• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN KERUSAKAN MESIN KEMAS PRIMER KUNGLONG SP-180 DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB DI PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN KERUSAKAN MESIN KEMAS PRIMER KUNGLONG SP-180 DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB DI PT."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN

KERUSAKAN MESIN KEMAS PRIMER KUNGLONG

SP-180 DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BERBASIS WEB DI PT.KALBE FARMA

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD MAULANA

311410929

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

(2)

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN

KERUSAKAN MESIN KEMAS PRIMER KUNGLONG

SP-180 DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BERBASIS WEB DI PT.KALBE FARMA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

AHMAD MAULANA

311410929

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tersusunlah Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN KERUSAKAN MESIN KEMAS PRIMER KUNGLONG SP-180 DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB DI PT.KALBE FARMA”.

Skripsi tersusun dalam rangka melengkapi salah satu persyaratan dalam rangka menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) pada Program Studi Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.

Penulis sungguh sangat menyadari, bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sudah selayaknya, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

a. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, M.P selaku Ketua STT Pelita Bangsa

b. Bapak Aswan S. Sunge, M.Kom selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa.

c. Bapak Suherman, S.Kom., M.Kom selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi.

d. Bapak Giri Nurpribadi, S.TP., M.M selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi.

(7)

v

e. Seluruh Dosen STT Pelita Bangsa yang telah membekali penulis dengan wawasan dan ilmu di bidang teknik informatika.

f. Ibu dan Ayah tercinta yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat dalam perjalanan studi Strata 1 maupun dalam kehidupan penulis.

g. Istri tercinta yang senantiasa mendo’akan dan memberikan semangat dalam perjalanan studi Strata 1 maupun dalam kehidupan penulis.

h. Rekan-rekan mahasiswa STT Pelita Bangsa, khususnya angkatan 2014, yang telah banyak memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi jenjang Strata 1.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang terdapat dalam Skripsi ini dan berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi khasanah pengetahuan Teknologi Informasi di lingkungan STT Pelita Bangsa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Bekasi, Nopember 2018

(8)

vi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi ABSTRACT ... xiv ABSTRAK ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... 2 1.1Latar Belakang ... 2 1.2Identifikasi Masalah ... 3 1.3Rumusan Masalah ... 4 1.4Batasan Masalah ... 4

1.5Tujuan dan Manfaat ... 5

1.5.1Tujuan ... 5

1.5.2Manfaat ... 5

(9)

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Literatur Penulisan ... 8

2.2Sistem Pakar ... 9

2.2.1 Definisi Sistem ... 9

2.2.2Definisi Pakar ... 9

2.2.3Definisi Sistem Pakar ... 10

2.2.4Komponen Utama Sistem Pakar ... 11

2.2.5Konsep Dasar Sistem Pakar ... 12

2.2.6Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar ... 13

2.3Forward Chaining ... 14

2.4Teori Perancangan ... 16

2.4.1 Unified Modeling Language ... 16

2.4.2 Website ... 29

2.4.3Behavioral (Blackbox) Test ... 30

2.5Teori Bahasa Pemograman ... 31

2.5.1 PHP ... 31

2.5.2 XAMPP ... 33

2.6Kerangka Berfikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 36

3.1 Tahapan Penelitian ... 36

(10)

viii

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.4 Metode Pengembangan sistem ... 39

3.5 Analisis Sistem ... 40

3.6 Analisis Kebutuhan ... 40

3.6.1 Kebutuhan Fungsional ... 41

3.6.2 Kebutuhan Non Fungsional ... 41

3.6.2.1 Software ... 41

3.6.2.2Hardware ... 41

3.6.2.3Analisis Brainware ... 42

3.7 Perancangan Sistem Pakar ... 42

3.7.1 Pakar ... 42

3.7.2 Akuisisi Pengetahuan (Knowlegde Acquisition) ... 43

3.8 Prosedur Kebutuhan Sistem ... 43

3.8.1 Prosedur Sistem Berjalan ... 47

3.8.2 Mesin Inferensi (Inference Engine) ... 50

3.9 Perancangan Antarmuka Sistem Pakar ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Hasil Implementasi Modul Konsultasi ... 54

4.1.2 Hasil Implementasi Modul Pengembang ... 55

(11)

ix

4.2.1 UML (Unified Modelling Language) Sistem Pakar ... 56

4.2.1.1 Use Case Diagram ... 56

4.2.1.2 Activity Diagram ... 59

4.2.1.3 Squence Diagram ... 67

4.2.1.4 Class Diagram ... 74

4.3 Perancangan Database ... 75

4.3.1 Relasi Antar Tabel... 75

4.3.2 Desain Tabel... 75

4.4 Perancangan Menu Sistem Pakar Pendeteksi kerusakan Mesin kunglong . 78 4.5 Perancangan Interface ... 79

4.6Implementasi Interface ... 83

4.7Pengujian Sistem dan Program ... 88

4.7.1 Pengujian Bagian Pengguna (User) ... 88

4.7.2 Pengujian Bagian Admin (Administrator) ... 91

BAB V KESIMPULAN ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Simbol-simbol diagram use case ... 19

Tabel 2. 2 Simbol Class Diagram ... 23

Tabel 2. 3 Activity Diagram ... 26

Tabel 2. 4 Simbol Squance Diagram ... 28

Tabel 3.1 Kode Gejala... 47

Tabel 3.2 Kode Kerusakan ... 49

Tabel 4. 1 Definisi aktor use case ... 57

Tabel 4. 2 Definisi use case ... 58

Tabel 4. 3 database tb_admin ... 75

Tabel 4. 4 database user ... 76

Tabel 4. 5 database gejala ... 76

Tabel 4. 6 database tb_bagian_kerusakan ... 77

Tabel 4. 7 database rule ... 77

Tabel 4. 8 Pengujian Black Box user ... 89

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Sistem Pakar ... 11

Gambar 2.2 Metode Forward Chaining ... 16

Gambar 2.3 Simbol Use case ... 17

Gambar 2.4 Generalisasi Use Case ... 18

Gambar 2.5 Ekstensi Use Case ... 18

Gambar 2.6 Inklusi Use Case... 19

Gambar 2.7 Class Diagram... 23

Gambar 2.8 Activity Diagram ... 25

Gambar 2.9 menunjukkan contoh Sequence Diagram ... 27

Gambar 2.10 Blackbox ... 30

Gambar 2.11 Pemanggilan Aplikasi Web Bertipe PHP ... 32

Gambar 2.12 Kerangka Berfikir ... 35

Gambar 3.1 Rencana Penelitian ... 36

Gambar 3.2 Flowchart forward chaining sistem pakar kerusakan kunglong ... 51

Gambar 4. 1 Use case diagram sistem pakar kunglong SP-180 ... 57

Gambar 4. 2 Activity diagram diagnosa kerusakan kunglong sp-180 ... 60

Gambar 4. 3 Activity diagram Informasi kerusakan ... 61

Gambar 4. 4 Activity diagram Daftar Kerusakan. ... 61

Gambar 4. 5 Activity diagram Login Admin ... 62

(14)

