Hukum Acara Peradilan Agama
VOLUNTAIRE
PERKARA PERDATA
Voluntaire jurisdictie / Permohonan
Bukan peradilan yang sesungguhnya karena tidak mengandung konflik
Hanya ada 1 pihak pemohon
Hakim leluasa menggunakan kebijaksanaan
Produk hakim : Penetapan
Contoh : penetapan ahli waris, hak asuh anak, ijin
kawin, ijin poligami, dll.
Contentious Jurisdictie / Sengketa
Peradilan yang sesungguhnya karena mengandung sengketa
Minimal ada 2 pihak
Hakim terikan dengan hukum positif
Produk hakim : putusan
Contoh : sengketa waris, wasiat, hibah, wakaf, perceraian, talak, dll.
ALASAN CERAI / TALAK
Penjelasan Pasal 39 (2) UU Perkawinan Jo. Pasal 9 PP 19/1975 :
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar
disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selarna 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang syah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
LANJUTAN ALASAN CERAI…
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau
penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
f. Antar suami dan isteri terus menerus terjadi
ALASAN CERAI (116 KHI)
a. salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
c. salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain;
e. sakah satu pihak mendapat cacat badab atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri;
f. antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
g. Suami menglanggar taklik talak;
k. peralihan agama atau murtad yang
menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.
l. Sumpah Li’an (127 KHI)
SIGHOT TAKLLIK TALAK
“sesudah akad nikah, saya...bin... berjanji dengansesungguh hati, bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan saya
pergauli istri saya bernama ... binti ... dengan baik (mu’asyaroh bil ma’ruf) menurut ajaran syari’at Islam.
Selanjutnya saya mengicapkan sighot taklik atas istri saya itu sebagai berikut:
Sewaktu-waktu saya:
(1) Meninggalkan istri saya dua tahun berturut-turut;
(2) Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya;
SIGHOT TAKLLIK TALAK
“Kemudian istri saya itu tidak ridlo dan mengadukan halnya kepada Pengadilan Agama atau petugas yang memberinya hak untuk mengurus pengaduan itu dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh Pengadilan atau petugas tersebut, dan istri saya itu membayar uang sebesar
Rp.10.000, (sepuluh ribu rupiah) sebagai iwadl (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu kepadanya.
Kepada Pengadilan atau petugas terserbut tadi saya
kuasakan untuk menerima uamh iwadl (pengganti) itu dan kemudian menyerahkannya kepada Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) pusat, untuk keperluan ibadah sosial”
Bentuk Gugatan/Permohonan
Tidak ada format baku
Ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama
Secara umum berisi :
identitas para pihak,
ISI DAN SISTEMATIKA GUGATAN
Tempat dan tanggal pengajuan gugatan
Pengadilan Agama yg berwenang
Identitas Penggugat/para Penggugat dan Kuasa hukum (jika ada diajukan oleh kuasa hukum)
Identitas Tergugat/para Tergugat
IDENTITAS PARA PIHAK
Orang : nama lengkap, termasuk gelar atau alias jika ada
nama orang tua para pihak “ bin ” atau
“ binti ”
Lanjutan..
Alamat
Orang : kedudukan hukum, alamat kediaman tambahan atau tempat tinggal sebenarnya.
dilihat dari : KTP, NPWP, Kartu Keluarga (KK)
Badan Hukum : dilihat dari anggaran dasar, NPWP, izin usaha, papan nama
“Agama : Islam….”
Lanjutan..
Penyebutan Identitas lain, tidak imperatif.
Boleh Menambahkan identitas Tergugat secara lengkap spt : umur, pekerjaan, jenis kelamin, kebangsaan.
Tidak mencantumkan identitas diatas, tidak
mengakibatkan gugatan obscuur libel atau error in persona
Yg utama nama dan alamat.
Posita/Fundamentum Petendi
Uraian tentang fakta/peristiwa yg mendasari gugatan (Rechtfeiten)
Hubungan hukum penggugat –Tergugat
Alasan-alasan yang mendasari tuntutan
Alasan Sita jaminan/ Revindicatoir/ marital
Alasan Uit Verbaar Bij Vooraad (UbV)
Uraian tentang Hukum (Rechtsgronden)
Dasar hukum Cerai, waris, wasiat, hibah, dll.
PETITUM/TUNTUTAN
Hal-hal yg dituntut Penggugat
PRIMER
Mengabulkan gugatan untuk seluruhnya
Sah dan berharga sita
Menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian
Menyatakan Pengugat dan Tergugat adalah ahli waris dari….
