• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAGAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SALAH SATU SD KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2018/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RAGAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SALAH SATU SD KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2018/2019"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

RAGAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SALAH SATU SD

KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Junia Elsahana NIM: 151134112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

SKRIPSI

RAGAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SALAH SATU SD

KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2018/2019

Oleh:

Junia Elsahana NIM: 151134112

Pembimbing I

Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M. Pd. Tanggal 27 Mei 2021

Pembimbing II

Andreas Erwin Prasetya, M. Pd. Tanggal 27 Mei 2021

(3)

SKRIPSI

RAGAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SALAH SATU SD

KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2018/2019

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Junia Elsahana NIM: 151134112

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 Juni 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S. Pd., M.Pd. ...

Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...

Anggota Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...

Anggota Andreas Erwin Prasetya, M.Pd. ...

Anggota Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ...

Yogyakarta, 15 Juni 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

(4)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, saya persembahkan skripsi ini kepada:

 Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai serta memberkati setiap waktu di sepanjang hidupku.

 Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Triyono dan Ibu Fitri Hardiyani yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, semangat, dukungan serta doa dari kecil hingga sampai saat ini.

 Kakakku tercinta Kristantyo Hendro Widyatmoko yang turut membantu serta mendukungku.

 Saudara sepupuku Winda Arulan Pitulasih yang senantiasa memberiku semangat serta motivasi.

 Keluarga besarku yang selalu mendoakan, mendukung serta menyemangatiku.

 Teman-teman satu payung skripsi yang senantiasa membantuku dalam menyelesaikan skripsi.

 Sahabat “Grup Ndadak”, Yeni Astuti, Rotua Desti Ayu Hutagalung, Theresia Puput Prasetyowati, dan Theresia Resa, yang selalu memberiku semangat serta motivasi.

 Teman-teman di Kos Kepuh, Mbak Tika, Mbak Rani, Mbak Utari, dan Mbak Ais yang selalu memberikan semangat serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

 Almamaterku tercinta, Universitas Sanata Dharma.

(5)

MOTTO

“Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau,”

(Yesaya 43: 5a)

“”Tuhan adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh karena itu aku berharap kepada- Nya.”

(Ratapan 3: 24)

“Tidak ada yang sia-sia selagi masih mau berusaha”

(Junia Elsahana)

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juni 2021 Penulis

Junia Elsahana

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Junia Elsahana

Nomor Induk Mahasiswa : 151134112

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“RAGAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA

PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SALAH SATU SD KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2018/2019”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya meupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Juni 2021 Yang menyatakan

Junia Elsahana

(8)

ABSTRAK

RAGAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SALAH SATU SD

KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2018/2019

Junia Elsahana Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 di salah satu SD di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, yang meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mengumpulkan informasi, kegiatan menalar, kegiatan mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana ragam implementasi pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 di salah satu SD di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui tiga kegiatan, meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru serta siswa kelas II dan kelas IV.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik sudah sesuai dengan teori dari beberapa ahli. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, guru sudah mengimplementasikan pendekatan saintifik dengan beragam. Pada kegiatan mengamati, guru menggunakan media berupa gambar serta bacaan yang ada di buku paket, serta benda yang ada di sekeliling siswa. Pada kegiatan menanya, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya, namun terkadang kesempatan yang diberikan tidak digunakan oleh siswa secara maksimal. Pada kegiatan mengumpulkan informasi, guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi, menggunakan buku paket, serta menjelaskan materi untuk siswa dalam mengumpulkan informasi. Pada kegiatan menalar, guru memberi siswa soal latihan untuk menguji seberapa jauh pemahaman siswa mengenai materi yang sudah dipelajari. Pada kegiatan mengkomunikasikan, guru memberi kesempatan siswa untuk memaparkan hasil pekerjaan mereka di depan kelas, baik secara individu maupun kelompok.

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Kurikulum 2013.

(9)

ABSTRACT

VARIOUS IMPLEMENTATIONS OF THE SCIENTIFIC APPROACHES IN THE 2013 CURRICULUM LEARNING IN AN ELEMENTARY SCHOOLS IN

DEPOK SLEMAN REGENCY AT THE ACADEMIC YEAR 2018/2019

Junia Elsahana Sanata Dharma University

2021

This study aims to describe the various implementations of scientific approach in 2013 curriculum learning in an elementary school in Depok, Sleman Regency, which includes opening activities, core activities, core activities consisting of observing activities, questioning activities, gathering information, reasoning activities, communicating activities, and closing activities. The formulation of the problem in this study is how the various implementations of the scientific approach in the 2013 curriculum in an elementary school in Depok, Sleman Regency.

