• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : IDAH HADIJAH

Editor:

TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2003

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas berkah dan rahmatnya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan penulisa bahan ajar/modul yang berjudul Teknik Pembuatan Busana Industri III (Marker). Bahan ajar ini merupakan salah satu upaya pengadaan bahan ajar khususnya bagi Sekolah Menengah Kejuruan program keahlian Tata Busana

Dengan tersedianya bahan ajar semacam ini, diharapkan siswa mampu mempelajari dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih, khususnya pada bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Menengah dan kejuruan Departemen Pendidikan Nasional yang telah memberikan kesempatan serta bantuan moril dan meteriil dalam peyusunan bahan ajar ini.

Harapan penulis kepada pembaca, semoga bahan ajar ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Penulis,

(3)

DESKRISI JUDUL

Ruang lingkup isi modul ini terdiri atas pembahasan secara teoritis dan praktis tentang :

1. Merancang bahan di atas kertas sesuai dengan produk yang direncanakan 2. Menyiapkan alat untuk pekerjaan marker

3. Meletakkan kertas rancangan bahan di atas bahan tekstil 4. Menggunting bahan secara massal.

Modul ini sangat terkait dengan modul lainnya, antara lain: Teknik DasarMenjahit II, Teknik Pembuatan Busana Industri II serta Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3.

Setelah melaksanakan aktivitas belajar dengan praktek industri, diharapkan anda memiliki kemampuan membuat rancangan bahan/marker serta menggunting secara massal.

(4)

PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA

417BBUS 417CBUS

417DBUS

417ABUS 416CBUS

416BBUS 416ABUS

415ABUS

414ABUS

313ABUS

313BBUS 313CBUS

312ABUS 312BBUS

312CBUS

311ABUS BUS311B

207ABUS 207BBUS

207CBUS 101ABUS

101BBUS

208ABUS

208BBUS BUS

208C BUS

209A 209BBUS

209CBUS 210ABUS

210BBUS 210CBUS 415BBUS

414BBUS BUSR

418 M

BUS313

BUSE F 205

BUS206

BUSG

207 BUSA

101 BUSB

102

BUSC

103

BUSD

104

BUSH

208

BUSI

209 BUSJ

210 BUSL

312

BUSK

311 BUSQ

417

BUSP

416

IV JURU GAMBAR

I PEMBANTU

PENJAHIT BUSO

415

BUSN

414

III PENJAHIT

MODISTE

II PENJAHIT INDUSTRI

(5)

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA

Mata Diklat : A. Memelihara Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana

No Kode Modul Judul Modul

1. BUS – 101A Pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana BUS -101B Piranti menjahit

Mata Diklat : B. Menjahit Bagian Busana Sesuai Dengan Prosedur Menjahit

No Kode Modul Judul Modul

2 BUS -102 Teknik Jahit Bagian-bagian Busana

Mata Diklat : C. Memberi Tanda Untuk Jahit dan Setrika

No Kode Modul Judul Modul

3 BUS – 103 Tanda-tanda Jahit dan Penyeterikaan

Mata Diklat : D. Melaksanakan Pengepakan Pakaian Dalam Kemasan dan Siap Kirim

No Kode Modul Judul Modul

4 BUS – 104 Teknik Pengemasan dan Pelabelan

Mata Diklat : E. Melakukan Proses Dan Pelaksanaan Penyeterikaan Dan Pressing

No Kode Modul Judul Modul

5 BUS -205 Teknik Setrika dan Pressing

Mata Diklat : F. Melaksanakan Pekerjaan Pengikatan Dan Penomoran Potongan Busana

No Kode Modul Judul Modul

6 BUS -206 Teknik Pengikatan dan Penomoran Potongan Busana Mata Diklat : G. Melaksanakan Pekerjaan Marker

No Kode Modul Judul Modul

7 BUS – 207A Teknik marker

BUS – 207B Teknik merancang bahan

BUS – 207C Petunjuk praktis pekerjaan marker

(6)

Mata Diklat : H. Membuat Sampel Sesuai Desain

No Kode Modul Judul Modul

8 BUS – 208A Teknik pembuatan sampel (busana wanita) BUS – 208B Teknik pembuatan sampel (busana pria) BUS – 208C Teknik pembuatan sampel (busana anak)

Mata Diklat : I. Melaksanakan Pekerjaan Bagian Produksi

No Kode Modul Judul Modul

9 BUS – 209A Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana anak) BUS – 209B Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana

wanita)

