• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Kesehatan 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmiah Kesehatan 2018"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 5 KRITERIA DAN DIAGNOSA SEPSIS

Siti Khoiriyah 1, Anang Kurniawan 2

1,2 Universitas Sains Al-Qur’an

Email Correspondence: Sitikhoiriyah@unsiq.ac.id

ABSTRACT

Background: Sepsis is a life-threatening organ failure, caused by a failure to regulate the response to an infection. Septic shock is sepsis that causes abnormalities in circulation and metabolism that result in increased mortality. The number of cases in the world is classified as high from 18 million cases in the world each year, it is estimated that there are 50-95 million cases out of 100 thousand population and an increase of 9% every year.

Conclusion: Sepsis is a serious problem and must be treated immediately because the mortality rate is quite high and it is difficult to treat or take action. Currently, sepsis is classified as a disease that is included in an emergency that must get immediate help

Keywords: sepsis diagnosis, sepsis, sepsis criteria

ABSTRAK

Background: Sepsis adalah kegagalan organ yang mengancam nyawa, disebabkan oleh suatu kegagalan regulasi respon terhadap suatu infeksi. Syok septik ialah sepsis yang menyebabkan ketidaknormalan pada sirkulasi dan metabolisme yang berakibat pada peningkatan mortalitas.

Jumlah kasus di dunia tergolong tingggi dari 18 juta kasus di dunia setiap tahunnya diperkirakan ada 50-95 juta kasus darai 100 ribu populasi dan mengalami peningkatan 9%

setiap tahunnya

Conclusion: Sepsis adalah masalah yang serius dan harus mendapatkan penanganan segera dikarenakan angka kematiannya yang cukup tinggi dan susah untuk dilakukan terapi ataupun dilakukan tindakan. Saat ini sepsis tergolong sebagai penyakit yang termasuk dalam kegawat daruratan yang harus mendapatkan pertolongan segera

Keywords: diagnosis sepsis, sepsis, kriteria sepsis

Latar Belakang

Sepsis adalah kegagalan organ yang mengancam nyawa, disebabkan oleh suatu kegagalan regulasi respon terhadap suatu infeksi. Syok septik ialah sepsis yang menyebabkan ketidaknormalan pada sirkulasi dan metabolisme yang berakibat pada peningkatan mortalitas (Singer et al.

2016). sepsis sekarang telah dikelompokan kedalam penyakit yang tergolong dalam katagori gawat darurat karena karena

terjadi gangguan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan (Dellinger 2014).

Dengan kejadian tersebut pasien dengan sepsis banyak mendapatkan perawatan di ICU, penanganan yang sesuai menjadi kunci untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas sepsis (PAPDI, 2006).

Jumlah kasus di dunia tergolong tingggi dari 18 juta kasus di dunia setiap tahunnya perkirakan ada 50-95 juta kasus darai 100 ribu populasi dan mengalami

(2)

Page | 6 peningkatan 9% setiap tahunnya (PAPDI,

2006). Di Amerika Serikat kasus akibat sepsis terdapat 750.000 orang. Kondisi ini juga terjadi di negara yang berkembang di pengaruhi oleh beberapa faktoryaitu malnutrisi, kebersiahan, infeksi oleh kuman yang menyababkan kejadian sepsis akan terus meningkat (Bataar et al. 2010)

Kriteria Dan Diagnostik Sepsis

Kriteria sepsis dapat di identifikasi menggunakan bantuan SOFA SCORE ataupun qSOFA. qSOFA dikatakan positif apabila terdapat 2 atau 3 kriteria . dan akan dilanjutkan mengggunakan assessment SOFA SCORE (Singer et al.

2016)

Tabel 1.1 SOFA SCORE

Table 1.2 assesment quick SOFA

(Singer et al. 2016)

Gambar 1.1 alur assessment sepsis (Singer et al. 2016)

Syok Sepsis

Syok sepsis dapat diartikan sebagai kondisi sepsis berat yang ditandai dengan hipotensi refrakter dengan tensi kurang dari 90mmHg atau MAP kurang dari 65 atau kurang dari 40% setelah mendapatkan terapi cairan 20-40 cc/kgbb (Nguyen et al.