This research uses a qualitative approach with the type of case study research. Data collection was carried out by means of observation, interviews and documentation. The data analysis technique was carried out through three activities, including data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

The subject in this study were the principal, teachers and students in grade II and grade IV.

The results showed that the teacher’s understanding of the scientific approach was in accordance with the teory of several experts. In the learning process in the classroom,teachers have applied the scientific approach in various ways. In observing activities, the teacher uses media in the form of pictures and readings in textbooks, as well as objects around students. In questioning activities, the teacher gives students the opportunity to ask questions, but sometimes the opportunities given are not used maximally by students. In information gathering activities, the teacher gives students the opportunity to discuss, use textbooks, and explain material for students in gathering information.

In reasoning activities, the teacher gives students practice questions to test how far students understand the material that has been studied. In communicating activities, the teacher gives students the opportunity to present the results of their work in front of the class, either individually or in groups.

Keywords: Scientific approach, 2013 curriculum.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat, karunia serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul Ragam Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 di Salah Satu Sekolah Dasar Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Tahun Ajaran 2018/2019 dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang juga sebagai Dosen Pembimbing I skripsi yang telah memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi.

4. Bapak Andreas Erwin Prasetya, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan serta motivasi kepada penulis selama proses menyusun skripsi hingga selesai.

5. Bapak Kepala Sekolah yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

6. Bapak dan Ibu guru kelas II dan kelas III yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan mengajari kami.

8. Keluarga yang selalu mendoakan dan memberi dukungan baik secara moral maupun material.

(11)

9. Teman-teman angkatan 2015 Program Studi PGSD yang selalu berbagi ilmu, pengetahuan serta saling memberikan semangat dan dukungan.

10. Segenap pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis berharap, skripsi yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pihak yang membutuhkan. Penulis juga menyadari jika masih banyak kekurangan dalam skripsi ini dikarenakan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf kepada pembaca apabila skripsi ini masih kurang sempurna.

Penulis

Junia Elsahana

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN... xvi

DAFTAR DIAGRAM... xvii

DAFTAR GAMBAR... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

(13)

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Asumsi Penelitian... 5

F. Definisi Operasional... 5

BAB II LANDASAN TEORI... 6

A. Kajian Pustaka... 6

1. Teori-teori yang mendukung... 6

2. Penelitian yang relevan... 23

B. Kerangka Berpikir... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. Setting Penelitian... 30

C. Desain Penelitian... 31

D. Teknik Pengumpulan Data... 32

E. Instrumen Penelitian... 33

F. Kredibilitas dan Transferabilitas... 38

G. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

A. Pelaksanaan Penelitian... 41

B. Latar Belakang Narasumber... 45

C. Hasil Penelitian... 46

D. Pembahasan... 78

BAB V PENUTUP... 84

A. Kesimpulan... 84

B. Keterbatasan Penelitian... 85

C. Saran-saran... 86

DAFTAR PUSTAKA... 87

(14)

LAMPIRAN... 89 BIODATA PENULIS... 139

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah... 8

Tabel 2 Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah... 9

Tabel 3 Matapelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah... 10

Tabel 4 Indikator Proses Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik... 18

Tabel 5 Instrumen Observasi Proses Pembelajaran... 33

Tabel 6 Indikator Pedoman Wawancara Guru Kelas II dan Guru Kelas IV... 36

Tabel 7.1 Kisi-kisi Angket Respon Siswa... 37

Tabel 7.2 Kisi-kisi Angket Respon Guru... 37

Tabel 8 Jadwal Pengambilan Data Wawancara ... 41

Tabel 9 Jadwal Pelaksanaan Pengamatan (Observasi)... 43

Tabel 10 Kegiatan Mengamati yang cenderung digunakan oleh guru 79 Tabel 11 Kegiatan Menanya yang cenderung digunakan oleh guru.. 79

Tabel 12 Kegiatan Mengumpulkan Informasi yang cenderung digunakan oleh guru... 80