BUS – 209C Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana pria) Mata Diklat : J. Melakukan Pekerjaan Bordir

No Kode Modul Judul Modul

10 BUS – 210A Teknik bordir

BUS – 210B Teknik bordir lanjut pada busana BUS – 210C Variasi bordir

Mata Diklat : K. Melakukan Pekerjaan Sablon/Printing

No Kode Modul Judul Modul

11 BUS – 311A Dasar-dasar printing

BUS – 311B Pengembangan printing design

Mata Diklat : L. Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi Dan Model

No Kode Modul Judul Modul

12 BUS – 312A Konstruksi pola busana pria BUS – 312B Konstruksi pola busana wanita BUS – 312C Konstruksi pola busana anak

Mata Diklat : M. Membuat Pakaian Dengan Teknik Madya

No Kode Modul Judul Modul

13 BUS – 313A Prinsip dasar pembuatan busana Madya BUS – 313B Garniture

BUS – 313C Teknik penyelesaian busana madya

Mata Diklat : N. Berkomunikasi Dan Melaksanakan Pelayanan Prima

No Kode Modul Judul Modul

14 BUS – 414A Teknik komunikasi

(7)

Mata Diklat : O. Membuat Pakaian Dengan Teknik Tailoring

No Kode Modul Judul Modul

15 BUS – 415A Prinsip dasar pembuatan busana tailoring BUS – 415B Teknik penyelesaian busana tailoring

Mata Diklat : P. Membuat Desain Busana Dan Desain Hiasan

No Kode Modul Judul Modul

16 BUS – 416A Menggambar proporsi tubuh manusia BUS – 416B Dasar-dasar desain hiasan busana

BUS – 416C Dasar-dasar desain hiasan lenan rumah tangga Mata Diklat : Q. Membuat Hiasan Dan Penerapannya Pada Busana Dan

Lenan Rumah Tangga

No Kode Modul Judul Modul

17 BUS – 417A Pola hiasan lenan rumah tangga BUS – 417B Pola hiasan busana

BUS – 417C Teknik menghias lenan rumah tangga BUS – 417D Teknik menghias busana

Mata Diklat : R. Melakukan Draping Pakaian

No Kode Modul Judul Modul

18 BUS – 418 Prinsip dan teknik draping busana

(8)

PRASYARAT

Modul ini dapat dipelajari setelah anda memiliki kemampuan atau telah menempuh modul: Teknik DasarMenjahit II, Teknik Pembuatan Busana Industri II serta Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3, dengan bukti pemilikan kompetensi sebagaimana yang tertulis pada skill pasport/lembar hasil uji kompetensi.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

KATA PENGANTAR ………. . ii

DESKRIPSI JUDUL ………. iii

PETA KEDUDUKAN MODUL ……….. iv

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL ……….…. v

PRASYARAT ………. viii

DAFTAR ISI ……….……. ix

PERISTILAHAN/GLOSSARY ……….….….…. 1

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……….….…… .. 2

TUJUAN ………..…….. 3

KEGIATAN BELAJAR I: MERANCANG BAHAN ………... 4

A. LEMBAR INFORMASI ………..…… 4

B. LEMBAR KERJA ………..… 5

C. LEMBAR LATIHAN ………. 10

KEGIATAN BELAJAR II: MELETAKAN KERTAS MARKER DI ATAS BAHAN ………. 11

A. LEMBAR INFORMASI ……….…………. . 11

B. LEMBAR KERJA ………..… 12

D. LEMBAR LATIHAN ………..…… 13

KEGIATAN BELAJAR III: MENGGUNTING BAHAN SECARA MASAL ………..……….… 14

A. LEMBAR INFORMASI ……….… 14

B. LEMBAR KERJA ………..… 15

C. LEMBAR LATIHAN ……….. 18

LEMBAR EVALUASI ………..……….… 19

LEMBAR KUNCI JAWABAN ………..…..….…. 20

DAFTAR PUSTAKA ……….…….… 24

(10)

PERISTILAHAN/GLOSSARY

1. Patern making

Patern making adalah pembuatan pola oleh tukang pola , pola yang dibuat sesuai dengan permintaan buyers.

2. Sample making

Sample making yaitu pembuatan contoh busana yang akan diproduksi.