xii

Gambar 4. 7 Activity Diagram Edit Jenis Kerusakan ... 63

Gambar 4. 8 Activity Diagram Edit Jenis Kerusakan ... 63

Gambar 4. 9 Activity Diagram Input Gejala ... 64

Gambar 4. 10 Activity Diagram Edit Gejala ... 64

Gambar 4. 11 Activity Diagram Hapus Gejala... 65

Gambar 4. 12 Activity Diagram Input Rule ... 65

Gambar 4. 13 Activity Diagram Edit Rule ... 66

Gambar 4. 14 Activity Diagram hapus rule ... 66

Gambar 4. 15 Sequence Diagram Diagnosa kerusakan ... 67

Gambar 4. 16 Sequence Diagram informasi kersakan ... 68

Gambar 4. 17 Sequence Diagram daftar kerusakan ... 68

Gambar 4. 18 Sequence Diagram login admin ... 69

Gambar 4. 19 Sequence Diagram Input Jenis kerusakan ... 69

Gambar 4. 20 Sequence Diagram Edit Jenis kerusakan ... 70

Gambar 4. 21 Sequence Diagram Hapus Jenis Kerusakan ... 70

Gambar 4. 22 Sequence Diagram Input Gejala ... 71

Gambar 4. 23 Sequence Diagram Edit Gejala ... 71

Gambar 4. 24 Sequence Diagram Hapus Gejala ... 72

Gambar 4. 25 Sequence Diagram Input Rule ... 72

Gambar 4. 26 Sequence Diagram Edit Rule ... 73

Gambar 4. 27 Sequence Diagram Hapus rule ... 73

Gambar 4. 28 Sequence Diagram logout ... 74

Gambar 4. 29 Class Diagram... 74

(15)

xiii

Gambar 4. 31 Perancangan menu ... 78

Gambar 4. 32 Desain Halaman Utama ... 79

Gambar 4. 33 Desain Halaman login admin ... 80

Gambar 4. 34 Desain Halaman Diagnosa ... 80

Gambar 4. 35 Desain Halaman Hasil Diagnosa ... 81

Gambar 4. 36 Desain Halaman Gejala ... 81

Gambar 4. 37 Desain Halaman Kerusakan ... 82

Gambar 4. 38 Desain Halaman Data Rule ... 82

Gambar 4. 39 Halaman utama Sistem Pakar ... 83

Gambar 4. 40 Halaman utama Sistem Pakar ... 84

Gambar 4. 41 Halaman Diagnosa Kerusakan ... 84

Gambar 4. 42 Halaman Diagnosa Kerusakan ... 85

Gambar 4. 43 Halaman Login Administrator ... 85

Gambar 4. 44 Halaman utama admin ... 86

Gambar 4. 45 Halaman Data Gejala ... 86

Gambar 4. 46 Halaman Data Kerusakan ... 87

(16)

xiv

ABSTRACT

In industrial development in a world that is increasingly rapid and balanced with the development of modern science and technology, this encourages manufacturing-based companies to be able to make products with large outputs and have high quality accuracy, for which many production machines are used with modern technology, for example the use of kunglong sp-180 primary packing machines. With these conditions, the company must recruit experts to be able to maintain engine performance so that it is always in optimal conditions, due to limitations of resources in the company. So the need for a system that can help users handle problems on the machine used. The simple idea based on the background is about how to create a system that can provide solutions to machine users in detecting machine damage when a problem occurs. The development of web-based applications uses the expert system concept with a forward chaining method that can assist users in solving related problems.

(17)

1

ABSTRAK

Dalam Perkembangan industri di dunia yang semakin pesat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, Hal ini mendorong perusahaan yang berbasis manufacturing untuk bisa membuat produk dengan output yang besar dan memiliki akurasi kualitas yang tinggi, untuk itu banyak digunakan mesin-mesin produksi dengan teknologi yang modern, sebagai contoh penggunaan mesin kemas primer kunglong sp-180. Dengan kondisi demikian maka perusahaan harus merekrut tenaga ahli untuk bisa merawat performance mesin agar selalu dalam kondisi yang optimal, karena keterbatasan dari sumber daya pada perusahaan. Sehingga perlunya sebuah sistem yang dapat membantu pengguna untuk menangani masalah-masalah pada mesin yang digunakan. Ide sederhana berdasarkan latar belakang tersebut adalah tentang bagiamana cara membuat suatu sistem yang dapat memberikan solusi kepada pengguna mesin dalam mendeteksi kerusakan mesin saat terjadi masalah. Pengembangan aplikasi berbasis web menggunakan konsep sistem pakar dengan metode forward chaining yang dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan permasalahan terkait. Kata kunci: Sistem Pakar, PHP, UML, Forward Chaining.

(18)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan ekonomi, teknologi dan pertumbuhan dunia bisnis semakin meningkat pesat dan dinamis, keberadaan perusahaan–perusahaan yang juga mempunyai peran penting dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju membuat pelaku–pelaku bisnis di dunia semakin meningkatkan kompetensinya dengan caranya masing–masing, pada setiap perusahaan mempunyai cara dan metode yang berbeda untuk mengembangkan usahanya agar meningkat.

Hampir setiap perusahaan melakukan inovasi–inovasi baru terhadap produk yang dihasilkan serta mendesain proses produksi seefisien dan seefektif mungkin. Banyak yang sudah menerapkan berbagai cara agar perusahaan tetap berada di persaingan pasar nya masing- masing, mulai dari penerapan sistem– sistem yang di anggap akan mendongkrak produktivitas (Fayyad, Piatetsky-Shapiro, & Smyth, 1996). Menyelesaikan masalah breakdown pada mesin adalah hal yang sering di temukan dalam dunia industri manufacture. Kerusakan mesin yang awalnya ringan bisa menjadi kerusakan yang fatal apabila mesin tidak di tangani dengan benar. Dalam hal ini Perlunya peran sumber daya yang dapat menangani kerusakan mesin produksi secara cepat dan tepat.

(19)

3 Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari ilmu kecerdasan buatan yaitu mampu meniru penalaran dari seorang pakar pada bidang ilmu tertentu. Sistem aplikasi ini membantu pakar teknisi maupun operator dalam melakukan konsultasi kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 secara efektif dan efisien sehingga kerusakan yang dialami dapat diketahui secara dini dan tepat penanganannya.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka penulis membuat skripsi dengan judul "IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN KERUSAKAN MESIN KEMAS PRIMER KUNGLONG SP-180 DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB DI PT.KALBE FARMA ".

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, adapun permasalahan-permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Tidak semua operator dan teknik bisa menyelesaikan masalah yang terjadi pada saat produksi di mesin kemas primer kunglong sp-180 pada saat produksi.

2. Ketika ada sebuah kerusakan pada mesin kemas primer kunglong sp-180 tim operator atau teknik harus segera menanganinya karena waktu produksi bisa hilang karena mesin berhenti beroperasi.