Tabel 13 Kegiatan Menalar yang cenderung digunakan oleh guru... 81

Tabel 14 Kegiatan Mengkomunikasikan yang cenderung dilakukan oleh guru... 81

(16)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Penelitian Yang Relevan... 26 Bagan 2 Analisis Data Model Interaktif dari Mile dan

Huberman (1994)... 40 Bagan 3 Ragam Pendekatan Saintifik... 77

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bacaan dan gambar dari buku paket yang diamati

di Kelas II... 54 Gambar 2 Guru Menjelaskan Materi Di Depan Kelas

di Kelas II... 56 Gambar 3 Siswa Maju Ke Depan Kelas Bertanya Kepada Guru di

Kelas II... 60 Gambar 4 Interaksi Antar Siswa dalam kegiatan Diskusi Kelompok

di Kelas IV... 64 Gambar 5 Soal yang digunakan guru dalam kegiatan menalar... 69 Gambar 6 Siswa Mempresentasikan Hasil Pekerjaan di Kelas II... 72

(18)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Data Hasil Angket Respon Siswa Kelas II dan Kelas IV... 47 Diagram 2 Data Hasil Angket Respon Guru Kelas II dan Kelas IV... 48

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Melaksanakan Penelitian... 90

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Melaksanakan Penelitian... 91

Lampiran 3 Angket Respon Guru... 92

Lampiran 4 Angket Respon Siswa... 94

Lampiran 5a Hasil Angket Respon Siswa (Kelas II)... 96

Lampiran 5b Hasil Angket Respon Siswa (Kelas IV)... 97

Lampiran 6 Hasil Angket Respon Guru... 98

Lampiran 7 Lembar Observasi Proses Pembelajaran... 99

Lampiran 8 Transkrip Observasi Proses Pembelajaran... 103

Lampiran 9 Verbatim Wawancara... 117

Lampiran 10 Pengkodingan... 125

Lampiran 11 Foto-Foto Kegiatan Siswa... 138

(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memelihara kelangsungan hidup kebudayaan dan peradaban masyarakat (Karwono & Heni, 2017: 2). Salah satu di antara masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini yang banyak diperbincangkan dari berbagai kalangan adalah rendahnya kualitas pendidikan.

Secara umum, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh mutu proses pembelajaran, sedangkan mutu proses pembelajaran ditentukan oleh berbagai komponen yang saling terkait satu sama lain (Teguh, 2015: 3). Komponen- komponen yang dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas pendidikan yaitu: peserta didik, guru, materi, metode, sumber belajar, sarana dan prasarana, serta biaya. Jika komponen-komponen pendidikan dapat dikelola secara baik, maka akan berdampak terhadap mutu proses pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Salah satu aspek dalam manajemen pendidikan yang sering disebut sebagai jantungnya pendidikan adalah kurikulum dan pembelajaran (Teguh, 2015: 6). Kurikulum sekolah dan madrasah merupakan instrument strategis untuk pengembangan manusia yang berkualitas, baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurikulum sekolah dan madrasah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya pencapaian tujuan sekolah/madrasah dan tujuan pendidikan nasional (Sholeh, 2013: iii). Dalam perspektif kepentingan bangsa dan Negara, kendaraan kurikulum ini akan berfungsi dan berperan dengan baik jika para pelaku dan pemerhati memiliki kejelasan tujuan dan visi bersama, peta jalan yang benar, serta keandalan dalam pemanfaatan kendaraan, yang biasa diaplikasikan dalam pembelajaran (Teguh, 2013: 8).

Sejak Indonesia merdeka kurikulum telah mengalami beberapa perubahan secara berturut-turut, yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, dan tahun 2004, serta yang terbaru

(21)

adalah kurikulum 2006. Pada saat ini telah dan sedang dilaksanakan Uji Publik kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) (Sholeh, 2013: 111).

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif (Teguh, 2015: 13).

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dimana dalam proses pembelajaran dikelas dilakukan dengan tahapan-tahapan 5M, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data atau eksperimen, mengasosiasikan data dan mengkomunikasikannya yang dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan dalam bentuk laporan kegiatan pratikum (Permendikbud Nomor 81 A)

Dalam setiap tahapan pendekatan saintifik memiliki poin penting yang saling berkaitan. Tahapan pertama dalam pendekatan saintifik yaitu kegiatan mengamati. Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengamati objek yang nantinya akan menjadi bahan pembelajaran mereka. Pengamatan objek dilakukan melalui kegiatan melihat, menyimak, membaca, dan mendengar.

