• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN DI ATAS KAPAL GUNA MENCEGAH TERJADINYA OVER DRAFT DI MV. SELAT MAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN DI ATAS KAPAL GUNA MENCEGAH TERJADINYA OVER DRAFT DI MV. SELAT MAS"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

DI ATAS KAPAL GUNA MENCEGAH TERJADINYA OVER DRAFT DI MV. SELAT MAS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

IRA RABI’AH AL-ADAWIYYAH NIT 06.18.058.1.22/ N Ahli Nautika Tingkat III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ira Rabi’ah Al-Adawiyyah

Nomor Induk Taruna : 06.18.058.1.22/ N Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN DI ATAS KAPAL GUNA MENCEGAH TERJADINYA OVER DRAFT DI MV.

SELAT MAS

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam Karya Ilmiah Terapan tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, 3 Agustus 2021.

IRA RABI’AH AL-ADAWIYYAH

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena atas segala kuasa, berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah ia berikan, sehinga penulis dapat menyelesaikan proposal karya ilmiah terapan ini. Adapun proposal karya ilmiah terapan ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pelayaran Politeknik Pelayaran Surabaya dengan mengambil judul: “TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN DI ATAS KAPAL GUNA MENCEGAH TERJADINYA OVER DRAFT DI MV. SELAT MAS”

Penulis sangat menyadari bahwa didalam karya ilmiah terapan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya. Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimiliki oleh penulis masih kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dapat digunakan untuk menyempurnakan proposal karya ilmiah terapan yang dibuat ini.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah terapan ini dan juga rasa bangga yang setinggi tingginya kepada :

1. Capt. Dian Wahdiana, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Capt. Tri Mulyanto Budhi H, S.Si.T, M.Pd.,M.Mar selaku Ketua Jurusan Nautika yang telah memberikan dukungan dan motivasi

(6)

3. Semuel D.Parerungan, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing I dan Dety Sutralinda, S.Si.T. , selaku Dosen Pembimbing II, yang penuh ketekunan dan kesabaran memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi Nautika yang telah memberikan bekal ilmu.

5. Kedua orang tua yang telah membimbing sehingga terselesaikan proposal ini, serta rekan-rekan taruna yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaiakan.

Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah terapan ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya di tuangkan dalam bentuk Karya Ilmiah Terapan.

Surabaya, 3 Agustus 2021

IRA RABI’AH AL-ADAWIYYAH

(7)

ABSTRAK

IRA RABI’AH AL-ADAWIYYAH, Tindakan penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal guna mencegah terjadinya over draft di MV.

SELAT MAS dibimbing oleh Bapak Semuel dan Ibu Dety.

Penanganan dan pengaturan muatan yang kurang baik akan menimbulkan over draft, hal ini terjadi saat pelaksanaan loading muatan yang tidak sesuai prosedur atau ketentuan pemuatan sesuai garis muat yang mungkin akan menimbulkan bahaya kecelakaan dan kerusakan pada waktu pelayaran akibat muatan berlebih yang disengaja oleh pihak perusahaan atau pihak crew kapal, untuk mempersingkat pengataran.

Over Draft adalah jumlah muatan berlebihan, yang mengakibatkan sarat kapal mencapai lebih tinggi/batas maksimal yang ditentukan. Over Draft di sebabakan jumlah muatan yang berlebihan, dan mengakibatkan kapal kandas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang bahaya over draft di kapal yang dapat menimbulkan kecelakaan juga kerugian dan faktor- faktor apa saja yang menyebakan terjadinya over draft di kapal. Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati secara langsung berupa penyebab over draft dikapal dan faktor- faktor over draft.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa telah terjadi over draft dikapal tapi belum terjadi kerusakan pada kapal, kerusakan pada kapal terjadi jika draft kapal sudah mencapai titik maksimum, hal tersebut di sebabkan oleh kapal memuat muatan yang berlebihan.oleh sebab itu, diperlukan perhatian saat prosesi loading muatan yang sesuai prosedur.

Kata kunci : over draft, muatan.

(8)

ABSTRACT

IRA RABI'AH AL-ADAWIYYAH, Measures for handling and controlling the cargo on board the ship to prevent over draft in MV. SELAT MAS was guided by Mr. Semuel and Mrs. Dety.

Improper handling and regulation of the load will lead to over draft, this occurs when the loading of cargo that is not in accordance with procedures or loading conditions according to the load line that might cause danger of accidents and damage at the time of shipping due to accidental overload by the company or parties crew, to shorten the delivery.

Over Draft is the amount of excessive load, which causes the ship's ladder to reach a higher / maximum limit specified. Over Draft is caused by an excessive amount of cargo, and causes the ship to run.

The purpose of this study is to provide information about the dangers of over drafts on ships that can cause accidents as well as losses and what factors cause over-drafting on the ship. The research method used in the form of qualitative research methods that produce descriptive data in the form of words or verbally from people and behaviors that can be directly observed in the form of causes of over draft ships and over draft factor.

The results obtained from this study indicate that there has been an over draft onboard but there has been no damage to the ship, damage to the ship occurs when the ship's draft has reached its maximum point, this is caused by the ship loading excessively. Therefore, attention is needed when loading procession according to the procedure.

