• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Dan Penanganan Kerusakan Mesin ATM Berbasis Mobile Dengan Menerapkan Metode Forward Chaining

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisa Dan Penanganan Kerusakan Mesin ATM Berbasis Mobile Dengan Menerapkan Metode Forward Chaining"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Dan Penanganan Kerusakan Mesin ATM Berbasis Mobile Dengan Menerapkan Metode Forward Chaining

Rahmad Hidayat

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: Rahmad_Hidayat@upiyptk.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pakar berbasis mobile yang dapat membantu petugas ATM BRI dalam menyelesaikan permasalahan kerusakan mesin ATM, sehingga petugas ATM BRI dapat menggunakan aplikasi ini dimana saja tanpa harus bertanya langsung kepada teknisi ATM. Metode inferensi yang digunakan pada sistem ini adalah strategi pelacakan maju (forward chaining). Sistem ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database Mysql. Masalah yang akan diselesaikan pada kasus ini adalah bagaimana membuat rule-rule untuk mendiagnosa kerusakan mesin ATM dengan menerapkan metode forward chaining, dengan goal berupa kesimpulan untuk solusi perbaikan kerusakan mesin ATM. Data yang dibutuhkan yaitu data gejala dan ciri kerusakan yang didapat dari teknisi ATM dan petugas E-Channel Kanwil BRI Padang. Aplikasi sistem pakar ini digunakan oleh pengembang sistem untuk memasukkan data pengetahuan pakar berupa data komponen ATM, gejala kerusakan ATM, ciri kerusakan dan solusi perbaikan dari mesin ATM sedangkan pengguna (user) dapat melakukan konsultasi yaitu dengan cara memilih komponen ATM yang rusak, memilih gejala kerusakan ATM dan memilih ciri kerusakan dari gejala yang terjadi dan output yang dihasilkan yaitu kesimpulan berupa solusi perbaikan dari mesin ATM tersebut.

Keywords: ATM, Sistem Pakar,Forward Chaining, PHP, dan Database MySql

1. PENDAHULUAN

Salah satu sistem yang bisa digunakan untuk meneliti kerusakan pada mesin ATM adalah menggunakan sistem pakar (expert system), karena informasi yang dihasilkan lebih cepat dan akurat bila dibandingkan dengan sistem yang belum terkomputerisasi. Sistem pakar dapat diartikan sebagai sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh pakar, sehingga sistem pakar dapat menjadi asisten dari seorang pakar. (Esthi D. R dan Abdul Fadlil, 2013). Tujuan praktis dari sistem pakar adalah membuat komputer semakin berguna bagi manusia. Sistem pakar dapat membantu manusia dalam membuat keputusan, mencari informasi secara lebih akurat, atau membuat komputer lebih mudah digunakan dengan tampilan yang menggunakan bahasa natural sehingga mudah dipahami. Secara umum ada dua teknik atau metode utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk membuat sistem pakar, yaitu metode penelusuran maju (forward chaining) dan metode penelusuran mundur (backward chaining). Metode forward chaining adalah suatu metode dari mesin inferensi untuk memulai penalaran atau pelacakan suatu data dari fakta-fakta yang ada menuju suatu kesimpulan. (Merwin dan Maria I. P, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan menerapkan metode forward chaining dalam pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis mobile yang memanfaatkan teknisi ATM sebagai pakarnya untuk mendiagnosa kerusakan mesin ATM.

Sehingga nanti diharapkan aplikasi ini dapat membantu petugas ATM BRI dalam mengambil keputusan untuk menentukan perangkat mana yang rusak dan menemukan solusi perbaikannya dengan menggunakan aplikasi mobile tersebut.

(2)

2. LANDASAN TEORI

Kecerdasan Buatan ( Artificial Intelligence )

Salah satu cabang ilmu komputer yang dapat membantu manusia adalah kecerdasan buatan atau artificial intelligence. Kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk membuat sebuah komputer dapat berpikir dan bernalar seperti manusia. Tujuan praktis dari kecerdasan buatan ini adalah membuat komputer semakin berguna bagi manusia.

Kecerdasan buatan dapat membantu manusia dalam membuat keputusan, mencari informasi secara lebih akurat, atau membuat komputer lebih mudah digunakan dengan tampilan natural sehingga mudah dipahami.

