• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyword: special needs children, conventional toothbrush, Light Up Timer Toothbrush, plaque score. kesehatan secara keseluruhan. Banyak PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Keyword: special needs children, conventional toothbrush, Light Up Timer Toothbrush, plaque score. kesehatan secara keseluruhan. Banyak PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN SKOR PLAK TERHADAP PENGGUNAAN SIKAT GIGI KONVENSIONAL DENGAN SIKAT GIGI BERLAMPU SEBAGAI

PENGUKUR WAKTU

(LIGHT UP TIMER TOOTHBRUSH) PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

(SPECIAL NEEDS) USIA 4-18 TAHUN

(Penelitian pada SLB/G-AB Helen Keller Yogyakarta)

Laelia Dwi Anggraini*, Dyah Ayu Nur Arimbi **

*) Dosen Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

**) Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

Abstract

Plaque is a soft deposite in the teeth surface, consisting by microorganism that proliferating in a matrix intracellular. Plaque in the teeth can be cleaning perfectly through mechanical way with the use of toothbrush. The time period taken for brushing teeth is the important factor to remove the plaque. However, the difficulty to determine the period in brushing teeth should be taken; it was inspiring the American scientist to create a new technology that called “Light Up Timer Toothbrush”. On that toothbrush, the lamps will beeping for 60 seconds while activated. The purpose of this experiment is to find the differences of plaque score between the use of conventional toothbrush and Light Up Timer Toothbrush especially in special needs children 4-18 years old.

The methods of this research is Quasi Experimental. One group will receive two treatments. The subject of this experiment are all sampling of SLB/G-AB Helen Keller Yogyakarta that full filled criteria inclusi as many 28 students from age 4-5 years old. The measurment of plaque score made to each students after the using of conventional toothbrush. Two months later, the students also do the scoring after using Light Up Timer Toothbrush. The data were analyzed using statistic tests; mann whitney t-test.

Mann whitney t-test showing significant (p<0,05), result which means there is a different plaque score between the use of conventional toothbrush and Light Up Timer Toothbrush.

Light Up Toothbrush Timer effectively used for children SLB / G - AB Helen Keller Yogyakarta but need further research in other school.

Keyword: special needs children, conventional toothbrush, Light Up Timer Toothbrush, plaque score

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut yang baik merupakan komponen integral

kesehatan secara keseluruhan. Banyak anak yang memiliki kesehatan mulut dan umum tidak memadai karena karies gigi

(2)

2 yang aktif dan tidak terkendali, meskipun lebih dari sekedar memiliki gigi yang sehat. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Kita dapat menghilangkan atau mencegah pembentukan karies, bila salah satu dari faktor dihilangkan. Tindakan mencegah pembentukan plak pada permukaan gigi akan dapat mengontrol jumlah populasi bakteri dan mengurangi kemampuan sukrosa untuk tetap melekat pada gigi.

Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengontrol pembentukan plak gigi, meliputi: (1) mengatur pola makanan; (2) tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dan terhadap polisakarida ekstraseluler,dan (3) tindakan secara mekanis berupa pembersihan rongga mulut dan gigi dari semua makanan,bakteri beserta hasil metabolismenya.

Menyikat gigi adalah faktor pendukung yang utama untuk menjaga

kebersihan rongga mulut dan merupakan metode yang paling sering digunakan untuk pengendalian bakteri pada plak di bagian supra dan subgingiva dan mengurangi resiko terjadinya karies, periodontitis, dan kehilangan gigi usia dini. Sikat gigi yang digunakan untuk mengajari teknik menyikat yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak untuk menyikat gigi secara mandiri.Kebanyakan anak-anak sudah menyikat gigi secara teratur,tetapi dilakukan hanya dalam waktu 30 detik sampai 45 detik.

Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik 2 jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius., Tunaganda membutuhkan tidak hanya satu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan variasi program pendidikan yang sesuai dengan kelainan yang dimilikinya.