Key Words : over draft, load.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN ... iii

PENGESAHAN PROPOSAL ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 4

C. BATASAN MASALAH ... 4

D. TUJUAN PENELITIAN ... 4

E. MANFAAT PENELITIAN. ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. PENELITIAN SEBELUMNYA. ... 6

B. LANDASAN TEORI ... 9

C. KERANGKA PENELITIAN ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ...33

A. JENIS PENELITIAN ... 33

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN ... 34

C. JENIS DATA DAN SUMBER DATA ... 34

D. PEMILIHAN INFORMAN... 37

E. TEKNIK ANALISIS DATA ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ... 39

B. HASIL PENELITIAN. ... 42

C. PEMBAHASAN ... 49

(10)

BAB V PENUTUP ... 54

A. KESIMPULAN ... 54

B. SARAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Pembagian muatan secara tegak ... 17

2.2 Melindungi muatan. ... 20

2.3 Contoh stowage plan...25

2.4 Sertifikat garis muat internasional. ... 26

2.5 Garis kapal ... 26

4.1 MV.SELAT MAS ... 41

4.2 Draft survey saat MV. SELAT MAS Over Draft ... 43

4.3 MV.SELAT MAS over draft (Surabaya-Jakarta). ... 46

4.4 Wawancara dengan crew kapal saat memuat muatan di MV. SELAT MAS. ... 46

4.5 Ship condition departure MV.SELAT MAS ... 47

4.6 Stability booklet MV.SELAT MAS ... 48

4.7 Schedule MV.SELAT MAS Mei 2021 ... 49

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Penelitian Sebelumnya ... 6

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Undang-undang no. 17 tahun 2008 mengenai Pelayaran, Kapal adalah “kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Dengan demikian, kapal tidaklah semata alat yang mengapung saja, namun segala jenis alat yang berfungsi sebagai kendaraan, sekalipun ia berada di bawah laut, kapal adalah sarana angkutan laut yang sangat dibutuhkan untuk kelancaran pengangkutan barang. Kapal dipilih sebagai sarana angkutan laut yang utama karena pengiriman barang dapat dilaksanakan dalam jumlah yang besar serta biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan sarana angkutan yang lain.

Menurut Capt.Bambang pada data statistik IMO ( Internasional Maritime Organization ) menunjukan bahwa 80% dari semua kecelakaan laut disebabkan oleh kesalahan manusia ( human error ), dimana 60%

merupakan kesalahan manajemen seperti kesalahan dalam mengoperasikan kapal atau secara sadar memuat muatan dalam kapal secara berlebihan dan 40% kurangnya kemampuan awak kapal dalam menjalankan serta mengatasi berbagai permasalahan yang timbul saat bekerja di atas kapal yang terjadi karena tidak diaplikasikannya konvensi

(14)

STCW 1978/95 ( Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers ) yang berisi tentang persyaratan pendidikan atau pelatihan yang harus dipenuhi oleh awak kapal untuk bekerja sebagai pelaut.

Agar hal diatas dapat terlaksana dengan baik maka dibutuhkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip memuat, seperti melindungi kapal, melindungi muatan, melindungi awak kapal, memaksimalkan stowage factor (SF) , memperkecil broken stowage (BS), dan pelaksanaan loading muatan secara efisian yang sesuai dengan prinsip-prinsip penanganan dan pengaturan muatan dengan baik dan benar, crew kapal jaga harus benar- benar melaksanakan tugas agar tidak terjadi kesalahan terhadap pengaturan muatan yang berujung over draft.

Penanganan dan pengaturan muatan yang kurang baik akan menimbulkan over draft, hal ini terjadi saat pelaksanaan loading muatan yang tidak sesuai prosedur atau ketentuan pemuatan sesuai garis muat yang mungkin akan menimbulkan bahaya kecelakaan dan kerusakan pada waktu pelayaran akibat muatan berlebih yang disengaja oleh pihak perusahaan atau pihak crew kapal, untuk mempersingkat pengataran.

UU No.17 Tahun 2008 adalah undang-undang yang mengatur keselamatan pelayaran, keselamatan pelayaran yang di jelaskan tentang garis muat kapal, pengaturan muatan pada saat kapal loading.

Banyak organisasi yang membuat aturan tentang muatan agar mencegah bahaya kecelakaan di laut, kecelakaan di laut yang disebabkan oleh muatan berlebihan ialah over draft. Organisasi yang mengatur pelaut

(15)

adalah International Maritime Organization (IMO) melalui PBB untuk mengkoordinasikan keselamatan maritim internasional dan pelaksanaannya. Organisasi maritim dunia atau International Maritime Organization (IMO) telah mengadopsi International Load Line 1966 (ILL)

atau Garis Muat Internasional ditandatangani di London pada tanggal 5 April 1966 yang menjelaskan bahwa batasan pada draft kapal mana yang dapat dimuat memberikan informasi yang signifikan untuk keselamatannya dan mulai diberlakukan tanggal 21 Juli 1968 dengan amandemen terakhir 2003, International Load Line 1966 (ILL) diadopsi karena sering terjadi kecelakaan dilaut yang disebabkan oleh muatan berlebihan, muatan berlebihan terjadi karena loading muatan berlebihan pada saat sandar di pelabuhan.

Menurut International Load Line 1966 (ILL), penerapan zona garis muat diperairan indonesia mengacu pengumuman otoritas yang berwenang. Setiap kapal yang beroperasi di perairan indonesia setelah diumumkannya penerapan zona garis muat harus mengikuti ketentuan pemuatan sesuai garis muat Seasonal Tropic (ST) terhadap kapal – kapal yang ditetapkan, terhadap setiap kapal Indonesia dengan ukuran panjang (L) < 50 meter akan diberlakukan skala garis muat yang memenuhi kondisi perairan indonesia untuk Seasonal Tropik (ST), penentuan skala garis muat untuk seasonal tropik indonesia dilakukan sesuai dengan Appendix 6 standar (peraturan imigrasi). Garis muatan menunjukkan draft ke mana kapal dapat dimuat di zona yang ditunjuk yang berlayar di lautan, dan di air tawar. Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya sebagai

(16)

peneliti tertarik dalam membahas Karya Ilmiah Terapan dengan judul TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN DI ATAS KAPAL GUNA MENCEGAH TERJADINYA OVER DRAFT DI MV. SELAT MAS

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan judul yang telah penulis kemukakan, maka pokok permasalahan dalam judul ini adalah :

1. Bagaimana cara penanganan dan pengaturan muatan yang baik untuk mencegah over draft di kapal?

2. Apa faktor yang mempengaruhi over draft di kapal?

C. BATASAN MASALAH

Pembahasan dalam permasalahan ini penulis hanya akan membahas tentang pengaturan dan penanganan muatan pada saat kapal sedang sandar dipelabuhan.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penulis mengajukan Karangan Ilmiah Terapan adalah untuk:

1. Dapat memberikan informasi tentang penanganan dan pengaturan muatan yang benar untuk mencegah over draft di kapal yang akan menyebabkan kecelakaan di laut.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi over draft di kapal

(17)

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat dicapai, antara lain :

1. Mengetahui cara penanganan dan pengaturan muatan yang baik dalam proses memuat yang sesuai dengan batas maksimum untuk mencegah over draft yang akan mengakibatkan kecelakaan dilaut.

2. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang kurang baik yang akan mengakibatkan over draft dikapal.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENELITIAN SEBELUMNYA

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

NO NAMA JUDUL HASIL

1 Maulana Optimalisasi Angkutan laut memiliki

Aldy penanganan peranan penting dalam

Nugraha muatan pendistribusian barang.

kontainer on Melalui peti kemas kapal deck di kapal kontainer mengangkut muatan mv. Oriental dari satu tempat ke tempat lain.

mutiara Muatan yang dibawa oleh kapal haruslah benar-benar aman, sehingga muatan tersebut tidak mengalami kerusakan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan muatan, perlu adanya pengoptimalan penanganan muatan kontainer.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kurang optimalnya penanganan muatan kontainer

(19)

di kapal MV. Oriental Mutiara, mengetahui akibat yang ditimbulkan jika penanganan muatan kontainer tidak dilaksanakan secara optimal dan untuk menjelaskan bagaimana upaya dalam penanganan muatan kontainer.

Metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengatasi masalah dalam penelitian ini adalah metode Fishbone Analysis. Metode Fishbone Analysis digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang

menyebabkan kurang

optimalnya penanganan muatan kontainer.

(20)

2 Billy Over Draft yang Sering terjadinya kandasnya Wiramartasa menyebabkan kapal dialur Sungai Musi kandasnya mv. Palembang yang menyebabkan Maximus 999 di banyak kerugian yang dialami alur pelayaran bagi perusahaan pelayaran, sungai musi maka tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui

faktor-faktor yang

menyebabkan kandasnya kapal MV. Maximus 999 dialur Sungai Musi. Kandasnya kapal dibagi atas dua kejadian yaitu beached (kapal yang sengaja dikandaskan karena beberapa hal untuk menyelamatkan kapal, awak kapal,dan muatannya) dan stranded (kapal yang kandas tidak disengaja karena kelalaian manusianya). Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode deskriptif dan metode kualitatif.

(21)

B. LANDASAN TEORI 1. Penanganan

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) 2005 penanganan ialah merupakan proses, cara, perbuatan, menangani.

2. Pengaturan Muatan a. Pengaturan

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) 2005 pengaturan ialah proses, cara, perbuatan mengatur.

b. Muatan

Menurut Arwinas (1999:35) muatan adalah seluruh jenis barang yang dapat dinaikkan kedalam kapal dan diangkut dari suatu tempat ketempat lain dan hampir seluruh jenis barang yang diperlukan oleh manusia dan dapat diangkut dengan kapal apakah berupa barang yang bersifat bahan baku atau merupakan hasil produksi dari suatu proses pengolahan.

Menurut Arwinas (2001:9) muatan kapal laut dikelompokkan atau dibedakan menurut beberapa pengelompokan sesuai dengan jenis pengapalan, jenis kemasan, dan sifat muatan.

Adapun macam-macam muatan sebagai berikut :

a. Pengelompokan muatan berdasarkan jenis pengapalan adalah : 1) Muatan Sejenis (Homogenous Cargo)

Adalah semua muatan yang dikapalkan secara bersamaan dalam suatu kompartemen atau palka dan tidak dicampur dengan muatan lain tanpa adanya penyekat

(22)

muatan dan dimuat secara curah maupun dengan kemasan tertentu.

2) Muatan campuran (Heterogenous Cargo)

Muatan ini terdiri dari berbagai jenis dan sebagian besar menggunakan kemasan atau dalam bentuk satuan unit (bag, pallet, drum) disebut juga dengan muatan general cargo.

b. Pengelompokan muatan berdasarkan jenis kemasannya : 1) Muatan unitized

Yaitu muatan dalam unit-unit dan terdiri dari beberapa jenis muatan dan digabung dengan menggunakan pallet, bag, karton, karung atau pembungkus lainnya sehingga dapat disusun dengan menggunakan pengikat.

2) Muatan curah (bulk cargo)

Muatan curah (bulk cargo) adalah muatan yang diangkut melalui laut dalam jumlah besar. Pengertian Muatan Curah menurut Sudjatmiko (67) adalah : “Muatan Curah (bulk cargo) adalah muatan yang terdiri dari suatu muatan yang tidak dikemas yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa muatan bulk cargo ini tidak menggunakan pembungkus dan dimuat kedalam ruangan palka kapal tanpa menggunakan kemasan dan pada

(23)

umumnya dimuat dalam jumlah banyak dan homogen.

Muatan curah dibagi menjadi:

a) Muatan Curah Kering

Merupakan muatan curah padat dalam bentuk biji-bijian, serbuk, bubuk, butiran dan sebagainya yang dalam pembuatan/pembongkaran dilakukan dengan mencurahkan muatan ke dalam palka dengan menggunakan alat-alat khusus.

Contoh muatan curah kering antara lain biji gandum, kedelai, jagung, pasir, semen, klinker, soda dan sebagainya.

b) Muatan Curah Cair (liquid bulk cargo)

Yaitu muatan curah yang berbentuk cairan yang diangkut dengan menggunakan kapal-kapal khusus yang disebut kapal tanker. Contoh muatan curah cair ini adalah bahan bakar, crude palm oil (CPO), produk kimia cair dan sebagainya.

c) Muatan curah gas

Yaitu muatan curah dalam bentuk gas yang dimampatkan, contohnya gas alam (LPG).