Kecerdasan buatan adalah salah satu bagian ilmu komputer yang mempelajari cara membuat mesin (komputer) melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. (Budi S Ginting, 2014).

Sistem Pakar ( Expert System )

Salah satu bagian dari sistem kecerdasan buatan adalah sistem pakar, dimana sistem pakar adalah bagian dari ilmu kecerdasan buatan secara spesifik yang berusaha mengadopsi kepakaran seseorang di bidang tertentu ke dalam suatu sistem atau program komputer.

Sistem pakar merupakan suatu pengembangan dari Decision Support Systems (DSS), yang memiliki fungsi sebagai konsultan. Sistem pakar merupakan salah satu aplikasi dari Artificial Intelligence (AI) yang banyak dimanfaatkan dalam dunia bisnis.

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan atau kecerdasan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh manusia. (Budi S. Ginting, 2014).

Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar kedalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan dari pakar. (Prista A. P dan Hindayati M, 2011).

Kedua bagian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN

Fakta tentang Kejadian Tertentu

Aksi yang Direkomendasikan

Mesin Inferensi Fasilitas

Penjelasan Antar Muka

(Interface) Pemakai

Workplace Perbaikan

Pengetahuan Basis Pengetahuan :

Fakta dan Aturan

Knowledge Enginer

Pakar

Akuisisi Pengetahuan

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar

(3)

Konsep Dasar Sistem Pakar

Istilah sistem pakar, sistem knowledge-base, atau sistem pakar knowledge-base, sering digunakan dengan arti yang sama. Kebanyakan orang menggunakan istilah sistem pakar karena lebih singkat, bahkan walau belum benar-benar pakar, hanya menggunakan knowledge secara umum.

Gambar 2.2 menggambarkan konsep dasar suatu sistem pakar knowledge-base. Pengguna menyampaikan fakta atau informasi untuk sistem pakar dan kemudian menerima saran dari pakar atau jawaban ahlinya. Bagian dalam sistem pakar terdiri dari dua komponen utama, yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan.

Kesimpulan tersebut merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan pengguna.

Konsep dasar sistem pakar tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar Mesin Inferensi (Inference Engine)

Nur Listianto A. P et al. (2013) menjelaskan bahwa otak Sistem Pakar (expert sistem) adalah mesin inferensi, yang dikenal juga sebagai struktur kontrol atau penerjemah aturan (dalam ES berbasis-aturan). Komponen ini sebenarnya adalah program komputer yang menyediakan metodologi untuk mempertimbangkan informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, dan merumuskan kesimpulan. Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu :

1. Forward Chaining (Runut Maju)

Metode forward chaining adalah proses perunutan yang dimulai dengan menampilkan kumpulan data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi akhir. Forward chaining biasa juga disebut sebagai penalaran forward (forward reasoning) atau pencarian yang dimotori data (data driven search). Jadi dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (then) atau dapat dimodelkan sebagai berikut :

IF (informasi masukan) THEN (konklusi)

Inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan akan memperoleh konklusi.

Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan, atau pengamatan. Sedangkan konklusi dapat berupa tujuan, hipotesa, penjelasan, atau diagnosis. Sehingga jalannya penalaran forward chaining dapat dimulai dari data menuju tujuan, dari bukti menuju hipotesa, dan temuan menuju penjelasan, atau dari pengamatan menuju diagnosa. (Imam Gunawan, 2013).

Gambar 2.3 Proses Forward Chaining

(4)

Mengidentifikasi Masalah

Menganalisa Masalah Menentukan Tujuan Penelitian

Mempelajari literatur

Pengumpulan Data Analisis Sistem

Implementasi dan Pengujian Sistem Pakar Berbasis Mobile

Perancangan Sistem Dengan Menerapkan Metode Forward Chaining

2. Backward Chaining (Runut Balik)

Runut mundur dimulai dari tujuan (goal-driven) selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. (Nur Listianto A. P et al. 2013)

Gambar 2.4 Proses Backward Chaining

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pada metodologi penelitian ini akan dijelaskan tentang uraian kerangka kerja penelitian yang dimulai dari mengidentifikasai masalah, menganalisa masalah, menentukan tujuan penelitian, mempelajari literature, mengumpulkan data, menganalisa sistem, merancang sistem dengan menerapkan metode forward chaining sampai pada tahap implementasi dan pengujian sistem. Tahap-tahap kerangka kerja ini dibuat agar penelitian menjadi lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam penelitian ini.

