• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak WHO mengumumkan bahwa di dunia telah terjadi pandemi Covid-19, telah ada 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sejak WHO mengumumkan bahwa di dunia telah terjadi pandemi Covid-19, telah ada 6"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejak WHO mengumumkan bahwa di dunia telah terjadi pandemi Covid-19, telah ada 6 benua yang terjangkit virus ini (WHO, 2020). Pada tanggal 29 November 2020 di Benua Amerika jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 26.216.515 kasus. Benua Eropa kasus terkonfirmasi sebanyak 18.498.145 kasus. Benua Asia Tenggara kasus terkonfirmasi sebanyak 10.738.733 kasus. Benua Mediterania Timur kasus terkonfirmasi sebanyak 4.045.906 kasus.

Benua Afrika kasus terkonfirmasi sebanyak 1.494.524 kasus. Benua Pasifik Barat kasus terkonfirmasi sebanyak 874.766 kasus (WHO, 2020).

Menurut (WHO, 2020) pada 28 November 2020, jumlah kasus positif di Asia Tenggara tertinggi yaitu di Indonesia, Filipina, Myanmar, Malaysia. Sejak pandemi Covid-19 jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 527.999 kasus dan kematian 16.646 kasus. Di Filipina kasus positif sebanyak 427.797 kasus dan kematian 8.333 kasus. Di Myanmar jumlah kasus positif sebanyak 87.977 kasus dan kematian sebanyak 1.887 kasus. Di Malaysia jumlah kasus positif sebanyak 63.176 kasus dan kematian 354 kasus.

Untuk menghambat penyebaran Covid-19 beberapa negara di dunia menerapkan kebijakan-kebijakan. Di China, Italia, Spanyol, Prancis menerapkan kebijakan lockdown untuk menghambat penyebaran. Di Turki menerapkan kebijakan lockdown akhir pekan, yang diberlakukan di 31 provinsi, selain itu pemerintah Turki menerapkan batasan khusus usia yaitu orang yang diperbolehkan keluar rumah hanya usia 20-65 tahun. Di Swedia masyarakat berusia di atas 70 tahun tidak diperbolehkan keluar rumah. Di Indonesia menerapkan karantina wilayah dan pemerintah mengelurkan kebijakan stay at home, work from home, social distancing dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mengontrol penyebaran Covid-19 (Ferdiyan Pratama, 2020).

(2)

2

Pemerintah di Indonesia mengeluarkan kebijakan stay at home, work from home, social distancing dan PSBB. Stay at home adalah berdiam diri di rumah, Work from home berarti semua pekerjaan dilakukan dirumah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Social distancing adalah membatasi orang-orang melakukan kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain, saat social distancing seseorang harus menjaga jarak 1 meter dengan orang lain. Pembatasan Sosial

Bersklasa Besar (PSBB) adalah kebijakan untuk melakukan semua kegiatan dirumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (Nasruddin, Rindam, 2020).

Anak usia sekolah mengalami perubahan aktivitas selama pandemi Covid-19 karena adanya kebijakan yang mengaharuskan anak belajar di rumah. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan olahraga terorganisir di sekolah akan mengalami penurunan, saat pandemi Covid-19 anak lebih sering melakukan aktivitas fisik ringan daripada olahraga terorganisir. Perilaku menetap akan meningkat dikarenakan tidak adanya perjalanan ke sekolah. Waktu tidur anak akan mengalami perubahan karena kegiatan belajar dilakukan di rumah (Lauren C. Bates et al., 2020).

Kebijakan stay at home saat pandemic, berdampak pada aktivitas yang dilakukan oleh anak usia sekolah. Penelitian Moore, 2020 menyebutkan, Sebanyak 71,1% anak-anak tidak memenuhi rekomendasi tidur, 18,2% anak-anak tidak memenuhi pedoman aktifitas fisik serta 11,3% tidak memenuhi waktu layar. Hanya 2,6% anak-anak yang memenuhi rekomendasi perilaku 24 jam dari WHO (Moore et al., 2020). Penelitian Schmidt, 2020 juga menyebutkan, bahwa waktu anak menonton TV meningkat selama 18,5 menit/hari, waktu tidur anak meningkat sebesar 0,65 jam/hari, sedangkan aktifitas olahraga terorganisir mengalami penurunan sebesar 17,7% dan (Schmidt et al., 2020). WHO telah merekomendasikan aktifitas fisik sedang hingga kuat bagi anak selama 60 menit perhari, namun hanya 3.6% terpenuhi dari 10% sebelum pandemic, sedangkan perilaku menetap waktu layar (nonton TV, Handphone, dll) selama < 2 jam/hari, justru terjadi peningkatan 66% dari 50% sebelum pandemic.(Lauren C. Bates et al., 2020).

Aktivitas fisik sangat penting untuk pertumbuhan perkembangan secara keseluruhan pada anak. Mengoptimalkan penguasaan keterampilan dan sikap yang dapat menyebabkan perilaku

(3)

3

yang lebih sehat dalam hidup, dan juga memfasilitasi perkembangan kognitif (Burhaein, 2017).

Pada anak usia sekolah perkembangan motorik akan berperan dalam mengontrol dan mengkoordinasikan anggota tubuh, untuk melatih perkembangan motorik anak usia sekolah dilatih untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk permainan (Suyadi, 2019). Aktivitas fisik yang dilakukan di sekolah akan berpengaruh terhadap kecerdasan emosi, kecerdasan emosi sangat berperan penting dalam keberhasilan hidup (Riyanto and Mudian, 2019).

