• Tidak ada hasil yang ditemukan

Heri Hartanto - FH-UNS. Hukum Acara Peradilan Agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Heri Hartanto - FH-UNS. Hukum Acara Peradilan Agama"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Acara Peradilan Agama

(2)

VOLUNTAIRE

PERKARA PERDATA

(3)

Voluntaire jurisdictie / Permohonan

Bukan peradilan yang sesungguhnya karena tidak mengandung konflik

Hanya ada 1 pihak  pemohon

Hakim leluasa menggunakan kebijaksanaan

Produk hakim : Penetapan

Contoh : penetapan ahli waris, hak asuh anak, ijin

kawin, ijin poligami, dll.

(4)

Contentious Jurisdictie / Sengketa

 Peradilan yang sesungguhnya karena mengandung sengketa

 Minimal ada 2 pihak

 Hakim terikan dengan hukum positif

 Produk hakim : putusan

 Contoh : sengketa waris, wasiat, hibah, wakaf, perceraian, talak, dll.

(5)

ALASAN CERAI / TALAK

Penjelasan Pasal 39 (2) UU Perkawinan Jo. Pasal 9 PP 19/1975 :

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar

disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selarna 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang syah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

(6)

LANJUTAN ALASAN CERAI…

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau

penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;

f. Antar suami dan isteri terus menerus terjadi

(7)

ALASAN CERAI (116 KHI)

a. salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

c. salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d. salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain;

e. sakah satu pihak mendapat cacat badab atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri;

f. antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;

g. Suami menglanggar taklik talak;

k. peralihan agama atau murtad yang

menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

l. Sumpah Li’an (127 KHI)

(8)

SIGHOT TAKLLIK TALAK

“sesudah akad nikah, saya...bin... berjanji dengansesungguh hati, bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan saya

pergauli istri saya bernama ... binti ... dengan baik (mu’asyaroh bil ma’ruf) menurut ajaran syari’at Islam.

Selanjutnya saya mengicapkan sighot taklik atas istri saya itu sebagai berikut:

Sewaktu-waktu saya:

(1) Meninggalkan istri saya dua tahun berturut-turut;

(2) Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya;

(9)

SIGHOT TAKLLIK TALAK

“Kemudian istri saya itu tidak ridlo dan mengadukan halnya kepada Pengadilan Agama atau petugas yang memberinya hak untuk mengurus pengaduan itu dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh Pengadilan atau petugas tersebut, dan istri saya itu membayar uang sebesar

Rp.10.000, (sepuluh ribu rupiah) sebagai iwadl (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu kepadanya.

Kepada Pengadilan atau petugas terserbut tadi saya

kuasakan untuk menerima uamh iwadl (pengganti) itu dan kemudian menyerahkannya kepada Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) pusat, untuk keperluan ibadah sosial”

(10)

Bentuk Gugatan/Permohonan

 Tidak ada format baku

 Ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama

 Secara umum berisi :

 identitas para pihak,

(11)

ISI DAN SISTEMATIKA GUGATAN

 Tempat dan tanggal pengajuan gugatan

 Pengadilan Agama yg berwenang

 Identitas Penggugat/para Penggugat dan Kuasa hukum (jika ada diajukan oleh kuasa hukum)

 Identitas Tergugat/para Tergugat

(12)

IDENTITAS PARA PIHAK

Orang : nama lengkap, termasuk gelar atau alias jika ada

nama orang tua para pihak “ bin ” atau

“ binti

(13)

Lanjutan..

 Alamat

Orang : kedudukan hukum, alamat kediaman tambahan atau tempat tinggal sebenarnya.

dilihat dari : KTP, NPWP, Kartu Keluarga (KK)

Badan Hukum : dilihat dari anggaran dasar, NPWP, izin usaha, papan nama

“Agama : Islam….”

(14)

Lanjutan..

 Penyebutan Identitas lain, tidak imperatif.

Boleh Menambahkan identitas Tergugat secara lengkap spt : umur, pekerjaan, jenis kelamin, kebangsaan.

Tidak mencantumkan identitas diatas, tidak

mengakibatkan gugatan obscuur libel atau error in persona

Yg utama nama dan alamat.