Sebelum busana diprodusi secara besar -besaran/ massal , 3. Grading

Grading berasal dari kata grade yaitu memperingkatkan. Grading pola adalah memperingkatkan pola ke dalam satu atau beberapa size/ukuran di atasnya atau dibawahnya. Proses grading dilakukan secara manual dan komputerisasi.

4. Marker Planing and Making.

Marker planing and making yaitu bagian perencanaan dan pembuatan marker (rancangan bahan) yang digunakan untuk menentukan kebutuhan kain yang diperlukan sesuai dengan order yang akan diproduksi.

5. Spreading

Membentangkan kain pada meja potong, dimana jumlah lapisan kain bisa mencapai 100 lembar atau lebih sesuai dengan jumlah order dan kapasitas mesin potong.

6. Cutting

Menggunting bahan yang siap dipotong (setelah proses spreading) akan dipotong dengan mesin potong.

(11)

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Langkah langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah sebagai kerikut :

1. Pelajari materi yang tercantum di dalam modul ini sampai anda benar-benar mengerti dan paham .

2. Jawablah lembar latihan dengan cara mengisi lembar latihan lalu mencocokannya dengan lembar kunci jawaban.

3. Ukurlah kemampuan anda dengan cara mengerjakan lembar evaluasi, bila hasilnya banyak yang salah, maka anda mempelajari lagi materi modul ini, sampai anda dapat menjawab lembar evaluasi dengan benar.

4. Bila belum paham atau ditemui kesulitan pada saat praktek , hubungi guru/

instruktur yang mengajar mata diklat Teknik Pembuatan Busana Industri III.

5. Total alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul ini adalah 240 jam/semester dengan rincian sebagai berikut :

a. Kegiatan belajar I ( Merancang bahan ) : 40 jam

b. Kegiatan belajar II (Meletakan kertas marker diatas bahan tekstil): 100 jam

c. Kegiatan belajar III ( Menggunting bahan secara massal): 100 jam

(12)

TUJUAN

A. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul Pratata Dasar, maka diharapkan anda akan memiliki kemampuan Merancang bahan di atas kertas, persiapan alat pekerjaan marker, praktek meletakan kertas marker di atas bahan tekstil, memindahkan tanda –tanda pola sesuai dengan marker serta praktek menggunting secara massal.

B. Tujuan Antara

Setelah diberikan materi Teknik Pembuatan Busana Industri III siswa : 1. Terampil merancang bahan di atas kertas sesuai dengan produk yang

direncanakan

2. Menyiapkan alat untuk pekerjaan marker

3. Meletakkan kertas rancangan bahan di atas bahan tekstil 4. Menggunting bahan secara massal.

(13)

KEGIATAN BELAJAR I MERANCANG BAHAN

A. Lembar Informasi

Merancang bahan yaitu membuat rancangan/ rencana mengenai bahan/ kain yang akan dipergunakan untuk memproduksi suatu model busana, dengan cara meletakan pola yang telah diberi kampuh di atas bahan dan diatur sedemikian rupa sehingga mengetahui berapa banyak bahan yang diperlukan untuk memproduksi busana. Tujuan dari merancang bahan yaitu untuk mengetahui kebutuhan kain yang diperlukan dengan order yang diproduksi serta bahan yang dipergunakan benar-benar efektif dan efisien .

Tahapan didalam merancang bahan yaitu berikut ini : 1. Patern making

Patern making adalah pembuatan pola oleh tukang pola , pola yang dibuat sesuai dengan permintaan buyers.

Di dalam pembuatan pola kadang- kadang cara pembuatan polanya ditentukan oleh buyer dengan melampirkan cara pembuatan pola dalam pesanannya. Tetapi apabila tidak ada lampiran cara pembuatan pola, maka perusahaan yang menentukan pola yang akan digunakan.

2. Sample making

Sample making yaitu pembuatan contoh busana yang akan diproduksi.

Sebelum busana diprodusi secara besar-besaran/ massal , perus ahaan terlebih dahulu membuat sample/ contoh sesuai dengan pesanan , apabila tidak sesuai dengan yang diminta, maka perusahaan akan memperbaiki pola yang telah dibuat disesuaikan dengan keinginan buyer

3. Grading

Grading berasal dari kata grade yaitu memperingkatkan. Grading pola adalah memperingkatkan pola ke dalam satu atau beberapa size/ ukuran di atasnya atau dibawahnya.