Kerangka Kerja Penelitian

Dalam metodologi penelitian ada urutan kerangka kerja yang harus diikuti. Urutan kerangka kerja ini merupakan gambaran dari langkah-langkah yang dilalui agar penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Kerangka kerja yang digunakan bisa dilihat pada gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1 : Kerangka Kerja Penelitian

Berdasarkan gambar 3.1 diatas dapat diuraikan urutan kerangka kerja penelitian sebagai berikut :

(5)

1. Mengidentifikasi Masalah

Pada tahap ini dirumuskan masalah yang akan menjadi objek penelitian. Perumusan masalah dilakukan untuk menentukan masalah apa saja yang terdapat pada objek penelitian serta memberikan batasan dari permasalahan yang akan diteliti.

2. Menganalisa Masalah

Dalam melakukan analisa masalah peneliti melakukan beberapa metode di antaranya yaitu metode deskriptif, dalam metode ini dilakukan pengumpulan data, kemudian disusun, dikelompokkan, dianalisa sehingga diperoleh beberapa gambaran yang jelas pada masalah penelitian. Sehingga dari analisa masalah tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan untuk mendapatkan suatu solusi penyelesaian masalah.

3. Menentukan Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu :

a. Untuk merancang sistem pakar yang menggunakan rule serta menggunakan metode forward chaining untuk mendiagnosa kerusakan mesin ATM berbasis mobile.

b. Membuat suatu sistem aplikasi berbasis mobile yang dapat digunakan oleh petugas ATM BRI untuk menemukan solusi dalam penanganan kerusakan mesin ATM.

4. Mempelajari Literatur

Mempelajari literatur bertujuan untuk lebih mengetahui pengetahuan-pengetahuan atau knowledge yang akan diterapkan dalam sistem pakar ini. Literatur yang akan dipelajari ini ada bersumber dari buku-buku yang dikarang pakar yang ahli di bidangnya, jurnal-jurnal ilmiah yang dipublikasikan di internet, majalah dan surat kabar.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui, mendapatkan data dan informasi yang nantinya akan mendukung penelitian ini. Dalam pengumpulan data, terdapat beberapa metode yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field reseach), penelitian perpustakaan (library reseach), serta penelitian laboratorium (laboratory reseach).

6. Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan- perbaikan. Dalam analisis sistem ini ada 2 tahapan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut :

a. Penemuan masalah

Pada penemuan masalah ini diharapkan dapat ditemukan kendala-kendala dan permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam melakukan perbaikan dan perawatan ATM, sehingga dari penemuan permasalahan tersebut penulis akan mencoba untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.

b. Menetapkan variabel-variabel

Dengan adanya analisa ini diharapkan akan ditemukan variabel-variabel yang akan dibutuhkan nantinya di dalam melakukan langkah-langkah dalam mendeteksi kerusakan ATM sekaligus menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbaikan mesin ATM. Variabel tersebut akan digunakan untuk membuat pemodelan sistem.

(6)

7. Perancangan Sistem

Pada tahap ini akan dibahas tentang perancangan dari model sistem dengan menentukan rancangan input, output dan rule-rule yang akan digunakan dalam mendeteksi kerusakan mesin ATM BRI. Dalam perancangan sistem ini hal-hal yang akan dilakukan adalah :

a. Perancangan Model

Model merupakan gambaran dari solusi yang akan dihasilkan, sehingga dari model yang ada, kita dapat mengetahui dan menggambarkan apa yang akan dihasilkan dari proses yang dilakukan nantinya. Dengan demikian kita mempunyai pedoman didalam merancang suatu sistem.

b. Perancangan Input

Berdasarkan teknik-teknik yang digunakan di atas, maka dapat dilakukan perancangan input dari sistem ini sehingga proses berikutnya dapat dilakukan berdasarkan perancangan input tersebut.

c. Perancangan Rule

Berdasarkan perancangan model dan perancangan input, maka langkah berikutnya akan dilakukan perancangan dari rule-rule yang akan digunakan didalam mendeteksi kerusakan mesin ATM. Adanya rule-rule ini dapat membantu untuk pengambilan keputusan sehingga pemecahan masalah untuk menangani kerusakan mesin ATM dapat dilakukan dengan cepat.