3. Disaat ada pertukaran tugas, operator atau teknik akan merasa sulit untuk menyelesaikan masalah pada mesin kemas primer kunglong sp-180 karena tidak semua karyawan bisa mendeteksi kerusakan dan menanganinya secara cepat.

(20)

4

1.3 Rumusan Masalah

Dalam sebuah perusahaan sering terjadi kerusakan mesin yang disebabkan karena usia pakai sparepart mesin sudah tidak layak pakai yang dapat menyebabkan mesin berhenti beroperasi pada saat produksi. Sumber daya manusia yang kurang memahami masalah kerusakan mesin kunglong sp-180 menjadikan penanganan masalah kerusakan mesin menjadi lama dalam perbaikannya. Salah satu cara agar mempermudah dalam menangani kerusakan mesin kunglong sp-180 ialah dengan menggunakan sistem pakar, sistem pakar menjadi solusi karena sistem ini bisa menjadi pengganti pakar mesin kunglong sp-180. Maka dari itu penulis akan menuliskan masalah pertanyaan riset ,sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengimplementasikan sistem pakar pendeteksian kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 ?

2. Bagaimana membangun sistem pakar yang dapat mendeteksi kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 yang mudah untuk digunakan secara efisien dan dapat di akses dengan mudah ?

1.4 Batasan Masalah

Agar lebih terarah dalam pembahasan laporan Skripsi ini, maka penulis membuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Sistem pakar ini dirancang dengan metode forward chaining untuk mendeteksi kerusakan pada mesin kemas primer kunglong sp-180. 2. Sistem pakar ini hanya membahas tentang kerusakan mesin kemas

(21)

5 3. Sistem pakar ini mendeteksi kerusakan dan memberikan solusi

penanganan kerusakan pada mesin kemas primer kunglong sp-180. 4. Aplikasi sistem pakar ini berbasis web.

1.5 Tujuan dan Manfaat 1.5.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dalam penulisan laporan Skripsi ini adalah:

1. Mempermudah operator dan teknik dalam pendeteksian kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 pada saat terjadi Trouble Shooting.

2. Mengurangi waktu yang terbuang untuk mendeteksi kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 pada saat terjadi kerusakan.

1.5.2 Manfaat

1. Bagi penulis

Dapat mengimplemetasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan penulis selama masa perkuliahan dan wahana melakukan implementasi suatu karya ilmiah

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dalam dunia permesinan seputar kerusakan yang terjadi pada mesin kemas primer kunglong sp-180, melanjutkan proses tahapan penelitian pada kelanjutan suatu permasalahan.

(22)

6 3. Bagi Perusahaan

Dapat menerapkan aplikasi sistem pakar di area perusahaan dan mengembangkannya agar sistem pakar tetap berjalan dengan optimal.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk dapat mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan. Laporan Skripsi ini maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan untuk mempermudah pembaca menelusuri dan memahami isi Laporan Skripsi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mengacu pada daftar pustaka terutama menerangkan masalah kecerdasan buatan, sistem pakar dan yang berhubungan dengan judul penyusunan laporan skripsi.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjelasan metode yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi serta diuraikan tentang langkah-langkah perancangan dan pembuatan sistem pakar sekaligus layout dari sistem yang akan dibuat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil implementasi perancangan dan menguji coba sistem yang dibuat, sehingga dari proses tersebut akan didapatkan sebuah analisa hasil yang akan menjawab permasalahan yang ada

(23)

7 dalam penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada sistem dan saran-saran untuk melengkapi, memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini.

(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literatur Penulisan

Literatur serta penelitian mengenai penerapan metode Forward Chaining banyak di temukan dalam buku maupun jurnal-jurnal ilmiah, diantaranya adalah:

a. Sistem pakar diagnose penyakit tanaman padi menggunakan metode forward chaining (Dadi Rosadi & Asril Hamid, 2014). Penelitian ini memberikan pandangan serta langkah dalam sebah sistem untuk mengetahui jenis peyakit pada tanaman padi dan memperkecil kemungkinan kesalahan diagnosa penyakit pada tanaman padi.

b. Perancangan Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining (Putra, 2011). Penelitian ini menjadikan sistem pakar dengan metode forward chaining sebagai pembelajaran penyakit paru-paru dan memberikan solusi penanganan penyakit paru-paru.

c. Sistem pakar diagnosis penyakit tanaman cengkeh dengan metode inferensi forward chaining (Hananto, 2012). Sistem pakar ini dapat membantu para pemilik maupun pengelola perkebunan cengkih, terutama bagi pemula, untuk mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman cengkih serta langkah-langkah yang harus diambil dalam penanganan atau pencegahan penyakit tersebut.

d. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan Metode Forward Chaining (Amanda & Mustafidah, 2011). Aplikasi sistem pakar yang dibuat ini mampu menganalisis jenis penyakit organ hati yang telah di input sebelumnya oleh admin dan pakar, Aplikasi sistem pakar ini juga

(25)

9 sudah dapat menjelaskan penyebab dan pengobatannya secara medis maupun secara herbal berdasarkan jenis penyakitnya.

e. Sistem Pakar Penentuan Bakat Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining (Salisah, Lidya, & Defit, 2015). Hasil analisa menunjukan bahwa sistem pakar ini memerlukan 27 indikator, 83 variabel dan 33 rule.

2.2 Sistem Pakar 2.2.1 Definisi Sistem

Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.(Astuti, 2018)

2.2.2 Definisi Pakar

Pakar ialah seseorang yang banyak dianggap sebagai sumber tepercaya atas teknik maupun keahlian tertentu yang bakatnya untuk menilai dan memutuskan sesuatu dengan benar, baik, maupun adalah sesuai dengan aturan dan status oleh sesamanya ataupun khayalak dalam bidang khusus tertentu. Lebih umumnya, seorang pakar ialah seseorang yang memiliki pengetahuan ataupun kemampuan luas dalam bidang studi tertentu. Para pakar dimintai nasihat dalam bidang terkait mereka, namun mereka tidak selalu setuju dalam kekhususan bidang studi. Melalui pelatihan, pendidikan, profesi, publikasi, maupun pengalaman, seorang pakar dipercaya memiliki pengetahuan khusus dalam bidangnya di atas rata-rata orang, di mana orang lain bisa secara resmi dan sah

(26)

10 mengandalkan pendapat pribadi Seorang pakar. (human expert) adalah seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu masalah.

2.2.3 Definisi Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya mampu diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktifitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu (Permanawati, 2018).

Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu kesimpulan. (Putra, 2011)

(27)

11

2.2.4 Komponen Utama Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari beberapa bagian utama :

1. Lingkungan pengembangan yang digunakan dalam sistem pakar untuk membangun komponen-komponennya dan menempatkan pengetahuan dalam basisnya.

2. Lingkungan konsultasi yang digunakan oleh pemakai untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan dari pakar.

