• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMUATAN. Penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal, menyangkut beberapa aspek antara lain sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PEMUATAN. Penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal, menyangkut beberapa aspek antara lain sebagai berikut :"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PEMUATAN

Penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal, menyangkut beberapa aspek antara lain sebagai berikut :

1 .

P r i n s i p - p r i n s i p P e n a n g a n a n d a n P e n g a t u r a n M u a t a n .

2 .

P e r e n c a n a a n P e n a n g a n a n M u a t a n .

3 .

P e l a k s a n a k a n P e n g a t u r a n M u a t a n Prinsip Penanganan dan Pengaturan Muatan

Ada 5 (lima) Prinsip Penanganan dan Pengaturan Muatan yaitu :

a.

Melindungi Kapa l.

b.

Melindungi Muatan.

c.

Pemanfaatan Ruang muat semaksimal mungkin.

d.

Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistimatis.

e.

Melindungi ABK da n Buruh.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai prinsip-prinsip penanganan dan pengaturan muatan tersebut.

a. Melindungi kapal.

Melindungi kapal berarti menciptakan suatu keadaan dimana dalam melaksanakan •kegiatan Penanganan dan •Pengaturan muatan, kapal senantiasa tetap dalam kondisi yang baik, aman serta layak laut.

Untuk dapat mencapai maksud tujuan ini, malsa yang perlu untuk mendapatkan perhatian adalah mengenai Pembagian muatan yang harus proporsional dalam pengaturannya baik pembagian muatan secara Tegak. Melintang, Membujur serta pembagian muatan secara Khasus pada Geladak antara.

(2)

Pembagian Muatan secara Tegak (Vertica 1) Menyangkut masalah Stabilitas melintang.

Jika pembagian muatan secara Tegak terkonsentrasi pada bagian bawah, maka kapal akan memiliki nilai GM yang besar, dan akibatnya kapal mempunyai. sifat yang kaku (Stiff).

Jika pembagian muatan secara Tegak terkonsentrasi pada bagian atas, maka kapal akan memiliki nilai GM yang kecil, dan akibatnya kapal mempunyai sifat yang langsar (Tender).

Pembagian Muatan secara Membujur (Longitudinal) Menyangkut masalah Trim, Sagging dan Hogging.

Jika pembagian muatan secaraMembujur terkonsentrasi pada bagian depan, maka kapal akan memiliki kondisi Trim depan (Trim by the head), Forward draught lebih besar dari After draught (F > A). Demikian sebaliknya) Jika pembagian muatan secara Membujur terkonsentrasi pada bagian belakang, maka kapal akan memilik i kondisi Trim belakang (Trim by the stem). After draught lebih besar dati Forward draught (A> F).

Jika pembagian muatan secara Membujur terkonsentrasi pada bagian tengah-tengah kapal, maka kapal akan memiliki .kondisi Sagging. Amidships draught lebih besar dari Mean fore and of ( MD > MFA). Demikian sebaliknya, Jika pembagian •muatan secara Membujur terkonsentrasi pada bagian ujung-ujung, maka kapal akan memiliki kondisi Hogging. Mean fore • and aft lebih besar dari Amidships draught (MFA> MD).

Kapal yang berada- dalam kondisi Sagging maupun Hogging, akan menimbulkan tegangan-tegangan yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sambungan-sambungan bagian kapal, khususnya pada bagian dek maupun bagian plat lambung.

(3)

Pembagian muatan secara Melintang _ (Transversal) Menyangkut masalah kemiringan d rolling kapal.

Jika pembagian muatan secara transversal tidak berimbang terhadap centre line, maka sudah tentu mengakibatkan kapal mengalami kondisi yang miring (List).

Jika pembagian muatan secara transversal berimbang . terhadap entre line namun terpusat pada bagian wing-wing maka rollingnya kapal akan pelan I langsar (Tender), . demikian• sebaliknya jika terpusat pada centre line, maka rollingnya kapal akan cepat I kaku (Stiff).

Pembagian Muatan secara khusus pada geladak antara (Tween Deck)

Menyangkut masalah Kekuatan daya tampung geladak (Deck Load Capacity) .

Pengaturan muatan pada Geladak Antara, perlu mendapat perhatian khusus, terutama pada pengaturan muatan-muatan berat, sehingga onsentrasi berat muatan . pada setiap bagian dek tidak melewati batas kemampuan daya tampung geladak itu.