Membagi harta waris Alh... Secara hukum Islam
Membagi harta warisan alm... Secara hukum Islam
Menghukum Tergugat membayar biaya perkara/ Menetapakan beban biaya perkara sesuai dgn peraturan per UU an
SUBSIDER
Mohon putusan seadil-adilnya
CARA MENGAJUKAN GUGATAN
Surat Gugatan dan Surat Kuasa (jika ada) digandakan minimal 5/ sesuai jumlah para pihak
Diajukan pada Kepaniteraan Perdata PA
Membayar biaya perkara
Mendapat nomor perkara
Definisi :
menyampaikan secara resmi dan
PATUT kepada para pihak yang terlibat dalam perkara di
pengadilan, agar memenuhi dan melaksanakan hal-hal yang
diminta dan diperintahkan hakim
di persidangan.
(Yahya Harahap)DASAR HUKUM
Pasal 121 (2), 122, 126 390 HIR
Pasal 65 UU No. 2/1986 Jo. UU No. 8/2004.
Pasal 26 (1) PP 9/1975
PANGGILAN YANG PATUT
Dilakukan dengan RELAS
Oleh Juru Sita/Juru sita Pengganti
Selambat-lambatnya 3 hari kerja sebelum hari sidang
Langsung kpd yg bersangkutan
Panggilan kepada Tergugat disertai Gugatan
Jika Tergugat tdk hadir, harus dipanggil lagi hingga 3kali panggilan.
Kl alamat tdk jelas, dititipkan pd kepala desa/lurah
Kl tdk diketahui alamatnya, panggilan kpd Bupati
ditempel pd papan pengumuman Desa, bupati, dan pengadilan.
Kl sudah meninggal, panggilan diserahkan pd Ahli warisnya
Pendelegasian Pemanggilan
Apabila para pihak bertempat tinggal di luar wilayah PA yg mengadili, pemanggilan dilakukan dgn PA yg mewilayahi tempat tinggal pihak tsb.
PA yg mengadili meminta bantuan agar dilakukan
pemanggilan kpd PA yg mewilayahi tmpat tinggal para pihak
Cara Pemanggilan
Relas diserahkan langsung kepada pihak yg berperkara
Relas terdiri dr 2 rangkap, di ttd oleh pihak
berperkara, 1 untk pihak berperkara, 1 untuk majelis hakim
Juru sita melaporkan kpd majelis hakim ttg pemanggilan sidang yg telah dilakukan.
Relas 1 Relas 2 Relas 3
Akibat Hukum
Upaya Hukum
P T P T P T
1
H H X X X X
Contradictoir Banding2
H X H X H X
Verstek Verzet3
X H X H X H
Gugur gugatan baru4
X X X X X X
Dicoret gugatan baru5
H X X H H X
Contradictoir BandingTAHAP-TAHAP PERSIDANGAN
1. MEDIASI
2. PEMBACAAN GUGATAN
3. PEMBACAAN JAWABAN (EKSEPSI &REKONPENSI) 4. REPLIK
5. DUPLIK
6. PUTUSAN SELA (JIKA ADA)
MEDIASI
Mediasi adalah cara penyelesaian
sengketa melalui proses perundingan
untuk memperoleh kesepakatan para
pihak dengan dibantu oleh PIHAK
KETIGA (Mediator)
PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN
Dasar Hukum : Pasal 130 HIR Pasal 154 RBg
PERMA No. 1 tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan
PENCABUTAN DAN PERUBAHAN GUGATAN
Tidak diatur dlm HIR atau RBg
PERUBAHAN GUGATAN
Perubahan gugatan akan mempengaruhi kepentingan Tergugat, krn perubahan itu akan mempersulit
Tergugat dalam pembelaannya dan menghambat jalannya persidangan.
Tergugat akan lebih diuntungkan jika tidak ada perubahan atas gugatan yg telah diajukan
WAKTU PENGAJUAN PERUBAHAN GUGATAN
Dilakukan sebelum pembacaan Gugatan
Dalam praktek dikenal dengan RENVOI
PERUBAHAN GUGATAN
Tidak boleh merubah pokok perkara (peristiwa yg menjadi dasar tuntutan)
Tidak boleh menambah tuntutan
Perngurangan tuntutan dibolehkan
ALASAN PENCABUTAN GUGATAN
Tergugat telah memenuhi tuntutan Penggugat.
Terdapat kekeliruan yg fatal dari surat gugatan
WAKTU PENCABUTAN GUGATAN
Dilakukan sebelum perkara diperiksa di persidangan, atau
Sebelum Tergugat mengajukan jawaban
TIDAK PERLU PERSETUJUAN TERGUGAT
Sesudah Tergugat mengajukan jawaban
HARUS SEIJIN TERGUGAT
JAWABAN
Dapat berisi :
EKSEPSI
JAWABAN KONPENSI
REKONPENSI
TANGKISAN/BANTAHAN DILUAR POKOK PERKARA
E K S E P S I
OBSCUUR LIBEL
DECLINATOIR
DISQUALIFICATOIR
PEREMTOIR
DILATOIR
EXEPTIO PLURIUM LITIS CONSORTIUM
NEBIS IN IDEM
Jenis E K S E P S I
Gugatan kabur, tidak jelas dan pasti. Yg dimaksut gugatan kabur adalah :
Dalil gugatan/posita/fundamental petendi tidak jelas
Tidak jelas objek sengketanya
Petitum tidak jelas
O B S C U U R L I B E L
Sifat Eksepsi declinatoir adalah yang
mengelakan. Eksepsi ini bertujuan agar Hakim menyatakan diri tidak berwenang mengadili perkara.
