BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1 Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada CV. AB
CV.AB merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distributor farmasi dan telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak, sehingga dalam melakukan kegiatan penjualan dan pembelian CV.AB akan dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN). Dalam melakukan kegiatannya CV.AB membeli barang langsung dari produsen berupa barang-barang farmasi, seperti minyak angin dan lain sebagainya kemudian menjual nya kembali dalam bentuk yang sama tanpa mengubah kemasan. CV.AB membeli barang dalam jumlah yang besar dan kemudian menjualnya kembali dalam bentuk eceran ataupun partai.
contohnya pajak masukan bulan januari di kreditkan dengan pajak keluaran bulan januari begitu juga pada bulan-bulan berikutnya. Sehingga PPN yang dilaporkan seringkali memiliki lebih bayar yang cukup besar, yang kurang efisien bagi perusahaan. Disebabkan karena barang dagangan yang terjual jumlahnya lebih kecil dari yang dibeli perusahaan, sehingga mengakibatkan perusahaan harus menanggung PPN sementara atas barang yang belum terjual.
Dengan adanya pajak masukan yang lebih besar tersebut maka perusahaan harus menanggung beban pajak pertambahan nilai sementara yang cukup besar yang kurang efektif bagi perusahaan. Karena perusahaan seharusnya dapat mengalokasikan biaya yang digunakan untuk membayar PPN tersebut untuk keperluan yang lain yang dapat menghasilkan keuntungan. Selain itu lebih bayar yang tinggi juga akan menimbulkan pemeriksaan dari pajak.
Berikut cara penghitungan pajak pertambahan nilai (PPN) dengan angka permisalan:
PPN = 10% x DPP (dasar pengenaan pajak)
= 10% x Rp 336,134,304.00 = Rp 33,613,430.40
Tabel 4.1
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan CV.AB Tahun 2014
MASA PAJAK DPP PPN MASUKAN
Januari 5,844,560,090.00 584,456,009.00
Februari 1,968,951,970.00 196,895,197.00
Maret 3,313,055,660.00 331,305,566.00
April 2,255,029,310.00 225,502,931.00
Mei 4,623,840,270.00 462,384,027.00
Juni 3,393,646,730.00 339,364,673.00
Juli 3,495,262,050.00 349,526,205.00
Agustus 5,787,294,550.00 578,729,455.00
September 4,351,934,610.00 435,193,461.00
Oktober 3,110,659,290.00 311,065,929.00
November 2,714,685,310.00 271,468,531.00
Desember 4,106,769,880.00 410,676,988.00
Sumber : Data Diolah, 2015. (data lengkap terlampir pada lampiran 1)
Tabel 4.2
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran CV.AB Tahun 2014
MASA PAJAK DPP PPN KELUARAN
Januari 3,361,343,040.00 336,134,304.00
Februari 3,380,190,420.00 338,019,042.00
Maret 3,643,256,040.00 364,325,604.00
April 4,251,819,240.00 425,181,924.00
Mei 3,474,420,090.00 347,442,009.00
Juni 4,372,494,280.00 437,249,428.00
Juli 3,221,535,910.00 322,153,591.00
Agustus 4,959,647,540.00 495,964,754.00
November 4,590,936,740.00 459,093,674.00
Desember 3,102,035,760.00 310,203,576.00
Sumber : Data Diolah, 2015. (data lengkap terlampir pada lampiran 2)
4.1.1 Perhitungan PPN Kurang atau Lebih Bayar CV.AB Tahun 2014
Kurang/lebih bayar adalah selisih antara pajak keluaran dikurangkan dengan pajak masukan. Jika PK > PM, maka selisihnya merupakan PPN yang harus dibayar. Jika PK < PM, maka selisihnya merupakan kelebihan bayar PPN yang bisa dikompensasikan dengan Masa Pajak berikutnya atau dimintakan kembali (restitusi)Chairil Anwar(2013:182).
Dalam laporan keuangan CV.AB sering mengalami lebih bayar. Yang diakibatkan oleh penjualan yang lebih kecil jumlahnya dari pembelian. Yang akhirnya menimbulkan jumlah pajak masukan yang lebih besar dari pajak keluaran.