Tahapan selanjutnya setelah kegiatan mengamati adalah kegiatan menanya.

Dalam tahap menanya, siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan objek yang sudah mereka amati sebelumnya.

Kompetensi yang diharapkan dalam tahap ini adalah rasa keingintahuan siswa yang nantinya akan memicu siswa untuk belajar lebih dalam lagi. Selanjutnya adalah tahap mengumpulkan informasi. Dalam tahap ini, siswa dilatih untuk aktif menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Tahapan yang keempat yaitu kegiatan menalar. Dalam tahap ini, siswa mengolah informasi yang telah mereka kumpulkan. Pengolahan informasi ini bertujuan untuk menemukan keterkaitan antar informasi yang telah didapatkan.

Tahapan yang terakhir dalam pendekatan saintifik adalah kegiatan mengkomunikasikan. Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari melalui serangkaian tahapan pendekatan saintifik yang telah mereka lalui, dengan cara menuliskan atau menceritakan.

(22)

Salah satu SD di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman menerapkan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Sekolah pada tanggal 21 Februari 2019, kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang belum lama diterapkan di SD tersebut. Sebelumnya SD tersebut menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Menurut kepala sekolah, pihak sekolah telah mengirim 2 perwakilan guru kelas untuk mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang diadakan pemerintah di salah satu SD lainnya di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Hasil dari kegiatan bimtek tersebut kemudian disosialisasikan kepada guru-guru yang lain yang tidak mengikuti kegiatan bimtek tersebut. Kegiatan sosialisasi diadakan pada hari sabtu, setelah seluruh kegiatan belajar mengajar selesai. Selain kegiatan bimtek, pihak sekolah juga berusaha mengupayakan apa yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas II pada tanggal 12 Februari 2019 dan dengan guru kelas IV pada tanggal 23 Maret 2019, terdapat berbagai kendala ketika mengimplentasikan pendekatan saintifik pada pembelajaran Kurikulum 2013. Kendala utama yang dialami oleh guru berkaitan dengan sistem pembelajarannya. Guru terbiasa dengan sistem pembelajaran dalam KTSP. Pada kurikulum KTSP, guru aktif menjelaskan materi menggunakan metode ceramah. Keseluruhan materi secara lengkap disediakan oleh guru. Dalam kurikulum 2013, yang dituntut aktif di sini adalah siswa, sehingga guru harus berupaya lebih untuk memicu keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru beserta siswa sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran KTSP, dimana guru yang cenderung aktif dan siswa yang cenderung pasif. Kendala lain yang dialami adalah mengenai sumber belajar. Dalam kegiatan pembelajaran kurikulum 2013, sumber belajar utama yang digunakan oleh guru berupa buku paket tematik yang terdiri dari buku pegangan untuk guru dan buku pegangan untuk siswa.

Selama buku tersebut belum datang, guru menggunakan buku LKS yang dinilai kurang lengkap. Selain itu, penyusunan RPP juga dirasa cukup rumit, karena harus dibuat secara rinci pada setiap tahapan dari pendekatan saintifik.

(23)

Guru sendiri perlu memahami dengan baik mengenai tiap tahapan dari pendekatan saintifik serta bagaimana penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar guru dapat menyusun RPP khususnya pada tahapan pendekatan saintifik serta menerapkannya dalam proses pembelajaran dengan baik dan tepat.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam mengenai ragam implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 pada kelas II dan kelas IV. Dengan penelitian ini, diharapkan peneliti dapat mengetahui bagaimana ragam implementasi pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 yang terjadi di lapangan serta faktor-faktor nyata yang mempengaruhi implementasi pendekatan saintifik yang dilakukan, sehingga nantinya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk peneliti serta pembaca untuk belajar menerapkan pendekatan saintifik di SD dengan lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan di bahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana ragam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Kurikulum 2013 di salah satu SD di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran kurikulum 2013 pada salah satu SD di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pengetahuan sebagai calon guru dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik

(24)

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada Kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik di sekolah

3. Bagi Guru

Membantu guru untuk menambah wawasan mengenai ragam implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013.