3. Lingkungan pengembangan digunakan sebagai sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi

Gambar 2.1 Komponen Sistem Pakar (Syatibi, 2012)

(28)

12

2.2.5 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efrain Turban dalam (Suyoto, 2004), konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan untuk menjelaskan.

Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Seorang ahli atau pakar adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian mereka. Pengalihan keahlian yang dimaksud adalah pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan empat aktivitas, yaitu : tambahan pengetahuan (dari ahli atau sumber-sumber lainnya) → representasi pengetahuan ke komputer → inferensi pengetahuan → pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis pengetahuan. Ada dua tipe pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistempakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian - keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basisdata, maka komputer harus dapat deprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Jadi secara umum sistem pakar terdiri atas tiga komponen utama yaitu : Knowledge base (Basis

(29)

13 Pengetahuan), Motor Inferensi, User Interface. Gambar di bawah ini merupakan konsep dasar sistem pakar secara umum.

2.2.6 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

Adapun keuntungan dari sistem pakar yaitu: (Kusrini, 2006) 1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan seperti

layaknya seorang pakar.

2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis. 3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

4. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).

5. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

6. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa merespon dengan jawaban ’tidak tahu’ atau ’tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi dan sistem pakar tetap akan memberikan jawaban.

7. Tidak memerlukan biaya saat tidak digunakan, sedangkan pada pakar manusia memerlukan biaya sehari-hari.

8. Dapat digandakan (diperbanyak) sesuai kebutuhan dengan waktu yang minimal dan sedikit biaya.

9. Dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada kemampuan manusia dengan catatan menggunakan data yang sama.

10. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

11. Meningkatkan kualitas dan produktivitas karena dapat member nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.

(30)

14 12. Meningkatkan kapabilitas sistem terkomputerisasi yang lain. Integrasi Sistem

Pakar dengan sistem komputer lain membuat lebih efektif, dan bisa mencakup lebih banyak aplikasi.

13. Mampu menyediakan pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman. Fasilitas penjelas dapat berfungsi sebagai guru.

Selain memiliki banyak keuntungan, sistem pakar memiliki kelemahan, diantaranya: (Arhami, 2005)

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara, dan mengembangkannya sangat mahal

2. Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya dan kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia karena sangat sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka dalam menangani masalah.

3. Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda- beda, meskipun sama-sama benar.

4. Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias. 2.3 Forward Chaining

Menyatakan inferensi adalah suatu prosedur (program) yang mempunyai kemampuan dalam melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur - prosedur mengenai pemecahan masalah. Semua pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar disimpan pada basis pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesin inferensi adalah mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang dimilikinya.

(31)

15 (Sutojo, 2009).

Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut. Forward chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang permisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal di capai atau hingga tidak ada rules lagi yang permisnya cocok dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh.

Forward Chaining bisa disebut juga runut maju atau pencarian yang dimotori data (data,driven dan search). Jadi pencarian dimulai dari peremis-peremis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (Then). Forward chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan atau dengan menambahkan data ke memori kerja untuk diproses agar ditemukan suatu hasil. (Lubis, 2013)

Terdapat berbagai cara pemecahan masalah didalam sistem pakar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah arah penelusuran dan topologi penelusuran. Dalam hal ini, pemecahan masalah yang ada pada sistem menggunakan forward chaining. Forward chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dari inputan beberapa fakta, kemudian menurunkan beberapa fakta dari aturan-aturan yang cocok pada knowledge base dan melanjutkan prosesnya sampai jawaban sesuai (Kusumadewi Sri, 2003).

(32)

16 1. R1: Jika A dan C, maka E

2. R2: Jika D dan C maka F 3. R3: Jika B dan E maka F 4. R4: Jika B maka C 5. R5: Jika F maka G

Fakta yang ada : A benar dan B benar

Gambar 2.2 Metode Forward Chaining (Kusumadewi Sri, 2003).

2.4 Teori Perancangan

2.4.1 Unified Modeling Language

UML singkatan dari Unified Modelling Language yang berarti bahasa pemodelan standar. UML memiliki sintaks dan semantik. Ketika kita membuat model menggunakan konsep UML ada aturan-aturan yang harus diikuti. Bagaimana elemen pada model-model yang kita buat berhubungan satu dengan lainnya harus mengikuti standar yang ada. UML bukan hanya sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya (Prabowo, 2011).

UML memiliki beberapa diagram untuk menggambarkan dan membantu mencari kebutuhan sebuah sistem atau aplikasi bekerja, berikut adalah diagram yang terdapat pada UML :

(33)

17 1. Use Case Diagram

Use case menggambarkan fungsi tertentu dalam suatu sistem berupa komponen, kejadian atau kelas dan mengartikan use case sebagai urutan langkah-langkah yang secara tindakan terkait (skenario), baik terotomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi suatu tugas bisnis tunggal. Use case digambarkan dalam bentuk ellips (Prabowo, 2011).

Gambar 2.3 Simbol Use case (Prabowo, 2011)

Pada diagram use case, relasi digambarkan sebagai sebuah garis antara dua simbol. Pemaknaan relasi berbeda-beda tergantung bagaimana garis tersebut digambarkan dan tipe simbol apa yang digunakan untuk menghubungkan garis tersebut. Relasi yang digunakan UML 2.0 adalah generalisasi, inklusi dan ekstensi. Generalisasi pada aktor dan use case dimaksudkan untuk menyederhanakan model dengan cara menarik keluar sifat-sifat pada aktor-aktor maupun use case sejenis (Prabowo, 2011).

(34)

18 Gambar 2.4 Generalisasi Use Case

(Prabowo, 2011)

Ekstensi pada use case adalah use case yang terdiri dari langkah yang diekstraksikan dari use case yang lebih kompleks untuk menyederhanakan masalah orisinal dan karena itu memperluas fungsinya. Hubungan pada ekstensi use case dan use case yang diperluas disebut extend relationship, diberi simbol “<<extend>>” dan hubungannya berupa garis putus-putus berpanah terbuka. (Prabowo, 2011)

Gambar 2.5 Ekstensi Use Case (Prabowo, 2011)

Use Case dasar yang akan diinklusi tidak lengkap, berbeda dengan use case dasar yang akan diekstensi. Sehingga use case inklusi bukan merupakan use case optional yang tidak boleh dijalankan. Simbol hubungan inklusi adalah garis putus-putus dengan anak panah terbuka dan

(35)

19 diberi keterangan “<<include>>”. Gambar 2.11 menunjukan use case dengan inklusi.

Gambar 2.6 Inklusi Use Case (Prabowo, 2011)

Tabel 2. 1 Simbol-simbol diagram use case

No. Simbol Deskripsi

1. Use case

Nama use case

Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal frase

nama use case.

2. Aktor/actor Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan

(36)

20 3. Assosiasi/association Komunikasi antara aktor dan use case

yang berpartisilpasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor.

4. Exstensi/extend

<<ext end>>

Relasi use case tambahan kesebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu, mirip dengan prinsip

inheritance pada pemrograman

berorientasi objek, biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan.

