• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas dan Tanggungjawab PM Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas dan Tanggungjawab PM Hukum"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tugas dan Tanggungjawab PM Hukum

KMA/OO4/II/92 PSL 6,9,12,15 DAN 21 . Tugasnya adalah :  Mengumpulkan,  Mengolah dan  Mengkaji data:

 Menyajikan statistik perkara:

 menyusun laporan perkara.

(3)

A. Dasar Hukum

Undang-undang no. 48 Tahun 2009

Tentang Kekuasaan Kehakiman

(4)

Pasal 39

(1) Pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan

peradilan pada semua badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung dalam menyelenggarakan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung.

(2) Selain pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap pelaksanaan tugas administrasi dan keuangan.

(3) Pengawasan internal atas tingkah laku hakim

(5)

UU No. 14 Tahun 1985 , YANG DIUBAH DENGAN UU. NO. 5 TAHUN 2004 DAN TERAKHIR DENGAN UU. NO.

3 TAHUN 2009

TENTANG MAHKAMAH AGUNG Pasal 32

(6)

Pasal 32

(1) Mahkamah

Agung

melakukan

pengawasan

tertinggi terhadap

penyelenggaraan peradilan

pada semua badan peradilan yang berada di

bawahnya dalam menyelenggarakan kekuasaan

kehakiman.

(2) Selain

pengawasan

sebagaimana

dimaksud

pada ayat (1), Mahkamah Agung melakukan

pengawasan tertinggi terhadap pelaksanaan

tugas administrasi dan keuangan.

(7)

(3) Mahkamah Agung berwenang untuk meminta

keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan

dengan teknis peradilan dari semua badan

peradilan yang berada di bawahnya.

(4) Mahkamah

Agung

berwenang

memberi

petunjuk,

teguran,

atau

peringatan

kepada

pengadilan di semua badan peradilan yang

berada di bawahnya.

(5) Pengawasan

dan

kewenangan

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan

(8)

Ruang Lingkup

1. Pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan dalam

menjalankan kekuasaan kehakiman. (Pasal 32 ayat (1)).

2. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas administrasi

dan keuangan. (Pasal 32 ayat (2)).

3. Pengawasan terhadap hal-hal yang bersangkutan

dengan teknis peradilan dari semua badan peradilan yang berada di bawahnya. (Pasal 32 ayat (3)).

4. Pengawasan internal atas tingkah laku dan perbuatan

(9)

Pengawasan terhadap hakim hendaknya

dikaitkan dengan:

tugas-tugas penyelenggaraan peradilan

dalam menjalankan kekuasaan

kehakiman, termasuk aparat peradilan

yang menjalankan kekuasaan kehakiman

yang meliputi Panitera, Panitera

Pengganti dan Juru Sita.

(10)

Pengawasan terhadap aparat Pengadilan sebagai mana tersebut diatas dilakukan oleh

Ketua Pengadilan:

Ketua Pengadilan Tinggi Agama dan Ketua Pengadilan Agama

yang merupakan pengawasan melekat, dengan cara:

memberikan petunjuk, teguran dan peringatan

dalam kedudukannya sebagai atasan langsung, (pasal 53 Undang-undang No.7 Tahun 1989).

(11)

TATA CARA PENGAWASAN

Tata cara pengawasan terhadap Badan Peradilan dapat dilaksanakan dengan cara :

1. memeriksa pekerjaan dan

2. meneliti proses kerja,

3. meneliti dan menilai hasil kerja,

4. inspeksi rutin dan inspeksi mendadak, dan

(12)

NILAI DAN FUNGSI LAPORAN

PENGAWASAN

EVALUATIF

PERENCANAAN

ANGGARAN

RESEARCH

(13)

PENGAWASAN

Sebagai alat pantau segala tingkah laku

dan

perbuatan

hakim

dan

pejabat

kepaniteraan oleh Mahkamah Agung

dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai

kawal depan dari Mahkamah Agung RI

(14)

EVALUASI

Sebagai bahan untuk meneliti kebenaran dari

evaluasi yang dibutuhkan oleh PA dan PTA

sebagaimana yang ditentukan dalam Surat

Keputusan Mahkamah Agung No. KMA/009/ SK/III/1988.