8. Implementasi dan Pengujian Sistem

Setelah melalui tahap perancangan sistem, diharapkan sistem telah benar-benar teruji untuk dapat memecahkan masalah kerusakan ATM BRI, tahap berikutnya adalah implementasi sistem.

Pada tahap ini sistem yang telah dibangun akan diimplementasikan pada Kantor Wilayah BRI Padang sehingga bisa diakses oleh pengguna (user) terutama Petugas ATM BRI.

Tahap berikutnya setelah dilakukan perancangan dan pembangunan sistem yaitu tahap pengujian sistem, dimana hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana metode forward chaining ini mampu memecahkan masalah dalam menangani permasalahan kerusakan ATM oleh petugas ATM BRI. Pengujian ini dilakukan dengan cara mencoba menggunakan aplikasi mobile tersebut yang telah dihosting ke internet dengan mengakses alamat IP yang telah ditetapkan pada PC server.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen Sistem Pakar

Dengan mengacu pada sistem pakar berbasis aturan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka desain arsitektur sistem pakar dalam menentukan kerusakan mesin ATM dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

(7)

Gambar 4.1 Komponen Sistem Pakar Basis Pengetahuan ( Knowledge Base )

Knowledge base terdiri dari dua elemen dasar, yaitu fakta dan rule. Dalam hal ini berarti memasukan fakta-fakta berupa pengetahuan yang dibutuhkan ke dalam sistem pakar.

Pada sistem pakar untuk diagnosis kerusakan ATM ini penulis memilih model kaidah produksi untuk merepresentasi pengetahuan kedalam sistem. Kaidah produksi digunakan karena menghubungkan langsung antara “sebab” dan “akibat”, dimana menghubungkan antara kondisi objek dan konsekuensi tindakan yang harus dilakukan terhadap objek (Imam Gunawan, 2103).

Berdasarkan data yang diperoleh dari pakar (teknisi ATM), maka pengetahuan yang berhasil didapat direpresentasikan dalam bentuk tabel keputusan (decision table) kemudian dari tabel keputusan dibuat pohon keputusan (decision tree).

Berikut ini adalah tabel-tabel keputusan yang akan disusun berdasarkan keterhubungan dari setiap attributnya, diantaranya yaitu :

1. Keputusan berdasarkan bagian komponen dan gejala kerusakan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.1 :

Tabel 4.1 : Keputusan berdasarkan bagian komponen dan gejala kerusakan

Komponen ATM dikodekan dengan inisial huruf K : K001 = Komponen Atas

K002 = Komponen Bawah

Gejala Kerusakan dikodekan dengan inisial huruf G : G001 = ATM Offline

G002 = Pembaca kartu tidak berfungsi G003 = EPP / Softkey tidak berfungsi

(8)

G004 = Kertas receipt tidak keluar

G005 = Dispenser Failure (Uang tidak keluar saat transaksi dan muncul pesan “Transaksi gagal”)

G006 = Kunci kombinasi tidak berfungsi

2. Keputusan berdasarkan gejala kerusakan dan ciri kerusakan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.2 :

Tabel 4.2 : Keputusan berdasarkan gejala kerusakan dan ciri kerusakan

Gejala Kerusakan dikodekan dengan inisial huruf G : Mengacu pada keterangan tabel 4.1

Ciri Kerusakan dikodekan dengan inisial huruf C :

C001 = Layar biru muncul pesan “Ma’af untuk sementara ATM ini masih dalam perbaikan”

dan status di sudut kanan atas 001

C002 = Layar biru muncul pesan “Ma’af untuk sementara ATM ini masih dalam perbaikan”

dan status di sudut kanan atas 002

C003 = Layar biru muncul pesan “Ma’af untuk sementara ATM ini masih dalam perbaikan”

dan status di sudut kanan atas 003

C004 = Layar hitam polos muncul pesan “please selected propert boot device”