(15)

Posita/Fundamentum Petendi

 Uraian tentang fakta/peristiwa yg mendasari gugatan (Rechtfeiten)

Hubungan hukum penggugat –Tergugat

Alasan-alasan yang mendasari tuntutan

Alasan Sita jaminan/ Revindicatoir/ marital

Alasan Uit Verbaar Bij Vooraad (UbV)

(16)

Uraian tentang Hukum (Rechtsgronden)

Dasar hukum Cerai, waris, wasiat, hibah, dll.

(17)

PETITUM/TUNTUTAN

 Hal-hal yg dituntut Penggugat

PRIMER

Mengabulkan gugatan untuk seluruhnya

Sah dan berharga sita

Menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian

Menyatakan Pengugat dan Tergugat adalah ahli waris dari….

Membagi harta waris Alh... Secara hukum Islam

Membagi harta warisan alm... Secara hukum Islam

Menghukum Tergugat membayar biaya perkara/ Menetapakan beban biaya perkara sesuai dgn peraturan per UU an

SUBSIDER

Mohon putusan seadil-adilnya

(18)

CARA MENGAJUKAN GUGATAN

 Surat Gugatan dan Surat Kuasa (jika ada) digandakan minimal 5/ sesuai jumlah para pihak

 Diajukan pada Kepaniteraan Perdata PA

 Membayar biaya perkara

 Mendapat nomor perkara

(19)

Definisi :

menyampaikan secara resmi dan

PATUT kepada para pihak yang terlibat dalam perkara di

pengadilan, agar memenuhi dan melaksanakan hal-hal yang

diminta dan diperintahkan hakim

di persidangan.

(Yahya Harahap)

(20)

DASAR HUKUM

 Pasal 121 (2), 122, 126 390 HIR

 Pasal 65 UU No. 2/1986 Jo. UU No. 8/2004.

 Pasal 26 (1) PP 9/1975

(21)

PANGGILAN YANG PATUT

 Dilakukan dengan RELAS

 Oleh Juru Sita/Juru sita Pengganti

 Selambat-lambatnya 3 hari kerja sebelum hari sidang

 Langsung kpd yg bersangkutan

 Panggilan kepada Tergugat disertai Gugatan

 Jika Tergugat tdk hadir, harus dipanggil lagi hingga 3kali panggilan.

(22)

 Kl alamat tdk jelas, dititipkan pd kepala desa/lurah

 Kl tdk diketahui alamatnya, panggilan kpd Bupati

ditempel pd papan pengumuman Desa, bupati, dan pengadilan.

Kl sudah meninggal, panggilan diserahkan pd Ahli warisnya

(23)

Pendelegasian Pemanggilan

 Apabila para pihak bertempat tinggal di luar wilayah PA yg mengadili, pemanggilan dilakukan dgn PA yg mewilayahi tempat tinggal pihak tsb.

 PA yg mengadili meminta bantuan agar dilakukan

pemanggilan kpd PA yg mewilayahi tmpat tinggal para pihak

(24)

Cara Pemanggilan

 Relas diserahkan langsung kepada pihak yg berperkara

 Relas terdiri dr 2 rangkap, di ttd oleh pihak

berperkara, 1 untk pihak berperkara, 1 untuk majelis hakim

 Juru sita melaporkan kpd majelis hakim ttg pemanggilan sidang yg telah dilakukan.

(25)

Relas 1 Relas 2 Relas 3

Akibat Hukum

Upaya Hukum

P T P T P T

1

H H X X X X

Contradictoir Banding

2

H X H X H X

Verstek Verzet

3

X H X H X H

Gugur gugatan baru

4

X X X X X X

Dicoret gugatan baru

5

H X X H H X

Contradictoir Banding

(26)

TAHAP-TAHAP PERSIDANGAN

1. MEDIASI

2. PEMBACAAN GUGATAN

3. PEMBACAAN JAWABAN (EKSEPSI &REKONPENSI) 4. REPLIK

5. DUPLIK

6. PUTUSAN SELA (JIKA ADA)

(27)

MEDIASI

Mediasi adalah cara penyelesaian

sengketa melalui proses perundingan

untuk memperoleh kesepakatan para

pihak dengan dibantu oleh PIHAK

KETIGA (Mediator)

(28)

PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN

 Dasar Hukum : Pasal 130 HIR Pasal 154 RBg

PERMA No. 1 tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan

(29)

PENCABUTAN DAN PERUBAHAN GUGATAN

 Tidak diatur dlm HIR atau RBg

(30)

PERUBAHAN GUGATAN

Perubahan gugatan akan mempengaruhi kepentingan Tergugat, krn perubahan itu akan mempersulit

Tergugat dalam pembelaannya dan menghambat jalannya persidangan.