Sebagai bahan dan dasar bagi MARI untuk mengevaluasi hasil pengawasan yang dilakukan oleh PTA dan sebagai bahan dan dasar bagi PTA untuk mengevaluasi hasil pengawasan yang dilakukan oleh PA.

(15)

PERENCANAAN

Sebagai bahan untuk mengetahui

kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. sehingga

didalam

mengambil

keputusan

dalam

rangka

pembinaan

lebih

lanjut

dapat

dilasanakan sesuai dengan rencana.

(16)

Sebagai bahan untuk mengetahui beban

kerja dan kondisi yang dihadapi,

sehingga

di

dalam

mengambil

keputusan dalam rangka penyusunan

anggaran

lebih

lanjut

dapat

dilasanakan sesuai dengan kondisi

yang diperlukan.

(17)

Sebagai

bahan

penelitian

dan

pendidikan, baik mengenai sejarah

maupun perkembangan berkaitan

dengan lembaga peradilan dan

hukum pada umumnya

(18)

JENIS-JENIS LAPORAN

Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI

No. KMA/OO1/SK/I/1991 tanggal 24 Januari

J991

Instruksi Dirjen Binbaga Islam

Nomor :

Inst/e/Ks.01.2/41/86

Tanggal 28 Agustus

1986

Keputusan

Ketua

MARI

No.

032/KMA/

SK/IV/2006, tgl.

4-4-2006, dan KMA No.

012/KMA/SK/II/2007, tgl. 5-2-2007

(19)

NO KODE URAIAN KET

1 L.I.PA.1 Keadaan Perkara blnn

2 L.I.PA.2 Perkara yang

dimohonkan Banding

4

blnn

3 L.I.PA.3 Perkara yang

dimohonkan Kasasi

4

blnn

Keputusan Ketua MARI No. 032/KMA/ SK/IV/2006,

(20)

NO KODE URAIAN KET

4 L.I.PA.4 Perkara yang

dimohonkan

Peninjauan Kembali

4 blnn

5 L.I.PA.5 Perkara yang

dimohonkan Eksekusi

4 blnn

6 L.I.PA.6 Kegiatan Hakim 6

blnn

7 L.I.PA.7 Keuangan Perkara blnn

(21)

NO KODE URAIAN KET 9 L.I.PA.9 Mediasi blnn 10 L.I.PA.10 Penggunaan Formulir

AC blnn

11 L.I.PA.11 Pertanggungjawaban

Uang Iwadl blnn 12 L.I.PA.12 Sebab-Sebab Terjadinya

(22)

NO KODE URAIAN KET 1 L.II.PA.1 Keadaan Perkara Blnn 2 L.II.PA.2 Kegiatan Hakim 6 Blnn 3 L.II.PA.3 Keuangan Perkara Blnn

Laporan

(23)

NO KODE URAIAN KET 1 RK1 Perkara Banding yang Diterima

2 RK2 Perkara Banding yang Diputus

3 RK3 Perkara yang Diterima PA

(24)

6 RK6 Perkara Khusus PP.10/1983

7 RK7 Kegiatan Penyumpahan

8 RK8 Penerimaan Biaya Perkara yang

Disetor ke Kas Negara

9 Pertanggungjawaban Uang Iwadl

10 Data NTCR

11 Rukyat Hilal

(25)

Pengiriman Laporan Pengadilan Tk. I

1. Asli laporan dikirim kepada Ketua Pengadilan Tinggi

Agama yang mewilayahi Pengadilan Agama tersebut,

2. Lembar rangkap dari setiap laporan tersebut

dikirimkan kepada Direktur Jendral Peradilan Agama Mahkamah Agung - RI. Cq. Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

3. Ketua Pengadilan Agama sebelum menandatangani

(26)

1. Asli laporan dikirimkan kepada Direktur Jendral Peradilan Agama Mahkamah Agung - RI. Cq. Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama

2. Laporan dibuat pada setiap akhir bulan, dan sudah diterima selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan berikutnya.