Oleh karenanya para Mualim dan Nakhoda harus mengetahui atau dapat menghitung besarnya kemampuan . daya tampung setiap geladak agar tidak menimbulkan kerusakan pada geladak tersebut.

Kemampuan daya tampung geladak (Dec Load Capacity) dinyatakan dalam satuan ton/m2, yang artinya Besarnya jumlah berat muatan yang dapat ditampung oleh sebuah geladak untuk luas setiap meter persegi.

(4)

b. Melindungi Muatan

Yang dimaksud dengan melindungi muatan adalah menyangkut tanggung jawab. pihak pengangkut (Carrier) terhadap keselamatan muatan yang dimuat dari suatu pelabuhan ke pelabuhan tujuannya dengan aman sebagaimana kondisi muatan seperti saat penerimaannya.

Tanggung jawab pihak pengangkut terhadap keselamatan muatan berdasarkan "From Sling to Sling" atau " From Tackle to tackle".

Untuk dapat menjaga keselamatan I melindungi muatan , maka pihak Carrier dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, hams mengenal betul akan sifat-sifat serta jenis muatan-muatan tersebut sehingga dapat menghindari kerusakan muatan yang diakibatkan oleh :

1 .

K e r i n g a t k a p a l

2 .

K e r i n g a t M u a t a n

3 .

Kebocoran I kebasahan dari muatan lain.

4 .

Pergesekan dengan kulit I badan kapal.

5 .

Pergesekan dengan muatan lainnya.

6 .

Penanganan muatan.

7 .

M u a t a n l a i n n y a .

8 .

Penanggasan (Spontaneous heating)

9 .

Pencurian (Pilferage).

Agar dapat menghindari / mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas , maka yang hams dilakukan dengan baik dan tepat adalah :

1.

Penggunaan Penerapan (Dunnage).

2.

Pengikatan dan Pengamanan (Lashing and securing)

3.

Pemberian Ventilasi.

4.

Pe m isa h a n Mu a tan.

5.

Perencanaan yang prima.

(5)

c. Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin.

Yang dimaksud dengan . Pemanfaatan ruang muat semaksimal mungkin adalah menyangkut penguasaan ruang rugi (Broken stowage) yaitu pengaturan muatan• yang dilakukan sedemikian rupa s•ehingga ruang muat yang tersedia dapat diisi dengan muatan sebanyak mungkin dan ruang muat yang tidak terpakai dapat ditekan sekecil mungkin.

Broken stowage adalah besarnya persentase (%) jumlah ruangan yang hilang atau ruang yang tidak terpakai I ruang rugi pada pengaturan muatan dalam suatu palka. Pers ntase kehilang ruang 1 ruang rugi (Broken stowage) suatu palka dapa dihitung dengan rumus.

Broken Stowage = Volume Palka - Volume Muatan x 100 % Volume Palka

Hal yang tidak dapat dihindari pada Pengatur muatan ke dalam suatu palka adalah terjadinya Broken stowage pada tempat tempat yang antara lain

1.

Sudut-sudut palka.

2.

P a l k a - p a l k a u j u n g

3.

Didaerah got-got (Bilge).

4.

Pada susunan muatan paling atas atas (Top tie ).

5.

D i a n t a r a m u a t a n - m u a t a n

Dalam melaksanakan kegiatan pengaturan muatan, maka penyebab terjadinya Broken stowage adalah :

1 .

B e n t u k p a l k a .

2 .

B e n t u k M u a t a n .

3 .

J e n i s m u a t a n .

(6)

Untuk mengatasi terjadinya Broken stowage maka hal-hal yang hams dilakukan adalah :

1.

Pemilihan bentuk muatan yang sesuai dengan bentuk palka.

2.

Pengelompokan dan pemilihan jenis muatan.

3.

Penggunaan muatan pengisi

4.

P e n g a wa s a n p e n g a t u r a n m u a ta n .

5.

Penggunaan Dunnage seminim mungkin

d. Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistimatis.

Yang dimaksud dengan Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistimatis adalah menciptakan suatu proses kegiatan • bongkar muat yang el3sien dan efektif dalam penggunaan waktu serta biaya.

Untuk mencapai suatu hasil yang maksimal, .maka hal -hal yang hams dihindari / dicegah adalah terjadinya

1 .

L o n g H a t c h .

2 .

O v e r S t o w a g e .

3 .

O v e r C a r r i a g e .