(24)

3) Muatan Peti Kemas

Yaitu muatan berupa wadah yang dari baja, besi, aluminium yang digunakan untuk menyimpan atau menghimpun barang.

c. Pengelompokan muatan berdasarkan sifat muatan : 1) Muatan Sensitif.

2) Muatan Menggangu.

3) Muatan Berbahaya.

4) Muatan Berharga.

5) Muatan Rahasia.

6) Muatan Dingin.

7) Muatan Hewan/ Ternak.

c. Pengaturan muatan

Pengaturan Muatan atau Stowage plan menurut Tim Politeknik Pelayaran surabaya adalah sebuah gambar mengenai rencana pengaturan muatan di atas kapal yang mana gambar tersebut menujukan pandangan samping (denah) serta pandangan atas (profil) dari letak muatan, jumlah muatan, dan berat muatan yang berada dalam palka, sebagai tanda pengiriman (Consigment mark) bagi masing-masing pelabuhan tujuan. Guna dari stowage plan sebagai berikut :

1) Dapat mengetahui letak, jumlah, serta berat tiap muatan.

2) Dapat merencanakan kegiatan pembongkaran yang akan dilakukan.

3) Dapat memperhitungkan jumlah buruh yang diperlukan.

(25)

4) Dapat memperhitungkan lamanya waktu pembongkaran.

5) Sebagai dokumen pertanggungan jawab atas pengaturan muatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pembuatan stowage plan adalah :

1) Stabilitas kapal, kekuatan geladak serta berat muatan.

Muatan berat pada umumnya dimuat pada bagian dasar palka, sekaligus sebagai muatan dasar dan muatan ringan dimuat pada tween deck atau bagian atas.

2) Jenis dan sifat muatan.

Misalnya muatan karungan : jenis ini sebaiknya di muat di daerah palka paling depan atau ditempat dimana bentuk palka tidak teratur atau ditempat yang sulit memilih muatan yang sesuai dengan bentuk ruangan.

Muatan berbahaya : Jenis ini sebaiknya dimuat di geladak utama (on deck) atau pada tempat yang mudah dijangkau serta mendapat perhatian khusus.

Muatan dengan bentuk khusus : muatan yang berat dan mempunyai volume besar sebaiknya dimuat di geladak utama (on deck), oleh itu perlu memperhatikan “deck load capacity”.

3) Pemadatan muatan.

Muatan di usahakan dipadatkan/ditata agar tidak dapat bergeser/bergerak selama pelayaran, bila perlu diberi penerapan dan pengikatan.

(26)

4) Pelabuhan tujuan.

Pemutan dilakukan sedemikian rupa sehingga pada pelabuhan singgah tidak terjadi pemindahan muatan (shifting) atau terjadi “over stowage” dan tetap diusahakan kapal memiliki “trim by the stern” yang baik.

5) Adanya muatan yang belum siap serta kalau ada “muatan opsi”

Muatan opsi adalah muatan yang belum pasti pelabuhan tujuannya, misalnya opsi Antwerp, Roterdam, Hamburg; berarti muatan tersebut tersebut dapat dibongkar pelabuhan Antwerp, Roterdam, maupun Hamburg.

Rencana pengaturan muatan (stowage plan) memiliki jenis, jenis stowage plan ada 2 (dua) macam yaitu :

1) Tentative Stowage Plan

Tentative Stowage Plane adalah sebuah gambaran kira-kira mengenai rencana pengaturan muatan yang dibuat sebelum kapal tiba di pelabuhan muat atau sebelum pelaksanaan pemuatan, dibuat berdasarkan booking list atau shipping instruction.

2) Final Stowage Plan

Final Stowage Plan adalah sebuah gambaran yang menunjukan keadaan sebenarnya dari letak, jumlah, dan berat muatan pada tiap-tiap palka yang dilengkapi dengan tanda pengiriman (Consigment Mark) untuk masing- masing pelabuhan tujuan.

(27)

Selesai stowage plan yang dibuat pihak carrier sebagai bahan informasi mengenai muatan yang berada didalam masing-masing ruang/palka, maka pihak carrier masih perlu membuat “daftar bongkar” untuk suatu pelabuhan (discharing list) guna melengkapi informasi yang tertera pada stowage plan.

3. Penanganan dan Pengaturan Muatan

Penanganan dan pengaturan muatan adalah bagaimana cara melakukan dan cara mengatur pemuatan di atas kapal, bagaimana cara melakukan perawatan muatan selama dalam pelayaran, dan bagaimana melakukan pembongkaran di pelabuhan tujuan dengan memperhatikan keselamatan muatan, kapal beserta jiwa manusia yang ada di dalamnya (Martopo, 2001:11).

Menurut Arso Martopo dalam bukunya yang berjudul Penanganan dan pengaturan muatan (2004 : 8) Pada dasarnya yang perlu di perhatikan dalam menangani muatan di atas kapal adalah tahapan-tahapan penting dalam pemuatan dan pembongkaran. Untuk mendapatkan kegiatan yang diharapkan, para mualim perlu memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pemuatan sebagai berikut :

a. Melindungi awak kapal dan buruh.

Melindungi awak kapal dan buruh adalah menyangkut atas keselamatan jiwa awak kapal dan buruh, yang mana selama awak kapal dan buruh melaksanakan kegiatan senantiasa selalu terhindar dari segala bentuk resiko-resiko yang mungkin dapat terjadi yang diakibatkan oleh pelaksanaan bongkar muat.

(28)

b. Melindungi kapal.

Melindungi kapal berarti menciptakan suatu keadaan dimana dalam melaksanakan kegiatan penanganan dan pengaturan muatan, kapal senantiasa tetap dalam kondisi yang baik, aman serta layak laut.

Untuk dapat mencapai maksud tujuan ini, yang perlu diperhatian adalah mengenai pembagian muatan yang harus proporsional dalam pengaturannya baik pembagian muatan secara tegak, melintang, membujur serta pembagian muatan secara khusus pada geladak. Pembagian muatan harus proporsional dalam pengaturan, yaitu :

1) Pembagian muatan secara tegak.