4. Bagi Siswa

Membantu siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran E. Asumsi Penelitian

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum penyempurnaan dari kurikulum 2006 (KTSP). Sebagai kurikulum yang tergolong baru, banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru pada kurikulum 2013, karena sistem pembelajarannya yang sangat berbeda dengan sistem pembelajaran KTSP. Apabila pada sistem KTSP siswa sangat tergantung pada guru, pada kurikulum 2013 siswa diharapkan mengembangkan kemampuannya dalam berpikir kritis, lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada guru. Melalui penelitian ini guru dapat menambah pengetahuan baru mengenai ragam implementasi pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.

F. Definisi Operasional

1. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian auntentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

2. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran dengan menggunakan tahapan atau urutan kegiatan ilmiah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

3. Pembelajaran Terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan belajar anak, maka pembelajaran menjadi bermakna.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA

1. Teori-teori Yang Mendukung a. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP)(Kurniasih, 2014:32). Penyempurnaan kurikulum ini dilakukan mengikuti perkembangan zaman. Seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman mengubah daya pikir manusia semakin tinggi, sehingga kurikulum pun disempurnakan agar tidak terlalu tertinggal oleh zaman dan dianggap kuno.

Pada Kurikulum 2013, yang menjadi titik tekan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Antara soft skills dan hard skills dapat tertanam dengan seimbang, berdampingan, dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. (Fadlillah, 2014:16).

Ridwan (2014:45) mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 mendefinisikan standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Banyak terdapat perbedaan yang spesifik antara kurikulum yang sebelumnya dengan Kurikulum 2013 yang baru ini.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sarat dengan pendidikan karakter (Ahmad, 2014:54). Mindset ini yang disadari sejak awal sebelum memahami teknis pelaksanaan Kurikulum 2013. Jika tidak ada landasan pemikiran ini, maka kita akan merasa terbebani oleh banyaknya “pekerjaan” yang harus dikerjakan. Pekerjaan yang akan banyak menyita waktu adalah mengumpulkan nilai peserta didik di

(26)

setiap mata pelajaran dari aspek sikap dan keterampilan, karena tidak lagi berbentuk nilai angka, tetapi berbentuk uraian.

Dari beberapa pengertian Kurikulum 2013 oleh para ahli di atas, hampir semuanya membahas tentang inti dari Kurikulum 2013, yaitu pendidikan karakter. Sesuai yang diungkapkan oleh Kurniasih, Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang disempurnakan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya. Peneliti setuju dengan pendapat dari Kurniasih, karena memang Kurikulum 2013 adalah kurikulum perbaikan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya. Inti yang paling penting dalam Kurikulum 2013 ini seperti yang dikemukakan oleh Fadlillah, yaitu antara soft skill dan hard skill harus seimbang, tidak boleh berat sebelah, hanya soft skill atau hanya hard skill saja, semua harus sama rata. Karena apabila hanya salah satu kemampuan yang lebih unggul dibandingkan dengan kemampuan lain, artinya Kurikulum 2013 tidak ada perubahan dari kurikulum-kurikulum yang sebelumnya, yang hanya mengandalkan atau mengutamakan satu kemampuan saja. Beberapa pengertian tentang Kurikulum 2013 oleh para ahli di atas, saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain.

Namun peneliti lebih condong pada pengertian Kurikulum 2013 yang diungkapkan oleh Ahmad, bahwa Kurikulum 2013 sarat akan pendidikan karakter, karena memang dalam Kurikulum 2013 ini pendidikan karakter sangat diutamakan dibanding hal lainnya. Apabila seorang siswa memiliki prestasi yang tinggi namun karakter yang dimilikinya sangat kurang, maka prestasi-prestasi yang ia capai menjadi sia-sia.

Meninjau dari beberapa pengertian mengenai Kurikulum 2013 menurut para ahli, peneliti menarik kesimpulan bahwa Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum yang pernah ada sebelumnya, yang berfokus pada penyeimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

(27)

b. Struktur Kurikulum 2013

Struktur Kurikulum adalah pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Untuk kurikulum 2013, Struktur kurikulum sedikit ada perubahan bila dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya (KTSP). Berikut penjelasan mengenai struktur kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

a. Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;

dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1. Kompetensi Inti Kelas I, II dan III Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Kompetensi Inti Kelas I Kompetensi Inti Kelas II Kompetensi Inti Kelas III