Long Hatch adalah Penumpukan suatu jenis muatan dengan jumlah

banyak pada sate palka untuk satu pelabuhan tertentu, atau .terjadinya pembagian muatan yang tidak merata untuk masing-masing palka bagi suatu pelabuhan tujuan tertentu: Akibatnya terjadi waktu bongkar yang lama pada palka tersebut (Gang hours).

Over Stowage adalah Muatan yang seharusnya dibongkar di

suatu pelabuhan tujuan, terhalang oleh muatan lain yang berada d i a t a sn ya O l e h ka r e n a i t u , m a k a m u a t a n p e n g h a l a n g h a m s dipindahkan atau dibongkar terlebih dahulu lalu membongkar muatan yang dimaksud. Akibatnya . waktu pembongkaran akan bertambah demikian juga biaya pembongkaran dan pemuatan kembali muatan penghalang itu, serta kemungkinan akan terjadi keru sakan - pada muatan penghalan g da lam proses ke giatan bongkar –muatnya.

(7)

Ove r ca rria ge a da la h Muatan ya n g se ha rusn ya dibo n gka r d i suatu pelabuhan tujuan, terbawa ke pelabuhan berikutnya (Next port) . .Akibatnya timbul claim yang sangat merugikan pihak Perusahaan Pelayaran, dimana pihak perusahaan pelayaran wajib bertanggwig. jawab atas biaya-biaya yang timbul untuk pengiriman muatan kembali ke pelabuhan tujuannya.

Untuk mencegah terjadinya Long Hatch, Over stowage dan Over carriage, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1.

Perencanaan pengaturan dilakukan dengan prima.

2.

Pemisahan yang sempurna •

3.

Pemberian label pelabuhan (Po mark) yang jelas.

4.

Pe.meriksaan saat akhir pembongkaran.

e. Melindungi ABK dan Buruh.

Yang dimaksud dengan Melindungi ABK dan Buruh adalah menyangkut atas keselamatan Jiwa ABK dan Buruh, yang mana bahwa selama ABK dan Buruh I p kerja melaksanakan kegiatannya senantiasa selalu terhindar dari segala bentuk resiko-resiko yang mungkin atau dapat terjadi yang berasal I akibat dari pelaksanaan bongkar muat

(8)

Persiapan Ruang Muat

Sebelum kapal menerima muatan; seyogianya ruang muat / palka palka, telah siap untuk `dimuati. Kesiapan ruang muat untuk menerima muatan ditandai dengan suatu Surat pemyataan yang dibuat oleh Nakhoda bila kapal di Charter yang dikenal dengan _ Notice Of Readiness " (NOR).

Untuk melaksanakan persiapan ruang mu t maka langkah yang hams ditempuh adalah meliputi 2 (dua) hal, yaitu Pembersihan Ruang muat dan Pemeriksaan Ruang muat.

Pembersihan Ruang Muat.

Pembersihan ruang muat adalah menjadi tanggung jawab Mualim-1, oleh karena itu, maka pelaksanaan pembersihan langsung dibawah pengawasan Mualim I atau seorang Perwira kapal yang ditugaskan untuk itu. Waktu I jam di mulai dan selesainya pelaksanaan pembersihan ruang muat hams di Jurnalkan.

Pembersihan ruang muat dilaksanakan dengan Cara sebagai berikut :

 Mengeluarkan sisa-sisa dan bekas-bekas muatan terdahulu termasuk sisa-sisa dan bekas-bekas penerapan .

 Menyapu bersih kotoran dan debu-debu ruangan termasuk dinding-dinding, bila perlu menggunakan serbuk ger gaji untuk membersihkan sisa-sisa muatan yang melekat, misalnya bekas -bekas minyak dll.

 Membersihkan Got-got dari segala kotoran-kotoran yang dapat menyumbat saringan dan pipa isapnya.

 Mengumpulkan sisa-sisa muatan terdahulu dan kotoran-kotoran di alas dek untuk dibuang ke darat pada tempat yang telah disiapkan untuk itu.

 Ruangan yang telah disapu bersih, kemudian dicuci dengan air tawar untuk menghilangkan debu-debu yang masih melekat.

 Jika ruangan berbau, maka air cucian diberi campuran bahan kimia sedikit untuk menghilangkan bau yang tidak enak tersebut.

 Air cucian yang tertampung dalam got-got dikuras I dikeringkan, tidak melalui pipa isap jika air got tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan pencemaran.

(9)

Pemeriksaan Muat.