Pembagian muatan secara tegak (Vertical) menyangkut masalah stabilitas melintang :

a) Jika pembagian muatan secara tegak terkonsentrasi pada bagian bawah, maka kapal akan memiliki nilai GM yang besar, dan akibatnya kapal mempunyai. sifat yang kaku (Stiff).

b) Jika pembagian muatan secara tegak terkonsentrasi pada bagian atas, maka kapal akan memiliki nilai GM yang kecil, dan akibatnya kapal mempunyai sifat yang langsar (Tender).

(29)

Gambar 2.1 Pembagian muatan secara tegak

Sumber : Dokumentasi MV. SELAT MAS 2) Pembagian muatan secara melintang (Transversal)

a) Pembagian muatan secara Melintang (Transversal) Menyangkut masalah kemiringan rolling kapal.

Pembagian muatan secara transversal tidak berimbang terhadap centre line, maka sudah tentu mengakibatkan kapal mengalami kondisi yang miring (List).

b) Pembagian muatan secara transversal berimbang terhadap centre line namun terpusat pada bagian wing- wing maka rolling-nya kapal akan pelan/langsar (Tender), demikian sebaliknya jika terpusat pada centre line, maka rolling-nya kapal akan cepat/kaku (Stiff).

3) Pembagian muatan secara membujur (Longitudinal).

a) Pembagian Muatan secara Membujur (Longitudinal) Menyangkut masalah Trim, Sagging dan Hogging.

(30)

b) Jika pembagian muatan secara membujur (Longitudinal) terkonsentrasi pada bagian depan, maka kapal akan memiliki kondisi Trim depan (Trim by the Head), Forward draught lebih besar dari After draught (F

> A). Demikian sebaliknya Jika pembagian muatan secara membujur terkonsentrasi pada bagian belakang, maka kapal akan memiliki kondisi Trim belakang (Trim by the stem). After draught lebih besar dari Forward draught (A>

F).

c) Jika pembagian muatan secara membujur (Longitudinal) terkonsentrasi pada bagian tengah-tengah kapal, maka kapal akan memiliki .kondisi Sagging.

Amidships draught lebih besar dari Mean dan Aft draught ( MD > MFA). Demikian sebaliknya, Jika pembagian muatan secara Membujur terkonsentrasi pada bagian ujung-ujung, maka kapal akan memiliki kondisi Hogging.

Mean dan Aft draught lebih besar dari mid draught (MFA> MD).

4) Pembagian muatan secara khusus pada geladak antara (Tween Deck).

Pembagian muatan secara khusus pada geladak antara (Tween Deck) menyangkut masalah Kekuatan daya tampung geladak (Deck Load Capacity).

Pengaturan muatan pada geladak antara (Tween Deck), perlu mendapat perhatian khusus, terutama pada

(31)

pengaturan muatan-muatan berat, sehingga konsentrasi berat muatan, pada setiap bagian deck tidak melewati batas kemampuan daya tampung geladak itu.

Oleh karenanya para mualim dan nahkoda harus mengetahui atau dapat menghitung besarnya kemampuan . daya tampung setiap geladak agar tidak menimbulkan kerusakan pada geladak tersebut. Kemampuan daya tampung geladak (Deck Load Capacity) dinyatakan dalam satuan ton/m², yang artinya besarnya jumlah berat muatan yang dapat ditampung oleh sebuah geladak untuk luas setiap meter persegi.

c. Melindungi muatan.

Melindungi muatan adalah menyangkut tanggung jawab pihak pengangkut (Carrier) terhadap keselamatan muatan yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan tujuannya dengan aman sebagaimana kondisi muatan seperti saat penerimaannya.

Tanggung jawab pihak pengangkut terhadap keselamatan muatan berdasarkan "From Sling to Sling" atau " From Tackle to tackle".

Untuk dapat menjaga keselamatan/melindungi muatan, maka pihak pengangkut (carrier) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, harus mengenal betul akan sifat-sifat dan jeni- jenis muatan-muatan tersebut sehingga dapat menghindari kerusakan muatan yang diakibatkan oleh :

1) Keringat kapal.

2) Keringat muatan.

3) Kebocoran/kebasahan dari muatan lain.

(32)

4) Pergesekan dengan kulit/badan kapal.

5) Pergesekan dengan muatan lainnya.

6) Penanganan muatan.

7) Muatan lainnya.

8) Penas mendadak (Spontaneous heating).

9) Pencurian (Pilferage).

Agar dapat menghindari/mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut, maka yang harus dilakukan dengan baik dan tepat adalah :

1) Penggunaan Penerapan (Dunnage).

2) Pengikatan dan Pengamanan (Lashing and securing) 3) Pemberian Ventilasi.

4) Pemisahan Muatan.

5) Perencanaan yang baik.

Gambar 2.2 Melindungi muatan

(33)

Sumber : Dokumentasi MV. SELAT MAS d. Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin.

Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin adalah menyangkut penguasaan ruang rugi (Broken stowage) yaitu pengaturan muatan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga ruang muat yang tersedia dapat diisi dengan muatan sebanyak mungkin dan ruang muat yang tidak terpakai dapat ditekan sekecil mungkin.

Broken stowage adalah besarnya persentase (%) jumlah ruangan yang hilang atau ruang yang tidak terpakai/ruang rugi pada pengaturan muatan dalam suatu palka. Persentase kehilang ruang/ruang rugi (Broken stowage) suatu palka dapat dihitung dengan rumus.

Hal yang tidak dapat dihindari pada pengatur muatan ke dalam suatu palka adalah terjadinya Broken stowage pada tempat tempat yang antara lain.

1) Sudut-sudut palka.

2) Palka-palka ujung.

3) Didaerah got-got (Bilge).

4) Pada susunan muatan paling atas atas (Top tier).

5) Diantara muatan – muatan.

Dalam melaksanakan kegiatan pengaturan muatan, maka penyebab terjadinya Broken stowage adalah :

(34)

1) Bentuk palka.

2) Bentuk Muatan.

3) Jenis muatan.

4) Skill buruh/pekerja.