Tergugat akan lebih diuntungkan jika tidak ada perubahan atas gugatan yg telah diajukan

(31)

WAKTU PENGAJUAN PERUBAHAN GUGATAN

 Dilakukan sebelum pembacaan Gugatan

 Dalam praktek dikenal dengan RENVOI

(32)

PERUBAHAN GUGATAN

 Tidak boleh merubah pokok perkara (peristiwa yg menjadi dasar tuntutan)

 Tidak boleh menambah tuntutan

 Perngurangan tuntutan dibolehkan

(33)

ALASAN PENCABUTAN GUGATAN

 Tergugat telah memenuhi tuntutan Penggugat.

 Terdapat kekeliruan yg fatal dari surat gugatan

(34)

WAKTU PENCABUTAN GUGATAN

Dilakukan sebelum perkara diperiksa di persidangan, atau

Sebelum Tergugat mengajukan jawaban

 TIDAK PERLU PERSETUJUAN TERGUGAT

Sesudah Tergugat mengajukan jawaban

 HARUS SEIJIN TERGUGAT

(35)

JAWABAN

Dapat berisi :

 EKSEPSI

 JAWABAN KONPENSI

 REKONPENSI

(36)

 TANGKISAN/BANTAHAN DILUAR POKOK PERKARA

E K S E P S I

(37)

OBSCUUR LIBEL

DECLINATOIR

DISQUALIFICATOIR

PEREMTOIR

DILATOIR

EXEPTIO PLURIUM LITIS CONSORTIUM

NEBIS IN IDEM

Jenis E K S E P S I

(38)

Gugatan kabur, tidak jelas dan pasti. Yg dimaksut gugatan kabur adalah :

Dalil gugatan/posita/fundamental petendi tidak jelas

Tidak jelas objek sengketanya

Petitum tidak jelas

O B S C U U R L I B E L

(39)

 Sifat Eksepsi declinatoir adalah yang

mengelakan. Eksepsi ini bertujuan agar Hakim menyatakan diri tidak berwenang mengadili perkara.

 Eksepsi tentang Kompentensi baik Absolut maupun Kompetensi Relatif.

D E C L I N A T O I R

(40)

Eksepsi Kompetensi Absolut : PA tidak

berwenang mengadili, yg berwenang mengadili adalah peradilan lain, (PN, PTUN)

Hakim dapat menyatakan diri tdk berwenang scr Absolut,

Dapat diajukan meskipun ditengah2 sidang (pasal 134 HIR

Eksepsi Kompetensi Relatif :

(41)

Eksepsi yang menyatakan Penggugat

tidak memiliki kapasitas/kedudukan sebagai Penggugat dalam perkara ini.

D I S Q U A L I F I C A T O I R

(42)

Eksepsi yang bertujuan untuk menunda diajukan gugatan, bisa dikarenakan

batas waktu belum jatuh tempo atau ada kesepakatan penundaan

pelaksanaan kewajiban

D I L A T O I R

(43)

 Tangkisan karena gugatan diajukan telah melampaui waktu (kadaluarsa) atau Tergugat telah dibebaskan dari kewajiban.

P E R E M T O I R

(44)

Eksepsi ini dibagi menjadi 2

 Eksespsi Error in Persona

 Espsepsi Subjectum Litis

E X E P T I O P L U R I U M

L I T I S C O N S O R T I U M

(45)

 Tergugat menyatakan gugatan penggugat salah alamat.

 Seharusnya bukan tergugat yang

digugat, tetapi pihak lain yang harus bertanggung jawab (sebagai Tergugat)

Eksespsi Error in Persona

(46)

 Gugatan Penggugat kurang subjek

 Seharusnya ada pihak lain yg ikut digugat

Cth :

dlm perkara waris, seluruh ahli waris harus jd pihak dalam gugatan.