Anak tunaganda memiliki ciri dan karakteristik antara lain: memiliki

(3)

3 ketunaan lebih dari satu; semakin parah apabila tidak segera mendapatkan bantuan;

sulit dievaluasi; cenderung menimbulkan ketunaan baru; memiliki wajah yang khas;

pertumbuhan dan perkembangannya lebih lambat dari usia kalendernya; cenderung menyendiri; memiliki emosi tidak stabil;

tingkat kecerdasan yang cenderung rendah.

BAHAN DAN METODE

Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental untuk menguji indeks skor plak terhadap penggunaan sikat gigi konvensional dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) pada anak tunaganda usia 4- 18 tahun (Penelitian pada SLB/G-AB Helen Keller Yogyakarta).

Penelitian ini telah dilakukan di SLB/G-AB Helen Keller Jalan Laksamada Laut R.E Martadinata 88A, Yogyakarta.

Penelitian telah dilaksanakan mulai 26 April 2014 24 juni 2014. Populasi penelitian ini adalah siswa SLB/G-AB Helen Keller Yogyakarta usia 4-18 tahun

berjumlah 28 orang baik laki-laki maupun perempuan. Subyek penelitian ini adalah siswa SLB/G-AB Helen Keller Yogyakarta usia 4-18 tahun baik laki-laki maupun perempuan yang memenuhi kriteria inklusi.

Pada kunjungan pertama dilakukan perkenalan dan penjelasan kepada guru serta subyek mengenai jalannya penelitian.

Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulutsubyek meliputi pengolesan disclosing, pemeriksaan PHP plak dan pencatatan hasil sebelum dilakukan penyikatan gigi menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Pencatatan data, pada penelitian kunjungan pertama ini didapatkan hasil data A (data hasil akhir sikat gigi konvensional). Siswa diberikan edukasi mengenai teknik, frekuensi, dan durasi menyikat gigi dibantu oleh guru pendamping, suster dan enumerator.

Peneliti membagikan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) dengan ukuran, bentuk, dan

(4)

4 waktu yang sama. Siswa menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) dengan didampingi oleh enumerator.

Pada kunjungan kedua dilaksanakan dua bulan setelah para siswa menykat gigi dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Peneliti mengingatkan kembali mengenai teknik, frekuensi, dan durasi menyikat gigi kepada guru, enumerator, dan subyek penelitian. Siswa menyikat gigi menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) dengan didampingi oleh enumerator dan guru pendamping.

Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut objek meliputi pengolesan disclosing, pemeriksaan PHP plak dan pencatatan hasil seteylah menggunakan sikat gigiberlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Pencatatan data, pada penelitian kunjungan kedua ini didapatkan hasil data B (data hasil akhir

sikat gigi berlampu). Melakukan pengolahan dan analisa data.

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang telah dilakukan

adalah membuktikan bahwa terdapat perbedaan skor plak terhadap penggunaan sikat gigi konvensional dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) pada anak usia 4-18 tahun (Penelitian di SLB/G-AB Helen Keller Yogyakarta). Penelitian ini dilakukan terhadap 16 subjek yang berumur 4-18 tahun dimana setiap anak mendapatkan 2 kali perlakuan. Perlakuan pertama dengan

menggunakan sikat gigi konvensional dan perlakuan kedua menggunakan sikat gigiberlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Penelitian dilakukan dengan melakukan pemeriksaan skor plakoleh enumerator pada tiap-tiap subjek yaitu setelah menggunakan sikat gigi konvensional dan setelah menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur

(5)

5 waktu (Light Up Timer Toothbrush).

Berdasarkan hasil penelian yang didapat, dibawah ini dapat dilihat perbedaan skor plak sesudah menggunakan sikat gigi konvensional dan sesudah menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) adalah sebagai berikut:

Besar nilai shaphiro-wilk untuk skor plak sesudah perlakuan sikat gigi konvensional pada post test I yaitu 0,014 (p>0,05) kriteria tidak normal. Besar shaphiro-wilk untuk skor plak sesudah menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) pada post test II yaitu 0,283

(p > 0,05) kriteria normal. Untuk post test I kriteria data tidak normal dan post test II kriteria data normal artinya data distribusi tidak normal sehingga uji yang harus dilakukan adalah uji Mann-Whitney Test.