Untuk mengatasi terjadinya Broken Stowage maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :

1) Pemilihan bentuk muatan yang sesuai dengan bentuk palka.

2) Pengelompokan dan pemilihan jenis muatan.

3) Penggunaan muatan pengisi (Filler Cargo).

4) Pengawasan pengaturan muatan.

5) Penggunaan Dunnage seperlunya.

e. Bongkar muat dilaksanakan secara cepat, teratur, sitematis.

Bongkar muat secara cepat, teratur dan sistimatis adalah menciptakan suatu proses kegiatan bongkar muat yang efisien dan efektif dalam penggunaan waktu serta biaya. Untuk mencapai suatu hasil yang maksimal, maka hal-hal yang harus dihindari/dicegah adalah terjadinya :

1) Long Hatch.

Long Hatch adalah terjadinya waktu bongkar/muat (loading/discharging) yang lama pada satu palka. Hal ini diakibatkan oleh penumpukan suatu jenis muatan pada satu palka untuk satu pelabuhan, atau terjadinya pembagian muatan yang tidak merata untuk masing- masing palka bagi suatu pelabuhan tujuan tertentu.

(35)

2) Over Stowage.

Over Stowage adalah Muatan yang seharusnya dibongkar di suatu pelabuhan tujuan, terhalang oleh muatan lain yang berada diatasnya oleh karena itu, maka muatan penghalang harus dipindahkan atau dibongkar terlebih dahulu lalu membongkar muatan yang dimaksud.

Akibatnya waktu pembongkaran akan bertambah demikian juga biaya pembongkaran dan pemuatan kembali muatan penghalang itu, serta kemungkinan akan terjadi kerusakan pada muatan penghalang dalam proses kegiatan bongkar muatnya.

3) Over Carriage

Over Carriage adalah muatan yang seharusnya dibongkar di suatu pelabuhan tujuan, terbawa ke pelabuhan berikutnya (Next port). Akibatnya timbul claim yang sangat merugikan pihak perusahaan pelayaran, dimana pihak perusahaan pelayaran wajib bertanggung jawab atas biaya-biaya yang timbul untuk pengiriman muatan kembali ke pelabuhan tujuannya. Untuk mencegah terjadinya Long Hatch, Over stowage dan Over Carriage, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

a) Perencanaan penanganan dan pengaturan muatan dengan baik.

(36)

b) Pemisahan muatan yang jelas.

c) Pemberian label/tanda pelabuhan (Port mark) yang jelas.

d) Pemeriksaan saat berakhirnya pembongkaran yang teliti.

4. Mencegah Over Draft di kapal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi.

Over Draft adalah jumlah muatan berlebihan, yang mengakibatkan sarat kapal mencapai lebih tinggi/batas maksimal yang ditentukan. Over Draft di sebabakan jumlah muat muatan yang berlebihan, dan mengakibatkan kapal kandas. Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya over draft dikapal :

a. Stowage Plan

Stowage Plan adalah gambaran mengenai rencana pengaturan muatan diatas kapal yang mana gambar tersebut menunjukan Pandangan Samping (denah) serta Pandangan Atas (profil) dari letak muatan, jumlah muatan dan berat muatan yang berada dalam palka, sesuai tanda pengiriman (Consigment mark) bagi masing- masing pelabuhan tujuan (pelabuhan bongkar).

Guna dari Stowage Plan adalah dapat mengetahui jarak, jumlah, serta berat tiap muatan, dapat merencanakan kegiatan

(37)

pembongkaran yang akan dilakukan, dapat memperhitungkan jumlah buruh yang diperlukan, dapat menghitung lamanya waktu pembongkaran, sebagai dokumen pertangung jawab atas pengaturan muatan.

Gambar 2.3 Contoh Stowage Plan

Sumber:

http://dhakshina.weebly.com/nav-blog/a-sample- stowage-plan-of-a-general-cargo-ship

b. Garis Kapal

1) Load line / Plimsol Mark / Markah Kambang adalah sebuah tanda yang di pasang di tengah-tengah kapal pada lambung kiri dan kanan untuk membatasi jumlah muatan yang boleh di muat dengan aman dimana kapal berada di daerah winter north atlantic load line, winter load line, summer load line, tropi load line, summer fresh water load line, tropic fresh water load line.

(38)

Gambar 2.4 Sertifikat garis muat internasional

Sumber : Dokumentasi MV. SELAT MAS

2) Deck line adalah tanda di atas load line yang sisi atasnya berimpit, dengan main deck untuk mengukur free board.

3) Garis dasar (Base line) adalah garis air paling bawah, atau WL 0 (Water Line). Garis dasar ini harus datar karena garis section diambil berdasarkan garis ini.

Gambar 2.5 Garis kapal

Sumber : Dokumentasi MV. SELAT MAS

(39)

c. Surat-surat muatan

Surat-surat yang berkaitan dengan Penanganan dan Pengaturan Muatan yang wajib berada di setiap kapal, yaitu surat- surat yang harus dibuat dalam penyelenggaraan pengangkutannya sebagai bukti otentik mengenai status dan kondisi muatan. Surat- surat tersebut adalah:

1) Shipping Order/ Shipping Instruction

Adalah surat yang dibuat oleh shipper yang ditunjukan kepada Carrier/kapal untuk menerima dan memuat muatan yang tertera dalam surat tersebut.

2) Mates’s Receipt (resi mualim)

Adalah surat tanda terima barang diatas kapal sesuai dengan keadaan barang tersebut, yang ditanda tangani oleh Mualim-I. Resi Mualim diberi catatan apabila terdapat hal- hal yang tidak sesuai atau perlu keterangan tambahan.