5. Generalisasi/generalization Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya, misalnya :

arah panah mengarah pada use case yang menjadi generalisasinya.

Ubah data

Mengolah data

(37)

21 6. Menggunakan / include / uses

<<include>>

Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini

Ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai include di use case :

- Include berarti use case yang ditambahkan akan selalu di panggil saat use case tambahan dijalankan, missal pada kasus berikut :

7.

<<uses>>

<<include>>

- Include berarti use case yang tambahan akan selalu melakukan pengecekan apakah use case yang di tambahkan telah dijalankan sebelum use case tambahan di jalankan, misal pada kasus berikut

:

validasi user

<<include>>

Kedua interpretasi di atas dapat dianut salah satu atau keduanya tergantung pada pertimbangan dan interpretasi yang dibutuhkan.

Login validasi

(38)

22 2. Class Diagram

Class diagram pada UML digunakan untuk menggambarkan konten yang bersifat statis dan hubungan antar kelas. Pada sebuah class diagram, kita dapat melihat variable dan fungsi dari suatu class. Kita juga dapat melihat suatu kelas merupakan turunan dari class yang lain atau tidak. Dengan kata lain kita dapat melukiskan semua dependensi dari kode sumber antar kelas (Prabowo, 2011). Class memiliki tiga area pokok, yakni Nama, Atribut dan Metode. Atribut dan metode dapat memiliki sifat sebagai berikut:

a) Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan. b) Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan

class-class yang mewarisinya.

c) Public, dapat dipanggil oleh siapa saja. Hubungan antar class.

d) Asosiasi (Association), yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukan arah query antar class.

e) Agregasi (Aggregation), yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas”).

f) Pewarisan (interchange), yaitu hubungan hirarki antar class.Class dapat diturunkan class lain dan mewarisi semua atribut dan metode class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan

(39)

23 adalah generalisasi.

g) Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram.

Gambar 2.7 Class Diagram (Prabowo, 2011)

Tabel 2. 2 Symbol Class Diagram

No. Simbol Deskripsi

1. Kelas Kelas pada struktur sistem

2. Antarmuka/interface Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek

3. Asosiasi/association Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity

(40)

24 4. Asosiasi berarah/ directed

association

Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity

5. Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-spesialisasi(umum- khusus)

6. Kebergantungan/dependensi Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas

7. Agregasi/aggregation Relasi antar kelas dengan makna semua bagian (whole-part)

3. Activity Diagram

Activity Diagram digunakan untuk menunjukan aktivitas sistem dalam bentuk kumpulan aksi-aksi. Activity Diagram lebih memfokuskan diri pada eksekusi dan alur sistem dari pada bagaimana sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan software melainkan memodelkan model bisnis juga (Prabowo, 2011).

Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu usecase atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara usecase menggambarkan bagaimana actor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan

(41)

25 sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambar behavior pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses parallel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu (Prabowo, 2011).

Gambar 2.8 Activity Diagram (Prabowo, 2011)

(42)

26 Tabel 2. 3 Activity Diagram

No. Simbol Deskripsi

1. Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal.

2. Aktivitas

Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja.

3. Percabang an/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.

4. Penggabungan/join Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.

5. Status akhir Status akhir yang dilakukan oleh sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir. 6. Swimlane

Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggunga jawab terhadap aktivitas yang terjadi.

(43)

27 4. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem untuk sebuah scenario use case. Sequence diagram menggambarkan bagaiman objek saling berinteraksi satu sama lain melalui messages dalam eksekusi dari sebuah use case atau operasi. ada tiga diagram primer UML dalam memodelkan scenario interaksi, yaitu diagram urutan (Sequence Diagram), diagram waktu (Timing Diagram) dan diagram komunikasi (Prabowo, 2011).

Gambar 2.9 menunjukkan contoh Sequence Diagram (Prabowo, 2011).

(44)

28 Tabel 2. 4 Simbol Squance Diagram

No. Simbol Deskripsi

1. Aktor

Nama Aktor

Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan dalam menggunakan kata benda diawal frase nama aktor.

2. Garis hidup/lifeline Menyatakan kehidupan suatu objek

3. Objek

Nama objek : nama kelas

Menyatakan objek yang berinteraksi pesan

4. Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi, semuanya yang terhubungdengan waktu aktif ini adalah sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya, misalnya

1: login()

2. CekStatusLogin()

3. Open()

Maka CekStatusLogin() dan Open() dilakukan dalam metode Login(). Aktor tidak memiliki waktu aktif

5. Pesan tipe create <<create>>

Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat

(45)

29 6. Pesan tipe call

1 : nama_metode()

Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode yang ada pada objek lain atau diri nya sendiri,

1 : nama_metode()

Arah panah mengarah pada objek yang memiliki operasi/metode, karena ini memanggiloperasi/metode maka

operasi/metode yang dipanggil harus ada pada diagram kelas sesuai dengan kelas objek yang berinteraksi

7. Pesan tipe send

1 : masukkan

Menyatakan bahwa suatu objek

mengirimkan data/masukkan/informasi ke objek lainnya, arah panah mengarah pada

objek yang dikirim 8. Pesan tipe return

1 : keluaran

Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan suatu operasi atau metode menghasilkan suatu kembalian ke objek

tertentu, arah panah mengarah pada objek yang menerima kembalian 9. Pesan tipe destroy

<<destroy>>

Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri, sebaliknya jika ada create maka ada destroy

2.4.2 Website

Website adalah keseluruhan halaman - halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi (Fahrudin & Purnama, 2011).

Web Page (halaman web) merupakan halaman khusus dari situs web tertentu yang tersimpan dalam bentuk file. Dalam web page tersimpan berbagai

(46)

30 informasi dan link yang menghubungkan suatu informasi ke informasi lain baik itu dalam page yang sama atau page yang berbeda. Homepage merupakan halaman pertama atau sampul dari suatu website yang biasanya berisi tentang apa dan siapa dari perusahaan atau instansi atau organisasi pemilik website tersebut.(Fauzan Masykur, 2012).

2.4.3 Behavioral (Blackbox) Test

Menurut (Black, 2009), “Tester menggunakan behavioral test (disebut juga Black-Box Tests)”, sering digunakan untuk menemukan bug dalam high level operations, pada tingkatan fitur, profil operasional dan skenario customer. Tester dapat membuat pengujian fungsional black box berdasarkan pada apa yang harus sistem lakukan. Behavioral testing melibatkan pemahaman rinci mengenai domain aplikasi, masalah bisnis yang dipecahkan oleh sistem dan misi yang dilakukan sistem. Behavioral test paling baik dilakukan oleh penguji yang memahami desain sistem, setidaknya pada tingkat yang tinggi sehingga mereka dapat secara efektif menemukan bug umum untuk jenis desain.