1. Menerima dan menjalankan ajaran

agama yang

dianutnya

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima dan menjalankan ajaran

agama yang

dianutnya 2. Memiliki perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,

guru, dan

(28)

tetangganya 3. Memahami

pengetahuan faktual

dengan cara

mengamati

[mendengar, melihat, membaca] dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami

pengetahuan faktual

dengan cara

mengamati

[mendengar, melihat, membaca] dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami

pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan

berakhlak mulia

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Tabel 2. Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Kompetensi Inti Kelas IV

Kompetensi Inti Kelas V Kompetensi Inti Kelas IV

1. Menerima,

menjalankan, dan menghargai ajaran

agama yang

dianutnya

1. Menerima,

menjalankan, dan menghargai ajaran

agama yang

dianutnya

1. Menerima,

menjalankan, dan menghargai ajaran

agama yang

dianutnya 2. Menunjukkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman,

guru, dan

tetangganya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman,

guru, dan

tetangganya serta cinta tanah air.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

(29)

3. Memahami

pengetahuan faktual

dengan cara

mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami

pengetahuan faktual dan konseptual

dengan cara

mengamati, menanya

dan mencoba

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami

pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya

dan mencoba

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan

berakhlak mulia

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan

berakhlak mulia

4. Menyajikan

pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

b. Mata Pelajaran

Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.

Susunan matapelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3. Matapelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

MATAPELAJARAN ALOKASI WAKTU PERMINGGU

I II III IV V IV

Kelompok A 1 Pendidikan Agama

dan Budi Pekerti

4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

5 5 6 5 5 5

(30)

3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam

- - - 3 3 3

6 Ilmu Pengetahuan Sosial

- - - 3 3 3

Kelompok B

1 Seni Budaya dan Prakarya

4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan

Kesehatan

4 4 4 4 4 4

Jumlah Alokasi Waktu 30 32 34 36 36 36

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar dikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan

4. Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

c. Tujuan Kurikulum 2013

Hendra (2018:157) mengungkapkan bahwa orientasi dari Kurikulum 2013 yakni terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), katerampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Maka secara konseptual, Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif. Tidak hanya secara intelektual, namun juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya.

(31)

Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skil), dan pengetahuan (knowledge). Secara konseptual, draft Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya (Dr. Sholeh, 2013:113).

Menurut Fadlillah (2014:25), mengenai tujuan Kurikulum 2013, secara khusus dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.

2. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran.

4. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam menetukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

5. Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

d. Metode

Imas (2014:43) mengungkapkan bahwa ada beberapa model atau metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada Kurikulum 2013, sebagai berikut:

(32)

1) Metode Pembelajaran Kolaborasi

Strategi pembelajaran kolaborasi ini atau collaboration learning merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok.

Strategi yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz, dan lain sebagainya.

2) Metode Pembelajaran Individual

Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan didik.

Dan strategi yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses dan lain sebagainya.

3) Metode Pembelajaran Teman Sebaya

Dengan mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain sebagainya.

4) Model Pembelajaran Sikap

Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat.

5) Metode Pembelajaran Bermain

Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang pesera didik lupakan. Permainan akan membangkitkan energy dan keterlibatan bagi peserta didik. Strategi

(33)

yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel di punggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.

6) Metode Pembelajaran Kelompok

Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar, karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, dan bermain peran.

7) Metode Pembelajaran Mandiri

Model pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain apresiasi- tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat atau bahan berdasarkan temuan sendiri atau memodifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiri, discovery, recovery).

8) Model Pembelajaran Multimodel

Pembelajaran Multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Strategi yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, integrative, produksi, demonstrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif.

e. Pendekatan Saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Kata “saintifik” berasal dari kata sain yang berasal dari bahasa latin yaitu scientia, dalam bahasa Inggris menjadi science (Ahmad dan Mamat, 2018:1). Arti sains adalah pengetahuan atau mengetahui.

(34)

Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tersebut melalui proses ilmiah (Fadlillah, 2014:175). Proses ilmiah yang dimaksud adalah proses yang dilakukan dengan cara bereksperimen untuk memperoleh pengetahuan. Proses ilmiah dilakukan agar ilmu atau pengetahuan yang diperoleh memiliki sumber yang pasti, yaitu dari eksperimen yang telah dilakukan.