Ada beberapa dampak jika anak tidak melakukan aktivitas fisik. Menurut (Kemenkes, 2018b) kurangnya melakukan aktivitas fisik untuk anak akan berdampak pada kualitas fisik yang rendah sehingga akan mudah lelah dalam beraktivitas. Aktivitas fisik yang kurang akan menyebabkan risiko obesitas pada anak selain itu akan menyebabkan penurunan koordinasi motorik. Anak-anak usia 9-10 tahun yang menghabiskan 75% waktu dengan aktivitas kurang gerak akan berisiko sembilan kali lebih besar mengalami penurunan koordinasi motorik dibandingkan dengan anak-anak yang melakukan aktivitas fisik (American Academy of Pediatrics, 2019).

Aktifitas anak akan mengalami perubahan saat diberlakukannya kebijakan stay at home.

Terbatasnya ruang gerak, tidak adanya perjalanan ke sekolah, melimpahnya waktu luang memungkinkan anak mengalami perubahan aktifitas, baik tidur, nonton TV, atau perilaku menetap di depan layar. Berdasarkan uraian di atas peniliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang Identifikasi pola aktifitas pada anak usia sekolah saat pandemi covid-19.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana aktivitas anak usia sekolah di masa pandemi covid-19?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi “aktifitas anak usia sekolah di masa pandemi covid-19”

(4)

4 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui aktivitas fisik anak usia sekolah selama pandemi Covid-19 2. Untuk mengetahui perilaku menetap anak usia sekolah selama pandemi Covid-19 3. Untuk mengetahui waktu tidur anak usia sekolah selama pandemi Covid-19 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini bisa mengembangkan pengetahuan dan kemampuan peneliti tentang bagaimana aktifitas pada anak usia sekolah di masa pandemi Covid-19.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan perbaikan untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti di bidang kesehatan.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Lauren C. Bates, dkk pada tahun 2020, dengan judul

“COVID-19 Impact on Behaviors across the 24-Hour Day in Children and Adolescents: Physical Activity, Sedentary Behavior, and Sleep”. Penelitian ini menjelaskan bahwa pasca pandemi

Covid-19, pembatasan sosial untuk menahan penyebaran virus telah mengganggu perilaku selama 24 jam termasuk aktivitas fisik, perilaku menetap, dan tidur di antara anak-anak (usia 5-12 tahun) dan remaja (13). -17 tahun). Bukti awal melaporkan penurunan yang signifikan dalam aktivitas fisik, peningkatan perilaku menetap, dan gangguan jadwal / kualitas tidur pada anak-anak dan remaja. Komentar ini membahas dampak pembatasan terkait Covid-19 pada perilaku selama 24 jam pada anak-anak dan remaja. Selain itu, kami menyarankan rekomendasi melalui lensa model sosio-ekologis untuk memberikan strategi perubahan perilaku yang langgeng guna menjamin kesehatan dan kesejahteraan anak-anak dan remaja selama pandemi Covid-19.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Stefen C. E. Schmidt, dkk, pada tahun 2020 dengan judul

“Physical activity and screen time of children and adolescents before and during the Covid-19 lockdown

(5)

5

inGermany: a natural experiment”. Penelitian ini menjelaskan bahwa dampak Covid-19 pada

kehidupan sosial sangat drastis dan global. Dalam studi ini, membandingkan aktivitas fisik dan waktu rekreasi di layar dari sampel perwakilan 1711 anak usia 4 hingga 17 tahun sebelum dan selama waktu yang paling ketat dari penguncian Covid-19 pertama di Jerman. Penelitian ini menemukan bahwa aktivitas olahraga menurun sedangkan waktu layar rekreasi meningkat. Namun, peningkatan substansial dalam aktivitas fisik kebiasaan menyebabkan peningkatan aktivitas fisik secara keseluruhan di antara anak-anak dan remaja di Jerman. Efeknya berbeda dalam ukuran tetapi tidak dalam arahnya antara kelompok usia dan stabil untuk anak laki-laki dan perempuan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Genevieve F. Dunton , Bridgette Do and Shirlene D.

Wangpada tahun 2020 dengan judul “Early effects of the Covid-19 pandemic on physical activity and sedentary behavior in children living in the U.S” Penelitian ini menjelaskan bahwa anak-

anak memiliki pola aktivitas yang berbeda dari sebelum Covid-19. Aktivitas fisik yang paling sering dilaporkan selama periode awal Covid-19 adalah bermain bebas / aktivitas fisik tidak terstruktur. Dari perilaku menetap yang dinilai, anak-anak menghabiskan waktu paling banyak untuk menonton televisi / video / film, duduk sambil berkumpul dengan teman atau keluarga secara langsung, melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan sekolah, dan bermain komputer atau video game pada awal periode Covid-19. Aktivitas sekolah termasuk vidio call dilakukan selama 90 menit dan aktivitas duduk untuk bersantai (misalnya, video game, TV, internet, berkumpul dengan keluarga) dilakukan selama lebih dari 8 jam.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata- rata MSE yang diperoleh pada data screening ketiga dengan pencilan lebih dari 1.96 kali standar deviasi untuk data uji JSTPBR adalah 36.09 dan similarity

Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai buku dan fair value investasi Republic sebagai berikut:.

Lal (1994) faktor internal atau endogenous factors berhubungan erat dengan sifat- sifat yang melekat pada tanah tersebut, sedangkan faktor eksternal yang disebut exogenous

3 area bangunan (pabrik, kantor, dan fasilitas.. pendukung pabrik) berurutan dari tahun 2007 sampai tahun 2009 sebagai berikut:1. Energy Use Index (EUI) dan Energy Cost

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak. Lebih lanjut teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah.. teknik simak bebas

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas adapun permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah bagaimana keterlaksanaan pembelajaran daring berbantuan

keuangan konsolidasi, telah terjadi pandemi virus COVID-19 yang menyebabkan penurunan perekonomian dalam negeri di awal tahun 2020, yang antara lain ditandai