Menurut Nidhra dan (Dondeti, 2012), black box testing juga disebut functional testing, sebuah teknik pengujian fungsional yang merancang test case berdasarkan informasi dari spesifikasi

. Gambar 2.10 Blackbox

BLACK

BOX

OUTPUT

INPUT

(47)

31

2.5 Teori Bahasa Pemograman 2.5.1 PHP

Bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman yang bekerja dalam sebuah webserver (Madcoms,2010). Script- script PHP dibuat harus tersimpan dalam sebuah server dan diproses dalam server PHP merupakan bahasa web server-side yang bersifat open source. Bahasa PHP menyatu dengan script HTML yang sepenuhnya dijalankan pada server tersebut. PHP pertama kali diciptakan oleh Rasmus Lerdofrt, seorang programmer Unix dan Perl. PHP sering digunakan untuk membangun web dinamis yang diproses di web server dan menampilkan hasilnya di web browser.

Script ini akan membuat suatu aplikasi yang dapat diintegrasikan dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server-side berarti pengerjaan script akan dilakukan di server, baru kemudian hasilnya dikirim ke browser. Di browser inilah dapat dilihat halaman hasilnya.

Keuntungan dari sifatnya yang server-side tersebut adalah:

a. Tidak harus menggunakan browser tertentu, karena server yang akan mengerjakan script PHP. Hasil akan dikirimkan kembali ke browser umumnya bersifat teks atau gambar saja sehingga pasti dapat diproses oleh browser apapun.

b. Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, misalnya koneksi ke database.

c. Script tidak dapat dilihat dengan menggunakan fasilitas view HTML source yang terdapat pada browser.

(48)

32 File yang hanya berisi kode HTML yang dirancang tidak mendukung pembuatan aplikasi yang melibatkan database karena HTML dirancang untuk menyajikan informasi yang bersifat statis (tampilan yang isinya tetap hingga webmaster atau penanggung jawab web melakukan perubahan isi). Oleh karena itu, muncul pemikiran untuk membuat suatu perantara yang memungkinkan aplikasi bias menghasilkan sesuatu yang bersifat dinamis dan berinteraksi dengan database. Akhirnya lahirlah berbagai perantara seperti PHP, ASP dan JSP. Gambar 2.9 memperlihatkan skema yang memungkinkan suatu aplikasi berinteraksi dengan database menggunakan PHP.

(49)

33

2.5.2 XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak gratis yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan gabungan dari beberapa program (Teguh, 2005). Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis.

Bagian penting XAMPP yang biasanya digunakan yaitu : Htdoc yaitu folder tempat meletakan berkas-berkas yang akan dijalankan seperti berkas PHP (Personal Home Page), HTML (Hyper Text Markup Language) dan berkas lainnya.

PhpMyAdmin yaitu bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada di komputer. Untuk membukanya, buka browser, lalu ketikkan alamat http://localhost/phpMyAdmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin. PhpMyAdmin merupakan salah satu tool manajemen database MySQL berbasis web. PhpMyAdmin mampu menangani keseluruhan server MySQL dan juga database tunggal. Control panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP, seperti memulai (start) atau menghentikan (stop).

2.6 Kerangka Berfikir

Kerusakan pada mesin produksi merupakan hal yang sering terjadi di sebuah perusahaan manufacture. Pemakaian mesin yang terus menerus menyebabkan part-part pada mesin mengalami kerusakan sebelum waktu nya., Dari kerusakan menimbulkan beberapa masalah yaitu terhambatnya waktu produksi mesin,

(50)

34 perlunya pendeteksian kerusakan dan mencari bagian yang mengalami kerusakan dan bagaimana cara penanganganannya. Seorang operator biasanya memanggil tim teknik apabila di rasa sudah tidak mampu untuk menangani kerusakan secara mandiri dan berkonsultasi tentang gangguan mesin yang dialami. Akan tetapi minimnya pengetahuan operator dan teknik terhadap gangguan mesin menjadi suatu kendala. Membangun sistem pakar pendeteksian kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 berbasis web menjadi solusi. Program ini dibuat agar memudahkan pengguna untuk mendiagnosa jenis gangguan mesin kemas primer kunglong sp-180 yang di alami. Sistem ini dibangun menggunakan metode forward chaining yaitu metode yang digunakan untuk menguji gejala-gejala yang di input operator atau teknik yang selanjutnya diambil solusi berdasarkan aturan yang disimpan oleh sistem. Setelah program ini dibuat, maka dilakukan pengujian untuk keakuratan dan memaksilkan fungsi sistem supaya tepat guna. Sistem dapat digunakan operator dan teknik PT.Kalbe Farma setelah melewati pengujian.

Untuk memudahkan penelitian ini maka penulis membuat bagan seperti yang terlihat pada gambar sebagai berikut ini :

(51)

35

(52)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

3.1 Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan kegiatan dengan mengikuti kerangka pikir yang meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Berikut adalah alur rencana penelitian :

(53)

37

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penulisan skripsi ini, yang menjadi objek penelitian ini adalah mesin kemas primer kunglong sp-180 tentang macam-macam kerusakan yang biasa terjadi pada mesin kemas tersebut dan bagaimana cara penanggulanganya.

Penelitian akan dilakukan di PT.Kalbe Farma Bertempat di Jl.MH Thamrin Blok A3-1 Delta Silicon 1, Cikarang, Bekasi. PT.Kalbe Farma merupakan perusahaan yang bergerak di bidang farmasi. Sebagai perusahaan yang sudah 52th bertahan di pasar indonesia tentu telah terbukti bahwa perusahaan ini telah menjadi perusahaan maju.

Di balik kemajuan perusahaan kalbe ini tentu ada sistem yang menunjang agar perusahaan tetap exist di dunia industri farmasi Indonesia, salah satu yang di terapkan di perusahaan ini adalah sebuah inovasi yang selalu di lakukan oleh seluruh karyawannya. Adanya sebuah peluang inovasi di salah satu mesin di PT.Kalbe Farma oleh sebab itu penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di bengkel tersebut. Penelitian akan dilakukan pada Bulan September 2018 di PT.Kalbe Farma Cikarang.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan guna memperoleh data-data untuk dianalisa dan diolah, sehingga ditemukan permasalahan apa saja yang ada dan diharapkan dari penelitian ini dapat menghasilkan jalan keluar atau penyelesaian dari permasalahan tersebut. Dalam proses pengumpulan data ada tiga cara yang biasa dilakukan, yaitu :

(54)

38 1. Observasi

Observasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk pengamatan secara langsung pada suatu objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, agar memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Dan penelitian ini dilakukan secara langsung dengan cara ikut serta kelapangan dan terlibat dalam kegiatan sehari-hari guna mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Wawancara

Suatu metode akuisisi yang sering digunakan dengan melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam mengadakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada orang yang mempunyai kapasitas dan informasi tentang gejala kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 untuk pelaksanaan penelitian.

3. Studi pustaka

Studi kepustakaan merupakan langkah-langkah dalam mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan untuk mengetahui sampai mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian itu telah berkembang, sampai mana terdapat kesimpulan yang pernah dibuat pada jurnal, buku-buku, makalah-makalah, situs internet, dan lain-lain.