C005 = Kartu ATM tidak dapat dimasukkan C006 = Kartu masuk tapi dimuntahkan kembali C007 = Kartu ATM sering ditelan

C008 = Tidak keluar karakter saat dipencet C009 = Pemotong kertas tidak berfungsi C010 = Kertas receipt print habis C011 = Kode error lampu indikator 0 : 1

(9)

C012 = Kode error lampu indikator 1 : 2 C013 = Kode error lampu indikator 0 : 9 C014 = Kode error lampu indikator 2 : 1 C015 = Kode error lampu indikator 2 : 3 C016 = Kode error lampu indikator 1 : 8 C017 = Kode error lampu indikator 2 : 5 C018 = Kode error lampu indikator 2 : 8 C019 = Kode error lampu indikator 2 : 9 C020 = Kode error lampu indikator 4 : 1 C021 = Kode error lampu indikator 4 : 2 C022 = Kode error lampu indikator 4 : 3 C023 = Kode error lampu indikator 4 : 4 C024 = Kode error lampu indikator 7 : 1 C025 = Kode error lampu indikator 7 : 2 C026 = Kode error lampu indikator 7 : 3 C027 = Kode error lampu indikator 7 : 4

C028 = Tombol angka yang dipencet tidak ada bunyi bip 3. Keputusan berdasarkan ciri kerusakan beserta solusinya

Solusi dari setiap ciri kerusakan disini memiliki nilai yang konstan, dalam artian setiap ciri kerusakan memiliki solusinya masing-masing. Berikut penjelasan dari setiap solusi :

Solusi C001 = Jaringan local bermasalah, cek modem, apakah ada lampu modem yang mati, cek kabel LAN

Solusi C002 = Jaringan host kantor pusat bermasalah, hubungi monitoring ATM center kantor pusat (bagian MAC)

Solusi C003 = Pintu fascia atas dalam keadaan terbuka, tutup pintu terlebih dahulu

Solusi C004 = Sistem Operasi atau Harddisk bermasalah. Install ulang ATM, jika masih bermasalah ganti harddisk

Solusi C005 = Card reader bermasalah, pastikan apakah ada sesuatu yang mengganjal di dalam card reader, bersihkan seluruh sensor pada card reader

Solusi C006 = Periksa kartu ATM, apakah kartu ATM rusak. Cek dan bersihkan magnet pembaca kartu ATM, jika masih bermasalah coba ganti magnet pembaca kartu ATM.

Solusi C007 = Card reader bermasalah, cek card reader dan bersihkan seluruh sensor yang ada pada card reader.

Solusi C008 = EPP rusak, ganti EPP yang sejenis dan sama versinya.

Solusi C009 = Periksa pisau pemotong kertas, jika sudah tumpul ganti pisau pemotong kertas receipt print.

Solusi C010 = Ganti kertas receipt print

Solusi C011 = Controller mengalami gangguan, hal yang mesti dilakukan adalah coba install ulang ATM, jika masih terjadi 0:1 lakuan penggantian controller.

Solusi C012 = Masukkan (tekan) CMD-V kedalam, Cek apakah posisi rak ATM sudah terpasang dengan benar, pastikan apakah ada kabel yang belum terpasang.

Solusi C013 = Cek apakah posisi rak atas ATM tepat di atas kaset reject, apakah sudah bertemu dengan besi yang tersedia di brankas ATM.

Solusi C014 = Periksa apakah ada uang nyangkut di extractor MDMS, cek apakah kabel MDMS telah terhubung ke stacker, jika diperlukan ganti extractor / kabel MDMS.

Solusi C015 = Cek tangan robot dengan melakukan tes mekanik, jika tidak bisa lakukan penggantian tangan robot

Solusi C016 = Cek jalur dispense dari Extraktor – Stacker – Tangan Robot – Reject, pastikan semua konektor di controller terpasang dengan benar, kembalikan

(10)

posisi dispenser. Jika masih 1:8 lakukan reset cmos hingga tampil display C/I lalu lakukan tes mekanik, apabila dipelukan ganti Extraktor/Stacker/Controller.

Solusi C017 = Lakukan tes fungsi ‘1’ (reset), jika motor bergerak tetapi terdengar suara berisik, periksa dan bersihkan jalur uang di CMD-V4 dari serpihan uang.