(14)

Pola yang telah sesuai dengan sample akan digrade dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan pesanan buyer. Proses grading pada perusahaan skala kecil dan menengah biasanya dikerjakan secara manual, tetapi pada perusahaan besar biasanya dibantu dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk diperbanyak , untuk merancang bahan serta sebagai arsip perusahaan.

Pola manual yang sudah lengkap dengan asesorisnya (misalnya saku), diletakan di atas sebuah papan putih (lecra system), kemudian dengan menggunakan remote control pola tersebut dimasukan dalam komputer, sehingga teknisi grading hanya membentuk bagian-bagian yang dirasa kurang sempurna. Di dalam sistem komputer sudah terdapat patokan/

standar ukuran besar kecil pola yang dibuat, teknisi grading hanya mengisi berapa selisihnya setiap ukuran, sehingga sekali clik , pola tersebut membentuk layer-layer sendiri (grading) lengkap dengan ukurannya. Setelah pola digrading pembuat marker tinggal menentukan/

mengambil ukuran/size yang dipesan oleh buyer, kemudian membuat rancangan bahan. Membuat rancangan bahan dengan sistem komputer lebih mudah karena di dalamnya tersedia fasilitas bentuk panjang kain yang digunakan, sehingga pola terkesan diletakan di atas kain/ bahan, pada menu size dalam komputer bisa diatur panjang pendeknya bahan yang diperlukan.

4. Marker Planing and Making.

Marker planing and making yaitu bagian perencana an dan pembuatan marker (rancangan bahan) yang digunakan untuk menentukan kebutuhan kain yang diperlukan sesuai dengan order yang akan diproduksi.

B. Lembar Kerja

1. Alat

Alat yang dipergunakan untuk merancang bahan yaitu tercantum pada tabel 1

(15)

Tabel 1.1.: Alat Yang Dipergunakan Untuk Merancang Bahan

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan 1. Kertas /buku

pola

Tanpa garis dan bergaris.

Sesuai dengan kebutuhan

Untuk membuat pola

2. Alat tulis Pensil hitam dan merah/biru, ballpoint

1 buah Menggambar dan menulis

3. Lem Lem kertas 1 buah Mengelem kertas

4. Gunting Logam 1 buah Menggunting kertas

5. Skala Kertas 1 buah Membuat / mengukur

pola 6. Penggaris Plastik 1 buah Menggaris

2. Bahan

Bahan yang dipergunakan untuk merancang bahan sebagaimana tercantum pada tabel 1.2.

Tabel 1.2: Bahan Yang Dipergunakan Untuk Merancang Bahan

No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan 1. Kertas payung Warna kuning

kecoklatan

Sesuai dengan kebutuhan

Digunakan sebagai bahan/kain untuk merancang.

2. Kertas doorslag Merah/ biru 1 lembar Menjiplak pola 3. Karton Manila atau

dupleks

1 buah Tempat untuk menjiplak pola yang akan digunakan untuk merancang bahan.

4. Plastik Mika 2 lembar Untuk grading pola

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja a. Memakai jas lab/pakaian kerja

(16)

c. Menghindari pemakaian alat yang rusak

d. Memperhatikan dengan seksama model yang akan dibuat.agar tidak terjadi kekeliruan mulai dari pembuatan pola sampai dengan finishing.

(contoh model yang akan dibuat lihat gambar 1.1.)

e. Memperhatikan langkah kerja merancang bahan f. Menjaga kebersihan area kerja

g. Merapihkan kembali perlengkapan merancang bahan.

4. Langkah Kerja

a. Siapkan alat dan bahan merancang bahan

b. Buatlah pola sesuai dengan pesanan misalnya size M (lihat gambar 1.2.) c. Lakukan grading pola dari size M ke size S dan L atau sesuai dengan pesanan, (Lihat gambar 1.3.)

Gambar 1.1.

Contoh Model yang Akan Dibuat.

(17)

Gambar 1.2. Contoh Pola

Gambar 1.3. Contoh Grading Pola

(18)

d. Setelah pola digrading , diberi kampuh, diberi tanda pola diantaranya:

nama model, bagian pola (misalnya pola kerah) serta size/ ukuran.

Setelah itu letakan pola tersebut di atas bahan , cara meletakan pola arahnya harus sesuai dengan panjang kain atau menurut motif yang dipesan oleh buyer. (Lihat gambar 1.4.).

e. Pola dirancang di atas bahan dengan cara , meletakkan antara pola yang satu dengan pola yang lainnya tidak diberi jarak dan diatur sedemikian rupa , sehingga menghemat bahan.(Lihat gambar 1.5.)