Eksepsi tentang Kompentensi baik Absolut maupun Kompetensi Relatif.
D E C L I N A T O I R
Eksepsi Kompetensi Absolut : PA tidak
berwenang mengadili, yg berwenang mengadili adalah peradilan lain, (PN, PTUN)
Hakim dapat menyatakan diri tdk berwenang scr Absolut,
Dapat diajukan meskipun ditengah2 sidang (pasal 134 HIR
Eksepsi Kompetensi Relatif :
Eksepsi yang menyatakan Penggugat
tidak memiliki kapasitas/kedudukan sebagai Penggugat dalam perkara ini.
D I S Q U A L I F I C A T O I R
Eksepsi yang bertujuan untuk menunda diajukan gugatan, bisa dikarenakan
batas waktu belum jatuh tempo atau ada kesepakatan penundaan
pelaksanaan kewajiban
D I L A T O I R
Tangkisan karena gugatan diajukan telah melampaui waktu (kadaluarsa) atau Tergugat telah dibebaskan dari kewajiban.
P E R E M T O I R
Eksepsi ini dibagi menjadi 2
Eksespsi Error in Persona
Espsepsi Subjectum Litis
E X E P T I O P L U R I U M
L I T I S C O N S O R T I U M
Tergugat menyatakan gugatan penggugat salah alamat.
Seharusnya bukan tergugat yang
digugat, tetapi pihak lain yang harus bertanggung jawab (sebagai Tergugat)
Eksespsi Error in Persona
Gugatan Penggugat kurang subjek
Seharusnya ada pihak lain yg ikut digugat
Cth :
dlm perkara waris, seluruh ahli waris harus jd pihak dalam gugatan.
Eksepsi Subjectum Litis
SATU PERKARA YANG SAMA, TIDAK DAPAT
DIPERIKSA DAN DIPUTUS PADA DUA PERADILAN PADA TINGKAT YANG SAMA.
NEBIS IN IDEM
Eksepsi HARUS diajukan bersama-sama dengan Jawaban.
Kecuali eksepsi tentang Kompetensi Absolut. Setiap waktu sebelum
Putusan dapat diajukan Eksepsi
JAWABAN TENTANG POKOK PERKARA
Jawaban Konpesi dapat berisi :
Pengakuan,
bantahan atau
referte.
K O N P E N S I
Jawaban Tergugat dapat berisi
Pengakuan tentang apa yang didalilkan Penggugat.
Pengakuan dapat dlm bentuk
pengakuan seluruhnya atau Pengakuan
PENGAKUAN
Membantah dalil-dalai Gugatan Penggugat
Tergugat memiliki alur kronologi sendiri yang berbeda dengan
Penggugat
BANTAHAN
Menyerahkan segalanya pada kebijaksanaan hakim (Pasrah Bongkokan)
Tergugat tidak melakukan pengakuan, tidak juga melakukan bantahan
REFERTE
Gugatan balasan/gugatan balik yang
diajukan oleh Tergugat kepada Penggugat karena terdapat hubungan hukum lain, selain perkara konpensi.
Rekonpensi HARUS diajukan bersama-sama dengan Jawaban, baik tertulis maupun lisan (132b (1) HIR)
R E K O N P E N S I
Penggugat dalam Konpensi
berkedudukan sebagai Tergugat Rekonpensi
Tergugat dalam Konpensi
berkedudukan sebagai Penggugat
Para Pihak sama dan memiliki kapasitas yang sama
PA berwenang mengadili perkara rekonpensi tersebut
Bukan perkara dalam rangka melaksanakan isi suatu putusan Pengadilan/eksekusi
Dlm perkara rekonpensi tidak berlaku ketentuan ttg kompetensi Relatif
SYARAT GUGATAN REKONPENSI
REKONPENSI DLM PERMOHONAN TALAK/CERAI GUGAT
Hak asuh anak (hadlanah);
Pembagian Harta Gono Gini;
Istri yg ditalak suaminya, memiliki hak yg dituntut melalui Rekonpensi :
Iddah;
Mut’ah;
Jauziyah;
Pasal 149 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam yang pada pokoknya berbunyi :
“Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:
(1)memberikan mut`ah yang layak kepada bekas
isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;
(2)memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah di jatuhi talak ba’in atau nusyus dan dalam keadaan tidak hamil”;
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983
Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS Jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 Pasal 8 beserta perubahannya berbunyi sebagai berikut :
(1) Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria maka ia wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas istri dan anak-anaknya.
(2) Pembagian gaji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ialah sepertiga untuk PNS pria yang bersangkutan