Nyalakan kembali Dispenser kemudian lakukan tes fungsi ‘2’ (tes mekanik).

Jika motor utama tidak berputar atau tampilan tetap 2:5 Stacker atau Controller harus diganti.

Solusi C018 = Periksa area luar dari CMD-V4 sampai ke Shutter dari benda asing yang bisa mengganggu gerakan Shutter. Lakukan tes fungsi ‘2’ dan perhatikan gerakan Shutter, jika diperlukan ganti Shutter/Controller.

Solusi C019 = Periksa SAT keluaran uang dan Shutter dari debu atau kotoran yang mungkin mengganggu fungsi output photosensor. Bersihkan seluruh sensor yang ada di shutter, jika masih terjadi 2:9 ganti Shutter

Solusi C020 = Keluarkan kaset 1 kemudian cek posisi uang dalam kaset apakah sudah terpasang dengan benar.

Solusi C021 = Keluarkan kaset 2 kemudian cek posisi uang dalam kaset apakah sudah terpasang dengan benar.

Solusi C022 = Keluarkan kaset 3 kemudian cek posisi uang dalam kaset apakah sudah terpasang dengan benar.

Solusi C023 = Keluarkan kaset 4 kemudian cek posisi uang dalam kaset apakah sudah terpasang dengan benar.

Solusi C024 = Jika kaset 1 bisa dimasukkan tanpa error (bunyi bib 1x), error ini mengindikasikan photosensor di extractor untuk kaset 1 harus dibersihkan, kemudian lakukan fungsi ‘1’ (reset). Jika kaset 1 tidak bisa dimasukkan (bunyi bib 2x), extractor atau controller harus diganti.

Solusi C025 = Jika kaset 2 bisa dimasukkan tanpa error (bunyi bib 1x), error ini mengindikasikan photosensor di extractor untuk kaset 2 harus dibersihkan, kemudian lakukan fungsi ‘1’ (reset). Jika kaset 2 tidak bisa dimasukkan (bunyi bib 2x), extractor atau controller harus diganti.

Solusi C026 = Jika kaset 3 bisa dimasukkan tanpa error (bunyi bib 1x), error ini mengindikasikan photosensor di extractor untuk kaset 3 harus dibersihkan, kemudian lakukan fungsi ‘1’ (reset). Jika kaset 3 tidak bisa dimasukkan (bunyi bib 2x), extractor atau controller harus diganti.

Solusi C027 = Jika kaset 4 bisa dimasukkan tanpa error (bunyi bib 1x), error ini mengindikasikan photosensor di extractor untuk kaset 4 harus dibersihkan, kemudian lakukan fungsi ‘1’ (reset). Jika kaset 4 tidak bisa dimasukkan (bunyi bib 2x), extractor atau controller harus diganti

Solusi C028 = Periksa batrai kunci kombin, dan coba ganti batrai, jika kunci kombin tetap tidak bisa dibuka ganti kunci kombin.

Berdasarkan hasil representasi pengetahuan dari tabel keputusan yang telah dibuat maka didapat rule-rule atau aturan dari aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan ATM ini yaitu seperti pada tabel berikut :

(11)

Tabel 4.3 : Aturan atau Rule Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan ATM

(12)

Mesin Inferensi (Inference Engine)

Sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan ATM ini menggunakan mesin inferensi forward chaining, dimana cara kerjanya adalah mesin inferensi akan mencocokan antara if part dari rule yang ada pada knowledge base dengan fakta di dalam database. Jika sama maka rule tersebut akan dieksekusi, selanjutnya then part dari rule akan disimpan sebagai part baru ke dalam database yang berisi kesimpulan.