Berdasarkan tabel uji diatas didapat nilai signifikasi p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada

skor plak anak dalam penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush).

PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian mengenai perbedaan skor plak terhadap penggunaan sikat gigi konvensional dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush)pada anak berkebutuhan

Varia bel

Sikat Gigi Konvensional

Sikat Gigi Light Up

Timer Toothbrush P

Keteran gan P

Keteran gan Post

Test

0,0 14

Tidak Normal

0,2

83 Normal Variabel

Jumla h Smpel

Nilai p

Keteranga n Perbedaan

skor plak sikat gigi konvension al dan sikat

gigi berlampu

sebagai pengukur

waktu (Light Up

Timer Toothbrush

)

16 0,00 0

Terdapat perbedaan

yang bermakna

(6)

6 khusus (special needs) usia 4-18 tahun (Penelitian pada SLB/G-AB Helen Keller Yogyakarta). Patient Hygiene Performance (PHP) index merupakan salah satu indeks plak yang dapat memonitor status kebersihan mulut setelah dilakukan instruksi sikat gigi. Indeks ini memungkinkan untuk melihat kemajuan kebersihan mulut setelah dilakukan kontrol plak, pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sikat gigi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor plak terhadap penggunaan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush)pada anak berkebutuhan khusus (special needs) usia 4-18 tahun (Penelitian pada SLB/G- AB Helen Keller Yogyakarta).

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan shaphiro-wilk pada kelompok sikat gigi konvensional didapatkan nilai signifikasi yaitu 0,014 (p<0,05) artinya kriteria tidak normal.

Kelompok sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer

Toothbrush) didapatkan nilai signifikasi yaitu 0,283 (p>0,05) artinya kriteria normal. Dari data uji normalitas didapatkan data distribusi tidak normal sehingga uji yang harus dilakukan adalah uji Mann-Whitney Test.

Melalui uji Mann-Whitney Test didapatkan nilai signifikasi p=0,003 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan nilai yang bermakna dalam penggunaan sikat gigi konvensional dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Terdapat perbedaan skor plak pada penggunaan sikat gigi konvensional dengan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Hal ini berarti terdapat perubahan yang bermakna pada skor plak anak dalam penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush). Plak dapat melekat pada gigi secara supragingiva, pada servik gingiva atau poket periodontal. Pencegahan dan pengontrolan terhadap pembentukan plak

(7)

7 gigi harus didasarkan atas usaha pemeliharaan higiene oral yang dilakukan secara aktif.Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengontrol pembentukan plak gigi salah satunya adalah secara mekanis dengan bantuan sikat gigi. Waktu menyikat gigi yang efektif adalah 120 detik atau dua menit.

Frekuensi waktu menyikat gigi menggunakan sikat gigi konvensional selama waktu yang mereka inginkan dengan menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush) selama 2 menit berpengaruh terhadap skor plak anak dengan menggunakan sikat gigi berlampu sebagai pengukur waktu (Light Up Timer Toothbrush)dibandingkan sikat gigi konvensional dikarenakan anak berkebutuhan khusus (special needs) dapat menentukan lamanya mereka harus menyikatkan giginya.

DAFTAR PUSTAKA

Altum,C.,Guven, G., Akg un, O. M., Akkurt, M. D., Basak, F., &

Akbulut, E.(2010). Oral Health

Status Of Disabled Individual Attending Special Schools.

European Journal of Dentistry , 361-366.

Angraini, Z. O., Palupi, D .N.,&

Pachmawati, R (2013).Efektivitas Penyuluhsn Teknik Menyikat Gigi Terhadap Perawat Tunagrahita Dengan OHI-s Anak Tunagrahita Ringan di Asrama SLB Bhakti Luhur Malang. 1-10

Anonim, Direktorat Jendral Bina

Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Anak, &

Kementrian Kesehatan RI. (2010).

Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa (SLB).

Jakarta: Depdikbud.

Anonim, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus , & Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. (2013).