Menurut Hosnan (2014: 34) implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

Pengertian pendekatan saintifik menurut beberapa ahli di atas hampir sama satu sama lain. Ketiga ahli mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan proses ilmiah untuk memperoleh pengetahuan.

Peneliti sendiri lebih condong pada pengertian tentang pendekatan saintifik yang diungkapkan oleh Hosnan, karena Hosnan sendiri mengungkapkan pendapatnya secara rinci dan menyeluruh, sehingga mudah untuk dimengerti dan dijadikan sebagai acuan dalam pemahaman tentang pendekatan saintifik. Hosnan juga menyebutkan bahwa pendekatan saintifik dirancang sedemikian rupa untuk membuat siswa menjadi lebih aktif, sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013, dimana siswa menjadi pusat pembelajaran dan dituntut untuk aktif dalam pembelajaran.

(35)

2. Metode/Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Menurut Hosnan (2014: 39-76), pendekatan saintifik memiliki 5 tahapan pembelajaran sebagai berikut.

a. Mengamati (Observing)

Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Dengan metode observasi, siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang paling penting dari suatu benda atau objek.

Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa keingintahuan siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan tinggi. Dengan metode observasi, siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang dibawakan oleh guru.

b. Menanya

Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesemoatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Pada kegiatan menanya, peserta didik diharapkan dapat mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang ada. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkret sampai pada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak.

Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa keingintahuan peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya, maka rasa ingin

(36)

tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Guru yang efektif akan mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keteramilan, dan pengetahuannya. Pada saat bertanya, pada saat itu pula guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Dalam kegiatan mengumpulkan informasi, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan sikap jujur, teliti, sopan, serta menghargai pendapat orang lain.

d. Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan menalar merupakan tahapan keempat dari pendekatan saintifik. Dalam kegiatan menalar, peserta didik mengolah informasi yang telah didapatkan dari kegiatan mengumpulkan informasi. Dalam hal ini, guru berperan aktif membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk dapat mengolah informasi yang telah didapatkan dengan baik.

e. Mengkomunikasikan

Tahapan terakhir dalam pendekatan saintifik adalah kegiatan mengkomunikasikan. Dalam kegiatan ini, peserta didik diharapkan mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok maupun secara individu. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan cara menuliskan atau menceritakan apa yang

(37)

ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, menalar, dan menemukan pola.

3. Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013

Tabel 4. Indikator Proses Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Langkah

Pembelajaran Deskripsi Indikator Guru Indikator Siswa

Mengamati

Teknik pengumpulan data di mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104).

Menggunakan panca

indera untuk

memperoleh informasi dengan cara mengetahui karakteristiknya misal warna, bentuk, suhu, volume, berat, bau, suara, dan teksturnya.

(Abdullah Ridwan Sanu.

Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi 2013. 2014:54)

Melihat, membaca, mendengar, menyimak, (tanpa dan dengan alat).

(Fadillah. Implementasi kurikulum 2013.

2014:176)

1. Memberikan

permasalahan kepada siswa.

2. Menampilkan media media itu pengertian sempit (sebutkan apapun atau sebutkan semuanya secara lengkap) gambar/

video/fenomena/pera gaan dari

guru.pembelajaran.

3. Melaksanakan teknik menuntun

4. Guru memberikan Objek (misal miniatur candi) yang akan diamati oleh siswa yang sesuai dengan pembelajaran 5. Objek yang di amanati, sesuai dengan

pembelajaran.

6. Guru meletakkan objek yang akan diamati ditempat yang strategis dan dapat diakses oleh seluruh siswa.

1. Menyimak permasalahan yang di berikan oleh guru 2. Memperhatikan

media pembelajaran yang digunakan oleh guru

3. Mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru

4. Rasa ingin tahu peserta didik meningkat.

Menanya

Cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Sudirman, 1987:120)

1. Memberikan stimulus yang dapat memacu siswa untuk mengajukan

pertanyaan

2. Pertanyaan singkat dan jelas

1. Mengajukan pertanyaan dengan kata apa, mengapa, bagaimana, atau kata tanya yang lain

2. Merumuskan dan mengungkapkan

(38)

3. Memberikan respon kepada siswa.

4. Merangsang proses interaksi

5. Memberikan waktu untuk siswa bertanya 6. Memberikan

kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang.