3. Ketua Pengadilan Tinggi Agama sebelum menandatangani laporan bulanan, hendaknya meneliti sendiri, serta memerintahkan hakim untuk meneliti laporan-laporan tersebut.

(27)

Laporan Perkara yang Dimohonkan

Eksekusi berisi tentang keadaan perkara

yang dimohonkan eksekusi, mulai

tanggal permohonan eksekusi sampai

dengan selesainya eksekusi.

Perkara yang lebih dari 6 (enam) bulan

sejak diterima ternyata belum diputus,

harus disebutkan alasannya dalam

kolom keterangan.

(28)

Perkara

banding,

kasasi,

peninjauan

kembali dan eksekusi, tetap dilaporkan

dalam setiap laporan yang bersangkutan

sampai perkara diputus dan diterima

kembali di Pengadilan Agama.

Laporan Kegiatan Hakim berisi tentang

jumlah perkara yang diterima, diputus,

sisa perkara, serta jumlah perkara yang

sudah maupun yang belum diminutasi.

(29)

Laporan

tentang

keadaan

keuangan

perkara harus sesuai dengan Buku Induk

Keuangan Perkara.

Laporan LI-PA1 sampai dengan LI-PA7

adalah laporan yang bersifat evaluasi,

sehingga dari laporan-laporan tersebut

dapat dipantau tentang kegiatan para

pejabat peradilan secara keseluruhan, baik

hakim maupun pejabat kepaniteraan yang

berhubungan

dengan

jalannya

(30)

Pengadilan

tinggi

agama/mahkamah

syar’iyah

provinsi membuat evaluasi atas

laporan bulanan keadaan perkara yang

berasal

dari

seluruh

pengadilan

agama/mahkamah

syar’iyah

di wilayah

hukumnya untuk disampaikan kepada

Mahkamah Agung.

(31)

PENGIRIMAN LAPORAN

BULANAN

1. LI-PA1: Keadaan Perkara 2. LI-PA7: Keuangan Perkara

3. LI-PA8: Jenis Perkara Yang Diterima dan Diputus 4. B2: PNBP

5. B3: Ru’yat dan Sumpah (X)

6. B4: Paktor Penyebab Perceraian

7. B5: PP.10 Th 1983 jo. PP 45 Th 1990 8. B6: Pertanggungjawaban Uang Iwadl 9. Sidang Keliling

(32)

April-Agustus-Desember

1. LI-PA 2 : Banding

2. LI-PA 3 : Kasasi

3. LI-PA 4 : PK

4. LI-PA 5 : Eksekusi

Juni & Desember

LI-PA 6: Kegiatan Hakim

Referensi

Dokumen terkait

Pada prinsipnya sebuah pedoman keamanan hayati yang efektif memiliki empat unsur kunci, yaitu : (i) pedoman yang transparan, ilmiah, dan fleksibel; (ii) pengambilan keputusan

AB, sebaiknya melakukan transaksi penjualan-pembelian dengan pengusaha kena pajak, pastikan bahwa setiap faktur pajak dapat dikreditkan, memanfaatkan fasilitas yang dibebaskan PPN

perbedaan tingkat kerentanan sapi dan kerbau terhadap Fasciola gigantica di Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar dengan total prevalensi pada kerbau jantan; kerbau betina;

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa dengan adanya perilaku makan yang baik, kebutuhan zat gizi tubuh akan terpenuhi, sehingga kon- sentrasi belajar

Ketika tidak memungkinkan mencapai goal tersebut maka kalian harus mencoba untuk mencari alternative lain yang memungkinkan. Berpikirlah lebih visionaire, apa yang

Oleli yang demikian, kualiti peta ininda yang disediakan oleh setiap kuinpulan pakar topik harus diseinak dan diselia oleh tenaga pengajar dari segi liputan isi kandungan,

Sluyter, Emotional Development and Emotional intelligence:Educational Implications _(pp.3-34). New York: Basic Books, Inc. Seven Steps To Effective Instructional