Berikut perhitungan PPN kurang/lebih bayar dengan menggunakan data PPN bulan januari 2014:
Kurang/Lebih Bayar = PK - PM
= 336,134,304.00 - 584,456,009.00
Tabel 4.3
Perhitungan Lebih atau Kurang Bayar CV.AB 2014
MASA PAJAK PPN
MASUKAN
PPN KELUARAN
PPN LEBIH/ KURANG
BAYAR Januari 584,456,009.00 336,134,304.00 (248,321,705.00) Februari 196,895,197.00 338,019,042.00 141,123,845.00 Maret 331,305,566.00 364,325,604.00 33,020,038.00 April 225,502,931.00 425,181,924.00 199,678,993.00 Mei 462,384,027.00 347,442,009.00 (114,942,018.00) Juni 339,364,673.00 437,249,428.00 97,884,755.00 Juli 349,526,205.00 322,153,591.00 (27,372,614.00) Agustus 578,729,455.00 495,964,754.00 (82,764,701.00) September 435,193,461.00 324,629,956.00 (110,563,505.00) Oktober 311,065,929.00 383,954,775.00 72,888,846.00 November 271,468,531.00 459,093,674.00 187,652,143.00 Desember 410,676,988.00 310,203,576.00 (100,473,412.00)
Sumber : Data Diolah, 2015. (data lengkap terlampir pada lampiran 3)
4.2Tax Planningyang dapat diterapkan pada CV.AB
AB, sebaiknya melakukan transaksi penjualan-pembelian dengan pengusaha kena pajak, pastikan bahwa setiap faktur pajak dapat dikreditkan, memanfaatkan fasilitas yang dibebaskan PPN dan lain sebagainya namun pada laporan tugas akhir ini saya akan memfokuskan pada pembahasan tax planning dengan cara mengkreditkan pajak masukan tidak pada masa pajak yang sama yang akan dibahas pada subbab berikutnya.
4.2.1 Tax Planning Dengan Mengkreditkan Pajak Masukan Tidak Pada
Masa Pajak Yang Sama
Tax Planningdengan mengkreditkan pajak masukan tidak pada masa pajak yang sama, dengan memanfaatkan fasilitas UU PPN No.42 Tahun 2009 Pasal 9 Ayat 9,
“pajak masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan pajak keluaran pada masa pajak yang sama, dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan. Sepanjang belum dibebankan sebagai biaya yang belum dilakukan pemeriksaan”.
pajak keluaran.Tujuannya untuk menurunkan jumlah pajak masukan sehingga akan berdampak pada penurunan jumlah PPN lebih bayarnya.
Sebagai contoh perhitungan bulan januari. PM PK = 584,456,009.00
-336,134,304.00 = Rp 248,321,705.00 (lebih bayar). Setelah dilakukan tax planningpada pajak masukannya m
aka didapatkan lebih bayar yang lebih kecil yaitu Rp 2,320,981.00, dengan jumlah lebih bayar yang lebih kecil ini maka akan lebih efisien bagi CV.AB.
Berikut Perbandingan PPN Lebih atau Kurang Bayar CV.AB sebelum dan sesudah menggunakan tax planning dari bulan januari sampai bulan desember tahun 2014.
Tabel 4.4
Sebelum dan Sesudah diterapkanTax Planning
MASA
PAJAK PM SEBELUM PM SETELAH PPN
KELUARAN (PK)
PPN K/L BAYAR SEBELUM
PPN K/L BAYAR SETELAH
Januari
584,456,009.00 333,813,323.00 336,134,304.00 (248,321,705.00)
2,320,981.00 Februari 196,895,197.00 332,925,888.00 338,019,042.00 141,123,845.00 5,093,154.00 Maret 331,305,566.00
360,878,468.00 364,325,604.00 33,020,038.00 3,447,136.00 April
225,502,931.00
310,542,024.00 425,181,924.00 199,678,993.00 114,639,900.00 Mei
462,384,027.00
Juli
349,526,205.00
321,365,146.00 322,153,591.00 (27,372,614.00) 788,445.00 Agustus
578,729,455.00
495,264,419.00 495,964,754.00 (82,764,701.00) 700,335.00 September
435,193,461.00
322,093,113.00 324,629,956.00 (110,563,505.00) 2,536,843.00 Oktober
311,065,929.00
381,522,323.00 383,954,775.00 72,888,846.00 2,432,452.00 November
271,468,531.00
453,680,454.00 459,093,674.00 187,652,143.00 5,413,220.00 Desember
410,676,988.00
310,185,167.00 310,203,576.00 (100,473,412.00) 18,409.00 Sumber : Data Diolah, 2015. (data lengkap terlampir pada lampiran 4)
Berikut Diagram perbandingan antara sebelum dan setelahtax planning:
Gambar 4.1
Diagram Perbandingan Antara Sebelum Dan SetelahTax Planning
Sumber : Data Diolah, 2015.
Jika dilihat dari hasil olahan data diatas maka bisa kita lihat bahwa tax planningdengan mengkreditkan pajak masukan tidak pada masa pajak yang sama, dengan memanfaatkan fasilitas UU PPN No.42 Tahun 2009 Pasal 9 Ayat 9 lebih sesuai diterapkan atas PPN CV.AB. Seperti yang ditampilkan pada gambar 4.1 diatas, setelah dilakukan tax planning kurang bayar lebih kecil (lebih mendekati nihil) dibandingkan sebelum adanya tax planning. Pada bulan april seletah tax planning tetap terjadi kurang bayar yang cukup besar karena jumlah penjualan yang memang sedikit, namun apabila dibandingkan dengan sebelum dilakukantax planning kurang bayar di bulan april setelah tax planning tetap lebih kecil dibanding sebelumtax planning.
-250,000,000.00 -200,000,000.00 -150,000,000.00 -100,000,000.00 -50,000,000.00 0.00 50,000,000.00 100,000,000.00 150,000,000.00 200,000,000.00 250,000,000.00 300,000,000.00