Pemeriksaan ruang muat dilakukan oleh Mualim-I dan jika perlu. dengan seorang Surveyor. Bagian-bag an yang akan diperiksa menggunakan .daftar periksa (Check list) yang berisikan keterangan-keterangan bagian yang diperiksa apakah dalam kondisi : Lengkap, Baik, Cukup, Sedang, Buruk, Berfungsi, Tidak berfungsi, Tidak ada dll. Adapun bagian-bagian yang diperiksa antara lain :

1. Ruang muat (Cargo Hold). Apakah Bersih, Kering, Berbau, Basah.

2. Penerapan tetap (Permanent Dunnage). Apakah terpasang pada tempatnya, lengkap, baik I utuh.

3. Sistem pembuangan (Drainage system) termasuk Saringan (Rose box). Apakah Bersih, Kering, Daya isap berfungsi baik atau tidak.

4. Penerangan ruang muat. Apakah Instalasi listrik, Bola. lampu dan perlengkapannya baik dan utuh.

5. Tangga Jalan masuk ke ruang muat. Apakah Terapan, terapan dan pengangannya balk dan utuh.

6. Alat penemu asap (Smoke detector). Apakah Berfungsi atau tidak dengan mengetest, dan check di Anjungan.

7. Sistem pemadam kebakaran C02. Apakah Instalasi C02 balk dan aman.

8. Lubang lain orang (Man holes). Apakah Baut lengkap dan baik, kencang sorta kondisi kedap packingnya.

9. Sistem Peranginan (Ventilation system). Apakah berfungsi, tidak tersumbat, kawat pengaman balk atau rnsak.

10. Penutup palka (Hatch cover). Apakah kedap air, atau ada kebocoran perlu pengetesan.

(10)

Kelembaban Dalam Proses Pengaturan Muatan

Kelambatan-kelambatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan kegiatan pengaturan muatan haruslah dihindari sehubungan untuk tercapainya salah satu aspek dari prinsip-prinsip penanganan dan pengaturan muatan yaitu Bongkar muat secara cepat, teratur dan sistimatis. Jika terjadi kelambatan dalam proses kegiatan bongkar muat, maka konsekuensinya adalah kerugian bagi pihak pengusaha. __

Kelambatan (Delay) yang dapat ditemui dalam suatu proses kegiatan pengaturan muatan adalah :

1.

Kelambatan akibat tehnis (Technical delay)

2.

Kelambatan akibat hambatan proses dalam pelaksanaan (Operating delay)

3.

Kelambatan akibat buruh tidak terampil (Unskilled labour)

4.

Kelambatan akibat dari keadaan alam (Natural factor)

5.

Kelambatan akibat pemogokan (Strike)

(11)

TUGAS MANDIRI :

1. Hal – hal apa saja yang harus dilakukan saat pembersihan ruang muat ? 2. Apa yang dimaksud dengan over stowage ?

3. Apa saja prinsip - prinsip pada penanganan dan pengaturan muatan ? 4. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi terjadinya Broken stowage?

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian kali ini lebih menekankan pada ruang lingkup dan kewenangan LPSK dalam melindungi saksi dan korban pasca perkara belum diputuskan baik secara moril dan materiil

Dalam proses pemuatan batubara harus mengacu pada standar keselamatan yang diperbolehkan supaya tongkang dan vessel tidak melebihi muatan yang akan mengakibatkan kapal

Pengaturan muatan di setiap kapal sangatlah penting,ini dikarenakan selain setiap kapal memiliki spesifikasi pengangkutan muatan yang berbeda kita juga harus membuat

Pengaruh pengaturan muatan (stowage) di atas kapal terhadap stabilitas merupakan tugas pokok bagi perwira deck, dimana stabilitas adalah kemampuan sebuah kapal

Kapasitas pendinginan untuk pengkondisian udara ruangan masinis ditinjau atas perbedaan kalor adalah : Beban kalor sensible antara lain:.. Perpindahan kalor melalui dinding

Tingkat kesuliatan : materi bacaan mukastafah lebih tinggi dari kemampuan siswa, siswa mengumpulkan kata dan tarkib baru yang tidak tersusun, karena tujuan membaca mukastafah

Kemudian, saat isu-isu High-Taste Content tadi ditelusuri lebih jauh, misalnya seperti menyangkut pihak-pihak yang dijadikan nara sumber dalam pemberitaan, maka ditemukan

Perhitungan stabilitas kapal longline yang diteliti meliputi analisis terhadap perkiraan perubahan nilai KG pada tiga kondisi distribusi muatan, yaitu ; kondisi muatan kapal