Panduan Pengembangan

Kurikulum dan Program Pembelajaran bagi Siswa MDVI/Deafblind. Jakarta:

Kemdikbud

Bishop, Owen. 2002. Dasar-dasar elektronika. Jakarta: Erlangga

Creeth, EJ., Galagher, A., Sowinski, K., Bowman, J., Baret, K., Lower, S., et al. 2009. The Effect of Brushing Time and Dentifrice on Dental Plaque Removal in vivo. The Journal of Dental Hygiene. Vol.83, 111-116

Dewi, Adelia Putri Kharisma., Rachmawati, D., Palupi, D.N.

2013. Perbedaan Efektivitas Sikat Gigi Elektrik dengan Sikat Gigi Manual Terhadap Penurunan Indeks Plak Pada Anak Tunagrahita di SDLB Putra Jaya Malang. Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

(8)

8 Forrest, J.O. 1989. Pencegahan Penyakit Mulut (terj.). Jakarta: Hipokrates, hal.

24,71

Kidd, E.A.M., Bechal, S.J. 2012. Dasar- dasar Karies Penyakit dan Penanggulanannya (terj). Jakarta:

EGC, hal. 1-2, 15-17 ,144-147 Manson, J. D., dan Eley, B. M. 1993.

Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodonti) (terj.). Jakarta:

Hipokrates, hal. 23-25

McDonald, R.E., Avery, D.R., Dean, J.A.

2004.. Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed. St Louis : Mosby. Hal. 205

Notoatmodjo, Soekidjo, Prof, Dr., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta, hal. 115- 116

Putri, Megananda Hiranya., Herijulianti, Eliza., Nurjannah, Neneng. 2011.

Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta:

EGC.113-114

Riyanti, Eriska., Saptarini, Risti. 2005.

Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi Dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.

Sihite, Horos Jhon Piter. 2006. Faktor- faktorYang Berhubungan Dengan Karies Gigi Susu dan Strategi Penanggulangannya Pada Anak- anak Di Kabupaten Riau.

Sriyono, Niken Widyanti. 2005. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Medika Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Hal. 51-52 Suproyo, Hartati. 2009. Penatalaksanaan

Penyakit Periodontal. Yogyakarta:

Kanwa Publisher, hal. 3, 34-35

Susie, B. 2010.

http://www.susiebhomemaker.com/2010/1 1/firefly-lightup-timer-toothbrush-review/

(akses tgl 17 maret 2014)

Taschner, M., Rumi, K., S, Aditi., Wei, J., Strate, J., Pelka, M., et al. 2012.

Comparing Efficacy of Plaque Removal Using Professionally Applied Manual and Power Toothbrushes in 4- to 7-year-old Children. Pediatric Dentistry. vol 34, no.1, 61-65

Wong, D., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M., dan Schwart, P, (2002). Buku ajar keperawatan pediatric vol.1 (ed.

6th). Jakarta: EGC.

Zatnika, Lis. 2010. 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut. Available from: http://www.pdgi-online.com (akses tgl 25 September 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Program behavior based safety di PT Inalum Kuala Tanjung disebut dengan nama program Inalum Kartu Aman (IKA) yang memberikan pengajaran kepada pekerja untuk

Hasil penelitian menunjukkan Peranan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Di

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus II maka peneliti melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus II yang hasilnya

Teknis Usaha Pembuatan Tempe milik Bapak Joko Sarwono masih merupakan industri rumah tangga dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan tempe dilakukan secara tradisional

Judul buku : Salah Asuhan Nama pengarang : Abdoel Moeis Penerbit : Balai Pustaka Ketebalan : 273

As this research focuses on the recognization of potencies of the students who have the tendency to the linguistic intelligence more than other kind of intelligence

Usulan pada atribut ini sama dengan usulan dari sisi konsumen pada atribut kesesuaian ukuran produk yang diperoleh dengan spesifikasi pada katalog.

Maka dari itu tidak ada salahnya bila kita membaca cerpen ini, karena memang bertemakan remaja banget, dan mungkin banyak sekali yang