(55)

39

3.4 Metode Pengembangan sistem

Di bawah ini terdapat beberapa pengembangan sistem yang nantinya akan diteliti sebagai berikut:

a. Analisis

Pengumpulan data dalam tahapan ini berupa kegiatan penelitian dan wawancara pakar tentang kerusakan mesin kunglong sp-180. Dari data yang diperoleh dapat dilakukan analisis terhadap kebutuhan sistem, yang selanjutnya dijadikan acuan untuk menerjemahkan ke dalam bahasa pemrograman.

b. Perancangan

Tahapan ini terdiri dari perancangan aplikasi dan pembuatan program. Perancangan aplikasi merupakan perancangan untuk mencari solusi permasalahan yang diperoleh dari tahap analisis. Pembuatan program merupakan proses penerjemahan desain dalam bahasa yang dikenali oleh komputer atau proses memasukan kode pada program.

c. Pengujian

Tujuan pengujian adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian dapat diperbaiki.

d. Implementasi

Pada tahapan ini mengimplementasikan perancangan sistem ke situasi nyata dan mulai berurusan dengan perangkat lunak aplikasi.

(56)

40

3.5 Analisis Sistem

Untuk mendeteksi jenis kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 perlu diketahui terlebih dahulu gejala-gejala yang ditimbulkan pada mesin tersebut. walaupun hanya gejala awal, Pakar dapat mengambil suatu kesimpulan berupa kerusakan yang terjadi. Proses analisis kebutuhan yang dilakukan ialah dengan mewawancarai seorang pakar. Dalam perancangan aplikasi untuk menentukan kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 di dapat menjadi 9 (Sembilan) bagian kerusakan yaitu:

1. Kerusakan sealing roll 2. Kerusakan heater

3. Kerusakan cutting vertical 4. Kerusakan cutting horizontal 5. Kerusakan vibrator

6. Kerusakan sensor safety

7. Kerusakan sensor cutting horizontal 8. Kerusakan Karet Roll

9. Kerusakan Saluran Tablet

3.6 Analisis Kebutuhan

Dalam suatu sistem sebelum sistem itu dibuat tentu perlu adanya rumusan dan perencanaan yang jelas, sehingga dapat ditentukan sasaran dari sistem yang akan dibuat. Untuk mendukung pembuatan suatu sistem, perlu adanya dukungan sistem penampil interface yang memadai, baik dari segi perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware). Selain itu, juga diperlukan brainware untuk pembuatan aplikasi sistem pakar.

(57)

41

3.6.1 Kebutuhan Fungsional

Penerapan fungsi dibutuhkan dalam sebuah sistem. Salah satunya pakar dapat memanipulasi data basis pengetahuan berupa jenis kerusakan, gejala dan solusi. Selain itu pakar dapat memanipulasi data inferensi, bagaimana aksi yang dilakukan jika terpenuhi suatu kondisi. Pada sisi pengguna, dapat berkonsultasi tentang kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 berdasarkan masukkan data gejala yang dialami, keluaran yang dihasilkan berupa jenis kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 dan solusinya.

3.6.2 Kebutuhan Non Fungsional 3.6.2.1 Software

Kebutuhan perangkat lunak (software) untuk sistem pakar diagnosa kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 ini yaitu :

a. Sistem operasi (Windows 7 / Windows 8) b. notepad++

c. XAMPP v.1.7.4

d. Browser (Mozila Firefox / Chrome / Opera / Internet Explorer) e. Visual Paradigm

3.6.2.2 Hardware

Adapun spesifikasi minimal untuk perangkat keras (hardware) adalah sebagai berikut :

a. Processor Intel Pentium IV

b. RAM (Random Access Memory) 1 Giga Byte c. Hardisk 80 Giga Byte

(58)

42 d. Monitor

e. Keyboard, Mouse

3.6.2.3 Analisis Brainware

Sumber daya manusia yang berperan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

a. Programmer adalah pembuat program aplikasi sistem pakar pendeteksi kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180.

b. User adalah pengguna program aplikasi sistem pakar diagnosa kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180 yang dibuat oleh programmer, sehingga hanya dapat menggunakan program yang dibuat.

c. Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya (Arhami, 2005). Pakar memiliki hak aksses untuk menggunakan program dan memasukkan data maupun mengubah data yang tersimpan pada sistem aplikasi.

3.7 Perancangan Sistem Pakar 3.7.1 Pakar

Kemampuan pakar sangat penting dan dibutuhkan dalam perancangan sistem pakar ini sebagai dasar data informasi yang akan dikelola oleh mesin inferensi tentang pemecahan masalah yang akan dipecahkan dalam sistem pakar ini. Dalam sistem pakar ini terdapat dua orang pakar

(59)

43 yang dipilih sebagai narasumber penulis untuk mendapatkan data informasi. Pemilihan pakar di latar belakangi oleh kemampuan orang tersebut terhadap permasalahan tentang kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180. Berikut adalah sekilas latar belakang dari masing – masing pakar:

1. Deni Bachtiar

Beliau adalah lulusan dari Politeknik Negeri Malang Teknik Elektro jurusan sistem kelistrikan yang saat ini bekerja di PT.Kalbe Farma menjadi teknik, sekaligus sebagai PIC area kerja mesin kemas primer kunglong sp-180.

2. Kurniawan Setya Aji

Beliau adalah lulusan teknik permesinan SMK Petrus Kanisius Klaten. Dengan pengalaman yang telah dimiliki, beliau menjadi seorang expert di dunia permesinan industri, yang saat ini bekerja sebagai teknisi mesin kemas primer Kunglong sp-180 di PT Kalbe Farma.

3.7.2 Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)

Pada penelitian ini akuisisi diperoleh dari pengetahuan, jurnal maupun search. Pengetahuan dan informasi dari pakar di dapat dengan proses wawancara. Proses wawancara dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan lebih dan informasi mengenai kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180.

3.8 Prosedur Kebutuhan Sistem

Dari beberapa kerusakan dan gejala – gejala yang terjadi pada sebuah mesin kemas primer sp-180 maka disusunlah sebuah rule berdasarkan

(60)

44 penelitian dan hasil konsultasi dengan pakar, adapun rule – rule itu sebagai berikut :

a. Rule 1

IF = Kemasan strip kotor

AND = Terdapat serpihan tablet di kemasan strip THEN = Kerusakan sealing roll

b. Rule 2

IF = Kemasan strip Bocor

AND = Ada lubang kecil di kemasan strip THEN = Kerusakan sealing roll

c. Rule 3

IF = Kemasan strip tidak terseal dengan baik AND = Ruster seal tidak bagus

THEN = Kerusakan sealing roll d. Rule 4

IF = Hasil kemasan strip cuttingan horizontalnya tidak stabil AND = Terdapat kotoran alufoil di setiap ujung sealing roll THEN = Kerusakan sealing roll

e. Rule 5

IF = Alufoil depan dan belakang tidak teseal

AND = Panas sealing roll belum mencapai setingan yang di tentukan

(61)

