaha swasta, badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga

(11)

pemerintahan dan dana-dana yang dimiliknya. Bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

Menurut G.M. Verryn Stuart dalam bukunya “Bank Politik” berpendapat bahwa Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri ataupun dengan uang yang diperolehnya dari orang lain. Maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukaran baru berupa uang giral.

12

Nasabah merupakan konsumen dari pelayanan jasa perbankan, perlindungan konsumen merupakan suatu tuntutan yang tidak boleh di abaikan begitu saja. Kedudukan nasabah dalam hubungannya dengan pelayanan jasa perbankan, berada pada dua posisi yang dapat bergantian sesuai dengan sisi mana mereka berada. Fokus persoalan perlindungan nasabah tertuju pada ketentuan peraturan perundang-undangan serta ketentuan perjanjian yang mengatur hubungan antara bank dengan nasabahnya. Hubungan hukum yang terjadi antara bank dengan nasabah dapat terwujud dari suatu perjanjian, baik perjanjian yang berbentuk akta di bawah tangan maupun dalam bentuk otentik. Dalam konteks inilah perlu pengamatan yang baik untuk menjaga suatu bentuk perlindungan bagi konsumen namun tidak melemahkan kedudukan posisi bank, hal demikian perlu mengingat seringnya perjanjian yang dilakukan antara bank dengan nasabah telah di bakukan dengan sebuah perjanjian baku.

13

Perlindungan Hukum Bagi Nasabah yaitu bahwa hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut.

Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti ditentukan

Menurut Satjipto Raharjo

12 http:www.kaskus.blogspot.com di akses 15 November 2009

13 Muhammad Djumhana. Hukum Perbankan Di Indonesia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 2000. Hlm 282.

(12)

keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut dengan Hak. Dengan demikian tidak setiap kekuasaan dalam masyarakat itu bisa disebut sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu saja. Yaitu yang diberikan oleh hukum kepada seseorang.

14

F. Metode Penelitian

Dalam Pasal 1 angka 6 UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan (Walk-in Custemer).

Judul dari skripsi ini dan akan memberikan pengertian yang tidak bermakna ganda. Sehingga dapat diperoleh masalah pengertian tentang judul skripsi ini yaitu “Tata cara perbuatan untuk menemukan jalan keluar dari ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh adanya potensi kerugian finansial pada nasabah yang diduga karena kesalahan atau kelalaian bank yang dilakukan pihak yang memakai jasa bank termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan.”

Penulisan ini bersifat deskriptif yang dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif. Merupakan penelitian yang dilakukan dan diajukan pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang topik yang diangkat, kemudian melihat kesesuaian antara hal yang ditentukan dalam peraturan hukum tersebut dengan pelaksanaannya dilapangan (dalam hal ini Peraturan BI No. 7/7/PBI/2005 jo. No.10/10/PBI/2008 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah). Dalam hal ini dilakukan wawancara langsung terhadap Petugas penerima Pengaduan Nasabah (P3N).

14 Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia .Jakarta: kencana.2005 hlm 121

(13)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab pokok yang terbagi atas beberapa sub bab.

Bab I. Pendahuluan

Dalam bab ini penulis memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II. Aspek Hukum Para Pihak Dalam Transaksi Perbankan

Dalam bab ini mengemukakan koneksitas antara bank dengan nasabahnya yang dimulai dari pengertian, sumber-sumber perbankan, asas-asasnya, para pihak yang bertransaksi serta hubungan hukum antara nasabah dan bank.

Bab III. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Nasabah Dalam Hukum perbankan Indonesia.

Dalam bab ini membahas tentang nasabah selaku konsumen

produk perbankan dalam sistem Indonesia, perlindungan nasabah

selaku konsumen produk perbankan yang harus dilindungi hak-

haknya, implementasi program-program perlindungan nasabah

berdasarkan Peraturan BI No.7/7/PBI/2005 jo No.10/10/PBI/2008

bagaimana penerapannya di Indonesia, apakah sesuai dengan apa

yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia, prinsip-

prinsip perlindungan nasabah, serta peranan bank dalam

melindungi nasabahnya.

(14)

Bab IV. Penyelesaian Pengaduan Nasabah Berdasarkan Peraturan BI No.7/7/PBI/2005 jo No.10/10/PBI/2008. Dikaitkan Dengan UU Perlindungan Konsumen.

Dalam bab ini diuraikan mengenai mekanisme penyelesaian pengaduan nasabah serta hak dan kewajiban nasabah selaku konsumen berdasarkan UU perlindungan konsumen dan sampai dimana batasan tanggung jawab bank dalam penyelesaian pengaduan nasabah.

Bab V. Kesimpulan Dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan penulis atas masalah yang diangkat

dalam skripsi ini dan sekaligus memberikan saran terhadap

masalah tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun keterkaitan desain interior bowling center dengan konsep Arsitektur Kontemporer yakni penerapan konsep arsitektur kontemporer yang bersifat bebas dalam elemen ruang yang ada

Maka dari itu penulis pun memutuskan untuk membuat perancangan museum sepeda yang dapat menjadi sarana berkumpulnya para komunitas sepeda di Kota Bandung

Dari hasil penelitian didapati nilai koefisien kompensasi yang positif dan menunjukkan jika kompensasi ditingkatkan atau dilakukan dengan tepat maka akan dapat meningkatkan

termasuk kedalam famili Nymphalidae yang memiliki persebaran yang tinggi dalam ordo Lepidoptera, selain itu besarnya proporsi famili dari Nymphalidae karena bersifat

Skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dalam Pembuatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) (Analisis Kinerja Kepolisian di Samsat

Dari hasil penelitian mengenai hubungan terpaan pesan persuasif Nusatrip di media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Pinterest) dan persepsi kualitas website

Analyysi on teoriasidonnaista silloin, kun analyysiyksiköt nousevat aineistosta ja kun hyväksytään, että teoreettinen ymmärrys ja tietämys ohjaavat tutkijaa

Konsep integrasi ruang pamer dan ruang workshop pada studio perupa yaitu menghubungkan kedua ruang tersebut secara visual melalui ruang yang bersebelahan