Gambar 1.4.

Cara Meletakan Pola Sesuai Dengan Arah Kain

Gambar 1.5.

(19)

C. Lembar Latihan

1. Buatlah model selain contoh diatas, lalu dibuat polanya ! 2. Buatlah rancangan bahannya yang sudah diberi kampuh !

Pada bagian kegiatan belajar 1 ini, anda merancang bahan dengan menggunakan fragmen, perbandingan ukuran pola yang digunakan skala 1: 4 atau yang lainnya.

Apabila peserta didik belum terampil merancang bahan , pelajari kembali bahasan ini, kemudian praktek merancang bahan lagi.

Untuk lebih jelasnya mengenai marker dan grading dengan menggunakan bantuan komputer, anda dengan pembina mata diklat ini sebaiknya mengadakan kunjungan ke industri busana.

(20)

KEGIATAN BELAJAR II

MELETAKAN KERTAS MARKER DIATAS BAHAN

A. Lembar Informasi

1. Alat Pembuatan Marker

Di dalam pembuatan marker yang digunakan untuk menentukan kebutuhan kain yang diperlukan dengan jumlah order yang diproduksi , diperlukan alat yaitu : alat tulis, penggaris, meteran, gunting, meja gambar , penghapus, kertas marker, karton dupleks.

Alat-alat tersebut di atas perlu disiapkan dengan cara : alat- alat yang kecil diletakan didalam wadah/ tempat sehingga tidak berantakan, untuk kertas marker disimpan dalam keadaan digulung, meja gambar dilap sehingga bersih dan tidak mengotori alat lainnya.

2. Pembuatan Marker

Pada waktu pembuatan marker diperlukan ketelitian , agar tidak terjadi pemborosan bahan , jumlah yang diproduksi sesuai dengan order dan size yang dipesan oleh buyer.

Pembuatan marker diatas kertas marker, caranya seperti merancang bahan pada kegiatan belajar I.

3. Meletakan Kertas Marker Di Atas Bahan Tekstil

Kertas marker yang telah dibuat dapat langsung diletakan di atas bahan yang telah dibentangkan (spreading), lalu digunting dengan mesin potong. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara kertas marker tersebut digunakan sebagai contoh merancang bahan pada selembar kain yang panjangnya sesuai dengan kertas marker dan spreading . Cara menjiplakkan pola di atas selembar kain tersebut yaitu per bagian pola, apabila sudah selesai pola tersebut

(21)

dijiplak, maka dijiplakkan lagi di sebelahnya atau di atasnya sesuai dengan susunan yang ada pada kertas marker. (Lihat gambar 2.1.)

4. Memindahkan Tanda Pola Sesuai Marker

Tanda pola yang terdapat pada marker seperti size/ ukuran dan masing-masing bagian pola, dilakukan pada bagian ticketing dan bundeling. Pada bagian ini dipasang ticket atau kode identitas pada masing-masing bagian yang telah dipotong. (ticketing dan bundeling dibahas pada modul yang lainnya.)

B. Lembar Kerja

1. Alat

Alat diperlukan yaitu : alat tulis, penggaris, meteran, gunting, meja gambar , penghapus, kertas marker, karton dupleks.

2. Bahan Kain/ tekstil

3. Keselamatan Kerja a. Memakai jas lab

Gambar 2.1.

Cara menjiplak pola di atas bahan tekstil

(22)

b. Menggunakan sepatu hak pendek supaya tidak cepat lelah c. Menghindari pemakaian alat yang rusak

d. Memperhatikan dengan seksama model yang akan dibuat.

e. Memperhatikan langkah kerja meletakan marker di atas bahan tekstil.

f. Menjaga kebersihan area kerja

g. Merapihkan kembali perlengkapan merancang bahan.

4. Langkah Kerja

a. Langkah kerja mulai dari membuat pola sampai dengan merancang bahan dapat dilihat pada langkah kerja kegiatan belajar 1.

b. Setelah kertas marker dibuat, diletakan diatas hamparan/ bentangan kain (spreading), atau dijiplak pada selembar kain, lalu diletakan di atas spreading.

C. Lembar Latihan

1. Tugas 1

Jelaskan bagaimana cara meletakan kertas marker di atas bahan tekstil ?