2006).

Kriteria sepsis pertama kali dibuat oleh American College of Chest Physician and Society of Critical Care Medicine Consensus seperti pada tabel (1.3). akan tetapi kriteria ini dilakukan revisi oleh SCCM, ACCP dan European Society of Critical Care Medicine dan pada tahun 2016 dilakukan revisi dengan mengelurkan SOFA SCORE. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi perawatan di ruang ICU dan tingkat kematiannya

(3)

Page | 7 Table 1.3 Kriteria untuk SIRS, Sepsis,

Sepsis Berat, Syok septik berdasarkan Konsensus Konfrensi ACCP/SCCM 1991

Patofisiologi Sepsis

Sepsis merupakan awal terjadinya aktifasi respon antara pro inflamasi dengan anti inflamasi (Singer et al. 2016) Kondisi ini diiringi dengan ketidaknormalan sistem sirkulasi yang meliputi penurunan volume intravaskuler, vasodilatasi pembuluh darah perifer, depresi miokardial dan peningkatan proses metabolisme. Haltersebut berakibat terhadap penurunan pengangkutan oksigen ke tubuh dan menyebabkan hipoksia jaringan secara sistemik ataupun syok.

(Rivers et al. 2001)

Kondisi tersebut terdapat beberapa manisfestasi klinis terhadap pasien antara lain: kesadaran, takikardia, penurunan kesadaran, anuria, oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan cermat mengidentifikasi tanda syok sehingga dapat melakukan penanganan yang secara dini (Dries JD, 2014).

Sepsis diawali dengan adanya respon terhadap suatu infeksi. Yang mengatifkan respon neurohormonal yaitu respon pro inflamasi dan anti inflamasi sehingga

makrofag dan netrofil berespon terhadap hal tersebut dan berinteraksi dengan endotel.

Tubuh merespon dengan melakukan mobilisasi sitokin sitokin antara lain TNF, Interleukin, caspase, protease, leukotrien, kinin, reactive oxygen species, nitrit oksida, asam arakidonat, platelet activating factor, dan eicosanoid. TNF alfa dan interleukin 1β dan interleukin 6 mengakibatkan tubuh mengaktifkan rantai pembekuan darah dan menggagnggu atau menghambat fibrinolisis.

Disisi lain protein C merupakan suatu modulator yang penting pada saat pembekuan darah dan peradangan. Protein ini akan mempercepat proses fibrinolisis dan menghambat proses trombosis dan peradangan (Bernard GR et al. 2001)

Proses tersebut diperkuat oleh aktifasi komplemen dan rantai pembekuan darah yang akibatnya menimbulkan cedera mikrovaskular, trombosis, dan kebocoran kapiler dan akan mengalami disfungsi organ dan hipoksian sistemik (Nguyen BH, 2006).

Etiologi sepsis

Sepsis terjadi akibat infeksi yang diperoleh dari komunitas ataupun dari infekso nosokomial. Infeksi terbanyak yang mengakibatkan terjadinya sepsis pneumonia, intraabdominal dan infeksi saluran kemih. Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae ialah bakteri Gram positif paling sering, sedangkan Escherichia coli, Klebsiella spp, dan Pseudomonas aeruginosa predominan di antara bakteri Gram negatif (Angus DC, 2013)

(4)

Page | 8 Protokol early goal-directed therapy

Protokol early goal-directed therapy (Dunser MW, 2012)

Kesimpulan

Sepsis adalah masalah yang serius dan harus mendapatkan penanganan segera dikarenakan angka kematiannya yang cukup tinggi dan susah untuk dilakukan terapi ataupun dilakukan tindakan. Saat ini sepsis tergolong sebagai penyakit yang termasuk dalam kegawat daruratan yang harus mendapatkan pertolongan segera. Ketepatan kriteria dan diagnosis menjadi kunci untuk melakukan penanganan yang lebih awal sehingga menurunkan angka kematian.

Salah satu penentuan kriteria dan diagnosis adalah menngunakan asessment yang disebut SOFA SCORE dan qSOFA, asesment ini membantu untuk menegakkan diagnosa secara cepat dan lebih mudah sehingga dapat menentukan tindakan yang lebih cepat, tepat sehingga pasien tidak jatuh kedalam keadaan yang lebih buruk.