7. Kualitas pertanyaan untuk mendorong siswa berpikir 8. Rumuskan lagi

indikatornya yang merujuk kepada siswa

pendapat 3. Merumuskan

pertanyaan

Mengumpulk an informasi

Dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain, selain buku teks, mengamati obek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya.

(Kemendikbud Nomor 81 a tahun 2013)

1. Memberikan LKS (Lembar Kerja

Siswa) yang

digunakan untuk siswa

mengumpulkan informasi 2. Memberikan

langkah-langkah atau petunjuk kepada

siswa untuk

mendapatkan informasi dari objek yang akan diamati.

diperinci lagi 3. Mengembangkan

keterlibatan fisik,

mental dan

emosional maksudnya

bagaimana, kegiatan macam apa masih terlalu umum (guru memberikan

kesempatan siswa secara kelompok untuk

mengumpulkan informasi, guru juga memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

mengeksplorasi

objek yang

disediakan guru)

1. Berdiskusi mencari

informasi dengan teman/kelompok

2. Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,

menghargai pendapat orang lain

3. Mengumpulkan data

Menalar

Memproses informasi yang sudah

dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan

1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

2. Memberikan

rangsangan berupa

1. Menganalisis data

2. Menalar

informasi yang

(39)

mengumpulkan/eksperi man maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

(Kemendikbud Nomor 81 a tahun 2013)

simbol berbentuk bahasa

3. Menerapkan pengembangan, pemahman atas suatu persoalan

4. Memberikan LKS yang berisi dengan pertanyaan, misalnya pertanyaan

membandingkan dua candi.

sudah di dapat dari kegiatan mengumpulkan informasi.

3. Menyimpulkan hasil analisis data 4. Berinteraksi

dengan rasa empati dan saling menghormati, dan menerima kekurangan ataupun kelebihan masing-masing

Mengkomuni kasikan

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. (Kemendikbud Nomor 81 a tahun 2013)

1. Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

mengkomunikasikan

2. Mengetahui berapa besar pencapian siswa terhadap konsep

3. Meminta siswa menyampaikan hasil dari kegiatan belajar

1. Mengkomunikasi

kan atau

mempresentasika n hasil pekerjaan yang telah disusun secara

jelas dan

komunikatif 2. Mengembangkan

sikap jujur, percaya diri, bertanggung jawab, serta toleran dalam menyampaikan pendapat

f. Pembelajaran Terpadu 1. Pengertian

Integrated berarti hasil dari beberapa perpaduan, apapun bentuk yang dipadukan menghasilkan sebuah wajah baru (Uum, 2017:7).

Wajah baru yang dimaksud di sini adalah hasil dari sebuah perpaduan tersebut, bukan wajah yang sebenarnya.

Joni (dalam Uum, 2017:10) mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik.

Gambar

Gambar 1  Bacaan dan gambar dari buku paket yang diamati
Diagram 1  Data Hasil Angket Respon Siswa Kelas II dan Kelas IV...... 47  Diagram 2  Data Hasil Angket Respon Guru Kelas II dan Kelas IV.......
Tabel 1. Kompetensi Inti Kelas I, II dan III Sekolah  Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Tabel 2. Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah  Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Direktur Jenderal Tanaman Pangan setelah menerima usulan dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi menetapkan kelompoktani penerima bantuan langsung pupuk, selanjutnya

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : BA.03/BOR.028.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2016 tanggal 01 April 2016 untuk Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Bangunan

Dalam penelitian pembelajaran tematik ini guru/peneliti akan mengambil salah satu pembelajaran tematik model jaring laba-laba (webbed) yang digunakan dalam

Penyusunan Kamus Bahasa Kutai - Bahasa Indonesia ini se­ bagian besar sudah dilengkapi dengan contoh kalimat, ungkapan atau peribahasa, meskipun beberapa contoh belum dapat dikata­

Objek TextField digunakan untuk meletakkan objek teks string yang bisa diubah oleh pengguna secara langsung pada formE. Jadi objek ini mirip dengan

bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 36 Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Fakta epidemiologi yang menunjukkan bahwa paparan terhadap lingkungan asap tembakau (termasuk perokok pasif) meningkatkan risiko sistem pernafasan lebih rendah pada bayi, dan anak

• Pasien dengan efek samping berat atau serius dan pasien yang tidak menunjukkan perbaikan setelah penanganan efek samping ringan atau sedang harus segera