Eksepsi Subjectum Litis

(47)

 SATU PERKARA YANG SAMA, TIDAK DAPAT

DIPERIKSA DAN DIPUTUS PADA DUA PERADILAN PADA TINGKAT YANG SAMA.

NEBIS IN IDEM

(48)

Eksepsi HARUS diajukan bersama-sama dengan Jawaban.

Kecuali eksepsi tentang Kompetensi Absolut. Setiap waktu sebelum

Putusan dapat diajukan Eksepsi

(49)

 JAWABAN TENTANG POKOK PERKARA

 Jawaban Konpesi dapat berisi :

 Pengakuan,

 bantahan atau

referte.

K O N P E N S I

(50)

 Jawaban Tergugat dapat berisi

Pengakuan tentang apa yang didalilkan Penggugat.

 Pengakuan dapat dlm bentuk

pengakuan seluruhnya atau Pengakuan

PENGAKUAN

(51)

 Membantah dalil-dalai Gugatan Penggugat

 Tergugat memiliki alur kronologi sendiri yang berbeda dengan

Penggugat

BANTAHAN

(52)

 Menyerahkan segalanya pada kebijaksanaan hakim (Pasrah Bongkokan)

 Tergugat tidak melakukan pengakuan, tidak juga melakukan bantahan

REFERTE

(53)

 Gugatan balasan/gugatan balik yang

diajukan oleh Tergugat kepada Penggugat karena terdapat hubungan hukum lain, selain perkara konpensi.

 Rekonpensi HARUS diajukan bersama-sama dengan Jawaban, baik tertulis maupun lisan (132b (1) HIR)

R E K O N P E N S I

(54)

 Penggugat dalam Konpensi

berkedudukan sebagai Tergugat Rekonpensi

 Tergugat dalam Konpensi

berkedudukan sebagai Penggugat

(55)

Para Pihak sama dan memiliki kapasitas yang sama

PA berwenang mengadili perkara rekonpensi tersebut

Bukan perkara dalam rangka melaksanakan isi suatu putusan Pengadilan/eksekusi

Dlm perkara rekonpensi tidak berlaku ketentuan ttg kompetensi Relatif

SYARAT GUGATAN REKONPENSI

(56)

REKONPENSI DLM PERMOHONAN TALAK/CERAI GUGAT

Hak asuh anak (hadlanah);

Pembagian Harta Gono Gini;

Istri yg ditalak suaminya, memiliki hak yg dituntut melalui Rekonpensi :

Iddah;

Mut’ah;

Jauziyah;

(57)

Pasal 149 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam yang pada pokoknya berbunyi :

“Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:

(1)memberikan mut`ah yang layak kepada bekas

isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;

(2)memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah di jatuhi talak ba’in atau nusyus dan dalam keadaan tidak hamil”;

(58)

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983

Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS Jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 Pasal 8 beserta perubahannya berbunyi sebagai berikut :

(1) Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria maka ia wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas istri dan anak-anaknya.

(2) Pembagian gaji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ialah sepertiga untuk PNS pria yang bersangkutan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Inpres Laemanta, bahwa hasil belajar siswa sangatlah rendah dalam memahami materi palajaran khusunya pada mata

Makna tokoro sebagai nomina bila digabungkan dengan verba atau dibelakang verba dalam bentuk kala kini dan kala lampu, maka maknanya akan berubah dari makna

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode pembelajaran permainan kooperatif

Karena dengan tak pernah absenya Mischief Denim dalam event tahunan tersebut di tambah dengan merupakan salah satu produk jeans lokal yang memiliki followers Instagram terbanyak

Gagasan karya akan diaplikasikan ke dalam sebuah perancangan buku, yaitu graphic diary atau buku harian yang digrafiskan, berisi narasi cerita dari beberapa perempuan Porong.. Buku

Dari nilai redaman tersebut maka dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan fade slope pada tiap even hujan dan fade duration dengan menentukan batas thresholdnya yaitu pada 5,

Sulistyawati dan Cahaya Wirawan Hadi, (2010) Meneladani Etos Kerja Warga Tionghoa.Jurnal ini menjelaskan tentang pedagang Tionghoa di Indonesia merekalah yang paling berhasil.Hal

Salah satunya dengan menggunakan alat peraga atau prototype subjek/objek materi sebagai alat bantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep sains, serta pembenahan