Assesment ini bertujuan untuk meningkatkan pengertian mengenai perjalanan alamiah disfungsi organ dan

hubungan antara kegagalan berbagai organ dan mengevaluasi efek terapi baru pada perkembangan disfungsi organ.

Daftar Pustaka

Angus DC, van der Poll T. Severe sepsis and septic shock. N Engl J Med. 2013;

369:840-51.

Bataar, Otgon, Ganbold Lundeg, Ganbat Tsenddorj, Stefan Jochberger, Wilhelm Grander, Inipavudu Baelani, Iain Wilson, Tim Baker, and Martin W.

Dünser. 2010. “Nationwide Survey on Resource Availability for Implementing Current Sepsis Guidelines in Mongolia.” Bulletin of the World Health Organization 88 (11).https://doi.org/10.2471/BLT.10.07 7073.

Bernard GR, Vincent JL, Laterre PF, LaRosa S, Dhainaut JP, Rodriguez AL, et al. Efficacy and safety of recombinant human activated protein c for severe sepsis. N Eng J Med. 2001;

344 (10): 699-709

Dellinger, R. Phillip. 2014. “The Surviving Sepsis Campaign 2014: An Update on the Management and Performance Improvement for Adults in Severe Sepsis.” Consultant 54 (10).

Dries JD, editors. Fundamental Critical Care Support. 5nd ed. Mount Prospect:

Third Printing; 2014

Dunser MW, Festic E, Dondorp A, Kissoon N, Ganbat T, Kwizera A, dkk. Recommendations for sepsis management in resource-

(5)

Page | 9 limited settings. Intensive Care

Med. 2012;38:557–74.

Nguyen, H. Bryant, Emanuel P. Rivers, Fredrick M. Abrahamian, Gregory J.

Moran, Edward Abraham, Stephen Trzeciak, David T. Huang, Tiffany Osborn, Dennis Stevens, and David A.

Talan. 2006. “Severe Sepsis and Septic Shock: Review of the Literature and Emergency Department Management Guidelines.” Annals of Emergency Medicine.

https://doi.org/10.1016/j.annemergmed.

2006.02.015.

Rivers, E, Nguyent B, Havstad S, Ressler J, Muzzin A, Knoblich B, et al. Early goal directed therapy in the treatmenr of severe sepsis and septic shock. N Eng J Med. 2001; 345 (19): 1368-77.

Singer, Mervyn, Clifford S. Deutschman, Christopherwarren Seymour, Manu.

Shankar-Hari, Djillali Annane, Michael Bauer, Rinaldo Bellomo, et al. 2016.

“The Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic Shock (Sepsis-3).” JAMA - Journal of the American Medical Association.

https://doi.org/10.1001/jama.2016.0287

Gambar

Tabel  1.1 SOFA SCORE

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan telur tetas kalkun dari fase produksi pertama( induk umur 7 bulan) dan kedua (induk umur 14 bulan) berbeda tidak nyata P(<0,05) terhadap fertilitas, susut

Berlakunya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) semuanya didasarkan pada kedaruratan kesehatan yang ditetapkan

Yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap

Aktivitas guru dalam mengajar adalah segala kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar setelah erupsi Merapi tahun 2010 antara

Analisis kinerja keuangan PT. Kaltim Adhiguna Muatan ditinjau berdasarkan rasio lancar untuk periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :.. Tabel 2.

Selain itu hasil dari uji variasi koefisien lokal menghasilkan bahwa variabel kepala rumah tangga (KRT) bukan migran, KRT yang bekerja di sektor informal, dan KRT berpendidikan

Untuk tahun pengamatan selama 2011-2014, intellectual capital, biaya intermediasi, dan islamicity performance index secara bersama- sama menunjukkan hubungan yang

disusun berdasarkan Base Practices (BP) pada setiap enabler process COBIT 5 yang relevan dengan subkategori yang akan diterapkan. RENCANA AKSI LEVEL 0 MENUJU LEVEL 1