Dalam kasus ini sistem pakar akan menghasilkan goal berupa solusi perbaikan mesin ATM yang terdiri dari beberapa rule. Dimana solusi dari setiap ciri kerusakan disini memiliki nilai yang konstan, dalam artian setiap ciri kerusakan memiliki solusinya masing-masing. Maka proses pelacakannya dengan menggunakan metode forward chaining adalah sebagai berikut :

Fakta yang ada dalam database untuk mendiagnosa kerusakan ATM Wincor ini terdiri dari tiga tabel yaitu tabel komponen, tabel gejala, dan tabel ciri. Pada tabel komponen terdiri dari (K001, K002), pada tabel gejala terdiri dari (G001, G002, G003, G004, G005, G006), dan pada tabel ciri terdiri dari (C001, C002, C003, C004, C005, C006, C007, C008, C009, C010, C011, C012, C013, C014, C015, C016, C017, C018, C019, C020, C021, C022, C023, C024, C025, C026, C027, C028). Kesimpulan dari gejala dan ciri kerusakan ATM ini adalah berupa solusi, dimana solusi didapat dari masing-masing ciri kerusakan yang terjadi.

Kemudian rule yang ada pada knowledge base akan dicocokan dengan fakta yang ada di dalam database. Berikut merupakan beberapa asumsi atau pilihan yang ada pada sistem pakar diagnosis kerusakan ATM ini berdasarkan rule-rule yang ada pada knowledge base :

Asumsi dari Rule R1

Apabila user memilih komponen K001, dan pada komponen K001 dipilih gejala kerusakan G001, selanjutnya pada Gejala G001 dipilih ciri kerusakan C001 maka sesuai dengan rule R1 dalam knowledge base, solusi yang dihasilkan adalah ”Jaringan local bermasalah, cek modem, apakah ada lampu modem yang mati, cek kabel LAN”.

Pengujian Sistem

1. Halaman Awal / Form Login

Pada saat awal program dijalankan menu yang pertama kali muncul adalah menu login.

Menu login berfungsi untuk mengidentifkasi pemakai sistem apakah sebagai admin atau sebagai user dengan menginputkan username dan password. Dimana tampilan menu login dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

(13)

Gambar 4.2 Tampilan Form Login 2. Halaman Admin

Pada halaman admin terdapat beberapa menu yang digunakan oleh admin atau pengembang sistem untuk memasukkan pengetahuan-pengetahuan pakar kedalam sistem. Halaman admin terdiri dari menu komponen, gejala, ciri, dan user. Berikut tampilan halaman admin seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Admin

(14)

3. Menu Komponen

Pada menu komponen terdapat dua pilihan yaitu input komponen dan data komponen.

Input komponen digunakan oleh admin untuk menambahkan data komponen ATM, sedangkan data komponen adalah untuk melihat dan menghapus data yang telah diinputkan. Gambar di bawah ini merupakan tampilan menu input komponen ATM :

Gambar 4.4 Tampilan Input Komponen

4. Menu Gejala

Pada menu gejala terdiri dari input gejala dan data gejala. Input gejala digunakan untuk menambahkan data gejala kerusakan ATM berdasarkan komponen yang dipilih, dan data gejala digunakan untuk melihat dan menghapus data gejala kerusakan ATM. Gambar dibawah ini merupakan menu input gejala kerusakan ATM :

Gambar 4.5 Tampilan Input Gejala

(15)

5. Menu Ciri

Pada menu ciri terdapat menu input ciri dan data ciri. Input ciri digunakan untuk menambahkan data ciri-ciri kerusakan ATM beserta solusinya berdasarkan gejala yang dipilih, dan data ciri yaitu untuk melihat dan menghapus data ciri-ciri kerusakan ATM. Gambar dibawah ini merupakan menu input ciri-ciri kerusakan ATM :

Gambar 4.6 Tampilan Input Ciri 6. Pengujian Rule

Untuk melakukan pengujian rule, langkah yang harus dilakukan yaitu pilih bagian komponen ATM yang rusak yang terdiri dari komponen atas dan komponen bawah, selanjutnya pilih gejala kerusakan berdasarkan komponen yang telah dipilih, dan terakhir pilih ciri kerusakan ATM dari gejala yang terjadi. Kemudian program akan menampilkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan kerusakan ATM ini.

Gambar 4.7 Hasil Konsultasi

(16)

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian sampai tahap implementasi dan pengujian sistem, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan ATM ini ditujukan untuk mencari dan mendapatkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan kerusakan ATM tersebut oleh petugas ATM BRI masing-masing cabang, sehingga penanganan pertama kerusakan mesin ATM bisa lebih efisien.