______________________________________________________________

______________________________________________________________

2. Tugas praktek industri a. Bentuk kelompok 3-4 orang b. Lakukan observasi pada garment c. Lakukan praktek industri

d. Buatlah laporan praktek industri

Agar lebih memahami pembuatan marker dan cara meletakan kertas marker di atas bahan tekstil , lakukan kegiatan praktek industri ke perusahaan bidang busana/ garment

(23)

KEGIATAN BELAJAR III

MENGGUNTING BAHAN SECARA MASSAL

A. Lembar Informasi

1. Spreading

Membentangkan kain pada meja potong, dimana jumlah lapisan kain bisa mencapai 100 lembar atau lebih sesuai dengan jumlah order yang dipesan.

Cara membentangkan kain yaitu:

Kain diletakkan disalah satu sisi dan diletakan pada gulungan kain. Letak gulungan kain tersebut harus lebih tinggi dari meja potong, agar memudahkan mengambil dan membentangkan kain . (Lihat gambar 3.1)

2. Cutting

Bahan yang siap dipotong (setelah proses spreading) akan dipotong dengan mesin potong, proses pemotongan pada perusahaan skala besar yaitu dengan cara mengikuti garis- garis pola yang tergambar pada kertas marker,

Gambar 3.1.

Letak Gulungan Kain Di Atas Meja Potong

(24)

sedangkan pada perusahaan skala kecil dan menengah, mengikuti garis-garis pola telah tergambar pada selembar kain yang diletakan di atas spreading, panjangnya kain tersebut sama dengan panjang spreading yang akan dipotong.

B. Lembar Kerja

1. Alat

Mesin potong, meja potong, penggaris panjang dari bahan kayu, gulungan kain untuk proses spreading .

2. bahan

Kain / tekstil satu atau beberapa piece/gulung.

3. Keselamatan Kerja a. Memakai jas lab

b. Menggunakan sepatu hak pendek supaya tidak cepat lelah c. Menghindari pemakaian alat yang rusak

d. Memperhatikan jumlah bentangan kain agar sesuai dengan order e. Memperhatikan langkah kerja menggunting bahan secara massal f. Peganglah mesin potong dengan benar dan kuat.

g. Menjaga kebersihan area kerja

h. Merapihkan kembali perlengkapan menggunting bahan secara massal.

4. Langkah kerja.

a. Siapkan gulungan kain ditempatnya , lalu kain ditarik dari gulungan tersebut dan dibentangkan di atas meja potong (lihat gambar 3.1.).

b. Kain yang telah dibentangkan diperiksa dahulu apakah kusut atau tidak.

Apabila ada bagian yang kusut atau terdapat bekas tanda lipatan , maka disemprot dengan air ( lihat gambar 3.2.). Pada umumnya bagian yang kusut atau terdapat tanda bekas lipatan yaitu pada bagian awal dan akhir

(25)

dari gulungan kain. Tujuan dari penyemprotan tersebut agar kain menjadi halus.

c. Setiap lembar kain yang dibentangkan diratakan dengan menggunakan penggaris dari bahan kayu , lalu ujungnya dipotong dengan gunting . Lakukan hal tersebut sampai dengan jumlah lembaran kain sesuai dengan order yang dipesan. (Lihat gambar 3.3.a. dan 3.3.b.)

Gambar 3.2.

Penyemprotan Kain/ Spreading Dengan Air

Gambar 3.3.a.

Meratakan Kain/spreading

Gambar 3.3.b.

Menggunting Setiap Ujung

(26)

d. Apabila jumlah lembarannya banyak serta warna kainnya berbeda, maka melakukan spreading per piece ( per gulungan) kain. Hal tersebut dilakukan agar warna setiap piece yang berbeda tidak tercampur, serta untuk memudahkan dalam proses pemberian kode atau tikecting dan bundeling. Hasil potongan kain dari proses spreading akan tampak berlapios-lapis (Lihat gambar 3.4.)

e. Apabila spreading telah selesai langkah selanjutnya adalah meletakan kertas marker (rancangan bahan) atau kain yang telah digambari pola/rancangan bahan, lalu digunting secara bersamaan (masal) dengan mesin potong (Lihat gambar 3.5.)

Gambar 3.5.

Gambar 3.4.