3) Manifest

Adalah faktor muatan yang dimuat oleh kapal pada pelabuhan pemuatan dan akan dibongkar di pelabuhan tujuan masing-masing. Surat yang merupakan daftar barang yang telah dimuat kapal. Ada 2 (dua) jenis manifest :

(40)

a) Cargo Manifest

Diperlukan oleh unit-unit organisasi perusahaan pelayaran yang melayani muatan yaitu untuk persiapan penyusunan, pemberitahuan umum kepada Bea dan Cukai oleh karena itu dalam cargo manifest ini tidak diperlukan informasi mengenai uang tambang.

b) Freight Manifest

Diperlukan oleh unit organisasi yang berkaitan dengan keuangan.

4) Stowage Plan

Suatu gambaran informasi kondisi muatan yang berada dalam palka, baik mengenai letak,jumlah dan berat muatan sesuai Consigment Mark bagi masing-masing pelabuhan tujuan atas barang tersebut.

5) Letter Of Indemnity/Letter Of Guarantee

Surat Jaminan yang dibuat oleh shipper untuk memperoleh Celan B/L, dimana shipper akan bertanggung jawab apabila timbul Claim atas barang tersebut.

6) Konosemen ( Bill of Loading)

Merupakan surat persetujuan pengakuan barang antara shipper dan Perusahaan Pelayaran dengan segala

(41)

konsekwensi yang tertera pada surat tersebut. Juga dapat merupakan surat kepemilikan barang sebagaimana yang tertera dalam surat tersebut dan oleh karenanya dapat diperjual belikan, sehingga Bill of Loading ini merupakan surat berharga.

7) Statement of Fact

Laporan pelaksanaan kegiatan bongkar/muat mulai dari awal hingga akhir (selesai) kegiatan.

8) Hatch List

Daftar muatan yang berada dalam palka yang bersangkutan.

9) Discharging List

Daftar bongkar muat pada suatu pelabuhan 10) Damage Report

Surat berita acara kerusakan muatan yang terjadi diatas kapal sehubungan tanggung jawab pihak carrier

11) Delivery Order

Surat yang menyatakan kepemilikan atas barang atau muatan. D/O dapat diperoleh dengan menukar B/L aasli miliknya.

(42)

12) Marine Note of Sea Report

Merupakan suatu berita acara kerusakan muatan diluar kemampuan manusia. Dibuat oleh Nahkoda dan di syahkan oleh Notaris.

13) Notice to Readiness

Surat yang dibuat Nahkoda yang menyatakan bahwa

“kapal teah siap” untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran atau pemuatan.

d. Dead Weight Tonnage (DWT)

DWT (Dead Weight Tonnage) adalah berat dari muatan, bahan bakar, minyak pelumas, air tawar, ballast, perbekalan, penumpang dan anak buah kapal (ABK) atau berat kapal keseluruhan dalam keadaan muatan penuh dan siap untuk berlayar dikurangi berat kapal kosong termasuk mesin, permesinan dan perpipaan. DWT bisa digolongkan menjadi : 1) Berat Bahan Bakar Main Engine.

2) Berat Bahan Bakar Auxiliary Engine.

3) Berat Minyak Pelumas.

4) Berat Air Tawar.

5) Berat Bahan Makanan.

6) Berat Crew dan Barang Bawaan.

(43)

7) Berat Tambahan/Cadangan (0,5 ~ 1,5) % Displacement.

8) Berat Bersih Muatan Kapal (Pay Load).

(44)

TINDAKAN PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN DI ATAS KAPAL GUNA MENCEGAH

TERJADINYA OVER DRAFT KAPAL

TUJUAN

1. Dapat memberikan informasi tentang penanganan dan pengaturan muatan yang benar untuk mencegah over draft di kapal yang akan menyebabkan kecelakaan di laut.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi over draft di kapal

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA OVER DRAFT 1. Kurangnya perhatian perusahaan mengenai kondisi kapal 2. Tidak melakukan pemeriksaan draft secara berkala

3. Muatan di loading list tidak sesuai dengan kondisi di lapangan 4. Muatan melebihi batas maksimum tonnase kapal

5. Dampak remaining on board (ROB)

CARA PENANGANAN OVER DRAFT 1. Melakukan koordinasi dengan pihak darat

2. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab saat jaga 3. Menata ulang bay plan

4. Meminta data bay plan terbaru jika terjadi perubahan 5. Mengatur remaining on board (ROB)

C. KERANGKA PENELITIAN

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih di tonjolkan dalam penelitian kualitatif. Terdapat perbedaan mendasar penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu (Sugiyono,2012:7).

Sedangkan menurut Bogdandan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori yang di gunakan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam bentuk angket data yang berbentuk kata–kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif di peroleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah di tuangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang di peroleh melalui pemotretan atau rekaman video, sedangkan sumber data yang di gunakan adalah data primer yakni pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data

(46)

dari responden secara langsung oleh peneliti. Data yang di gunakan bukan dari hasil pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian primer ini dapat berupa kuisioner, wawancara, observasi, opinion pooling.

B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini akan di laksanakan pada saat praktek layar di atas kapal.

Hal ini diharap menyesuaikan setelah penulis memperoleh kapal dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu saat melaksanakan praktek berlayar selama 12 bulan pada semester 5 sampai semester 6.

C. JENIS DATA DAN SUMBER DATA

Pada Bagian ini akan dipaparkan tentang jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data berdasarkan data, fakta, serta informasi yang pernah dilakukan selama melaksanakan praktek layar. Paparan tersebut sebagai berikut.

1. Jenis Data a) Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkomplasi atau pun dalam bentuk file. Data ini harus di cari melalui narasumber atau responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian. Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis mendapatkan data saat sedang melaksanakan loading muatan, dan kapal saat over draft.

(47)

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat di peroleh dengan mudah dan cepat, karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan dan lain sebagainya .

Beberapa pertimbangan dalam mencari data sekunder :

1. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah di tentukan sebelumnya.

2. Data sekunder yang di butuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi kualitas dan kesesuaian, oleh karena itu harus selektif dan hati–

hati dalam menggunakannya.

3. Data sekunder biasanya di gunakan sebagai pendukung data primer, oleh karena itu keduanya saling di gunakan sebagai sumber informasi untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Sumber Data

Data-data yang dikumpulkan berasal dari hasil wawancara dengan beberapa informan, juga melalui pengamatan dan pencatatan proses loading muatan yang tampak pada obyek penelitian diatas kapal, dan internet.