2. Sistem pakar ini dapat memberi kemudahan kepada petugas ATM BRI karena dengan menggunakan mobile (handphone), petugas ATM BRI dapat menyelesaikan permasalahan kerusakan ATM Wincor tanpa harus bertanya kepada teknisinya.

3. Metode forward chaining dapat digunakan untuk proses diagnosis kerusakan mesin ATM Wincor dan solusi perbaikannya.

4. Solusi kerusakan yang diberikan ditentukan oleh beberapa masukan (pilihan user), seperti data komponen kerusakan terpilih, data gejala kerusakan terpilih dan data ciri kerusakan terpilih.

Daftar Pustaka

[1] Arie S. M. Lumenta. 2014. ”Perbandingan Metode Pencarian Depth First Search, Breadth First Search dan Best First Search Pada Permainan 8-Puzzle”. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. UNSRAT.

[2] Budi S Ginting. 2014. ”Perancangan Sistem Pakar Dianosa Kerusakan Blackberry Smartphone Berbasis Web”. INTI. STMIK Kaputama Binjai. Sumatera Utara.

[3] Ida Bagus D.S. 2012. ”Rancang Bangun Sistem Diagnosis Kerusakan Pada Mobil Menggunakan Metode Forward Chaining ”. JELIKU. Universitas Udayana. Bali

[4] Imam Gunawan. 2013. ”Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosis Kerusakan Hardware Laptop”. JTI&P. STMIK Jayanusa. Padang.

[5] Irfan Sanusi, Bambang Trisno, Maman Somantri. 2012. ”Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Gangguan Pada Generator Set Berbeban”. ELECTRANS. Universitas Pendidikan. Bandung.

[6] Merwin dan Maria I. P. 2011. ”Rancang Bangun Perangkat Lunak Pengembangan Sistem Pakar Berbasis Aturan Dengan Metode Forward Chaining”. KNS&I.

Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang.

[7] Novriyanto dan M. Zaid. 2013. ”Penerapan Algoritma Backtracking Berbasis Blind Search untuk Menentukan Penjadwalan Mengajar”. SNATI. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[8] Nur Listianto A.P, Tito P, Suwarsito. 2013. ”Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa dan Menanggulangi Penyakit Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Menggunakan Metode Forward Chaining ”. SNTT. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

[9] Prista Amanda P dan Hindayati M. 2011. ”Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan Metode Forward Chaining”. JUITA. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

[10] Reppy Reisa, Jusak, Pantjawati Sudarmaningtyas. 2013. ”Sistem Pakar Untuk Diagnosis Pemyakit Mata”. JSIKA. STMIK STIKOM Surabaya.

Gambar

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar
Gambar 2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar  Mesin Inferensi (Inference Engine)
Gambar 3.1 : Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 4.1 Komponen Sistem Pakar  Basis Pengetahuan ( Knowledge Base )
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pakar diagnosa penyakit ginekologi yang dibangun ini dapat melakukan diagnosis penyakit ginekologi berdasarkan gejala- gejala yang dirasakan user , selanjutnya sistem

Sistem yang dibangun adalah sistem pakar pendeteksi kerusakan hardware pada komputer maupun laptop dengan tujuan membantu para user pemula mengetahui letak kerusakan hardware

Berikut ini adalah rule-rule pada sistem pakar diagnosa kerusakan mesin sepeda motor matic dengan menggunakan metode forward chaining :.. Rule

Sistem pakar yang dapat memberikan informasi gejala atau diagnosis kerusakan mesin untuk komunitas Kawasaki dengan beberapa kriteria gejala penyebab kerusakan,

Sistem pakar yang dapat memberikan informasi gejala atau diagnosis kerusakan mesin untuk komunitas Kawasaki dengan beberapa kriteria gejala penyebab kerusakan,

Mengidentifikasi kebutuhan pengguna terhadap software sistem pakar diagnosis kerusakan pada mesin sepeda motor honda beat dengan metode forward

Pengujian sistem pakar pendeteksi kerusakan mesin kunglong sp-180 dengan menggunakan metode black box telah dilakukan terhadap fungsi di dalam sistem, seperti yang

Penerapan sistem pakar diagnosa masalah mesin sepeda motor dapat dijadikan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk melakukan diagnosa dini gejala kerusakan mesin sepeda motor