Contoh Spreading dengan Piece dan Warna yang Berbeda

(27)

C. Lembar Latihan

1. Jelaskan proses cutting/menggunting bahan secara massal ?

______________________________________________________________

______________________________________________________________

2. Tugas praktek industri

Apabila tidak terdapat sarana yang memadai di tempat diklat, maka peserta didik melakukan kegiatan praktek industri di perusahaan bidang busana/

garment.

a. Bentuk kelompok 3-4 orang b. Lakukan observasi pada garment c. Lakukan praktek industri

d. Buatlah laporan praktek industri

Untuk lebih memahami proses marker dan cutting , anda diwajibkan membaca l refrensi yang lainnya yang berkaitan dengan materi dalam modul ini.

(28)

LEMBAR EVALUASI

1. Apa yang dimaksud dengan Marker Planing and Making ?

2. Buatlah rancangan bahan di atas kertas marker dengan model kemeja ukuran S, M, dan L ( masing-masing ukuran 1 buah).

(29)

LEMBAR KUNCI JAWABAN

A. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar I

Model yang diberikan pada peserta diklat bisa bervariatif, dibawah ini salah satu contoh model lain selain yang terdapat pada kegiatan belajar I.

1. Model dan pola celana pendek

2. Merancang bahan celana pendek a. Bahan Utama

b. Kain saku bagian dalam dan kain keras

Gambar Model dan pola celana pendek

(30)

Gambar. Bahan Utama

Gambar Kain saku bagian dalam dan kain keras

(31)

B. Lembar Kunci Jawaban Kegiatan Belajar II Meletakan Kertas Marker Di Atas Bahan Tekstil

Kertas marker yang telah dibuat dapat langsung diletakan di atas bahan yang telah dibentangkan (spreading), lalu digunting dengan mesin potong. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara kertas marker tersebut digunakan sebagai contoh merancang bahan pada selembar kain yang panjangnya sesuai dengan kertas marker dan spreading . Cara menjiplakkan pola di atas selembar kain tersebut yaitu per bagian pola, apabila sudah selesai pola tersebut dijiplak, maka dijiplakkan lagi di sebelahnya atau di atasnya sesuai dengan susunan yang ada pada kertas marker.

C. Lembar Kunci Jawaban Kegiatan Belajar III

Bahan yang siap dipotong (setelah proses spreading) akan dipotong dengan mesin potong, proses pemotongan pada perusahaan skala besar yaitu dengan cara mengikuti garis- garis pola yang tergambar pada kertas marker, sedangkan pada perusahaan skala kecil dan menengah, mengikuti garis-garis pola telah tergambar pada selembar kain yang diletakan di atas spreading, panjangnya kain tersebut sama dengan panjang spreading yang akan dipotong.

D. Lembar Kunci Jawaban Evaluasi

1. Marker planing and making yaitu bagian perencanaan dan pembuatan marker (rancangan bahan) yang digunakan untuk menentukan kebutuhan kain yang diperlukan sesuai dengan order yang akan diproduksi.

2. Merancang bahan kemeja dengan ukuran S, M dan L :

(32)
(33)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Dian W. Laporan Praktek Industri Di P.T. Eratex Djaja. Universitas Negeri Malang.

Irawati ,Ika.1999. Laporan Praktek Industri Di P.T. Eratex Djaja. Universitas Negeri Malang.

Ludhia , Joice.1999. Laporan Praktek Industri Di Cross Garment. Universitas Negeri Malang.

Wancik , M.H..1995. Buku III Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Pria.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1.: Alat Yang Dipergunakan Untuk Merancang Bahan
Gambar 1.3. Contoh Grading Pola
Gambar Model dan pola celana pendek
Gambar Kain saku  bagian dalam dan kain keras

Referensi

Dokumen terkait

 ASISTENSI

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang berwenang dalam menyelesaikan perkara Yudicial Review maka melalui Putusan Nomor 10/PUU-VI/2008 yang menyatakan

Logistik Terpenuhinya Tukin PNS Organik dan PNS DPK 7 Uang Makan PNS Organik dan PNS DPK Bulan Oktober 01 November 2016 Divisi Anggaran, umum dan Logistik Terpenuhinya Pembayaran

Using syringe C , add 0.5 ml of acetic acid solution to the milk in beaker Exp..

mahagoni memberikan efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas serum ALT dan AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.. Dosis optimum pemberian infusa

Arikunto (1992:67) mengungkapkan manajemen kelas merupakan usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar

Bagi orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang

No. Jika dilihat dari Keputusan Presiden tentang Pembentukan Pengadilan Negeri, Pengadilan Negeri Tamiang Layang telah dibentuk pada tahun 2006, namun hingga tahun