45 THEN = Kerusakan heater

f. Rule 6

IF = Hasil kemasan strip keriput

AND = Hasil kemasan strip cenderung keras/kaku THEN = Kerusakan heater

g. Rule 7

IF = Heater menyala tetapi sealing roll tidak panas AND = Display heater menyala

THEN = Kerusakan heater h. Rule 8

IF = Alufoil bagian samping tidak terpotong

AND = Ada GAP antara pisau cutting vertical depan dan belakang

THEN = Kerusakan cutting vertical i. Rule 9

IF = Hasil guntingan pisau cutting horizontal miring

AND = Kemasan strip sering terselip di pisau cutting horizontal AND = Hasil kemasan strip sering tidak terpotong

THEN = Kerusakan cutting horizontal j. Rule 10

IF = Tablet tidak mau turun dari hopper AND = Suara vibrator sangat keras AND = Vibrator tidak bergetar THEN = Kerusakan vibrator

(62)

46 k. Rule 11

IF = Mesin tidak bisa di start running AND = Alufoil terpasang

AND = Cover safety terbuka THEN = Kerusakan sensor safety l. Rule 12

IF = Pisau horizontal tidak memotong sesuai settingan AND = Counter pisau tidak berfungsi

THEN = Kerusakan sensor cutting horizontal m. Rule 13

IF = Hasil kemasan strip menggulung di atas pisau cutting vertical

AND = Karet roll belakang tidak berputar THEN = Kerusakan Karet Roll

n. Rule 14

IF = Tablet macet di antara sambungan saluran 1 dan 2 AND = Jalur saluran tablet 1 dan 2 tidak lurus

THEN = Kerusakan Saluran Tablet o. Rule 15

IF = Posisi tablet pada kemasan pocket strip mepet ke kiri AND = Posisi saluran 2 terlalu mepet kiri

THEN = Kerusakan Saluran Tablet p. Rule 16

(63)

47 AND = Posisi saluran 2 terlalu mepet kanan

THEN = Kerusakan Saluran Tablet q. Rule 17

IF = Posisi tablet pada kemasan strip pocket strip mepet ke atas AND = Knockshoot tablet terlambat menurunkan tablet

THEN = Kerusakan Saluran Tablet r. Rule 18

IF = Posisi tablet pada kemasan strip pocket strip mepet ke bawah AND = Knockshoot tablet terlalu cepat menurunkan tablet

THEN = Kerusakan Saluran Tablet

3.8.1 Prosedur Sistem Berjalan

Berdasarkan informasi dan hasil wawancara dengan pakar, dan tersusunya rule maka pemberian identitas pada setiap gejala dan kerusakan diperlukan agar memudahkan dalam proses pendeteksian dan pembuatan sistem pakar kerusakan mesin kemas primer kunglong sp-180. Adapun daftar gejala – gejala dan kerusakan pada mesin kemas primer kunglong sp-180 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kode Gejala

Kode Gejala

Gejala

G1 Kemasan strip kotor

G2 Terdapat serpihan tablet di kemasan strip

(64)

48

G4 Ada lubang kecil di kemasan strip

G5 Kemasan strip tidak ter seal dengan baik

G6 Ruster seal tidak bagus

G7 Hasil kemasan strip cuttingan horizontalnya tidak stabil G8 Terdapat kotoran alufoil di setiap ujung sealing roll G9 Alufoil depan dan belakang tidak teseal

G10 Panas sealing roll belum mencapai setingan yang di tentukan

G11 Hasil kemasan strip keriput

G12 Hasil kemasan strip cenderung keras/kaku

G13 Heater menyala tetapi sealing roll tidak panas

G14 Display heater menyala

G15 Alufoil bagian samping tidak terpotong

G16 Ada GAP antara pisau cutting vertical depan dan belakang G17 Hasil guntingan pisau cutting horizontal miring G18 Kemasan strip sering terselip di pisau cutting horizontal G19 Hasil kemasan strip sering tidak terpotong G20 Tablet tidak mau turun dari hopper

G21 Suara vibrator sangat keras

G22 Vibrator tidak bergetar

G23 Mesin tidak bisa di start running

G24 Alufoil terpasang

G25 Cover safety terbuka

(65)

49

G27 Counter pisau tidak berfungsi

G28 Hasil kemasan strip menggulung di atas pisau cutting vertical G29 Karet roll belakang tidak berputar

G30 Tablet macet di antara sambungan saluran 1 dan 2 G31 Jalur saluran tablet 1 dan 2 tidak lurus

G32 Posisi tablet pada kemasan pocket strip mepet ke kiri G33 Posisi saluran 2 terlalu mepet kiri

G34 Posisi tablet pada kemasan pocket strip mepet ke kanan G35 Posisi saluran 2 terlalu mepet kanan

G36 Posisi tablet pada kemasan strip pocket mepet ke atas

G37 Knockshoot tablet terlambat menurunkan tablet

G38 Posisi tablet pada kemasan strip pocket mepet ke bawah

G39 Knockshoot tablet terlalu cepat menurunkan tablet

Tabel 3.2 Kode Kerusakan

Kode Kerusakan Kerusakan

K1 Kerusakan sealing roll

K2 Kerusakan heater

K3 Kerusakan cutting vertical

K4 Kerusakan cutting horizontal

K5 Kerusakan vibrator

Gambar

Gambar 2.1 Komponen Sistem Pakar  (Syatibi, 2012)
Gambar 2.5 Ekstensi Use Case  (Prabowo, 2011)
Tabel 2. 1 Simbol-simbol diagram use case
Gambar 2.8 Activity Diagram  (Prabowo,  2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

simulasi yang dilakukan pada aplikasi “Sistem Pakar Pendeteksi Kerusakan Mesin Mobil Daihatsu Zebra Espass S91”, penulis dapat mengambil kesimpulan:. Sebuah software

Hartono Milawati dan Muh Irsyad EkoNur, Sistem Pakar Pendeteksi Kerusakan Printer Berbasis Web menggunakan Algoritma Forward Chaining, Seminar Nasional

Secara garis besar rumusan masalah yang akan dibahas adalah “Bagaimana Membangun Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan Printer berbasis Web menggunakan

Sistem yang dibangun adalah sistem pakar pendeteksi kerusakan hardware pada komputer maupun laptop dengan tujuan membantu para user pemula mengetahui letak kerusakan hardware

Bagaiman metode Forward Chaining yang diterapkan pada sistem pakar diagnosa kerusakan hardware pada laptop dapat membantu pengguna atau user dalam mendiagnosa dan

Dengan menggunakan aplikasi “Sistem Pakar untuk Mengidentifikasi Kerusakan Handphone ” akan mempermudah pengguna handphone dalam mengetahui dan memperbaiki handphone yang

Dapat digunakan untuk mendapatkan pengetahuan tentang kerusakan motor 4 tak Honda vario dari gejala-gejalanya dan hasil dari pengujian black box dan pengujian

Penerapan sistem pakar diagnosa masalah mesin sepeda motor dapat dijadikan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk melakukan diagnosa dini gejala kerusakan mesin sepeda motor