3. Teknik Pengumpulan Data a) Metode Wawancara

(48)

Metode wawancara ini sangat efektif untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci mengenai pertanyaan-pertanyaan atau banyak hal yang tidak dipahami dalam hal permasalahan yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, diantaranya tentang penanganan dan pengaturan muatan pada proses loading muatan.

Wawancara ini dilakukan oleh penulis pada jam kerja atau pada waktu senggang secara berdiskusi. Dalam metode ini data yang diperoleh lebih praktis dan obyektif, karena tidak semua permasalahan diatas kapal dapat dijabarkan secara rinci, melainkan juga berdasarkan atas pengalaman crew kapal terutama di deck.

b) Metode Observasi

Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung di kapal saat melakukan Praktek Layar, tentang pengaruh over draft di kapal yang disebabkan loading muatan yang berlebihan, penyebabnya pada pembuatan stowage plan yang kurang baik, sehingga data yang didapatkan benar-benar berasal dari narasumbernya langsung.

Sementara objek yang akan diamati langsung yaitu: pada saat proses loading muatan yang berkemungkinan menyebabkan over draft.

c) Metode Studi Pustaka

Studi Pustaka Adalah suatu cara penelitian untuk mengumpulkan data dengan menggunakan buku-buku referensi yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Metode studi pustaka

(49)

di gunakan dengan maksud sebagai pelengkap data apabila terdapat kesulitan dalam pemecahan masalah penelitian.

d) Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dengan membaca arsip-arsip yang ada di deck atau palka. Dan segala permasalahan yang dialami oleh penulis sehubungan dengan proses loading muatan yang kemudian penulis dapat menganalisa dan mengkaitkannya dengan penanganan dan pengaturan muatan yang baik.

D. PEMILIHAN INFORMAN

Menurut Sugiyono (2005:50) sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden melainkan informan kunci, narasumber, partisipan, teman atau guru dalam penelitian. Sugiyono (2005:54) menyatakan bahwa penentuan informan kunci dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung yaitu memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan dan selanjutnya berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya yang diharapkan dapat memberikan data yang lebih lengkap, sehingga informan dalam penelitian ini ialah seluruh kru di deck kapal yang meliputi Kapten, Mualim 1, Mualim 2, Mualim 3, Jurumudi, Mandor Kapal dan ABK, karena peneliti sendiri berasal dari jurusan Nautika Pelayaran sehingga akan lebih banyak berada di palka/tempat muatan kapal bersama orang-orang deck Department dan akan meneliti bagaimana cara pengaturan

(50)

dan penanganan muatan saat loading muatan untuk mencegah over draft di kapal.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data adalah metode atau cara untuk mendapatkan sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah tentang sebuah penelitian.

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian ilmiah sebab dengan adanya analisis data tersebut akan memberikan arahan dan makna yang berguna dalam pemecahan masalah penelitian (Nazir, 2011:405).

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Muatan. (2011, April). Retrieved Mei 05, 2020, from www.maritimeworld.comweb.id:

http://www.maritimeworld.web.id/2011/04/pengertianmuatan.html

Academia.edu. Academia, Chapter VI Load Line Bab VI Garis Muat NCVS Indonesia STANDAR KAPAL NON-KONVENSI BERBENDERA INDONESIA NON- CONVENTION VESSEL STANDARD INDONESIAN FLAGGED GARIS MUAT LOAD LINE. [Online] [Diakses pada tanggal 5 Mei 2020.]

https://www.academia.edu/13009372/Load_Lines?auto=download.

Arwinas. (2001). Petunjuk Penanganan Kapal dan Barang di Pelabuhan. Jakarta:

Herindo Ergatama.

BILLY, WIRAMARTASA (2019) Over Draft Yang Menyebabkan Kandasnya MV.

Maximus 999 Di Alur Pelayaran Sungai Musi. Diploma thesis, POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG.

International Maritime Organization (IMO). IMO, International Convention on Load Lines. [Online] [Diakses pada tanggal 6 Mei 2020.]

http://www.imo.org/en/About/Conventions/ListOfConventions/Pages/Internati onal-Convention-on-Load-Lines.aspx.

Isotop. (1999). Kapal dan Muatannya. Jakarta: Koperasi Karyawan BP3IP . Kosasih, Engkos dan Soewedo, Hananto. 2007. MANAJEMEN PERUSAHAAN

PELAYARAN suatu pendekatan praktis dalam bidang usaha pelayaran.

Jakarta : PT rajgrafindo persada, 2007.

Maulana, Aldy (2019). OPTIMALISASI PENANGANAN MUATAN KONTAINER ON DECK DI KAPAL MV. ORIENTAL MUTIARA.

Moleong, L. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat Dalam Pengangkutan Barang Di Laut. Handayani, Meutia. 2009. 85, Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009.

Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif &

Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.

(52)

Rahman, N. D. (2019, Juli 31). Penanganan Muatan Peti Kemas Guna Menunjang Keselamatan kapal Selama Berlayar di MV. SINAR PRAYA. Retrieved Mei 19, 2020, from repository.pip-semarang.ac.id: http://repository.pip-

semarang.ac.id/2115/2/52155635N open access.pdf

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun. (2017). Penanganan dan Pengaturan Muatan. Surabaya: Politeknik Pelayaran Surabaya.

Tim PIP Semarang. reposity, BAB II - repository politeknik ilmu pelayaran semarang - PIP Semarang. [Online] [Diakses pada tanggal 19 Mei 2020.] http://repository.pip- semarang.ac.id/926/1/15.%20BAB%20II%20OK.PDF.

Undang-Undang No.17 tahun 2008. Tentang Pelayaran. [Online]

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.1 Pembagian muatan secara tegak
Gambar 2.2 Melindungi muatan
Gambar 2.3 Contoh Stowage Plan
+2

Referensi

Dokumen terkait